Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PESISIR

Tugas Makalah Mata Kuliah Sosio Ekonomi Masyarakat Pesisir

Disusun Oleh :

Rossalina Khan

(183321660)

Semester 5

Dosen : Fakhrurrozi, M. Si

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI AGAMA

JURUSAN DAKWAH DAN KOMUNIKASI ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM BENGKALIS

TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan

makalah dengan judul Pemberdayaan Masyarakat Pesisir

Penyusun mengucapkan terima kasih kepada dosen Bapak fakhrurrozi, M.

Si dan semua pihak yang telah membantu, sehingga makalah ini selesai sesuai

dengan waktunya. Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari

sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun khususnya

dari guru sangat penyusun harapkan, guna menjadi acuan dalam bekal pengalaman

bagi penyusun untuk lebih baik di masa yang akan datang.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................... iii

BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1

1.2 Permasalahan.............................................................................................. 2

1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................................ 3

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................. 3

2.1 Persepsi Masyarakat Pesisir Terhadap Pentingnya Pelestarian

Wilayah Pesisir ................................................................................................ 4

2.2 Keterlibatan Masyarakat Nelayan Dalam Melestarikan Wilayah

Pesisir ............................................................................................................... 6

2.3 Pemberdayaan Yang Ada Di Tengah-Tengah Masyarakat

Pesisir ............................................................................................................... 8

2.4 Keberlangsungan Program Pemberdayaan Tersebut Hingga Kini............. 10

BAB III PENUTUP ......................................................................................... 12

A. Kesimpulan ................................................................................................ 12

B. Saran ............................................................................................................ 13

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Wilayah pesisir dan lautan memiliki arti strategis karena merupakan

wilayah peralihan antara ekosistem darat dan laut, serta memiliki potensi sumber

daya alam dan jasa-jasa lingkungan yang sangat kaya. Namun, karakteristik laut

tersebut belum sepenuhnya dipahami dan diintegrasikan secara terpadu. Kebijakan

pemerintah yang sektoral dan bias daratan, akhirnya menjadikan lautan sebagai

kolam sampah raksasa. Dari sisi social ekonomi, pemanfaatan kekayaan laut masih

terbatas pada kelompok pengusaha besar dan pengusaha asing. Nelayan sebagai

jumlah terbesar merupakan kelompok profesi paling miskin di Indonesia. Kekayaan

sumber daya laut tersebut menimbulkan daya tarik dari berbagai pihak untuk

memanfaatkan sumberdayanya dan berbagai instansi untuk meregulasi

pemanfaatannya.

Bila dibandingkan dengan kelompok pelaku ekonomi lainnya, kelompok

ekonomi yang mengalami kondisi keterasingan dari dinamika perekonomian

nasiaonal lebih parah terjadi pada kelompok nelayan. Hal ini banyak bersumber dari

sifat dasar arena aktifitas yang dimiliki yang tidak memiliki dukungan perangkat

hokum yang memadai, seperti tidak dimungkinkannya pemilikan laut atau kawasan

pantai sebagai asset produksi, kebutuhan investasi yang relatif besar dan beresiko

tinggi, serta luas pemasaran yang cenderung hanya untuk memenuhi kebutuhan

local. Kondisi seperti ini mengakibatkan kelompok masyarakat nelayan cenderung

tertinggaljauh dibandingkan dengan kelompok lain yang bekerja didaratan. Hal ini

1
yang muncul di permukaan dalam hubungannya dengan peningkatan kualitas hidup

nelayan adalah keterdesakkan kelompokm masyarakat ini akibat semakin

intensifnya penetrasi nelayan asing terhadap sumber daya dan pasar domestic.

