PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Provinsi Nusa Tenggara barat secara geografis terletak pada 115o 46 119o 5 Bujur
Timur dan 8o 10 9o 5 Lintang Selatan, dengan batas wilayahnya
- Sebelah Barat berbatasan dengan Selat Lombok/Provinsi Bali,
- Sebelah Timur dengan Selat Sape/ Provinsi Nusa Tenggara Timur,
- Sebelah Utara dengan Laut Jawa dan laut Flores dan
- Sebelah Selatan dengan Samudera Hindia.
Luas wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat mencapai 20.153,15 km2
Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat yang beribukota di Mataram terbagi dalam
8 kabupaten dan 2 kota, yaitu Kabupaten Bima, Kabupaten Dompu, Kabupaten
Lombok Barat, Kabupaten Lombok Tengah, Kabupaten Lombok Timur, Kabupaten
Lombok Utara, Kabupaten Sumbawa, Kabupaten Sumbawa Barat, Kota Bima dan
Kota Mataram. Kabupaten Sumbawa merupakan wilayah dengan luas terbesar
yaitu 6.643,98 Km2 (32,97%), sementara Kota Mataram merupakan wilayah
dengan luas terkecil yaitu 61,30 Km2 (0,30%).
Menurut data dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG),
temperatur maksimum pada tahun 2012 berkisar 29,9'C-34,2'C, dan temperatur
minimum berkisar 17,4'C-22,6'C. Temperatur tertinggi terjadi pada bulan Oktober
dan terendah pada bulan Juni.
Kelembaban di Provinsi NTB mempunyai kelembaban yang relatif tinggi, yaitu
antara 77-85 persen, dengan kecepatan angin rata-rata mencapai kisaran 4-7
Knots dan kecepatan angin maksimum mencapai 26 Knots.
Jumlah hari hujan terendah yaitu 0 hari pada bulan Agustus dan September dan
yang terbanyak adalah pada bulan Desember dengan jumlah 27 hari.
B. Rumusan Masalah
1
1. Potensi apa saja yang dapat dikembangkan di Provinsi Nusa Tenggara Barat?
2. Bagaimana peran pemerintah daerah setempat dalam mengoptimalkan
potensi wilayah di Provinsi Nusa Tenggara Barat?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui potensi apa saja yang sebenarnya terdapat di Provinsi
Nusa Tenggara Barat.
2. Agar Pemerintah Daerah dapat berperan aktif dalam mengembangkan
potensi wilayah yang ada di Provinsi Nusa Tenggara Barat untu menambah
sumber pendapatan Daerah tersebut.
BAB II
ISI
A. Potensi Wilayah
Provinsi Nusa Tenggara Barat memiliki potensi wilayah yang sangat menjanjikan
dilihat dari letak geografis, kenampakan alam, maupun sumber daya alam yang
tekandung di dalamnya. Berikut merupakan sektor-sektor potensi wilayah Provinsi
Nusa Tenggara Barat :
a) Sektor Ekonomi
Struktur ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat pada tahun 2012 didominasi
sektor Pertanian (24,32%), Pengolahan (5,01%) dan Perdagangan (16,22%).
Pada sektor pertanian kontribusi sub sektor pertanian Jagung menjadi yang
terbesar.
Komoditi unggulan Provinsi Nusa Tenggara Barat yaitu sektor pertanian,
Perkebunan, perikanan dan jasa. Sektor pertanian komoditi unggulannya adalah
jagung, kedelai, nanas, pisang, ubi jalar, ubi kayu, dan kentang, sub sektor
tanaman perkebunan dengan komoditi Kakao, Kopi, Kelapa,aren, cengkeh, jambu
Mete, jarak, kapuk, kemiri, lada, pinang, tembakau, dan Vanili. Sub sektor
perikanan komoditi yang diunggulkan berupa perikanan Tangkap, Budidaya Jaring
apung, Budidaya Keramba, Budidaya Kolam, Budidaya Laut, Budidaya Sawah dan
Budidaya Tambak. Sub sektor peternakan komoditinya adalah sapi, babi, domba,
kambing, kerbau, dan kuda, dan sub sektor jasa yaitu wisata alam dan budaya.
