Anda di halaman 1dari 136

BAR

KERANGKA PROFIL PELUANG USAHA DAN INVESTASI

I. Keadaan Umum
1.1. Geografis daerah (letak, luas, Kab/kota dan Kecamatan)
1.2. Penduduk berdasarkan kelamin, usia dan pendidikan
1.3. Upah Minimum Provinsi
1.4. Rencana Tata Ruang Wilayah Zonasi Perikanan
II. Kondisi Perikanan
2.1. Kelautan
1. Potensi kelautan (misalkan Garam, pariwisata lainnya)
2. Produksi (tabel Series)
3. Jumlah Pelaku usaha
2.2. Perikanan Tangkap
1. Potensi Perikanan Tangkap
2. Produsi (jenis Ikan, volume) tabel series 5 tahun terakir
3. Jumlah Nelayan
2.3. Perikanan Budidaya
1. Potensi Perikanan Budidaya
2. Produsi (jenis Ikan, volume) tabel series 5 tahun terakir
3. Jumlah Pembudidaya
2.4. Pengolahan dan Pemasaran
1. Potensi Pengolahan dan Pemasaran Ikan
2. Produsi (jenis Ikan, volume) tabel series 5 tahun terakir
3. Jumlah UPI dan Pengolah Pemasar
III. Sarana dan Prasarana
IV. Potensi Usaha dan Investasi
V. Peluang Investasi yang di Tawarkan

2 Buku Profil Peluang Usaha dan Investasi Provinsi Sumatera Barat


BAB I. KEADAAN UMUM
PROVINSI SUMATERA BARAT

I. Keadaan Umum Daerah


1.1. Keadaan Geografis
Secara astronomis Provinsi Sumatera Barat terletak antara 00
54' Lintang Utara dan 3030' Lintang Selatan serta 980 36' dan 1010 53'
Bujur Timur. Berdasarkan posisi geografisnya Provinsi Sumatera
Barat terletak di pesisir barat bagian tengah pulau Sumatera dan
mempunyai luas wilayah sekitar 42,2 ribu Km² atau setara 2,21 persen
dari luas Republik Indonesia. Sumatera Barat berbatasan langsung
dengan Provinsi Sumatera Utara, Provinsi Riau, Provinsi Jambi,
Provinsi Bengkulu dan Samudera Indonesia.
Sumatera Barat memiliki 391 gugusan pulau dengan jumlah
pulau terbanyak dimiliki oleh Kabupaten Kepulauan Mentawai dan
pulau terkecil dimiliki oleh Kabupaten Agam. Dari 391 gugusan pulau
tersebut tercatat 185 pulau-pulau kecil, termasuk kepulauan di
Mentawai membentang sepanjang Pesisir Selatan hingga pantai Air
Bangis-Pasaman.
Sumatera Barat mempunyai 19 Kabupaten/Kota dengan
Kabupaten Kepulauan Mentawai memiliki wilayah terluas, yaitu 6, 01
ribu Km² atau sekitar 14,21 % dari luas Provinsi Sumatera Barat.
Sedangkan Kota Padang Panjang, Memiliki luas daaerah terkecil,
yakni 23,0 km² (0,05 %).
Alam Sumatera Barat memiliki kawasan lindung yang
mencapai sekitar 44.99 persen dari luas keseluruhan 18.996,53 Km².
Sumatera Barat juga memiliki empat danau yang indah, yang berada
di Kabupaten Agam yaitu danau Maninjau dan tiga lainnya di
Kabupaten Solok yaitu danau Singkarak, danau Diatas dan danau
Dibawah. Sumatera Barat juga memiliki gunung dimana sebagian
adalah gunung yang masih aktif. Gunung yang paling tinggi di
Sumatera Barat yaitu Gunung Talamau dengan ketinggian 2.913
meter dari permukaan laut yang terletak di kabupaten Pasaman Barat.
Buku Profil Peluang Usaha dan Investasi Provinsi Sumatera Barat
3
1.2. Keadaan Iklim
Sumatera Barat berdasarkan letak geografisnya tepat dilalui
oleh garis Khatulistiwa (garis lintang nol derajat) tepatnya di
Kecamatan Bonjol Kabupaten Pasaman. Karena itu mempunyai iklim
tropis dengan rata-rata suhu udara 25,52 C dan rata-rata kelembaban
yang tinggi yaitu 87,03 % dengan tekanan udara rata-rata berkisar
999,69 mb. Ketinggian permukaan daratan Provinsi Sumatera Barat
sangat bervariasi, sebagian daerahnya berada pada dataran tinggi
kecuali Kab. Pesisir Selatan, Kab. Padang Pariaman, Kab. Agam, Kab.
Pasaman Barat, Kota Pariaman dan Kota Padang.
Provinsi Sumatera Barat sama dengan provinsi lainnya di
Indonesia mempunyai musim penghujan. Namun dalam tahun-tahun
terakhir ini, keadaan musim di Sumatera Barat kadang tidak menentu
pada bulan-bulan yang seharusnya musim kemarau terjadi hujan atau
sebaliknya.
Suhu udara ditentukan oleh tinggi rendahnya daratan dari permukaan
laut dan jaraknya dari pantai.
Gambaran umum fisik daerah tersebut merupakan bagian dari
kebutuhan analisa eksternal dan internal dalam mempertimbangkan
pengelolaan potensi sumberdaya Kelautan dan Perikanan di Sumatera
Barat

1.3. Penduduk
Tahun2017 hasil proyeksi penduduk sebanyak 5,32 juta jiwa
yang terdiri dari 2,65 juta laki-laki dan 2,67 juta perempuan dengan
rasio jenis kelamin 99,17. Dibandingkan tahun lalu telah terjadi
pertambahan penduduk sekitar 61,96 ribu orang atau 1,18 persen.
Tingkat kepadatan penduduk Sumatera Barat tahun 2017, rata-rata
126 orang per km2. Kepadatan penduduk tertinggi di Kota Bukittinggi
mencapai 5.024 orang per km2, sedangkan yang paling rendah
terdapat di Kabupaten Kepulauan Mentawai yaitu sekitar 15 orang per
km2. Struktur umur penduduk Sumatera Barat masuk kategori
kelompok umur penduduk “muda” yang mana persentase penduduk
Buku Profil Peluang Usaha dan Investasi Provinsi Sumatera Barat
4
usia mudanya (di bawah 15 tahun) tergolong tinggi yaitu 29,86 persen
sedangkan komposisi penduduk usia tua (65 tahun ke atas) hanya 5,67
persen. Jumlah rumahtangga di Sumatera Barat tahun 2017 telah
mencapai 1,26 juta rumahtangga, sedikit meningkat dari tahun
2016yaitu sebesar 1,25 juta rumahtangga. Rata-rata jumlah anggota
rumahtangga tahun 2017 sebanyak 4orang perumahtangga.dengan
rincian seperti berikut :

Tabel 1. Jumlah Penduduk Per Kab/Kota Berdasarkan Jenis Jenis Kelamin

Sumber : Sumatera Barat Dalam Angka Tahun 2018, BPS Provinsi Sumatera Barat

Buku Profil Peluang Usaha dan Investasi Provinsi Sumatera Barat


5
Tabel 2. jumlah penduduk per Kab/Kota berdasarkan usia

Sumber : Sumatera Barat Dalam Angka tahun 2018, BPS Provinsi Sumatera Barat

Buku Profil Peluang Usaha dan Investasi Provinsi Sumatera Barat


Tabel 3. jumlah penduduk per Kab/Kota berdasarkan
jenis kelamin dan pendidikan

Sumber : Sumatera Barat Dalam Angka tahun 2018, BPS Provinsi Sumatera Barat

Buku Profil Peluang Usaha dan Investasi Provinsi Sumatera Barat


7
Tabel 4. Upah Minumum Provinsi Sumatera Barat

Sumber : Sumatera Barat Dalam Angka tahun 2018, BPS Provinsi Sumatera Barat

Buku Profil Peluang Usaha dan Investasi Provinsi Sumatera Barat


8
1.4. Rencana Tata Ruang Wilayah Zonasi Perikanan
Pola r uang untuk wilayah daratan pesisir mengacu pada
PeraturanDaerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 13 Tahun 2012
tentang Rencana Tata RuangWilayah Provinsi Sumatera Barat
Tahun 2012-2032.
A. Kawasan Pemanfaatan Umum
Kawasan pemanfaatan umum, rencana zonasi wilayah pesisir dan
pulau-pulaukecil adalah suatu kawasan di wilayah pesisir yang
ditetapkan peruntukannya untuk berbagai kegiatan, dengan
memperhatikan kondisi eksisting, persyaratan-persyaratan
lingkungan dan faktor pendukung lainnya. Disamping itu
dilakukan analisis kesesuaian berdasarkan peruntukan yang
direncanakan dalam kawasan yang diuraikan menjadi zona dan
subzona. Kawasan Pemanfaatan Umum merupakan kawasan
yang dipergunakan untuk kepentingan ekonomi, sosial budaya
seperti kegiatan perikanan, budidaya laut, industri maritim,
pariwisata, permukiman, dan pertambangan. Pengalokasian
Ruang untuk kawasan pemanfaatan umum akan memberikan
dampak tidak terjadinya konflik kepentingan antar sektor dalam
pengelolaan kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil. Berdasarkan
hasil analisis kesesuaian untuk kawasan pemanfaatan umum di
Provinsi Sumatera Barat terdiri dari Zona Pariwisata, Zona
Pelabuhan, Zona Mangrove, Zona Perikanan Tangkap, Zona
Budidaya, Zona Industri Zona Fasilitas Umum dan Zona
Pemanfaat lainnya. Pada setiap zona dijabarkan kedalam masing-
masing sub zona yang dalam hal ini menjadi arahan
pengembangan yang diuraikan pada bab berikutnya. Adapun
zona-zona secara detail diuraikan sebagai berikut ini:
1) Zona Pariwisata
Zona pariwisata adalah ruang laut yang penggunaannya
disepakati bersama antara berbagai pemangku kepentingan
dan telah ditetapkan status hukumnya untuk kegiatan
Buku Profil Peluang Usaha dan Investasi Provinsi Sumatera Barat
9
dan/atau usaha pariwisata. Zona pariwisata ini dimanfaatkan
sebagai:
a. Sub zona wisata alam pantai yaitu ruang dalam zona
pariwisata yang dimanfaatkan untuk rekreasi seperti
mandi, berenang, berkano, berjemur, permainan pantai dan
olahraga pantai.
b. Sub zona wisata alam bawah laut, yaitu ruang dalam zona
pariwisata yangdimanfaatkan untuk rekreasi snorkeling
dan menyelam
c. Sub zona wisata olah raga air, yaitu ruang dalam zona
pariwisata yang dimanfaatkan untuk rekreasi kite surfing,
board surfing, dan wind/sailing surfing. Arahan
pengembangan zona pariwisata adalah:
Sub zona wisata alam pantai/pesisir dan pulau-pulau
kecil (KPU-W-P3K) meliputi:
 Kabupaten Pesisir Selatan terdiri dari Muaro Bayang,
Pantai Ampang Parak,Pantai Batu Kalang, Pantai Batu
Nago, Pantai Carocok Painan, Pantai Pamutusan,
Pantai Pasir Batu Putih, Pantai Sago, Pantai Salido,
Pantai Sambungo (Silaut), Pantai Sumedang, Pantai
Sungai Bungin, Pantai Sungai Nipah, Pantai Sungai
Nyalo, Pantai Sungai Pinang, Pantai Tan Sridano
(Batang Kapas), Pantai Teluk Kasai, Pasir Putih
Kambang, Pulau Cingkuak, Pulau Cubadak, Pulau
Kereta, Pulau Marak, Pulau Pagang, Pulau Semangki
Gadang, Pulau Semangki Ketek, Pulau Setan Gadang,
Pulau Setan Ketek, Pulau Sironjong Gadang, Pulau
Sironjong Ketek dan Pulau Taraju
 Kota Padang terdiri dari Pantai Padang, Pantai Pasir
Jambak, dan Pulau Sao
 Kota Pariaman terdiri dari: Pantai Ampalu, Pantai
Gondoriah, Pantai Karang Aur (Pantai Cermin), Pantai
Buku Profil Peluang Usaha dan Investasi Provinsi Sumatera Barat
10
Kata, Pantai Muara Pariaman, Pantai Naras, Pantai
Sunur Pantai Talao Manggung, Pantai Talao Pauh, dan
Pantai Teluk Belibis Kabupaten
 Padang Pariaman terdiri dari Pantai Arga Gasan
Gadang, Pantai Arta Sungai Limau, Pantai Aru Gasan
Malai V Suku, Pantai Barcelona Sungai Limau Pantai
Ketaping Batang Anai dan Pantai Tiram.
 Kabupaten Agam terdiri dari Pantai Bandar Gadang.
Pantai Jorong Ujuang Labung, Pantai Masang, Pantai
Muaro Putuih, Pasie Paneh dan Pasie Tiku.
 Kabupaten Pasaman Barat terdiri dari Pantai Air
Bangis, Pantai Sasak, Pantai Muaro Binguang, Pantai
Sikabau, Pantai Sikilang, Pantai Maligi, Pulau Panjang,
Pulau Tamiang, Pulau Harimau, Pulau Unggas, dan
Pulau Nibung.
 Kabupaten Kepulauan Mentawai terdiri dari Sub zo na
wisata alam bawah laut (KPU-W-ABL) meliputi Pantai
Katiet, Pantai Lobajat, Pantai Masilok, Pantai Sibigau,
Pantai Silabu Pantai Tanjung Malilimok, Pantai Teluk
Pokai, Pantai Teluk Sarabua, Pulau Simasit dan Pulau
Siruamata.
Sub zona wisata wisata bawah laut meliputi:
 Kabupaten Pesisir Selatan terdiri dari Pulau C ingkuak,Pulau
Cubadak, Pulau Marak, Pulau Pagang, Pulau
Semangki Gadang, Pulau Setan Gadang, Pulau Setan
Ketek, Pulau Sironjong Gadang, Pulau Sironjong Ketek
dan Pulau Taraju.
 Kabupaten Pasaman Barat yaitu Pulau Panjang d n
a
Pulau Tamiang.
 Kabupaten Kepulauan Mentawai terdiri dari Sigapokna,
Batumalay, Pasapuat, Pulau Simasit, Malancan, Pulau
Pela, Pokai, Pulau Penanggalat Sigois, Nemnem Leu,
Buku Profil Peluang Usaha dan Investasi Provinsi Sumatera Barat
11
Siatanusa, Binua, Makalo, Siopa Malakopak, Labuhan
Bajau, Pulau Tanopo, Pulau Sirpasabela, Pulau
Sirpasabela Sigoiso, Pulau Silau, Gosong Sibaru Baru,
Singingi, Pulau Beriloga Sigoiso, Pulau Beriloga Sabeu,
Pulau Bitoyat Sabeau, dan Desa Makalopak.
Sub zona wisata olah raga air meliputi:
 Kota Padang terdiri dari Pantai Purus, dan Pantai Pasia
Nan Tigo.
 Kabupaten Kepulauan Mentawai yaitu Betumonga ,
Gobi Bosua, Katiet, Malakopa, Pulau Libbut, Pulau
Nuko. Pulau Pitoijat Besar, Pulau Sibigeu, Pulau
Siumang Timur, Pulau Solaui, Tanjung Matabbairak,
Ujung Tanjung Pulau Beusag, dan Ujung Tanjung Pulau
Sibesua.

2. Zona Pelabuhan
Pelabuhan adalah tempat yang terdiri atas daratan dan/atau
perairan dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan
pemerintahan dan kegiatan pengusahaan yang dipergunakan
sebagai tempat kapal bersandar, naik turun penumpang,
dan/atau bongkar muat barang, berupa terminal dan tempat
berlabuh kapal yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan
dan keamanan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan
serta sebagai tempat perpindahan intra dan antar moda
transportasi. Hierarki Pelabuhan Nasional terdiri atas
Pelabuhan Utama, Pengumpul dan Pelabuhan Pengumpan.
Pelabuhan Utama adalah pelabuhan yang fungsi pokoknya
melayani kegiatan angkutan laut dalam negeri dan
internasional, alih muat angkutan laut dalam negeri dan
internasional dalam jumlah besar, dan sebagai tempat asal
tujuan penumpang dan/atau barang, serta angkutan
penyeberangan dengan jangkauan pelayanan antar provinsi.
Buku Profil Peluang Usaha dan Investasi Provinsi Sumatera Barat
12
Pelabuhan Pengumpul adalah pelabuhan yang fungsi
pokoknya melayani kegiatan angkutan laut dalam negeri, alih
muat angkutan laut dalam negeri dalam jumlah menengah,
dan sebagai tempat asal tujuan penumpang dan/atau barang,
serta angkutan penyeberangan dengan jangkauan pelayanan
antar provinsi. Pelabuhan Pengumpan adalah pelabuhan yang
fungsi pokoknya melayani kegiatan angkutan laut dalam
negeri, alih muat angkutan laut dalam negeri dalam jumlah
terbatas, merupakan pengumpan bagi pelabuhan utama dan
pelabuhan pengumpul, dan sebagai tempat asal tujuan
penumpang dan/atau barang, serta angkutan penyeberangan
dengan jangkauan pelayanan dalam provinsi. Sedangkan
Daerah Lingkungan Kerja adalah wilayah perairan dan
daratan pada pelabuhan yang digunakan secara langsung
untuk kegiatan pelabuhan. Daerah Lingkungan Kepentingan
adalah perairan di sekeliling Daerah Lingkungan Kerja
perairan pelabuhan yang dipergunakan untuk menjamin
keselamatan pelayaran. Daerah Lingkungan Kerja yang
selanjutnya disingkat DLKr adalah wilayah perairan dan
daratan pada pelabuhan yang digunakan secara langsung
untuk kegiatan pelabuhan.Daerah Lingkungan Kepentingan
yang selanjutnya disingkat DLKp adalah perairan di sekeliling
Daerah Lingkungan Ker ja perairan pelabuhan yang
dipergunaka untuk menjamin keselamatan pelayaran
Pelabuhan Perikanan adalah tempat yang terdiri dari daratan
dan peraira disekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai
tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan sistem bisnis
perikanan yang dipergunakan sebagai tempat kapal perikanan
bersandar, berlabuh dan/atau bongkar muat ikan yang
dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan
kegiatan penunjang perikanan Wilayah Kerja yang selanjutnya
disingkat WK adalah tempat yang terdiri atas bagian daratan
Buku Profil Peluang Usaha dan Investasi Provinsi Sumatera Barat
13
dan perairan yang dipergunakan secara langsung untuk
kegiatan kepelabuhanan perikanan. Wilayah Operasi
Pelabuhan Perikanan yang selanjutnya disingkat WOPP
adalah tempat yang terdiri atas bagian daratan dan perairan
ya n g b e r p e n g a r u h l a n g s u n g t e r h a d a p o p e r a s i o n a l
kepelabuhanan perikanan.
Arahan pengembangan zona pelabuhan di Propinsi
Sumatera Barat adalah: Sub zona Daerah Lingkungan Kerja
(DLKr) dan Daerah Lingkungan Kepentingan (DLKp)
meliputi:
 Kabupaten Pesisir Selatan terdiri dari Pelabuhan M u
r
a
Haji, Pelabuhan Panasahan, Pelabuhan Carocok
Painan,dan Pelabuhan Surantih. Kota Padang meliputi
DLKr/DLKp Teluk Bayur, Pelabuhan Muara dan
Pelabuhan Bungus.
 Kota Pariaman meliputi Pelabuhan Muaro.
 Kabupaten Padang Pariaman meliputi Pelabuhan
Pengumpan Tiram, Pelabuhan Marina Batang Anai dan
Pelabuhan Pelatihan BP2IP Tiram.
 Kabupaten Agam adalah Pelabuhan Tiku.
 Kabupaten Pasaman Barat meliputi Pelabuhan Teluk
Tapang, Pelabuhan Air Bangis dan Pelabuhan Sasak.
 Kabupaten Kepulauan Mentawai meliputi Pelabuhan
Pelabuhan Tua Pejat, Pelabuhan Sioban, Pelabuhan
Pasapuat, Pelabuhan Sikakap, Pelabuhan Mabukuk,
Pelabuhan Muara Siberut/Pokai, Pelabuhan Sikabaluan/
Simailepet, Pelabuhan Sinakak, Pelabuhan Muara Saibi,
Pelabuhan Labuhan Bajau, Pelabuhan Subelen, Pelabuhan
Pagai Selatan, Pelabuhan Penyeberangan Tuapejat,
Pe l a b u h a n Pe n ye b e r a n g a n S i k a k a p, Pe l a b u h a n
Pe n y e b e r a n g a n S i b e r u t / M a i l e p p e t , Pe l a b u h a n
Penyeberangan Sikabaluan, Pelabuhan Penyeberangan
Buku Profil Peluang Usaha dan Investasi Provinsi Sumatera Barat
14
Mabukuk, dan Pelabuhan Penyeberangan Sagitci. Sub zona
Wilayah Kerja dan Wilayah Pengoperasian Pelabuhan
Perikanan (WKOPP) meliputi: Kabupaten Pesisir Selatan
terdiri dari Pelabuhan Perikanan Carocok Tarusan,
Pelabuhan Perikanan Surantih, Pelabuhan Perikanan Pasar
Kambang, Pelabuhan Perikanan Muaro Jambu, Pelabuhan
Perikanan Muaro Batang Langkitan, Pelabuhan Perikanan
Muaro Gadang, Pelabuhan Perikanan Api-Api, Pelabuhan
Perikanan Batu Kalang dan Pelabuhan Muara Batang
kapas. Kota Padang terdiri dari WKOPP PPSBungus,
Pelabuhan Perikanan Muaro Anai, Pelabuhan Perikanan
Batuang, Pelabuhan Perikanan Gaung, Pelabuhan
Perikanan Muaro dan Pelabuhan Perikanan Pasie Nan
Tigo. Kota Pariaman meliputi Pelabuhan Perikanan Karan
Aur, Pelabuhan Perikanan Sunur, Pelabuhan Perikanan
Muaro Pariaman dan Pelabuhan Perikanan Nareh.

