Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

WAWASAN SOSIAL BUDAYA

MARITIM INDONESIA

Disusun Oleh:

Muhammad Ajry Alivio (D021211028)

Fakultas Teknik
Mechanical Engineering
Universitas Hasanuddin
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang atas rahmat-Nya dan
karunianya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun tema dari
makalah ini adalah “Kebudayaan Maritim Indoensia”.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
dosen mata kuliah Wawasan Sosial dan Budaya Maritim yang telah memberikan tugas terhadap
kami. Kami juga ingin berterima kasih kepada pihak-pihak yang turut membantu dalam
pembuatan makalah ini.

Tak ada gading yang tak retak, karenanya kami sebagai tim penulis menyadari bahwa
dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna, baik dari sisi materi maupun
penulisannya. Penulis dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima berbagai
masukan maupun saran yang bersifat membangun untuk kedepannya.

Makassar, 31 Mei 2022

Muhammad Ajry Alivio

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................i

DAFTAR ISI.................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................................1
C. Tujuan.........................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Budaya Maritim............................................................................................2
B. Kompleksitas Budaya Maritim...................................................................................3
C. Unsur-Unsur Dalam Budaya Maritim.........................................................................4
D. Aspek-Aspek Kemaritiman………………………………………………………….8

BAB III PENUTUP


A. Simpulan...................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................11

ii
A. Latar Belakang BAB I
PENDAHULUAN

Kondisi dan posisi Indonesia menjadi bukti bahwa Indonesia merupakan negara
maritim. Hal ini disebabkan oleh Indonesia adalah negara dengan sumber daya laut yang
beraneka ragam, terbentang dari 13.466 kepulauan bernama dan lebih dari 17.000 pulau
dengan ribuan mil garis pantai. Sebanyak 92 pulau terpencil sebagai garis pangkal perairan
hingga laut lepas Indonesia terdaftar di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai negara
dengan garis pantai sepanjang 95.181 km dan posisi yang sangat strategis karena berada di
antara benua Asia dan Australia serta Samudra Hindia dan Samudra Pasifik.
Sejak dulu Indonesia sudah dikenal sebagai negara maritim karena budaya maritimnya
yang kuno dan sangat berkembang, termasuk suku Bugis yang juga dikenal sebagai suku laut
perantauan, dan angkatan laut Sriwijaya dan Majapahit yang perkasa. Selain budaya maritim,
Indonesia memiliki salah satu kekayaan laut terbesar di dunia dan terletak di perbatasan garis
lempeng struktural, sehingga karakteristik topografi laut Indonesia yang sangat beragam
menjadi unik dibandingkan dengan negara lain.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi budaya maritim?
2. Bagaimana kompleksitas budaya maritim?
3. Apa saja unsur-unsur budaya maritim?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi budaya maritim.
2. Untuk mengetahui bagaimana kompleksitas budaya maritim.
3. Untuk mengetahui unsur-unsur budaya maritim.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Budaya Maritim

Secara etimologis kata “Kebudayaan” berasa dari bahasa Sanskerta, Buddhayah,


bentuk jamak dari kata buddhi yang berarti akal atau budi. Budaya adalah suatu cara hidup
yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari
generasi ke generasi. Kata maritim ini sendiri secara etimologis sebenarnya berasal dari
bahasa Latin yaitu Maritimus atau mare yang artinya adalah laut. Disini dapat kita katakan
bahwa sebuah susunan kata yang didalamnya terdapat kata maritim itu berhubungan dengan
laut. Dapat kita artikan bahwa kebudayaan maritim adalah cara hidup dan berkembang suatu
masyarakat dengan cara memanfaatkan dan mengelola sumber daya kelautan.