Sebagai penunjang kegiatan perekonomian, di provinsi ini tersedia 4 bandar
udara, yaitu Bandara Lombok Praya, Bandara Lunyuk, Bandara Kaharuddin, dan
Bandara Sultan Muhammad Salahuddin. Di Provinsi ini juga terdapat dua jalan,
Yaitu jalan Negara dan jalan Provinsi. Panjang Jalan Provinsi adalah 1.772,27 km,
sedangkan panjang jalan negara adalah 632,17 km. Untuk transportasi laut
tersedia 15 pelabuhan, antara lain Pelabuhan Benete, Pelabuhan Bima,
Pelabuhan Calabai, Pelabuhan Carik, Pelabuhan KempoKempo, Pelabuhan
Labuhan Alas, Pelabuhan Labuhan Haji, Pelabuhan Labuhan Ialar, Pelabuhan
Labuhan Lombok, Pelabuhan Lembar, Pelabuhan Pemenang/Tanjung, Pelabuhan
3
Sape, Pelabuhan Tanjung Luar, Pelabuhan Tawun, dan PT Pelabuhan Indonesia III
(Persero).
b) Sektor Pertanian dan Peternakan
Potensi areal pertanian yang dapat diusahakan dan dikembangkan dalam rangka
menunjang ketahanan pangan dan pengembangan sektor agribisnis adalah
1.106.599 ha, dan baru dimanfaatkan untuk kegiatan pertanian mencapai 49.893
ha, terdiri dari lahan irigasi 146.916 ha, non irigasi 35.339 ha, lahan tadah hujan
28.553 ha, dan lahan kering 287.085 ha. Sebagai komoditas utama, pasti
diusahakan dan dikembangkan hampir di seluruh wilayah kabupaten/kota, dan
potensi pengembangan dalam dua kah musim tanam mencapai 396.941 ha, yaitu
musim hujan 214.910 ha dan musim kemarau 182,031 ha. Produksi padi pada
tahun 2004 mencapai 1.466.757 ton, pada 2005 turun lebih rendah yaitu
1.367.869 ton, angka produksi padi/gabah, maka produksi beras mencapai
1.259.889 ton, sementara kebutuhan konsumen penduduk NTB tahun 2005
mencapai 530.788 ton, sehingga terdapat kelebihan stock sebanyak 284.556 ton
yang menjadi stock pangan nasional.
Komoditas tanaman pangan dan hortikultura yang banyak dikembangkan dan
menguntungkan untuk diusahakan oleh masyarakat petani antara lain adalah:
kedelai, kacang tanah, jagung kacang hijau, cabe, bawang merah, mangga,
pisang dan nanas. Di samping sembilan jenis komoditas unggulan daerah,
komoditas hortikultura lain yang dapat dikembangkan adalah kentang, wortel, apel,
dan anggur.
Luas hutan berdasarkan data dinas kehutanan Provinsi NTB tahun 2006 seluas
1.098.744,08 ha, Produksi hasil hutan menurut: jenis kayu yaitu jati, rimba, dan
dua bunga. Sedangkan hasil hutan non kayu yaitu kayu bakar, rotan, air madu,
asam, bambu, kayu bulat, kayu gergajian, dan akar lontoh.
