Anda di halaman 1dari 32

ANALISIS PENDAPATAN NELAYAN IKAN GARAM MASYARAKAT

DI DESA GAYA BARU KECAMATAN LAPANDEWA KABUPATEN

BUTON SELATAN

PROPOSAL PENELITIAN SKRIPSI

Oleh :

FARADILA

NPM. 18 212 025

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS DAYANU IKHSANUDIN

BAUBAU

2021

i
LEMBAR PERSETUJUAN

Telah diperiksa dan disetujui oleh dosen pembimbing untuk diajukan

pada seminar proposal pada program studi Pendidikan Ekonomi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Dayanu Ikhsanudin Baubau.

Baubau, Desember 2021

Faradila
NPM. 18212025

Menyetujui :

Pembimbing I Pembimbing II

La Sariade, S,Pd., M.Pd La Ode Ramlan, S.E., M.Si


NIDN. 0906098201 NIDN. 0906046202

i
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN.......................................................................................i

DAFTAR ISI..............................................................................................................ii

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.................................................................................1

B. Batasan Masalah.............................................................................................4

C. Rumusan Masalah..........................................................................................4

D. Tujuan Penelitian...........................................................................................4

E. Manfaat Penelitian.........................................................................................5

BAB II. LANDASAN TEORI, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

A. Landasan Teori...............................................................................................6

1. Pengertian Pendapatan.............................................................................6

2. Pengertian Nelayan..................................................................................9

3. Pengertian Ikan Garam.............................................................................12

B. Kerangka Pikir...............................................................................................13

C. Hipotesis......................................................................................................... 14

BAB III. METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian...............................................................................................15

B. Waktu dan Tempat Penelitian........................................................................15

C. Populasi dan Sampel Penelitian.....................................................................15

D. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data.....................................................16

ii
E. Teknik Analisis Data......................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan Negara kapulauan terbentang dari Sabang sampai

Merauke, yang tersusun dalam ribuan pulau besar dan kecil, yang terhubung oleh

berbagai selat dan laut. Saat ini pulau yang terdaftar dan terkoodrinir berjumlah

13.466 pulau. Tiap wilayah Indonesia yang menjorok kelaut adalah wilayah pesisir.

Pesisir merupakan daerah bertemunya laut dan darat, kearah darat meliputi daerah

daratan, baik kering maupun terendam air yang masih dipengaruhi sifat-sifat laut

seperti pasang surut, angin laut dan perembesan air asin, sedangkan daerah laut

dipengeruhi oleh proses-proses alami yang terjadi di darat seperti sedimentasi dan

aliran air tawar, maupun disebabkan oleh kegiatan manusia di darat seperti

penggundulan hutan dan pencemaran (Dahuri et al, 2001). Pendapat tersebut

menjelaskan bahwa salah satu saektor terbesar yang ada di Indonesia adalah sector

kelautan.

Potensi perikanan Indonesia untuk wilayah pengelolaan Perikanan Republik

Indonesia 714 (WPP RI 714) adalah sebesar 568.247 ton/tahun dengan jumlah yang

dapat di produksi sebesar 474.200 ton/tahun. melalui payung hokum UU No. 1 Tahun

2014 dan peraturan pemerintah No. 62 tahun 2010, pemerintah Indonesia dapat

memanfaatkan sumber daya alam dalam rangka pembangunan berkelanjutan.

Pembangunan kelanjutan tersebut menajadi program lima tahunan yang terutama

1
ditujukan untuk program Pengelolaan Pulau Kecil dan Tertular atau Terdepan

(PPKT). Program pengelolaan pulau-pulau kcil dan tertular diprioritaskan untuk

mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan yang masih

rendah.

Sebagian besar penduduk pesisir mendiami pantai berprofesi sebagai nelayan

karena letak georafis yang memudahkan para penduduk untuk melaksanakan

pekerjaan Nelayan yang biasanya turun temurun sehingga pengalaman nelayan yang

tinggal di daerah pesisir sudah tidak diragukan lagi.

Menurut pasal 1 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 1964,

TLN No. 2690) pengertian nelayan dibedakan menjadi dua yaitu : Nelayan pemilik

dan nelayan penggarap. Nelayan pemilik adalah orang denganbadan hukum yang

dengan hak apapun berkuasa atas suatu kapal atau perahu yang dipergunakan dalam

usaha penangkapan ikan dan alat penangkapan ikan. Nelayan ppenggarap adalah

semua orang yang sebagai kesatuan menyediakan tenaga turut serta dalam upaya

penangkapan ikan dilaut.