3. Zona Hutan Mangrove


Kawasan Konservasi Hutan Mangrove (KKHM) terdiri dari:
 Kabupaten Pesisir Selatan terdapat Pesisir Kecamatan X I
Koto Tarusan, Pesisir Kecamatan IV Jurai, Pesisir
Kecamatan Batang Kapas, Pesisir Kecamatan Sutera,
Pesisir Kecamatan Ranah Pesisir, Pesisir Kecamatan
Linggo Sari Baganti dan Pesisir Kecamatan Pancung Soal.
 Kota Padang terdapat Kecamatan Bungus Teluk Kabung.
 Kota Pariaman terdapat di Kecamatan Pariaman Utara.
 Kabupaten Padang Pariaman terdapat Pesisir Kecamatan
Batang Anai, Pesisir Kecamatan Ulakan Tapakis, dan
Pesisir Kecamatan Batang Gasan.
 Kabupaten Agam terdapat Kecamatan Tanjung Mutiara.
 Kabupaten Pasaman Barat terdapat di Pesisir Kecamatan
Sungai Beremas, Pesisir Kecamatan Koto Balingka, Pesisir
Buku Profil Peluang Usaha dan Investasi Provinsi Sumatera Barat
15
Kecamatan Sungai Aua, Pesisir Kecamatan Sasak Ranah
Pesisir, Pesisir Kecamatan Kinali, Pulau Panjang, Pulau
Harimau, Pulau Unggas, Pulau Pigago, Pulau Tamiang,
Pulau Nibung, Pulau Pangka; dan Pulau Telur.
 Kabupaten Kepulauan Mentawai terdapat di sepanjang
pesisir timur Pulau Pagai Utara, sepanjang pesisir
timur Pulau Pagai Selatan, Selat Sikakap, sepanjang
pesisir timur Pulau Sipora, pulau-pulau kecil di Sipora
Utara, sepanjang pesisir timur dan selatan Pulau
Siberut dan pulau-pulau kecil di Seberut Barat Daya.

4. Zona Perikanan Tangkap


Zona perikanan tangkap adalah ruang yang penggunaannya
memenuhi kriteriakesesuaian dan disepakati bersama antara
berbagai pemangku kepentingan dan telah ditetapkan status
hukumnya untuk kegiatan penangkapan ikan. Adapun tujuan
dari zona penangkapan ikan ini adalah untuk menyediakan
ruang bagi kelangsungan mata pencaharian nelayan,
memanfaatkan sumberdaya ikan di perairan pesisir,
menjadikan kegiatan perikanan tangkap sebagai salah satu
penggerak ekonomi di Provinsi Sumatera Barat. Pada zona
perikanan tangkap ini dibagi sub zona Perikanan Pelagis dan
s u b z o n a Pe r i k a n a n Pe l a g i s d a n D e m e r s a l . Ar a h
pengembangan ikan pelagis meliputi :
 Sub zona pelagis meliputi perairan hingga 12 mil laut
Kabupaten Pesisir Selatan, Perairan hingga 12 mil laut Kota
Padang, Perairan hingga 12 mil laut Kota Pariaman,
Perairan hingga 12 mil laut Kabupaten Padang Pariaman,
perairan hingga 12 mil laut Kabupaten Agam dan perairan
hingga 12 mil laut Kabupaten Kepulauan Mentawai.
 Sub zona demersal meliputi perairan hingga 12 mil laut
Kabupaten Pesisir Selatan, perairan hingga 12 mil laut Kota
Buku Profil Peluang Usaha dan Investasi Provinsi Sumatera Barat
16
Padang, perairan hingga 12 mil laut Kota Pariaman,
perairan hingga 12 mil laut Kabupaten Padang Pariaman,
perairan hingga 12 mil laut Kabupaten Agam, perairan
hingga 12 mil laut Kabupaten Pasaman Barat; dan perairan
hingga 12 mil laut Kabupaten Kepulauan Mentawai.
Sasaran pengelolaan sub zona ini adalah membangun
usaha perikanan tangkap berbasis potensi wilayah,
penguatan dan pengembangan teknologi penangkapan
ikan, penguatan dan pengembangan kapasitas sarana
prasarana penangkapan ikan, dan pengembangan industri
pengolahan hasil perikanan.

5. Zona Perikanan Budidaya


Zona perikanan budidaya adalah ruang yang penggunaannya
disepakatibersama antara berbagai pemangku kepentingan
dan telah ditetapkan statushukumnya untuk kegiatan
dan/atau usaha pemeliharaan dan pembesaran komoditas
ikan. Berdasarkan kondisi pemanfaatan wilayah laut eksisting
dan parameter kesesuaian perairan untuk zona perikanan
budidaya diperuntukan untuk budidaya Keramba Jaring
Ap u n g ( KJA) , mu t i a r a , d a n r u m p u t l a u t . Ar a h a n
pengembangan budidaya laut dilakukan di:
 Kabupaten Pesisir Selatan terdiri dari Sungai Nipa h,
Sungai Nyalo, Kapo-Kapo, Sungai Bungin, Sungai
Pinang dan Pulau Marak.
 Kota Padang yaitu Pulau Bintangor.
 Kabupaten Pasaman Barat terdiri dari Pulau Panjang,
Teluk Dalam Air Bangis,Sikabau, dan Muaro Binguang.
 Kabupaten Kepulauan Mentawai terdiri dari Teluk
Sinakak, Bungo Rayo, Tubeket, Pmatete, Selat Sikakap,
Siteut, Gosoinan, Pukarayat, Betumonga, Siruamata,
Teluk Saliguma, Teluk Gurukna dan Sibeleng.
Buku Profil Peluang Usaha dan Investasi Provinsi Sumatera Barat
17
6. Zona Industri
Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan
mentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi barang
jadi yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan
keuntungan. Zona industri adalah ruang yang penggunaan
yang memenuhi kriteria kesesuaian dan disepakati bersama
antara berbagai pemangku kepentingan dan telah ditetapkan
status hukumnya untuk kegiatan industri. Adapuntujuan dari
zona industri ini adalah untuk menyediakan ruang bagi
kelangsungan industri industri maritime Arahan pengelolaan
zona industri, sub zona industri maritim dilakukan di
Galangan Kapal Kambang di Kabupaten Pesisir Selatan,
Galangan Kapal Sungai Pisang di Kota Padang, Galangan
Kapal Padang Sarai di Kota Padang, Galangan Kapal Pulau
Panjang di Kabupaten Pasaman Barat; dan Galangan Kapal
Air Bangis di Kabupaten Pasaman Barat.

7. Zona Fasilitas Umum


Zona Fasilitas Umum adalah ruang wilayah laut yang
dialokasikan untuk sub zonakeagamaan dan sub zona fasilitas
umum lainnya. Arahan pengembangan zona fasilitas umum
meliputi Kota Padang yaitu jembatan lolong di Pantai Lolong
sesuai dengan RTRW dan Kota Pariaman yaitu mesjid
terapung di Pantai Pariaman.

8. Zona Pemanfaatan Lainnya


Arahan pengembangan zona pemanfaatan lainnya berupa
sub zona daerah ranjaumyaitu perairan sekitar Pulau Sinyaru
dan Bintangua Kota Padang.

Buku Profil Peluang Usaha dan Investasi Provinsi Sumatera Barat


18
C. Kawasan Konservasi
Kawasan Konservasi adalah kawasan yang dialokasikan sebagai
kawasankonservasi dengan rincian sebagai berikut:
 Kawasan konservasi eksisting/yang sudah diteapkan oleh
Menteri dengankategori kawasan konservasi
perairan Nasional yaitu Taman Wisata Perairan Pulau
Pieh dan Sekitarnya
 Kawasan konservasi perairan yang masih dalam staus
pencadangan yaitu Kawasan Konservasi Perairan Daerah
7 Kabupaten/Kota Sumatera Barat
 K a w a s a n K o n s e r v a s i M a n g r o v e ( 2 ) A r a h an
pengembangan Kawasan Konservasi di:
a. Kawasan Konservasi Pesisir dan Pulau-pulau Kecil
(KKP3K) terdiri dari: Taman Pulau Kecil di Kota
Padang terdiri dari Pulau Pasumpahan, Pulau Sikuai,
Pulau Sirandah, Pulau Sironjong, Pulau Ular, Pulau
Bindalang, Pulau Sibonta, dan Pulau Setan. Taman
Pesisir Batang Gasan di Kabupaten Padang Pariaman
terdiri dari Gosong Kariang, Gosong Penyu, Gosong
Sirundang Ketek, Pantai Korong Batang Gasan, dan
Pantai Korong V Malai Suku.
b. Kawasan Konservasi Perairan (KKP) terdiri dari:
Taman Wisata Perairan Pulau Pieh dan laut
sekitarnya di Kota Padang,Kabupaten Padang
Pariaman dan Kota Pariaman, terdiri dari Pulau
Toran Pulau Pandan, Pulau Air, Pulau Pieh dan
Pulau Bando. Taman WisataPerairan Selat Bunga
Laut di Kabupaten Kepulauan Mentawai, terdiri
dariPulau Jujuat, Pulau Niau, Pulau Roniki, Pulau
Silaoinak. Pulau Nyang-Nyang,Pulau Mainuk, Pulau
Botik, Pulau Panggalat Sabeu, Pulau
K a r a n g m a j a t , P u l a u B a t u To n g g a , P u l a u
Buku Profil Peluang Usaha dan Investasi Provinsi Sumatera Barat
19
Siburu/Panjang, Pulau Simakakang,
PulauHawera/Putotogat, Pulau Pitojat Kecil, Pulau
Pitojat Besar, Pulau Pamderai,Pulau Maseai, Pulau
Logui; dan Pulau Beuasak. Suaka Alam
PerairanKabupaten Pesisir Selatan terdiri dari Pulau
Aua Gadang, Pulau Aua Ketek,Pulau Penyu, Pulau
Kerabak Ketek, Pulau Kerabak Gadang, Pulau
Gosong,Pulau Katangkatang dan Pulau Beringin.
c. Kawasan Konser vasi PerairanDaerah Kota
Pariaman, terdiri dari Pulau Kasiak, Pulau Tangah,
Pulau Ujungdan Pulau Angso. Kawasan Konservasi
Perairan Daerah Kabupaten Agamterdiri dari Pulau
Tangah dan Pulau Ujung. Kawasan Konservasi
PerairanDaerah Kabupaten Pasaman Barat, terdiri
dari Pulau Pigago, Pulau Pangka,dan Pulau Talua.

D. Alur Laut
Alur laut merupakan perairan yang dimanfaatkan, antara lain
untuk : alurpelayaran, pipa/kabel bawah laut, dan alur migrasi
biota laut. Alur laut di ProvinsiSumatera Barat dialokasikan dan
dimanfaatkan untuk alur laut Internasional, Nasional, dan
Regional. Alur Pelayaran adalah perairan yg dari segi
kedalaman, lebar dan bebas hambatan pelayaran lainnya
dianggap aman dan selamat untuk dilayari kapal angkutan laut.
Arah pengembangan alur pelayaran internasional di Kabupaten
Pesisir Selatan meliputi perairan Kabupaten Pesisir Selatan,
Kota Padang meliputi perairan Kota Padang dan Kabupaten
Pasaman Barat meliputi perairan Kabupaten Pasaman Barat
Alur pelayaran nasional terdiri dari Kabupaten Pesisir Selatan
meliputi perairan Kabupaten Pesisir Selatan, Kota Padang
meliputi perairan Kota Padang dan Kabupaten Pasaman Barat
meliputi perairan Kabupaten Pasaman Barat. Alur pelayaran
Buku Profil Peluang Usaha dan Investasi Provinsi Sumatera Barat
20
regional terdiri dari Kabupaten Pesisir Selatan meliputi perairan
Kabupaten Pesisir Selatan, Kota Padang meliputi perairan Kota
Padang, Kabupaten Pasaman Barat meliputi perairan
Kabupaten Pasaman Barat dan Kabupaten Kepulauan
Mentawai meliputi perairan Kabupaten Kepulauan Mentawai.
Alur pelayaran local terdiri dari Kabupaten Pesisir Selatan
meliputi perairan Kabupaten Pesisir Selatan, Kota Padang
meliputi perairan Kota Padang, Kota Pariaman meliputi
perairan Kota Pariaman, Kabupaten Padang Pariaman meliputi
perairan Kabupaten Padang Pariaman, Kabupaten Agam
meliputi perairan Kabupaten Agam, Kabupaten Pasaman Barat
meliputi perairan Kabupaten Pasaman Barat dan Kabupaten
Kepulauan Mentawai meliputi perairan Kabupaten Kepulauan
Mentawai.

E. Kawasan Strategis Nasional Tertentu


Kawasan Strategis Nasional Tertentu (KSNT) adalah Kawasan
yang terkaitdengan kedaulatan negara, pengendalian
lingkungan hidup, dan/atau situs warisan dunia, yang
pengembangannya diprioritaskan bagi kepentingan nasional.
Pengelolaan untuk KSNT mer upakan wewenang dari
Pemerintah Pusat. Kawasan Strategis Nasional Tertentu di
Provinsi Sumatera Barat meliputi pulau-pulau kecil terluar di
Kabupaten Kepulauan Mentawai meliputi Pulau Sibarubaru di
Kecamatan Pagai Selatan, Pulau Sinyau-Nyau / Niau di
Kecamatan Siberut Barat Daya, Pulau Pagai Utara di
Kecamatan Sikakap dan Kecamatan Pagai Utara. Wilayah
pertahanan dan keamanan yaitu Lantamal II Teluk Bayur dan
Pos TNI Angkatan Laut, dan pembuangan amunisi di sekitar
Pulau Pandan Kota Padang.
Gambar 1 . Peta Zona Tata Ruang Wilayah Zonasi Perikanan
Provinsi Sumatera Barat
Buku Profil Peluang Usaha dan Investasi Provinsi Sumatera Barat
21
Gambar 1 . Peta Zona Tata Ruang Wilayah Zonasi Perikanan
Provinsi Sumatera Barat

Buku Profil Peluang Usaha dan Investasi Provinsi Sumatera Barat


22
II. Kondisi Perikanan
1. Potensi Kelautan
Provinsi Sumatera Barat mempunyai kawasan laut termasuk Zona
Ekonomi Eksklusif (ZEE) seluas 51.060 km² dengan panjang garis
pantai Sumatera Barat yaitu 570,55 km ditambahkan dengan Kep.
Mentawai menjadi 1.973,246 km dan 185 pulau-pulau kecil.
Potensi sumberdaya pesisir dan laut Provinsi Sumatera Barat
diantaranya sebagai berikut:
a) Terumbu Karang
Terumbu karang merupakan salah satu potensi sumber daya laut
yang sangat penting. Terumbu karang mempunyai fungsi yang
sangat penting sebagai tempat memijah, mencari makanan, daerah
asuhan dari berbagai biota laut dan sebagai sumber plasma nutfah
serta merupakan sumber berbagai makanan dan bahan baku
substansi bioaktif yang berguna dalam bidang farmasi dan
kedokteran. Terumbu karang juga mempunyai nilai estetika sangat
tinggi yang dapat dimanfaatkan sebagai objek wisata bahari.
Disamping itu secara fisik, terumbu karang melindungi pantai dari
degradasi dan abrasi. Berdasarkan data dari Dinas Kelautan dan
Perikanan Provinsi Sumatera Barat (2015) menunjukan bahwa luas
terumbu karang di wilayah perairan lautSumatera Barat adalah
36.693,27 ha. Luas tutupan terumbu karang terluas berada di
Kabupaten Kepulauan Mentawai yaitu 1.065,37 ha, sedangkan
yang terendah terdapat di Kota Pariaman, yaitu 10,95 ha. Untuk
lebih jelasnya kondisi luas tutupan terumbu karang dimasing-
masing kabupaten/kota pesisir Provinsi Sumatera Barat disajikan
berikut:

Buku Profil Peluang Usaha dan Investasi Provinsi Sumatera Barat


23
Tabel 5. Luasan Terumbu Karang di Kab/Kota Sumatera Barat

No Kab/kota Areal (Ha)


1 Kabupaten Pesisir Selatan 1.065,37 1.065,37
2 Kota Padang 83,65 83,65
3 Kabupaten Padang Pariaman 54,60 54,60
4 Kota Pariaman 10,95 10,95
5 Kabupaten Agam 16,20 16,20
6 Kabupaten Pasaman Barat 244,50 244,50
7 Kabupaten Kep. Mentawai 17.636 17.636
Jumlah 19.111,99

Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Sumbar ( 2015)


b) Mangrove (hutan bakau)
merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, yang didominasi
oleh beberapa jenis pohon mangrove yang mampu tumbuh dan
berkembang pada daerah pasang surut pantai berlumpur. hutan
mangrove memberikan masukan unsur hara terhadap ekosistem
air, menyediakan tempat berlindung dan tempat asuhan bagi
anakanak ikan, tempat kawin/pemijahan, sumber makanan
utama bagi organisme air di daerah. Berdasarkan data dari Dinas
Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Barat (2015)
menunjukan bahwa total luas ekosistem mangrove di wilayah
pesisir Provinsi Sumatera Barat 43.186.71 ha. Wilayah
kabupaten/kota pesisir yang memiliki ekonsistem mangrove
terluas adalah Kabupaten Kepulauan Mentawai yaitu 32.600,00
ha. Sedangkan wilayah kabupaten/kota yang memilikiluas
ekosistem mangrove terkecil adalah Kota Pariaman yaitu dengan
luas 10,0 ha. Untuk lebih jelasnya tentang luas kondisi ekosistem
mangrove di masingmasing kabupaten/kota pesisir Provinsi
Sumatera Barat sebagai berikut:
Buku Profil Peluang Usaha dan Investasi Provinsi Sumatera Barat
24
Tabel 6. Luasan Mangrove di Kab/Kota Sumatera Barat

No. Kabupaten/ Kota Luas Mangrove (ha)


Kabupaten Pesisir Selatan 2.549,55
Kota Padang 1.250,16
Kabupaten Padang Pariaman 190,00
Kota Pariaman 18,25
Kabupaten Agam 313,50
Kabupaten Pasaman Barat 6.273,50
Kabupaten Kep. Mentawai 24.619,43
Jumlah 35.214,39
Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Sumbar ( 2015).

c) Padang Lamun
Lamun (seagrass) adalah tumbuhan berbunga, berbuah,
berdaun danberakar sejati yang telah menyesuaikan diri hidup
terbenam di dalam lautdangkal. Lamun tumbuh pada dasar
perairan laut yang berlumpur, berpasir danberbatu. Hamparan
t u m b u h a n l a mu n b i a s a n ya d i t e mu i d i t e p i p a n t a i ,
membentuksebuah ekosistem tersendiri yang disebut padang
lamun. Umumnya ekosistempadang lamun terletak diantara
ekosistem mangrove dan ekosistem terumbukarang. Manfaat
ekosistem padang lamun antara lain adalah sebagai
tempatmencari makan, hidup dan memijah bagi berbagai jenis
biota bentik dan ikan,dan juga merupakan daerah yang kaya
bahan organik yang berasal dari serasahdaun lamun. Secara
ekologis, ekosistem lamun berfungsi sebagai penyaringsampah
daratan dan meredam energi gelombang sehingga bisa
mengurangitingkat erosi pantai.Berdasarkan data dari Dinas
Kelautan dan Perikanan Provinsi SumateraBarat (2015)
menunjukan bahwa luas padang lamun yang ada di perairan
Buku Profil Peluang Usaha dan Investasi Provinsi Sumatera Barat
25
lautProvinsi Sumatera Barat adalah sekitar 532 ha, dan yang
terluas terdapat diKabupaten Kepulauan Mentawai yaitu
sekitar 500 ha. Sedangkan yang terkecilterdapat di Kabupaten
Pesisir Selatan yaitu 2 ha.

Tabel 7. Luasan ekosistem padanglamun di beberapa perairan


laut kabupaten/kota Pesisir Provinsi Sumatera

No. Kabupaten/ Kota Luas Lamun (ha)


Kabupaten Pesisir Selatan 2
Kota Padang 5
Kabupaten Padang Pariaman -
Kota Pariaman -
Kabupaten Agam -
Kabupaten Pasaman Barat 25
Kabupaten Kep. Mentawai 500
Jumlah 532

Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Sumbar ( 2015).


Mengingat kondisi perairan pesisir dan laut dimaksud dengan
masih relative baiknya kondisi terumbu karang, mangrove dan
lamun sebagaimana tersebut diatas, potensi kelautan yang masih
sangat memungkinkan untuk dikembangkan sebagai berikut:

a) Pariwisata
Wilayah pesisir Sumatera Barat merupakan kawasan untuk
kawasan pariwisata bahari, mempunyai berbagai lokasi
wisata yang memiliki daya tarik terutama sebagai lokasi
olah raga laut, misalnya memancing, menyelam, dayung,
selancar, ski air serta wisata lainnya. Dengan kondisi
wilayah yang sangat beragam dan topografi yang berbeda
Buku Profil Peluang Usaha dan Investasi Provinsi Sumatera Barat
26
tersebut menyebabkan wilayah pesisir Sumatera Barat
mempunyai lokasi yang beraneka ragam, kondisi teluk yang
relative terlindungi dengan daratan yang realif sempit, pulau
pulau kecil diperairan Samudera Hindia, perairan yang
tenang dikwasan teluk dalam serta kawasan berbukit dan
bergunung diwilayah bagian barat seperti dikawasan terpadu
mandeh, dan lain-lain.
Selain itu posisi pulau terluar Sumatera Barat berhadapan
langsung dengan Samudera Hindia sehingga perairan
Mentawai dikenal sebagai tempat paling menantang untuk
pecinta olah raga selancar air atau surfing. Potensi pantai
terkenal untuk olahraga selancar ini menjadi incaran
wisatawan mancanegara. Hampir 95% wisatawan yang
datang ke Mentawai adalah wisatawan mancanegara dengan
tujuan selancar dengan lama tinggal per kunjungan antara
10-15 hari. Wisatawan mancanegara sebagian besar berasal
dari Australia, Amerika Serikat, Brazil, New Zealand dan
Perancis. Wisatawan yang berkunjung ke Mentawai
umumnyaberasal dari kelas menengah ke atas daya tariknya
adalah ketinggian gelombang diatas 1,5 meer merupakan
gelombang yang idel untuk kegiatan selancar, rata-rata
ketinggian gelombang diperairan mentawai 3-4 meter, kedua
terbesar setelah perairan Hawai, dua titik selancar terbaik
didunia yaitu spot lanches right di katiet pulau sipora dan
macaroniies di silabu Pulau Pagai Utara , beberapa nama
ombaknya diantaranya E-bay, Nipusi, KFC, Bugerworld, pit
spot hill, bang-bang, karambak, ombak tidur, ombak tikus,
muko, ombak ular, pukarayak dan intang, rata-rata musim
selancarnya mencapai 8 bulan dalam setahun.

