Anda di halaman 1dari 18

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pariwisata di Indonesia saat ini lebih mengarah kepada wisata


alamiah yaitu mencakup wisata alam dan wisata bahari. Wisata alamiah
menyangkut kondisi alam dan lingkungan maka keasrian, keaslian,
kenyamanan dan kebersihan objek wisata menjadi indikator penting
dalam pengelolaan. Oleh karena itu, kelestarian ekosistem dan
kelestarian ekologi menjadi prioritas. Hal tersebut yang mendasari
konsep wisata berwawasan lingkungan dengan prinsip pengelolaan yang
lebih mementingkan konservasi dan partisipasi masyarakat di sekitarnya.
Konsep eco-tourism adalah konsep yang kini tengah populer dan
mulai banyak diadopsi oleh pemerintah atau pengelola suatu objek
wisata dalam memberikan image atas objek wisatanya. Konsep eco-
tourism pada dasarnya adalah konsep pengembangan pariwisata yang
memandang objek wisata adalah bagian dari ekosistem dimana terjadi
interaksi antara sistem lingkungan, ekonomi dan sosial sehingga dalam
pengembangannya harus mempertimbangkan tercapainya ekologis,
peningkatan kualitas hidup dan keberlanjutan ekonomi.
Ekowisata merupakan suatu perpaduan berbagai minat yang
tumbuh dari keprihatinan terhadap lingkungan, ekonomi dan sosial.
Ekowisata tidak dapat dipisahkan dengan konservasi. Ekowisata
merupakan suatu bentuk wisata yang sangat erat dengan prinsip
konservasi karena dalam strategi pengembangan ekowisata digunakan
strategi konservasi. Oleh karena itu, ekowisata disebut sebagai bentuk
perjalanan wisata bertanggungjawab. Jadi ekowisata sangat tepat dan
berdayaguna dalam mempertahankan keutuhan dan keaslian ekosistem
bahkan meningkatkan kualitas di objek wisata.
Kota Manado saat ini mempublikasikan kotanya sebagai kota eco-
tourism. Hal ini perlu ditunjang oleh seluruh lapisan masyarakat Kota
Manado pada khususnya dan Provinsi Sulawesi Utara pada umumnya.

1
Konsep eco-tourism dapat dikaitkan dengan konsep pengembangan
pariwisata Sulawesi Utara yang berdasarkan pada meeting, conference
dan exhibition. Konsep eco-tourism mencakup strategi pariwisata yang
ramah lingkungan. Suatu strategi pariwisata yang tidak hanya melihat
aspek keuntungan (ekonomi) namun melibatkan unsur keberlanjutan
lingkungan tempat objek wisata, aspek sosial, ekonomi dan aspek
lainnya yang terkait.
Taman Nasional Bunaken merupakan salah satu ikon kota Manado
yang telah mendunia. Banyak sumber daya alam seperti ekosistem dan
keanekaragaman hayati yang terkandung didalamnya. Fenomena alam
laut yang ada di Taman Nasional Bunaken berbeda dengan taman laut
lainnya, sehingga Taman Nasional Bunaken menjadi aset penting bagi
kota Manado. Potensi ekonomi yang dimiliki Taman Nasional Bunaken
cukup besar, sehingga memberi kesempatan kepada masyarakat sekitar
untuk melakukan kegiatan ekonomi demi kesejahteraan masyarakat itu
sendiri.
Untuk mengembangkan potensi Taman Nasional Bunaken
diperlukan adanya langkah-langkah yang tepat seperti menciptakan
konektivitas antar objek wisata dengan Taman Nasional Bunaken sebagai
sentralnya. Jika hal ini dilakukan maka dalam jangka waktu yang panjang
pariwisata di Sulawesi Utara dan Manado akan berkembang kearah
pariwisata yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. Melalui
pendekatan konekivitas tersebut maka pemerintah daerah dapat
membentuk suatu strategi pemasaran objek wisata yang memiliki nilai
yang tinggi. Sehingga biaya infrastruktur serta promosi akan
menghasilkan output yang lebih efektif dan efisien.