Sedangkan dalam ketentuan undang-undang perikanan, mengatur dan

membedakan pengertian nelayan menjadi dua yaitu nelayan dan nelayan kecil. Pasal

1 angka 10 : nelayan adalah orang yang mata pencahariannya melakukan

penangkapan ikan, sedangkan padal 1 angka 11 : nelayan kecil adalah orang yang

mata penacahariannya melakukan penangkapan ikan untuk memenuhi kebutuhan

hidup sehari-hari yang menggunakan kapal perkanan yang berukuran paling besar

lima Gross Ton (GT).

2
Penjelasan pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32

Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah yang dimaksud dengan nelayan kecil adalah

masyarakat tradisional Indonesia yang menggunakan bahan dan alat penangkapan

ikan secara tradisional. Nelayan Tradisional adalah orang perorangan yang

pekerjaannya melakukan penangkapan ikan dengan menggunakan perahu dan alat

tangkap yang sederhana (tardisional). Dengan keterbatasan perahu maupun alat

tangkapnya, maka jangkauan penangkapan pun menjadi terbatas biasanya hanya jarak

6 mil laut dari garis pantai. Nelayan Tradisional ini biasanya nelayan turun temurun

yang melakukan penangkapan ikan untuk mencukupi kebutuhan hidupnya.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Maret 2021 penduduk miskin di

Indonesia mencapai 27,54 juta jiwa dan 10,14% diantaranya adalah masyarakat ynag

hidup dikawasan pesisir dan pedesaan. Salah satunya masyarakat yang hidup di Desa

Gaya Baru, Kecamatan Lapandewa, Kabupaten Buton yang mayoritas pendudukanya

adalah nelayan. Tingkat kesejahteraan nelayan sangat ditentukan oleh hasil

tangkapannya. Seiring dengan banyaknya tangkapan maka akan terlihat besar juga

pendapatan yang diterima nelayan yang nantinya dipergunakan untuk kebutuhan

sehari-hari, oleh karena itu tingkat pemenuhan hidup keluarga sangat ditentukan oleh

pendapatan yang diterima.

Status sosial ekonomi manusia dapat diukur oleh pendapatan atau

penghasilannya dan oleh kekayaan atau atau kesejahteraan ekonominya. Perlu

dipahami bahwa kekayan berbicara tentang persediaan uang, sedangkan berbicara

pendapatan berhubungan dengan arus uang. Lebih spesifik lagi pendapatan

3
menyangkut total uang yang diperoleh dalam satu periode (Yoeti,2006:214). Dengan

demikian pendapatan tersebut dapat didefinisikan sebagai arus uang yang didapat

dalam satu periode tertentu.

Kompleksitas nelayan ini sangan berdampak pada perekonomian mereka yang

semakin menurun. Sehingga menyebabkan kemiskinan dikalangan nelayan dan

masyarakat pesisir. Sementara itu nelayan adalah salah satu mata pencaharian utama

guna untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan menafkahi kebutuhan keluarga.

Banyaknya permasalah kemiskinan yang menimpa nelayan membuat perekonoian

mereka pasang surut.

Desa Gaya Baru, Kecamatan Lapandewa, kabupaten Buton Selatan

Merupakan salah satu daerah pesisir di Kecamatan Lapandewa. Kondisi georgrafis

tersebut menyebabkan produksi perikanan laut di Desa Gaya Baru, Kecamatan

Lapandewa, kabupaten Buton Selatan cukup melimpah, melebihimikan konsumsi

ikan oleh masyrakat. Keberlanjutan dari hasil penangkapan ikan laut tersebut yaitu

pengolahan menjadi produk yang mempunyai nilai guna ekonomis yang tinggi, salah

sati produk tersebut ialah ikan garam atau ikan asin.

Nelayan di Desa Gaya Baru, Kecamatan Lapandewa, Kabupaten Buton

Selatan pada umumnya merupatan nelayan tradisional yaitu nelayan yang masih

menggunakan alat tangakapan dan cara pengolahan hasil tangkapan dengan cara

turun-temurun, salah satunya yaitu pengolahan ikan garam. Pada umumnya nelayan

di Desa Gaya Baru, Kecamatan Lapandewa, Kabupaten Buton Selatan melakukan

penangkatan di beberapa lokasi penangkapan, kegiatan ini juga bisa dilakukan dalam

4
satu area saja, tergantung dari hasil penangkapan, jika hasil penangkapan dalam satu

lokasi tersebut memungkinkan maka penangkapan hanya dilakukan dalam satu area

saja. Namun jika penangkapan dilakukan dalam satu lokasi belum memngkinkan

maka para nelayan melakukan penangkapan kembali pada lokasi yang berbeda.