Buku Profil Peluang Usaha dan Investasi Provinsi Sumatera Barat


27
b) Potensi Garam
Panjang garis pantai Sumatera Barat terutama di
kabupaten Kepulauan Mentawai mencapai 1.637 kilometer,
sehingga cukup potensial untuk digarap menjadi usaha
tambk garam. Kondisi salinitas atau tingkat keasinan yang
terlarut dalam air di daerah itu rata-rata 35 sampai 37 per
mil, jumlah tersebut cukup bagus untuk produksi garam.
Peluang tambak garam dapat dikelola oleh rakyat kecil
d e n g a n s k a l a ya n g t i d a k b e r s k a l a b e s a r. U n t u k
pengembangan produksi garam beberapa hal yang mesti
diperhatikan adalah lokasi yang bersih, bukan tempat
pariwisata dan tidak banyak aktivitas yang merusak kualitas
air laut karena belum banyak atau belum ada industri besar
yang berpotensi mencemari lingkungan laut. Selain
Kepulauan Mentawai, beberapa daerah lain yang berpotensi
yakni Kabupaten Pasaman Barat, Pariaman bagian utara,
Agam, dan Pesisir Selatan.Untuk Kota Padang kurang
direkomendasikan karena hampir seluruh aktifitas pesisir
pantainya digunakan untuk pariwisata.
Saat ini di Sumatera Barat sudah ada usaha garam
rakyat sudah dilakukan oleh beberapa UMKM diantaranya
kelompok Kugar Air laut, Kelompok Mutiara Pesisir dan
kelompok Baselona di kabupaten Padang Pariaman,
walaupun saat ini masih menggunakan teknologi sederhana
yaitu dengan cara perebusan garam, adapun proses
pembuatan garam tersebut terdiri dari beberapa tahap yaitu :
1. Air laut diambil dari laut sehari sebelum pengolahan
dan diendapkan dengan menggunakan fiber
2. Air laut dimasak dalam bak perebusan sebanyak 100
liter dicampur dengan 10 Kg garam kasar yang
beryodium sebagai pemancing kadar yodium sampai
mendidih dan garamnya hancur
Buku Profil Peluang Usaha dan Investasi Provinsi Sumatera Barat
28
3. Setelah mendidih air laut tersebut dikeluarkan dari bak
perebusan, disaring, dan dimasak lagi sampai menjadi
garam dengan memakan waktu lebih kurang 5 jam.
4. Setelah kristal garamnya kelihatan memutih diangkat
dan diletakkan di penyaringan (ditiriskan).
5. Setelah garamnya kering langsung dikemas dengan
menggunakan kemasan plastik dengan berat 1 liter per
kemasan atau 1 Kg per kemasan
6. Untuk satu kali mengolah dari 100 liter air laut ditambah
10 Kg garam beryodium sebagai pemancing dihasilkan
25 Kg garam.
7. Garam yang sudah dikemas dipasarkan dengan harga
jual sebesar Rp. 4.000 / liter atau Rp. 5.000/Kg.

Stok produk garam yang dihasilkan UMKM , terdiri dari :


1. Garam Konsumsi (garam halus) dihasilkan melalui
proses pembuatan garam yang telah dijelaskan
terdahulu
2. Garam kesehatan (obat gosok), terbuat dari 25% air
tirisan garam, 25% minyak cengkeh, 25% minyak serai,
dan 25% minyak gandapura
3. Garam kecantikan (garam lotion / lulur), terbuat dari
25% garam halus, urat rumput samudera, bunga
kerayan, beras, umbi rumput laut dan rempah – rempah
samudera
4. Garam diare, terbuat dari 50% garam dan 50% gula pasir
Untuk mengembangkan pasar masih perlu dilakukan
promosi produk garam non konsumsi seperti garam
kecantikan (lotion/lulur) bisa dipromosikan ke salon-
salon sebagai bahan lulur pada salon-salon di wilayah
Kabupaten Padang Pariaman, Kota Pariaman dan Agam

Buku Profil Peluang Usaha dan Investasi Provinsi Sumatera Barat


29
sertaMelakukan pengujian produk yang dihasilkan ke
Balai POM untuk mendapatkan kepastian dan jaminan
bahwa produk yang dihasilkan aman untuk dipakai serta
memperbaiki dan meningkatkan kemasan sehingga lebih
menarik konsumen untuk membeli dan menggunakan
produk garam tersebut.

Gambar 2. Proses pembuatan garam dengan cara perebusan

Buku Profil Peluang Usaha dan Investasi Provinsi Sumatera Barat


30
1. Produksi Garam Rata-Rata Pertahun Dan Pelaku Usaha Pengolahan Garam

No Kelompok Produksi Produksi produk Volume Harga Pemasaran


garam turunan garam pemasarn

1 Mutiara 1,5-2 ton/ Garam konsumsi , 30 kotak 15.000/kotak lokal


pesisir bulan Garam lotion/lulur 250 botol 20.000/botol
Kab.Padang Minyak gosok Uji coba dan 10.000 ukuran
Pariaman Sabun cuci piring sudah aqua
produksi menengah

2 Kugar air 2 ton/ Garam konsumsi 200/3 bulan 6000/kg Prov.riau


laut bulan dan Bahan baku
Kab.Padang pupuk sawit
Pariaman

3. Usaha 1 ton/ Garam konsumsi lokal


Garam bulan
Baselona

2.2. Perikanan Tangkap

1. Potensi Perikanan Tangkap


Sumatera Barat memiliki luas perairan laut sampai dengan 12 mil
yaitu 51.060 (km²). Dengan kondisi laut tersebut maka potensi
perikanan laut masih cukup besar apabila dibandingkan dengan
perikanan lepas pantai dan samudera. Berdasarkan karekteristik
habitat/lingkungan hidup ikan, Sumatera Barat memiliki potensi
sumberdaya ikan pelagis besar yang cukup menjanjikan, antara lain
tuna, cakalang, tongkol dan tenggiri.Sumatera Barat termasuk
dalam Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) - 572 : Samudera
Hindia bagian barat Sumatera Barat dan Selat Sunda, dimana
memiliki estimasi potensi sumberdaya ikan seperti padatabel 9
berikut:

Buku Profil Peluang Usaha dan Investasi Provinsi Sumatera Barat


31
Tabel 9. Potensi sumberdaya ikan pelagis dan demersal Di Sumatera Barat

Kelompok Sumberdaya Samudera Hindia Jumlah yang


Ikan WPP 572 boleh ditangkap
Ikan Pelagis Besar 364.830 Ton/Tahun 291.864
Ikan Pelagis Kecil 412.915 Ton/Tahun 330.356
Ikan Demersal 366.066 Ton/Tahun 292.853
Udang Penaeid 8.249 Ton/Tahun 6.599
Ikan Karang Konsumsi 48.098 Ton/Tahun 38.478
Lobster 1.297 Ton/Tahun 1.307
Cumi –cumi 14.579 Ton/Tahun 11.663
Kepiting 12.537Ton/Tahun 10.029
Total Potensi (Ton/Tahun) 1.228.601 Ton/tahun 982.879

Dengan potensi perikanan laut Sumatera Barat sebesar 1.228.601


Ton/tahun, saat ini baru dimanfaatkan sebesar 211.530,7 ton atau
sebesar 17 %. Usaha Perikanan yang masih berpeluang untuk
dikembangkan adalah untuk investasi skala menengah dan besar
yakni penangkapan ikan tuna diperairan Zona Ekonomi Eksklusif
(ZEE) sehingga tidak bersaing dengan nelayan tradisional di
pinggir pantai.

Buku Profil Peluang Usaha dan Investasi Provinsi Sumatera Barat


32
2. Produksi Perikanan Tangkap
Produksi perikanan tangkap merupakan produksi perikanan
yang diperoleh dari hasil tangkapan yang terdiri dari produksi
perikanan laut dan produksi perairan umum. Rata –rata
peningktan produksi perikanan tangkap setiap tahun berkisar
1,3 % (2012-2017) sebagaimana tabel berikut:

Buku Profil Peluang Usaha dan Investasi Provinsi Sumatera Barat


33
Tabel 10. Tabel Produksi Perikanan Laut di Sumatera Barat

Sumber : Sumbar Dalam Agka 2018, BPS Provinsi Sumatera Barat

Buku Profil Peluang Usaha dan Investasi Provinsi Sumatera Barat


34
Tabel 11. Tabel Produksi Perikanan Perairan Umum di Sumatera Barat

Sumber : Sumbar Dalam Agka 2018, BPS Provinsi Sumatera Barat

Buku Profil Peluang Usaha dan Investasi Provinsi Sumatera Barat


35
3. Jumlah nelayan di Sumatera Barat
Tabel 12. Jumlah nelayan di Sumatera Barat

Sumber : Sumbar Dalam Agka 2018, BPS Provinsi Sumatera Barat

Buku Profil Peluang Usaha dan Investasi Provinsi Sumatera Barat


36
2.3. Perikanan Budidaya
a) Potensi Budidaya Laut (Marine Culture)
Kawasan sentra produksi budidaya laut untuk ikan karang
terutama ikan kerapu berada di Kab. Pesisir Selatan, Kota Padang,
Kab. Pasaman Barat, Kab. Kep. Mentawai, Kota Pariaman. Untuk
kerang mutiara berada di Kab. Pesisir Selatan dan Kab. Kep.
Mentawai. Dan untuk lobster berada di Kab. Pesisir Selatan, Kab.
Pasaman Barat dan Kab. Kep. Mentawai.
Sumatera Barat memiliki potensi lahan budidaya laut sebesar
12.000 ha. Dari potensi tersebut baru dimanfaatkan untuk kegiatan
budidaya kerapu, kakap, rumput laut, kerang mutiara dan udang
vaname seluas 1200 ha dengan produksi budidaya laut sebesar
233,20 ton.
Disamping kegiatan usaha budidaya terbuka juga peluang untuk
pembenihan ikan kerapu pada lokasi-lokasi tersebut. Mengatasi
kesulitan benih kerapu, saat ini terus dilakukan pengembangan
sarana dan prasarana pada Balai Benih Ikan Pantai (BBIP) yang
merupakan UPTD DKP Provinsi Sumatera Barat yang terletak di
Teluk Buo, Kota Padang dan Instalasinya di Sungai Nipah dengan
produksi utama berupa benih ikan kerapu.
Budidaya Ikan di Kolam
Sumatera Barat memiliki potensi lahan untuk budidaya ikan di
kolam seluas 12.300 ha dan pada tahun 2016 luas kolam yang
produktif adalah seluas 17.395,24 ha atau termanfaatkan sebesar
112,89 % dari potensi yang ada, dengan jumlah produksi kolam
tahun 2016 sebesar223.820,67 ton.
Budidaya Ikan di Sawah
Potensi budidaya ikan di sawah di Sumatera Barat adalah seluas
5.000 ha dan pada tahun 2016 luas areal budidaya ikan di sawah
yang baru dimanfaatkan adalah 3.393,28 ha atau termanfaatkan
sekitar 67,87 % dari potensi yang ada. Jumlah produksi ikan
disawah tahun 2016 sebesar 4.253, 27 ton.
Buku Profil Peluang Usaha dan Investasi Provinsi Sumatera Barat
37
Budidaya Tambak
Potensi lahan untuk budidaya tambak di Sumatera Barat adalah
seluas lebih kurang 7.700 ha yang tersebar di Kab. Pesisir
Selatan, Padang Pariaman, Kab. Pasaman Barat dan
Kepulauan Mentawai. Pada tahun 2016 luas areal budidaya
tambak sudah termanfaatkan sebesar 16,75 ha atau sebesar
0,22 % dengan produksi budidaya tambak sebesar 312,93 ton.
Budidaya Pada Keramba Jaring Apung
Pada tahun 2016 luas areal keramba jaring apung pada perairan
umum yang termanfaatkan 73,92 ha dengan jumlah produksi
tahun 2016* sebesar 35.717,75 ton.
Budidaya Keramba
Luas keramba tahun 2016 sebanyak 4,58 ha dan produksi
keramba sebesar 2653, 47 ton.
Budidaya Kolam Air Deras
Potensi untuk kolam air deras adaah 3.000 ha, pada tahun 2016
luas area kolam air deras baru dimanfaatkan adalah 18,08 ha.
Jumlah produksi kolam air deras tahun 2016 sebesar45.765 ton.
Jaring tancap
produksi kolam air deras tahun 2016 sebesar365,72 ton
Perairan Umum
Luas lahan perairan umum di Sumatera Barat sebesar 69.806,78
ha yang terdiri dari danau, sungai, telaga, rawa dan lain - lain
dan tersebar pada 19 Kabupaten/Kota. Dari luas perairan
umum tersebut diatas yang mempunyai potensi untuk
perikanan budidaya adalah sebesar 3.100 ha.

Buku Profil Peluang Usaha dan Investasi Provinsi Sumatera Barat


38
2. Produksi perikanan budidaya

Tabel 13. Jumlah Produksi Perairan Budidaya/Darat di Sumatera Barat

Sumber : Sumbar Dalam Agka 2018, BPS Provinsi Sumatera Barat


Buku Profil Peluang Usaha dan Investasi Provinsi Sumatera Barat
39
3. Jumlah Pembudidaya

Tabel 15. Jumlah rumah angka perikanan budidaya di Sumatera Barat

Sumber : Sumbar Dalam Agka 2018, BPS Provinsi Sumatera Barat

Buku Profil Peluang Usaha dan Investasi Provinsi Sumatera Barat


40
III. SARANA DAN PRASARANA

3.1. Infrastruktur Pendukung Investasi:


1) Infrastruktur:
a) Ketersediaan air
Jumlah perusahaan air bersih di Provinsi Sumatera Barat pada
tahun 2015sebanyak 18 (delapan belas) perusahaan yang tersebar di
12 (dua belas) kabupaten dan 6 (enam) kota. Kapasitas potensial
Perusahaan Air Bersih tahun 2015 mengalami peningkatan sebesar
274 liter per detik(5,44 persen), yaitu dari 5.040 liter perdetik pada
tahun 2014 menjadi 5.314 literper detik pada tahun 2015.
Sedangkan untuk kapasitas produksi efektif pada periode yang
sama mengalami peningkatan dari 3.260 liter per detik menjadi
3.418 liter per detik, atau naiksebanyak 158 liter per detik (4,85
persen). Sementara jumlah sumber air tersedia di Sumatera Barat
3
terdiri dari Danau dan sungai sebesar 55.786.000 m , mata air
31.003.000 m3, artesis 5.634.000 m3 dan lainnya sebesar 6.839.000
3
m , jumlah yang sudah disalurkan untuk kelompok social, rumah
tangga, instasi pemerintah, niaga, industry, khusus dan lainnya
3
sebesar 216 191 028 m

Danau Singkarak Danau Maninjau Danau Diateh Dibawah

Buku Profil Peluang Usaha dan Investasi Provinsi Sumatera Barat


41
Irigasi batang tampunik padang Irigasi batang Surantih Pesisir

Peta wilayah Sungai di Sumatera Barat

Buku Profil Peluang Usaha dan Investasi Provinsi Sumatera Barat


42
b) Ketersediaan listrik

Name of Power Installed Power Capable in Power Capable in


Plants Capacity(MW) Rainy season Summer Season
(MW) (MW)

PLTG Pauh Limo 64,0 51,0 51,0


PLTU Ombilin 200,0 120,0 120,0
PLTA Maninjau 68,0 68,0 34,0

PLTA Batang Agam 10,5 10,5 3,5


PLTA Singkarak 175,0 175,0 90,0
PLTUTeluk Sirih 200,0 100,0 100,0
Totaly 717,5 524,5 398,5

Peran energi terbarukan di provinsi Sumatera Barat cukup besar


untuk dikembangkansebagai pengganti energi fosil. Sumber energi
listrik di Provinsi Sumatera Barat dipasok oleh PLN melalui empat
cabang sentral pembangkit, yaitu Padang, Bukittinggi, Solok, dan
Payakumbuh. Sumber pembangkit listrik di Provinsi Sumatera Barat
sendiri berasal dari pembangkit listrik tenaga diesel (98), pembangkit
listrik tenaga air (15), pembangkit listrik tenaga gas (3) dan
pembangkit listrik tenaga uap (2). Jumlah kapasitas listrik yang
terpasang di Provinsi Sumatera Barat adalah sebesar 648.347 MW
(2013), mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yang hanya
sebesar 582.203 MW (2012).

a) Telekomunikasi
Gambaran fasilitas telekomunikasi di pedesaan dan perkotaan di
Sumatera Barat
 Fasilitas internet sebanyak 311
 Ketersediaan Base Transceiver Station (BTS) sebanyak 629
 Telepon Tetap Kabel 2,85 %
 Telepon selular 89,94%

Buku Profil Peluang Usaha dan Investasi Provinsi Sumatera Barat


43
Pengembangan Pembangunan jembatan broad band sepanjang 214
km dengan kapasitas 2x200 Mbps per detik, untuk meningkatkan
akses telekomunikasi di Sumatera Barat terutama Kepulauan
Mentawai.

b) Jalan
Fasilitas jalan yang terdapat di Sumatera Barat:
 Country Road : 1.212.89 m k
Provincial Road : 1,153.94 m k 
District Road : 13,840 km

Jalan raya kelok Sembilan menghubungkan Pembangunan akses jalan kegiatan


sektor perikanan
provinsi riau dan sumbar

Telah diresmikannya Proyek jalan tol tahun 2018 di Sumatera Barat oleh
Presiden RI dengan total panjang 244 kilometer itu memiliki lima seksi.
 Seksi pertama yakni Padang-Sicincin dengan panjang 28 kilometer.
 Seksi kedua yakni Sicincin-Payakumbuh dengan panjang
78 kilometer.
 Seksi ketiga yakni Payakumbuh-Pangkalan dengan panjang
45 kilometer.
 Seksi keempat yakni Pangkalan-Bangkinang dengan panjang
56 kilometer
 seksi kelima yakni Bangkinang-Pekanbaru dengan panjang
37 kilometer.
Buku Profil Peluang Usaha dan Investasi Provinsi Sumatera Barat
44
a) Pelabuhan
Prasarana Perikanan
Provinsi Sumatera Barat telah cukup banyak mempunyai prasana
perikanan dalam hal ini pelabuhan perikanan, yaitu 1 (satu) buah
Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS), 2 (dua) buah Pelabuhan
Perikanan Pantai (PPP), dan 12 (dua belas) buah Pangkalan Pendaratan
Ikan (PPI).
Di Kota Padang prasarana perikanan (pelabuhan perikanan) yang ada
adalah:
 PPS Bungus
 PPI Batang Anai,
 TPI Batang Arau,
 TPI Kampung Batu,
 TPI Gaung
 TPI Mini Ulak Karang
 TPI Mini Teluk Kabung
 TPI Mini Batung.
Di Kabupaten Pesisir Selatan adalah:
 PPP Carocok Tarusan
 PPI Carocok Painan
 PPI Panasahan Carocok Painan
 PPI Panasahan Carocok Painan
 PPI Surantih
 TPI Muaro Gadang
 TPI Muaro Jambu
 TPI Api-api.
Di Kabupaten Padang Pariaman adalah :
 PPI Pasir Baru
 TPI Batang Gasan
 TPI Ulakan Tapakis TPI Batang Anai Ketaping

Buku Profil Peluang Usaha dan Investasi Provinsi Sumatera Barat


45
Di Kabupaten Kepulauan Mentawai adalah:
 PPP Sikakap
 PPI Tua Pejat
 PPI Muara Siberut.
Di Kabupaten Agam adalah:
 PPI Tiku
 TPI Muaro Putus.
Di Kabupaten Pasaman Barat adalah:
 PPI Air Bangis
 PPI Sasak.
Di Kota Pariaman adalah:
 PPI Muaro Pariaman
 TPI Nareh
 TPI Karan Aur
 TPI Padang Birik-birik.

Pelabuhan Laut
Disamping pelabuhan perikanan, Provinsi Sumatera Barat memiliki
Pelabuhan Laut Umum yang berfungsi untuk angkutan penumpang dan
bongkar muat barang, dan Pelabuhan Laut Khusus yang berfungsi untuk
kebutuhan khusus, seperti dalam pengangkutan barang-barang tambang.
Pelabuhan laut umum yang ada di Sumatera Barat diantaranya terdapat di:
1. Kota Padang :
a) Pelabuhan Teluk Bayur, yang terletak di Kecamatan Bungus
TelukKabung. Pelabuhan ini memiliki luas perairan sekitar 6.470
Ha, 434 Ha daratan, dan 30,89 Ha kolam pelabuhan dengan
kedalaman antara 9 – 11 meter. Pelabuhan ini melayani kapal dari
dalam dan luar negeri. Disamping melayani kapal-kapal
penumpang dan kargo (barang), Pelabuhan Teluk Bayur juga
melayani bongkar muat dari kapal-kapal pengangkut barang
tambang seperti Semen dan Batu Bara. Pelabuhan ini dikelola oleh
PT Pelindo II
Buku Profil Peluang Usaha dan Investasi Provinsi Sumatera Barat
46
b. Pelabuhan Bungus, yang terletak di Kecamatan Bungus Teluk
Kabung. Pelabuhan ini melayani kapal yang mengangkut
penumpang dan barang dari Kota Padang ke Kabupaten Kepulauan
Mentawai seperti Tua Pejat, Sikakap dan Siberut dan Sikabaluan
maupun sebaliknya. Pelabuhan ini dikelola PT. Angkutan Sungai,
Danau dan Penyeberangan (ASDP) Indonesia Persero.
c) Pelabuhan Muara Padang, yang terletak di Kecamatan Padang Barat.
Pelabuhan ini melayani kapal yang mengangkut penumpang
dabarang dari Kota Padang ke Kabupaten KepulauanMentawai,
dan juga kabupaten provinsi tetangga lainnya.

2. Kabupaten Kepulauan Mentawai :


Untuk transportasi laut baik penumpang maupun barang, di
Kabupaten Kepulauan Mentawai telah tersedia 6 (enam) buah
pelabuhan laut, yaitu Pelabuhan Tua Pejat, Pelabuhan Muara Siberut,
Pelabuhan Muara Sikabaluan, Pelabuhan Pagai, Pelabuhan Siuban,
Pelabuhan Pasapuat, dan Pelabuhan Sikakap.

3. Kabupaten Pesisir Selatan :


Di Kabupaten Pesisir Selatan terdapat 2 (dua) buah pelabuhan laut,
yaitu Pelabuhan Panasahan Painan dan Pelabuhan Muara Haji.
Pelabuhan Panasahan Painan adalah pelabuhan untuk bongkar muat
barang termasuk penganggutan hasil pertanian yaitu sebagai
pelabuhan ekspor dan transit hasil bumi terutama kelapa sawit atau
Crude Palm Oil (CPO). Disamping itu di Kabupaten Pesisir Selatan
juga terdapat dermaga penyeberangan untuk kapal (boat) penumpang,
yaitu Dermaga Carocok Tarusan dan Dermaga Muara Sakai.

