Ontologis adalah cabang filsafat yang membahas masalah obyek dari kajian ilmu
(termasuk ilmu pendidikan). Obyek penelaahan ilmu mencakup seluruhaspek kehidupan yang
dapat diuji oleh pancaindera manusia. Ilmu mempelajariberbagai gejala dan peristiwa yang
menurut anggapannya mempunyai manfaatbagi kehidupan manusia. Berdasarkan obyek yang
ditelaahnya, maka ilmu dapatdisebut sebagai suatu pengetahuan empiris, di mana obyek ilmu
yang di luarjangkauan manusia tidak termasuk dalam bidang telaah ilmu.
Masalah ontologis berkaitan erat dengan tujuan pendidikan yang ingin dicapai,yang
erat kaitannya dengan landasan fiolosofis pendidikan yang menjadi acuanperumusan tujuan
yang lebih umum. Konsep-konsep umum tujuan hidup bangsaIndonesia, merupakan rujukan
yang mendasar dalam menjabarkan rumusantujuan pendidikan. Oleh karena itu, rumusan
tujuan pendidikan akan selalubertumpu pada gambaran manusia yang diharapkan di masa
yang akan datang.Demikian pula rumusan tujuan pendidikan profesi keguruan, tidak bisa
lepasdengan pemahaman terhadap konteks manusia yang akan menjadi subyek didikdi
persekolahan maupun di luar sekolah.
Obyek material Prodi PENDAS adalah para pendidik yang diharapkan dapat menjadi
tenaga pendidik di SD dan perguruan tinggi, pemikir, perencana, pengembang, peneliti, dan
konsultan serta praktisi pendidikan ke-SD-an yang berkualitas.
Obyek formal Prodi PENDAS adalah peningkatan tingkah laku pendidik dalam hal
mengembangkan pengetahuan dan memecahkan permasalahan di bidang keilmuan
pendidikan ke-SD-an melalui pendekatan inter, multi, dan transdisipliner, serta menghasilkan
karya yang kreatif, orisinial, inovatif, dan teruji di bidang pendidikan ke-SD-an untuk
didiseminasikan dan diimplementasikan bagi peningkatan mutu pendidikan ke-SD-an di
tingkat nasional, regional, dan internasional.
Dalam Undang-undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pada
Ketentuan Umum dikatakan bahwa : Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama
adalah mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi
peserta didik pada jalur pendidikan formal, pada jenjang pendidikan dasar dan pendidikan
menengah. Selanjutnya pada ayat 3 pasal 1 disebutkan bahwa, profesi guru adalah pekerjaan
dan atau jabatan yang memerlukan kemampuan intelektual khusus, yang didapatkan melalui
kegiatan belajar dan pelatihan yang bertujuan untuk menguasai keterampilan atau keahlian
dalam melayani orang lain dengan memperoleh upah atau gaji dalam jumlah tertentu.
Pasal 7 UU No.14 Tahun 2005 tentang prinsip kerja guru dan dosen sebagai profesi:
3. Memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugas
Epistimologi atau teori pengetahuan, adalah suatu cabang filsafat yang membahas
secara mendalam tentang segenap proses yang terlihat dalam usaha kita untuk memperoleh
pengetahuan. Masalah epistemologis, adalah berkaitan dengan isi pendidikan yang menjadi
landasan pengetahuan dalam rangka membekali subyek didik untuk mencapai tujuan
pendidikan yang efektif. Landasan epistemologis merupakan penjabaran dari landasan
ontologis yang menjadi rujukan tujuan yang akan dicapai. Dengan demikian, masalah
epistemologis pendidikan akan mempertanyakan apa yang telah diberikan kepada subyek
didik dan mengapa diberikan pengetahuan tersebut? Demikian pula landasan epistemologis
mendasari nilai-nilai kebenaran mana yang menjadi acuan dalam pengembangan ilmu.