Ikan garam merupakan salah satu bantuk makanan olahan ikan yang baanyak

dikonsumsi di Indonesia. Ikan Garam juga menjadi salah satu komoditi yang banyak

dijual di Indonesia. Pada umumnya nelayan di Desa Gaya Baru, Kecamatan

Lapandewa , Kabupaten Buton Selatan bekerja dua kali. Selain mencari ikan di laut,

para nelayan juga pengeringan ikan dengan dibantu istri. Pola seperti inimerupakan

solusi terbaik untuk menjawab kesulitan ekonomi, apalagi dimasa pandemic seperti

sekarang. Para istri nelayan punya aktivitas lain sebagai ibu rumah tangga dan

ekonominya bisa terbantu. Para nelayan lebih memilih menjual ikaan garam sebab

harganya lebih tinggi bahkan berlipat. Namun, nelayan ikan garam ini kadang

mengalami kendala pada harga ikan yang tidak bisa stabil, harga jualnya bisa berubah

lantaran stok melimpah.

Berdasarkan gambaran diatas, penulis tertantang untuk melaksanakan

penelitian dengan judul “Analisis Pendapatan Nelayan Ikan Garam Masyarakat di

Desa Gaya Baru Kecamatan Lapandewa Kabupaten Buton selatan”.

B. Batasan Masalah

5
Dalam Penelitian ini masalah dibatasi pada penelitian pendapatan nelayan

ikan garam di Desa Baya Baru Kecamatan Lapandewa, Kabupaten Buton Selatan

dalam satu bulan.

C. Rumusan Masalah

1. Berdasarkan uraian diatas, batasan masalah maka rumusan masalah dalam

penelitian ini yaitu seberapa besar pendapatan nelayan ikan garam masyarakat

Desa Gaya Baru Kecamatan Lapandewa Kabupaten Buton Selatan selama

satu bulan ?

2. Faktor yang mempengaruhi pendapatan nelayan ikan garam di Desa Gaya

Baru, Kecamatan Lapandewa, Kabupaten Buton Selatan

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan malasalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah

untuk mengetahui pendapatan nelayan ikan garam masyarakat Desa Gaya Baru

Kecamatan Lapandewa Kabupaten Buton Selatan

E. Manfaat Penelitian

1. Secara Teoritis

Dapat menjadi salah satu rujukan peneliti pada penelitian yang sejenis pada

bidang studi yang sejenis dan dalam bisang studi lain. Diharapkan sebagai dasar studi

lanjutan yang berkaitan dengan analisis pendapatan nelayan ikan garam.

6
2. Secara Praktis

a. Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi mengenai

pendapatan nelayan ikan garam masyarakat Desa Gaya Baru, Kecamatan

Lapandewa, Kabupaten Buton Selatan dalam merumuskan kebijakan di masa

mendatang.

b. Dapat memberikan pemahaman bahwa nelayan merupakan pekerjaan

yangdapat membantu menunjang kehidupan masyarakat sehingga kebijikan

pemerintah kedepan perlu memperhatikan hal-hal yang berkaitan langsng

dengan kelangsungan hidup masyarakat terutama masyarakat nelayan ikan

garam.

c. Bagi peneliti pribadi, sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana

pendidikan

d. Bagi peneliti selanjutnya, dapat mejadi bahan reverensi dalam melakukan

penelitian yang lebih relevan

7
BAB II

LANDASAN TEORI, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

A. Landasan Teori

1. Pengertian Pendapatan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pendapatan adalah hasil kerja

(usaha atau sebagainya). Sedangkan pendapatan dalam kamus manajemen adalah

uang yang diterima oleh perorangan, perusahaan dalam organisasi lain dalam bentuk

upah, gaji, sewa, komisi, ongkos dan laba.

Pendapatan atau perolehan merupakan salah satu kesempatan dalam

mendapatkan hasil dari setiap usaha yang dilakukan, baik secara langsung maupun

tidak langsung. Pendapatan secara langsung didapatkan seseorang yang secara

langsung berhubungan dengan pekerjaan, sedangkan pendapatan tidak langsung

8
merupakan tingkat pendapatan yang diterima melalui perantara (Bambang,

S.1994:121)

Pendapatan seseorang juga dapat didefinisikan sebagai banyaknya penerimaan

yang dinilai dengan satuan mata uang yang dihasilkan seseorang atau suatu

masyarakat dalam satu periode tertentu. Reksoprayitno (2004) mendefinisikan

pendapatan dapat diartikan sebagai total penerimaan yang diperoleh pada periode

tertentu .

