Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH MANAJEMEN PRODUKSI

ANALISIS BREAK EVEN POINT

OLEH :

Siti Rachmawati

(18212002)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS DAYANU IKHSANUDDIN
BAUBAU
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan rahmat-Nya,penulis dapat menyelesaikan makalah materi mata
kuliah Manajemen Produksi yang berjudul “ANALISIS BREAK EVEN POINT’
tepat pada waktunya.
Makalah ini berisi uraian mengenai Break Even Point mulai dari Manfaat
Analisis Break Even (Titik Impas) ,Jenis Biaya Berdasarkan Break Even (Titik
Impas),  Cara Menentukan Break Even Point (BEP)/Titik Impas,dan Keterbatasan
Analisis Break Even Point. Tak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu
selaku Dosen kami dalam pembelajaran mata kuliah Pengantar Bisnis,dan juga
kepada teman-teman yang telah memberikan dukungan kepada kami dalam
menyelesaikan makalah ini.
Harapan terdalam kami, semoga penyusunan makalah ini bisa bermanfaat
bagi kita semua serta menjadi tambahan informasi mengenai “ANALISIS
BREAK EVEN POINT”bagi para pembaca.
Kami menyadari jika dalam menyusun makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, dengan hati yang terbuka kritik serta saran yang
konstruktif guna kesempurnaan tugas makalah ini. Demikian makalah ini kami
susun,apabila ada kata-kata yang kurang berkenan dan banyak terdapat
kekurangan, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Semoga bermanfaat.
Terimakasih .

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................1

A. Latar Belakang...............................................................................1

B. Rumusan Masalah..........................................................................1

C. Tujuan Penulisan............................................................................1

D. Manfaat..........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................3

A. Manfaat Analisis Break Even........................................................3

B. Jenis Biaya Berdasarkan Break Even.............................................4

C. Menentukan Break Even Point......................................................6

D. Keterbatasan Analisis Break Even Point.......................................7


BAB III PENUTUP..................................................................................9

A. Kesimpulan....................................................................................9

B. Saran...............................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebelum memproduksi suatu produk, perusahaan terlebih dulu
merencanakan seberapa besar laba yang diinginkan. Ketika menjalankan usaha
maka tentunya akan mengeluarkan biaya produsi, maka dengan analisis titik
impas dapat diketahui pada waktu dan tingkat harga berapa penjualan yang
dilakukan tidak menjadikan usaha tersebut rugi dan mampu menetapkan
penjualan dengan harga yang bersaing pula tanpa melupakan laba yang
diinginkan.
Hal tersebut dikarenakan biaya produksi sangat berpengaruh terhadap
harga jual dan begitu pula sebaliknya,sehingga dengan penentuan titik impas
tersebut dapat diketahui jumlah barang dan jumlah harga yang pada penjualan.
Analisis break even point sering digunakan dalam hal yang lainmisalnya dalam
analisis laporan keuangan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah Manfaat Analisis Break Even (Titik Impas)?
2. Bagaimanakah Jenis Biaya Berdasarkan Break Even (Titik Impas) ?
3. Bagaimanakah Cara Menentukan Break Even Point (BEP) / Titik Impas ?
4. Bagaimana Keterbatasan Analisis Break Even Point ?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas dapat disimpulkan tujuan dari
penulisan adalah sebagai berikut :
1. Memahami Manfaat Analisis Break Even (Titik Impas).
2. Memahami Jenis Biaya Berdasarkan Break Even (Titik Impas).
3. Memahami Cara Menentukan Break Even Point (BEP).
4. Memahami  Keterbatasan Analisis Break Even Point.

