Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KONSEP MASYARAKAT PESISIR

Dosen Pengampu : Dian Yuniar Santi Rahayu, SKM.,M.Kes

Oleh :
KELOMPOK 5 : DESI ASTARINA (P00320020056)
RISKA (P00320020082)
SRI GINA SONIA (P00320020086)
WISDA (P00320020090)

POLTEKKES KEMENKES KENDARI


DIII KEPERAWATAN
T.A. 2021/2022
1
Page

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah Subhanahu wata’ala yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Konsep
Masyarakat Pesisir” ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini
adalah untuk memenuhi tugas dosen pengampu mata kuliah Keperawatan Masyarakat Pesisir
1. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan mengenai konsep
masyarakat pesisir, karakteristik masyarakat pesisir, pendekatan pemberdayaan masyarakat
pesisir serta struktur sosial masyarakat pesisir bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. kami menyadari, makalah
yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Kendari,20 Agustus 2021

Tim Penulis

2
Page

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...............................................................................................................2
Daftar Isi.........................................................................................................................3
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................................4
B. Rumusan Masalah..............................................................................................4
C. Tujuan Penulisan................................................................................................4
BAB II : PEMBAHASAN
A. Pengertian Konsep Masyarakat Pesisir..............................................................6
B. Karakterisik Masyarakat Pesisir.........................................................................6
C. Pendekatan Pemberdayaan Masyarakat Pesisir..................................................7
D. Struktur Sosial Masyarakat Pesisir...................................................................10
E. Keragaman Ekosistem Utama Laut..................................................................10
BAB III : PENUTUP
A. Kesimpulan.......................................................................................................14
B. Saran.................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................15

3
Page

3
BAB I
PEMDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masyarakat pesisir adalah sekumpulan masyarakat yang hidup bersama-sama
mendiami wilayah pesisir membentuk dan memiliki kebudayaan yang khas yang terkait
dengan ketergantungan nya pada pemanfaatan sumberdaya pesisir. Masyarakat pesisir adalah
masyarakat yang hidup tumbuh dan berkembang di kawasan pesisir yakni,suatu kawasan
transisi antara antara wilayah barat dan laut. Masyarakat pesisir pada umumnya sebagian
besar penduduknya bermata pencaharian di sektor pemanfaatan sumberdaya kelautan, seperti
nelayan, pembudidaya ikan, pengembangan pasir dan transportasi laut
Masyarakat di kawasan pesisir indonesia sebagian besar ber berprofesi sebagai
nelayan yang diperoleh secara to turun temurun dari nenek moyang mereka. Karakteristik
masyarakat nelayan terbentuk mengikuti sifat dinamis sumber daya yang digarapnya,sehingga
untuk mendapatkan hasil tangkapan yang maksimal, penilaian harus berpindah-pindah. Selain
itu, resiko usaha yang tinggi menyebabkan masyarakat nelayan hidup dalam suasana alam
yang keras yang selalu diliputi ketidakpastian dalam menjalankan usahanya. Seperti juga
masyarakat yang lain, masyarakat nelayan menghadapi sejumlah mas masalah sosial ekonomi
yang begitu komplek.
Selain permasalahan yang dimiliki oleh nelayan di atas, "nelayan juga identik dengan
keterbatasan aset, lemahnya kemampuan modal".memanfaatkan potensi laut yang ada sudah
menjadi kebiasaan dan cara utama untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat pesisir.
namun kondisi masyarakat pesisir secara umum lebih-lebih adalah masyarakat nelayan yang
masih tradisional berada dalam kondisi atau dibawa garis kemiskinan.
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan konsep masyarakat pesisir
2. Jelaskan karakteristik masyarakat pesisir
3. Pendekatan seperti apa yang dilakukan dalam pemberdayaan masyarakat pesisir
4. Bagaimana struktur sosial masyarakat pesisir
5. Bagaimana keragaman utama ekosistem laut
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui seperti apa masyarakat pesisir
4