Ace Patcadireja (2000:72) mengemukakan bahwa pendapatan warga

masyarakat adalah jasa sebagai pengembalian penggunaan faktor produksi yang

dimiliki oleh masyarakat. Sadono Sukimi (2001:148) mengatakan bahwa pendapatan

masyarakat adalah nilai seluruh barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu

masyarakat dalam satu tahun tertentu.

Selanjutnya menurut Winardi (2002:118) mengemukakan adalah pendapatan

adalah berupa hasil uang atau materi lainnya yang diperoleh dari pendapatan modal

atau kekayaan. Berdasarkan pendapatan yang dikemukakan tersebut, maka dapat

disimpulkan bahwa pendapatan seseorang adalah jumlah penggunakaaan kekayaan

atau jasa-jasa yang dimilikinya baik dalam bentuk uang maupun dalam bentuk materi

lainnya.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pendapatan

adalah hasil kerja atau usaha yang diperoleh seseorang atau kelompok masyarakat

pada waktu atau periode tertentu dalam satuan mata uang.

9
Pendapatan masyarakat adalah penerimaan dari gaji atau balas jasa dari hasil

usaha yang diperoleh individu atau kelompok rumah tangga dalam satu bulan dan

digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Di dalam memproduksi suatu

barang, ada dua hal yang menjadi focus utama dari seorang pengusaha dalam rangka

memperoleh keuntungan yang besar yaitu biaya (cost) dan penerimaan (revenue),

sehingga keuntungan ditinjau dari total penerimaan dan total biaya yang dilakukan

selama proses pekerjaan.

a. Total pendapatan (TR)

Pendapatan atau revenue adalah semua hasilpenerimaan produsen dari hasil

penjualan atau outputnya. Total revenue (TR) adalah total penerimaan dari hasil

penjualan output. Total pendapatan adalah sejumlah uang yang digunakan untuk

mengelolah dan membiayai usaha dagang setiap bulan atau setiap hari. Dimana

didalamnya terdapat ongkos pembelian dan sumber-sumber produksi yang digunakan

untuk memproduksi suatu output tertentu/oputurnity cost untuk menggunakan input

yang tersedia. Kmudian di dan pendapatan dalam ongkos juga terdapat hasil atau

keuntungan bagi pemilih yang besarnya sama dengan seandainya pedagang

menanamkan modalnya didalam sector ekonomi lainnya dan pendapatan untuk tenaga

kerja sendiri sehingga keuntungan merupakan hal yang berat bagi seorang nelayan.

b. Total Biaya (TC)

Menurut winardi (2001:230) konsep fundamental biaya adalah biaya yang

berarti pengorbanan seseorang yang mempunyai nilai alternative terbaik untuk

mendapatkan kesempatan yang diingnkan.

10
Menurut Sudarto (2002:94) mengemukakan bahwa pngertian total biaya

adalah semua sebab yang harus dibayar oleh produsen untuk menghasilkan suatu

barang sampai barang siap dikonsumsi oleh konsumen. Dari pengertian biaya diatas

pada dasarnya terlepas pada harga atau nilai uang yang dikeluarkan atau

dikorbankan untuk mengasilkan output.

Mulyadi (2003:31) menjaleskan bahwa biaya adalah pengorbanan sumber

ekonomi yang dapat diukur dengan satuan uang yang terjadi untuk mencapai tujuan

tertentu.

Pengertian yang spesifik diketengahkan oleh Hartanto (2004:75) biaya adalah

pengorbanan yang dilakukan untuk kelancaran perusahaan atau kelanjaran harga

jasa-jasa yang digunakan untuk menghasilkan pendapatan alam suatu periode

dengan kata lain merupakan harga perolehan yang habis dipakai untuk

menghasilkan pendapatan.

Berdasarkan kutipan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud

dengan total baiaya adalah semua pengorbanan yang harus dikeluarkan oleh

perusahaan dengan satuan uang untuk menghasilkan produk tertentu, dimana

pengorbanan tersebut biasanya bahkan harus diukur dengan uang.

Menurut Muana Nanga (2001:14), pendapatan dapat dijelaskan dalam dua sisi

yaitu :

a. Rumah tangga negara dan daerah yang dikenal dengan pendapatan nasional

atau regional.

11
b. Rumah tangga masyarakat atau individu yang dikenal dengan sebutan

pendapatan seorang warga masyarakat atau pendapatan perkapita.