Pengusaha dalam bidang marine-bisnis nasional dengan modal besar dengan

jaringan pasar yang luas dan pemanfaatan teknologi yang hmpir mustahil tersaingi

oleh kelompok masyarakat nelayan nasional. Upaya perlindungan melalui

peraturan daerah dan peningkata kemandirian kelompok masyarakat ini merupakan

agenda yang mendesak untuk segera dise;esaikan sebagai bagian integral

pengembangan masyarakat nelayan. 1

Keseluruhan kecenderungan pembangunan tersebut melahirkan

ketersaingan kelompok yang tidak hanya nampak pada tingkat pendapatan yang

dimiliki, melainkam juga pada kualitas hidup, pola aktifitas ekonomi, skala dan

jenis output yang dihasilkan. Tentu saja pergantian generasi pada kelompok

masyarakat ini juga berlangsung secara marjinal dengan segala konsekwensi social

yang terbawa serta. Bila kieadaan seperti ini berlanjut, maka investasi yang

dibutuhkan untuk pengelolaan sumber daya kelautan, dan upaya pengembangan

sumberdaya manusia makin bertambah mahal.

1.2 Permasalahan

Berdasarkan latar belakang diatas, adapun rumusan masalah dalam makalah

ini adalah sebagai berikut :

1
Effendy, M. 2009. Pengelolaan Wilayah Pesisir Secara Terpadu : Solusi Pemantaatan Ruang,
Pemanfaatan Sumber Daya dan Pemanfaatan Asimilasi Wilayah Pesisir yang Optimal dan
Berkelanjutan. Jurnal Kelautan, Volume 2, No.1 tahun 2009

2
1. Bagaimana persepsi masyarakat pesisir terhadap pentingnya pelestarian

wilayah pesisir ?

2. Apakah ada keterlibatan masyarakat nelayan dalam melestarikan

wilayah pesisir ?

3. Program pemberdayaan apa saja yang pernah ada di tengah-tengah

masyarakat pesisir ?

4. Bagaimana keberlangsungan program pemberdayaan tersebut hingga

saat ini ?

1.3 Tujuan Penulisan

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka tujuan

penulisan dalam makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui persepsi masyarakat pesisir terhadap pentingnya

pelestarian wilayah pesisir

2. Untuk mengetahui keterlibatan masyarakat nelayan dalam melestarikan

wilayah pesisir

3. Untuk mengetahui pemberdayaan apa saja yang pernah ada di tengah-

tengah masyarakat pesisir

4. Untuk mengetahui keberlangsungan program pemberdayaan tersebut

hingga saat ini

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Persepsi Masyarakat Pesisir Terhadap Pentingnya Pelestarian Wilayah

Pesisir

Persepsi masyarakat pesisir terhadap pentingnya pelestarian wilayah

pesisir dapat sangat bervariasi tergantung pada faktor-faktor seperti budaya,

tingkat pendidikan, pengalaman, dan dampak lingkungan yang mereka rasakan.

Namun, ada beberapa pandangan umum yang seringkali muncul dalam persepsi

masyarakat pesisir terhadap pelestarian wilayah pesisir: 2

1. Ketergantungan Ekonomi

Banyak masyarakat pesisir secara langsung atau tidak langsung

bergantung pada sumber daya alam yang tersedia di wilayah pesisir,

seperti ikan, hasil pertanian, dan pariwisata. Oleh karena itu, mereka

menyadari bahwa pelestarian wilayah pesisir adalah kunci untuk

menjaga mata pencaharian mereka jangka panjang.

2. Keberlanjutan Ekologi

Masyarakat pesisir seringkali memiliki pemahaman yang mendalam

tentang ekosistem wilayah pesisir. Mereka menyadari bahwa kerusakan

lingkungan, seperti kerusakan terumbu karang, pencemaran laut, atau

2
Darmansyah, O dan Erwiantono. 2018. Persepsi dan Partisipasi Masyarakat dalam Pelestarian
Hutan Mangrove di Desa Muara Pantuan Kecamatan Anggana Kabupaten Kutai Kartanegara. Jurnal
Hutan Tropis Volume 6 No. 2 tahun 2018

4
perubahan iklim, dapat berdampak buruk pada kesehatan lingkungan

dan ekonomi wilayah mereka.

