Anda di halaman 1dari 12

TUGAS AKHIR

WAWASAN SOSIAL BUDAYA MARITIM

DISUSUN OLEH :

MURNIATI
H13114511
ILMU KOMPUTER

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


JURUSAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2014
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI....................................................................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................................................1
1.1. Latar Belakang.............................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................................................3
2.1. Perbedaan Kehidupan Masyarakat Maritim.....................................................................................3
A. Ekonomi.......................................................................................................................................3
B. Kelembagaan Sosial Masyarakat..................................................................................................5
C. Pengetahuan dan Kepercayaan...................................................................................................6
D. Hubungan Kekeluargaan atau Kekerabatan.................................................................................7
2.2. Respon Masyarakat Maritim........................................................................................................7
A. Aspek Sosial.................................................................................................................................7
B. Aspek Budaya..............................................................................................................................8
2.3. Sumbangan Yang Mungkin Diberikan Ilmu Komputer.................................................................8
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................10

i
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Benua Masyarakat Maritim (BMI) adalah bagian dari system planet bumi yang
merupakan satu kesatuan alamiah antara darat, laut, dan udara diatasnya, tertata secara unik,
menampilkan ciri-ciri benua dengan karakteristik yang khas dari sudut pandang iklim dan cuaca,
keadaan airnya, tatanan kerak bumi, keragaman biota, serta tatanan social budayanya yang
menjadi wilayah yuridiksi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang secara langsung
maupun tidak langsung akan menggugah emosi, perilaku, dan sikap mental dalam menentukan
orientasi dan pemanfaatan unsur-unsur maritim di semua aspek kehidupan.

Semua masayarakat maritim di dunia, termasuk Indonesia, ada kelompok cikal bakal
yang menjadi pemula atau perintis tumbuh kembangnya kebudayaan dan peradaban
kebahariannya itu. Jadi, dari masayarakat maritim inilah tersebar kebudayaan-kebudayaan
maritime secara lambat atau cepat ke kelompok-kelompok masyarakat lainnya yang bukan
atau belum layak dikategorikan sebagai masyarakat maritime.

Kelautan adalah salah satu sumberdaya pembangunan yang sempat ditinggalkan dan
dilupakan dalam laju gerak pembangunan pada masa Orde Baru. Padahal, sebagai negara
maritim, potensi sumberdaya kelautan, pesisir, dan pulau-pulau kecil sangatlah besar dan
berlimpah untuk dikelola secara optimal sehingga bisa memberi dampak multidimensi yang
signifikan bagi negara dan bangsa.

Perubahan telah di mulai dari jaman dahulu hingga sekarang. Seiring berjalannya waktu,
kita semua dituntut untuk beradaptasi dengan hal-hal yang telah berubah ini. Suatu hal yang
mesti kita ikuti adalah hal baru akibat perkembangan zaman yang dapat mempengaruhi
kelangsungan hidup kita.

Perkembangan zaman tidak hanya mempengaruhi pada bidang teknologi, tetapi juga
mempengaruhi bidang politik , agama , ekonomi, maupun dari aktivitas kehidupan kita. Banyak

1
hal yang mesti kita rubah dalam diri kita untuk mengikuti arah perkembangan zaman yang
terjadi dari waktu ke waktu.

Jika kita melihat hubungan perkembangan zaman sangat berpengaruh terhadap


kehidupan kita. Pada saat ini kita akan menghubungkan perkembangan zaman yang terjadi
modernisasi dengan Mata kuliah Wawasan Sosial Budaya Bahari yang ada di Indonesia
khususnya Sulawesi Selatan karena kita ketahui bahwa daerah Indonesia sebagian besar daerah
perairan yang segala aktivitasnya juga dipengaruhi dengan perkembangan zaman yang terjadi.

Potensi sumberdaya kelautan tidak hanya terdiri atas sumberdaya perikanan, tetapi juga
pariwisata, perdagangan, perhubungan, dan idustri kelautan. Karena itu, penyangkalan
terhadap realisasi potensi-potensi sumberdaya tersebut sangat merugikan masa depan
pembangunan. Bahkan ada kesan selama ini bahwa kaum nelayan dan berbagai masalah yang
dihadapi mereka di kawasan pesisir di potensikan secara marginal sebagai komunitas yang
terpisahkan dan ditinggalkan dari derap pembangunan negeri ini.

