OLEH :
Lailani Sabrina
2104113939
Rekayasa Lingkungan Laut
DOSEN PENGAMPU :
Dr. Zulkifli, S.Pi, M.Si
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
nikmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang
telah diberikan. Makalah ini merupakan tugas dari mata kuliah Rekayasa Lingkungan
Laut yang berjudul “Daya Dukung Lingkungan Pesisir dan Laut”
Tak lupa pula penulis ucapkan terima kasih kepada Dosen pengampu mata kuliah
Rekayasa Lingkungan Laut. Serta penulis juga berterima kasih kepada pembaca yang
sudah meluangkan waktunya untuk membaca makalah yang penulis susun ini.
Terlepas dari itu semua penulis menyadari masih banyak kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasa. Oleh karenanya penulis sangat terbuka dan
menerima segala kritik dan saran dari pembaca agar penulis dapat memperbaiki
kesalahan yang ada di makalah ini.
Lailani Sabrina
iii
DAFTAR ISI
Isi Halaman
BAB I. PENDAHULUAN
DAFTAR PUSTAKA
1
I. PENDAHULUAN
Indonesia adalah negara kepulauan dan negara maritim terbesar yang ada di
kawasan Asia Tenggara dengan rekam sejarah yang panjang. Sehingga Indonesia
memiliki keanekaragaman hayati laut yang tinggi maka sangat potensial sekali
wilayah perairan pesisir dan laut Indonesia untuk dapat dikelola dan dikembangkan
lebih jauh lagi. Berdasarkan wilayah pesisir Indonesia saat ini dan di masa depan
akan menjadi pusat pertumbuhan baru dan tumpuan harapan bagi pembangunan
berkelanjutan. Potensi sumber daya hayati laut di wilayah pesisir dan laut Indonesia
senantiasa dapat memberikan manfaat yang optimal bagi pembangunan ekonomi dan
sosial budaya masyarakat.
Pengaturan pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya alam di wilayah pesisir dan
laut dengan memperhatikan lingkungan. Wilayah pesisir dan laut menjadi prioritas
pengembangan, khususnya yang mencakup aspek keterpaduan dan kewenangan
kelembagaannya, sehingga diharapkan sumberdaya yang terdapat di kawasan ini
dapat menjadi produk unggulan dalam pembangunan bangsa Indonesia di abad
mendatang (Agenda: 1997).
Sumber daya alam laut dan pesisir saat ini menjadi potensi yang sangat
menjanjikan untuk menunjang perekonomian masyarakat, khususnya nelayan.
Konsekuensi logis dari sumber daya kelautan dan pesisir yang dimiliki bersama
(common property) dan dibuka untuk umum (free access) adalah saat ini pemanfaatan
sumber daya alam kelautan dan pesisir semakin meningkat sangat besar di sebagian
besar wilayah. (Churchill, 1999).
Eksploitasi sumberdaya alam laut dan pesisir dewasa ini telah menjadi suatu
bidang kegiatan ekonomi yang dikendalikan oleh pasar terutama jenis-jenis yang
bernilai ekonomis tinggi, sehingga mendorong eksploitasi sumberdaya alam laut dan
pesisir dalam skala dan intensitas yang cukup besar. Sebagai akibatnya
pemanfaatannya cenderung melebihi daya dukung sumberdaya (over eksploitation)
2
dan bersifat destruktif. Kondisi ini semakin diperparah oleh peningkatan jumlah
armada penangkapan, penggunaan alat dan teknik serta teknologi penangkapan yang
tidak ramah lingkungan. Disamping itu berbagai aktivitas manusia baik di wilayah
pesisir dan laut serta kegiatan di daratan (upland) yang juga dapat menimbulkan
dampak pencemaran lingkungan. Kondisi ini menimbulkan tekanan lingkungan
bahkan cenderung merusak sumberdaya alam pesisir dan laut yang cenderung
meningkat intensitasnya dari waktu kewaktu, sehingga pada akhirnya menimbulkan
menurunnya daya dukung sumberdaya dan dalam jangka panjang akan
mengakibatkan suatu tragedi bersama (open tragedy) (Arifin, 2004).
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui, memahami dan membahas terkait poin-poin yang tertera pada
rumusan masalah.
3
II. PEMBAHASAN
Keterangan :
DDK = Daya Dukung Kawasan (orang per meter)
K = Potensi ekologis pengunjung per satuan unit area (orang per m2)
Lp = Luas area atas panjang area yang dapat dimanfaatkan (m2)
Lt = Unit area untuk kategori tertentu (m2)
Wt = Waktu yang disediakan oleh kawasan untuk kegiatan wisata dalam satu
hari (jam)
Wp = Waktu yang dihabiskan oleh pengunjung untuk setiap kegiatan
tertentu(jam).
