TUGAS KELOMPOK
“STRATEGI PEMBALIKAN, TABLO SEMANTIK,
DAN BENTUK NORMAL”
Disusun Oleh;
MARNO NIM.201506
SOLEH NIM.2014062034
SURYO KUNCORO NIM.201506
BAMBANG WIJANARKO NIM.201506
FAJAR ARIF MUSTHOFA NIM.201506
(KELAS TIF.SALATIGA)
Logika disebut juga “the calculus of komputer science” karena logika memegang
peranan yang sangat penting di bidang ilmu komputer. Peran kalkulus (matematika) sama
pentingnya untuk ilmu-ilmu bidang sains, misalnya ilmu fisika, ilmu elektronika, ilmu kimia,
dan sebagainya. Oleh karena itu, biasanya pelajar, mahasiswa, guru, dan dosen setuju bahwa
logika memainkan peranan penting dalam berbagai bidang keilmuan, bahkan dalam
kehidupan manusia sehari-hari.
Logika, komputasi numerik, dan matematika diskrit memiliki peran penting dalam
ilmu komputer karena semuanya berperan dalam pemrograman. Logika merupakan dasar-
dasar matemtis suatu perangkat lunak, digunakan untuk memformalkan semantik bahasa
pemrograman dan spesifikasi program, serta menguji ketepatan suatu program. Hal ini
menunjukkan betapa pentingnya logika matematika karena banyak ilmu, khususnya dalam
bidang ilmu komputer, yang memerlukan logika untuk berkembang.
Logika dalam ilmu komputer dalam ilmu komputer digunakan sebagai dasar dalam
belajar bahasa pemrograman, struktur data, kecerdasan buatan, teknik/sistem digital, basis
data, teori komputasi, rekayasa perangkat lunak, sistem pakar, jaringan syaraf tiruan, dan lain-
lainnya yang mempergunakan logika secara intensif. Salah satu contoh yang populer adlah
sistem digital, yaitu bidang ilmu yang didasari oleh logika untuk membuat gerbang logika
(logic gates) dan arsitektur komputer sebagai inti mikroprosesor, otak komputer atau central
processing unit.
Logika matematika (mathematical logic) adalah cabang ilmu di bidang
matematika yang memperdalam masalah logika, atau lebih tepatnya memperjelas logika
dengan kaidah-kaidah matematika.
Logika matematika sendiri juga terus berkembang, mulai dari logika
proposional, logika predikat, pemrograman logika, dan sebaganya. Perkembangan terakhir
ilmu logika adalah logika fuzzy, atau di Indonesia disebut logika kabur atau logika samar.
Implementasi logika fuzzy dapat ditemui pada pengatur suhu udara (AC), mesin pencuci,
kulkas, lainnya.
Dari penjelasan diatas bisa disimpulkan mengenai peran penting logika dalam
ilmu komputer. Jika seseorang ingin mempelajari ilmu komputer, maka ia tidak bisa terlepas
dari masalah logika. Oleh karena itu, logika matematika dipelajari secara formal di perguruan
tinggi, khususnya dalam ilmu komputer sebagai matakuliah wajib selama 1 semester. Di
indonesia sendiri ilmu komputer lebih populer dengan nama Teknik Informatika atau
Teknologi Informasi.
Dikutip dari buku “ Logika Matematika Untuk Ilmu Komputer”, oleh F. Soesianto dan Djoni
Dwijono, Andi Offset, Jogjakarta.
BAB I
BERKENALAN DENGAN LOGIKA INFORMATIKA
3. Tentang Informatika
Disiplin ilmu yang mempelajari tentang tranformasi fakta berlambang yaitu data
maupun informasi pada mesin berbasis komputasi.
Cakupan bidang informatika antara lain : Ilmu komputer,ilmu informasi,system
informasi, teknik komputer dan aplikasi informasi dalam bidang komputer
bisnis,akutansi maupun ilmu komputer manajemen.
Mempunyai dasar-dasar teori serta pengembangan sendiri.
Bisa mendukung dan berkaitan dengan aspek-aspek kognitif dan social,termasuk
pengaruh dari zaman teknologi yang semakin canggih agar tidak dipergunakan
dengan tidak semestinya.
Secara umum informatika mempelajari tentang struktur,sifat dan interaksi,dari
berbagai system yang dipakai untuk mengumpulkan data,memproses dan
menyimpan hasil dari pemrosesan data.