c) Sektor Perairan
Semua biofisik, Provinsi NTB mempunyai potensi sumber daya pesisir dan laut
yang cukup tinggi, dengan luas perairan lautnya sekitar 29.159,04 km2, panjang
pantai 2.333 km2 dan perairan karang sekitar 3.601 km2. Potensi lestari perikanan
sekitar 102.804 ton/tahun, yang terdiri dari perairan pantai sebesar 67.906
ton/tahun, perairan lepas pantai sekitar 61.957 ton/tahun dan Zona Ekonomi
Eksklusif (ZEE) sekitar 298.576 ton/tahun. Provinsi NTB membagi wilayahnya
menjadi 3 (tiga) wilayah pengembangan perikanan, yaitu:
1. Pulau Lombok, dengan prioritas pada pengembangan budidaya laut dan
perikanan air tawar, budidaya air payau (tambak), penangkapan perairan umum;
2. Pulau Sumbawa Bagian Barat prioritas pada pengembangan budidaya air
payau (tambak), budidaya laut, penangkapan, perairan umum dan budidaya air
tawar;
3. Pulau Sumbawa Bagian Timur dengan prioritas pada pengembangan
penangkapan, budidaya air (tambak), budidaya laut, perairan umum, dan budidaya
air tawar.
Lahan untuk pengembangan budidaya perikanan laut dan payau seluas 42.595
ha, dan baru dimanfaatkan seluas 6.528 ha (15%). Pengembangan perikanan
budidaya laut, payau, maupun air tawar menjadi perhatian utama untuk
dikembangkan seperti budidaya tambak udang, rumput laut, kerang, mutiara,
abalone, lobster, kerapu dan budidaya ikan karang lainnya yang mempunyai nilai
ekonomis tinggi. jumlah produksi penangkapan ikan di wilayah perairan taut NTB
pada tahun 2004 tercatat 79.449,7 ton, pada tahun 2005 sebesar 81.610,2 ton.
Jenis rumput laut yang sudah dikenal dan dikembangkan oleh masyarakat adalah
jenis sango sango (Gracilaria), Geranggang (Encheuma spinosum) dan Kottorni
(Eucheuma cottomi), yang diperkirakan mencapai 5.910 ha dengan potensi
produksi diperkirakan mencapai 591.000 ton per tahun, menyebar pada masing
masing kabupaten, sedangkan jenis mutiara yang dihasilkan. adalah mutiara bulat
(round pearl) dan mutiara setengah bulat (balf pearl).
Provinsi Nusa Tenggara Barat berada di dua lempeng besar yakni Hindia Australia
dan Eurasia yang saling berinteraksi dan berbentuk, menjadikan wilayah NTB
kaya dengan sumber daya mineral dan energi. Terdapat enam jenis bahan galian
mineral logam, dan yang telah memperoleh izin baik segi eksplorasi maupun
eksploitasi adalah lima jenis bahan galian yaitu emas, perak, tembaga, pasir best,
dan timbal atau timah hitam, sedangkan belerang jumlahnya belum ekonomis
untuk diproduksi.
Provinsi Nusa Tenggara Barat memiliki potensi besar sebagai penghasil mutiara
kualitas sangat baik (South Sea Pearl). South Sea Pearl Indonesia sangat
digemari di pasar dunia, dan biasanya dijual dalam bentuk loose dan jewelry.
Selain kerang jenis Pinctada maxima, kerang mutiara lainnya yang dapat
dibudidayakan di Indonesia adalah Pinctada margaritifera, Pinctada fucata,
Pinctada lentiginosa dan Pteria penguin
e) Sektor Pariwisata
Bali kedua, inilah sebutan yang sering dilontarkan pelancong asing yang pernah
menikmati keindahan Pulau Lombok di Nusa Tenggara Barat (NTB) dengan pantai
dan objek wisat Indonesia lainnya. Bahkan sebagian mereka selalu
membandingkan bahwa Lombok jauh lebih indah, eksotik, dan spot spot
pengambilan gambar yang menakjubkan yang tersebar di seluruh pulau
lombok.Wisata di Pulau Lombok yang berupa pantai antara lain: Pantai Senggigi,
Gili Trawangan, Gili Air, Gili Meno dan Tanjung Aan, Pantai Kuta, Pantai Surga,
dan Pantai Cemara
Di Provinsi Nusa Tenggara Barat sebenarnya tidak hanya 3 gili (pulau kecil) ini
saja yang terdapat di Pulau Lombok, masih banyak gili-gili lain yang mengitari
Pulau Lombok, namun memang 3 Gili inilah yang namanya meroket hingga
mancanegara. 3 Gili ini hampir tiap harinya tidak pernah sepi wisatawan, baik
mancanegara, maupun domestik. 3 Gili ini terkenal dengan sebutan 3NP, no
pollution, no police, no policy. Di Gili ini kendaraan bermotor dilarang masuk demi
menjaga kelestarian udara di sekitar pulau agar tetap fresh.Kendaraan yang
tersedia antara lain seperti sepeda, cidomo (kereta kuda).