Berikut beberapa definisi para ahli mengenai budaya maritim, yaitu:

1. Budaya maritim, merupakan sebuah bentuk aktualisasi dari sebuah kebudayaan. Oleh
karena itu memang tak bisa dilepaskan dari definisi kebudayan terlebih dahulu sebelum
kita jauh membahas apa yang dimaksud dengan budaya maritim. Ia menyatakan bahwa
kebudayaan merupakan kata yang berasal dari kata budhi (tunggal) atau budhaya
(majemuk) yang diartikan sebagai hasil pemikiran atau akal manusia. (Supartono, 2001)
dalam (Kembey, Aling, dan Dien, 2020).
2. Kebudayaan maritim merupakan salah satu bagian yang termasuk dalam
kebudayaan.Karena kebudayaan maritim berasal dari hasil pemikiran yang berasal dari
masyarakat yang hidup di wilayah perairan dan pesisir pantai.Kebudayaan maritim dapat
juga dikatakan sebagai kebudayaan kelautan. Marzali, (2003) dalam Baiquni (2014)
dalam (Kembey, Aling, dan Dien, 2020).
3. Pada Konsep (Wijaya 2015), dalam (Siswanto, 2018) Budaya maritim itu adalah
budaya yang mengedepankan keberanian, kecakapan, keterampilan menghadapi ber-
bagai masalah, budaya yang pandai membaca tanda kehidupan, tanda-tanda zaman,
dengan ke-uhuran budi dan kearifan jiwa dan budaya melayani dan mendahulukan rakyat
dan kaum yang lemah baik dalam kondisi yang baik ataupun darurat, dan budaya rela
berkorban demi kepe ntingan umum. (Kembey, Aling, dan Dien, 2020)

2
Beberapa contoh budaya masyarakat maritim yaitu pembuatan tapis inuh di Lampung
Selatan. Tapis merupakan sebutan untuk kain tradisional khas Lampung. Tapis inuh
merupakan salah satu jenis tapis yang berkembang di tengah masyarakat beradat. Tapis inuh
ini biasanya digunakan menjadi pakaian untuk wania pada saat upacara-upacara adat di
Lampung.

B. Kompleksitas Kebudayaan Maritim


Banyak penelitian yang terkait dengan studi komunitas laut menunjukkan bahwa
budaya laut dunia sangat kompleks. Kompleksitas budaya maritim ditampilkan dalam banyak
fenomena unik yang menjadi ciri khas masyarakat. Kompleksitas budaya maritim ini dibagi
menjadi lima, yaitu:
1. Kategori Sosial Kebaharian
Kelompok-kelompok sosial kemaritiman seringkali bukan sekedar kelompok-
kelompok kerja yang merupakan sub-sub komunitas desa. Mereka bisa dikategorikan
sebagai sub-sub etnis seperti ditunjukkan oleh adanya desa-desa nelayan Bugis, Mandar,
Makassar, dan Bajo di kawasan pesisir.

2. Kategori Ekonomi Bisnis


Munculnya kategori ekonomi bisnis dikondisikan oleh perkembangan jenis-jenis
usaha ekonomi yang terkait dengan laut. Para pelaku ekonomi kemaritiman menerapkan
berbagai gaya manajemen baik berupa ekstensifikasi dengan strategi diversifikasi usaha
maupun intensifikasi dengan jenis usaha tunggal. Munculnya kelompok ini menyebabkan
berkembangnya usaha-usaha ekonomi yang berhubungan dengan laut, misalnya
perikanan, pertambangan, perdagangan maritim atau pariwisata.

3. Kategori Sosial Eksternal


Selain pelaku dan pengguna langsung, terdapat kategori-kategori sosial lain yang
turut terlibat dalam setiap sektor ekonomi kemaritiman. Perikanan misalnya, sektor ini
tidak hanya melibatkan kelompok nelayan, tetapi juga memerlukan peran serta para
pembuat perahu dan alat tangkap, pedagang, pengusaha dan rentenir, koperasi dan bank,

3
pasar dan

4
tempat pelelangan ikan, instansi pemerintah yang terkait, petugas keamanan laut, peniliti
dan praktisi, lembaga penyandang dana, dan organisasi non pemerintah.