3. Nilai Budaya dan Tradisional

Bagi beberapa komunitas pesisir, wilayah pesisir memiliki nilai

budaya dan historis yang kuat. Mereka ingin menjaga tradisi dan

warisan budaya yang terkait dengan pesisir, seperti budaya nelayan atau

perayaan lokal.

4. Ancaman Terhadap Kehidupan Sehari-hari

Perubahan lingkungan, seperti naiknya permukaan air laut akibat

perubahan iklim, dapat mengancam kehidupan sehari-hari masyarakat

pesisir. Persepsi mereka terhadap pentingnya pelestarian wilayah pesisir

menjadi lebih kuat ketika mereka merasakan dampak langsung seperti

banjir, hilangnya lahan, atau hilangnya habitat.

5. Kesadaran Lingkungan

Sebagian masyarakat pesisir juga dapat memiliki kesadaran

lingkungan yang tinggi. Mereka mungkin terlibat dalam gerakan

lingkungan atau memiliki pengetahuan tentang pentingnya menjaga

ekosistem laut dan pantai untuk keseimbangan ekosistem global.

6. Partisipasi dalam Konservasi

Banyak masyarakat pesisir juga aktif dalam program konservasi

lokal atau nasional. Mereka berkontribusi pada upaya pelestarian

wilayah pesisir dengan cara yang beragam, mulai dari pengelolaan

sumber daya alam hingga kampanye kesadaran lingkungan.

5
Namun, perlu dicatat bahwa persepsi masyarakat pesisir dapat bervariasi

dan tidak semua individu atau komunitas memiliki pemahaman atau komitmen

yang sama terhadap pelestarian wilayah pesisir. Pendidikan, komunikasi, dan

partisipasi aktif dalam upaya pelestarian wilayah pesisir dapat membantu

meningkatkan pemahaman dan dukungan masyarakat terhadap isu-isu

pelestarian di wilayah pesisir.

2.2 Keterlibatan Masyarakat Nelayan Dalam Melestarikan Wilayah Pesisir

Keterlibatan masyarakat nelayan dalam melestarikan wilayah pesisir

sangat penting karena mereka adalah salah satu kelompok yang paling

tergantung pada sumber daya alam pesisir. Masyarakat nelayan memiliki

pengetahuan yang mendalam tentang lingkungan pesisir dan sumber daya laut,

serta memiliki peran kunci dalam pelestarian wilayah pesisir. Berikut beberapa

cara di mana masyarakat nelayan terlibat dalam upaya pelestarian wilayah

pesisir:3

1. Praktik Penangkapan yang Berkelanjutan

Masyarakat nelayan yang peduli dengan lingkungan berusaha untuk

menggunakan praktik penangkapan yang berkelanjutan. Mereka dapat

mengadopsi teknik penangkapan yang tidak merusak habitat laut,

menghindari penangkapan berlebihan, dan menghormati ukuran

minimum ikan yang boleh ditangkap.

3
Dahuri, R., J. Rais, S.P. Ginting, dan M.J. Sitepu. 2001. Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir
dan Lautan secara Terpadu. PT Pradnya Paramita, Jakarta. 326 hal

6
2. Pengelolaan Sumber Daya Bersama

Banyak komunitas nelayan terlibat dalam pengelolaan bersama

sumber daya laut, seperti membatasi waktu penangkapan, kuota

penangkapan, atau area penangkapan tertentu. Ini bertujuan untuk

menjaga keseimbangan ekosistem laut dan mencegah eksploitasi

berlebihan.

3. Perlindungan Terumbu Karang

Terumbu karang merupakan habitat penting bagi berbagai spesies

laut. Masyarakat nelayan dapat terlibat dalam upaya pelestarian terumbu

karang, misalnya dengan tidak menggunakan alat penangkapan yang

merusak terumbu karang atau dengan mendukung program restorasi

terumbu karang.

