I. Keadaan Umum
1.1. Geografis daerah (letak, luas, Kab/kota dan Kecamatan)
1.2. Penduduk berdasarkan kelamin, usia dan pendidikan
1.3. Upah Minimum Provinsi
1.4. Rencana Tata Ruang Wilayah Zonasi Perikanan
II. Kondisi Perikanan
2.1. Kelautan
1. Potensi kelautan (misalkan Garam, pariwisata lainnya)
2. Produksi (tabel Series)
3. Jumlah Pelaku usaha
2.2. Perikanan Tangkap
1. Potensi Perikanan Tangkap
2. Produsi (jenis Ikan, volume) tabel series 5 tahun terakir
3. Jumlah Nelayan
2.3. Perikanan Budidaya
1. Potensi Perikanan Budidaya
2. Produsi (jenis Ikan, volume) tabel series 5 tahun terakir
3. Jumlah Pembudidaya
2.4. Pengolahan dan Pemasaran
1. Potensi Pengolahan dan Pemasaran Ikan
2. Produsi (jenis Ikan, volume) tabel series 5 tahun terakir
3. Jumlah UPI dan Pengolah Pemasar
III. Sarana dan Prasarana
IV. Potensi Usaha dan Investasi
V. Peluang Investasi yang di Tawarkan
1.3. Penduduk
Tahun2017 hasil proyeksi penduduk sebanyak 5,32 juta jiwa
yang terdiri dari 2,65 juta laki-laki dan 2,67 juta perempuan dengan
rasio jenis kelamin 99,17. Dibandingkan tahun lalu telah terjadi
pertambahan penduduk sekitar 61,96 ribu orang atau 1,18 persen.
Tingkat kepadatan penduduk Sumatera Barat tahun 2017, rata-rata
126 orang per km2. Kepadatan penduduk tertinggi di Kota Bukittinggi
mencapai 5.024 orang per km2, sedangkan yang paling rendah
terdapat di Kabupaten Kepulauan Mentawai yaitu sekitar 15 orang per
km2. Struktur umur penduduk Sumatera Barat masuk kategori
kelompok umur penduduk “muda” yang mana persentase penduduk
Buku Profil Peluang Usaha dan Investasi Provinsi Sumatera Barat
4
usia mudanya (di bawah 15 tahun) tergolong tinggi yaitu 29,86 persen
sedangkan komposisi penduduk usia tua (65 tahun ke atas) hanya 5,67
persen. Jumlah rumahtangga di Sumatera Barat tahun 2017 telah
mencapai 1,26 juta rumahtangga, sedikit meningkat dari tahun
2016yaitu sebesar 1,25 juta rumahtangga. Rata-rata jumlah anggota
rumahtangga tahun 2017 sebanyak 4orang perumahtangga.dengan
rincian seperti berikut :
Sumber : Sumatera Barat Dalam Angka Tahun 2018, BPS Provinsi Sumatera Barat
Sumber : Sumatera Barat Dalam Angka tahun 2018, BPS Provinsi Sumatera Barat
Sumber : Sumatera Barat Dalam Angka tahun 2018, BPS Provinsi Sumatera Barat
Sumber : Sumatera Barat Dalam Angka tahun 2018, BPS Provinsi Sumatera Barat
2. Zona Pelabuhan
Pelabuhan adalah tempat yang terdiri atas daratan dan/atau
perairan dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan
pemerintahan dan kegiatan pengusahaan yang dipergunakan
sebagai tempat kapal bersandar, naik turun penumpang,
dan/atau bongkar muat barang, berupa terminal dan tempat
berlabuh kapal yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan
dan keamanan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan
serta sebagai tempat perpindahan intra dan antar moda
transportasi. Hierarki Pelabuhan Nasional terdiri atas
Pelabuhan Utama, Pengumpul dan Pelabuhan Pengumpan.
Pelabuhan Utama adalah pelabuhan yang fungsi pokoknya
melayani kegiatan angkutan laut dalam negeri dan
internasional, alih muat angkutan laut dalam negeri dan
internasional dalam jumlah besar, dan sebagai tempat asal
tujuan penumpang dan/atau barang, serta angkutan
penyeberangan dengan jangkauan pelayanan antar provinsi.