4. Kategori Ciri Kepribadian


Fenomena sosial budaya maritim tidak hanya tampak pada aspek-aspek budaya,
tetapi diperlihatkan pula oleh kategori dan hirarki sosial pendukungnya yang berbeda-
beda. Kategori sosial yang sama bisa mempunyai karakter budaya maritim yang
berlainan. Kelompok nelayan rumpon (Mandar), nelayan bagang (Bugis), penyelam
teripang (Bajo, Bugis, Makassar), dan pemburu hiu (Bajo) yang semuanya berasal dari
Sulawesi Selatan mempunyai karakter kemaritiman yang berbeda-beda.

5. Kategori Dinamika Pembangunan Maritim


Kompleksitas fenomena kebaharian juga berkaitan dengan dinamika sosial dan
budaya bahari itu sendiri, baik pada faktor-faktor internal maupun perkembangan yang di
dorong oleh kekuatan eksternal. Perkembangan dinamika kebaharian dari waktu ke waktu
banyak mengalami perkembangan, baik itu di dorong dari kekuatan internal maupun
kekuatan eksternal. Contoh perkembangan internal yaitu perubahan tipe bagang yang
menancap ke rakit/apung di kalangan komunitas nelayan di Sinjai. Perkembangan
eksternal contohnya seperti adanya mesin yang menggantikan fungsi dayung dan layar
pada kapal atau perahu.

C. Unsur-Unsur Kebudayaan Maritim


Dunia budaya atau kehidupan manusia setidaknya memiliki tujuh unsur umum
(universalitas budaya): pengetahuan (kognitif/ideal/material spiritual), bahasa, organisasi
sosial, ekonomi, teknologi, seni, agama, pandangan dunia. Setiap unsur budaya terdiri dari
tiga tingkatan formal: sistem budaya (gagasan, pengetahuan, nilai, keyakinan, norma, moral,
emosi, intuisi, dll), sistem sosial (tindakan dan kehidupan kelompok), dan peralatan/sistem
teknis.
Sistem budaya merupakan pedoman/rujukan (prioritas/kontrol) bagi sistem sosial dan
sistem peralatan, sedangkan sistem peralatan dan sistem sosial merupakan prasyarat/penentu
dari budaya tersebut. sistem. itu dilakukan. Sistem sosial itu sendiri

5
merupakan wadah pengamalan sistem nilai budaya dan penerapan sistem perlengkapan/perala
-tan teknis. Sistem nilai budaya merupakan pedoman/rujukan bagi sistem sosial (koeksistensi)

6
dan sistem teknis (rekayasa dan penggunaan perangkat), sehingga dalam konteks
pengembangan atau sistem nilai budaya itu sendiri. Budaya maritim mengandung tujuh unsur,
yaitu:
1. Sistem Pengetahuan
Terdapat tiga jenis sistem pengetahuan diantaranya:
a) Pengetahuan pelayaran yaitu mengenai musim, kondisi cuaca dan suhu, kondisi
dasar, kondisi air laut dan tanda-tanda alam. Untuk menentukan waktu kegiatan
berlayar.
b) Pengetahuan tentang lingkungan dan sumberdaya laut, baik hayati maupun non
hayati terkait jenis atau spesies yang bernilai ekonomis dan populasi, lokasi maupun
perilaku.
c) Pengetahuan tentang lingkungan sosial yang terkait mengenai dengan siapa mereka
bertransaksi, bekerja sama, meminta jasa perlindungan keamanan, sebaliknya
melakukan persaingan dan konflik memperebutkan potensi sumberdaya dan jasa laut.

2. Sistem Kepercayaan dan Religi


Sistem kepercayan adalah semua bentuk keyakinan, pemahaman atau wawasan
serta adat kebiasaan atau etika yang menuntun perilaku manusia dalam kehidupan.
Perbedaan yang disebabkan oleh beberapa faktor yang berpengaruh terhadap adat atau
kebiasaan yaitu faktor kepercayaan. Dimana kepercayaan ini menjadi pedoman atau salah
satu tuntunan masyarakat untuk kelangsungan hidup mereka seperti, kebanyakan nelayan
dari Bugis, Bajo, Makassar, dan Madura yang beragama islam sangat percaya kepada
kekuasaan Allah dan takdirnya. Sedikit banyaknya hasil yang diperoleh senantiasa
dikembalikan pada ketentuan takdir. Dan juga rintangan arus dan ombak, dalamnya laut,
berbahaya dan ankernya tempat yang kaya sumberdayanya, dan ancaman raksasa laut,
semuanya dihadapi dan dilawan atau dihindari dengan keyakinan religious dan praktek
ritual.