4. Pembersihan Pantai

Masyarakat nelayan seringkali aktif dalam kegiatan pembersihan

pantai untuk mengurangi pencemaran plastik dan sampah di wilayah

pesisir. Hal ini membantu menjaga lingkungan pesisir yang bersih dan

sehat.

5. Pendidikan dan Kesadaran Lingkungan

Masyarakat nelayan dapat berperan sebagai agen perubahan dengan

memberikan pendidikan dan kesadaran lingkungan kepada anggota

komunitas mereka. Mereka dapat mengajarkan pentingnya pelestarian

lingkungan kepada generasi muda dan mempromosikan praktik

berkelanjutan.

7
Keterlibatan masyarakat nelayan dalam melestarikan wilayah pesisir

tidak hanya bermanfaat untuk lingkungan, tetapi juga bagi mata pencaharian

mereka sendiri. Dengan menjaga keberlanjutan sumber daya laut dan

lingkungan pesisir, masyarakat nelayan dapat memastikan bahwa mata

pencaharian mereka tetap ada jangka panjang.4

2.3 Pemberdayaan Yang Ada Di Tengah-Tengah Masyarakat Pesisir

Pemberdayaan masyarakat pesisir merupakan proses yang bertujuan

untuk meningkatkan kapasitas dan kemandirian masyarakat dalam mengelola

sumber daya alam dan lingkungan di wilayah pesisir. Pemberdayaan ini

bertujuan untuk membantu masyarakat pesisir mengatasi masalah ekonomi,

sosial, dan lingkungan yang mereka hadapi. Berikut adalah beberapa bentuk

pemberdayaan yang dapat diterapkan di tengah-tengah masyarakat pesisir: 5

1. Pendidikan dan Pelatihan

Pemberdayaan dimulai dengan memberikan pendidikan dan

pelatihan kepada masyarakat pesisir tentang pengelolaan sumber daya

alam, praktik berkelanjutan, dan peningkatan keterampilan. Ini

termasuk pelatihan dalam teknik penangkapan ikan berkelanjutan,

pengelolaan keuangan, dan literasi lingkungan.

2. Partisipasi dalam Pengambilan Keputusan

4
Fabianto, M D, Berhitu, P Th, 2014. Konsep Pengelolaan Wilayah Pesisir Secara Terpadu dan
Berkelanjutan yang Berbasis Masyarakat ejournal.unpatti.ac.id/ppr_iteminfo_l nk.php?id=1005
5
Kurniawansyah. 2020. Pemetaan Daya Dukung sebagai Potensi Pengembangan Wisata Desa
Pesisir di Kecamatan Cilamaya Wetan, Kabupaten Karawang. Seminar Nasional Geomatika 2020:
Informasi Geospasial untuk Inovasi Percepatan Pembangunan Berkelanjutan.

8
Masyarakat pesisir harus diberikan kesempatan untuk berpartisipasi

dalam pengambilan keputusan yang memengaruhi wilayah pesisir

mereka. Ini termasuk terlibat dalam perencanaan pengelolaan sumber

daya alam, penentuan kebijakan, dan pengawasan proyek-proyek

pembangunan.

3. Organisasi Komunitas

Pembentukan organisasi atau kelompok komunitas adalah cara

untuk memungkinkan masyarakat pesisir untuk berkolaborasi dalam

mengatasi masalah bersama. Organisasi semacam ini dapat mengelola

sumber daya alam secara kolektif, menjalankan program-program

konservasi, dan melobi kebijakan yang mendukung kepentingan

mereka.

4. Akses Pembiayaan dan Pasar

Pemberdayaan masyarakat pesisir juga mencakup memfasilitasi

akses mereka ke sumber pembiayaan, seperti kredit mikro atau bantuan

hibah. Selain itu, masyarakat perlu diberdayakan untuk memasarkan

produk-produk mereka, seperti hasil tangkapan ikan, hasil pertanian

pesisir, atau kerajinan tangan, agar mereka dapat meningkatkan

pendapatan mereka.