4. Kabupaten Pasaman Barat : Di Kabupaten Pasaman Barat juga


terdapat 3 (tiga) buah pelabuhan,yaitu Pelabuhan Air Bangis,
Pelabuhan Teluk Tapang dan PelabuhanSasak. Pelabuhan Teluk
Tapang sekarang ini masih dalam tahappembangunan dan nantinya
Buku Profil Peluang Usaha dan Investasi Provinsi Sumatera Barat
47
Pelabuhan Teluk Bayur merupakan salah satu cabang dari PT.
(Persero) Pelabuhan Indonesia II, sebuah BUMN yang mengelola
beberapa pelabuhan di Indonesia. Pelabuhan Teluk Bayur saat ini telah
memiliki standar prosedur pelayanan berdasarkan ISO 9002 sehingga
dapat dikatakan telah menjadi Pelabuhan Kelas Satu.
Fasilitas pelabuhan Teluk Bayur menyediakan pelayanan pelabuhan
dan pelayanan lainnya antara lain:
1. Kolam pelabuhan]
2. Pelayanan pandu & tunda
3. Fasilitas infrastruktur pelabuhan termasuk dermaga, dolphin, &
tambatan
4. Gudang, lapangan, penanganan barang beserta perlengkapanny
5. Operasi penanganan petikemas
6. Operasi penanganan bulk cargo
7. Terminal penumpang
8. Utilitas area darat pelabuhan & properti untuk usaha-usaha lebih
produktif

No Fasilitas Kuantitas
1 Kolam Pelabuhan 30,89 Ha
2 Area Darat 544 Ha
3 Dermaga 1.565 m
4 Gudang Penumpukan 18.401 m²
5 Fasilitas Batu Bara 10,77 Ha
6 Fasilitas Semen 11 unit[Catatan 1]
7 Fasilitas Pupuk 9.500 ton
8 Fasilitas Minyak Sawit 15 unit[Catatan 2]
9 Area Terminal Penumpang[Catatan 3] 1.608 m²

Buku Profil Peluang Usaha dan Investasi Provinsi Sumatera Barat


48
a. Pelabuhan Perikanan
Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus (PPS)
Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus lebih dikenal dengan nama
“Sumatera Fisheries Development Project” (SFDP) yang
pembanguannya dimulai sejak tahun 1981 dan selesai tahun 1989
dengan sumber dana berasal dari pinjaman Bank Pembangunan Asia
(ADB Loan 474-INO) sebesar US$ 9,3 Juta dan dana pendamping
setiap Tahun Anggaran dari APBN. Pada periode ini SFDP telah
berhasil membebaskan tanah seluas 14 Ha dan membangun
beberapa fasilitas pokok, fasilitas fungsional dan fasilitas penunjang.
Periode berikutnya, kegiatan SFDP berakhir dan dilanjutkan oleh
UPT Direktorat Jenderal Perikanan yang disebut dengan Pelabuhan
Perikanan Nusantara Bungus berdasarkan SK. Mentan Nomor :
558/Kpts/OT.210/8/90 tanggal 4 Agustus 1990 (Vide Persetujuan
Menteri Pendayagunaan Aparatur negara Nomor : B.590/I/90
tanggal 2 Juli 1990) dengan status eselon III/b. Perkembangan
selanjutnya terhitung mulai tanggal 1 Mei 2001 Pelabuhan Perikanan
Nusantara Bungus ditingkatkan statusnya menjadi eselon II/b
dengan klasifikasi Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus (PPSB)
berdasarkan SK. Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor :
26.I/MEN/ TAHUN 2001 (Vide Persetujuan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : 86/M.PAN/4/2001
tanggal 4 April 2001).
Adapun Daya Tarik PPS ini yaitu:Kemudahan bagi investor dalam
memanfaatkan lahan karena status lahan adalah hukum sertifikat
HPL (Hak Pengelolaan Lahan); Kondisi perairan PPS Bungus
sangat tenang dan dengan kolam pelabuhan yang sangat dalam
tanpa pernah mengalami pendangkalan; Letak geografis PPS
Bungus sangat strategis karena berada di pertengahan pulau
sumatera, berada dekat dengan daerah penangkapan ikan, sehingga
mutu ikan hasil tangkapan dapat dipertahankan karena hari
penangkapan (catching day) menjadi lebih pendek; Keberadaan PPS
Bungus di Kota Padang sehingga sangat mudah memperoleh
kebutuhan melaut seperti BBM, air tawar, es, ransum, maupun
logistik lainnya.
Buku Profil Peluang Usaha dan Investasi Provinsi Sumatera Barat
49
FOTO PPS BUNGUS

Buku Profil Peluang Usaha dan Investasi Provinsi Sumatera Barat


50
1) PA N G K A L A N P E N D A R ATA N I K A N / T E M PAT
PELELANGAN IKAN DAN SARANA TPI HIGIENIS
DIPELABUHAN PERIKANAN BUNGUS

Buku Profil Peluang Usaha dan Investasi Provinsi Sumatera Barat


51
1) KARANTINA, LABORATORIUM, SYAHBANDAR DAN
BEA CUKAI
a. Karantina Ikan:

Proses Pengecekan Petugas BKIPM

Buku Profil Peluang Usaha dan Investasi Provinsi Sumatera Barat


52
b. Laboratorium BLLPMHP
Balai Laboratorium Pembinaan Dan Pengujian Mutu Hasil
Perikanan (BLPPMHP) sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas
Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Barat, telah memiliki
sertifikat dari Komite Akreditasi Nasional (KAN). Sertifikat KAN
ini sebagai bukti bahwa kegiatan pengujian telah dilakukan sesuai
dengan Standar Nasional Indonesia (SNI). Pengujian terhadap
produk hasil perikanan sangat penting dalam mengawasi peredaran
produk perikanan, sehingga dapat memberikan jaminan keamanan
pangan kepada konsumen/masyarakat

Lokasi : komplek pelabuhan periknan samudera bungus Bungus Tlk.


Kabung, Kota Padang, Sumatera Barat 25227

Buku Profil Peluang Usaha dan Investasi Provinsi Sumatera Barat


53
c. Syahbandar
Salah satu tugas Kesyahbandaran Perikanan adalah penerbitan Surat
Persetujuan Berlayar (SPB) yaitu melakukan cek fisik pada setiap
kapal perikanan yang akan beroperasi,, syahbandar perikanan
terdapat di Pelabuhan Samudera bungus yaitu dengan alamat
komplek Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus Jl Raya Padang -
Painan KM 16 Padang, selain itu juga terdapat di UPTD milik Dinas
Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Barat yaitu:
1. UPTD wilayah I pelabuhan Perikanan Pantai Air BAngis Sasak
Pasaman Barat
2. UPTD wilayah II Pelabuhan Perikanan Pantai Carocok Tarusan
Pesisir Selatan
3. UPTD Wilayah III Pelabuhan Perikanan Pantai Sikakap Kab.
Kepulauan Mentawai

UPTD pelabuhan Carocok UPTD pelabuhan Carocok

UPTD pelabuhan Sikakap UPTD pelabuhan Sikakap

Buku Profil Peluang Usaha dan Investasi Provinsi Sumatera Barat


54
UPTD pelabuhan Air Bangis UPTD pelabuhan Air Bangis

1) BEA CUKAI

Kantor Beacukai Teluk Bayur dan aktifitasnya


Satu-satunya dokumen yang ditangani oleh Bea dan Cukai adalah PEB.
Bila PEB ditulis dengan benar, maka Bea dan Cukai dapat memberikan
clearance barang untuk dikapalkan /fiat muat.

Alamat : KPPBC Tipe Madya Pabean B Teluk Bayur


Alamat:
Komplek Bea dan Cukai No.1 Bukit Putus.
Jl.Sutan Syahril Padang
Sum atera Barat - Indonensia
25216

Telepon: 0751 - 61070


Faks: 0751 - 62188

Buku Profil Peluang Usaha dan Investasi Provinsi Sumatera Barat


55
4. IMIGRASI PADANG

Kantor Imigrasi KLS 1 Padang

Alamat : Kantor Imigrasi Kelas I Padang


Jl. Khatib Sulaiman No 50 RT.03/RW 07. Lolong Belanti Padang
Utara 25135
Telp. 0751 5113 fax 0751 41900 Padang
Email : Kanimpdg@gmail.com/Kanim_padang@imigrasi.go.id

Buku Profil Peluang Usaha dan Investasi Provinsi Sumatera Barat


56
5. BANK
Ketersediaan Bank-Bank Kanwil, cabang maupun cabang
pembantu tersebar diseluruh sumatera barat seperti bank BRI,
Mandiri, BNI, Bank Nagari, Bank Mega, Bank Permata dan lain-
lain yang dapat digunakan dalam dukungan permodalan dan
penerbitan Letter Of Credit (L/C) untuk pembayaran dalam
kegiatan ekspor maupun impor.

Bank Mandiri Bank BNI

Bank BRI Bank Nagari/BPD

Bank Mega Bank Permata

Buku Profil Peluang Usaha dan Investasi Provinsi Sumatera Barat


57
6. KANTOR PERIZINAN
Pelayanan Terpadu Satu Pintu BKPM Provinsi Sumatera
Barat dan Kab/Kota

Alamat Jl. Setia Budi No. 1 Kota Padang, Sumatera Barat, 27251

Bandara Internasional Minangkabau, Padang Pariaman Sumatera Barat

Buku Profil Peluang Usaha dan Investasi Provinsi Sumatera Barat


58
I. Data Umum Bandara Internasional Minangkabau
1. Kelas : Internasional
2. Luas : ± 482 Ha
3. Alamat : Bandara Internasional Minangkabau – Padang
4. Telepon : (0751) 819123 Faksimili : (0751) 819040
5. E-mail : ap2_pdg@angkasapura2.co.id
II. Lokasi
1. Koordinat/Elevasi : 0 47'16,96 LS dan100 16'52,55 B
2. Kode ICAO/IATA : WIPT/MKB/PDG
3. Jam Operasi : 07.00 WIB – 21.00 WIB
4. Jarak dari kota : ± 25 km sebelah utara kota Padang
III. Spesifikasi Bandara
1. Landasan
 Arah : (15 – 33)Dimensi : (2,750 x 45) m²
2. Taxiway : Posisi LuasN1 Partial 13,440 m²N2 Partial 7,015 m²
3. Apron : Luas37,800 m², 13,420 m²
4. Tipe Pesawat : Jenis Pesawat Posisi Parking Stand
 A320 6, A319, B737, MD82, C212
5. Terminal Penumpang :
Luas Kapasitas12570 m² 1,752,961 org/thn
6. Terminal Kargo :
Luas Kapasitas1,360 m² 10,118,922 kg/thn
7. Fasilitas Penerbangan
1. Telekomunikasi : VHF/HF,Radio Link,Speech Plus,AMSC,
2. Navigasi Udara : ILS,DVOR/DME,NDB
3. PKP – PK : CAT. IX
4. Air Field Lightening PALS/PAPI
8. Fasilitas Bandara
1. Power Supply : PLN, MPS/Genset
2. Water Supply : PDAM
3. Peralatan Mekanikal : Timbangan, Conveyor belt, Trolley,
Garbarata, Escalator, AC
Buku Profil Peluang Usaha dan Investasi Provinsi Sumatera Barat
59
4. Keamanan : X-Ray Screening System,Walk Through Metal
Detector,Hand Held Metal Detector,Security CCTV
5. Parkir Kendaraan Luas Kapasitas : 10,850 m² ± 350 kendaraan
6. Pelataran GSE : 621 m²
7. Meteo:
 Pengamatan : Tersedia
 Prakiraan : Tersedia
8. CIQ :
 Bea Cukai : Tersedia
 Imigrasi : Tersedia
 Karantina : Tersedia
9. Transportasi Darat : Taxi, Car Rental
10. Pelayanan Umum : Bank, Telepon Umum, Restaurant & Kafetaria
11. Penunjang Lain : Perkantoran/Administrasi,IPAL,GSE,Gd.
VIP/VVIP,Gd. Operasi,Gedung – gedung lain

Adapun, rincian jumlah penumpang tahun lalu terdiri atas


kedatangan sebanyak 1,93 juta orang dan keberangkatan 1,96 juta
orang, dengan keberangkatan domestik 1,84 juta orang dan
kedatangan domestic 1,81 juta orang. Kemudian penumpang
transfer 31.849 orang dan penumpang transit 29.849 orang.
Sedangkan untuk penerbangan inter nasional yakni untuk
kedatangan penumpang mencapai 115.207 orang dan keberangkatan
sebanyak 115.890 orang. Jumlah kedatangan pesawat mencapai
12.906 pesawat dan keberangkatan 12.776 pesawat untuk domestik,
dan penerbangan internasional dengan kedatangan 809 pesawat dan
keberangkatan 929 pesawat. “Hampir 84% dari total penerbangan
domestik adalah melayani rute padat Padang – Jakarta,”
Rute itu sudah dilayani oleh maskapai Garuda Indonesia, Lion Air,
Citilink, dan Sriwijaya Air menuju Bandara Soekarno Hatta dan
Halim Perdanakusuma

Buku Profil Peluang Usaha dan Investasi Provinsi Sumatera Barat


60
Sarana transportasi Kereta Api dari BIM Sarana transportasi Damri, Tranex
ke Simpang Haru Padang dari BIM ke Simpang Haru Padang

Sarana transportasi Taxi dari BIM Sarana transportasi Travel dari BIM
Dalam dan luar Kota dalam dan luar kota

Buku Profil Peluang Usaha dan Investasi Provinsi Sumatera Barat


61
IV. POTENSI USAHA DAN INVESTASI

4.1. KELAUTAN
1. Pariwisata
I. Latar Belakang
a. Mengapa diperlukan investasi untuk usaha tersebut
Provinsi Sumatera Barat yang Secara administratif terbagi
atas 12 (dua belas) kabupaten dan 7 (tujuh) kota mempunyai
beragam bentuk bentang alam, mulai dari bentang alam pesisir
pantai, dataran rendah, perbukitan, hingga dataran tinggi
pegunungan. Lebih dari setengah luas lahan merupakan dataran
tinggi pegunungan Bukit Barisan yang membelah Provinsi
dalam arah utara-selatan. Disisi lain walaupun lahan budidaya
di Sumatera Barat terbatas namun pertambahan penduduk
dalam beberapa periode sensus menunjukkan peningkatan
dengan laju pertumbuhan yang berfluktuasi. Jika pada tahun
1971 berjumlah 2.793.196 jiwa maka pada tahun 2018
mendekati dua kalilipat lebih yaitu 5.321.489juta jiwa.
Mengingat terdapat keterbatas lahan, Sumatera Barat
membutuhkan strategi pembangunan yang tidak hanya
bersandar pada pengembangan sumber daya alam yang
eksploitatif tetapi harus dapat mencari strategi lain dalam
memanfaatkan keterbatasan tersebut.
Salah satu strategi yang dilakukan adalah memanfaatkan
kondisi bentang alam yang ada. Dengan kondisi bentang alam
yang beragam Sumatera Barat memiliki potensi dalam
pengembangan pariwisata. Tidak heran bahwa salah satu
strategi pembangunan yang dilakukan oleh Provinsi Sumatera
Barat adalah mengembangkan berbagai macam objek wisata di
seluruh bagian wilayah dan mengadakan kegiatan-kegiatan
tertentu untuk memperkenalkan Sumatera Barat ke dunia, yang
salah satu tujuannya adalah memperkenalkan keelokan seluruh
wilayah Sumatera Barat terutama wisata alam laut dan isinya
(wisata bahari).
Buku Profil Peluang Usaha dan Investasi Provinsi Sumatera Barat
63
b. Bagaimana Keberlanjutan Usaha Investasi Tersebut:
Berdasarkan RIPPNas 1998, Provinsi Sumatera Barat
ditetapkan sebagai salah satu daerah tujuan wisata di Indonesia
bagian Barat dan merupakan satu dari 13 (tigabelas)gerbang
masuk utama pariwisata Indonesia, yang saat ini diperankan
oleh Bandara Minangkabau. Kebijakan tersebut juga
menetapkan Provinsi Sumatera Barat sebagai daerah unggulan
wisata di wilayah Indonesia bagian Barat bersama dengan
Bunaken dan Biak di wilayah Indonesia bagian Timur. Beberapa
kawasan tersebut diantaranya Kawasan Mandeh ditetapkan
sebagai pusat pengembangan wisata bahari untuk wilayah
Indonesia bagian Barat dengan potensidaya tarik wisata berupa
teluk yang memiliki perairan tenang dan pulau-pulau kecil. Serta
beberapa Kab/Kota lain yang memiliki potensi wisata bahari
lainnya seperti dibawah ini :
No Kabupaten/Kota Lokasi Wisata
1. Kabupaten Wisata Pantai
Pesisir Selatan Kawasan Carocok Tarusan, Batu Kalang,
Carocok Painan, Bukit Langkisau, Pasir putih
Kambang, Pantai Sago, Pantai Salido, Pulau
Cingkuak, Muaro Bayang, Pantai Sumedang,
Pantai Sambungo (Silaut), Pulau Kereta, Pulau
Aua Gadang, Pulau Aua Ketek, Pulau Penyu,
Pantai Teluk Kasai, Pantai Sungai Nipah,
Pamutusan, Pantai Sungai Pinang Wisata
menyelam (Diving) Pulau Pulau Kecil Kawasan
Mandeh, Pulau Aua Gadang, Pulau Aua Ketek,
Pulau Penyu, Pulau Pagang, Pulau Marak,
Pulau Cubadak, Pulau Keraba Gadang Wisata
snokling Pulau Pulau Kecil Kawasan Mandeh,
Pulau Aua Gadang, Pulau Aua Ketek, Pulau
Penyu, Pulau Pagang, Pulau Marak, Pulau
Cubadak, Pulau Keraba Gadang

Buku Profil Peluang Usaha dan Investasi Provinsi Sumatera Barat


64
2. Kota Padang Wisata Pantai
Pantai Air Manis, Pantai Padang, Pantai
Carolina, Pantai Bungus, Pantai Pasir Jambak,
Pulau Pasumpahan, Pulau Sikuai, Pulau
Sirojong, Pulau Sao, Pulau Padan, Pulau Toran,
Bintangor
Wisata menyelam (Diving)
Pulau Pasumpahan, Pulau Sikuai, Pulau
Sirojong, Pulau Sao, Pulau Padan, Pulau Toran,
Bintangor
Wisata snokling
Pulau Pasumpahan, Pulau Sikuai, Pulau
Sirojong, Pulau Sao, Pulau Padan, Pulau Toran,
Bintangor

3. Kabupaten Wisata Pantai


PadangPariaman Pantai Arta Sungai Limau, Pantai Arga Gasa n
Gadang, Pantai Tiram
Wisata menyelam (Diving)
Pulau Bando
Pulau Pieh
Wisata Snorkling
Pulau Bando
Pulau Pieh

4. Kota Pariaman Wisata Pantai


Pantai Gandoriah, Pantai Kata, Pantai Sanur,
Pantai Talao Belibis, Talao Pauh, Talao
Manggung, Pantai Muara Pariaman, Pantai
Karang Awur
Wisata menyelam (Diving
Pulau Angso
Pulau Ujung
Wisata Snorkling
Pulau Bando
Pulau Pieh

Buku Profil Peluang Usaha dan Investasi Provinsi Sumatera Barat


65
5. Kabupaten Bandar Gadang, Pasir Tiku
Agam Wisata menyelam (Diving
Pulau Tangah
Pulau Ujung
Wisata Snorkling
Pulau Tangah
Pulau Ujung
Wisata Pantai
Pulau Panjang, Pantai Air Bangis, Pantai Sasak,
Pantai Muaro Binguang, Pantai Sasak, Pantai
Sikabau, Pulau Pigogo, Pulau Tamiang, Pulau
Pangka
Wisata menyelam (Diving
Pulau Panjang
Wisata Snorkling
Pulau Panjang

6. Kabupaten Wisata Pantai


Kepulauan Pantai Mabolak, Pantai Tumalei, Pantai
Mentawai Sabeugunggung, Teluk Sikakap, Mapadegat,
Katiet, Pantai Dusun Jati, Pantai Pulau Awera,
Pantai Pulau Simakakang, Pantai Pulau Pukarajat,
Pantai Pokai, Pantai Pulau Simasin, Pantai
Cimpungan, Pantai Sirilogui

Wisata menyelam (Diving


Pulau Sanding, Sibigeu, Simasi-ngit ngit,
Labatjau,Katiet, Tanjung Kinapat, Pulau
Siruamata, Pulau Panjang, Pulau Libbut, Pulau
Barekai, Pulau Nyang Nyang, Pulau Mainuk,
Pulau Botiek, Pulau Pananggalat Sabeu, Pulau
Karamajat, Pulau Pananggalat Sigoiso, Pulau
Roniki, Dusun Logoui, Dusun Maseai

Buku Profil Peluang Usaha dan Investasi Provinsi Sumatera Barat


66
Wisata Snorkling
Pulau Sanding, Sibigeu, Simasi-ngit , Labatjau,
Katiet, Tanjung Kinapat, Pulau Siruamata, Pulau
Panjang, Pulau Libbut, Pulau Barekai, Pulau
Nyang Nyang, Pulau Mainuk, Pulau Botiek, Pulau
Pananggalat Sabeu, Pulau Karamajat, Pulau
Pananggalat Sigoiso, Pulau Roniki, Dusun Logoui,
Dusun Maseai

Wisata Selancar
Pulau Roniki, Pulau Mosokut, Pulau
K a r a n g m a j a t , P u l a u Po t o u t o u g a t , D e s a
Mapadegat, Pulau Potoijat, Tanjung Matabaairak,
Pulau Muko, Desa Betumonga, Desa Bosua, Desa
Gobi Bosua,
Dusun Katiet, Desa Silabu, Pulau Sibigau, Pulau
Sibarubaru, Desa Malakopa

Buku Profil Peluang Usaha dan Investasi Provinsi Sumatera Barat


67
Surfing
Wisata snorkeling
di Kepulauan Mentawai
di KepulauanMentawai

Wisata selam Wisata bahari di kawasan Mandeh


di KepulauanMentawai

Wisata pantai di carocok Wisata snorkeling di kota Padang


Painan Pesisir Selatan

Wisata bahari di kota Pariaman Wisata pantai di kota Padang

Buku Profil Peluang Usaha dan Investasi Provinsi Sumatera Barat


68
Untuk peningkatan pariwisata ini tentunya sangat membutuhkan
investasi dari para investor dalam pengembangannya, terutama
dalam hal infrastruktur dan sarana prasarana yang mendukung,
diantaranya aksesbilitas transportasi, akomodasi dan penginapan,
rumah makan/restoran, fasilitas pelabuhan, wahana permainan,
dan lain-lain oleh karena itu juga diharapkan perhatian pemerintah
dalamkepastian hukum dalam berusaha,kemudahan Regulasi (ijin
masukkapallayar /yacht, visa, beacukai), dukungan Fasilitas
Umum (keamanan, keuangan perbankan, bisnis, kesehatan,
sanitasi dan kebersihan, fasilitas khusus bagi penderita cacat fisik,
anak-anak dan lanjut usia, lahan parkir dan tempat ibadah)serta
kesiapan prasarana umum (Listrik, Air, Telekomunikasi,
Pengelolaan limbah), penunjuk arah-papan informasi wisata-rambu
lalu lintas wisata dan lain-lain.

c. Kaitan dengan Pencapaian Target Prioritas Pembangunan


Daerah/Nasional
Salah satu sasaran pengembangan sektor pembangunan di
Indonesia adalah sektor pariwisata. Sektor ini dikembangkan agar
mampu mendorong peningkatan daya saing perekonomian
Nasional, peningkatan kualitas perekonomian, dan kesejahteraan
m a s ya r a k a t l o k a l , s e r t a p e r l u a s a n k e s e m p a t a n k e r j a .
Pengembangan kepariwisataan memanfaatkan secara arif dan
berkelanjutan, keragaman pesona keindahan alam dan potensi
daerah sebagai wilayah bahari yang cukup luas dapat mendorong
kegiatan ekonomi yang terkait denganpengembangan budaya.
Pariwisata termasuk penyumbang devisa nomor 5 (lima) di
Indonesia. Secara nasional kenaikan jumlah wisatawan secara
Nasional terus berlangsung naik 2,69 % dibanding periode yang
sama tahun sebelumnya.