3. Sistem Bahasa
Salah satu peran bahasa adalah sebagai alat komunikasi. Manusia hidup dan
bermukim pada tempat yang berbeda-beda. Perbedaan lingkungan tempat tinggal sangat

7
berpengaruh kepada bahasa yang digunakan. Pada masyarakat maritim bahasa yang
digunakan banyak yang berbeda dengan masyarakat yang tinggal di daerah yang jauh dari

8
laut meskipun berasal dari suku bangsa yang sama. Perbedaan dalam hal perbendaharaan
dan pemahamaan kata-kata yang diucapakan sehari-hari untuk menamai unsur-unsur dan
gejala alam fisik dan flora fauna yang dimanfaatkan, lingkungan sosial untuk bergaul dan
bekerja sama, sektor kerja dan teknologi yang diterapakan.

4. Sistem kekerabatan
Sistem kekerabatan dalam masyarakat maritim sangatlah erat. Fungsi utama dari
sistem kekerabatan yaitu pekerjaan yang berat dan rumit di laut, makanisme perolehan
modal dan pemasaran, wadah dan media pembelajaran pengetahuan, keterampilan kerja,
dan kepribadian kebaharian, sebagai lembaga dan media minta tolong dan sekuritas
sosial, mekanisme distribusi risiko.

5. Sistem Teknologi
Sistem didefinisikan sebagai sekumpulan prosedur yang saling berkaitan dan
saling terhubung untuk melakukan tugas bersama-sama. Teknologi adalah suatu
pengembangan dari aplikasi atau alat, baik berupa mesin, material hingga proses yang
membantu manusia dalam mengerjakan beberapa pekerjaan dan menyelesaikan masalah,
jadi sistem teknlogi mariitim yang di maksud ialah sekumpulan prosesur atau cara yang
dapat membantu manusia agar dapat memudahkan dalam berbagai aktivitas di perairan,
baik itu berupa material, alat-alat, transportasi dll.
Adapun contoh sistem teknologi yang dapat kita temui dalam bentuk transportasi
seperti berikut:
Berbagai tipe perahu tradisional milik kelompok suku bangsa di Indonesia:
1) Perahu patorani (Makassar)
2) Lambo (Mandar)
3) Pinisi, bagang (Bugis)
4) Lambo (Buton)
5) Janggolan, perahu jarring (Madura)
6) Mayang, jukung (Jawa)
7) Nade (Sumatra)

9
Dan adapun teknologi penangkapan ikan di Indonesia, ada 5 kategori :
1) Net
2) Pancing
3) Bubu
4) Alat tusuk (tombak, panah)
5) Teknik lainnya.

6. Sistem Ekonomi
Konsep sistem ekonomi, termasuk sistem ekonomi kebaharian, dipahami sebagai
saling keterkaitan antara subsistem–subsistem produksi, distribusi, dan komsumsi dari
satu sektor ekonomi dan keterkaitannya dengan pranata-pranata sosial budaya lokal yang
dipengaruhi oleh kekuatan eksternal Adapun sistem ekonomi kebaharian terdiri dari:
a) Sektor-sektor perikanan (perikanan tangkap, budidaya)
b) Jasa (pelayaran/pengangkutan, pengamanan wilayah laut, pendidikan, pemerintahan,
pengerukan dasar laut kawasan pelabuhan dan pemukiman, pembangunan
pemukiman pantai)
c) Perdagangan (lewat laut, hasil laut ke darat, usaha modal)
d) Industri (hasil laut, pertambangan, pembuatan garam, pembuatan perahu/kapal dan
alat tangkap, industri jasa pariwisata dan barang kerajinan hasil laut).

