Anda di halaman 1dari 6

LETAK GEOGRAFIS, LUAS WILAYAH, PULAU, DAN GARIS PANTAI, DAN DISTRIBUSI

PEMETAAN POTENSI SUMBER DAYA SULAWESI SELATAN

WAWASAN SOSIAL BUDAYA MARITIM

OLEH:

MUHAMMAD BRILYAN MALLIMUNGENG

A021201036

MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2020
A. LETAK GEOGRAFIS
Kondisi geografis Provinsi Sulawesi Selatan sangat dipengaruhi oleh kondisi wilayahnya,
Secara administratif dibagi dalam 24 (dua puluh empat) wilayah kabupaten/kota. Secara
geografis Provinsi Sulawesi Selatan berada pada 0º12´ - 8º LS dan 116º48´ - 122º36´ BT
dengan batas administrasi wilayah sebagai berikut :
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Provinsi Sulawesi Barat
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Flores
3. Sebelah Timur berbatasan dengan Teluk Bone dan Sulawesi Tenggara
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Selat Makassar

B. LUAS WILAYAH
Provinsi Sulawesi Selatan memiliki luas wilayah kurang lebih 46.717,48 km 2 dengan
Jumlah Penduduk Tahun 2012 kurang lebih 8.214.779 Jiwa dengan Kepadatan Penduduk
175,84 Jiwa/km2. Secara administratif dibagi dalam 24 (dua puluh empat) wilayah
kabupaten/kota. Wilayah yang terluas adalah Kabupaten Luwu Utara dengan luas wilayah
kurang lebih 7.502,68 km2 atau 16,48% dari total luas keseluruhan wilayah Provinsi Sulawesi
Selatan, sedangkan kabupaten/kota yang memiliki wilayah terkecil adalah Kota Parepare
dengan luas 99,33 km2 atau 0,22% dari total luas wilayah Provinsi Sulawesi Selatan.

C. PULAU DAN GARIS PANTAI


Provinsi Sulawesi Selatan adalah salah satu provinsi di indonesia yang secara
geografis merupakan daerah bebasis kelautan yang sangat besar. Provinsi Sulawesi Selatan
memiliki garis pantai sepanjang 1.937 Km dan luas perairan laut 266.877 Km2. Itu
dikarenakan, dari 24 kabupaten yang terdapat di Provinsi Sulawesi Selatan, 2/3 diantaranya
adalah kabupaten yang memiliki wilayah pesisir dan laut. Selain itu, Provinsi Sulawesi
Selatan memiliki 263 pulau-pulau kecil yang tersebar di beberapa kota dan kabupaten.
Diantaranya Makassar, Kabupaten Selayar, Kabupaten Bone, dan Kabupaten Pangkajene dan
Kepulauan (Pangkep).

D. DISTRIBUSI PEMETAAN POTENSI SUMBER DAYA SULAWESI SELATAN


Sulsel juga menyimpan banyak potensi sumber daya alamnya, seperti pertanian, perkebunan,
kelautan dan lainnya yang tercatat sebagai penyumbang terbesar bagi produksi nasional
bahkan dikenal dunia karena diekspor ke berbagai negara. Potensi kekayaan alam Sulawesi
Selatan tersebut membawa daerah ini menapaki tangga peradaban dunia. Dan calon investor
pun mengalir deras melirik potensi di Sulsel.
1. Kakao
Sulawesi Selatan populer dengan potensi kakao. Bahkan, produk kakao-nya mendapat
pengakuan dunia. Kakao Sulawesi Selatan menyumbang 60% produksi kakao nasional
yang membuat kakao Indonesia mendapat rangking ke-3 di dunia dengan penghasilan
produksi sekitar 720 ribu ton per tahun.
2. Rumput Laut
Rumput laut menjadi potensi unggulan Sulawesi Selatan. Dari produksi nasional, sekitar
33,33% produksi rumput laut dihasilkan dari daerah ini. Data Kementerian Kelautan dan
Perikanan (KKP) membenarkan, Sulawesi Selatan merupakan salah satu produsen rumput
laut terbesar di Indonesia. Bahkan produktifitas rumput laut di Sulawesi Selatan setiap
tahunnya bisa mencapai sekitar 1,5 juta ton senilai US$ 1,9 juta. Dengan luas lahan
sekitar 500 ha, diyakini Sulawesi Selatan dapat menyaingi produksi Pantai Gading.
3. Toraja Coffee
Kopi multi-dimensi jenis Arabika ini tumbuh di dataran tinggi Sulawesi Selatan. Bahkan,
jenis kopi ini masuk 10 terbaik di dunia. Manisnya pedesaan Tana Toraja dan catatan
buah diredam menciptakan rasa mendalam dengan kualitas yang pedas menyengat mirip
dengan kopi Sumatera. Toraja kopi diproses dengan menggunakan basah giling basah
metode, yang menghasilkan sekam bebas biji kopi hijau.
4. Lumbung Beras
Sejauh ini, Sulawesi Selatan mengalami surplus produksi beras sebesar 2,6 juta ton dari
total produksi gabah kering giling alias GKG sebesar 5,8 juta ton atau setara 3,6 juta ton
beras sepanjang tahun 2016 hingga 2017. Sulsel sebagai daerah lumbung pangan
berupaya memenuhi kebutuhan pasokan beras untuk sejumlah daerah di Indonesia.

