Anda di halaman 1dari 13

PROFIL LINGKUNGAN PESISIR

DESA ALUE NAGA

LAPORAN
Diajukan untuk Melengkapi Tugas
dari matakuliah Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Laut Terpadu

Oleh:

SRI RISKA RAHAYU


2109200210011

PROGRAM STUDI PENGELOLAAN SUMBERDAYA


PESISIR TERPADU
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM, BANDA ACEH
APRIL, 2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..................................................................................................................i
DAFTAR GAMBAR....................................................................................................ii
DAFTAR TABEL........................................................................................................iii
BAGIAN 1. PENDAHULUAN...................................................................................1
BAGIAN 2. KOMPONEN LAHAN DAN SUMBERDAYA ALAM......................4
2.1 Komponen Lahan.................................................................................................4
2.2 Potensi Sumberdaya Alam...................................................................................5
BAGIAN 3. PROFIL MASYARAKAT.....................................................................6
BAGIAN 4. POTENSI EKONOMI DAN POLA PEMANFAATANNYA.............7
BAGIAN 5. KOMPONEN RUANG WILAYAH......................................................8
BAGIAN 6. ISU-ISU UTAMA KAWASAN..............................................................9

i
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Peta Desa Alue Naga..............................................................................................2
Gambar 2. Peta pemanfaatan wilayah Desa Alue Naga...........................................................8

ii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Penggunaan Lahan di Desa Alue Naga......................................................................5
Tabel 2. Jumlah Kepala Keluarga di Desa Alue Naga..............................................................6

iii
BAGIAN 1. PENDAHULUAN
Indonesia merupakan salah satu Negara Kepulauan terbesar didunia. Negara

dengan garis pantai terpanjang, yaitu 99.093km dan terdiri dari 17.508 pulau-pulau

kecil yang bertaburan membentuk mozaik indah di laut nusantara. Wilayah geografis

Indonesia terletak diantara Benua Asia dan Australia, serta Samudra Hindia dan

Pasifik. Kondisi ini menjadikan Indonesia sebagai Negara dengan keanekaragaman

kondisi ekosistem pesisir dan laut. Keberagaman ekosistem pesisir dan laut di

Indonesia menunjukkan tingginya keragaman jenis sumberdaya hayati dan non-hayati

laut, serta jasa lingkungan yan ditawarkan. Kondisi ini yang kemudian mempengaruhi

kondisi ekonomi, sosial, dan budaya masyarakat yang hidup didalamnya. Keberadaan

potensi sumberdaya hayati dan non hayati akan mempengaruhi jenis usaha dan

rencana pembangunan di wilayah pesisir dan laut. Pembangunan dan pengembangan

pemerintah tentu sangat bergantung terhadap kondisi masyarakat dan sumberdaya

yang beragam, sehingga diperlukan data dasar yang dapat mendukung program. Desa,

sebagai satuan wilayah administrasi terkecil dalam pemerintahan Negara Kesatuan

Republik Indonesi (NKRI diharapkan memberi kontribusi nyata terkait rencana

pembangunan dan pengembangan ekonomi, sosial, budaya masyarakat di wilayah

pesisir.

Desa Alue Naga merupakan salah satu Desa yang ada di Kecamatan Syiah Kuala,

Kota Banda Aceh, Provinsi Aceh. Kecamatan Syiah Kuala sendiri memiliki 10 Desa

dengan 3 mukim. Desa Alue Naga memiliki luas wilayah ± 329,19 Ha yang meliputi

area pemukiman warga, sungai, pantai, dan rawa-rawa. Desa Alue Naga dibagi

1
menjadi 4 (empat) dusun, yaitu Dusun Buenot, Musafir, Kutaran dan Po Diamat.

Rincian luas sebagai berikut :

 daratan seluas 80,58 Ha,


 tambak 155, 98 Ha,
 sungai/saluran seluas 89,63 Ha
 Total: 326,19 Ha.

Perbatasan Wilayah Desa Alue Naga

Luas wilayah Desa Alue Naga ± 329,19 Ha dengan batas-batasnya sebagai berikut :

 Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Krueng Cut.


 Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Tibang.
 Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Rukoh.
 Sebelah Barat berbatasan dengan Laut.