Aspek dari informatika lebih luas adalah dari sekedar system informasi berbasis
komputasi saja,akan tetapi masih banyak informasi yang tidak dan belum
diproses dengan komputer.
Informatika mempunyai konsep dasar,teori dan perkembangan aplikasi
tersendiri.Informatika dapat mendukung dan berkaitan dengan aspek kognitif
dan social,temasuk tentang pengaruh terhadap akibat social dari teknologi
informasi ada umumnya.
4. Aspek-aspek Informatika
Teori informasi yang mempelajari matematis dari suatu informasi.
Ilmu informasi yang mempelajari tentang pengumpulan klasifikasi,manipulasi
penyimpanan pengaksesan dan penyebarluasan informasi untuk keperluan social dan
kemasyarakatan secara menyeluruh.
Ilmu komputer dan teknik komputer yang mempelajari tentang pemrosesan,
pengaksesan, penyebarlusan dan apapun yang berhubungan dengan teknologi
informasi yang sehingga dapat dikembangkan.
Ilmu yang mempelajari logika buatan dibidang komputasi dengan
mengembangkan dan memanfaatkan logika itu sendiri.
Penggunaan informasi dalam beberapa macam bidang, seperti bioinformatika,
informatika medis, dan informasi yang mendukung ilmu perpustakaan,
merupakan beberapa contoh yang lain dari bidang informatika.
sesuatu yang flexibel karena mempunyai konsep dasar dan teori yang mudah
disesuaikan dengan perkembangan global, sehingga setiap aplikasi-aplikasi dari
informatika ini mempunyai perkembangan tersendiri.
BAB II
STRATEGI PEMBALIKAN
(REFUTATION STRATEGY)
1. Pendahuluan
Strategi pembalikan adalah suatu cara atau upaya dalam logika untuk
membuktikan validitas suatu ekspresi logika untuk argumen. Teknik ini melihat pada
kesimpulan suatu argumen yang harus disalahkan dengan cara dinegasikan atau diberi
nilai false (F). yang membalik prinsip pertama ‘premis-premis yang bernilai benar,
menghasilkan kesimpulan yang bernilai benar’ menjadi ‘premis-premis yang bernilai
benar, menghasilkan kesimpulan yang bernilai salah’. Dengan kata lain suatu argumen
yang valid dapat dipastikan tidak memenuhi premis yang sudah dibalik tersebut.
Strategi pembalikan dilakukan dengan beberapa cara dan beberapa
cara tersebut diimplementasikan dalam beberapa metode yang berbeda-beda.
Beberapa cara untuk melakukan
strategi pembalikan adalah:
a. Menegasi kesimpulan
b. Memberi nilai F pada kesimpulan
Pembuktian validitas argumen dengan tabel kebenaran dapat
mempergunakan strategi pembalikan yang pertama yang dengan menegasi kesimpulan,
tetapi menyusun ekspresi logikanya menjadi berubah, yakni: (A→B)˄A ˄B, baru
kemudian dibuat tabel kebenarannya seperti berikut:
A B AB (AB)A B (AB)A
F F T F T F
F T T F F F
T F F F T F
T T T T F F
Hasilnya adalah kontradiksi, dan ini berarti MP adalah valid, karena MP tidak
memungkinkan ‘premis-premis yang bernilai benar, menghasilkan kesimpulan yang
bernilai salah’.
2. Konsistensi
Pembuktian ekspresi-ekspresi logika bisa menggunakan tabel kebenaran. Tetapi
permasalahan memerlukan tabel yang sangat besar untuk menyelesaikan ekspresi
logika yang memiliki banyak variabel proposisional, yakni 2N dimana N = jumlah
variabel.
Kelemahan lainnya terletak pada logika proposisional yang tidak bisa menangani
kerumitan bahasa yang dipergunakan sehari-hari, walaupun untuk yang sederhana
sudah cukup
Contoh Soal 1 :
Jika harga gula turun maka impor gula naik, jika impor gula naik maka pabrik gula
tidak senang. Harga gula turun. Pabrik gula senang.
Pernyataan-pernyataan diatas disebut konsisten satu dengan lainnya jika semuanya
bernilai benar. Perlu diingat, pernyataan di atas bukan argumen karena tidak ada
kesimpulan yang ditandai dengan kata dengan demikian
Catatan :
“Koleksi dari pernyataan-pernyataan disebut konsisten jika pernyataan-pernyataan
tersebut secara simultan semuanya bernilai benar”
Konsisten dapat dibuktikan dengan membuat pernyataan menjadi ekspresi logika dan
dibuktikan melalui tabel kebenaran.