Buku Profil Peluang Usaha dan Investasi Provinsi Sumatera Barat
12
Pelabuhan Pengumpul adalah pelabuhan yang fungsi
pokoknya melayani kegiatan angkutan laut dalam negeri, alih
muat angkutan laut dalam negeri dalam jumlah menengah,
dan sebagai tempat asal tujuan penumpang dan/atau barang,
serta angkutan penyeberangan dengan jangkauan pelayanan
antar provinsi. Pelabuhan Pengumpan adalah pelabuhan yang
fungsi pokoknya melayani kegiatan angkutan laut dalam
negeri, alih muat angkutan laut dalam negeri dalam jumlah
terbatas, merupakan pengumpan bagi pelabuhan utama dan
pelabuhan pengumpul, dan sebagai tempat asal tujuan
penumpang dan/atau barang, serta angkutan penyeberangan
dengan jangkauan pelayanan dalam provinsi. Sedangkan
Daerah Lingkungan Kerja adalah wilayah perairan dan
daratan pada pelabuhan yang digunakan secara langsung
untuk kegiatan pelabuhan. Daerah Lingkungan Kepentingan
adalah perairan di sekeliling Daerah Lingkungan Kerja
perairan pelabuhan yang dipergunakan untuk menjamin
keselamatan pelayaran. Daerah Lingkungan Kerja yang
selanjutnya disingkat DLKr adalah wilayah perairan dan
daratan pada pelabuhan yang digunakan secara langsung
untuk kegiatan pelabuhan.Daerah Lingkungan Kepentingan
yang selanjutnya disingkat DLKp adalah perairan di sekeliling
Daerah Lingkungan Ker ja perairan pelabuhan yang
dipergunaka untuk menjamin keselamatan pelayaran
Pelabuhan Perikanan adalah tempat yang terdiri dari daratan
dan peraira disekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai
tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan sistem bisnis
perikanan yang dipergunakan sebagai tempat kapal perikanan
bersandar, berlabuh dan/atau bongkar muat ikan yang
dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan
kegiatan penunjang perikanan Wilayah Kerja yang selanjutnya
disingkat WK adalah tempat yang terdiri atas bagian daratan
Buku Profil Peluang Usaha dan Investasi Provinsi Sumatera Barat
13
dan perairan yang dipergunakan secara langsung untuk
kegiatan kepelabuhanan perikanan. Wilayah Operasi
Pelabuhan Perikanan yang selanjutnya disingkat WOPP
adalah tempat yang terdiri atas bagian daratan dan perairan
ya n g b e r p e n g a r u h l a n g s u n g t e r h a d a p o p e r a s i o n a l
kepelabuhanan perikanan.
Arahan pengembangan zona pelabuhan di Propinsi
Sumatera Barat adalah: Sub zona Daerah Lingkungan Kerja
(DLKr) dan Daerah Lingkungan Kepentingan (DLKp)
meliputi:
Kabupaten Pesisir Selatan terdiri dari Pelabuhan M u
r
a
Haji, Pelabuhan Panasahan, Pelabuhan Carocok
Painan,dan Pelabuhan Surantih. Kota Padang meliputi
DLKr/DLKp Teluk Bayur, Pelabuhan Muara dan
Pelabuhan Bungus.
Kota Pariaman meliputi Pelabuhan Muaro.
Kabupaten Padang Pariaman meliputi Pelabuhan
Pengumpan Tiram, Pelabuhan Marina Batang Anai dan
Pelabuhan Pelatihan BP2IP Tiram.
Kabupaten Agam adalah Pelabuhan Tiku.
Kabupaten Pasaman Barat meliputi Pelabuhan Teluk
Tapang, Pelabuhan Air Bangis dan Pelabuhan Sasak.