Buku Profil Peluang Usaha dan Investasi Provinsi Sumatera Barat


69
2. Deskripsi Usaha Layak Investasi:
a. Penjelasan Umum Supply Chain, Mulai Dari Bahan Baku
Sampai Menjadi Produk
Keunggulan lokasi pengembangan wisata bahari di Sumatera
Barat memberikan keuntungan dari segi jarak yang mudah
ditempuh baik dengan jalan darat maupun laut, akses jalan dan
transportasi dekat dengan Bandara Internasional Minangkabau,
berdasarkan data penerbangan di Bandara Internasional
Minangkabau (BIM), Padang Pariman, Sumatera Barat
sepanjang tahun lalu mengalami peningkatan hingga 11,2% atau
mencapai 3,95 juta orang.Saat ini BIM sudah melayani sejumlah
rute internasional yakni menuju Kuala Lumpur (Malaysia),
Singapura, dan Jeddah dan Madinah (Saudi Arabia).
Selain itu, juga melayani sejumlah rute domestik dengan
penerbangan langsung menuju Jakarta, Bandung, Yogyakarta,
Medan, Batam, Tanjung Pinang, Pekanbaru, Jambi, Palembang,
Bengkulu, dan Bandar Lampung.

b. Sistim Distribusi Logistik


udara
Wisatawan
mancanegara transportasi
dan dalam
negeri darat Lokasi wisata
bahari

laut
Infrastruktur
sarana dan
prasarana

Peningkatan
kunjungan

Buku Profil Peluang Usaha dan Investasi Provinsi Sumatera Barat


70
c. Segmentasi Pasar Lokal dan Luar Negeri
Wisata selancar, snorkeling dan selam lebih dominan diminati oleh
wisatawan mancanegara sementara wisata pantai cenderung menjadi
pilihan wisatawan dalam negeri.

d. Manfaat ekonomi dan sosial


Tentunya dengan peningkatan jumlah wisatawan baik macanegara
maupun dalam negeri akan membuka peluang usaha bagi masyarakat
sekitar mulai dari usaha kuliner, penyewaaan peralatan
selam,snorkling maupun selancar, penyewaan perahu/kapal,
penyewaan sarana wahana permainan, penjualan berbagai produk
ekonomi kreatif seperti kerajinan dengan ciri khas asli daerah dan
tentunya akan mendatangkan lapangan kerja baru serta asimilasi
kebudayaan lokal dengan kebudayaan modern.

4.2. PERIKANAN TANGKAP


I. PENANGKAPAN IKAN TUNA
1. Latar Belakang:
a) Mengapa Diperlukan Investasi Untuk Usaha Tersebut
Berdasarkan WPP 572 potensi ikan pelagis besar termasuk ikan
tuna di perairan Sumatera Barat kurang lebih 364.830
ton/tahun dan Potensi yang diperbolehkan untuk ditangkap
sebesar 291.194 ton/tahun, jika dilihat data produksi ikan tuna
hasil tangkapan nelayantahun 2017 sebesar 349,9 ton/tahun
semakin meningkat dari tahun ketahun, umumnya tuna sirip
kuning (yellow fin tuna) , albakor dan lain lain. Berat satu ekor
tuna mencapai 40 kilogram hingga 75 kilogram."Namun
sampai saat ini potensi yang cukup besar tersebut masih belum
tergarap maksimal karena hingga saat ini tidak ada nelayan
yang khusus menangkap ikan jenis umumnya nelayan
Sumatera Barat sebagian besar adalah nelayan tradisional

Buku Profil Peluang Usaha dan Investasi Provinsi Sumatera Barat


71
dengan kapal di bawah 30 GT yang tidak mungkin menangkap
ikan tuna hingga ke tengah laut sampai 200 mil (zona ekonomi
eklusif) atau laut lepas. Kalaupun ada yang diatas 30 GT
umumnya adalah kapal bagan tetapi bukan kapal penangkap
tuna.
Posisi Sumatera Barat sangat strategis berada ditengah pulau
Sumatera dekat dengan lokasi fishing ground hanya berjarak ke
12 – 16 jam ke Pelabuhan Samudera Bungus yang sangat
strategis sebagai basis pendaratan dan aktifitas ekspor tuna dari
samudera hindia, disamping itu jarak fihing ground ke Phuket
96 jam, ke Jakarta ( Muara Baru) 24 – 30 jam dan 240 jam ke
Benoa Bali sementara dengan Bandara Inter nasional
Minankabau (BIM) hanya sekitar 20 kilometer.

Buku Profil Peluang Usaha dan Investasi Provinsi Sumatera Barat


72
b) Bagaimana Keberlanjutan Usaha Investasi Tersebut
Keberlanjutan usaha ini sangat menjanjikan, bagi para investor yang
berminat melakukan penangkapan tuna, mengingat potensi yang masih
tersedia bisa diekploitasi secara bertanggungjawab, baru 30 % yang
termanfaatkan, membutuhkan investor yang bersedia berinvestasi dalam
hal penyediaan sarana perikanan tangkap berupa kapal-kapal longline,
handline dan lain-lain yang masih sangat kurang terdapat di Sumatera
Barat. Untuk lokasi pendaratan ikan dapat memanfaatkan Pelabuhan
Samudera Bungus dan masih bisa menampung kapal-kapal penangkap
ikan, selain itu keterbatasan sarana kapal penangkap ikan masih menjadi
peluang investasi yang diharapkan di Sumatera Barat. Sebagaimana data
berikut:

Tabel 20. Jumlah Kapal Penangkap Ikan Dan Jumlah Nelayan


di Sumatera Barat

Ukuran Kapal
No Kab/Kota Total Jumlah
< 20 20-30 GT ≥ 30 GT Nelayan
GT
1 Padang 29 70 55 374 7.078
3
2 Padang Pariaman - 2 - 2 4.081

3 Pariaman 18 - 2 19 1.469

4 Agam 57 5 5 62 2.250

5 Pesisir Selatan 54 12 48 555 18.277


3
6 Pasaman Barat 66 58 49 747 5.749
8
7 Mentawai Island 18 - 18 3.157

1.597 14 162 1.777 42.061


7

Buku Profil Peluang Usaha dan Investasi Provinsi Sumatera Barat


73
c) Ka ita n d enga n p enca p a ia n ta r get p r ior ita s Pem b a ngu na n
Daerah/Nasional
Arah kebijakan pembangunan sebagaimana dalam prioritas sasaran
pembangunanan nasional dan nawacita presiden RI yaitu masuk dalam
pembangunan sektor unggulan salah satunya yaitu pembangunan
kemaritiman dan kelautan serta kedaulatan pangan. Pembangunan
ekonomi bidang maritim merupakan salah satu prioritas program kerja
pembangunan. Sumatera Barat memiliki potensi maritim dan kelautan
yang berlimpah. Batas maritim memberikan kepastian hukum untuk
seluruh kegiatan kelautan, penegakan kedaulatan dan hukum laut,
khususnya pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya perikanan. Potensi
pengembangan sektor kemaritiman di Sumatera Barat cukup besar karena
luas laut mencapai 186.580 kilometer persegi atau 81 persen dari total
wilayah yang ada. Untuk mendukung pengembangan sektor kemaritiman
di Pulau Sumatera, Sumatera Barat memiliki pelabuhan laut yang mampu
melayani jasa angkutan laut untuk penumpang dan bongkar muat barang
baik pelayaran dalam negeri maupun luar negeri; yaitu Pelabuhan Teluk
Bayur. Dengan panjang garis pantai 1,973,2 kilometer dan berada di
lokasi strategis di Samudra Hindia potensi ikan tersedia sepanjang tahun
di Sumatera Barat. Sektor perikanan dan kelautan menjadi salah satu
sektor unggulan di Provinsi Sumatera Barat. Sebagian besar produksi
perikanan di Provinsi merupakan perikanan tangkap laut dengan hasil
produksi tahun dan telah menjadi komoditas ekspor ke sejumlah negara
tujuan seperti ; Jepang, Tiongkok, Korea, Hong Kong, Afrika dan Timur
Tengah. Rata-rata pertumbuhan ekspor perikanan tangkap mencapai 23
persen dalam lima tahun terakhir dengan jenis ikan tuna, tongkol dan
cakalang. Potensi perikanan laut yang besar di Sumatera Barat terdapat di
Kabupaten Pasaman Barat, Pesisir Selatan, Agam, Padang, Padang
Pariaman, Kota Pariaman dan Kab. Kepulauan Mentawai.

2. Deskripsi Usaha Layak Investasi:


a) Penjelasan Umum Supply Chain, Mulai Dari Bahan Baku Sampai Menjadi
Produk
Ikan tuna yang diperdagangkan dalam rantai pasok ini pada umumnya
mempunyai kualitas sangat baik (A, A+) dengan tujuan pasar utama negara
Jepang. Sedangkan untuk ikan tuna kualitas sedang (B dan C)
diperdagangkan segar untuk perusahaan pengolahan lokal, atau beku untuk
perusahaan lokal dan ekspor. Tuna segar umumnya dikonsumsi mentah

Buku Profil Peluang Usaha dan Investasi Provinsi Sumatera Barat


74
(tanpa dimasak) sebagai menu restoran Jepang, seperti sashimi dan sushi.
Sasaran pasar produk tuna segar yang berkualitas tinggi meliputi restoran,
perhotelan, dan masyarakat dengan ekonomi menengah ke atas. Pasar lokal
rantai pasok tuna segar dengan kualitas tunggi diharapkan tidak hanya untuk
komoditas ekspor, tetapi mulai diarahkan untuk pasar lokal, agar masyarakat
mulai melirik ikan tuna sebagai sumber protein yang unggul.
Sebagian besar nelayan yang mendaratkan hasil tangkapan tuna di
pelabuhan samudera bungus dan beberapa pelabuhan PPI/ TPI di Kab/Kota
penanganan ikan diatas kapal umumnya kapal-kapal yang ada sudah
menerapakan cara penangkapan ikan yang baik (CPIB), Tuna segar tersebut
didistribusikan langsung ke dramaga transit PPS bungus bagi kapal-kapal
yang ijin labuhnya di pelabuhan perikanan samudera bungus , sementara
pelabuhan lain ada yang mengirimkan langsung ke agen besar diluar provinsi
maupun dikirim ke agen besar dan UPI dikota Padang Produksi ikan tuna
sejak tiga tahun terakhir dapat dilihat pada tabel 21 sebagai berikut:

Jeni
s
Tahun Total (Kg)
Tuna Olahan Tuna Beku
Tuna
(Kg) (Kg)
Segar(Kg)
2014 265.723 535.417 120.14 912.289
9
2015 135.041 220.088 142.81 497.867
8

2016 210.682 61.800 36.200 308.682

2017 258.252 101.188 63.332 422.773

Tuna hasil tangkapan nelayan dijual kepada pedagang pengumpul


maupun agen besar terkadang Nelayan menjual hasil tangkapannya
kepada pembeli luar daerah apabila harga yang ditawarkan lebih
tinggi. Transaksi jual beli hasil tangkapan oleh pembeli dari luar daerah
biasanya terjadi di tengah laut dan bersifat musiman.

Buku Profil Peluang Usaha dan Investasi Provinsi Sumatera Barat


75
b) System Distribusi/Logistic
ekspor

Agen Luar
Kab. Pasaman Provinsi
Barat
Pasar Luar
Provinsi
Kab. Pesisir
Selatan Agen/
Kab.Agam Distributor
Pasar konsumen
Kab.Padang NELAYAN Pengecer lokal
Pariaman
Kota
Pariaman Pedangang Upi kecil/
Kota Padang pasar lokal
Pengumpul

UPI BESAR
Kab.Kep.
Mentawai

EKSPOR

c) Segmentasi Pasar Lokal, Dalam dan Luar Negeri


Produk ikan tuna umumnya dijual dalam bentuk segar utuh, loin
maupun olahan, permintaan pasar umumnya pasar local dan
utamanya untuk komoditas ekpor, untuk pasar local umumnya tuna
ukuran kecil/ sedang sementara tuna ukuran besar lebih diminati
oleh importer, di Sumatera Barat tuna di manfaatkan oleh salah satu
UPI skala besar PT. Dempo Andalas Samudera untuk dipasarkan
dan diolah kemudian dikirim berupa tuna segar dan loin untuk pasar
ekspor Jepang mengunakan jalur udara, sementara tuna steak
dipasarkan ke eropa dan USA dilakukan menggunakan container
refrigasi mengguna transportasi kapal laut. Indonesia merupakan
negara dengan potensi tuna tertinggi di dunia dan diperhitungkan
dalam bisnis tuna. data resmi FAO mencatat tahun 2014, kurang
lebih 6,8 juta metrik ton tuna dan sejenis tuna ditangkap oleh banyak
negara di seluruh dunia, dan Indonesia berhasil memasok lebih dari

Buku Profil Peluang Usaha dan Investasi Provinsi Sumatera Barat


76
16% total produksi dunia dengan rata-rata produksi tuna,
cakalang dan tongkol Indonesia mencapai lebih dari 1,1 juta
ton/tahun sekitar 2ooo ton /tahun disumbang dari sumatera
barat baik ekspor langsung maupun melalui provinsi tetangga.
Tentunya nilai ekonomi dari perdagangan produk perikanan tuna
Sunatera Barat ini sangat besar dan menjadi peluang yang terus
d i m a n f a a t k a n . Pe n a n g k a p a n t u n a b e r p o t e n s i k e a r a h
pengembangan skala industri menengah dan besar perlu fasilitas
dan sumberdaya fisik seperti infrastruktur transportasi dan
distribusi secara umum telah memadai.

d) Manfaat Ekonomi dan Sosial


Dengan pengembangan usaha penangkapan ikan tuna ini
diharapkan akan dapat memenuhi kebutuhan pangan dan gizi
masyarakat. Karena Ikan merupakan lauk sumber protein hewani
yang baik bagi perkembangan tubuh manusia karena kaya omega
3 yang baik bagi perkembangan otak manusia. Sehingga
keberadaannya sangat penting untuk pemenuhan kebutuhan gizi
tersebut demi generasi penerus bangsa yang sehat dan pintar.
Selain itu memberikan penghasilan bagi masyarakat terutama
mereka yang hidup di daerah dekat perairan. Masyarakat di
daerah pesisir atau perairan mayoritas menggantungkan
hidupnya pada hasil menangkap ikan (nelayan). Mereka
menangkap ikan dan menjualnya untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari. Disamping itu dapat menaikkan derajat ekonomi
rakyat juga membantu pertumbuhan ekonomi masyarakat
Sumatera Barat membantu pemenuhan pangan Daerah, Nasional
sebagai pemasok (ekspor) perikanan. Di sinilah kesempatan baik
Sumatera Barat untuk memasok (mengekspor) ikan-ikan pada
negara-negara yang memerlukan secara langsung. dan terakhir
akan meningkatkan devisa Negara.

Buku Profil Peluang Usaha dan Investasi Provinsi Sumatera Barat


77
3. Potensi dan Pemanfaatan Perikanan:
a) Potensi sumberdaya ikan sebagai bahan baku dan tingkat
pemanfaatannya
membangun usaha perikanan tangkap berbasis potensi wilayah,
penguatan dan pengembangan teknologi penangkapan ikan,
penguatan dan pengembangan kapasitas sarana prasarana
penangkapan ikan, dan pengembangan industri pengolahan
hasil perikanan.

4.3. PERIKANAN BUDIDAYA


I. Budidaya Udang Vaname

1. Latar Belakang
a) Mengapa diperlukan investasi untuk usaha tersebut
Sumatera Barat (Sumbar) memiliki potensi besar untuk
budidaya udang vaname (litopenaeus vannamei) sebagai
salah satu alternatif bagi nelayan untuk meningkatkan
perekonomian dan dapat menerap banyak tenaga
kerja.Ditambah lagi belum adanya industry besar yang
berpotensi mencemarkan lingkungan perairan sehigga sangat
berpotensi dikembangkan. Terdapat tujuh kabupaten dan

Buku Profil Peluang Usaha dan Investasi Provinsi Sumatera Barat


78
kota yang terletak di pesisir pantai. Dimana kondisi perairannya
masih sangat memungkinkan dilakukan budidaya udang ini,
ditambah lagi perda RT RW dan Perda Zonasi Sumbar sudah
mengatur dalam pengembangan kegiatan perikanan darat maupun
laut, beberapa lokasi yang bisa dilakukan diantaranya Kabupaten
Mentawai, Pesisir Selatan, Padang Pariaman, Agam, Pasaman
Barat, Kota Padang dan Pariaman.Disamping itu terdapat
beberapa keunggulan dari udang vaname dibandingkan jenis udang
lainnya diantaranya, responsif terhadap pakan dengan kadar
protein 25 hingga 30 persen lebih rendah dari udang windu.Lalu
kemampuannya beradaptasi yang tinggi terhadap lingkungan suhu
rendah. Kemudian bisa berdaptasi dengan perubahan salinitas
(khususnya pada salinitas tinggi).Laju pertumbuhan udang ini juga
relatif cepat pada bulan pertama dan kedua dimana angka
kehidupan (survival rate/SR) hidupnya tinggi.Keunggulan lain
udang vaname dapat ditebar dengan kepadatan yang tinggi karena
hidupnya mengisi kolom air bukan di dasarnya saja.Saat ini sistem
investasi budidaya udang tersebut diSumatera Barat , yaitu investor
menyewa tanah warga setempat dalam jangka waktu tertentu.
Beberapa lokasi yang sudah dikembangkan diantaranya lima
kecamatan yang berpotensi dikembangkan yaitu di kabupaten
Padang Pariaman di Kecamatan Batang Anai, Ulakan Tapakis,
Nan Sabaris, V Koto Kampung Dalam, dan Batang Gasan, di
Kabupaten Agam, potensi pengembangan budidaya udang vaname
seluas 200 hektare yang berada di sepanjang bibir pantai
Kecamatan Tanjungmutiara. Di Kota Padang sendiri sudah ada
sekitar 10 hektare tambak Udang Vaname di Kelurahan Pasia Nan
Tigo. Dan masih terapat beberapa lokasi lagi untuk dikembang
yaitu di bungus dan sungai pisang, untuk dipesisir selatan berlokasi
di Tuah Nagari yang berlokasi di Kawasan Carocok Tarusan,
Kecamatan Koto XI Tarusan, Pesisir Selatan, dan dikabupaten
Pasaman Barat di kecamatan Air Bangis

Buku Profil Peluang Usaha dan Investasi Provinsi Sumatera Barat


79
b) Kaitan Dengan Pencapaian Target Prioritas Pembangunan
Daerah/Nasional
Peningkatan budidaya udang vaname sudah tentu akan
meningkatkan usaha budidaya perikanan di Sumatera Barat
ditambah lagi dengan tingginya permintaan akan udang
dunia dan dalam negeri disebabkan masyarakat yang sudah
mulai beralih dari konsumsi daging merah ke daging putih
salah satunya udang yang kaya akan protein tinggi dengan
rasa daging yang gurih punya segmentasi pasar besar diluar
negeri, peningkatan ekspor daerah sudah menjadi target
utama disamping sebagai penyumbang ekspor hasil
perikanan untuk nasional, budidaya udang memberikan
keuntungan karena resiko kerugian sangat kecil dan pada usia
post larva sudah siap untuk dipanen. Perhitungan pasca
panen, dari lahan seluas 6.000 meter persegi (enam kolam)
bisa dihasilkan 7,2 ton udang dengan penjualan rata-rata
Rp70 ribu – Rp.100 ribu per kilogram."Penjualan udang
sekitar Rp. 400 juta. Setelah dikeluarkan operasional,
keuntungan bisa mencapai Rp.377 juta,"

c). Bagaimana keberlanjutan usaha investasi tersebut


Sangat menjanjikan untuk dikembangkan sehingga dengan
tersedianya potensi lahan untuk investasi budidaya udang
vaname:

Buku Profil Peluang Usaha dan Investasi Provinsi Sumatera Barat


80
 Kab. Pesisir Selatan :
 Potensi : 350 Ha
 Kota Padang ( Kec. Koto Tangah, Kec. Bungus Teluk
Kabung)
 Potensi : 100 Ha
 Kab. Padang Pariaman
 Potensi : 120 Ha
 Pasaman Barat Regency
 Potensi : 400 Ha
 Agam Regency
 Potensi : 150 Ha

Buku Profil Peluang Usaha dan Investasi Provinsi Sumatera Barat


81
2. Diskripsi usaha layak investasi
a. Penjelasan umum supply chain, mulai dari bahan baku
sampai menjadi produk:
1. Bibitnya dapat diperoleh dari berbagai daerah di antaranya
Medan, Aceh, Bali, dan Lampung yang dibeli dengan harga
Rp62 rupiah per ekor, Padat tebar awal penebaran udang
sebanyak 100 – 120 ekor/M2 ukuran benur udang vaname
sekitar PL 8 – PL 10.Lama pemeliharaan sekitar 100 – 110
hari, pertumbuhannya cepat, sintasan selama pemeliharaan
tinggi dan nilai konversi pakan (FCR-nya) rendah (1:1,3)
2. Sebulan menjelang panen total perlu dilakukan panen
parsial gunanya adalah untuk mengurangi kepadatan
populasi udang yang dipelihara, size mulai dari 62, size 72
dan size 84. Pemasaran udang tersebut yaitu mulai dari
Medan, Bali, Lampung dan pasar local.

b. Sistim distribusi logistik

Bibit dari Pelaku usaha


lampung dll tambak udang
Panen

Dibudidayakan Pelaku
Panen usaha
parsial

Agen Dalam
diMedan, negeri
lampung,
jakarta

eksportir

Buku Profil Peluang Usaha dan Investasi Provinsi Sumatera Barat


82
c. Segmentasi pasar local dan luar negeri
Hasil panen budidaya udang vaname di dstribusikan bagi
konsumen Lokal (dalam negeri dan pasar ekspor) dengan harga
jual mulai dari Rp.35 ribu sampai Rp.79 ribu per kilogram
tergantung dari ukuran udang, untuk pasar ekpor harga udang
vaname bia mencapai US$ 16/ kg atau sekitar Rp. 240.000/kg.