Pemberdayaan masyarakat pesisir memiliki dampak positif dalam

menjaga keberlanjutan lingkungan pesisir, meningkatkan kesejahteraan

ekonomi masyarakat, dan memperkuat kapasitas mereka dalam mengatasi

9
tantangan lingkungan dan sosial yang mereka hadapi. Itu juga berkontribusi

pada pelestarian wilayah pesisir secara keseluruhan.6

2.4 Keberlangsungan Program Pemberdayaan Tersebut Hingga Saat Ini

Keberlangsungan program pemberdayaan masyarakat pesisir hingga saat

ini sangat bergantung pada berbagai faktor, termasuk dukungan pemerintah,

LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat), kerja sama internasional, serta

keterlibatan aktif dan komitmen masyarakat pesisir sendiri. Beberapa faktor

yang memengaruhi keberlangsungan program pemberdayaan tersebut

termasuk:7

1. Dukungan Pemerintah

Kepentingan dan dukungan pemerintah dalam mempromosikan dan

mendukung program pemberdayaan sangat penting. Pemerintah dapat

memberikan sumber daya, anggaran, dan kebijakan yang mendukung

program-program tersebut. Program pemberdayaan masyarakat pesisir

dapat menjadi bagian dari strategi nasional atau regional untuk

pengelolaan sumber daya alam dan pelestarian wilayah pesisir.

2. Pembiayaan Berkelanjutan

Program pemberdayaan memerlukan sumber pembiayaan yang

berkelanjutan untuk berlanjut. Ini bisa berasal dari berbagai sumber,

6
Hendayana, R 2014. Persepsi dan Adopsi Teknologi. Modul dalam kegiatan Peningkatan Kapasitas
Sumberdaya Peneliti Sosial Ekonomi Dalam Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian.
Bogor. Sidney Siegel. 1
7
Fabianto, M D, Berhitu, P Th, 2014. Konsep Pengelolaan Wilayah Pesisir Secara Terpadu dan
Berkelanjutan yang Berbasis Masyarakat ejournal.unpatti.ac.id/ppr_iteminfo_l nk.php?id=1005

10
termasuk pemerintah, LSM, lembaga internasional, atau investasi

swasta. Keberlangsungan program pemberdayaan seringkali bergantung

pada berbagai sumber pembiayaan yang beragam.

3. Keterlibatan Masyarakat Pesisir

Keberlangsungan program pemberdayaan sangat tergantung pada

komitmen dan partisipasi aktif masyarakat pesisir yang diuntungkan

oleh program tersebut. Masyarakat pesisir harus merasa memiliki

program dan memiliki peran dalam pengelolaannya. Mereka juga harus

merasa bahwa program tersebut memberikan manfaat yang nyata bagi

kehidupan mereka.

4. Kerja Sama dan Jaringan

Program pemberdayaan yang berhasil seringkali melibatkan

kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk LSM, akademisi, lembaga

internasional, dan sektor swasta. Kerja sama ini dapat membantu

mengamplifikasi dampak program dan memperluas sumber daya yang

tersedia.

Keberlangsungan program pemberdayaan masyarakat pesisir adalah

suatu tantangan, tetapi dengan dukungan yang tepat, komitmen berkelanjutan,

dan adaptasi terhadap perubahan, program-program ini dapat terus

memberikan manfaat bagi masyarakat pesisir dan berkontribusi pada

pelestarian wilayah pesisir.8

8
Haerul K., R. Riani, dan Etty. 2017. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas
Pengelolaan Ekosistem Mangrove Berbasis Masyarakat (Studi Kasus Pesisir Kabupaten Pangkep
Provinsi Sulawesi Selatan. Repository IPB. https://repository.ipb.ac.id/handle/12 3456789/85320,
diakses 2-04-2021 pukul 17.10

11
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Persepsi masyarakat pesisir terhadap pentingnya pelestarian wilayah pesisir

dapat sangat bervariasi tergantung pada faktor-faktor seperti budaya, tingkat

pendidikan, pengalaman, dan dampak lingkungan yang mereka rasakan.