Kabupaten Kepulauan Mentawai meliputi Pelabuhan
Pelabuhan Tua Pejat, Pelabuhan Sioban, Pelabuhan
Pasapuat, Pelabuhan Sikakap, Pelabuhan Mabukuk,
Pelabuhan Muara Siberut/Pokai, Pelabuhan Sikabaluan/
Simailepet, Pelabuhan Sinakak, Pelabuhan Muara Saibi,
Pelabuhan Labuhan Bajau, Pelabuhan Subelen, Pelabuhan
Pagai Selatan, Pelabuhan Penyeberangan Tuapejat,
Pe l a b u h a n Pe n ye b e r a n g a n S i k a k a p, Pe l a b u h a n
Pe n y e b e r a n g a n S i b e r u t / M a i l e p p e t , Pe l a b u h a n
Penyeberangan Sikabaluan, Pelabuhan Penyeberangan
Buku Profil Peluang Usaha dan Investasi Provinsi Sumatera Barat
14
Mabukuk, dan Pelabuhan Penyeberangan Sagitci. Sub zona
Wilayah Kerja dan Wilayah Pengoperasian Pelabuhan
Perikanan (WKOPP) meliputi: Kabupaten Pesisir Selatan
terdiri dari Pelabuhan Perikanan Carocok Tarusan,
Pelabuhan Perikanan Surantih, Pelabuhan Perikanan Pasar
Kambang, Pelabuhan Perikanan Muaro Jambu, Pelabuhan
Perikanan Muaro Batang Langkitan, Pelabuhan Perikanan
Muaro Gadang, Pelabuhan Perikanan Api-Api, Pelabuhan
Perikanan Batu Kalang dan Pelabuhan Muara Batang
kapas. Kota Padang terdiri dari WKOPP PPSBungus,
Pelabuhan Perikanan Muaro Anai, Pelabuhan Perikanan
Batuang, Pelabuhan Perikanan Gaung, Pelabuhan
Perikanan Muaro dan Pelabuhan Perikanan Pasie Nan
Tigo. Kota Pariaman meliputi Pelabuhan Perikanan Karan
Aur, Pelabuhan Perikanan Sunur, Pelabuhan Perikanan
Muaro Pariaman dan Pelabuhan Perikanan Nareh.
D. Alur Laut
Alur laut merupakan perairan yang dimanfaatkan, antara lain
untuk : alurpelayaran, pipa/kabel bawah laut, dan alur migrasi
biota laut. Alur laut di ProvinsiSumatera Barat dialokasikan dan
dimanfaatkan untuk alur laut Internasional, Nasional, dan
Regional. Alur Pelayaran adalah perairan yg dari segi
kedalaman, lebar dan bebas hambatan pelayaran lainnya
dianggap aman dan selamat untuk dilayari kapal angkutan laut.
Arah pengembangan alur pelayaran internasional di Kabupaten
Pesisir Selatan meliputi perairan Kabupaten Pesisir Selatan,
Kota Padang meliputi perairan Kota Padang dan Kabupaten
Pasaman Barat meliputi perairan Kabupaten Pasaman Barat
Alur pelayaran nasional terdiri dari Kabupaten Pesisir Selatan
meliputi perairan Kabupaten Pesisir Selatan, Kota Padang
meliputi perairan Kota Padang dan Kabupaten Pasaman Barat
meliputi perairan Kabupaten Pasaman Barat. Alur pelayaran
Buku Profil Peluang Usaha dan Investasi Provinsi Sumatera Barat
20
regional terdiri dari Kabupaten Pesisir Selatan meliputi perairan
Kabupaten Pesisir Selatan, Kota Padang meliputi perairan Kota
Padang, Kabupaten Pasaman Barat meliputi perairan
Kabupaten Pasaman Barat dan Kabupaten Kepulauan
Mentawai meliputi perairan Kabupaten Kepulauan Mentawai.
Alur pelayaran local terdiri dari Kabupaten Pesisir Selatan
meliputi perairan Kabupaten Pesisir Selatan, Kota Padang
meliputi perairan Kota Padang, Kota Pariaman meliputi
perairan Kota Pariaman, Kabupaten Padang Pariaman meliputi
perairan Kabupaten Padang Pariaman, Kabupaten Agam
meliputi perairan Kabupaten Agam, Kabupaten Pasaman Barat
meliputi perairan Kabupaten Pasaman Barat dan Kabupaten
Kepulauan Mentawai meliputi perairan Kabupaten Kepulauan
Mentawai.