Provinsi Nusa Tenggara Barat juga memiliki wisata Pantai Kuta. Pantai dengan
pasir berwarna putih ini terletak sebuah desa bernama Desa Kuta. Desa Kuta
mulai menjadi tempat tujuan wisata yang menarik di Indonesia sejak didirikannya
banyak hotel-hotel baru. Selain keindahan alam yang dapat dinikmati di desa ini,
satu kali dalam setahun diadakan upacara Sasak di desa ini. Ini adalah upacara
Bau Nyale. Dalam upacara ini para pelaut mencari cacing Nyale di laut. Menurut
legenda, dahulunya ada seorang putri, bernama Putri Mandalika, yang sangat
cantik, banyak pangeran dan pemuda yang ingin menikah dengannya. Karena ia
tidak dapat mengambil keputusan, maka ia terjun ke air laut Ia berjanji sebelumnya
bahwa ia akan datang kembali satu kali dalam setahun. Rambutnya yang panjang
kemudian menjadi cacing Nyale tersebut. Pantai Kuta sepertinya akan menjadi
icon baru bagi perpariwisataan Pulau Lombok. Bisa dikatakan demikian karena
f) Sektor Pertambangan
10
BAB III
PENUTUP
11
A. Kesimpulan
1. Provinsi Nusa Tenggara Barat memiliki potensi wilayah yang menjanjikan dan
dapat dikembangkan secara maksimal guna menambah sumber pendapatan
daerah serta dapat membuat Provinsi Nusa Tenggara Barat menjadi tujuan
kunjungan para wisatawan maupun Investor untuk menanamkan modal.
2. Sektor-sektor potensi wilayah yang ada di Provinsi Nusa Tenggara Barat,
antara lain : sektor ekonomi, perairan, pertanian dan peternakan,
pertambangan, kuliner, dan pariwisata.
B. Saran
1. Pemerintah daerah dapat berperan aktif mengembangkan Provinsi Nusa
Tenggara Barat dengan cara menyebarkan informasi potensi-potensi unggulan
daerah tersebut untuk menarik para wisatawan dan investor.
2. Masyarakat daerah NTB juga perlu ikut aktif dalam menunjang potensi wilayah
yang ada di daerahnya.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.indonesia.go.id/in/pemerintah-daerah/provinsi-nusa-tenggara-barat/sumber-dayaalam
http://regionalinvestment.bkpm.go.id/newsipid/area.php?ia=52
12
http://forum.kompas.com/travel/153708-pulau-seribu-masjid-dengan-sejuta-pesona.html
http://www.ntbprov.go.id/baca.php?berita=374
http://finance.detik.com/read/2013/03/07/111824/2188289/4/tambah-cadangan-newmonteksplorasi-4-blok-tambang-di-ntb diakses tanggal 26 April 2013
http://tambangemasrakyatsumbawa.wordpress.com/
http://www.originalmutiara.com/news/11/Lombok-Penghasil-Mutiara-Terbesar-di-Indonesia
http://indonesiansouthseapearls.blogspot.com/2010/05/budidaya-mutiara-di-ntb_22.html
13