B. Permalasahan

Wisata alam saat ini menjadi salah satu destinasi unggulan


termasuk salah satunya adalah wisala alam laut. Semakin banyak wisata
alam bermunculan baik wisata alam pegunungan maupun wisata alam

2
laut. Oleh karena itu, untuk mempertahankan kelestarian wisata alam
bunaken maka perlu dilakukan upaya-upaya pengelolaan untuk
meningkatkan jumlah pengunjung/ wisataawan.

C. Maksud dan Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :


1. Untuk megetahui potensi Taman Nasional Bunaken dalam upaya
pengembangan ekowisata.
2. Untuk mengetahui tingkat kepuasan pengunjung terhadap ekowisata
di Taman Nasional Bunaken.
3. Untuk mengetahui tingkat partisipasi masyarakat dalam
pengembangan ekowisata di Taman Nasional Bunaken.

3
II. METODOLOGI

A. Lokasi Pulau Bunaken

Taman
Nasional
Bunaken
merupakan
perwakilan
ekosistem
perairan tropis
Indonesia
yang terdiri
dari ekosistem
hutan bakau,
padang lamun,
terumbu
karang, dan
ekosistem
daratan/pesisir.

Pada bagian Utara terdiri dari pulau Bunaken, pulau Manado Tua, pulau
Montehage, pulau Siladen, pulau Nain, pulau Nain Kecil, dan sebagian
wilayah pesisir Tanjung Pisok. Sedangkan pada bagian Selatan meliputi
sebagian pesisir Tanjung Kelapa. Taman nasional ini didirikan pada tahun
1991 dan meliputi wilayah seluas 890.65 km². Sebesar 97% dari taman
nasional ini merupakan habitat laut, sementara 3% sisanya merupakan
daratan.
Taman Nasional Bunaken adalah taman laut yang terletak
di Sulawesi Utara, Indonesia. Taman ini terletak di Segitiga Terumbu
Karang, menjadi habitat bagi 390 spesies terumbu karang dan juga
berbagai spesies ikan, moluska, reptil dan mamalia laut. Taman Nasional

4
Bunaken merupakan perwakilan ekosistem laut Indonesia, meliputi
padang rumput laut, terumbu karang dan ekosistem pantai.

B. Metodologi

Dalam makalah ini, penulis menggunakan metode deskriptif dengan


pendekatan kualitatif. Metode deskriptif merupakan salah satu metode
penelitian dalam meneliti status manusia, objek, kondisi, pemikiran
maupun peristiwa yang terjadi saat ini. Tujuannya adalah membuat
deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat
mengenai fakta-fakta, sifat-sifat hubungan antar fenomena yang diteliti.
Sedangkan penelitian kualitatif merupakan penelitian yang
bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialamo objek
penelitian seperti perilaku, persepsi, motivasi, tindakan secara holistik
dan dalam bentuk bahasa pada suatu konteks alamiah dan
memanfaatkan metode alamiah.
Dalam penulisan makalah ini digunakan metode deskriptif kualitatif
untuk memberikan gambaran keadaan lokasi Wisata Alam Bunaken dan
mengetahui perilaku, persepsi, motivasi, tindakan para pengunjung
beserta masyarakat sekitar.