c) Padang Lamun
Lamun (seagrass) adalah tumbuhan berbunga, berbuah,
berdaun danberakar sejati yang telah menyesuaikan diri hidup
terbenam di dalam lautdangkal. Lamun tumbuh pada dasar
perairan laut yang berlumpur, berpasir danberbatu. Hamparan
t u m b u h a n l a mu n b i a s a n ya d i t e mu i d i t e p i p a n t a i ,
membentuksebuah ekosistem tersendiri yang disebut padang
lamun. Umumnya ekosistempadang lamun terletak diantara
ekosistem mangrove dan ekosistem terumbukarang. Manfaat
ekosistem padang lamun antara lain adalah sebagai
tempatmencari makan, hidup dan memijah bagi berbagai jenis
biota bentik dan ikan,dan juga merupakan daerah yang kaya
bahan organik yang berasal dari serasahdaun lamun. Secara
ekologis, ekosistem lamun berfungsi sebagai penyaringsampah
daratan dan meredam energi gelombang sehingga bisa
mengurangitingkat erosi pantai.Berdasarkan data dari Dinas
Kelautan dan Perikanan Provinsi SumateraBarat (2015)
menunjukan bahwa luas padang lamun yang ada di perairan
Buku Profil Peluang Usaha dan Investasi Provinsi Sumatera Barat
25
lautProvinsi Sumatera Barat adalah sekitar 532 ha, dan yang
terluas terdapat diKabupaten Kepulauan Mentawai yaitu
sekitar 500 ha. Sedangkan yang terkecilterdapat di Kabupaten
Pesisir Selatan yaitu 2 ha.
a) Pariwisata
Wilayah pesisir Sumatera Barat merupakan kawasan untuk
kawasan pariwisata bahari, mempunyai berbagai lokasi
wisata yang memiliki daya tarik terutama sebagai lokasi
olah raga laut, misalnya memancing, menyelam, dayung,
selancar, ski air serta wisata lainnya. Dengan kondisi
wilayah yang sangat beragam dan topografi yang berbeda
Buku Profil Peluang Usaha dan Investasi Provinsi Sumatera Barat
26
tersebut menyebabkan wilayah pesisir Sumatera Barat
mempunyai lokasi yang beraneka ragam, kondisi teluk yang
relative terlindungi dengan daratan yang realif sempit, pulau
pulau kecil diperairan Samudera Hindia, perairan yang
tenang dikwasan teluk dalam serta kawasan berbukit dan
bergunung diwilayah bagian barat seperti dikawasan terpadu
mandeh, dan lain-lain.
Selain itu posisi pulau terluar Sumatera Barat berhadapan
langsung dengan Samudera Hindia sehingga perairan
Mentawai dikenal sebagai tempat paling menantang untuk
pecinta olah raga selancar air atau surfing. Potensi pantai
terkenal untuk olahraga selancar ini menjadi incaran
wisatawan mancanegara. Hampir 95% wisatawan yang
datang ke Mentawai adalah wisatawan mancanegara dengan
tujuan selancar dengan lama tinggal per kunjungan antara
10-15 hari. Wisatawan mancanegara sebagian besar berasal
dari Australia, Amerika Serikat, Brazil, New Zealand dan
Perancis. Wisatawan yang berkunjung ke Mentawai
umumnyaberasal dari kelas menengah ke atas daya tariknya
adalah ketinggian gelombang diatas 1,5 meer merupakan
gelombang yang idel untuk kegiatan selancar, rata-rata
ketinggian gelombang diperairan mentawai 3-4 meter, kedua
terbesar setelah perairan Hawai, dua titik selancar terbaik
didunia yaitu spot lanches right di katiet pulau sipora dan
macaroniies di silabu Pulau Pagai Utara , beberapa nama
ombaknya diantaranya E-bay, Nipusi, KFC, Bugerworld, pit
spot hill, bang-bang, karambak, ombak tidur, ombak tikus,
muko, ombak ular, pukarayak dan intang, rata-rata musim
selancarnya mencapai 8 bulan dalam setahun.
a) Telekomunikasi
Gambaran fasilitas telekomunikasi di pedesaan dan perkotaan di
Sumatera Barat
Fasilitas internet sebanyak 311
Ketersediaan Base Transceiver Station (BTS) sebanyak 629
Telepon Tetap Kabel 2,85 %
Telepon selular 89,94%
b) Jalan
Fasilitas jalan yang terdapat di Sumatera Barat:
Country Road : 1.212.89 m k
Provincial Road : 1,153.94 m k
District Road : 13,840 km
Telah diresmikannya Proyek jalan tol tahun 2018 di Sumatera Barat oleh
Presiden RI dengan total panjang 244 kilometer itu memiliki lima seksi.