Penyelesaian :
Langkah 1
Ubah ke variabel proposisional
A = harga gula turun
B = impor gula naik
C = pabrik gula senang
Langkah 2
Ubah pernyataan menjadi ekspresi logika
(1) A → B
(2) B → ¬C
(3) A
(4) C
Langkah 3
Menyusun ekspresi logika menjadi satu kesatuan
(A→B)˄(B→¬C)˄A˄C
Langkah 4
Membuat tabel kebenaran
A B C A→B ¬C B→¬C (A→B)˄(B→¬C)˄A˄C
F F F T T T F
F F T T F T F
F T F T T T F
F T T T F F F
T F F F T T F
T F T F F T F
T T F T T T F
T T T T F F F
Pada tabel kebenaran sebelumnya dapat dilihat tidak ada satu pun ekspresi logika A→B,
B→¬C, A dan C yang mempunyai nilai T pada deretan pasangan yang sama sehingga
juga dipastikan F. Jadi, kumpulan pernyataan tersebut tidak konsisten.
Konsisten juga dapat diterapkan dalam argumen, yang premis-premisnya bernilai T dan
kesimpulannya bernilai T sehingga hasilnya juga harus T. Oleh karena itu, argumen dapat
disebut valid.
Contoh Soal 2 :
1) Jika Slank mengadakan konser, maka penonton akan hadir jika harga tiket tidak
terlalu tinggi.
2) Jika Slank mengadakan konser, maka harga tiket tidak terlalu tinggi.
3) Dengan demikian, jika Slank mengadakan konser maka penonton akan hadir.
Validitas argumen di atas harus dibuktikan dengan tabel kebenaran yang akan
membuktikan premis-premis bernilai T dengan kesimpulan bernilai T sehingga akan
menghasilkan nilai T juga.
Penyelesaian :
Langkah 1
Ubah ke variabel proposisional
A = Slank mengadakan konser
B = Penonton akan hadir
C = Harga tiket terlalu tinggi
Langkah 2
Ubah pernyataan menjadi ekspresi logika
(1) A → (¬C→B)
(2) A → ¬C
(3) A → B
Langkah 3
Menyusun ekspresi logika menjadi satu kesatuan
Untuk argumen, cara menulis ekspresi logikanya ada beberapa pilihan, yaitu:
((A→(¬C→B))˄(A→¬C))→(A→B) atau
{(A→(¬C→B)),(A→¬C)}|= (A→B)
Untuk membuat tabel kebenaran sebaiknya menggunakan penulisan ke-1 agar lebih
mudah menyusunnya ke dalam tabel kebenaran. Akan tetapi, jika dengan strategi
pembalikan, kesimpulan diberi negasidan diberi operator ˄. Untuk itu, dipilih
penulisan ke-2.
Hasil negasi dari kesimpulan dengan premis-premis tidak konsisten, atau hasilnya F.
Jadi di sini terjadi kemungkinan bahwa negasi dari kesimpulan bernilai T bersama –
sama dengan premis-premis. Karena adanya strategi pembalikan, hasil yang semula
bernilai F justru bernilai T sehingga argumen di atas valid.
Pada dasarnya untuk mencari premis-premis yang bernilai T dengan kesimpulan
bernilai T sehingga mendapatkan hasil bernilai T, tidak memerlukan tabel kebenaran
secara keseluruhan, cukup dengan menemukan pasangan dari variabel proposisional
yang akan menghasilkan nilai T pada premis-premis dan kesimpulan.
Jika ada premis-premis dan kesimpulan yang bernilai T, bisa dipastikan argumen
tersebut valid. Teknik ini disebut model, sedangkan kebalikannya disebut
countermodel.
BAB III
TABLO SEMANTIK
1. Pendahuluan
Tablo semantik adalah bentuk-bentuk proposisi yang dibangun berdasarkan
ATURAN TERTENTU yang biasanya berbentuk POHON TERBALIK dengan
cabang-cabang dan ranting yang relevan.
Dalam strategi pembalikan jika diketahui premis-premis bernilai T dan kesimpulan
bernilai F, jika hal itu bisa dibuktikan maka argumen tsb Tidak Valid. Sebaliknya jika
hal tsb tidak bisa dibuktikan maka argumen tersebut Valid. Jadi premis-premis yang
bernilai T seharusnya juga menghasilkan kesimpuan yang bernilai T juga.