Pada bab pembahasan kita akan mengetahui perbedaan kehidupan masyarakat


maritime pada saat menggunakan perahu layar dan alat penangkapan ikan tradisional dengan
kehidupannya pada saat telah menggunakan perahu bermotor dari berbagai bidang,
mengetahui respon masyarakat maritime atas tantangan alam yang mereka hadapi dalam
aspek social dan budaya, serta kita akan mengetahui sumbangan apa yang diberikan disiplin
Ilmu Komputer sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat maritime untuk meningkatkan
taraf hidup mereka.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Perbedaan Kehidupan Masyarakat Maritim


Perbedaan kehidupan masyarakat maritime pada saat menggunakan perahu layar dan
alat penangkapan ikan tradisional dengan kehidupannya pada saat telah menggunakan perahu
bermotor pada bidang :

A. Ekonomi
Dalam bidang ekonomi yang meliputi unsur produksi, distribusi, dan konsumsi

1. Produksi
Produksi tentulah berbeda pada saat nelayan-nelayan kita masih menggunakan perahu
layar dan alat-alat tradisional dengan saat sekarang ini dimana skita dapat melihat para
nelayan kita telah menggunakan perahu bermotor dan alat tangkat ikan yang lebih modern.
Dari segi Kwantitatifnya saja sudah sangat menonjolkan perbedaan, dimana saat nelayan
menggunakan perahu bermotor dan alat tangkap modern akan lebih banyak dibandingkan
jika masih menggunakan perahu layar dan alat tangkap sederhana.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi hal tersebut, seperti kita ketahui bersama
bahwa perahu layar itu menggunakan udara yang bergerak dalam hal ini angin sebagai
sumber tenaga yang kemudian menggerakkan perahu, biasanya nelayan memberikan
bantuan dorongan berupa dayungan yang tentu akan menguras banyak tenaga dan juga
daerah jangkauannya relatif sempit, sebenarnya bisa saja mereka memperluas daerah
tangkapannya namun suatu kendala baru yang muncul ketika hasil tangkapan itu telah ada
dan harus di buang sis-sia jika keburu rusak di perahu sebelum di perjual belikan, belum lagi
cuaca yang tidak menentu yang bisa saja mengombang-ambingkan perahu para nelayan
tanpa arah di lautan bebas.
Sangat berbanding terbalik dengan kehidupan nelayan di zaman modern sekarang ini,
dengan pembekalan mesin pada perahunya, tentu akan memperluas daerah tangkapnya dan
lebih mengefisienkan waktu serta dapat mernjaga kualitas hasil tangkapan.

3
Dari segi kualitas, tentunya ikan segar lebih berkualitas di bandingkan dengan ikan
hasil tangkapan beberapa hari yang lalu, hal ini menjadi sebuah kendala besar nelayan-
nelayan tradisonal yang masih memanfaatkan perlengkapan tradisional.

2. Distribusi
Distribusi merupakan suatu proses penyaluran barang ke konsumen, apakah itu
konsumen tingkat pertama kedua dan seterusnya. Sebagaimana distribusi-distribusi barang
yag lain, sangat memerlukan sebuah kelancaran, terlebih lagi untuk distribusi barang seperti
hasil tangkapan laut, selain kelancaran juga dibutuhkan kecepatan, karena memang berbeda
antara barang yang didistribusikan seperti barang-barang siap pakai misalnya kaos/pakaian,
dan alat-alat elektronik yang dapat bertahan walaupun berminggu-minggu bahkan bertahun-
tahun dalam proses pendistribusiannya, namun berbicara mengenai distribusi makanan
(hasil tangkapan laut) tentunya sangat dibatasi oleh waktu yang dapat mempengaruhi
kwalitas barang tersebut, seperti telah dijelaskan pada bagian sebelumnya.
Dari distribusi itu tentunya masih berkaitan dengan proses konsumsi, dimana suatu
barang dapat sampai ke konsumen melalui tahapan tahapan yang di dalamnya melibatkan
proses distribusi. Pendistribusian hasil tangkapan laut khingga Sampai pada TPI (Tempat
Pelelangan Ikan) , pasar (tardisonal/moder) hingga pada konsumen akhir. Jika nelayan
menggunakan alat-alat taradisional tentunya yang dapat bertahan hingga proses akhir
sangat sedikit di bandingkan jika mereka menggunakan alat-alat modern.