Seksi pertama yakni Padang-Sicincin dengan panjang 28 kilometer.
Seksi kedua yakni Sicincin-Payakumbuh dengan panjang
78 kilometer.
Seksi ketiga yakni Payakumbuh-Pangkalan dengan panjang
45 kilometer.
Seksi keempat yakni Pangkalan-Bangkinang dengan panjang
56 kilometer
seksi kelima yakni Bangkinang-Pekanbaru dengan panjang
37 kilometer.
Buku Profil Peluang Usaha dan Investasi Provinsi Sumatera Barat
44
a) Pelabuhan
Prasarana Perikanan
Provinsi Sumatera Barat telah cukup banyak mempunyai prasana
perikanan dalam hal ini pelabuhan perikanan, yaitu 1 (satu) buah
Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS), 2 (dua) buah Pelabuhan
Perikanan Pantai (PPP), dan 12 (dua belas) buah Pangkalan Pendaratan
Ikan (PPI).
Di Kota Padang prasarana perikanan (pelabuhan perikanan) yang ada
adalah:
PPS Bungus
PPI Batang Anai,
TPI Batang Arau,
TPI Kampung Batu,
TPI Gaung
TPI Mini Ulak Karang
TPI Mini Teluk Kabung
TPI Mini Batung.
Di Kabupaten Pesisir Selatan adalah:
PPP Carocok Tarusan
PPI Carocok Painan
PPI Panasahan Carocok Painan
PPI Panasahan Carocok Painan
PPI Surantih
TPI Muaro Gadang
TPI Muaro Jambu
TPI Api-api.
Di Kabupaten Padang Pariaman adalah :
PPI Pasir Baru
TPI Batang Gasan
TPI Ulakan Tapakis TPI Batang Anai Ketaping
Pelabuhan Laut
Disamping pelabuhan perikanan, Provinsi Sumatera Barat memiliki
Pelabuhan Laut Umum yang berfungsi untuk angkutan penumpang dan
bongkar muat barang, dan Pelabuhan Laut Khusus yang berfungsi untuk
kebutuhan khusus, seperti dalam pengangkutan barang-barang tambang.
Pelabuhan laut umum yang ada di Sumatera Barat diantaranya terdapat di:
1. Kota Padang :
a) Pelabuhan Teluk Bayur, yang terletak di Kecamatan Bungus
TelukKabung. Pelabuhan ini memiliki luas perairan sekitar 6.470
Ha, 434 Ha daratan, dan 30,89 Ha kolam pelabuhan dengan
kedalaman antara 9 – 11 meter. Pelabuhan ini melayani kapal dari
dalam dan luar negeri. Disamping melayani kapal-kapal
penumpang dan kargo (barang), Pelabuhan Teluk Bayur juga
melayani bongkar muat dari kapal-kapal pengangkut barang
tambang seperti Semen dan Batu Bara. Pelabuhan ini dikelola oleh
PT Pelindo II
Buku Profil Peluang Usaha dan Investasi Provinsi Sumatera Barat
46
b. Pelabuhan Bungus, yang terletak di Kecamatan Bungus Teluk
Kabung. Pelabuhan ini melayani kapal yang mengangkut
penumpang dan barang dari Kota Padang ke Kabupaten Kepulauan
Mentawai seperti Tua Pejat, Sikakap dan Siberut dan Sikabaluan
maupun sebaliknya. Pelabuhan ini dikelola PT. Angkutan Sungai,
Danau dan Penyeberangan (ASDP) Indonesia Persero.
c) Pelabuhan Muara Padang, yang terletak di Kecamatan Padang Barat.
Pelabuhan ini melayani kapal yang mengangkut penumpang
dabarang dari Kota Padang ke Kabupaten KepulauanMentawai,
dan juga kabupaten provinsi tetangga lainnya.