Adanpun cara menghitung perkalian antara pendapatan nelayan yang

diperoleh (Q) dengan harga jual (P) seperti yang dikemukakan oleh Soekartawi

(Arwin, 2016 : 31) sebagai berikut :

TR = Q x P

Dimana :

TR = Total penerimaan

Q = Jumlah Produksi

P = Harga jual

Sedangkan untuk mendapatkan pendapatan bersih yaitu total penerimaan (TP)

dikurangi dengan total biaya (TB) seperti yang dikemukakan oleh Soekartawi

(Arman, 2016 : 31) sebagai berikut :

π = TR – TC

Dimana

π = pendapatan bersih

TR (Total revenue) = total pendapatan

TC (Total cost) = Biaya total

2. Jenis Jenis Pendapatan

Jenis-jenis pendapatan terbagi menjadi tiga yaitu :

12
a. Total pendapatan atau total revenue (TR) yaitu total penerimaan dari hasil

penjualan.

Pada pasar persaingan sempurnah TR merupakan garis lurus dari titik origin,

karena harga yang terjadi di pasar bagi mereka merupakan suatu yang detum

(tidak bisa dipengaruhi), maka pendapatan mereka naik sebanding

(proporsional) dengan jumlah yang dijual.

pada pasar persangan tidak sempurnah, TR merupakan garis melengkung dari

titik origin dari masing-masing perusahaan dapat menetukan sendiri harga

barang yang dijualnya, dimana awalnya TR naik dengan cepat (akibat

pengaruh monopoli) kemudiam pada titik tertentu mulai menurun (akibat

pengaruh persaingan dan sunbstansi)

b. Pendapatan rata-rata (everage totalrevenue: AR), yaitu rata-rata penerimaan

dari persekutuan produk yang dijual atau yang dihasilkan, yang diperoleh

dengan jalan membagi hasil total penerimaan dengan jumlah yang dijual.

c. Pendapatan marginal (marginal revenue : MR), yaitu penambahan atas

penerimaan atas TR sebagai akibat penaambahan satu unit output.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan

Menurut Boediono, faktor-faktor yang mempenagruhi pendapatan adalah

sebagai berikut :

a. Jumlah faktor-faktor produksi yang dimiliki bersumber pada hsil-hasil

tabungan dan warisan atau pemberian

13
b. Harga per unit dari masing-masing faktor produksi, harga ini ditentukan oleh

penawaran dan permintaan di pasar faktor produksi

c. Hasil kegiatan oleh anggota keluarga sebagai pekerjaan sampingan.

4. Pendapatan Masyarakat Nelayan

Menurut Soekartawi (2002:54) analisis pendapatan adalah penerimaan

dikurangi dengan semua biaya yang dikeluarkan dalam produksi. Untuk menghitung

pendapatan nelayan dapat menggunakan rumus sebagai berikut :

Pd = TC – TR

TR = P.Q

TC = FC + VC

Dimana :

Pd = Pendapatan usaha nelayan (Rp)

TR = Total penerimaan (total revenue)

TC = Total biaya (total cost)

P = Harga (Rp)

Q = Produksi yang diperoleh dalam suatu usaha

FC = Biaya tetap (Rp)

VC = Biaya Variabel (Rp)

Pendapatan yang dimiliki oleh nelayan dapat menjadi tolak ukur terhadap

kesejahteraan keluarga nelayan. apabila dalam kegiatan yang dilakukan nelayan

mendapatkan tingkat pendapan yang tinggi jelas akan mempengaruhi kesejahteraan

14
keluarga nelayan baik segi konsumsi maupun kelayan hidupnya. Tingkat pendapatan

nelayan tergantung hasil dan penjualan barang dan pemberian jasa dan diukur dengan

jumlah ynag dibebankan kepada langganan, klaim atau barang dan jasa yang

disiapkan untuk mereka.

Pendapatan usaha nelayan adalah selisihantara total penerimaan (TR) dan

semua biaya (TC). Jadi Pd = TR – TC. Penerimaan usaha nelayan (TR) adalah

perkalian antara produksi yang diperoleh (Y) dengan herga jaul (Py). Biaya usaha

nelayan biasanya diklasifikasikan menjadi dua yaitu biaya tetap (fixed cost ) dan

biaya tidak tetap (variable cost) biaya tetap (FC) dan biaya variable (VC), maka TC =

FC +VC, (Soekartawi, 2022).

5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Masyarakat Nelayan

1. Pengertian Nelayan

Nelayan adalah istilah bagi orang yang sehari-harinya bekerja menan6kap

ikan atau biota lainnya yang hidup di dasar, kolam maupun permukaan perairan.

15
Perairan yang menjadi daerah aktivitas nelayan ini dapat merupakan perairan air

tawar, maupun air laut. Pengertian menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

(KBBI) adalah masyarakat atau orang yang mata pencaharian utamanya adalah

menangkap ikan, kemudian menurut pasal 1 angka 10 Undang-Undang Nomor 31

Tahun 2004 tentang perikanan, nelayan didefinisikan sebagai orang yang mata

pencahariannya melakukan penangkapan ikan. Sedangkan menurut Suyitno

(2012), nelayan adalah orang atau individu yang aktif dalam melakukan

penangkapan ikan dan biota laut lainnya.