3. Konsumsi
Dalam sistem konsumsi baik masyarakat bahari tradisional maupun modern menjual
hasil tangkapannya lalu kemudian digunakan untuk kebutuhan sendiri atau di jual kemudian
hasinya digunakan untuk membeli kebutuhan lain sesuai skala prioritas terutama sandang,
pangan, papan, perabot rumah tangga, kesehatan, pendidikan, dan lain-lain.Perbedaannya
mungkin hanya perbedaan tingkat kebutuhan dan pendapatan karena biasanya masyarakat
bahari modern lebih mapan daripada masyarakat bahari tradisional sehingga tingkat
konsumsinya juga lebih tinggi.

4
B. Kelembagaan Sosial Masyarakat
Kelembagaan adalah kesatuan dari komponen organisasi dan aturan serta bidang-
bidang kegiatan tertentu di wadahi dan diaturnya dalam suatu masyarakat atau segmen-
segmen masyarakat. Kelembagaan sebenarnya berkembang dal;am unsur umum kebudayaan ,
pengetahuan, bahasa, organisasi sosial, ekonomi, teknologi, religi dan kesenian.
Dalam konteks budaya bahari yang modern atau tradisaional kelembagaan terpusat
pada unsur ekonomi, terutama perikanan dan pelayaran. Meskipun terpusat padsa unsur
ekonomi , namun kelembagaan ekonomi kebaharian saling terikat secara fungsional dengan
kelembagaanm lainnya. Yang terikat secara fungsional itu seperti;
 Kelembagaan-kelembagaan kekerabatan
 Kelembagaan-kelembagaan Agama dan Kep[ercayaan
 Kelembagaan-kelembagaan politik
 Kelembagaan-kelembagaan Kesenian
Struktur kelembagaan masyarakat nelayan tradisional dan masih ada yang
berkembang hingga saat ini seperti kita ambil contoh Ponggawa Sawi di Sulawesi Selatan, dari
segi kelompok atau organisasi, P.sawi terdiri dari P.sawi darat dan anak buah/anggota. Anak
buah terdiri dari p.laut dan anggota. Ponggawa darat inilah yang berperan sebagai pemilik
sekaligus pemimpin usaha, dan p.laut sebagai pemimpin pelayaran di laut. Sedanghkan anggota
senantiasa menyumbangkan tenaganya serta pengetahuan teknis dalam proses pelayaran dan
penangkapan ikan.
Hal ini merupakan contoh organisasi atau kelembagaan masyarakat nelayan
tradisional, untuk nelayan-nelayan yang lebih modern, sistem kelembagaannya lebih kompleks
dan teratur, sebut saja koperasi sebagai bentuk kelembagaannya. Sangat berbeda dengan
sistem p.sawi tadi, dalam sistem koperasi sangat teratut dan sangat nyata proses poergerakan
modal dan pembagaian hasil usahanya (SHU=sisa hasil usaha) yang diatur dalam AD/RT nya.
Tidak seperti halnya dengan ponggawa sawi yang keuntungannya lebih berat ke arah sang
pemilik modal dalam hal ini ponggawa sawi itu sendiri.

5
C. Pengetahuan dan Kepercayaan

1. Pengetahuan
Dari segi pengetahuan, terutama dalam proses pencarian tempat dimana ikan berkumpul,
mereka masih mengandalkan keadaan cuaca dan alam, seperti keadaan rasi bintang, bentuk
awan, dan sebagainya. Kemudian ada pula nelayan diantara mereka yang sengaja diiikutkan
dalam proses melaut karena mempunyai keterampilan dalam mengatur layar dan
memeperbaikinya jika sewaktu-waktu rusak.
Pada masyarakat bahari yang menggukan perahu layar, pengetahuan dan keterampilannya
mereka dapatkan ketika berlayar. Seperti kemampuan membaca arah mata angin, perubahan
cuaca dan iklim, dan system navigasi serta pengetahun tentang dimana terdapat ikan yang
banyak. Kadang-kadang juga diikutkan seseorang yang mempunyai keterampilan meemperbaiki
layar perahu yang seketika rusak.
Sedangkan untuk masyarakat bahari modern, pengetahuan yang dimilikinya lebih
berkembang dibanding masyarakat bahari tradisional. Dalam berlayar mereka menggunakan
kompas sebagai navigasi mereka. Perubahan cuaca dan iklim mereka hampir sama dengan
masyarakat bahari yang menggunakan layar, tetapi kadang juga informasi perubahan cuaca dan
iklim dapat mereka peroleh dari media informasi. Dengan pengetahuannya yang berkembang,
masyarakat mampu menciptakan alat pemanggil ikan dengan cara kerjanya di celupkan ke
dalam air, alat ini mengeluarkan gelombang suara yang akhirnya membuat ikan berkumpul
pada titik itu kemudian para nelayan menangkapnya.

