Disusun Oleh :
Dedi Irmanto (011601503125001)
Nanda Aprilina (041601503125238)
Dewi Tri Lestari (190570002)
Tasia Johanna (190470013)
Perikanan seperti halnya sektor ekonomi yang lain, merupakan salah satu
aktivitas yang memberikan kontribusi terhadap kesejahteraan suatu bangsa. Sebagai
salah satu sumber daya alam yang dapat diperbaharui (renewable), pengelolaan
sumber daya ini memerlukan strategi yang bersifat menyeluruh dan hati-hati.
Penangkapan ikan yang bertanggung jawab dan ramah lingkungan merupakan
keharusan mengingat semakin tingginya kerusakan ekosistem laut dan degradasi
sumberdaya kelautan dan perikanan (SDKP). Pemanfaatan dan pengelolaan SDKP
yang serampangan akan mengganggu keseimbangan ekosistem dan cepat atau
lambat akan memberikan eksternalitas negatif bagi manus ia.
1.3 TUJUAN
Penguatan dan pembinaan sumberdaya manusia pesisir juga menjadi factor yang
menentukan dalam upaya meningkatan kesejahteraan masyarakat pesisir.
Kesadaran masyarakat terhadap pentingnya sumberdaya pesisir bagi mereka yang
kemudian diaktualisasikan dalam upaya-upaya pemanfaatan sehari-hari singga
sumberdaya tersebut tetap lestari. Dalam kerangka penguatan dan pembinaan
faktor-faktor penentu dalam pembinaan masyarakat meliputi, Pembinaan Manusia,
Pembinaan Lingkungan, Pembinaan Sumberdaya dan Pembinaan Usaha.
Pembinaan manusia adalah strategi pemberdayaan dan pembinaan masyarakat
kecil melalui pengembangan SDM. Strategi ini meliputi :
Di dalam memanfaatkan dan mengelola sumber daya kelautan dan perikanan (SDKP),
masyarakat telah mengembangkan berbagai jenis teknologi penangkapan baik
yang berskala tradisional maupun modern. Karena permintaan pasar akan komoditi
perikanan dan kelautan yang bernilai ekonomis penting, perkembangan teknologi dan
pola penangkapan masyarakat kadang kala kurang memperhatikan aspek keberlanjutan
SDKP. Penggunaan bom, potassium sianida dan ilegal fishing merupakan potret hitam
aktivitas masyarakat di wilayah pesisir dan kepulauan untuk memenuhi kebutuhan pasar
baik lokal, regional dan internasional. Implikasi dari kegiatan tersebut, terjadinya
kerusakan lingkungan dan menurunnya SDKP, misalnya kerusakan terumbu karang dan
terjadinya overfishing untuk berbagai jenis SDKP di dalam wilayah perairan
Indonesia.
Selain kegiatan penangkapan, kegiatan budidaya pesisir dan laut pun berkembang
sangat pesat dalam tiga dekade terakhir di seluruh wi la yah pesisir dan pulau-pulau
kecil di wi la yah perairan Indonesia. Kegiatan budidaya tersebut telah memacu
pertumbuhan ekonomi masyarakat, namun di sisi lain kegiatan budidaya dapat pula
menyebabkan kerusakan ekosistem pesisir dan pulau-pulau kecil bila tidak
memperhatikan aspek kelestarian lingkungan. Misalnya, perluasan areal budidaya
tambak di dalam kawasan mangrove merupakan salah satu penyebab utama rusaknya
ekosistem dan sumber daya mangrove di sebagian besar wilayah pesisir
Indonesia.
Padahal selurusnya pengelolaan perikanan memperhatikan mutu, keanekaragaman, dan
ketersediaan sumber daya perikanan baik untuk masa kini maupun generasi yang
akan datang, dalam konteks food security, pengentasan kemiskinan dan dalam rangka
mewujudkan pembangunan berkelanjutan (FAO: 1995). Di lain pihak, pengelolaan
perikanan terkait juga dengan ekosistem tempat sumber da ya tersebut berada.
Kepiting rajungan merupakan salah satu komoditi penting perikanan yang pada
saat ini mengalami peningkatan produksi, baik diperoleh dari usaha
penangkapan di alam, maupun dari hasil budidaya. Produksinya
mengalami peningkatan setiap tahun dan sampai tahun 1997 produksi
rajungan telah mencapai 14.338 ton dari hasil penangkapan di alam dan
2.095 ton dari hasil budidaya.