1
D. Manfaat
Manfaat dalam pembuatan makalah ini agar pembaca bisa mengetahui
dan menambah wawasan pembaca yang menegenai materi yang telah dibuat.
Setelah membaca makalah ini pembaca diharapkan dapat menambah
pengetahuan.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Manfaat Analisis Break Even (Titik Impas)
Break Even Point (BEP) dapat diartikan sebagai suatu titik atau
keadaan dimana perusahaan di dalam operasinya tidak memperoleh keuntungan
dan tidak menderita kerugian. Dengan kata lain, pada keadaan itu keuntungan
atau kerugian sama dengan nol. Hal tersebut dapat terjadi bila perusahaan dalam
operasinya menggunakan biaya tetap, dan volume penjualan hanya cukup untuk
menutup biaya tetap dan biaya variabel. Apabila penjualan hanya cukup untuk
menutup biaya variabel dan sebagian biaya tetap, maka perusahaan menderita
kerugian. Dan sebaliknya akan memperoleh memperoleh keuntungan, bila
penjualan melebihi biaya variabel dan biaya tetap yang harus di keluarkan.
Analisis Break even secara umum dapat memberikan informasi kepada
pimpinan, bagaimana pola hubungan antara volume penjualan, cost/biaya, dan
tingkat keuntungan yang akan diperoleh pada level penjualan tertentu. Analisis
break even dapat membantu pimpinan dalm mengambil keputusan mengenaihal-
hal sebagai berikut:
a. Jumlah penjualan minimalyang harus dipertahankanagar perusahaan tidak
mengalami kerugian.
b. Jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh keuntungan
tertentu.
c. Seberapa jauhkah berkurangnya penjualan agar perusahaan tidak
menderita rugi.
d. Untuk mengetahui bagaimana efek perubahan harga jual, biaya dan
volume penjualan terhadap keuntungan yang diperoleh.

B. Jenis Biaya Berdasarkan Break Even (Titik Impas).


Biaya yang dikeluarkan perusahaan dapat dibedakan sebagai berikut:
1. Variabel Cost (biaya Variabel)
Variabel cost merupakan jenis biaya yang selalu berubah sesuai dengan
perubahan volume penjualan, dimana perubahannya tercermin dalam biaya

3
variabel total. Dalam pengertian ini biaya variabel dapat dihitung berdasarkan
persentase tertentu dari penjualan, atau variabel cost per unit dikalikan dengan
penjualan dalam unit.
2. Fixed Cost (biaya tetap)
Fixed cost merupakan jenis biaya yang selalu tetap dan tidak terpengaruh
oleh volume penjualan melainkan dihubungkan dengan waktu(function of time)
sehingga jenis biaya ini akan konstan selama periode tertentu. Contoh biaya
sewa, depresiasi, bunga. Berproduksi atau tidaknya perusahaan biaya ini tetap
dikeluarkan.
3. Semi Varibel Cost
Semi variabel cost merupakan jenis biaya yang sebagian variabel dan
sebagian tetap, yang kadang-kadang disebut dengan semi fixed cost. Biaya yang
tergolong jenis ini misalnya: Sales expense atau komisi bagi salesman dimana
komisi bagi

C. Menentukan Break Even Point (BEP) / Titik Impas


1. Mathematical Approach
BEP-Rupiah    = Total Fixed Cost x Harga jual / unit
                         Harga jual per unit - variable cost

BEP-Unit        = Fixed Cost


Harga Jual – Variabel Cost
BEP untuk produk ganda = FC/ [(1-v/c)xWi]
Keterangan :
Biaya Tetap(FC) adalah biaya yang jumlahnya tetap walaupun usaha anda tidak
sedang berproduksi seperti biaya gaji karyawan, biaya penyusutan peratalan
usaha, biaya asuransi. Dll.
Biaya Variable (VC) adalah biaya yang jumlahnya akan meningkat
seiring dengan peningkatan jumlah produksi. Misalnya bahan baku, bahan bakar,
biaya listrik dll.
Harga per unit adalah harga jual barang atau jasa yang dihasilkan.

4
Biaya Variable per unit adalah total biaya variable dibagi dengan jumlah unit
yang di produksi atau dengan kata lain biaya rata-rata per unit.
Margin Kontribusi per unit adalah selisih harga jual per unit dengan biaya
variable per unit.
Wi: presentasi dari total penjualan (Rp) tiap produk, disebut bobot kontribusi
margin.
1.      Contoh 1
Fixed Cost suatu toko sepatu : Rp.500.000,-
Variable cost    Rp.10.000 / unit
Harga jual   Rp. 20.000 / unit
Maka BEP per unitnya adalah

 BEP      =       Fixed Cost


                          Harga Jual – Variabel Cost

            BEP     =            Rp.500.000


                                20.000 – 10.000

                        = 50 unit

Artinya perusahaan perlu menjual 50 unit sepasang sepatu agar terjadi break
even point. Pada pejualan unit ke 51, maka toko itu mulai memperoleh
keuntungan.