2. Untuk mengetahui berbagai karakteristik masyarakat pesisir


Page

4
3. Untuk mengetahui pendekatan yang dapat dilakukan dalam pemberdayaan
masyarakat pesisir
4. Untuk mengetahui struktur sosial masyarakat pesisir
5. Untuk mendeskripsikan keragaman utama ekosistem laut

5
Page

5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Masyarakat Pesisir
Masyarakat pesisir merupakan masyarakat yang bertempat tinggal di daerah
pantai yang sebagian besar merupakan nelayan memiliki karakteristik yang berbeda
dengan masyarakat lainnya. Perbedaan ini dikarenakan keterkaitan erat dengan
karakteristik ekonomi wilayah, latar belakang budaya dan ketersediaan sarana dan
prasarana penunjang. Pada umumnya masyarakat pesisir memiliki budaya yang baru
berorientasi selaras dengan alam sehingga teknologi memanfaatkan sumber daya alam
adalah teknologi adaptif dengan kondisi pesisir.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh faizal (2002) masyarakat di wilayah
pesisir memiliki pendidikan rendah, produktivitas nya yang sangat tergantung pada
musim, terbatasnya modal usaha, kurangnya sarana penunjang, buruknya mekanisme
pasar dan sulitnya transfer teknologi dan komunikasi yang mengakibatkan pendapatan
masyarakat pesisir menjadi tidak menentu.
Masyarakat pesisir pada umumnya adalah berprofesi sebagai nelayan, di mana
nelayan di dalam ensiklopedia indonesia digolongkan sebagai pekerja, yaitu orang yang
secara aktif melakukan kegiatan menangkap ikan, baik secara langsung maupun secara
tidak langsung sebagai mata pencaharian nya (1983). Arti nelayan dalam buku statistik
perikanan indonesia disebutkan nelayan ada orang yang secara aktif melakukan pekerjaan
dalam operasi penangkapan ikan/binatang air lainnya/tanaman air (1995).
Sedangkan menurut peraturan menteri kelautan dan perikanan nomor :
per.17/men/2006 nelayan adalah orang yang mata pencaharian nya melakukan
penangkapan ikan. Pom budidaya ikan adalah orang yang mata pencaharian nya
melakukan kegiatan budidaya ikan, baik di perairan tawar, payau maupun di perairan
pantai. Sedangkan nelayan tradisional adalah nelayan yang menggantung kan seluruh
hidupnya dari kegiatan penangkapan ikan, dilakukan secara turun temurun dengan
menggunakan alat tangkap yang sederhana.

B. Pendekatan pemberdayaan Masyarakat Pesisir


Dalam upaya pengentasan kemiskinan masyarakat pesisir, terdapat lima
pendekatan digunakan (Milikilah,2001). Pendekatan inilah yang dilakukan oleh
6

kementerian kelautan dan perikanan maupun instansi pemerintah lainnya, pemerintah


Page

daerah, dan khususnya lembaga swadaya masyarakat dalam bentuk yayasan dan koperasi

6
telah banyak yang melakukan kegiatan pemberdayaan masyarakat. Kelima pendekatan
tersebut adalah :
1. Penciptaan lapangan kerja alternatif sebagai sumber pendapatan lain bagi keluarga
2. Mendekatkan masyarakat dengan sumber modal dengan penekanan pada penciptaan
mekanisme mendanai diri sendiri
3. Mendekatkan masyarakat dengan sumber teknologi baru yang lebih berhasil dan
berdaya guna
4. Mendekatkan masyarakat dengan pasar, serta
5. Membangun solidaritas serta aksi kolektif di tengah masyarakat.
Kelima pendekatan ini dilakukan dengan memperhatikan secara sungguh-
sungguh aspirasi, keinginan, kebutuhan, pendapatan, dan potensi sumber daya yang
dimiliki masyarakat.