Menurut Bagong (2013:53) dilihat dari segi kepemilikan alat tangkapn,

nelayan dapat dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu :

a. Nelayan buruh adalah nelayan yang bekerja dengan alat tangkap milik orang

lain.

b. Nelayan juragan adalah nelayan yang memiliki alat tangkap dioperasikan oleh

orang lain.

c. Nelayan perorangan adalah nelayan yang memiliki peralatan tangkap sendiri

dan mengoperasikannya sendiri.

Menurut Mulyadi (2005 : 171) berdasarkan penggolongan sosial nelayan

dapat dilihat dari tiga sudut pandang, yaitu :

a. Segi penguasaan alat-alat produksi atau peralatan tangkap (perahu, jaring dan

perlengkapan lainnya), struktur masyarakat ini terbagi menjadi kategori

nelayan pemilik (alat-alat produksi) dan nelayan buruh tidak memiliki alat-

16
alat produksi dan dalam kegiatan produksi sebuat unit perahu, nelayan buruh

hanya menyumbangkan jasa tenaganya dengan memperolah hak-hak yang

sangat terbatas.

b. Skala investasi modal usahanya, struktur masyarakat nelayan terbagi menjadi

nelayan besar dimana jumlah modalnya diinvestasikan dalam usaha perikana

relative banyak, dan nelayan kecil justru sebaliknya.

c. Tingkat teknologi penangkapan ikan, yang terbagi menjadi modern yaitu

nelayan yang menggunakan teknologi penangkapan yang lebih canggih dari

nelayan tradisional.

Kemudian dariperbedaan sumber daya, lata belakang sampai ekonomi,

menurut Mubiarto (2013 : 63) nelayan dapat dibedakakn menjadi beberapa

kategori menurut kepemilikan kapalnya yaitu :

a. Nelayan pemilik, nelayan yang memiliki kapal perahu atau kapal penangkap

ikan yang tidak ikut ke laut untuk menangkap ikan. Nelayan ini disebut

dengan juragan darat. Juragan darat biasanya memiliki pekerjaan lain diluar

bidang perikanan, seperti sopir, guru, aparat desa, dan pedagang pengumpul

ikan.

b. Nelayan juragan, nelayan yang membawa kapal orang lain tetapi ia tidak

memiliki kapal. Nelayan ini disebut juragan laut.

c. Nelayan buruh, nelayan yang hanya memiliki faktor produksi tenaga kerja

tanpa memiliki perahu penagkap ikan. Nelayan ini hanya mengandalkan

17
tenaga dan keterampilannya dalam operasi penangkapan ikan dilaut.

Kelompok nelayan ini disebut Nelayan Pandega.

Nelayan yang bermodal kecil dengan kegiatan produk berukuran kecil pada

umumnya mengeluh terhadapa penjualan hasil usahanya ,aupum terhadap

pembelian alat produksinya yang diperlukan. Harga ikan dan hasil perikanan

lainnya di daerah produksi belum mampu memberi pendapatan wajar bagi

nelayan. Di daeeah-daerah ynag produksinya terisolir, harga ikan merosot secara

tajam dalam musim banyak ikan tertangkap. Pada pihak lain, para nelayan yang

bermukim di daerah terisolir ini tertekan dengan keangkaan dan harga yang tinggi

dari bahan dan alat produksi yang diperlukan. Keadaan harga dari hasil perikanan,

bahan dan alat produksi seperti ini telah mengakibatkan permodalan nelayan

semakin merosot.

Masyarakat nelayan menurut Wahyuningsih (2000), dibagi menjadi tiga

berdasarkan sudut pandang modal, yaitu :

a. Nelayan juragan, nelayan ini merupakan nelayan pemilik perahu dan alat

penangkapan ikan yang mampu mengubah para nelayan pekerja sebagai

pembantu dalam usahanya menangkap ikan di laut. Nelyan juragan terdiri

atas tiga macam yaitu nelayan juragan laut, nelayan juragan darat yang

mengendalikan usahanya di daratan, dan orang yang memiliki perahu, alat

penangkap ikan dan uang tapi bukan nelayan asli yang sering disebut dengan

cakong (Tauke).