Estimologi Prodi Pendas terlihat dalam struktur kurikulum magister (S2) dan doktor
(S3) yang terbagi atas mata kuliah prasyarat (matrikulasi) bagi yang tidak sebidang, mata
kuliah inti yang merupakan mata kuliah keahlian Prodi, dan mata kuliah pilihan sesuai
dengan keahlian masing-masing mahasiswa. Content (isi) mata kuliah yang ditempuh oleh
mahasiswa dipertimbangkan sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan anak didik dalam
mengisi abad 21 yang memasuki era globalisasi.
Cabang filsafat yang membahas masalah nilai guna pengetahuan atau bagaimana kita
memperlakukan (memanfaatkan) ilmu dalamkehidupan masyarakat.Implikasi dari landasan
aksiologis terhadap pendidikan, memberi wawasan kepada pendidik/guru untuk dapat secara
kreatif mencari makna dannilai manfaat dari ilmu, serta metode dan strategi belajar yang
efektif dan efisiendalam mencapai tujuan pembelajaran yang mendidik. Berkaitan dengan
argumen tersebut, Ilmu pendidikan mempunyai nilai aksiologis bukan hanyapada tataran
hasil pendidikan, tetapi tujuan maupun prosesnya telahmenggambarkan nilai-nilai yang akan
dicapai, nilai-nilai proses yang dilaluinya,serta hasil yang diharapkan. Hasil yang diharapkan
setelah melalui proses yangpanjang dari kegiatan pendidikan adalah nilai keunggulan dari
berkembangnyaseluruh potensi dan derajat martabat kemanusiaan, dimana pendidikan
adalahsebuah proses pemanusiaan manusia.
Prakondisi ini adalah sebagai pendidikan esensial bagi setiap individuuntuk dapat
melanjutkan perilaku dalam kondisi lain yang berbeda, baik berbedawaktu, geografis, sosial,
kultural, cita-cita, ekonomi, politik, dan perubahan-perubahanlain dalam kehidupan di masa
yang akan datang. Demikian pulasetiap jenis pendidikan memerlukan prakondisi sebagai
wahana untukmengantarkan individu dapat mengadaptasikan diri dalam suatu kondisi
perilakuyang akan dihidupinya kelak. Salah satu jenis pendidikan yang memiliki“conditio
sine quanon” dalam memahami hakikat manusia dan pendidikan yangberorientasi masa
depan, adalah pendidikan keguruan.
Undang-undang No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 10 Ayat (1) tentang
kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial,
dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.
Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural,
emosional, dan intelektual.
Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik.
Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran/bidang
pengembangan yang diampu.
Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik.
Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran.
Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan
berbagai potensi yang dimiliki.
Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik.
Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.
Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran.
Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.
Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional
Indonesia.
Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi
peserta didik dan masyarakat.
Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa.
Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan
rasa percaya diri.
Menjunjung tinggi kode etik profesi guru.
c) Kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan
mendalam, meliputi:
Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata
pelajaran yang diampu.
Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/bidang
pengembangan yang diampu.
Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif.
Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan
reflektif.
Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan
mengembangkan diri.
d) Kompetensi sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara
efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru, orangtua/wali peserta didik, dan
masyarakat sekitar, meliputi:
Sebagai pekerja professional guru dan tenaga kependidikan memperoleh persiapan pra-
jabatan guru dan tenaga kependidikan harus dilandasi oleh seperangkat asumsi filosofis yang
pada hakekatnya merupakan penjabaran dari konsep yang lebih tepat daripada landasan
ilmiah pendidikan dan ilmu pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Leaflet Program Studi Pendidikan Dasar Program Magister dan Doktor. (2014). Bandung:
SPs UPI
Suyitno, Y., (2008). Pemahaman Mahasiswa UPI tentang Hakikat Manusia dan Pendidikan,
dalam Kerangka Kesiapan Menjadi Guru. Bandung: SekolahPasca Sarjana.