C. Karakteristik Masyarakat Pesisir


Masyarakat dalam KBBI berarti sejumlah manusia dalam arti seluas-luasnya
dan terikat oleh suatu kebudayaan yang mereka anggap sama. ManAjemen et al. (2001)
menyimpulkan terdapat lima elemen dalam suatu masyarakat yakni :
1. Lokasi sebagai entitas geografis
2. Kepentingan bersama
3. Tindakan kolektif berdasar koherensi identitas
4. Sikatan sosial atau kohesi sosial
5. Memiliki keragaman
Berdasarkan karakteristiknya, masyarakat di wilayah pesisir atau pulau-pulau
kecil terbagi menjadi tiga yaitu masyarakat hukum adat, masyarakat lokal, dan
masyarakat tradisional sebagaimana tertuang dalam pasal 1 undang-undang nomor 27
tahun 2007 jo. Uu nomor 1 tahun 2004 tentang pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-
pulau kecil.
1. Masyarakat hukum adat (MHA)
Masyarakat hukum adat adalah sekelompok orang yang secara turun temurun
bermukim di wilayah geografis tertentu di negara kesatuan republik indonesia karena
adanya ikatan pada asal-usul leluhur, hubungan yang kuat dengan tanah, wilayah,
sumber daya alam, memiliki pranata pemerintahan adat, dan tatanan hukum adat di
7

wilayah adatnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Berdasarkan


Page

definisi tersebut maka terdapat empat syarat utama masyarakat disebut MHA, yaitu :

7
a. Ikatan pada asal-usul leluhur;
MHA memiliki sejarah asal muasal masyarakat dan wilayah tempat mereka tinggal
yang diyakini secara turun temurun. Sejarah tersebut umumnya tertuang pada nama
MHA, serta menggambarkan kekerabatan antara satu MHA dengan MHA lainnya.
b. Hubungan yang kuat dengan tanah, wilayah, sumber daya alam;
MHA bergantung pada sumber daya alam di wilayah yang merupakan kewenangan
nya ( wilayah kelola adat). Untuk MHA di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil
maka hubungan yang kuat lihat pada pola pemanfaatan dan pengelolaan sumber
daya kelautan dan perikanan dengan kearifan lokal sebagai wujud kedaulatan
terhadap wilayah kelola adat dan demi kesejahteraan bersama.
c. Pranata pemerintahan adat;
MHA memiliki struktur lembaga adat dengan tugas dan fungsi yang jelas yang
mengatur seluruh aspek tatanan hidup masyarakatnya baik di bidang sosial,
ekonomi dan budaya.
d. Tatanan hukum adat di wilayah adatnya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
MHA menerapkan seperangkat norma ( kearifan lokal) atau aturan untuk mengatur
tatanan hidup, bersumber pada nilai budaya, diwariskan secara turun temurun,
ditaati dan dihormati untuk keadilan dan ketertiban masyarakat, serta mempunyai
akibat hukum atau sanksi. Hal ini menunjukkan bahwa MHA sudah pasti
menerapkan kearifan lokal dalam segala aspek tatanan hidup dan masyarakat yang
menerapkan kearifan lokal pada aspek tertentu saja belum tentu merupakan MHA.
Dalam penerapannya ditegaskan bahwa tatanan hukum MHA tidak boleh
menyimpang dari ketentuan peraturan perundang-undangan.
2. Masyarakat lokal
Masyarakat lokal adalah sekelompok masyarakat yang menjalankan tata kehidupan
sehari-hari berdasarkan kebiasaan yang sudah diterima sebagai nilai-nilai yang berlaku
umum, tetapi tidak sepenuhnya bergantung pada sumber daya pesisir dan pulau-pulau
kecil tertentu. Berbeda dari MHA, masyarakat lokal tidak memiliki pranata
pemerintahan adat secara turun temurun diterapkan berdasarkan nilai-nilai adat dan
asal usul nya. Kata " lokal" sendiri menegaskan bahwa batasan spasial atau lokasi
geografis merupakan entitas utama masyarakat ini. Berdasarkan definisi tersebut,
8

maka ciri-ciri masyarakat lokal adalah :


Page

a) Tatanan kehidupan sehari-hari berdasarkan nilai-nilai yang berlaku umum;