2. Kepercayaan
Pada masyarakat bahari yang masih menggunakan perahu layar, masih terdapat beberapa
kepercayaan apabila mereka hendak melaut yaitu masih adanya ritual-ritual khusus yang
mereka lakukan sebelum berangkat melaut guna mendapatkan hasil yang memadai, selain itu
mereka juga masih percaya akan beberapa bahasa yang dilarang mereka gunakan dalam proses
mencari ikan.

6
Pada masyarakat maritime yang menggunakan perahu layar, kepercayaan terhadap mistis-
mistis laut sangat tinggi. Seperti sebelum berlayar mereka melakukan ritual-ritual khusus untuk
keselamatannya dan untuk mendapatkan hasil tangkapan yang melimpah.
Berbeda dengan masyarakat maritime yang menggunakan perahu bermotor. Karena pola
pikirnya telah berubah, mereka tidak memiliki kepercayaan yang sama dengan masyarakat
maritime yang menggunakan perahu layar. Sebelum berangkat, mereka tidak lagi melakukan
ritual-ritual khusus, melainkan berdoa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.

D. Hubungan Kekeluargaan atau Kekerabatan


Sistem kekeluargaan masyarakat bahari tradisional masih menjunjung tinggi sistem
kekerabatannya yaitu hubungan bersifat matrilineal, hubungan berdasarkan persepupuan,dan
hubungan berdasarkan jarak rumah.Sedangkan pada nelayan modern sebagian tidak
menerapkan lagi sistem kekerabatan seperti pada nelayan tradisional karena dalam suatu
kelompok nelayan modern terdapat beberapa nelayan yang tidak memiliki hubungan
kekerabatan sebab daya jangkau perahu nelayan modern bisa menjangkau daerah lain sehingga
memungkinkan adanya kerjasama antar nelayan.

2.2. Respon Masyarakat Maritim


Respon masyarakat maritime atas tantangan alam yang mereka hadapi, pada aspek social
dan aspek budaya

A. Aspek Sosial
Seiring dengan perkembangan zaman, kehidupan social masyarakat maritime
mengalami perubahan pula. Kontak social akan berdampak positif jika mengarah pada suatu
kerja sama dan dapat bersifat negative jika mengarah pada konflik. Yang inilah yang menjadi
tantangan masyarakat maritime modern. Seperti yang diberitakan akhir-akhir ini di media
informasi bahwa terjadinya konflik antar nelayan dilaut. Hal itu menunjukkan hal negative
dalam aspek social masyarakat maritime. Selain dari pada itu, adanya strafikasi social dalam
masyarakat maritime, yang artinya adanya tingkatan-tingkatan masyarakat mulai dari tingkatan
kaya, menengah, dan miskin. Khususnya pada masyarakat pesisir mayoritas berada pada
tingkatan paling rendah (miskin). Padahal awal mula adanya masyarakat maritime adalah

7
masyarakat pesisir. Dalam menghadapi tantangan alam pada aspek social ini, masyarakat
maritime harus mampu mempunyai keterampilan yang setidaknya mampu mengejar
ketertinggalan mereka dari penduduk maritime pedalaman (perkotaan) dan Menciptakan
lembaga social nelayan yang mempu menciptakan kerja sama antar masyarakat.

B. Aspek Budaya
Jauh sebelum adanya globalisasi budaya yang dianut oleh masyarakat dipegang teguh.
Namun terdoktrinnya pikiran masyarakat akan budaya asing yang masuk ke Negara ini mampu
menggeser nilai-nilai dan norma yang dianut oleh masyarakat. Tantangan seperti itulah dapat
mempengaruhi budaya masyarakat maritime. Pada aspek budaya ini menunjukkan bahwa
masyarakat maritime tidak hanya sekedar berlayar dan menangkap ikan saja melainkan adanya
budaya yang terkandung dalam kehidupannya. Seperti nilai-nilai gotong-royong, kepercayaan
dinamisme dan animisme contohnya ritual-ritual khusus sebelum melaut, dan masih banyak
lagi budaya yang dianutnya baik itu dari sisi pengetahuan maupun dari sisi bahasa. Dalam
menghadapi tantangan alam pada aspek budaya ini, masyarakat maritime harus mampu
menjaga nilai-nilai budayanya sendiri tanpa terkontaminasi budaya-budaya asing yang masuk
ke Negara ini. Contohnya mendirikan sanggar seni nelayan.