E. DISTRIBUSI PEMETAAN POTENSI SUMBER DAYA SULAWESI SELATAN


1. Produk Perkebunan (Produk Agri)
Provinsi Sulawesi Selatan memiliki luas areal sekitar 690,283 Ha, dan 95 persen
membutuhkan (656,067 Ha) adalah perkebunan milik rakyat. Untuk menjadi milik
negara. Perkebunan ini sedang diupayakan untuk naik seperti kakao, kelapa, kopi,
cengkeh, sawit, lada, pala, jambu mete, tebu, dan tembakau.
Hasil produksi komoditas perkebunan di Sulawesi Selatan pada tahun 2017:
a. Kakao diproses sebanyak 276.000
b. Kelapa dipoduksi sebanyak 82.342 ton
c. Kopi yang dibutuhkan sebanyak 40.560 ton
d. Cengkeh dibeli sebanyak 17.650 ton
e. Diperoleh sebanyak 44.265 untuk.
Tak hanya itu, komoditas perkebunan ini juga memproduksi beberapa buah-buahan. Salah
satu di antaranyab adalah pepaya. Buah pepaya ini merupakan produk terbesar yang
dikeluarkan oleh Kabupaten Enrekang dengan jumlah produksi 15.592,50 ton pada tahun
2014.
Selain pepaya, produk buah-buahan terbesar kedua adalagh buah durian yang berasal dari
Kabupaten Luwu Utara. Buah durian ini bertambah sebanyak 15.662,20 ton pada tahun
2014 lalu.

2. Produk Kehutanan
Produk kehutanan yang dikeluarkan oleh Provinsi Sulawesi Selatan terbagi menjadi dua
bagian. Bagian kedua ini adalah hasil hutan kayu dan hasil hutan non kayu.

3. Produksi Hasil Hutan Kayu


Sulawesi Selatan terkenal dengan Kayu Eboni yang hanya ditemukan di kawasan
Sulawesi. Kayu ini menjadi salah satu kayu yang sering menjadi incaran pasar ekspor
internasional. Eboni ini memiliki beberapa Eboni ini memiliki beberapa Eboni berbeda.
Jangkauan ekspor kayu ini telah disebar ke berbagai negara, salah satunya adalah negara
Jepnag.
Kayu ini banyak diminati karena fungsinya sebagai bahan dasar furnitur berkelas tinggi.
Selain itu, di Jepang, kayu ini digunakan sebagai bahan dasar rumah tradisional Jepang
hingga pilar-pilar penyangga. Karena fungsinya yang sangat besar, kayu ini dipatok
dengan harga Rp. 30.000.000 / meter kubik di pasar ekspor internasional.
Selain Kayu Eboni, Provinsi Sulawesi Selatan juga memiliki dua komoditas kayu utama
yang ditawarkan di pasar ekspor internasional. Jenis kayu tersebut adalah Kayu Bulat dan
Kayu Olahan. Tercatan ada 9 kabupaten / kota yang memproduksi hasil hutan kayu ini.
Kayu-kayu ini juga merupakan potensi ekspor Provinsi Sulawesi Selatan yang bersaing
ketat di pasar ekspor internasional. Kabupaten Luwu Timur merupakan produsen kayu
bulat dengan jumlah 9,998,43 meter kubik. Sementara untuk kayu olahan, Kabupaten
Tana Toraja merupakan produsernya.