2. Keterlibatan masyarakat nelayan dalam melestarikan wilayah pesisir sangat

penting karena mereka adalah salah satu kelompok yang paling tergantung pada

sumber daya alam pesisir. Masyarakat nelayan memiliki pengetahuan yang

mendalam tentang lingkungan pesisir dan sumber daya laut, serta memiliki

peran kunci dalam pelestarian wilayah pesisir

3. Pemberdayaan masyarakat pesisir merupakan proses yang bertujuan untuk

meningkatkan kapasitas dan kemandirian masyarakat dalam mengelola sumber

daya alam dan lingkungan di wilayah pesisir. Pemberdayaan ini bertujuan untuk

membantu masyarakat pesisir mengatasi masalah ekonomi, sosial, dan

lingkungan yang mereka hadapi

4. Keberlangsungan program pemberdayaan masyarakat pesisir hingga saat ini

sangat bergantung pada berbagai faktor, termasuk dukungan pemerintah, LSM

(Lembaga Swadaya Masyarakat), kerja sama internasional, serta keterlibatan

aktif dan komitmen masyarakat pesisir sendiri.

12
3.2 Saran

Adapun di dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan untuk

itu, perlunya kritik dan saran dari pembaca makalah untuk bisa menyempurnakan

hasil dari makalah ini.

13
DAFTAR PUSTAKA

Dahuri, R., J. Rais, S.P. Ginting, dan M.J. Sitepu. 2001. Pengelolaan Sumberdaya

Wilayah Pesisir dan Lautan secara Terpadu. PT Pradnya Paramita, Jakarta.

326 hal

Darmansyah, O dan Erwiantono. 2018. Persepsi dan Partisipasi Masyarakat dalam

Pelestarian Hutan Mangrove di Desa Muara Pantuan Kecamatan Anggana

Kabupaten Kutai Kartanegara. Jurnal Hutan Tropis Volume 6 No. 2 tahun

2018

Effendy, M. 2009. Pengelolaan Wilayah Pesisir Secara Terpadu : Solusi

Pemantaatan Ruang, Pemanfaatan Sumber Daya dan Pemanfaatan

Asimilasi Wilayah Pesisir yang Optimal dan Berkelanjutan. Jurnal

Kelautan, Volume 2, No.1 tahun 2009

Fabianto, M D, Berhitu, P Th, 2014. Konsep Pengelolaan Wilayah Pesisir Secara

Terpadu dan Berkelanjutan yang Berbasis Masyarakat

ejournal.unpatti.ac.id/ppr_iteminfo_l nk.php?id=1005

Haerul K., R. Riani, dan Etty. 2017. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Efektivitas Pengelolaan Ekosistem Mangrove Berbasis Masyarakat (Studi

Kasus Pesisir Kabupaten Pangkep Provinsi Sulawesi Selatan. Repository

IPB. https://repository.ipb.ac.id/handle/12 3456789/85320, diakses 2-04-

2021 pukul 17.10

Hendayana, R 2014. Persepsi dan Adopsi Teknologi. Modul dalam kegiatan

Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Peneliti Sosial Ekonomi Dalam

Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian. Bogor. Sidney Siegel. 1

14
Kurniawansyah. 2020. Pemetaan Daya Dukung sebagai Potensi Pengembangan

Wisata Desa Pesisir di Kecamatan Cilamaya Wetan, Kabupaten Karawang.

Seminar Nasional Geomatika 2020: Informasi Geospasial untuk Inovasi

Percepatan Pembangunan Berkelanjutan.

15

Anda mungkin juga menyukai