7. Sistem Seni Kebaharian


Kebudayaan maritim juga tidak luput dari unsur kesenian, terutama seni
arsitektur/konstruksi kapal/perahu dan layar, ukir dan gambar dengan motif dan warna
cet, lagu dan musik. Perahu-perahu Jawa dan Bali, India dan Cina banyak dicirikan
dengan ukiran dan gambar binatang dengan kombinasi warna cet. Ukiran dan gambar
tersebut, selain berfungsi seni, juga memuat makna akan gagasan dunia dan keyakinan
religius.

10
D. Aspek – Aspek Kemaritiman

1. Aspek Sosial Budaya

Sosial adalah segala sesuatu yang mengenai masyarakat atau kemasyarakatan atau
dapat juga berarti suka memperhatikan kepentingan umum (kata sifat). Budaya dari
kata Sans atau Bodhya yang artinya pikiran dan akal budi. Budaya ialah segala hal yang
dibuat oleh manusia berdasarkan pikiran dan akal budinya yang mengandung cinta, rasa
dan karsa. Dapat berupa kesenian, moral, pengetahuan, hukum, kepercayaan, adat
istiadat, & ilmu. Sosial Budaya adalah segala hal yang dicipta oleh manusia dengan
pemikiran dan budi nuraninya dalam kehidupan bermasyarakat Secara
sederhana kebudayaan dapat diartikan sebagai hasil dari cipta, karsa, dan rasa.
Sebenarnya budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu budhayah,
yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal
yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.

2. Aspek Sosial Ekonomi

Sisi Rencana Pembangunan Nasional, ditinjau dari sisi ini dimaksudkan agar
proyek dapat memberikan kesempatan kerja bagi masyarakat, menggunakan sumber daya
lokal, menghasilkan dan menghemat devisa dan menumbuhkan industri lain.

3. Aspek Sosial Politik

Politik berasal dari kata politics dan atau policy artinya berbicara politik akan
mengandung makna kekuasaan (pemerintahan) atau juga kebijaksanaan. Pemahaman itu
berlaku di Indonesia dengan tidak memisahkan antara politics dan policy sehingga kita
menganut satu paham yaitu politik. Hubungan tersebut tercermin dalam fungsi
pemerintahan negara sebagai penentu kebijaksanaan serta aspirasi dan tuntutan
masyarakat sebagai tujuan yang ingin diwujudkan sehingga kebijaksanaan pemerintahan

11
negara itu haruslah serasi dan selaras dengan keinginan dan aspirasi masyarakat.

E. Pembangunan Benua Maritim Indonesia

Pembangunan Benua Maritim Indonesia pada hakekatnya adalah pembangunan


nasional yang lebih menekankan pemanfaatan unsur maritim dan dirgantara. Pengertian ini
lahir Tahun 1966 setelah dicanangkan sebagai Tahun Bahari dan Dirgantara oleh Presiden
Republik Indonesia. Pembangunan Maritim Indonesia pada dasarnya adalah bagian Integral
dari pembangunan Nasional dalam pendayagunaan dan pemanfaatan lautan Indonesia untuk
mencapai cita – cita nasional. Pembangunan Benua Maritim Indonesia memandang daratan,
lautan dan dirgantara, serta segala sumberdaya di dalamnya dalam suatu konsep
pengembangan sehingga hal ini merupakan salah satu wujud aktualisasi Wawasan Nusantara
yang telah menjadi cara pandang bangsa Indonesia dalam melaksanakan pembangunan
nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang – undang Dasar 1945.

Pemikiran pembangunan Maritim Indonesia dilandasi oleh kenyataan bahwa:

a. Lautan merupakan bagian terbesar wilayah RI dan merupakan factor utama yang harus
dikelola dengan baik guna mewujudkan cita – cita nasional.

b. Pengelolaan aktivitas pembangunan laut harus bersifat integral.