Foto Panen Udang Vaname


Di Kabupaten Padang Pariaman Dan Kota Padang

d. Manfaat ekonomi dan sosial


Tentunya secara ekonomi dapat meningkatkan pendapatan
pelaku usaha maupun masyarakat yang ingin melakukan
budidaya ini serta secara sosial dapat membuka peluang
investasi sewa lahan masyarakat serta peluang tenaga kerja
bagi masyarakat sekitar dan tentunya diharapkan akan
menimbulkan jenis-jenis usaha pendukung baru yang dapat
dilakukan oleh masyarakat sekitar.

Buku Profil Peluang Usaha dan Investasi Provinsi Sumatera Barat


83
II. Budidaya Kerang Mutiara

Foto Kerang Mutiara Dan Mutiara Yang Dihasilkan Dari


Kegiatan Budidaya Mutiara Dipulau Bintangur

1. Latar Belakang
a) Mengapa Diperlukan Investasi Untuk Usaha Tersebut
Sumatera Barat sangat berpotensi menjadi daerah produsen
mutiara berkualitas dan punya daya saing tinggi, baik nasional
maupun internasional.perairan Sumbar cocok sebagai lokasi
pengembangan budidaya kerang mutiara, terutama di kawasan
laut Kepulauan Mentawai, Pesisir Selatan, dan Kota
Padang.berdasarkan hasil pengujian kualitas air, kadar garam
dan kondisi laut Sumbar dinilai jauh lebih baik dibandingkan
Nusa Tenggara Barat yang selama ini dikenal sebagai produsen
mutiara.ucapnya. Diawal telah dilkukan ujicoba tahap pertama
dengan pembudidayaan kerang mutiara oleh PT. Trigera
Mutiara di pulau Sironjong lKota Padanglebih kurang 1000
ekor telah berjalan lebih kurang tiga tahun, dari hasil uji coba
laju pertumbuhan kerang cukup cepat karena dipengaruhi oleh
faktor lingkungan laut yang mempunyai salinitas dan suhu

Buku Profil Peluang Usaha dan Investasi Provinsi Sumatera Barat


84
cocok bagi kerang (25s/d 30 0c) ditambah lagi dengan cukup
tersedianya pakan alami berupa phytoplankton yang melimpah,
selain itu perairan terlindung dan jauh dari faktor pencemar karena
pulau ini berjalak lebih kurang 2 jam perjalanan atau berjarak 15-21
km dari pelabuhan serta tidak terganggu oleh aktivitas
nelayan.Setelah 1 tahun dilakukan uji coba budidaya kerang
mutiara selanjutnya dilakukan pengisian nucleus dengan tim ahli
yang didatangkan dari jepang oleh pihak perusahaan dan setelah 1
s/d 1,5 tahun Diperoleh hasil cukup bagus tipe gold dan putih lebih
kurang 50 s/d 75 % yang sangat berpotensi untuk dikembangkan.

Foto Lokasi Budidaya Kerang Mutiara Di Pulau Bintangur

b) Kaitan dengan Pencapaian Target Prioritas Pembangunan


Daerah/Nasional
Saat ini mutiara merupakan salah satu komoditas sektor kelautan
di Indonesia yang bernilai ekonomi dan memiliki prospek
pengembangan usaha dari masa ke masa. Hal ini dapat dilihat
dari semakin banyaknya peminat perhiasan mutiara dan

Buku Profil Peluang Usaha dan Investasi Provinsi Sumatera Barat


85
harganya yang terus mengalami peningkatan dari tahun ke
tahun. Mutiara semula hanya diperoleh dari tiram mutiara yang
hidup alami di laut. Berkat kemajuan teknologi saat ini, mutiara
sudah dapat dibudidayakan,walaupun sebagian besar
teknologinya masih didominasi atau dikuasai oleh bangsa
lain.Harganya pun semakin mahal dan menjadi barang mewah,
lebih disukai daripada emas, terutama di beberapa negara seperti
Jepang, China, Korea dan juga di Eropa. Saat ini banyak mutiara
yang kita hasilkan itu dikirim ke Jepang yang kemudian
dikirimkan lagi oleh mereka ke China, Amerika dan negara-
negara lainnya. Indonesia belum memiliki bargaining power
(daya tawar) sebagai produsen, karena sistem distribusinya
dikelola dan dikendalikan oleh pedagang mutiara Jepang namun
upaya yang dapat dilakukan oleh pemerintah dan asosiasi
budidaya mutiara Indonesia mengatasi hal tersebut adalah
deng an meng adakan pasar lelang Mutiara setiap
tahunnya.Untuk itu diharapkan kehadiran para investor dalam
budidaya kerang mutiara ini.

b) Bagaimana keberlanjutan usaha investasi tersebut


Saat ini, ada dua lokasi pengembangan budidaya mutiara yang
tengah diujicobakan dan bahkan sudah ada yang panen, yaitu di
Pulau Bintangor (PT. Tirta Mas Mutiara) dan di Sungai Pinang
(PT Artha Samudra). Berikut topografi pulau Bintangur posisi :
0 0
01 08'54''LS dan 100 19' 50 Kec. Bungus Teluk Kabung Tipologi
pantai berpasir dan berbatu dan ditumbuhi pohon-pohon jenis
bintangur dan kelapa serta mangrove, Perairan jernih dan
terlindung dan Tidak berpenduk. Disamping itu juga terdapat
pulau lain yang dapat dijadikan sebagai lokasi investasi budidaya
kerang mutiara yaitu pulau Marak lebih kurang 5-10 hektar yang
berjarak cukup dekat dengan pulau Bintangur

Buku Profil Peluang Usaha dan Investasi Provinsi Sumatera Barat


86
Foto gambaran lokasi potensi budiaday kerang mutira
di perairan Sumatera Barat menggunakan google map

2. Diskripsi usaha layak investasi


a. Penjelasan Umum Supply Chain, Mulai dari Bahan Baku Sampai
Menjadi Produk: Saat
ini budidaya kerang mutiara di pulau Bintangur :
 Jumlah kerang yang dibudidaya : 10.000 ekor
 Awalnya Kerang Pinctada Maxima dibawa dari Bima dan
menado ukuran 1 cm sekarang sudah dilakukan budidaya
dengan bibit/ telur yang dikirim dari laboratorium dari NTB
melalui trasportasi pesawat udara

Buku Profil Peluang Usaha dan Investasi Provinsi Sumatera Barat


87
 Proses budidaya kerang mutiara sbb:
 Benih berukuran tersebut setelah didapatkan, butuh
waktu dua bulan untuk dipindahkan ke keranjang,
sebelum digantungkan ke peralatan khusu selanjutnya
dimasukkan ketempat panggantungan keranjang kerang
mutiara yang dibuat seperti membentang jala, dengan
panjang 100 meter. Sepanjang tali yang dibentang diberi
pelambung dengan jarak per 10 meter yang bertujuan
untuk menandai tempat bergelantungan keranjang
Budidaya kerang mutiara. Jumlah tali yang dibentangkan
di atas permukaan laut itu tergantung jumlah benih kerang
mutiara yang hendak disebarkan, yang terpenting tali yang
dibentang itu memiliki panjang 100 meter
 Proses pemeliharaan dimulai sejak larva kerang yang
dipelihara hingga ber umur tiga minggu. Proses
pemeliharaan di ruang tertutup ini dilakukan sangat hati-
hati, bahkan pakan larva berupa plankton pun dimonitor
secara detail kualitasnya
 Setelah berumur tiga minggu larva dipindahkan ke tangki
lain dan baru siap dipelihara di air laut setelah mencapai
ukuran diameter 1 mm ke atas atau 40 hari.
 Kerang berumur satu setengah s/d dua tahun baru siap
menjalani proses insersi (pemasangan) inti nukleus (bibit
mutiara), dengan nukleus yang berasal dari mutiara
kerang air tawar dari jepang
 Setiap proses insersi membutuhkan satu donor kerang
untuk diambilmantle tissue (organ lunak kerang mutiara)
untuk ditanam menyelimuti nukleus yang akan
menentukan warna mutiara yang akan dipanen. Setelah
tiga bulan kemudian, kerang seleksi ukuran mutiara yang
dikehendaki.

Buku Profil Peluang Usaha dan Investasi Provinsi Sumatera Barat


88
Peralatan pendukung : pocket net, tento,pompa dan bola pelampung

Pocket Net Tento

Pompa Pelampung

b. Sistim distribusi logistik


Bibit Transportasi
dariNTB,dll udara

Pengisian
inti panen
Dibudidayakan
lebih
kurang 2
tahun
sortir

Usaha
NTB/Jakarta kerajinaan
mutiara

Ekpor ke
jepng

Buku Profil Peluang Usaha dan Investasi Provinsi Sumatera Barat


89
c. Segmentasi Pasar Lokal dan Luar Negeri
Harga mutiara sangat fluktuatif tergantung pada kualitas dan
bentuk dari mutiara yang dihasilkan. semakin baik kualitasnya
maka harganyapun semakin tinggi. Untuk jenis Round (bundar
sempurna) dan Semi round (agak bundar) untuk kualitas A dapat
mencapai harga 40 sampai 50 US $. Bahkan harga jual mutiara
kualitas baik berkisar antara 100 sampai dengan 200 US$. Untuk
jenis lain, seperti Drop (bentuk tetesan air), Oval (lonjong), dan
Barok (bentuk tidak beraturan) harganya sangat bervariatif, rata-
rata saat ini adalah US $ 20. Selain itu harga mutiara juga sangat
tergantung pada perubahan kurs yang terjadi, dalam bentuk dolar
Amerika.

d. Manfaat ekonomi dan sosial


Dengan pengembangan usaha budidaya mutiara di Sumatera
Barat tentunya akan membuka lapangan pekerjaan baru bagi
masyarakat sekitar dengan pola kemitraan yang terjalin antara
masyarakat dengan pengusaha dalam hal pembesaran kerang
dan pemeliharaan kerang yang telah disuntikkan bibit mutiara,
sehingga dapat meningkatkan pendapatan pelaku usaha maupun
masyarakat yang ingin melakukan budidaya ini. Secara sosial
dapat membuka kerjasama saling menguntungkan dalam hal
sewa lahan dan pemasukan bagi pemerintah setempat serta
diharapkan akan timbul jenis-jenis usaha pendukung baru yang
dapat di lakukan oleh masyarakat sekitar seperti kerajinan
mutiara sebagaimana yang sudah berkemang di NTB.Disamping
itu budidaya secara berkelanjutan dapat mendukung kelestarian
sumber daya alam agar masyarakat tidak terus menerus
mengambil atau menangkap kerang mutiara dari alam.

Buku Profil Peluang Usaha dan Investasi Provinsi Sumatera Barat


90
III. Budidaya Kerapu

1. Latar Belakang
a. Mengapa Diperlukan Investasi Untuk Usaha Tersebut
Perairan Sumatera Barat dinilai cocok untuk budidaya ikan kerapu
karena arusnya relatif tenang dan memiliki ekologi yang baik,
dimana kondisi ekologi yang baik untuk kerapu diantaranya suhu 24-
31o, salinitas atau tingkat kandungan garam 30-33 ppt, oksigen
terlarut 3,5 ppm dan pH 7,8-8,".Luas perairan yang berpotensi untuk
mengembangkan kerapu bebek dan kerapu macan itu mencapai 12
ribu hektare tersebar pada beberapa kabupaten diantaranya
kabupaten Pesisir Selatan seperti di Sungai Pinang, Sungai Nyalo,
Kawasan mandeh, Sungai Bungin dan Teluk Kasai.Kemudian di
Kota Padang diantaranya di Bungus Teluk Kabung.Kepulauan
Mentawai juga sangat berpotensi diantaranya di daerah Pagai Utara,
Sipora, dan Siberut. Pasaman Barat di Pulau Panjang juga memiliki
potensi untuk pengembangan komoditas perikanan yang bisa
diekspor tersebut.Saat ini potensi yang ada belum digarap maksimal.

Buku Profil Peluang Usaha dan Investasi Provinsi Sumatera Barat


91
Foto Budidaya Kerapu Dikawasan Mandeh Pesisir Selatan

b) Kaitan Dengan Pencapaian Target Prioritas


Pembangunan Daerah/Nasional
Potensi perikanan budidaya menjadi fokus program
peningkatan sumberdaya kelautan dan perikanan di
Sumatera Bar at kedep an unt uk menggantikan
perekonomian masyarakat dari perikanan tangkap yang
sangat bergantung dari alat tangkap dan cuaca serta musim.
Sehingga hal ini tentunya sangat menjanjikan dan sesuai
dengan visi dinas kelatan dan perikanan sumatera barat
sebagai penghasil ikan terkemuka di pulau Sumatera dan
berdasarkan hasil pemantauan dan data dilapangan bahwa
Sumatera Barat menyumbang produksi ikan terbesar untuk
memenuhi kebutuha lokal , luar provinsi dan ekpor ke
negara tetangga, ikan kerapu ini merupakan komoditas
ekspor yang dijual dalam bentuk hidup ke Negara
Hongkong tentunya memberikan kontribusi yang cukup
besar bagi pendapatan asli daerah dari sektor perikanan dan
peluang lapangan usaha baru bagi investor yang berminat
untuk berinvestasi.

Buku Profil Peluang Usaha dan Investasi Provinsi Sumatera Barat


92
c) Bagaimana Keberlanjutan Usaha Investasi Tersebut
Usaha ini memiliki prospek karena saat ini ikan merupakan
komoditi makanan pokok sehingga permintaan pasar terus
meningkat, salah satu perusahaan yang bergerak dalam usaha
ini adalah CV Samudera Sejati, dengan pemilik Herman Halim
yang memiliki 400 unit keramba yang dapat dipanen sekali dua
bulan. Dalam sekali panen sebanyak 6 sampai 8 ton ikan kerapu
siap ekspor ke Hongkong.Usaha budidaya kerapu sudah
berkembang di Provinsi Sumatera Barat sejak beberapa tahun
terakhir ini, Daerah pengembangan budidaya kerapu melalui
budidaya di keramba jaring apung (KJA) adalah di Kabupaten
Pesisir Selatan, Pasaman Barat, Kepulauan Mentawai dan Kota
Padang. Jenis ikan kerapu yang dipelihara antara lain kerapu
tikus/bebek, kerapu macan dan kerapu hybrid (kerapu cantang
dan kerapu cantik). Pengelolaan budidaya ikan kerapu hampir
dua pertiga dilakukan oleh kelompok pembudidaya ikan dan
sepertiganya lagi dikelola oleg Swasta atau Investor. Budidaya
kerapu tetap harus memperhatikan volume panen, minimal 15
ton, karena menjadi salah satu syarat agar kapal asing pembeli
ikan bisa masukbisa ditetapkan menjadi salah satu titik kumpul
untuk pembelian ikan oleh kapal asing.Harga jual pada kapal
asing tersebut jauh lebih tinggi dari pada dijual dipasaran lokal.
Namun kendala yang dihadapi selama ini adalah jumlah panen
ikan yang tidak sampai jumlah minimal.

2. Diskripsi Usaha Layak Investasi


a. Penjelasan umum supply chain, mulai dari bahan baku sampai
menjadi produk:
Bibit ikan kerapu yang dibudidaya antara 30 ribu hingga 50 ribu
ekor yang sebagian dibeli dari alai Budidaya Ikan Payau (BBIP)
Sumbar dan sebagian lagi dibeli dari luar Sumbar. Banyaknya
kebutuhan bibit yang diperlukan tidak mampu dipenuhi BBIP
yang masih terbatas dalam memenuhi jumlah bibit, Pada tebar

Buku Profil Peluang Usaha dan Investasi Provinsi Sumatera Barat


93
benih tergantung dari ukuran benih yang ditebar. Untuk benih
berukuran 3-5 cm dapat ditebar dengan kepadatan 300-500
ekor/m3. Benih berukuran 10-15 cm dapat ditebar dengan
kepadatan 70-80 ekor/m3 dengan bobot benih 25-30 g/ekor.
Sementara itu, untuk benih berukuran 20-25 cm/ekor atau
berbobot 75-100 g/ekor, padat tebarnya cukup 30-50 m3.
Masa pemeliharaan antara 10 -12 bulan, benih kerapu di dalam
KJA harus diberi perawatan secara rutin, diantaranya
perawatan keramba pasca-operasional dan Perbaikan keramba
yang rusakbiasanya yang paling diminati oleh pengusaha asing
tersebut adalah kerapu bebek dan macan ukuran 500 – 1200 gr.

b. Sistim Distribusi Logistik

Bibit Pembudiaya
BBIP dan kerapu bebek
luar
daerah

Dibudidayakan

Buyer
Perawatan Panen
Hongkong

c. Segmentasi Pasar Lokal dan Luar Negeri


Selama ini pemasaran ikan kerapu cukup lancar, dengan pasar
tujuan utama Hongkong, kapal pengangkut ikan hidup
langsung datang dari Hongkong. Pada tahun 2015 pemasaran
ikan kerapu sempat terkendala dengan keluarnya Peraturan
Menteri Kelautan dan Perikanan RI nomor. 56/PERMEN-
KP/2014 tanggal 3 November 2014 tentang penghentian
sementara (moratorium) Perizinan Usaha Perikanan Tangkap
di wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia
dan Surat Edaran Direktur Jenderal Perikanan Budidaya
nomor 6672/DPB/TU.210.D5/XI/2014 tanggal 28
Buku Profil Peluang Usaha dan Investasi Provinsi Sumatera Barat
94
November 2014 tentang Penghentian Sementara
(Moratorium) Surat Izin Kapal Pengangkut Ikan (SIKPI) di
Bidang Pembudidayaan Ikan serta surat edaran Direktur
Jenderal Perikanan Budidaya nomor: 721/DPB/
PB.510.S4/II/2016 tanggal 1 Februari 2016 tentang kapal
pengangkut ikan hasil pembudidayaan berbendera asing
(SIKPI-A).Selama ini Pemerintah Sumatera Barat sudah
mendorong pengembangan budidaya ikan kerapu, dengan
adanya kendala pemasaran tentunya sangat merugikan
para pelaku usaha budidaya kerapu, pembudidaya ikan
terpaksa menjual ikan hasil budidayanya di pasar lokal
tentunya dengan harga yang murah. Gubernur Sumatera
Barat langsung menyurati Menteri Kelautan dan Perikanan
untuk meninjau kembali tentang peraturan yang
menghambat pemasaran ikan kerapu hidup ke luar negeri.
Peluang pemasaran ikan kerapu ke Hongkong terbuka
kembali dengan keluarnya Peraturan Menteri Kelautan dan
Perikanan Republik Indonesia nomor: 15/PERMEN-
KP/2016 tentang kapal pengangkut ikan hidup, dimana
dalam peraturan menteri ini sudah diperbolehkan kapal
pengangkut ikan berbendera asing mengangkut ikan hidup
dari Indonesia dengan syarat 1 SIKPI 1 pelabuhan muat
singgah. Setelah keluarnya Peraturan Menteri Kelautan dan
Perikanan nomor: 15/PERMEN-KP/2016 ini, maka
pelaku usaha mulai bergairah lagi untuk melanjutkan
usahanya. Pada Tanggal 13 Agustus 2016 telah
dilaksanakan ekspor perdana dari Kabupaten Pesisir
Selatan tepatnya di Carocok Tarusan yang merupakan
pelabuhan muat singgah atau tempat pengumpulan ikan
kerapu untuk di bawa ke Hongkong. Ikan yang dimuat ini
berasal dari usaha budidaya ikan kerapu yang dilaksanakan
oleh pelaku usaha di Kabupaten Pesisir Selatan dan

Buku Profil Peluang Usaha dan Investasi Provinsi Sumatera Barat


95
Kabupaten Pasaman Barat. Jumlah ikan yang diekspor
sebanyak 15 ton yang terdiri ikan kerapu cantik 7,5 ton, kerapu
cantang 7 ton dan kerapu bebek 0,5 ton. Pelaksanaan ekspor
perdana kerapu dari Carocok Tarusan ini disaksikan langsung
oleh pihak-pihak terkait Pelabuhan muat singgah hanya
diperbolehkan dua yaitu Kab. Pesisir Selatan dan Kepulauan
Mentawai.

Foto Kapal Hongkong melakukan penimbangan dan


pembelian hasil panen kerapu di mandeh Pesisir Selatan

Hasil panen budidaya kerapu dalam kondisi hidup dihargai


mencapai harga 300.000,- s/d 400.000 rupiah/kilogram

Buku Profil Peluang Usaha dan Investasi Provinsi Sumatera Barat


96
d. Manfaat Ekonomi dan Sosial
Dari Usaha Budidaya kerapu ini tentunya dapat memberikan
keuntugan ekonomi bagi pelaku usaha dan masyarakat
maupun kemlompok pembudidaya binaan di lokasi budidaya
dimana terdapat 50 nelayan yang merupakan warga di
kawasan Mandeh yang dapat menjalin kemitraan dengan
pelaku usaha besar dimana hasil budidaya dapat di beli
langsung oleh pengusaha karamabaselain itu juga
memberikan pekerjaan tambahna bagi ibu-ibu yang bertugas
untuk memberikan pakan berupa ikan rucah sehingga dapat
membantu ekonomi keluarganya.Secara sosial masyarakat
dapat meningkat sumberdayanya dalam membudidayakan
ikan kerapu sehingga menumbuhkan minat masyarakat
terutama kaum muda untuk mau membudidayakan ikan
kerapu karena keuntungannya cukup besar.