8
Masyarakat lokal menerapkan nilai-nilai yang berlaku umum, atau yang umumnya
disepakati bersama kebenarannya, dalam struktur dan pola pola pemenuhan
kebutuhan hidup sehari-hari. Termasuk disini adalah struktur pemerintahan, mata
pencaharian, relasi sosial, pola stratifikasi, adat istiadat, pembagian tugas dan
tanggung jawab yang dijalankan setiap hari dalam waktu yang relatif lama.
b) Tidak sepenuhnya bergantung pada sumber daya pesisir atau pulau kecil;
Masyarakat lokal tidak hanya memenuhi kebutuhannya dari beragam sumber daya
pesisir dan pulau kecil baik di bidang perikanan tangkap, perikanan budidaya, atau
wisata, tetapi secara umum memanfaatkan sumber daya alam di sekitarnya dalam
bidang pertanian, peternakan, bahkan tidak sedikit yang berprofesi sebagai
pegawai pemerintahan maupun swasta.
c) Masyarakat tradisional
Masyarakat tradisional adalah masyarakat perikanan tradisional yang masih diakui
hak tradisional nya dalam melakukan kegiatan penangkapan ikan atau kegiatan
lain yang sah di daerah tertentu yang berada dalam perairan kepulauan sesuai
dengan kaidah hukum laut internasional. Berdasarkan definisi tersebut, maka ciri-
ciri masyarakat tradisional adalah :
1) Masyarakat perikanan tradisional
Masyarakat tradisional merupakan masyarakat yang tinggal dekat, hidup
bersama dan menggantung kan kehidupannya pada sumber daya perikanan
secara turun temurun sesuai budidaya dan kearifan lokal, cerita dengan
menggunakan metode dan sarana prasarana yang sederhana.
2) Melakukan kegiatan perikanan di daerah tertentu sesuai kaidah hukum laut
internasional
Dalam hal ini, kaidah hukum internasional yang dimaksud ialah United
Nations Convention On The Law Of the Sea (UNCLOS) terkait kondisi kasi
ketentuan hukum laut, misalnya tentang kebebasan laut lepas dan hidan hak
lintas damai di laut itu teritorial, cerita asas negara kepulauan dan zona
ekonomi eksklusif.

D. STRUKTUR SOSIAL MASYARAKAT PESISIR


Sebagaimana karakteristik ekosistem pesisir nya yang khas masyarakat pesisir
9

juga memiliki karakter kekerasan secara sosiologis. Sunarto 2000 mengutip bahwa
Page

menurut kornblum struktur sosial merupakan pola perilaku berulang-ulang yang

9
menciptakan hubungan antar individu dan kelompok dan antar kelompok dalam
masyarakat. Dalam struktur sosial ini, terdapat dua konsep penting yaitu status dan
peranan. Status adalah suatu kumpulan hak dan kewajiban titip sementara peranan adalah
aspek dinamis dari status. Misalnya, seseorang berstatus sebagai nahkoda atau juri Mudi,
kewajibannya adalah memimpin dan bertanggung jawab atas anak buah kapal dalam
menjalankan operasi penangkapan ikan di laut. Adanya peranannya antara lain,
menentukan daerah penangkapan, mengorganisasi anak buah kapal dalam bekerja,
mewakili anak buah kapal dalam berbagai hal yang berkaitan dengan pemilik kapal, dan
seterusnya.
Patron-Klien : Ciri-ciri umum struktur sosial masyarakat pesisir
Struktur sosial dalam masyarakat nelayan umumnya berciri ikatan patron-
client sekuat-kuatnya patron-klien tersebut merupakan konsekuensi dari sifat kegiatan
penangkapan ikan yang penuh dengan risiko dan ketidakpastian. Bagi nelayan, menjalin
ikatan dengan patron merupakan langkah yang penting untuk menjaga kelangsungan
kegiatannya karena pola patron klien merupakan institusi jaminan sosial ekonomi. Hal ini
terjadi karena hingga saat ini nelayan belum menemukan alternatif institusi yang mampu
menjamin kepentingan sosial ekonomi mereka.Tentang hubungan patron-klien, tahun
1983 dalam Najib 1999 mengungkapkan bahwa tata hubungan patron-klien umumnya
berkaitan dengan :
a. Hubungan diantara pelaku yang menguasai sumber daya tidak sama
b. Hubungan khusus yang merupakan hubungan pribadi dan mengandung keakraban
c. Hubungan yang didasarkan atas asas saling menguntungkan
E. KERAGAMAN EKOSISTEM UTAMA LAUT
a. Keragaman ekosistem utama pesisir
Dilihat dari sudut ekologi, wilayah pesisir kita merupakan lokasi beragam ekosistem
yang unik dan paling terkait, dinamis dan produktif. Beberapa ekosistem utama di
wilayah pesisir yang dikemukakan di Indonesia adalah: 1.estuaria, 2. hutan mangrove,
3 padang lamun, dan 4 terumbu karang.
 Estuaria
(Deskripsi dan klasifikasi)
Estuaria adalah perairan pesisir semi tertutup yang mempunyai
hubungan bebas dengan laut terbuka dan menerima masukan air tawar dari
10