Contoh BEP untuk menghitung berapa uang penjualan yang perlu diterima agar
terjadi BEP :

Total Fixed Cost


__________________________________   x  Harga jual / unit
Harga jual per unit - variable cost

5
Dengan menggunakan contoh soal sama seperti diatas maka uang penjualan
yang harus diterima agar terjadi BEP adalah
Rp.500.00              x Rp.20.000 = Rp.1.000.000,
20.000 – 10.000
2.      Contoh 2
Sebuah perusahaan yang diberi nama “Usaha Maju” memiliki data-data biaya
dan rencana produksi seperti berikut ini :
a.        Biaya Tetap sebulan adalah sebesar Rp.140juta yaitu terdiri dari :
biaya gaji pegawai + pemilik         = Rp.75,000,000
biaya penyusutan mobil kijang      = Rp. 1,500,000
biaya asuransi kesehatan               = Rp.15,000,000
biaya sewa gedung kantor                        = Rp.18,500,000
biaya sewa pabrik                          = Rp.30,000,000
b.       Biaya variable per unit Rp. 75,000.00 yaitu terdiri dari :
 biaya bahan baku                         = Rp.35,000
 biaya tenaga kerja langsung          = Rp.25,000
 biaya lain                                      = Rp.15,000
c.        Harga Jual per Unit Rp.95,000.
Sekarang mari kita hitung berapa tingkat BEP usaha tersebut baik dalam unit
maupun  dalam rupiah :
BEP unit adalah
= Biaya Tetap / (harga per unit – biaya variable per unit)
= Rp.140juta / (Rp.95,000 – Rp.75,000)
= Rp.140juta / Rp.20,000
= 7,000 unit

BEP Rupiah adalah


            =   Total Fixed Cost                x  Harga jual / unit
              Harga jual per unit - variable
cost                                                                         
=Rp.140 juta                        x  Rp. 95.000

6
   Rp.95.000 – Rp.75.000
= Rp.140 juta   x  Rp. 95.000
    Rp. 20.000
= Rp 665.000.000

Penjelasan perhitungan BEP :


Untuk dapat beroperasi dalam kondisi BEP yaitu laba nol, perusahaan Usaha
Maju  harus dapat menghasilkan produk sebanyak 7,000 unit dengan harga
Rp.95,000 unit, maka jumlah penjualannya akan menjadi Rp.665.000.000
Aplikasi BEP untuk penghitungan target laba.
Dengan mengetahui kapan perusahaan melewati tingkat BEP, maka anda
sebagai manager atau pemilik Usaha Maju Terus akan dapat menghitung berapa
minimal penjualan untuk mendapatkan laba yang anda targetkan, yaitu dengan
cara menambahkan laba yang ditargetkan tersebut dengan biaya tetap yang anda
miliki.
Misalkan target laba anda sebulan adalah Rp.75 juta, maka minimal penjualan
yang anda harus capai adalah sebagai berikut :
BEP – Laba     = (Biaya Tetap + Target Laba) / (Harga per unit – Biaya
Variable/ unit)
= (Rp.140juta + Rp.75juta) / (Rp.95,000 – Rp.75,000)
= Rp.215juta / Rp.20,000
= 10,750 unit
Mari kita buktikan perhitungan tersebut diatas, apakah benar dengan menjual
sebanyak 10,750 unit Usaha Maju Terus akan mendapatkan laba sebesar
Rp.75,000,000.
A . Penjualan Rp.1.021.250.000
B. Dikurangi:
1. biaya tetap
Rp. 140.000.000
2. biaya variabel (10.750xRp.75.000)
Rp. 806.250.000

7
Total biaya
Rp. 946250000
C. Laba/Rugi
Rp. 75.000.000

Kesimpulan : Terbukti.
• Graphical Approach
Secara grafis titik break even ditentukan oleh persilangan antara garis total
revenue dan garis total cost.