Gambar 1. Peta Desa Alue Naga

2
Desa Alue Naga merupakan salah satu zona pengembangan pariwisata alam.

Di samping itu, Desa Alue Naga juga ditetapkan sebagai zona permukiman terbatas

dengan kepadatan rendah karena rawan bencana tsunami, gelombang pasang, dan

angin kencang, dan harus berfungsi sebagai buffer zone. Struktur geografi fisik Kota

Banda Aceh yang memiliki perbukitan pada jarak yang tidak terlalu jauh dari pesisir,

apabila tidak terjaga kelestariannya juga dapat menimbulkan ancaman terjadinya

bencana banjir dan genangan akibat derasnya aliran air hujan dari arah perbukitan dan

bertemu dengan naiknya air laut akibat pemanasan global, abrasi pantai, dan

gelombang pasang. wilayah permukiman Alue Naga termasuk dalam kategori

kerentanan kelas sedang dan sebagian kecil berada pada tingkat kerentanan tinggi,

ditinjau dari tata guna lahan saat ini. Dengan kondisi tersebut, maka jenis pariwisata

yang sesuai diterapkan pada wilayah Alue Naga adalah ekowisata. Ekowisata secara

konsep adalah model pariwisata yang tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga

sekaligus berbasiskan budaya, serta memberikan keuntungan secara ekonomi bagi

masyarakat. masyarakat Desa Alue Naga mayoritas beraktivitas sebagai nelayan

tangkap dan tambak.

3
BAGIAN 2. KOMPONEN LAHAN DAN SUMBERDAYA ALAM
2.1 Komponen Lahan
Lahan merupakan salah satu bagian penting dalam memenuhi kebutuhan

manusia sebagai media untuk menanam dalam kegiatan pertanian, membangun

pemukiman, serta untuk penggunaan lain. Lahan dapat bermakna macam-macam bagi

setiap orang, tergantung pada sudut pandang dan kepentingan terhadap lahan. Bagi

seorang petani, lahan adalah tempat bercocok tanam dan sumbar kehidupan, namun

makna lahan ini dapat berubah sesuai dengan pemanfaatannya. Lahan merupakan

sumber daya pembangunan yang memiliki karakteristik ketersediaan atau luasnya

yang relatif karena perubahan luas akibat proses alami (sedimentasi) dan proses

artifisial (reklamasi) (Rai, 2011). Oleh sebab itu, kesesuaian lahan dalam menampung

kegiatan masyarakat juga cenderung spesifik karena lahan memiliki perbedaan sifat

fisik seperti jenis batuan, kandungan mineral, topografi, dan lain sebagainya.

Penggunaan lahan didefinisikan oleh tujuan dimana manusia mengeksploitasi

tutupan lahan (Morara, dkk, 2014) dan dikelola oleh rakyat yang ditanami dengan

berbagai macam tanaman pertanian dan perkebunan (Sari dan Simanungkalit, 2013).

Penggunaan lahan tidak terlepas dari campur tangan manusia, baik secara menetap

ataupun secara berpindah-pindah terhadap suatu kelompok sumberdaya alam dan

sumber daya buatan, yang secara keseluruhan disebut lahan, dengan tujuan untuk

mencukupi kebutuhan baik material maupun spiritual, ataupun kebutuhan kedua-

duanya (Kusrini, dkk, 2013). erubahan lahan secara langsung dipengaruhi oleh

aktivitas manusia. Penggunaan lahan dikawasan Desa Alue naga dapat dilihat pada

tabel 1 berikut:

4
Tabel 1. Penggunaan Lahan di Desa Alue Naga

2.2 Potensi Sumberdaya Alam


Pengembangan Kawasan Perikanan

Salah satu bentuk pengembangan potensi perikanan ini adalah berupa

penyediaan lahan utuk pengembangan industri perikanan yaitu di Desa Alue Naga.

Sebagian besar masyarakat memiliki budaya melaut. Usaha perikanan banyak

tergantung pada keadaan alam, sehingga pendapatan nelayan Alue Naga tidak dapat

ditentukan. Kawasan budidaya Perikanan juga banyak dilakukan oleh masyrakat di

Desa Alue Naga.

5
BAGIAN 3. PROFIL MASYARAKAT
Desa pesisir Alue Naga mempunyai ketinggian 1 (satu) meter di atas

permukaan laut, merupakan kawasan yang rentan akan terjadinya bencana.

Berdasarkan Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)

nomor 2 Tahun 2012 tentang Pedoman Umum Pengkajian Resiko Bencana, salah satu

cara untuk mengurangi kerentanan terhadap ancaman bencana adalah meningkatkan

kapasitas masyarakat di daerah rawan. Peningkatan kapasitas masyarakat diartikan

sebagai upaya masyarakat dalam mengantisipasi ancaman bencana yang ada dalam

bentuk partisipasi. Berdasarkan komposisi pekerjaan masyarakat, sebagian besar

masyarakat memiliki budaya melaut. Hal ini dikarenakan topografi dari wilayahnya

di pesisir pantai dan berbukit, kegiatan masyarakat lebih banyak menghabiskan waktu

pada malam hari mencari ikan di laut. Berikut data kependudukan dapat dilihat pada

tabel 2 berikut:

Tabel 2. Jumlah Kepala Keluarga di Desa Alue Naga

6
BAGIAN 4. POTENSI EKONOMI DAN POLA
PEMANFAATANNYA
Sebagian besar masyarakat memiliki budaya melaut. Usaha perikanan banyak

tergantung pada keadaan alam, sehingga pendapatan nelayan Alue Naga tidak dapat

ditentukan. Tingkat penghasilan nelayan umumnya dibagi atas dua: 1. Penghasilan

bersih yang diperoleh selama melaut jika seorang “sawi” maka besar pendapatannya

sesuai dengan kesepakatan. 2. Penghasilan sampingan yaitu penghasilan yang

diperoleh dari pekerjaan tambahan, baik pekerjaan itu didapat ketika jadi buruh,

bertani dan berdagang maupun pekerjaan atau kerajinan dalam mengelola hasil laut

lainnya. Diamati kondisi ekonomi kelompok tersebut diatas, maka sepintas lalu dapat

dikemukakan bahwa umumnya taraf hidup kehidupan masyarakat nelayan terutama

yang menangkap ikan secara tradisional, termasuk paling rendah, sedangkan

masyarakat pantai yang bergerak di bidang pertambakan menempati taraf hidup yang

lebih baik. Sedangkan untuk yang teratas diduduki oleh masyarakat/pedagang. Desa

nelayan umumnya terletak dipesisir pantai, maka penduduk desa tersebut sebagian

besar mempunyai mata pencaharian sebagai nelayan. Melihat bahwa mereka berada

pada daerah pesisir sehingga akan bertambah secara berkelompok-kelompok

mengikuti pola lingkungan karena adanya faktor laut sebagai faktor pendukung,

sehingga penduduk setempat mempunyai tata cara kehidupan yang bersifat tradisional

dengan kehidupan yang spesifik pula.

7
BAGIAN 5. KOMPONEN RUANG WILAYAH

Perbatasan Wilayah Gampong Alue Naga

Luas wilayah Gampong Alue Naga ± 329,19 Ha dengan batas-batasnya sebagai


berikut :

 Sebelah Utara berbatasan dengan Gampong Krueng Cut.

 Sebelah Selatan berbatasan dengan Gampong Tibang.

 Sebelah Timur berbatasan dengan Gampong Rukoh.

 Sebelah Barat berbatasan dengan Laut.

Gampong Alue Naga terletak tidak terlalu jauh dari kantor kecamatan,

memakan waktu sekitar 10 menit perjalanan menggunakan kendaraan bermotor

dengan menempuh jarak 3 km. Sedangkan jarak dengan kantor walikota Banda Aceh

yaitu sekitar 10 km memakan waktu sekitar 22 menit. Jarak dengan kantor Gubernur

Aceh berjarak sekitar 10 km dengan waktu tempuh 20 menit perjalanan.

Gambar 2. Peta pemanfaatan wilayah Desa Alue Naga

8
BAGIAN 6. ISU-ISU UTAMA KAWASAN
Pasca tsunami, pantai Alue Naga mengalami perubahan morfologi pada garis

pantai akibat abrasi. Perubahan yang nyata terlihat di Dusun Kutaran. Kondisi angin

yang kencang membutuhkan perlindungan. vegetasi untuk memperlambat aliran

udara ke permukiman dan melindungi pantai dari abrasi (Nursaniah et al., 2021).

Pembangunan pasca tsunami meliputi relokasi perumahan ke daerah aman bencana

dan ada juga yang kembali dibangun di tempat semula (E Wulandari. et al., 2020).

Berdasarkan UU No. 4 Tahun 2004 pembangunan di daerah rawan bencana harus

memperhatikan pendekatan mitigasi bencana, baik melalui pembangunan fisik

maupun non-fisik (BNPB, 2020). Bentuk hunian berkonstruksi panggung dianggap

ideal untuk kawasan Alue Naga dan pesisir Utara Banda Aceh, guna merespon

kelembaban dan gelombang pasang. Namun harus memiliki proteksi lingkungan

permukiman berbentuk soft protection dan hard protection yang diupayakan oleh

pemerintah dibantu pemberdayaan masyarakat setempat (Nursaniah et al., 2019).

Letak geografisnya membuat mayoritas masyarakatnya berprofesi sebagai nelayan,

karenanya lingkungan perumahan juga berkembang sebagai perkampungan nelayan

tradisional dengan tingkat kesejahteraan relatif rendah. Terdapat korelasi hubungan

antar kualitas manusia terhadap kemampuan beradaptasi (Direja & Wulan, 2018).

Anda mungkin juga menyukai