daratan titik sebagian besar estuaria didominasi oleh substrat berlumpur yang
Page

merupakan endapan yang dibawa oleh air tawar dan air laut. Contoh dari estuaria

10
adalah muara sungai, teluk dan Rawa pasang surut. Berdasarkan pola sirkulasi dan
stratifikasi air, terdapat tiga tipe estuaria (1.) estuaria berarstratifikasi sempurna/
nyata atau estuaria baji garam, dicirikan oleh adanya batas yang jelas antara air
tawar dan air asin titik-titik ini ditemukan di daerah-daerah di mana aliran air
tawar dari sungai besar lebih dominan dari pada intrusi air asin dari laut yang
dipengaruhi oleh pasang surut. (2) estuaria ratifikasi sebagian/ parsial merupakan
tipe yang paling umum dijumpai titik pada estuaria ini aliran air tawar dari sungai
seimbang dengan air laut yang masuk melalui arus pasang. Pencampuran air dapat
terjadi karena adanya turbulensi yang berlangsung secara berkala oleh aksi
pasang-surut. (3.) siswa Ria campuran sempurna atau au estuaria homogen
vertikal. Estuaria tipe ini didapatkan di lokasi-lokasi dimana arus pasang surut
sangat dominan dan kuat, sehingga air estuaria tercampur sempurna dan tidak
terdapat stratifikasi.
 Hutan mangrove
(Deskripsi dan Zonasi)
Hutan mangrove atau bakau merupakan komunitas vegetasi pantai
tropis, yang didominasi oleh beberapa spesies pohon bakau yang mampu tumbuh
dan berkembang pada daerah pasang surut pantai berlumpur. Komunitas vegetasi
ini umumnya tumbuh pada daerah intertidal dan supratidal yang cukup mendapat
aliran air, dan terlindung dari gelombang besar dan arus pasang surut yang kuat.
Karena itu hutan mangrove banyak ditemukan di pantai pantai teluk yang dangkal,
estuaria, Delta dan daerah pantai yang terlindung. Penyebaran hutan mangrove
ditentukan oleh berbagai faktor lingkungan salah satu diantaranya adalah salinitas
titik berdasarkan salinitas kita mengenal zonasi hutan mangrove sebagai berikut :
(1.) Zona air payau hingga air laut dengan salinitas pada waktu terendam air
pasang berkisar antara 10 sampai 30 ml yang meliputi: area yang terendam sekali
atau dua kali sehari selama 20 hari dalam sebulan,Seperti rhizophora mucronata
yang masih dapat tumbuh titik area yang terendam 10 sampai 19 kali per bulan
misalnya avicenniaSonneratia griffithii dan dominan rhizophora SP. Sedangkan
pada area yang terendam kurang dari sembilan kali setiap bulan, dapat ditemukan
semisal rhizophora SP; bruguiera SP. Dan pada area yang terendam hanya
beberapa hari dalam setahun, contohnya bruguiera gymnorrhiza dominan dan
11

rhizophora apiculata. (2.) zona air tawar hingga air payau, gimana salinitas
Page

