Anda di halaman 1dari 2

Nama : Dedi Irmanto

NIM : 011601503125001

Anatomi Karang

Terumbu Karang merupakan hewan penghuni laut yang sangat berperan penting dalam
kehidupan dimana karang memiliki peranan ekologi, fisik dan ekonomi. Karang memiliki peranan
dalam menjaga ekosistem di bumi ini seperti sebagai tempat memijah, berlindung dan mencari makan
bagi biota laut, sedangkan dari seggi peranan fisik yaitu menghalangi gelombang dan ombak dari laut
lepas sehingga mampu mengurangi aberasi pantai. Di lihat dari fungsi ekonomi karang memiliki
peranan sebagai sumber ekonomi bagi masyarakat hal ini dikarenakan pada ekositem karang terdapat
banyak kehidupan seperti ikan untuk dijual. Oleh karena itu sangat perlu dilestarikan keberadaannya.
Karang merupakan binatang yang sederhana berbentuk tabung dengan mulut berada di atas
yang juga berfungsi sebagai anus. Bagian-bagian tubuh hewan karang terdiri dari :
1. Mulut: dimana pada sekitar mulut dikelilingi oleh tentakel yang berfungsi sebagai penangkap
makanan serta sebagai alat pertahanan diri.
2. Rongga tubuh (Coelenteron): dimana Mulut dilanjutkan dengan tenggorokan yang pendek yang
langsung menghubungkan dengan rongga perut. Di dalam rongga perut terdapat semacam usus
yang disebut dengan mesenteri filamen yang berfungsi sebagai saluran pencerna (gastrovascular).
3. Dinding dari Polip Karang dimana terdiri dari tiga lapisan yaitu ektoderma, endoderma
(Gastrodermis) dan mesoglea. Dimana;
 Ektoderm merupakan jaringan terluar yang terdiri dari berbagai jenis sel, dimana
sebagian besar banyak dijumpai sel glandula yang berisi sel mucus dan sel knidoblast
yang berisi sel nematocyts.
 Endoderma merupakan jaringan yang berada di bagian dalam berbatasan langsung
dengan saluran pencernaan, dimana sebagian besar selnya dihuni oleh algae
(zooxanthellae) yang merupakan simbion karang.
 Mesoglea merupakan jaringan yang berada ditengah atau diantara ekdoderma dan
endoderma berupa lapisan seperti jelly. Di dalam lapisan jelly terdapat fibril-fibril
sedangkan dilapisan luar terdapat sel semacam sel otot.
Pada lapisan ektoderm banyak dijumpai sel glandula yang berisi mukus dan sel knidoblast
(Sel penyengat) yang berisi sel nematocyts. Knidoblast merupakan ciri khas hewan knidaria.
Nematocyts merupakan sel penyengat yang berfungsi sebagai alat penangkap makanan dan
mempertahankan diri. Sedangkan sel mucus berfungsi sebagai produsen mucus yang membantu
menangkap makanan dan untuk membersihkan diri dari sedimen yang melekat. Karang mempunyai
sistem syaraf, jaringan otot dan reproduksi yang sederhana akan tetapi telah berkembang dan
berfungsi secara baik. Jaringan syaraf yang sederhana ini tersebar baik di ektoderma maupun di
endoderma serta mesoglea yang dikoordinasi oleh sel khusus yang disebut sel junction yang
bertanggung jawab memberi respon baik mekanis maupun khemis terhadap adanya stimuli cahaya.
Jaringan otot yang sederhana biasanya terdapat di antara jaringan mesoglea yang bertanggung
jawab atas gerakan polip untuk mengembang atau mengkerut sebagai respon perintah jaringan syaraf.
Sinyal dari jaringan ini tidak hanya di dalam satu polip tetapi juga diteruskan ke polip yang lain.
Jaringan mesenterial filamen berfungsi sebagai alat pencernaan yang sebagian besar selnya
berisi sel mucus yang berisi enzim untuk mencerna makanan. Lapisan luar dari jaringan mesenteri
filamen dilengkapi sel cilia yang halus.
Organ reproduksi karang berkembang di antara mesenteri filamen. Pada saat tertentu organ-
organ reproduksi terlihat dan pada waktu yang lain menghilang, terutama untuk jenis-jenis karang
yang hidup di daerah subtropis. Untuk karang yang hidup di daerah tropis organ reproduksi ini dapat
ditemukan sepanjang tahun karena siklus reproduksinya terjadi sepanjang tahun. Dalam satu polip
dapat kita temukan organ betina saja atau jantan saja atau keduaduanya (hermaprodit). Namun karang
hermaprodit jarang yang mempunyai tingkat pemasakan antara gonad jantan dan betina matang pada
saat yang bersamaan.
Untuk tegaknya seluruh jaringan, polip didukung oleh kerangka kapur sebagai penyangga.
Kerangka kapur ini berupa lempengan-lempengan yang tersusun secara radial dan berdiri tegak pada
lempeng dasar. Lempengan yang berdiri ini disebut sebagai septa yang tersusun dari bahan anorganik
dan kapur yang merupakan hasil sekresi dari polip karang.

Anda mungkin juga menyukai