Daya dukung (carrying capacity) dapat berupa kemampuan kawasan untuk
menerima sejumlah wisatawan dengan intensitas penggunaan maksimum terhadap
sumberdaya alam yang berlangsung secara terus menerus tanpa merusak lingkungan.
Daya dukung alam perlu diketahui secara fisik, lingkungan, dan social. Daya dukung
4
Pemanfaatan pesisir yang serbaneka (multiple use) memiliki peran yang sangat
signifikan dalam pengelolaan wilayah pesisir. Sebagai daerah peralihan ekosistem
darat dan laut, wilayah pesisir tersusun atas ekosistem yang bersifat alami dan buatan.
Ekosistem alami antara lain terumbu karang, mangrove, padang lamun, estuaria, dan
pantai mampu memberikan layanan, baik untuk biota yang berasosiasi di dalamnya
maupun manfaat ekonomi kepada para pemanfaat (users) khususnya masyarakat
pesisir.
Analisis daya dukung kawasan pesisir bertujuan untuk mengetahui
kemampuan lahan dan kesesuaian lahan di wilayah pesisir untuk menampung
kegiatan manusia tanpa menimbulkan dampak signifikan terhadap perubahan
ekologinya. Penilaian daya dukung berdasarkan jenis kegiatan dari penggunaan
lahan yang ada di kawasan pesisir. Kriteria daya dukung pesisir ini
mencakup wilayah darat dan laut, sehingga untuk kriteria laut menggunakan
deliniasi sesuai dengan pedoman RZWP3K yaitu 4 mil ke arah laut.
Perkembangan ilmu dan teknologi menyebabkan eksploitasi terhadap
sumberdaya alam di pantai semakin intensif, sehingga daya dukung pantai semakin
berkurang. Pada beberapa kawasan pesisir yang telah dimanfaatkan muncul indikasi
bahwa daya dukung atau kapasitas keberlanjutan (potensi lestari) dari ekosistem
pesisir dan lautan telah terlampaui, seperti terjadinya pencemaran, penangkapan
berlebih (overfishing), penurunan kondisi fisik habitat, serta abrasi dan sedimentasi di
5
pesisir utamanya pesisir dengan jumlah penduduk yang padat dan memiliki tingkat
pembangunan yang tinggi (Dahuri et al. 2003).
III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Daya dukung (carrying capacity) adalah konsep penting dalam ilmu lingkungan
dan pengelolaan sumber daya alam. Ini mengacu pada kapasitas lingkungan atau
suatu wilayah untuk menopang populasi manusia atau organisme tertentu tanpa
merusak ekosistem atau sumber daya alam yang ada.
Daya dukung wilayah pesisir dan laut adalah konsep kunci dalam pengelolaan
wilayah-wilayah ini. Daya dukung wilayah pesisir dan laut adalah instrumen penting
dalam upaya untuk menjaga keberlanjutan lingkungan dan ekonomi di wilayah pesisir
dan laut, serta untuk memastikan bahwa wilayah tersebut dapat dinikmati oleh
generasi mendatang dan pelestarian keanekaragaman hayati global.
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, T., & Waluyo, W.. 2018. Analisis Daya Dukung Ekologi Untuk
Pengembangan Budidaya Rumput Laut Di Bagian Utara Teluk
Bone. Tataloka, 20(1), 12-22.
Churchill V. Lowe, The Law of the Sea, Juris Publishing, third edition, 1999
Jurado EN, Tejada MT, García FA, González JC, Macías RC, Peña JD,
Gutiérrez FF, Fernández GG, Gallego ML, García GM, Gutiérrez OM,
Concha FN, de la Rúa FL, Sinoga JR, Becerra FS. 2012. Carrying Capacity
Assessment for Tourist Destinations. Methodology for The Creation of
Synthetic Indicators Applied in A Coastal Area. Tourism Management.33(6):
1337 - 1346.
Subagiyo, A., Kurniawan, N. T., & Yudono, A. 2018. Perencanaan Ruang Kawasan
Pesisir Berdasarkan Daya Dukung Dan Kearifan Lokal. Jurnal Koridor, 9(2),
193-205.
Oktaviani, S., & Imran, Z. 2019. Daya Dukung Optimum Berbasis Pola Tata Guna
Lahan Pesisir di Muara Gembong Kabupaten Bekasi. Jurnal Ilmu dan
Teknologi Kelautan Tropis, 11(1), 75-87.
Yonvitner, S.B. Susilo, G. Rakasiwi, dan A.A. Taurusman. 2010. Daya dukung
pulau-pulau kecil dengan pendekatan ecological footprint: kasus di Pulau Wetar.
PKSPL IPB. Bogor.