DISUSUN OLEH
DAULAT MARTUA HASIBUAN
180254242010
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah swt atas atas segala nikmat dan
karunia-Nya makalah ini dapat diselesaikan. Gagasan Pokok ini disusun sebagai
persyaratan Seleksi Mawapres Tingkat Fakultas Ilmu Kelautan Dan Perikanan
UMRAH. Gagasan Pokok ini berjudul “STRATEGI DAN PERAN
MASYARAKAT DALAM MEMBANGUNAN KAWASAN KONSERVASI:
MEWUJUDKAN KAWASAN KONSERVASI EKOSISTEM TERUMBU
KARANG DALAM MENINGKATKAN EKONOMI PADA ERA REVOLUSI
INDUSTRI 4.0 DAN SUSTAINABLE DEVEPLOPMENT GOALS ” diharapkan
mampu memberikan solusi atas permasalahan yang ada di perairan pesisir,
khususnya di Kabupaten Bintan.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini: orang tua, Dosen di Fakultas Ilmu
Kelautan dan Perikanan khusunya Program Studi Manjemen Sumberdaya Perairan,
dan teman-teman mahasiswa. Semoga makalah ini bermanfaat
Kata Kunci: Ekosistem Terumbu karang, Kabupaten Bintan, revolusi industry 4.0,
Potensi kelautan dan perikanan, Konservasi, Pembangunan Berkelanjutan, Strategi
Dan Peran Masyarakat Dalam Membangunan Kawasan Konservasi
BAB I.
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Sebagai negara kepulauan, Indonesia terdiri dari wilayah daratan dan lautan.
Jumlah pulau di Indonesia, baik yang besar maupun yang kecil, mencapai 17.508
pulau. Argumentasi inilah yang mendasari penyebutan Indonesia sebagai
“Archipelagic State”.Berdasarkan hasil Konvensi Hukum Laut Internasional atau
“United Nation Convention on the Law of the Sea” (UNCLOS) pada tanggal 10
Desember 1982 di Montego Bay, Jamaica,luas wilayah laut Indonesia mencapai
3.257.357 km², dengan batas wilayah laut/teritorial dari garis dasar kontinen sejauh
12 mil diukur dari garis dasar, sedangkan luas daratannya mencapai 1.919.443 km².
Secara menyeluruh, luas wilayah lautan dan daratan mencapai 5.176.800 km².
Menurut catatan Greenpeace, luas terumbu karang di Indonesia mencapai 50.875
kilometer persegi yang menyumbang 18% luas total terumbu karang dunia dan
65% luas total di coral triangle. Sebagian besar terumbu karang ini berlokasi di
bagian timur Indonesia.
Menurut data pada survei COREMAP tahun 2007, terumbu karang Indones ia
dinilai sangat sehat. Namun di tahun 2014, studi yang dilakukan para peneliti
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia pada 1.135 stasiun menunjukkan ada 30,4
persen lokasi terumbu karang berada dalam kondisi rusak. Hanya 27 persen
lokasi terumbu karang yang diamati dinyatakan dalam kondisi baik. Meskipun
begitu, Suharsono, peneliti utama bidang terumbu karang di LIPI, mengataka n
terumbu karang yang rusak akibat peristiwa alam umumnya bisa kembali seperti
semula. Kemampuan terumbu karang Indonesia untuk memulihkan diri setelah
dihantam bencana tergolong sangat baik. Untungnya lagi, pelaksanaan program
COREMAP II telah berhasil meningkatkan kondisi terumbu karang dalam
keadaan baik (meningkat 2% secara tren nasional).
1.3. Tujuan
1. Menciptakan Suatu strategi dalam konservasi terumbu karang dengan
mengaitkan masyarakat sebagai tonggak utama dalam pergerakan dan
praktikan di lapangan di Kabupaten Bintan,Prov. Kepulauan Riau
2. Upaya mengatasi permasalahan Penangkapan ikan yang tidak ramah
lingkungan dalam mengwujudkan wilayah konservasi di Kabupaten
Bintan,Prov. Kepulauan Riau
2. Visual Gagasan
Masyarakat
1.4.Kerangka Pikir
SASARAN
SITUASI SAAT INI
-Spesifik (dapat menyelesa ika n
Pada fase industry 4.0 telah
permasalahan yang dihadapi oleh
menghadirkan digitalisasi dan
peemerintah dan masyarakat.)
otomatisasi perpaduan
-Measurabale (indikator keberhasila n
internet dengan manufak tur,
Gagasan) ini yaitu Dapat membangun
Dengan adanya kemajuan
komunikasi 4 lapisan dengan untuk
Tekhnologi dan
menjadikan kawasan konservasi
perkembangan ilmu sains
terumbu karang
membuat konservasi hadir
-Acceptable (Kegiatan ini dapat
dengan berbagai metode tetapi
diterima karena Dengan adanya
hubungan antara ilmu sains
wilayah konservasi terumbu karang
dan tekhnologi masih belum
akan meningkatkan ekonomi
merata di masyrakat sehingga
masyarakat karena masyarakat
lapisan masyarakat belum
setempat lebih mengerti
mengerti sepenuhnya kawasan
lingkungannya
konservasi. Pengaturan
-Realistic (Kegiatan ini sesuai
strategi belum terstruktur
dengan kenyataan dan kemampuan
secara kondisional yang dimiliki dalam mengubah hal
negatif menjadi hal yang positi.)
-Time Bond (program ini diharapkan
dapat diadopsi dari waktu ke waktu
karena merubah sikap atau prilaku
menjadi sesuatu bagian dari
kebiasaan cinta terhadap lingkunga n
sekitar serta dapat membangun
komunikasi yang lebih efektif antara
pemerintah,akademis,Keamanan,
Masyarakat.)
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
3.1. Kesimpulan
Kebersamaan dalam bergerak satu demi satu menutupi kekurangan yang ada
akan memberikan suatu solusi yang ditawarkan dalam mengatasi permaslahan
lingkungan di Negeri yang kita cintai ini. Kesadaran diri yang harus di kuatkan
sebab tindakan tidak akan terjadi apabila tidak di dasari niat yang kuat. Dalam
pembangunan kawasan konservasi hendaklah menjalin komunikasi yang
berkesinambungan. Sifat penananman sejak dini untuk mencintai lingkungan sekita
sebagai marwah melaksanakan attitude yang di wariskan dalam menghormati alam
sekitarnya
3.2 Saran
Sebaik-baiknya konsep kawasan konservasi tidak akan dapat mereplika ciptaan
tuhan hal yang paling penting adalah menjaga. Jangan menunggu hancur baru di
perbaiki hal kecil akan berdampak besar bagi alam terumbu karang adalah rumah
bagi biota patutlah kita jaga layakya menjaga rumah sendiri