No Fasilitas Kuantitas
1 Kolam Pelabuhan 30,89 Ha
2 Area Darat 544 Ha
3 Dermaga 1.565 m
4 Gudang Penumpukan 18.401 m²
5 Fasilitas Batu Bara 10,77 Ha
6 Fasilitas Semen 11 unit[Catatan 1]
7 Fasilitas Pupuk 9.500 ton
8 Fasilitas Minyak Sawit 15 unit[Catatan 2]
9 Area Terminal Penumpang[Catatan 3] 1.608 m²
1) BEA CUKAI
Alamat Jl. Setia Budi No. 1 Kota Padang, Sumatera Barat, 27251
Sarana transportasi Taxi dari BIM Sarana transportasi Travel dari BIM
Dalam dan luar Kota dalam dan luar kota
4.1. KELAUTAN
1. Pariwisata
I. Latar Belakang
a. Mengapa diperlukan investasi untuk usaha tersebut
Provinsi Sumatera Barat yang Secara administratif terbagi
atas 12 (dua belas) kabupaten dan 7 (tujuh) kota mempunyai
beragam bentuk bentang alam, mulai dari bentang alam pesisir
pantai, dataran rendah, perbukitan, hingga dataran tinggi
pegunungan. Lebih dari setengah luas lahan merupakan dataran
tinggi pegunungan Bukit Barisan yang membelah Provinsi
dalam arah utara-selatan. Disisi lain walaupun lahan budidaya
di Sumatera Barat terbatas namun pertambahan penduduk
dalam beberapa periode sensus menunjukkan peningkatan
dengan laju pertumbuhan yang berfluktuasi. Jika pada tahun
1971 berjumlah 2.793.196 jiwa maka pada tahun 2018
mendekati dua kalilipat lebih yaitu 5.321.489juta jiwa.
Mengingat terdapat keterbatas lahan, Sumatera Barat
membutuhkan strategi pembangunan yang tidak hanya
bersandar pada pengembangan sumber daya alam yang
eksploitatif tetapi harus dapat mencari strategi lain dalam
memanfaatkan keterbatasan tersebut.
Salah satu strategi yang dilakukan adalah memanfaatkan
kondisi bentang alam yang ada. Dengan kondisi bentang alam
yang beragam Sumatera Barat memiliki potensi dalam
pengembangan pariwisata. Tidak heran bahwa salah satu
strategi pembangunan yang dilakukan oleh Provinsi Sumatera
Barat adalah mengembangkan berbagai macam objek wisata di
seluruh bagian wilayah dan mengadakan kegiatan-kegiatan
tertentu untuk memperkenalkan Sumatera Barat ke dunia, yang
salah satu tujuannya adalah memperkenalkan keelokan seluruh
wilayah Sumatera Barat terutama wisata alam laut dan isinya
(wisata bahari).
Buku Profil Peluang Usaha dan Investasi Provinsi Sumatera Barat
63
b. Bagaimana Keberlanjutan Usaha Investasi Tersebut:
Berdasarkan RIPPNas 1998, Provinsi Sumatera Barat
ditetapkan sebagai salah satu daerah tujuan wisata di Indonesia
bagian Barat dan merupakan satu dari 13 (tigabelas)gerbang
masuk utama pariwisata Indonesia, yang saat ini diperankan
oleh Bandara Minangkabau. Kebijakan tersebut juga
menetapkan Provinsi Sumatera Barat sebagai daerah unggulan
wisata di wilayah Indonesia bagian Barat bersama dengan
Bunaken dan Biak di wilayah Indonesia bagian Timur. Beberapa
kawasan tersebut diantaranya Kawasan Mandeh ditetapkan
sebagai pusat pengembangan wisata bahari untuk wilayah
Indonesia bagian Barat dengan potensidaya tarik wisata berupa
teluk yang memiliki perairan tenang dan pulau-pulau kecil. Serta
beberapa Kab/Kota lain yang memiliki potensi wisata bahari
lainnya seperti dibawah ini :
No Kabupaten/Kota Lokasi Wisata
1. Kabupaten Wisata Pantai
Pesisir Selatan Kawasan Carocok Tarusan, Batu Kalang,
Carocok Painan, Bukit Langkisau, Pasir putih
Kambang, Pantai Sago, Pantai Salido, Pulau
Cingkuak, Muaro Bayang, Pantai Sumedang,
Pantai Sambungo (Silaut), Pulau Kereta, Pulau
Aua Gadang, Pulau Aua Ketek, Pulau Penyu,
Pantai Teluk Kasai, Pantai Sungai Nipah,
Pamutusan, Pantai Sungai Pinang Wisata
menyelam (Diving) Pulau Pulau Kecil Kawasan
Mandeh, Pulau Aua Gadang, Pulau Aua Ketek,
Pulau Penyu, Pulau Pagang, Pulau Marak,
Pulau Cubadak, Pulau Keraba Gadang Wisata