Dalam menyusun rencana dalam melaksanakan pembangunan maritime kita


menghadapai empat kendala utama, berikut :

a. Mental attitude dan semangat cinta bahari masih lemah.

b. Techno structure dan struktur nasional ekonomi maritime belum siap.

c. Peraturan dan perundangan belum mendukung.

d. Kelembagaan yang juga belum mendukung.

12
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan

Sejak dulu Indonesia sudah dikenal sebagai negara maritim karena budaya maritimnya
yang kuno dan sangat berkembang. Selain budaya maritim, Indonesia memiliki salah satu
kekayaan laut terbesar di dunia dan terletak di perbatasan garis lempeng struktural, sehingga
karakteristik topografi laut Indonesia yang sangat beragam menjadi unik dibandingkan dengan
negara lain. Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh
sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Kata maritim ini sendiri
secara etimologis sebenarnya berasal dari bahasa Latin yaitu Maritimus atau mare yang
artinya adalah laut. Jadi, dapat kita simpulkan kebudayaan maritim adalah cara hidup dan
berkembang suatu masyarakat dengan cara memanfaatkan dan mengelola sumber daya
kelautan.
Fenomena unik yang menjadi ciri khas masyarakat menampilkan adanya kompleksitas
budaya bahari. Ada lima kompleksitas budaya bahari, yaitu Kategori Sosial Kebaharian,
Kategori Ekonomi Bisnis, kategori sosial eksternal, kategori ciri kepribadian, dan kategori
dinamika pembangunan maritim. Di dalam kebudayaan maritim juga terdapat tujuh unsur
umum, yaitu sistem pengetahuan, sistem kepercayaan dan religi, sistem bahasa, sistem
kekerabatan, sistem teknologi, sistem ekonomi dan sistem seni.

13
DAFTAR PUSTAKA

Ansari, I. 2014. “Kebudayaan Maritim 2”, https://www.slideshare.net/IsbulAnsariFib/kebudayaa


n-maritim-2, diakses pada 29 Mei 2022 pukul 17.00.

Bakri, I. R. tt. MANFAAT KEBUDAYAAN MASYARAKAT MARITIM.

Content Writer. 2019. “Budaya Maritim Sebagai Sumber Kekuatan Bangsa”,


https://nusantaranews.co/budaya-maritim-sebagai-sumber-kekuatan-bangsa/, diakses pada
30 Mei 2022 pukul 20.27.

Jamil, M. 2015. “Sistem Sosial Budaya Masyarakat Maritim”, https://www.kompasiana.com/mu


hammad/54f37f67745513942b6c78a4/sistem-sosial-budaya-masyarakat-maritim, diakses
pada 30 Mei 2022 pukul 11.55.

Kambey, M. A., Aling, D. R., & Dien, C. R. (2020). Eksistensi Budaya Maritim Kelompok
Nelayan Kelurahan Malalayang Dua, Kota Manado, Provinsi Sulawesi
Utara. AKULTURASI: Jurnal Ilmiah Agrobisnis Perikanan, 8(1), 136-146.

Maharani, A. tt. BUDAYA BAHARI DAN TRADISI MASYARAKAT MARITIM


NUSANTARA.

Novi. 2021. “Budaya Maritim:Konsep, 7 Unsur, Hingga Contoh”, https://beritaku.id/budaya-


maritim-konsep-7-unsur-hingga-contoh/#seni-kebaharian, diakses pada 30 Mei 2022
pukul 19.21.

Pak Dosen. 2022. “Budaya Maritim”, https://pakdosen.co.id/budaya-maritim, diakses pada


31 Mei 2022 pukul 20.09.

Putra, S. A. (2014). TERJERAT JARING KEKERABATAN: Dinamika ekonomi berbasis


kekerabatan pada masyarakat pesisir Pulau Ende (Doctoral dissertation, Universitas
Gadjah Mada).

Prasetya, M. N. (2018). Membangun Kembali Budaya Maritim Indonesia: Melalui Romantisme


Negara (Pemerintah) dan Civil Society. Jurnal PIR: Power in International
Relations, 1(2), 176-187.

14

Anda mungkin juga menyukai