2.3. Sumbangan Yang Mungkin Diberikan Ilmu Komputer


Sumbangan yang mungkin diberikan oleh disiplin Ilmu Komputer sebagai bentuk
pengabdian kepada masyarakat maritime untuk meningkatkan taraf hidup mereka.
Ilmu Komputer. Seperti yang selama ini diketahui bahwa Ilmu Komputer merupakan
salah satu cabang ilmu sains bias juga disebut kecerdasan buatan yang dapat membantu
menyelesaikan permasalahan manusia dengan memanfaatkan komputer sebagai medianya.
Dengan kecerdasan buatan, komputer dirancang seolah memiliki kemampuan berpikir yang
cerdas dan dapat bernalar seperti manusia. Dari kemampuan berpikir inilah teknologi
kecerdasan buatan berkembang sebagai suatu sistem yang bisa dipakai manusia untuk
menyelesaikan masalah manusia di berbagai bidang.
Dari ilmu komputer , bisa sangat banyak membantu masyarakat bahari untuk
meningkatkan taraf hidup mereka, karena ilmu komputer cakupannya cukup luas. Salah satu

8
contoh cabang ilmu dari kecerdasan buatan atau ilmu computer ini adalah sistem pakar (expert
system). Sistem pakar membantu manusia dalam mengambil keputusan dari permasalahan-
permasalahan yang telah dirancang ke dalam sistem pakar tersebut. Aplikasi sistem pakar
banyak diterapkan di berbagai bidang, misalnya bidang kesehatan, dipakai untuk menentukan
jenis penyebaran suatu penyakit; di bidang transportasi, untuk menentukan area
perkembangan industri kendaraan bermotor; dan di bidang keamanan adalah menentukan
hukuman yang dijatuhkan dengan pasal terkait atas kejahatan yang telah dilakukan. Selain itu
aplikasi sistem pakar juga bisa dipakai untuk membantu menentukan strategi pengamanan di
wilayah perbatasan. Sistem ini dirancang untuk membantu para pengambil keputusan di
Departemen Pertahanan dan Keamanan perbatasan agar dapat menentukan strategi atas
ancaman dan gangguan yang terjadi di wilayah perbatasan. Nah disinilah kami para disiplin ilmu
computer dapat membantu masyarakat maritim. Contoh kecilnya sudah dijelaskan sebelumnya
bahwa ilmu computer bisa membantu dalam menjaga system keamanan wilayah laut sehingga
masyarakat pesisir bisa aman dan tentram untuk melanjutkan mata pencahariannya.
Tidak hanya itu dalam kemajuan teknologi yang bisa dibuat para disiplin ilmu computer
juga memiliki dampak pada dunia kelautan kita. Kami para disiplin ilmu computer bisa
membantu para nelayan mulai memanfaatkan informasi dan teknologi berbasis internet saat
melaut dalam memastikan lokasi tangkapan ikannya. Dengan adanya teknologi internet ini,
nelayan bisa lebih memiliki kepastian dalam usaha penangkapan ikan.
Kemajuan teknologi yang dibantu para disiplin ilmu komputer adalah sesuatu yang tidak
bisa kita hindari dalam kehidupan ini, karena kemajuan teknologi computer akan berjalan
sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan. Perkembangan teknologi komputer memang
sangat diperlukan yang akan sangat membantu kehidupan masyarakat.

9
DAFTAR PUSTAKA

Tim Pengajar WSBM . 2011 .Wawasan Sosial Budaya Bahari . Makassar : Universitas
Hasanuddin
http://ikanmania.wordpress.com/2008/01/11/jaringan-produksi-dan-distribusi-pemasaran-
pada-komunitas-nelayan
http://ikanmania.wordpress.com/2008/01/11/aspek-sosial-budaya-pada-kehidupan-ekonomi-
masyarakat-nelayan-tradisional/
http://telapak.org/index.php/Pesisir-dan-Laut/
http://sitsites.blogspot.com/2011/01/masyarakat-bahari-era-globalisasi.html
http://hutriselalueksis.wordpress.com/2010/06/10/dinamika-kehidupan-sosial-budaya-bahari/

10

Anda mungkin juga menyukai