Kesimpulan ini disebut semantically entailed dari premis-premis.
A B
c. Aturan 3 : A → B
A→B
¬A B
Pada hukum logika sudah diketahui (A→B)= ¬A˅B
d. Aturan 4 : A ↔ B
A↔B
A˄B ¬A˄¬B
Pada hukum logika juga sudah diketahui (A↔B) = (A˄B)˅( ¬A˅¬B)
e. Aturan 5 : ¬¬A
¬¬A
A
f. Aturan 6 : ¬(A˄B)
¬(A˄B)
¬A ¬B
g. Aturan 7 : ¬(A˅B)
¬(A˅B)
¬A
¬B
Hukum De Morgan : ¬(A˅B) = ¬A˄¬B
h. Aturan 8 : ¬(A→B)
¬(A→B)
A
¬B
i. Aturan 9 : ¬(A↔B)
¬(A↔B)
A˄¬B ¬A˄B
j. Aturan 10 :
Jika ada bentuk logika A dan negasinya (¬A) yang berada pada satu deretan cabang
dari tablo, maka terjadi ketidakkonsistenan pada cabang tersebut, dan cabang tersebut
dinyatakan tertutup (closed), dan cabang tersebut tidak bisa dekembangkan lagi.
A aturan (5)
Catatan :
Heuristik (rule of thumb) untuk mengefisiensikan pembuatan tablo :
1) Mencari ekspresi logika yang dapat memakai aturan tanpa cabang (satu cabang)
2) Mencari ekspresi logika yang isinya mempunyai bentuk, yang tablonya pasti tertutup,
misalnya A dan negasinya (¬A), agar cabang tablo tertutup dan tidak dapat
dikembangkan lagi.
Contoh Soal 2 :
Apakah himpunan dari 4 buah ekspresi logika ini bersama-sama konsisten (mutually
consistent) ?
¬A˅B, ¬(B˄¬C), C→D, dan ¬(¬A˅D)
Penyelesaian :
Langkah 1
menuliskan semua ekspresi logika secara beruntun dari atas ke bawah :
(1) ¬A˅B
(2) ¬(B˄¬C)
(3) C→D
(4) ¬(¬A˅D)
Langkah 2
Memakai aturan (7) pada baris (4)
(1) ¬A˅B
(2) ¬(B˄¬C)
(3) C→D
(4) ¬(¬A˅D)
(5) ¬¬A
(6) ¬D
Langkah 3
Memakai aturan (5) pada baris (5)
(1) ¬A˅B
(2) ¬(B˄¬C)
(3) C→D
(4) ¬(¬A˅D)
(5) ¬¬A
(6) ¬D
(7) A
Sekarang tidak ada lagi yang tidak bercabang, maka harus memilih salah satu dari
ekspresi logika untuk meneruskan tablo.
Langkah 4
Memakai aturan (2) pada baris (1)
(1) ¬A˅B
(2) ¬(B˄¬C)
(3) C→D
(4) ¬(¬A˅D)
(5) ¬¬A
(6) ¬D
(7) A
(8) ¬A B
Tutup
Satu cabang telah tertutup. Karena pada satu cabang terdapat A dan ¬A, maka tinggal
meneruskan pada cabang yang lain.
Langkah 5
Memakai aturan (6) pada baris (2)
(1) ¬A˅B
(2) ¬(B˄¬C)
(3) C→D
(4) ¬(¬A˅D)
(5) ¬¬A
(6) ¬D
(7) A
(8) ¬A B
Tutup
(9) ¬B ¬¬C
Tutup
Satu cabang tertutup. Karena pada satu cabang terdapat B dan ¬B, maka tinggal
meneruskan pada cabang yang lain yang masih terbuka.
Langkah 6
Memakai aturan (5) pada baris (9)
(1) ¬A˅B
(2) ¬(B˄¬C)
(3) C→D
(4) ¬(¬A˅D)
(5) ¬¬A
(6) ¬D
(7) A
(8) ¬A B
Tutup
(9) ¬B ¬¬C
Tutup
(10) C
Langkah 7
Memakai aturan (3) pada baris (3)
(1) ¬A˅B
(2) ¬(B˄¬C)
(3) C→D
(4) ¬(¬A˅D)
(5) ¬¬A
(6) ¬D
(7) A
(8) ¬A B
Tutup
(9) ¬B ¬¬C
Tutup
(10) C
(11) ¬C D
Tutup Tutup
Akhirnya seluruh tablo tertutup, tablo semantik yang disusun juga sudah lengkap
seluruh ekspresi logika yang harus diturunkan menjadi tablo.