Komoditi rajungan Indonesia sudah mendapat tempat di pasaran
internasional yaitu 60 persen kebutuhan Amerika dipasok dari Indonesia. Ini
berarti bahwa pasaran rajungan sudah mendapat tempat khusus di
pasaran internasional dan nelayan di tanah air pun secara tidak langsung
mendapat tambahan penghasilan lewat komoditi tersebut. Produksi daging
rajungan yang masuk ke pasaran Amerika setiap tahunnya sekitar 8-9
juta ton (Suam Pembaharuan, 2002).
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Masyarakat pesisir diharapkan memperoleh manfaat terbesar dalam
pembangunan wilayah pesisir. Dalam rangka mendukung pembangunan pesisir
maka kebijakan sosial ekonomi perlu direkayasa-ulang (re-engineering), yakni
diarahkan untuk kesejahteraan masyarakat Indonesia sekaligus menjaga kelestarian
sumberdaya sehingga kegiatan sosial ekonomi masyarakat pesisir dapat dipercepat
serta dilakukan secara berkelanjutan.
Berbagai program pengelolaan wilayah pesisir dan laut yang dikembangkan saat ini,
pada
intinya harus menjawab dua hal mendasar, yaitu:
1. kebutuhan untuk menjaga dan mempertahankan sumberdaya pesisir yang
terancam seperti tanah, air, pemandangan dan nilai-nilai estetika lainnya,
serta komponen-komponen alamiah seperti pantai, bukit pasir, daerah estuari,
pulau-pulau kecil dan lain sebagainya.
2. kebutuhan untuk mengelola pemanfaatan sumberdaya pesisir secara
rasional, mencari resolusi atas konflik pemanfaatan, dan mencapai
keseimbangan rasional antara pembangunan dan pelestarian sumberdaya.
Pengembangan masyarakat pesisir harus didasarkan pada pengelolaan wilayah
pesisir, daerah aliran sungai dan laut yang komperehensif, sehingga menuntut (1)
perhatian yang lebih mendalam dan menyeluruh mengenai sumberdaya alam yang
unik; (2) optimalisasi pemanfaatan serbaneka dari ekosistem pesisir dan lautan
dengan mengitegrasikan segenap informasi ekologis, ekonomis dan sosial; (3)
peningkatan pendekatan multidisipliner dan koordinasi antar sektoral dalam
mengatasi permasalahan yang ada di wilayah pesisir dan laut yang kompleks.
Melalui pendekatan ini, diharapkan dapat memberikan hasil diantaranya, Yaitu :
(1) terpeliharanya kualitas lingkungan pesisir dan lautan beserta sumberdaya di
dalamnya
(2) membaiknya kondisi sosial ekonomi-budaya masyarakat pesisir.
4.2 Saran
Kebijakan pembangunan perlu memberikan keberpihakan kepada masyarakat
pesisir
agar kelompok masyarakat yang selama ini kurang diperhatikan dapat segera
mengejar
ketertinggalan dari kelompok masyarakat lainnnya sehingga tujuan pembangunan
untuk
mencapai kesejahteraan yang adil bagi segenap bangsa Indonesia dapat
diwujudkan.
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
Amri, Ani. 2006. Arahan Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan
Perikanan di Kepulauan Spermonde. www.google.com
Bahtiar, Rizal. 2006. Bencana Alam dan Hari Bumi. w ww.tempointeraktif.com.
Bahtiar, Rizal. 2007. Peran Sumber Daya Alam dan Lingkungan dalam Kegiatan
Ekonomi. www.google.com
FAO. 1995. Code of Conduct for Responsible Fisheries.
Fauzi, Akhmad. 2004. Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan. Teori dan
Aplikasi.
Adrianto, L. 2005. Implementasi Code of Conduct for Responsible Fisheries dalam
Perspektif Negara Berkembang. Lembaga Pengkajian Hukum Internasional, Jakarta,
Jurnal Hukum Internasional, Vol 2, No. 3, April 2005, hlm 481.
Clark, J.R. 1992. Integrated Management of Coastal Zones. FAO Fisheries
Technical