4.4. PENGOLAHAN DAN PEMASARAN


I. Processing Ikan Tuna dan olahan ikan lainnya

Buku Profil Peluang Usaha dan Investasi Provinsi Sumatera Barat


97
a. Mengapa Diperlukan Investasi Untuk Usaha Tersebut
Sumatera Barat berada pada Wilayah Pengelolaan Perikanan
(WPP) 572 yang berlokasi di Samudera Hindia. Dengan
dominasi ikan pelagis besar yang memiliki nilai estimasi potensi
sumber daya ikan sebesar 164.800 ton per tahun, berada pada
urutan kedua setelah WPP 573 yaitu sebesar 201.400 ton per
tahunnya. Ikan pelagis besar merupakan komoditi terbesar kedua
yang berada di WPP 572 setelah ikan pelagis kecil yang memiliki
potensi sebesar 315.900 ton per tahun. Kelompok ikan pelagis
besar menjadi perhatian khusus karena salah satu bagian dari
kelompok ikan pelagis besar adalah ikan tuna. Ikan tuna
merupakan ikan yang memiliki nilai ekonomi sangat tinggi
dibandingkan ikan-ikan lainnya ser ta memiliki pasar
internasional yang sangat luas. Indonesia merupakan negara
penyumbang 30% ikan tuna di dunia, dan menjadi produk yang
paling banyak menyumbang nilai ekspor, yaitu mencapai 89,41
juta dolar AS. Potensi ikan tuna di wilayah laut Sumatera Barat
merupakan kualitas terbaik di Pantai Barat Indonesia dan
merupakan ikan tuna dengan harga yang termahal di dunia.
Penjualan ikan tuna yang sangat tinggi salah satunya adalah
penjualan ikan tuna dengan berat 150 kilogram dengan panjang
1,6 meter dihargai Rp 250 juta di Jepang yang berasal dari
Indonesia.

b. Kaitan dengan pencapaian target prioritas Pembangunan


Daerah/Nasional
Sumatera Barat memiliki Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS)
yang berlokasi di Bungus, Teluk Kabung saat ini telah dijadikan
sentra tuna untuk wilayah Pantai Barat Indonesia. Hal tersebut
tentunya menjadi nilai lebih dalam proses bisnis penangkapan
ikan tuna karena lokasi fishing ground (daerah tangkapan) yang
dekat dengan daerah pembongkaran ikan tuna yaitu Pelabuhan

Buku Profil Peluang Usaha dan Investasi Provinsi Sumatera Barat


98
Perikanan Samudera Bungus . Jika dilihat dari segi lokasi,
lokasi pembongkaran di PPS Bungus lebih menguntungkan
nelayan karena lokasi pembongkaran lebih dekat
dibandingkan dengan melakukan pembongkaran di daerah
Pelabuhan Muara Baru yang membutuhkan waktu lebih dari
20 jam untuk sampai di lokasi pembongkaran di Pelabuhan
Muara Baru sehingga akan mempengaruhi kualitas hasil
tangkapan ikan tuna.
Sumatera Barat mempunyai peluang yang sangat besar untuk
menjadi kawasan industri perikanan dengan sumber daya
alam yang tersedia serta dukungan pemerintah menjadikan
Sumatera Barat sebagai sentra tuna di kawasan Pantai Barat
Sumatera. Namun, saat ini diketahui bahwa hanya satu
perusahaan yang bergerak dibidang perikanan khususnya
perusahaan pengolahan ikan tuna. Sehingga hal tersebut
menjadi kendala untuk menjadikan Sumatera Barat sebagai
kawasan industri perikanan. Oleh karena itu, diperlukan
perhatian khusus dari pemerintah serta pihak yang
berhubungan lainnya untuk membantu mengembangkan
industri pengolahan ikan tuna menjadi sebuah kawasan
industri perikanan di Sumatera Barat.

c. Bagaimana keberlanjutan usaha investasi tersebut


Pengembangan industri perikanan perlu dilakukan dengan
membangun usaha-usaha dibidang perikanan. Dalam
membangun usaha dibidang perikanan perlu diketahui risiko-
risiko yang akan terjadi sehingga perusahaan yang akan
menjalankan atau telah menjalankan usaha dibidang
perikanan lebih maksimal dalam membuat strategi usaha
sehingga dapat meminimalisir kerugian. Pemerintah juga
dapat melakukan berbagai macam usaha untuk mendukung
aktivitas industri berdasarkan risiko yang telah diketahui.

Buku Profil Peluang Usaha dan Investasi Provinsi Sumatera Barat


99
Salah satu aktivitas dalam sebuah industri yaitu aktivitas
logistik yang mer upakan aktivitas yang sangat
berpengaruh terhadap berjalannya suatu industri.

2. Diskripsi usaha layak investasi


a. Penjelasan umum supply chain, mulai dari bahan baku
sampai menjadi produk:
Ikan tunaJenis Mata Besar (Big Eye Tuna) dan Tuna
Madidihang (Yellow Fin Tuna)hasil tangkapan nelayan
maupun hasil tangkapan perusahan PT. Dempo Andalas
Samudera didaratkan di Pelabuhan Perikanan Samudera
Bungus, sekali pembongkaran bisa mencapai 20-30 ton
ikan tuna selajutnya dilakukan prosesing/pengolahan
ikan tuna sesuai permintaan ekspor dan hasil sampingnya
dijadikan produk olahan lainnya yang bernilai tambah

Foto Pembongkaran Ikan Tuna Di Pelabuhan Perikanan


Samudera Bungus

Buku Profil Peluang Usaha dan Investasi Provinsi Sumatera Barat


100
Buku Profil Peluang Usaha dan Investasi Provinsi Sumatera Barat
101
Buku Profil Peluang Usaha dan Investasi Provinsi Sumatera Barat
102
Buku Profil Peluang Usaha dan Investasi Provinsi Sumatera Barat
103
b. Sistim distribusi logistic

Ikan PT. Dempo


Hasil Andalas
Produk
Tangkapan Samudera
olahan tuna Via
Nelayan Ekspor Jakarta ke
Jepang Jepang
Processing
Produk
olahan tuna Via Teluk
ekspor ke Bayur Ke
USA dan USA
eropaTuna

Produk ikan Industri


untuk olahan Kecil/
nilai tambah UMKM

c. Segmentasi Pasar Lokal Dan Luar Negeri


Produksi olahan ikan tuna dipasarkan ke Jepang permintaan
berupa Tuna segar, Frozen Tuna, sementara di USA dan Eropa
dikirim dalam bentuk Tuna Steak, loin, Tuna Saku dengan
Grade AA., selanjutnya olahan ikan tuna yang tidak terpakai
bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan olahan ikan UMKM/
industry kecil yang ada di sumatera Barat di jadikan olahan
berupa rendang tuna, Abon Tuna, nugget tuna dan lain-lain
yang memiliki potensi pasar yang juga diminati oleh konsumen
sebagaimana gambar dibawah:

Buku Profil Peluang Usaha dan Investasi Provinsi Sumatera Barat


104
d. Manfaat Ekonomi dan Sosial
Dengan Meningkatnya produksi olahan diaharapkan
meningkat pula nilai ekpor hasil perikanan Sumatera Barat
dimana pada tahun 2017 ekspor ikan tuna segar dengan nilai
Rp. 45.088.944.195,- Daging tuna sebesar Rp.11.073.422.269
serta ikan tuna olahan sebesar Rp. 4.845.009.500,- rupiah
tentunya dapat meningkatkan PAD dari sektor kelautan dan
perikanan, selain itu juga dapat menumbuhkan industri-
industri olahan ikan tuna di Sumatera Barat.

Buku Profil Peluang Usaha dan Investasi Provinsi Sumatera Barat


105
V. PELUANG INVESTASI DITAWARKAN

I. Nama Proyek Investasi Pengembangan Galangan kapal

Jenis Proyek Pembuatan kapal


Lokasi Proyek Desa : Air bangis
Kecamatan : Sei Beremas
Kabupaten : Pasaman Barat
Longitude/latitude :

Diskripsi Proyek 1. Potensi :Galangan kapal yang ada


saat ini di Sumatera Barat baru
galangan kapal tradisional tempat
bersandar kapal-kapal ikan dan
kapal-kapal wisata, beberapa lokasi
lain seperti di kambang Pesisir
selatan dan Kota Padang
2. Produksi :
Galangan kapal yang ada ukuran <
20 GTDocking kapal-kapal wisata
dan Kapal > 20 GT terpaksa
dibawa ke Jakarta
3. Pemasaran : pengusaha/ nelayan
Kab/Kota Pantai
4. Pemanfaatan olahan:

Tujuan Proyek 1. Untuk memproduksi kapal-kapal


penangkap ikan > 20 GT
2. Untuk memproduksi kapal kapal
wisata
3. Pembuatan Docking pemeliharaan
kapal

Buku Profil Peluang Usaha dan Investasi Provinsi Sumatera Barat


106
Lingkup pekerjaan Proyek Galangan kapal

Aspek Hukum dan Milik pribadi


Status Lahan System sewa
Luas lebih kurang 2 Ha
Rp. 5 milyar
Biaya Investasi

Analisa Keuangan 1. Biaya Investasi : 5 milyar


2. Biaya Operasional :100 s/d 300 juta
3. Proyeksi Laba Rugi:
● Lahan Rp 6.000.000.000,00 umur
ekonomis Tidak ada
● Genzet Rp 700.000.000,00 umur
ekonomis 10 Tahun
● Rail Way Rp. 1.716.418.000 umur
ekonomis 20 Tahun
● Kendaraan Operasional Rp
200.000.000,00 umur ekonomis 5
Tahun
● Mesin Hidrolik Rp 40.000.000,00 umur
ekonomis 5 Tahun
● Mesin Katrol Rp 10.000.000,00 umur
ekonomis 5 Tahun
● Bangun Kantor Rp 30.000.000,00 umur
ekonomis 10 Tahun
● Bangun Mushola Rp 50.000.000,00
umur ekonomis 10 Tahun
● Bangun Toilet Rp 24.000.000,00 umur
ekonomis 10 Tahun
● Alat Pemadam Api Ringan Rp
2.250.000,00 umur ekonomis 5 Tahun

4. Analisa kelayakan Usaha :


● Kayu Rp 850.000.000 Rupiah / unit
● Peralatan Pengikat Rp 150.000.000
Rupiah / unit
● Pakal Rp 60.000.000 Rupiah / unit
● Fiber Rp 720.000.000 Rupiah / unit

Buku Profil Peluang Usaha dan Investasi Provinsi Sumatera Barat


107
● Honor Tenaga Kerja Pengecoran
Rp 1.500.000 Rupiah / unit
● Honor Tenaga Kerja Pemakalan
Rp 60.000.000 Rupiah / unit
● Honor Tenaga Kerja Pengerjaan Kapal
Rp 230.400.000 Rupiah / unit
● Listrik Rp 96.000.000 Rupiah / tahun
● Air Bersih Rp 6.000.000 Rupiah / tahun
● Perlengkapan Kerja Rp 5.000.000
Rupiah / tahun
● Gaji Karyawan Tetap Rp 97.500.000
Rupiah / tahun
● Perawatan Aset Rp 62.812.500 Rupiah /
tahun
● BBM Rp 12.000.000 Rupiah / tahun
● Administrasi dan Umum Rp 19.000.000
Rupiah / tahun

Bentuk Kerjasama Investasi Murni dan KSO

Perkiraaan Jadwal Tahun 2019

Dukungan Pemeritah 1. Perizinanan

2. Fasilitasi kerjasama dengan pemilik lahan

Buku Profil Peluang Usaha dan Investasi Provinsi Sumatera Barat


108
2. Nama Proyek Investasi Pengembangan Budidaya Mutiara

Jenis Proyek Budidaya kerang Mutiara


Lokasi Proyek Desa : Pulau Marak Sungai Pinang
Kecamatan : X koto Tarusan
Kabupaten : Pesisir Selatan
Longitude/latitude: Latitude: 1° 12' (1.2°) south
Longitude: 100° 20' (100.3333°) east

Diskripsi Proyek 1. Potensi : Budidaya kerang mutiara sangat


menjanjikan, kondisi perairan yang jernih
jauh dari pencemaran, pertumbuhan
kerangmenjadi cepat, dari hasil uji coba
dipulau sironjong hasilnya sangat bagus
sehingga dilakukan budidaya kerang
mutiara di Bintangur oleh PT. Tirta Mas
Mutiara. Potensi lokasi budidaya kerang
mutiara lainnya di Kab. Pasaman Barat dan
Kab. Kep . Mentawai
2. Produksi :
Hasil budidaya di pulau Bintangur yang
telah berjalan 3 tahun telah berhasil panen
sebanyak 8000 butir mutira jenis Depp
Gold, Soft Gold Dan White
3. Pemasaran : ekspor mutiara ke Jepang dan
Amerika
4. Pemanfaatan olahan: sebagian diolah
menjadi kerajinan mutiara

Tujuan Proyek 1. Meningkatkan produksi mutiara (South Sea


Pearl) dari perairan Sumatera Barat yang
bernilai ekonomis sangat tinggi
2. Membudidadayakan kerang mutiara
sekaligus menjaga kelestarian sumberdaya
alam kerang mutiara
3. Membuka lapangan usaha bar u bagi
masyarakat melalui kemitraan dengan
perusahaan budidaya kerang mutiara

Buku Profil Peluang Usaha dan Investasi Provinsi Sumatera Barat


109
Lingkup pekerjaan Proyek Budidaya kerang

Aspek Hukum dan Status Lahan merupakan milik Ulayat masih bisa
Lahan dimanfaatkan lebih dari 5 hektar dengan sistim
sewa
Biaya Investasi Rp. 5 - 10 milyar

Analisa Keuangan 1. Biaya Investasi : 5-10 milyar


2. Biaya Operasional :1-3 Milyar
3. Proyeksi Laba Rugi ;
1. Luas areal: 10 hektar
2. Luas tanah kantor/gudang
3. Jumlah jalur/areal budidaya
4. Pembenihan :
● Siklus : 5 tahun
● Lama pemeliharaan: 1,5 tahun
● Ukuran spat : 2-3 cm
● Ukuran siap operasi : > 9 mm
● Intensitas operasi : 2-3 kali
● Jangka waktu panen : 1 tahun
5. Harga mutiara:
● Spat/bibit 2-3 cm : 2.500
● Harga mutiara : 400.000/ gr
6. Tenaga kerja:
● Tetap : 5 org
● Tidak tetap : 5 org
● Keamanan : -
7. Pakan untuk spat : tidak ada
8. Resiko gagal panen : 30 – 40 %
9. Isi koletor : 200-300 ekor
10. Isi net: 20 ekor
11. Isi keranjang : 10 ekor
12. Harga nucleus : 4.000.000 /kg
13. Kebutuhan nucleus : 10 ekor
14. Biaya operasi : 10.000/ kerang
15. Jumlah spat : 10.000

Buku Profil Peluang Usaha dan Investasi Provinsi Sumatera Barat


110
4. Analisa kelayakan Usaha :

Penyusutan
Jenis Investasi Nilai (Rp)
(Rp)
Perijinan 25.000.000

Sewa tanah 75.000.000 15.000.000

Kontruksi tambak 59.700.000 16.500.000


Peralatan Budidaya 110.100.000 22.260.000
Mutiara
Bangunan 156.000.000 31.200.000

Jumlah 425.800.000 84.960.000

Jenis Biaya Nilai

Biaya pembelian spat dan 52.500.000


nukleus
Biaya tenaga kerja tetap 450.000.000

Biaya tenaga kerja 82.125.000


tidak tetap
Biaya tenaga keamanan 648.000.000

Biaya bola lampu sorot 1.500.000

Biaya Operasional dan lai-n 268.406.250


lain

1.502.531.250

Bentuk Kerjasama Investasi Murni

Perkiraaan Jadwal Tahun 2019

Dukungan Pemerintah 1. Kemudahan Perizinan


2. Dukungan Perda Zonasi Tata Ruang Laut
3. Fasilitasi dengan pemilik lahan
4. Dukungan sarana prasarana transportasi dll

Buku Profil Peluang Usaha dan Investasi Provinsi Sumatera Barat


111
Pengembangan Industri Pengolahan/
3. Nama Proyek Investasi
pengalengan Ikan

Jenis Proyek Pengalengan Ikan

Lokasi Proyek Desa : Bunga Tanjung


Kecamatan : Sei Beremas
Kabupaten : Pasaman Barat
Longitude/latitude : 0°13'30.15"N
99°58'35.79"E

Diskripsi Proyek Potensi : dengan panjang garis pantai 2,4 juta


Km dan luas perairan 186.500 km2, sumatera
barat memiliki potensi perikanan cukup besar,
baru termanfaatkan 30-40%, produksi ikan laut
mencapai > 200.000 ton/tahun
Produksi : beberapa jenis ikan yang dominan
seperti jenis mackerel, sardine dllsangat
representative tersedia untuk bahan baku
pengalengan ikan di Sumatera Barat dengan
produksi mackerel 4.548,2 ton dan sarden
92,9 ton
Pemasaran: permintaan pasar diindonesia
semakin meningkat dimana Indonesia masih
impor ikan kaleng 10,62 ribu ton ikan untuk
p e m e nu h a n k e b u t u h a n k o n s u m s i i k a n
msayarakat
Pemanfaatan olahan: hasil tangkapan nelayan
baik tradisonal maupun kapal motor dapat
terserap untuk pemenuhan pengalengan ikan

Tujuan Proyek
1. Meningkatkan usaha pengolahan ikan
terutama pengalelangan ikan dengan
memanfaatkan potensi perikanan Sumatera
Barat
2. M e n i n g k a t k a n p e n d a p a t a n d a n
kesejahteraan masyarakat

Buku Profil Peluang Usaha dan Investasi Provinsi Sumatera Barat


112
Lingkup pekerjaan Proyek Penanaman investasi untuk pembuatan dan
operasionalisasi industri pengalelangan ikan

Aspek Hukum dan Status Milik masyarakat seluas 5 Hektar


Lahan

Biaya Investasi Rp.41.907.785.868

Analisa Keuangan 1. Biaya Investasi: Rp.41.907.785.868


2. Biaya Operasional :
Rp 21.024.960.0000 tahun 1)
3. Proyeksi Laba Rugi:
Pendapatan :
 Biaya operasional 21.024.960.000
 Biaya pemasaran : 150.000.000
 Biaya penyusutan: 1.751.307.174
 Biaya bunga : 2.933.545.011
 Biaya total : 25.859.812.184 Laba
sebelum pajak : 44.051.906.411
Pajak 10 % : 2.643.114.385
Laba setelah pajak : 41.408.792.027
Penyusutan : 1.751.307.174
4. Analisa kelayakan Usaha:
1. Investasi aktiva tetap:
 Tanah/lahan : 1 Ha : Rp.30.000.000
 Bangunan pabrik, gudang kantor: I
paket 11.059.000.000
 Kendaraan operasional: 1 unit
250.000.000
 Mobil cold storage :
unit Rp. 400.000.000
 Pabrik es : 3 unit : 1.500.000.000
 Perahu motor : 2
Unit Rp. 1.200.000.000

Buku Profil Peluang Usaha dan Investasi Provinsi Sumatera Barat


113
2. Peralatan:
 General Fish handling equipment
1 paket 30.302.000
 General canning equipment :
1 paket Rp.192.521.073
 Equipment for Canning Sardines :
1 Paket Rp. 129.466.700
 Equipment for canning fish paste
product 1 paket Rp.86.696.500
3. Investasi modal kerja:
 Biaya pro operasi 1 paket Rp. 20.000.000
 Pengadaan bahan baku 1 paket
Rp. 16.800.000.000
 Pengawasan mutu 1 paket
Rp. 50.000.000
 Peralatan pendukung 1 paket
Rp. 100.000.000
 Perlengkapan 1 paket Rp. 350.000.000
 Contingencies : Rp. 1.732.000.000

Bentuk Kerjasama Investasi Murni

Perkiraaan Jadwal Tahun 2019


Dukungan Pemeritah 1. Fasilitasi perizinan
2. Fasilitasi dengan masyarakat pemeilik lahan

Buku Profil Peluang Usaha dan Investasi Provinsi Sumatera Barat


114
4. Nama Proyek Investasi Pengembangan KJA Kerapu bebek
untuk ekspor Budidaya kerapu bebek
Jenis Proyek Pengembangan KJA Kerapu bebek
untuk ekspor Budidaya kerapu bebek

Lokasi Proyek Desa : Ampang pulai


Kecamatan : X koto Tarusan
Kabupaten : Pesisir selatan
Longitude/latitude :1o10'53,24” S.
100o24'00,49” E. 2
Diskripsi Proyek Potensi :kondisi ekologi perairan Sumatera
Barat yang cukup baik untuk budidaya kerapu,
beberapa parameter diantaranya suhu 24-31
derajat celcius, salinitas atau tingkat kandungan
garam 30-33 ppt, oksigen terlarut 3,5 ppm dan
pH 7,8-8," sangat mendukung dalam budidaya
ika n kera pu , d ia t m a bh l agi dukungan
ketersediaan bibit ikan kerapu bebek dari balai
benih ikan payau (BBIP) Teluk Buo Padang
disamping itu potensi lahan untuk
mengembangkan kerapu bebek dan kerapu
macan itu menca pa i 1 2 ribu hectare
diantaranya:
Kabupaten Pesisir Selatan : Sungai Pinang,
Sungai Nyalo, Mandeh, Sungai Bungin, dan
Teluk Kasai
Kota Padang: Bungus Teluk Kabung
Kepulauan Mentawai: Pagai Utara (Sikakap),
Sipora (Tua Pejat, Simabouk), Siber ut
(Putotaogat, Karang Majat, P Bugei, Saliguma
Kabupaten Pasaman Barat: air bangis dll
Produksi : ikan kerapu bebek sekali siklus panen
bisa mencapai 10 s/d 15 ton
Pemasaran : dipasarkan hidup ke Hongkong
(sebagai komoditi ekspor langsung dijemput
oleh kapal hongkong ke lokasi panen)
Pemanfaatan olahan : lebih dominan dan
diminati dalam keadaan hidup