18
b. Nelayan pekerja yaitu nelayan yang tidak memiliki alat produksi dan modal,

tetapi memiliki tenaga yang dijaul kepada juragan untuk membantu usaha

penangkapan ikan di laut. Nelayan ini disebut juga nelayan penggarap atau

awak perahu nelayan (sawi). Hubungan kerja antara nelayan ini berlaku

perjanjian tidak tertulis yang sudah dilakukan secara tardisional atau turun-

temurun. Juragan dalam hal ini menyediakan bahan makanan dan bahan

bakar untuk keperluan operasi penangkapan ikan dan bahan makanan untuk

dapur keluarga ynag ditinggalkan selama berlayar. Hasil tangakapan do laut

dibagi dengan peraturan tertantu yang berbeda-beda antara juragan satu

dengan juragan lainnya, setelah dikurangi dengan suluruh biaya operasi.

c. Nelayan pemilik merupakan nelayan ynag kurang mampu. Nelayan ini hanya

mempunyai perahu kecil untuk keperluannya sendiri dan alat tangkap yang

sederhana, karena itu juga disebut nelayan perorangan atau nelayan miskin.

Nelayan ini sebagian besar tidak memiliki modal kerja sendiri, tetapi

meminjam pada pelepas uang dengan perjanjian tertentu. Nelayan ini

umumnya memulai usahanya dari bawah, semakin lama akan meningkat

menjadi nelayan juragan.

Berdasarkan uraian di atas, penulis menyimpulkan bahwa yang dikatakan

nelayan adalah orang ynag secara aktif melakukan kegiatan penangkapan ikan

sebagai mata pencaharian, baik secara langsung seperti penebar dan pemakai

jaring maupun secara langsung seperti juru mudiperahu layar, nahkoda kapal iakn

bermotor, ahli mesin kapal bahkan juru masak kapal penangkap ikan.

19
2. Pengertian Ikan Garam

Ikan garam adalah bahan makanan yang terbuat dari daging ikan ynag

diawatkan dengan menambahkan banyak garam. Dengan metode pengawetan ini

daging ikan yang biasanya busuk dalam waktu singkat dapat disimpan pada suhu

kamar untuk jangka waktu berbulan-bulan, maupun biasanya harus ditutup rapat.

Selain itu, daging ikan yang diasingkan akan bertahan lebih lama dan terhindar

dari kerusakan fisik akibat infestasi serangga, ulat lalat dan beberapa jasad renik

perusak lainnya. Pengeringan atau pengasinan, baik dengan garam atau atau

dengan air garam adalah satu-satunya metode pengawetan iakn yang tersedia

secara luas sampai abad ke-19. Pengasinan adalah pengawetan makanan dengan

garam yang kering dapat dimakan. Metode ini terkait dengan pengasaman

(menyiapkan makanan dengan air garam atau air asin) dan merupakan salah satu

metode tertua untuk mengawetkan makanan.

Pada umumnya masyarakat nelayan ikan garam di Indonesia memproduksi

ikan garam masih menggunakan cara tradisional sehingga pada proses pengerikan

ikan, para nelayan sanagat bergantung pada terik matahari. Pengeringan ikan

tersebut merupakan salah satu cara pengawetan ikan yang dilakukan dengancara

mengurangi kadar air ikan sehingga aktivitas mikroorganisme bisa dikurangi.

Proses pengeringan ikan garam sangat bervariasi tergantung pada jenis dan ukuran

ikan. Selain itu juga hasil yang diinginkan dan daerah produksinya. Untuk ikan

yang berukuran besar, terlebih dahulu dilakukan proses pembelahan dan

20
penyiangan. Sementara untuk ikan yang jenisnya berkuruan kecil seperti teri

terlebih dahulu diasin dalam keadaan utuh.

Ada tiga cara penggaraman dalam pembuatan ikan asin yaitu : penggaraman

kering, penggaraman basah dan kombinasi keduanya. Untuk penggaraman kering

ini dilakukan dengan cara menaburkan atau melumurkan Kristal garam pada

seluruh bagian ikan dan rongga perut. Cara penggaraman kering inii biasanya

diterapkan pada ikan berukuran basar setelah dibersihkan atau dibelah perutnya.

Sementara untuk penggaraman ikan basah dilakukan dengan cara merendamkan

ikan didalam larutan garam jenuh laku ditiriskan dan dikeringkan. Penggaraman

ini seringkali diterapkan untuk menggarami ikan-ikan yang berukuran kecil.

B. Kerangka Pikir

Nelayan adalah orang yang mempunyai mata pencaharian sebagai pencari

ikan di laut. Objek dalam penelitian ini adalah Nelayan Ikan Garan di Desa Gaya

Baru, Kecamatan Lapandewa, Kabupaten Buton Selatan.

Besarnya keuntungan nelayan diperoleh ditinjau dari total pendapatan dan

total baiaya yang dikeluarkan selama melaut. Besarnya hasil tangakapan melaut

apabila dikalikan dengan harga jaul akan menghasilkan penerimaan nelayan.