snokling Pulau Pulau Kecil Kawasan Mandeh,
Pulau Aua Gadang, Pulau Aua Ketek, Pulau
Penyu, Pulau Pagang, Pulau Marak, Pulau
Cubadak, Pulau Keraba Gadang
Wisata Selancar
Pulau Roniki, Pulau Mosokut, Pulau
K a r a n g m a j a t , P u l a u Po t o u t o u g a t , D e s a
Mapadegat, Pulau Potoijat, Tanjung Matabaairak,
Pulau Muko, Desa Betumonga, Desa Bosua, Desa
Gobi Bosua,
Dusun Katiet, Desa Silabu, Pulau Sibigau, Pulau
Sibarubaru, Desa Malakopa
laut
Infrastruktur
sarana dan
prasarana
Peningkatan
kunjungan
Ukuran Kapal
No Kab/Kota Total Jumlah
< 20 20-30 GT ≥ 30 GT Nelayan
GT
1 Padang 29 70 55 374 7.078
3
2 Padang Pariaman - 2 - 2 4.081
3 Pariaman 18 - 2 19 1.469
4 Agam 57 5 5 62 2.250
Jeni
s
Tahun Total (Kg)
Tuna Olahan Tuna Beku
Tuna
(Kg) (Kg)
Segar(Kg)
2014 265.723 535.417 120.14 912.289
9
2015 135.041 220.088 142.81 497.867
8
Agen Luar
Kab. Pasaman Provinsi
Barat
Pasar Luar
Provinsi
Kab. Pesisir
Selatan Agen/
Kab.Agam Distributor
Pasar konsumen
Kab.Padang NELAYAN Pengecer lokal
Pariaman
Kota
Pariaman Pedangang Upi kecil/
Kota Padang pasar lokal
Pengumpul
UPI BESAR
Kab.Kep.
Mentawai
EKSPOR
1. Latar Belakang
a) Mengapa diperlukan investasi untuk usaha tersebut
Sumatera Barat (Sumbar) memiliki potensi besar untuk
budidaya udang vaname (litopenaeus vannamei) sebagai
salah satu alternatif bagi nelayan untuk meningkatkan
perekonomian dan dapat menerap banyak tenaga
kerja.Ditambah lagi belum adanya industry besar yang
berpotensi mencemarkan lingkungan perairan sehigga sangat
berpotensi dikembangkan. Terdapat tujuh kabupaten dan
Dibudidayakan Pelaku
Panen usaha
parsial
Agen Dalam
diMedan, negeri
lampung,
jakarta
eksportir
1. Latar Belakang
a) Mengapa Diperlukan Investasi Untuk Usaha Tersebut
Sumatera Barat sangat berpotensi menjadi daerah produsen
mutiara berkualitas dan punya daya saing tinggi, baik nasional
maupun internasional.perairan Sumbar cocok sebagai lokasi
pengembangan budidaya kerang mutiara, terutama di kawasan
laut Kepulauan Mentawai, Pesisir Selatan, dan Kota
Padang.berdasarkan hasil pengujian kualitas air, kadar garam
dan kondisi laut Sumbar dinilai jauh lebih baik dibandingkan
Nusa Tenggara Barat yang selama ini dikenal sebagai produsen
mutiara.ucapnya. Diawal telah dilkukan ujicoba tahap pertama
dengan pembudidayaan kerang mutiara oleh PT. Trigera
Mutiara di pulau Sironjong lKota Padanglebih kurang 1000
ekor telah berjalan lebih kurang tiga tahun, dari hasil uji coba
laju pertumbuhan kerang cukup cepat karena dipengaruhi oleh
faktor lingkungan laut yang mempunyai salinitas dan suhu
Pompa Pelampung
Pengisian
inti panen
Dibudidayakan
lebih
kurang 2
tahun
sortir
Usaha
NTB/Jakarta kerajinaan
mutiara
Ekpor ke
jepng
1. Latar Belakang
a. Mengapa Diperlukan Investasi Untuk Usaha Tersebut
Perairan Sumatera Barat dinilai cocok untuk budidaya ikan kerapu
karena arusnya relatif tenang dan memiliki ekologi yang baik,
dimana kondisi ekologi yang baik untuk kerapu diantaranya suhu 24-
31o, salinitas atau tingkat kandungan garam 30-33 ppt, oksigen
terlarut 3,5 ppm dan pH 7,8-8,".Luas perairan yang berpotensi untuk
mengembangkan kerapu bebek dan kerapu macan itu mencapai 12
ribu hektare tersebar pada beberapa kabupaten diantaranya
kabupaten Pesisir Selatan seperti di Sungai Pinang, Sungai Nyalo,
Kawasan mandeh, Sungai Bungin dan Teluk Kasai.Kemudian di
Kota Padang diantaranya di Bungus Teluk Kabung.Kepulauan
Mentawai juga sangat berpotensi diantaranya di daerah Pagai Utara,
Sipora, dan Siberut. Pasaman Barat di Pulau Panjang juga memiliki
potensi untuk pengembangan komoditas perikanan yang bisa
diekspor tersebut.Saat ini potensi yang ada belum digarap maksimal.