Dapat disimpulkan bahwa semua ekspresi logika tersebut tidak konsisten, atu tidak
kompatibel bersama-sama.
Penyelesaian :
Langkah 1
Membuat variabel proposisional seperti berikut :
A = Badu mencontek saat ujian
B = Dosen akan datang
C = Pengawas lalai
Langkah 2
Menyusun menjadi ekspresi logika :
(1) A→(¬C→B)
(2) A→¬C
(3) A→B
(4) Jika ditulis akan menjadi seperti berikut :
{A→(¬C→B), A→¬C} |= A→B
Langkah 3
Menyusunnya menjadi dertan untuk dibuat tablo dengan menegasikan kesimpulan
menjadi ¬(A→B) sehingga penulisan di atas akan menjadi :
(A→(¬C→B) ˄ (A→¬C) ˄ ¬(A→B)
Selanjutnya, susun menjadi urutan :
(1) A→(¬C→B)
(2) A→¬C
(3) ¬(A→B)
Langkah 4
Membuat tablo semantiknya (dengan mengikuti heuristik pembuatan tablo untuk
mengefisiensikan percabangan tablo)
(1) A→(¬C→B)
(2) A→¬C
(3) ¬(A→B)
¬¬A
¬B
¬A ¬C
Tutup
¬A ¬C→B
Tutup
¬¬C B
Tutup
C
Tutup
BAB IV
BENTUK NORMAL
1. Pendahuluan
Bentuk ekspresi logika yang standar disebut bentuk normal. Bentuk normal
mempunyai 2 jenis, yaitu :
a. Bentuk normal konjungtif (Conjunctive Normal Form) atau CNF
b. Bentuk normal disjungtif (Disjunctive Normal Form) atau DNF
Semua bentuk ekspresi logika sebenarnya bisa disederhanakan dengan menggunakan
perangaki dasa ¬, ˄, dan ˅. Inilah yang dimaksud dengan bentuk standar.
Bentuk normal sangat penting dipahami karena kebanyakan aplikasi logika, misalnya
merancang rangkaian elektronika, menggunakan bentuk normal khususnya bentuk
normal disjungtif.
Setiap ekspresi logika yang berbentuk FPE atau WFF dapat diubah menjadi bentuk
normal, dengan hanya menggunakan perangkai dasar.
Contoh 1 :
Misalnya ada skema sepeerti berikut :
P = (A→B)→(¬C˅A)
Q=¬((A→B)˄¬(¬C˅A))
Jika P≡Q, maka :
(A→B)→(¬C˅A)≡¬((A→B)˄¬(¬C˅A))
Jadi dapat dipastikan bahwa (A→B)→(¬C˅A) akan sama nilai kebenarannya dengan
¬((A→B)˄¬(¬C˅A)) dengan semua nilai kebenaran dari A, B dan C
Setiap bentuk ekspresi logika daopat diubah menjadi bentuk normal, yang hanya
berisi perangkai ¬,˄ dan ˅ dengan proposisi dasar yang dikomposisikan dalam
bentuk rumus atomik atau atom-atom. Atom sama saja dengan literal.
Jadi :
1) A dan ¬A adalah atom-atom atau literal
2) P2 adalah literal
3) ¬ P12 adalah literal
4) Literal yang berisi satu atom disebut literal positif misalnya : P2
5) Literal yang berisi negasi dari satu atom disebut literal negatif misalnya :
¬ P12
2. Bentuk Normal Konjungtif (CNF)
Bentuk normal konjungtif atau CNF adalah bentuk normal yang memakai perangkat
konjungsi dari disjungsi.
Definisi : suatu ekspresi logika (WTF) memiliki bentuk CNF bila merupakan konjungsi
dari disjungsi literal-literal. Bentuknys seperti berikut :
A 1 ˄ A 1 ˄...˄ A i ...˄ A n
Dimana setiap A i berbentuk :
λ1 ˅ λ 1 ˅ …˅ λ j ˅ … ˅ λ m
Dimana setiap λ j berbentuk literal
Contoh Soal 1 :
Berikut ini contoh-contoh CNF :
1) ( P2 ˅ P 5 ˅
2)