Buku Profil Peluang Usaha dan Investasi Provinsi Sumatera Barat


115
Lingkup pekerjaan Proyek Investasi budidaya KJA ikan kerapu
Aspek Hukum dan Milik ulayat
Status Lahan
Biaya Investasi Rp. 309.870.000

Analisa Keuangan 1. Biaya Investasi:


2. Biaya Operasional:
3. Proyeksi Laba Rugi:
Keuntungan
Penjualan ikan : 300.000.000
Modal dan biaya operasional : 119.650.000
Total keuntungan dalam satu siklus panen
8 petak =180.500.000

4. Analisa kelayakan Usaha:


Investasi aktiva tetap
KJA 4 mx 4m x 3 m 8 petak
karamba 1 paket isi 4 petak =
Rp. 119.935.000
8 petak = 119.935.000 x 2 =239.870.000
Penyusutan (jangka pemakaian 20 tahun)
Pengadaan armada perahu 70..000.000
2 unit

Biaya operasional:
Jumlah ikan yang dibudidaya tiap lubang :
250 ekor
Total bibit yang ditebar 250 x 8 lubang :
2.000 ekor
Penjualan:
Bibit yang ditebar : 2.000
Mortality rate 25 % x 2.000 = 500
Jumlah ikan tersisa : 1.500
Berat ikan dimasa panen 0,5 kg
Total ikan tersisa : 750 kg
Harga jual 400.000/kg
Total penjualan dalam 1 siklus panen : 750 x
400.000= 300.000.000

Buku Profil Peluang Usaha dan Investasi Provinsi Sumatera Barat


116
Modal dan biaya operasional
Bibit : 2000 ekor x Rp. 22.000 = 44.000.000
Pakan: FCR 2 x 750 kg = 1.500
Pellet 2mm = 30% x 1500kg x Rp. 7.000 =
3. 150.000
Costdan vitamin
Tenaga kerja 1 org x 7 bulan x Rp.
3.000.000= 21.000.000
1 org x 7 bulan x Rp.
4.500.000 = 31.500.000
Total biaya tenaga kerja : 52.500.000
Biaya lain-lain Rp. 20.000.000
Total biaya dan modal dalam 1 siklus panen
= Rp. 119.650.000

Bentuk Kerjasama Investasi Murni

Perkiraaan Jadwal Tahun 2019

Dukungan Pemeritah 1. Fasilitasi perizinanan


2. Dukungan lahan

Buku Profil Peluang Usaha dan Investasi Provinsi Sumatera Barat


117
5. Nama Proyek Investasi Pengembangan pariwisata bahari

Jenis Proyek Wisata bahari (wisata selam,


wisata selancar, wisata pantai)

Lokasi Proyek Desa : Carocok Anau


Kecamatan : Carocok Tarusan
Kabupaten : ka. Pesisir Selatan
Longitude/latitude :

Diskripsi Proyek 1. Potensi :Sumatera Barat memiliki panjang


garis pantai 2.420.388 kilometer dan 391
pulau-pulau memiliki pantai dengan pasir
putih yang indah dan deru ombak yang
menantang para peselancar serta pulau-
pulau kecil dengan kelimpahan terumbu
karang serta hutan mangrove yang sangat
indah, tedapat di 7 kab/kota pantai di
S u m a t e r a B a r a t ya i t u d i k a b. Ke p.
Mentawai, Pesisir Selatan, Padang, Agam,
Pariaman dan Kab.Padang Pariaman.
2. Produksi :
3. Pemasaran : pwisatawan local dan
mancanegara
4. Pemanfaatan olahan: -

Tujuan Proyek Mengembangkan pariwisata bahari sumbar


dan memperkenalkan wisata bahari Sumatera
Barat ke masyarakat nasional dan internasional

Lingkup pekerjaan Proyek Dukungan atraksi fasilitas dan insfrastruktur


wisata bahari untuk kebutuhan wisatawan
t e r k a i t S e l a m , s n o r k e l i n g, B e r p e r a h u ,
Parasailing, Selancar (surfing) ,Ski air ,Jet ski ,
Banana boat , Perahu lunas kaca , Pemotretan
bawah laut (underwater photography) ,
Berenang (swimming) , Memancing (fishing)
,Wisata kapal karam , Wisata mangrove ,
Barge pontoon

Buku Profil Peluang Usaha dan Investasi Provinsi Sumatera Barat


118
Dukungan atraksi fasilitas dan insfrastruktur
wisata bahari untuk kebutuhan wisatawan
t e r k a i t S e l a m , s n o r k e l i n g, B e r p e r a h u ,
Parasailing, Selancar (surfing) ,Ski air ,Jet ski ,
Banana boat , Perahu lunas kaca , Pemotretan
bawah laut (underwater photography) ,
Berenang (swimming) , Memancing (fishing)
,Wisata kapal karam , Wisata mangrove , Barge
pontoon

Aspek Hukum dan Milik pemda dan ulayat


Status Lahan Perda zonasi dll

Biaya Investasi Rp.

Analisa Keuangan 1. Biaya Investasi :


2. Biaya Operasional :
3. Proyeksi Laba Rugi :
4. Analisa kelayakan Usaha :
Biaya yang dibutuhkan untuk penyedian
lahan pada obyek wisata ini adalah
sebesar Rp10.000.000.000,-
Biaya lain-lain, terdiri atas Biaya Konsultan
yang ditetapkan sebesar Rp300.000.000 dan
biaya perijinan sebesar Rp50.000.000
Biaya Gaji Tenaga Kerja
Direktur 1 Orang 20,000,000.
Manajer Administrasi 1 Orang 10,000,000.
Manajer Keuangan 1 Orang 10,000,000.
Manajer SDM 1 Orang 10,000,000.
Manajer Pemasaran 1 Orang 10,000,000
Manajer Teknik 1 Orang 10,000,000
Staf 50 Orang 100,000,000.
Jumlah 56.00 Orang dalam sebulan
170,000,000dalam setahun 2,040,000,000
biaya pemeliharaan
ditetapkan sebesar 10% dari biaya
pembangunan konstruksinya dan direncakan
akan meningkat 5% setiap tahunnya. Pada

Buku Profil Peluang Usaha dan Investasi Provinsi Sumatera Barat


119
tahun pertama diperlukan
biaya pemeliharaan sebesar
Rp.1.238.635.000,-
Jalan Lingkungan 243.750.000
Lintasan Tracking 50.000.000
Darmaga Perahu 50.000.000
Parkir 970.000.000
Restoran 2.400.000.000
Kantor Pengelola 900.000.000

Bentuk Kerjasama Investasi Murni dan KSO

Perkiraaan Jadwal Tahun 2019

Dukungan Pemeritah Ke mu d a h a n Pe r i zi n a n a n s a r a n a d a n
prasarana jalan, transportasi listrik dan air

Buku Profil Peluang Usaha dan Investasi Provinsi Sumatera Barat


120
BAB VI. KEMUDAHAN INVESTASI

6.1. Layanan Perizinan Daerah


Saat ini semua system penanaman modal di Provinsi Sumatera Barat
telah terintegrasi. Seluruh institusi penanaman modal di Sumatera Barat
memiliki nomenklatur yang sama yakni Dinas Penanaman Modal dan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu baik di tingkat KabupatenKota maupun
Provinsi. Dengan demikian semua izin dan rekomendasi dari semua sektor
dapat dilayani di Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu
Pintu setempat berdasarkan kewenangan dan wilayah kerjanya. Dalam
rangka meningkatkan kinerjanya Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu Kabupaten/Kota dan Provinsi telah membentuk tim
teknis yang beranggotakan pejabat yang ditunjuk masing-masing dinas
terkait.
Dalam rangka penerbitan perizinan usaha semua persyaratan dan
permohonan telah dapat diakses secara online melalui aplikasi Sistem
Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan Berbasis Elektronik melalui website:
sipkato.sumbarprov.go.id

6.2. Kebijakan dan Regulasi Daerah


Untuk mengakses semua peraturan daerah penggunaan layanan
dapat mengakses dokumen tersebut melalui situs Jaringan Dokumentasi dan
Informasi Hukum (JDIH) Provinsi Sumatera Barat (jdih.sumbarprov.go.id
dan : dpmptsp.sumbarprov.go.id.
Beberapa peraturan menyangkut penanaman modal yakni :
1. Perda No. 2 tahun 2014 tentang Penanaman Modal
2. Undang-Undang No. 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal
3. Pergub No.15 tahun 2017 tentang perubahan Pergub No. 2 Tahun
2017 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
Provinsi Sumatera Barat

Buku Profil Peluang Usaha dan Investasi Provinsi Sumatera Barat


121
4. Perpres No. 2 Tahun 2017 tentang Percepatan Pelaksanaan Berusaha,
ditindaklanjuti dengan Keputusan Gubernur Sumatera Barat No.
660-1045-2017 tentang Satgas Percepatan Pelaksanaan Berusaha di
Sumatera Barat.

6.3. Insentif Daerah


Pemberian Insentif dan kemudahan berusaha masih mengacu
kepada Perda Provinsi Sumatera Barat No.2 Tahun 2014 Tentang
Penanaman Modal, BAB VI Bagian kedua Pasal 23. Pemerintah Daerah
memberikan insentif dan kemudahan kepada penanam modal untuk
mendorong peningkatan penanaman modal sesuai dengan kewenangan,
kondisi dan kemampuan daerah, yang dilakukan berdasarkan prinsip :
a. Kepastian hukum;
b. Kesetaraan;
c. Transparansi;
d. Akuntabilitas
e. Efektif dan efisien.
Pemberian insentif dan kemudahan kepada penanam modal paling
kurang memenuhi salah satu kriteria sebagai berikut :
a. Memberikan kontribusi bagi peningkatan pendapatan masyarakat
b. Menyerap banyak tenaga kerja
c. Menggunakan sebagaian besar sumberdaya dan bahan baku local
d. Memberikan kontribusi bagi peningkatan pelayanan public
e. Memberikan kontribusi dalam peningkatan produk domestic
regional bruto
f. Berwawasan lingkungan dan berkelanjutan
g. Termasuk memiliki skala prioritas tinggi
h. Termasuk pembangunan infrastruktur
i. Melakukan alih teknologi
j. Melakukan industry pionir
k. Berlokasi di daerah terpencil, tertinggal, perbatasan dan perkotaan

Buku Profil Peluang Usaha dan Investasi Provinsi Sumatera Barat


122
l. Melaksanakan kegiatan penelitian, pengembangan dan inovasi
m. Bekerjasama dengan Usaha Mikro Kecil dan Menengah atau
Koperasi dan atau
n. Industri yang menggunakan barang modal dan mesin atau peralatan
yang diproduksi di dalam negeri dan pelaku Usaha Kecil dan
Menegah.

6.4. Penyelesaian Hambatan Investasi


Dalam rangka proses penyelesaian potensi hambatan penanaman
modal. DPM-PTSP Provinsi Sumatera Barat untuk melaksanakan ketentuan
Pasal 11 Peraturan Presiden Nomor 91 Tahun 2017 tentang Percepatan
Pelaksanaan Berusaha, perlu membentuk Satuan Tugas Percepatan
Pelaksanaan Berusaha Provinsi Sumatera Barat dan menetapkannya dengan
Keputusan Gubernur.
Satuan Tugas Provinsi Sumatera Barat mempunyai tugas salah
satunya melakukan penyelesaian hambatan (debottlenecking atas perizinan
berusaha yang menjadi kewenangan provinsi dan perizinan yang diperlukan
oleh kementerian lembaga dan pemerintah kabupaten/kota yang telah
diajukan dan belum selesai. Para investor diharapkan dapat berkonsultasi
secara luas mengenai segala bentuk penanaman modal di Provinsi Sumatera
Barat dengan mengakses aplikasi secara online atau dapat dating ke kantor
DPM-PTSP Provinsi Sumatera Barat.

Buku Profil Peluang Usaha dan Investasi Provinsi Sumatera Barat


123
BAB VII. KONTAK PENGHUBUNG

Nama Daerah : Provinsi Sumatera Barat


Nama Instansi : Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Satu
Penyelenggara PTSP- Pintu Provinsi Sumatera Barat
PM
Alamat Kantor : Jalan Setia Budi No. 1
Kabupaten/Kota : Kota Padang 27251
Provinsi : Sumatera Barat
No. Telepon : 0751 - 12345
No. Fax : 0751 - 12345
Alamat Website :
Email : dpmptsp@sumbarprov.go.id
Nama Kepala Kantor : Maswar Dedi, A.P., M.Si.
Status PTSP-PM : PTSP-PM sudah menyatu dengan Instansi
Penanaman Modal

Buku Profil Peluang Usaha dan Investasi Provinsi Sumatera Barat


125
BAB VIII. PENUTUP

Demikian yang dapat kami sajikan mengenai Buku Profil Usaha dan
Investasi Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2018,
sebagai salah satu acuan dalam pelaksanaan pengembangan usaha di Sektor
Kelautan dan Perikanan khususnya di Provinsi Sumatera Barat, baik di sektor
Kelautan Perikanan Tangkap, Budidaya, Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Perikanan, Pengelilaan Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil.
Tentunya dalam pengembangan usaha dan investasi tersebut perlu
dilakukan pemetaan atau kajian yang dituangkan dalam bentuk buku Profil
Usaha dan Investasi Kelautan dan Perikanan sebagai salah satu pedoman,
informasi dalam pelaksanaan kegiatan yang berkelanjutan.
Didalam penyusunan Buku Profil Usaha dan Investasi Kelautan dan
Perikanan dimaksud masih banyak kekurangan dan kelemahannya untuk itu
kami harapkan adanya masukan dan saran demi penyempurnaan Buku Profil
Usaha dan Investasi Kelautan dan Perikanan tersebut.
Demikian yang dapat kami sampaikan atas kerjasama semua pihak
yang telah banyak membantu dalam penyusunan Buku Profil Usaha dan
Investasi Kelautan dan Perikanan, kami ucapkan terima kasih.

Buku Profil Peluang Usaha dan Investasi Provinsi Sumatera Barat


127
Lampiran
2
INVESTASI UDANG VANNAMEI KOLAM TERPAL 1000 m

No Pembuatan Petakan & Volume Satuan Harga Biaya


Investasi (Rp) (Rp)
1 Pembuatan konstruksi kolam 1,000 m2 2,000 2,000,000
(Ukuran 33 m X 33 m X 0.15
m)
Perapian petakan 1,000 m2 1,000 1,000,000

2 Terpal A12 utk petakan 1,300 m2 12,000 15,600,000


Biaya pemasangan 1,000 m2 1,000 1,000,000

3 Paralon 6" utk central drain & 5 batang 250,000 1,250,000


stand pipe
Kayu 2.5 m 264 batang 20,000 5,280,000
Tepas bambu (2 X 2 mtr) 132 keping 50,000 6,600,000
Paku, kawat pengikat dll 1,000,000
Biaya pemasangan 264 m 2,000 528,000

4 Listrik PLN 4,400 KVA 1 unit 5,000,000 5,000,000


Kincir long arm 2 unit lengkap 2 unit 8,000,000 16,000,000
Kabel kincir 30 meter 10,000 300,000
Kabel & lampu penerangan 5 unit 200,000 1,000,000

6 Sumur bor casing 4" & 1 unit 6,000,000 6,000,000


pompa/selang 3"

7 Pondok jaga & gudang pakan 1 unit 5,000,000 5,000,000


Perlengkapan tambak 2,442,000
(Bak outlet, anco, serok,
ember dll)

Total Invstasi 70,000,000

Buku Profil Peluang Usaha dan Investasi Provinsi Sumatera Barat


129
RENCANA PRODUKSI UDANG VANNAMEI
Kolam Terpal 1000 m2

NO ASUMSI PRODUKSI KETERANGAN


1 Luas kolam udang 1,000 m
2 Lama persiapan lahan 15 hari
3 Lama persiapan air 15 hari
4 Padat tebar 120 ekor/m2
5 Jumlah benur 120,000 ekor
6 Lama pemeliharaan 110 hari
7 Survival Rate (SR) 75 %
8 Size panen 50 ekor/kg
9 ADG 0.182 gr/hari
10 Target tonase panen 1,800 kg
11 FCR 1.40
12 Jumlah pakan 2,520 kg
13 Harga benur 65 Rp/ekor
14 Harga pakan rata-rata 16,900 Rp/kg
15 Harga jual udang/kg 70,000 Rp/kg

NO JENIS BIAYA (Rp) BIAYA (Rp/kg)


1 Biaya Persiapan Lahan 0 0
2 Biaya Pembuatan Biosecurity 1,390,000 772
3 Biaya Benur 7,800,000 4,333
4 Biaya Pakan 42,587,550 23,660
5 Biaya Kapur & Probiotik 5,157,500 2,865
a. Persiapan Air 877,500 488
b. Budidaya 4,280,000 2,378
6 Listrik, BBM & Maintenace 9,100,000 5,056
7 Gaji & Konsumsi Karyawan 7,500,000 4,167
8 Biaya Panen 1,500,000 833

SUB TOTAL 75,035,050 41,686


BIAYA TAK TERDUGA (50 %) 3,751,753 2,084
TOTAL BIAYA 78,786,803 43,770

Buku Profil Peluang Usaha dan Investasi Provinsi Sumatera Barat


130
ANALISA KEUNTUNGAN

1 Total Penjualan (Revenue) Rp126,000,000


2 Total Biaya Produksi (Cost Production) Rp 78,786,803
3 Rp 47,213,198
4 Prosentase Keuntungan (P/C) 60%
5 Biaya per kg udang Rp 43,770.45
6 Rp 26,229.55

PENGEMBALIAN INVESTASI

1 Total Investasi Rp 70,000,000


2 Rp 47,213,198
3 RoI (Return of Investment) 1.48

Buku Profil Peluang Usaha dan Investasi Provinsi Sumatera Barat


131
RENCANA PEMAKAIAN BAHAN DAN ESTIMASI BIAYA PRODUKSI
Kolam Terpal 1000 m2

1) PERSIAPAN LAHAN
a. Kolam waduk/reservoir (0 kolam/0.0 ha)
Jumlah Harga Satuan Jumlah
No Jenis
Pemakaian (Rp) (Rp)
1 Angkat lumpur 0 0
TOTAL 0

b. Kolam budidaya (1 Kolam/0.1 ha)


Jumlah Harga Satuan Jumlah
No Jenis
Pemakaian (Rp) (Rp)
1 Angkat lumpur 0 kolam 500,000 0
2 Dolomith 0 kg 500 0
3 Kapur Api 0 kg 1,000 0
4 Hydrate Lime 0 kg 700 0
TOTAL 0

2) PEMBUATAN BIOSECURITY & PERLENGKAPAN KOLAM


a. Pembuatan Biosecurity
Jumlah Harga Satuan Jumlah
No Jenis
Pemakaian (Rp) (Rp)
1 Kayu/bambu (2.5 m) 20 batang 15,000 300,000
2 Tali Plastik 8 mm 70 meter 5,000 350,000
3 Benang pancing (0.6 mm) 2 kg 60,000 120,000
TOTAL 770,000

b. Pembuatan jembatan anco & outlet


Jumlah Harga Satuan Jumlah
No Jenis
Pemakaian (Rp) (Rp)
1 Kayu/bambu (2.5 m) 40 batang 15,000 600,000
2 Paku 2 kg 10,000 20,000
TOTAL 620,000

Buku Profil Peluang Usaha dan Investasi Provinsi Sumatera Barat


132
RENCANA PEMAKAIAN BAHAN DAN ESTIMASI BIAYA PRODUKSI
Kolam Terpal 1000 m2
3) BENUR
Jumlah
No Jenis Jumlah Pemakaian Harga Satuan (Rp)
(Rp)
1 Benur 120,000 ekor 65 7,800,000
TOTAL 7,800,000
4) PAKAN
Jumlah
No Jenis Jumlah Pemakaian Harga Satuan (Rp)
(Rp)
1 9001 10 kg 18,945 189,450
2 682 150 kg 17,060 2,559,000
3 683 500 kg 17,010 8,505,000
3 683 SP 1,000 kg 16,985 16,985,000
4 684 S 860 kg 16,685 14,349,100
TOTAL 2,520 kg 42,587,550

5) KAPUR & PROBITOIK


a. Persiapan Air
Jumlah
No Jenis Jumlah Pemakaian Harga Satuan (Rp)
(Rp)
1 Nuvaq 1.5 liter 125,000 187,500
2 Saponin 20 kg 5,000 100,000
3 Dolomith 100 kg 500 50,000
4 Hydrate Lime 100 kg 700 70,000
5 Kaptan/CaCO3 0 kg 1,300 0
6 Molase 20 kg 4,500 90,000
7 Super NB 5 liter 60,000 300,000
8 Super PS 0 liter 20,000 0
9 Biosolution 0 liter 75,000 0
10 Dedak 10 kg 3,000 30,000
11 Mauripan 1 kg 50,000 50,000
12
TOTAL 877,500

Buku Profil Peluang Usaha dan Investasi Provinsi Sumatera Barat


133
b. Budidaya
Jumlah
Jenis Jumlah Pemakaian Harga Satuan (Rp)
(Rp)
Nuvaq 0 liter 125,000 0
Saponin 30 kg 5,000 150,000
Dolomith 400 kg 500 200,000
Hydrate Lime 500 kg 700 350,000
Kaptan/CaCO3 500 kg 1,300 650,000
Molase 60 kg 4,500 270,000
Super NB 15 liter 60,000 900,000
Super PS 40 liter 20,000 800,000
Biosolution 10 liter 75,000 750,000
Dedak 20 kg 3,000 60,000
Mauripan 3 kg 50,000 150,000

TOTAL 4,280,000

6) LISTRIK, BBM & MAINTENANCE


Jumlah
Jenis Jumlah Pemakaian Harga Satuan (Rp)
(Rp)
Listrik 5 bulan 1,000,000 5,000,000
Solar 200 liter 8,000 1,600,000
Maintenance 5 bulan 500,000 2,500,000

TOTAL 9,100,000

7) GAJI KARYAWAN & KONSUMSI


Jumlah
Jenis Jumlah Pemakaian Harga Satuan (Rp)
(Rp)
Gaji 5 bulan 1,000,000 5,000,000
Konsumsi 5 bulan 500,000 2,500,000

TOTAL 7,500,000

Buku Profil Peluang Usaha dan Investasi Provinsi Sumatera Barat


134
7) BIAYA PANEN
Jumlah
No Jenis Jumlah Pemakaian Harga Satuan (Rp)
(Rp)
1 Biaya Panen 1,000,000
2 Jaga 500,000
3
4 0
TOTAL 1,500,000

Buku Profil Peluang Usaha dan Investasi Provinsi Sumatera Barat


135

Anda mungkin juga menyukai