Bibit Pembudiaya
BBIP dan kerapu bebek
luar
daerah
Dibudidayakan
Buyer
Perawatan Panen
Hongkong
Aspek Hukum dan Status Lahan merupakan milik Ulayat masih bisa
Lahan dimanfaatkan lebih dari 5 hektar dengan sistim
sewa
Biaya Investasi Rp. 5 - 10 milyar
Penyusutan
Jenis Investasi Nilai (Rp)
(Rp)
Perijinan 25.000.000
1.502.531.250
Tujuan Proyek
1. Meningkatkan usaha pengolahan ikan
terutama pengalelangan ikan dengan
memanfaatkan potensi perikanan Sumatera
Barat
2. M e n i n g k a t k a n p e n d a p a t a n d a n
kesejahteraan masyarakat
Biaya operasional:
Jumlah ikan yang dibudidaya tiap lubang :
250 ekor
Total bibit yang ditebar 250 x 8 lubang :
2.000 ekor
Penjualan:
Bibit yang ditebar : 2.000
Mortality rate 25 % x 2.000 = 500
Jumlah ikan tersisa : 1.500
Berat ikan dimasa panen 0,5 kg
Total ikan tersisa : 750 kg
Harga jual 400.000/kg
Total penjualan dalam 1 siklus panen : 750 x
400.000= 300.000.000
Dukungan Pemeritah Ke mu d a h a n Pe r i zi n a n a n s a r a n a d a n
prasarana jalan, transportasi listrik dan air
Demikian yang dapat kami sajikan mengenai Buku Profil Usaha dan
Investasi Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2018,
sebagai salah satu acuan dalam pelaksanaan pengembangan usaha di Sektor
Kelautan dan Perikanan khususnya di Provinsi Sumatera Barat, baik di sektor
Kelautan Perikanan Tangkap, Budidaya, Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Perikanan, Pengelilaan Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil.
Tentunya dalam pengembangan usaha dan investasi tersebut perlu
dilakukan pemetaan atau kajian yang dituangkan dalam bentuk buku Profil
Usaha dan Investasi Kelautan dan Perikanan sebagai salah satu pedoman,
informasi dalam pelaksanaan kegiatan yang berkelanjutan.
Didalam penyusunan Buku Profil Usaha dan Investasi Kelautan dan
Perikanan dimaksud masih banyak kekurangan dan kelemahannya untuk itu
kami harapkan adanya masukan dan saran demi penyempurnaan Buku Profil
Usaha dan Investasi Kelautan dan Perikanan tersebut.
Demikian yang dapat kami sampaikan atas kerjasama semua pihak
yang telah banyak membantu dalam penyusunan Buku Profil Usaha dan
Investasi Kelautan dan Perikanan, kami ucapkan terima kasih.
PENGEMBALIAN INVESTASI
1) PERSIAPAN LAHAN
a. Kolam waduk/reservoir (0 kolam/0.0 ha)
Jumlah Harga Satuan Jumlah
No Jenis
Pemakaian (Rp) (Rp)
1 Angkat lumpur 0 0
TOTAL 0
TOTAL 4,280,000
TOTAL 9,100,000
TOTAL 7,500,000