berkisar antara 0 sampai 10% meliputi: area yang kurang lebih masih dibawah

11
pengaruh pasang surut, seperti asosiasi nypa dan di aera terendam secara
musiman, biasanya didominasi Hibiscus.
(Adaptasi pohon bakau)
Hutan mangrove yang umumnya didominasi oleh pohon bakau dari 4
genera yaitu rhizophora, avicennia, sonneratia dan bruguiera. Memiliki daya
adaptasi yang khas untuk dapat hidup dan berkembang pada substrat berlumpur
yang sering bersifat asam dan anoksik. Daya adaptasi ini meliputi satu sistem
perakaran yang khas bertipe cakar ayam dan penyangga. Sistem perakaran cakar
ayam yang menyebar luas di permukaan substrat memiliki sederet Cabang akar
berbentuk pensil yang tumbuh tegak lurus ke permukaan substrat. Cabang akar ini
disebut nematophora dan berfungsi untuk mengambil oksigen. Sistem perakaran
penyangga berbeda dengan sistem perakaran Jakarta ayam di mana akar akar
penyangga tumbuh dari batang pohon menembus permukaan substrat titik pada
akar penyangga ini tidak ditemukan nematophora seperti pada akar cakar ayam
tapi mempunyai lubang-lubang kecil yang disebut lentisel yang juga berfungsi
untuk melewatkan udara atau mendapatkan oksigen. 2 berdaun tebal dan kuat
mengandung kelenjar-kelenjar garam untuk dapat menyekresi garam. 3
mempunyai jaringan internal penyimpanan air untuk mengatur keseimbangan
garam.
Fungsi ekologis hutan mangrove dan pemanfaatannya
Sebagai suatu ekosistem khas perairan pesisir, hutan mangrove
memiliki beberapa fungsi ekologis penting. 2 1 sebagai peredam gelombang dan
angin badai, melindungi pantai dari abrasi, penahan Lumpur dan perangkap
sedimen yang diangkut oleh aliran air permukaan: sebagai penghasil sejumlah
besar detritus, terutama yang berasal dari daun dan pohon bakau yang rontok.
Sebagian dari detritus ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan makanan bagi para
pemakaian detritus, dan sebagian lagi diuraikan secara bacterial menjadi mineral-
mineral hara yang berperan dalam penyuburan perairan. 3 sebagai daerah asuhan
atau (Nursery ground) daerah mencari makanan (feeding ground) dan daerah
pemijahan (spawning ground) bermacam biota errairan (ikan, udang dan kerang-
kerangan) baik yang hidup di perairan pantai maupun pantai lepas.
 Padang Lamun
12

Deskripsi
Page

12
Lamun (seagrass) merupakan satu-satunya tumbuhan berbunga yang
hidup terendam di dalam laut. Lamun umumnya membentuk padang lamun yang
luas di dasar laut yang masih terjangkau oleh cahaya matahari yang memadai bagi
pertumbuhanya. Lamun hidup di perairan yang dangkal dan jernih, dengan
sirkulasi air yang baik. air yang berikulasi diperlukan untuk mengantarkan zat-zat
hara dan oksigen, serta mengangkut hasil metabolisme lamun keluar daerah
padang lamun.
Fungsi Padang Lamun Serta pemanfaatannya
Secara ekologis padang lamun mempunyai beberapa fungsi penting
bagi perairan pesisir, yaitu : produsen detritus dan zat hara, mengikat sedimen dan
menstabilkan substrat yang lunak, dengan sistem perakaran yang padat dan saling
menyilang. Disamping itu juga sebagai tempat berlindung, mencari makan,
tumbuh besar dan memijah bagi beberapa jenis biota laut, terutama yang melewati
masa dewasanya di lingkungan in, serta sebbagai tudung pelindung yang
melindungi penghuni padang lamun dari sengatan matahari secara langsung.
 Terumbu Karang
Deskripsi Struktur dan Tipe Terumbu Karang
Sama halnya dengan hutan mangrove, terumbu karang merupakan
suatu ekosistem khas yang terdapat diperairan pesisir daerah tropis. Ekosistem
terumbu karang merupakan gudang persediaan makanan dan bahan obat-obatan
bagi manusia dimasa kini maupun dimasa mendatang. Selain itu keindahannya
juga menjadi daya tarik yang bisa menjadi sumber devisa bagi negara melalui
kegiatan pariwisata. Wisata bahari indonesia tengah berkembang pesat ekosistem
terumbu karang merupakan salah satu aset utamanya.
Pada dasarnya terumbu karang terbentuk dari endapan-endapan masif
kalsium karbonat (CaCO3), yang dihasilkan oleh organisme karang pembentuk
terumbu (karang hermatipik) dari filum Cnidaria, Ordo scleractinia yang hidup
simbiosis dengan zooxantellae, dan sedikit tambahan dari algae berkapur serta
organisme lain yang menyekresi kalsium karbonat.
13
Page