4. Produksi Hasil Hutan Non Kayu


Menurut penelitian provinsi pada tahun 2014, di Provinsi Sulawesi Selatan terdapat tiga
jenis produksi hutan non kayu. Produk ketiga adalah getah pinus, rotan, dan damar. Dari
produk unggulan tersebut, persaingan Getah Pinus adalah yang paling sering ditawarkan
ke pasar ekspor Internasional. Daerah penghasil Getah Pinus terbesar adalah Kabupaten
Tana Toraja. Komoditas ini dirilis ke berbagai negara, salah satunya adalah Negara Cina.
5. Produk Kelautan (Produk Perikanan)
Berdasarkan data Balai Besar Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil
Perikanan (KIPM) Makassar, volume ekspor produk perikanan Sulawesi Selatan pada
tahun 2018 meningkat sebesar 27,7 persen. Kepala Balai Besar KIPM Makassar, Sitti
Chadidjah mengatakan, dalam lima tahun terakhir terjadi peningkatan produksi perikanan
tangkap nasional sebesar 5,17 persen. Menurutnya, Peningkatan ini telah meningkatkan
nyata bagi kesejahteraan nelayan, khusus di Makassar, Sulawesi Selatan.
Sedangkan lima besar komoditi perikanan dengan volume ekspor terbanyak di 2018 yaitu
rumput laut, gurita, udang vanamei, tuna, dan tenggiri. Sementara di tahun 2017, volume
ekspor perikanan dibuang udang vanamei, kerapu, tenggiri, gurita, dan tuna.
6. Produk Industri / Manufaktur
Di Provinsi Sulawesi Selatan, industri pengolahan kakao dan rumput laut adalah industri
unggulan. Hal ini berdasarkan pertimbangan hasil analisis terhadap potensi dan potensi
ekonomi kawasan dan potensi pengembangan lima tahun kedepan serta keterkaitannya
dengan industri penunjang, industri terkait dan industri di provinsi lain. Dalam rangka
mengembangkan industri unggulan tersebut, disusun Peta Panduan Pengembangan
Industri Unggulan Provinsi tahun 2010 – 2014, yang memaparkan sasaran pengembangan
yang ingin dicapai, serta rencana pengembangan strategisnya.
7. Produk Pertambangan
Salah satu faktor yang mendorong peningkatan PDRB (Produk Domestik Regional Bruto)
provinsi Sulawesi Selatan adalah sektor pertambangan. Produksinya melengkapi emas,
mangan, besi, pasir besi, granit, timah hitam, batu nikel sebagai produk unggulannya.
Produksinya ada dikabupaten Luwu Timur dan Luwu Utara.
Sulawesi Selatan memiliki cadangan minyak bumi 1,005 miliar barel yang belum
tergarap. Cadangan tersebut berdasarkan data Dirjem Minyak dan Gas Bumi Kementerian
ESDM (Energi Sumber Daya Alam). Berdasarkan data tersebut, Indonesia memiliki
cadangan minyak sekitar 7,549 miliar barel. Tersebar disejumlah provinsi termasuk
Sulsel. Cadangan minyak juga ada di Sulawesi tengah mancapai 3,386 miliar barel dan
Jatim sebanyak 1,312 miliar barel. Potensi minyak belum tergarap sebelum dilakukan
eksplorasi dan penegboran dari tender yang sementara dilakukan.
http://sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/rpi2jm/DOCRPIJM_1480389457BAB
_6_Profil_wilayah_Edit.pdf

https://sulselprov.go.id/pages/profil_provinsi

https://kapalsulsel.wordpress.com/profil-koalisi-pemerhati-wilayah-pesisir-laut/

Anda mungkin juga menyukai