D. Keterbatasan Analisis Break Even Point


Analisis break even dapat dirasakan manfaatnya apabila titik break even
dapat dipertahankan selama periode tertentu. Keadaan ini at dipertahankan
apabila biaya-biaya dan harga jual dalah konstan, karena naik turunnya harga
jual dan biaya akan mempengaruhi titik break even. Dalam kenyataan analisis
ini agak sukar untuk diterapkan. Oleh sebab ini bagi analis perlu diketahui
bahwa analisis break even mempunyai limitasi-limitasi tertentu, yaitu:
 Fixed cost haruslah konstan selama periode atau range of out put tertentu.
 Variabel cost dalam hubungannya dengan sales haruslah konstan
 Sales price perunit tidak berubah dalam periode tertentu
 Sales mix adalah konstan

Berdasarkan limitasi-limitasi tersebut, BREAK EVEN POINT (BEP)


akan bergeser atau berubah apabila:
a. Perubahan FC, terjadi sebagai akibat bertambahnya kapasitas produksi,
dimana        perubahan ini di tandai dengan naik turunnya garis FC dan
TC-nya, meskipun perubahannya tidak mempengaruhi kemiringan garis
TC. Bila FC naik BEP akan bergeser keatas atau sebaliknya.
b. Perubahan pada variabel cost ratio atau VC per unit, dimana perubahan ini
akan       menentukan bagaimana miringnya garis total cost. Naiknya
biayaVC per unit akan menggeser BEP keatas atau sebaliknya.

8
c. Perubahan dalam sales price per unit. Perubahan ini akan mempengaruhi
miringnya garis total revenue (TR). Naiknya harga jual per unit pada level
penjualan yang sama walaupun semua biaya adalah tetap, akan menggeser
kebawah atau sebaliknya.
d. Terjadinya perubahan dalam sales mix
Apabila suatu perusahaan memproduksi lebih dari satu macam produk
maka komposisi atau perbandingan antara satu produk dengan produk lain (sales
mix) haruslah tetap. Apabila terjadi perubahan misalnya terjadi kenaikan 20%
pada produk A sedangkan produk B tetap maka BEP pun akan berubah.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

9
Break Even Point (BEP) dapat diartikan sebagai suatu titik atau
keadaan dimana perusahaan di dalam operasinyan tidak memperoleh keuntungan
dan tidak menderita kerugian. Tujuan dari analisis break event point yaitu untuk
mengetahui pada volume penjualan atau produksi berapakah suatu perusahaan
akan mencapai laba tertentu.
Analisis Break Even Point secara umum dapat memberikan informasi
kepada pimpinan, bagaimana pola hubungan antara volume penjualan,
cost/biaya, dan tingkat keuntungan yang akan diperoleh pada level penjulalan
tertentu.
Analisis break even dapat dirasakan manfaatnya apabila titik break even
dapat dipertahankan selama periode tertentu. Keadaan ini dapat dipertahankan
apabila biaya-biaya dan harga jual adalah konstan, karena naik turunnya harga
jual dan biaya akan mempengaruhi titik break even.

B. Saran
Apabila suatu perusahaan memproduksi lebih dari satu macam produk
maka komposisi atau perbandingan antara satu produk dengan produk lain (sales
mix) haruslah tetap. Karena keadaan ini dapat dipertahankan apabila biaya-biaya
dan harga jual adalah konstan, karena naik turunnya harga jual dan biaya akan
mempengaruhi titik break even.
Jadi,Tujuan dari analisis break event point yaitu untuk mengetahui pada
volume penjualan atau produksi berapakah suatu perusahaan akan mencapai laba
tertentu.
Demikianlah makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi
pembaca. Apabila ada saran dan kritik yang ingin disampaikan, silahkan
sampaikan kepada kami. Apabila ada terdapat kesalahan kami mohon dapat
memaafkan dan memakluminya, TERIMAKASIH.

DAFTAR PUSTAKA

10
Amelncakia.2013. Manfaat analisis break even point. Tersedia pada:
blogspot.com.  Diakses pada 11 Agustus 2021 pukul 14.30

Elearning.2012.jenis biaya berdasarkan break even point.Tersedia


pada:gunadarma.com. Diakses pada 11 Agustus 2021 pukul 14.30

Shelmi.2009. Cara menentukan break even point. Tersedia pada: wordprees.com.


Diakses pada 11 Agustus 2021 pukul 14.30

Arintazman.2012. Keterbatasan analisis break even point. Tersedia pada:


blogspot.com.Diakses pada 11 Agustus 2021 pukul 14.30

11

Anda mungkin juga menyukai