13
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Masyarakat pesisir merupakan masyarakat yang bertempat tinggal di daerah pantai
yang sebagian besar merupakan nelayan memiliki karakteristik yang berbeda dengan
masyarakat lainnya.Masyarakat pesisir pada umumnya adalah berprofesi sebagai nelayan, di
mana nelayan di dalam ensiklopedia indonesia digolongkan sebagai pekerja, yaitu orang yang
secara aktif melakukan kegiatan menangkap ikan, baik secara langsung maupun secara tidak
langsung sebagai mata pencaharian nya (1983).
Dalam upaya pengentasan kemiskinan masyarakat pesisir, terdapat lima pendekatan
digunakan (Milikilah,2001). Pendekatan inilah yang dilakukan oleh kementerian kelautan dan
perikanan maupun instansi pemerintah lainnya, pemerintah daerah, dan khususnya lembaga
swadaya masyarakat dalam bentuk yayasan dan koperasi telah banyak yang melakukan
kegiatan pemberdayaan masyarakat.
Berdasarkan karakteristiknya, masyarakat di wilayah pesisir atau pulau-pulau kecil
terbagi menjadi tiga yaitu masyarakat hukum adat, masyarakat lokal, dan masyarakat
tradisional sebagaimana tertuang dalam pasal 1 undang-undang nomor 27 tahun 2007 jo. Uu
nomor 1 tahun 2004 tentang pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil.
Dilihat dari sudut ekologi, wilayah pesisir kita merupakan lokasi beragam ekosistem
yang unik dan paling terkait, dinamis dan produktif. Beberapa ekosistem utama di wilayah
pesisir yang dikemukakan di Indonesia adalah: 1.estuaria, 2. hutan mangrove, 3 padang
lamun, dan 4 terumbu karang.

B. SARAN
Penyusun mengetahui bahwa makalah ini sangat jauh dari kata sempurna, oleh karena
itu saran dan kritik dari ibu dosen ataupun pembaca sangat kami harapkan. Agar makalah ini
bisa lebih baik lagi dan bisa menjadi pembelajaran untuk kami dikemudian hari. Terima kasih.
14
Page

14
DAFTAR PUSTAKA

https://books.google.co.id/books/about/pengantar_sosiologi_masyarakat_pesisir.html?
id=WCNLDAAAQBAJ&printsec=prontcover&source=kp_read_button&hl=id&newbks=1&
newbks_redir=1&redir_esc=y
Diakses Senin, 23 Agustus 2021,pukul 09.00 WIB
https://175026-ID-model-pemberdayaan-sumberdaya-masyarakat-pesisir-melalui-Re-
Engineering-ekonomi-berbasis-koperasi-berkelanjutan
Diakses Senin,23 Agustus 2021, pukul 12.01 WIB
https://kkp.go.id/djprl/p4k/page/2987-masyarakat-hukum-adat
Diakses Senin, 23 Agustus 2021, pukul 12.22 WIB
https://coremap.oseanografi.lipi.go.id/berita/520
Diakses Senin, 23 Agustus 2021, pukul 13.10 WIB

15
Page

15

Anda mungkin juga menyukai