Penerimaan nelayan antara lain dipengaruhi oleh jumlah produksi dan jenis ikan

yang diperoleh karena jenis ikan ini sejanjutnya berpengaruh terhadap harga jual.

Biaya melaut meliputi biaya solar/bensin, oli, garam dan konsumsi selama melaut.

Hasil penerimaan dalam suatu kapal yang diperoleh dari penjualan hasil tangkapan

21
setelah dikurangsi dengan biaya-biaya selama melaut. Inilah yang disebut dengan

keuntungan atau pendapatan nelayan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan

hidup sehari-hari.

C. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah diduga mampu menunjang pendapatan

masyarakat nelayan ikan garam di Desa Gaya Baru Kecamatan Lapandewa

Kabupaten Buton Selatan.

22
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis Penelitian ini adalah deskrpsi kuantitatif dimana hasil penelitian ini akan

memberikan gambaran tentang bagaimana pendapatan yang diperoleh nelayan di

Desa Gaya Baru Kecamatan Lapandewa Kabupaten Buton Selatan.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Gaya Baru, Kecamatan Lapandewa,

Kabupaten Buton Selatan pada bulan November 2021.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

23
Populasi penelitian ini adalah semua masyarakat nelayan ikan garam di Desa

Gaya Baru Kecamatan Lapandewa Kabupaten Buton Selatan adalah berjumlah

30 orang.

2. Sampel

Sampel sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti (Arikuanto, 2002 :

109). Apabila jumlah responden kurang dari 100, sampel diambil semua

sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Sedangkan apabila

jumlah responden lebih dari 100 maka pengambilan sampelnya 10% - 15% atau

20% - 25% atauu lebih (Arikuanto, 2002:112).

Dari penjelasan Arikuanto tersebut maka populasi kurang dari 100 yaitu 30

nelayan ikan garam di Desa Gaya Baru jadi sampel yang digunakan dalam

penelitian ini sebanyak 30 responden.

D. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data

1. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam peneltian ini adalah :

a. Wawancara

Teknik ini dilakukan dengan menggunakan teknik untuk memperoleh

informasi dan melengkapi data dengan cara mewawancarai pihak-pihak yng

terkait, baik itu pemerintah, swasta dan masyarakat.

b. Dokumentasi

24
Dokumentasi yaitu teknik dengan menelaah dokumen-dokumen dan laporan-

laporan ynaitu data sekunder yang berhubungan dengan tujuan penelitian.

2. Teknik Pengempulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah

a. Wawancara

Teknik ini dilakukan dengan mewawancarai langsung dan terbukan

informasi penelitian untuk mendapatkan data tentang profil responden, pendapatn

dan pengeluaran, serta sarana yang digunakan dalam melakukan aktivitas

penangkan ikan selama melaut.

b. Dokumentasi

Teknik dokumentasi ini dilakukan dengan mengkopi dokeman-

dokumen dan laporan-laporan yang berkaitan dengan data dan gambaran umum

Desa Gaya Baru Kecamatan Lapandewa Kabupatn Buton Selatan.

E. Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data

kuantitatif adalah mengamati data tersebut, peneliti menggunakan formula

sebagai berikut :

π = TR – TC

Keterangan : π = Keuntungan Pendatan usaha yang diperolah

TR = Total penerimaan

25
TC = Total biaya

26
DAFTAR PUSTAKA

Ace Partadiredja, 2000. Konsep Pendapatan. Yogyakarta : penerbit libirti

Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka

Cipta.

Retnowati. 2011. Devinisi dari Nelayan. Kutipan dari Jurnal Endang Retnowati.

Perpektif Vol. XVI No. 3 Mei 2011

Badan Pusat Statistik. 2021. Analisis Penduduk Miskin di Pesisir Pantai Indonesia.

Jakarta : Badan Pusat Statistik.

Evy. 2001. Usaha Perikanan Di Indonesia. Jakarta : Mutiara Sumber Widya.

Afrianto, E dan E. Liviawaty. 1989. Pengawetan dan Pengelolahan Ikan. Penerbit

Kanisius, Jogjakarta.

Muana Nanga, 2001, Makro Ekonomi : Teori Masalah dan Kebijakan, edisi perdana,

Penerbit PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta

Arikuanto, Suharsini. (1998). Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktek

Jakarta; Penerbit Rineka Cipta

Arman, 2016. Rumus Pendapatan Bersih

Arwin, 2016. Mengenai Rumus Pendapatan Nelayan dan Harga Jual

Anda mungkin juga menyukai