5
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Aksessibilitas

Perjalanan menuju Pulau Bunaken dapat dijangkau mengunakan


transportasi laut dari pusat Kota Manado yaitu dari pelabuhan kuala
jengki, pasar bersehati dan marina plaza. Bisa ditempuh melalui dua
alternatif. Pertama dengan menggunakan perahu transportasi umum
biaya yang dikenakan Rp 25.000 per orang, perahu ini hanya ada satu
kali sehari dan dari Manado berangkat sekitar antara jam 13.00 s/d
15.00 (tergantung pasang-surut air), kemudian baru akan kembali ke
Manado keesokan harinya sekitar jam 09.00 pagi. Kedua dengan
menggunakan perahu speed boat yang dapat di sewa oleh para
wisatawan. Sehingga dapat berangkat ke Pulau Bunaken kapan saja dan
jam berapa saja. Biaya perjalanan menggunakan speed boath pulang
pergi ke Pulau Bunaken dalam sehari para wisatawan dikenakan biaya
charter dengan harga sebesar Rp 600.000 hingga Rp 900.000.
Sedangkan untuk sekali jalan para wisatawan dapat membayar sebesar
Rp 300.000 hingga Rp 400.000. Selain itu, wisatawan dapat
menggunakan perahu tamaram yang dapat disewa dengan biaya sekitar
Rp. 1.500.000,. Perahu ini dapat menampung sekitar 30 orang, dan
difasilitasi kaca tamaram untuk melihat keindahan bawah lautnya,
sehingga sangat memungkinkan bagi rombongan wisatawan yang tidak
bisa melakukan diving. Adapun waktu yang ditempuh ke Pulau Bunaken
sekitar ± 35 menit.

B. Kondisi Sosial, Ekonomi dan Budaya

Di wilayah ini, terdapat 22 desa dengan jumlah penduduk sekitar


35.000 jiwa. Kebanyakan dari mereka bekerja sebagai nelayan atau

6
petani kelapa, ubi jalar, pisang dan rumput laut untuk diekspor,
sementara sebagian lainnya bekerja sebagai pemandu, pekerja di
cottage dan nahkoda kapal.

C. Kondisi Flora dan Fauna


Taman Nasional Bunaken memiliki ekosistem terumbu karang yang
sangat kaya. Terdapat sekitar 390 spesies terumbu karang di wilayah ini.
Jenis tumbuhan di hutan bakau Taman Nasional Bunaken
yaitu Rhizophora sp., Sonneratia sp., Lumnitzera sp., dan Bruguiera
sp. Hutan ini kaya dengan berbagai jenis kepiting, udang, moluska dan
berbagai jenis burung laut seperti camar, bangau, dara laut, dan cangak
laut.
Jenis ganggang yang terdapat di taman nasional ini meliputi
jenis Caulerpa sp., Halimeda sp., dan Padina sp. Padang lamun yang
mendominasi terutama di pulau Montehage, dan pulau Nain
yaitu Thalassia hemprichii, Enhallus acoroides,  dan Thalassodendron
ciliatum. Tercatat 13 genera karang hidup di perairan Taman Nasional
Bunaken yang didominasi oleh jenis terumbu karang tepi dan terumbu
karang penghalang. Yang paling menarik adalah tebing karang vertikal
sampai sejauh 25-50 meter.
Taman Nasional Bunaken juga memiliki berbagai spesies ikan,
mamalia laut, reptil, burung, moluska dan mangrove. Sekitar 90 spesies
ikan tinggal di perairan wilayah ini . Di daratan, pulau ini kaya
akan Arecaceae, sagu, woka, silar dan kelapa. Selain itu, Taman Nasional
Bunaken juga memiliki spesies hewan yang tinggal di daratan, seperti
rusa dan kuskus. Hutan mangrove di taman ini menjadi habitat
bagi kepiting, lobster, moluska dan burung laut.

D. Pengelolaan Taman Nasional Bunaken


Setelah Taman Laut Bunaken ini menjadi terkenal, maka secara
kronologis statusnya ditetapkan sebagai berikut :

7
 Merupakan salah satu Obyek Wisata Kota Manado berdasarkan Surat
Keputusan Gubernur Propinsi Sulawesi Utara Nomor : 224 tahun
1980.
 Perluasan Obyek Wisata Bunaken berdasarkan Surat Keputusan
Gubernur Propinsi Sulawesi Utara Nomor : 201 tahun 1984.
 Cagar Alam Laut Bunaken Dan Manado Tua berdasarkan Surat
Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 328/Kpts-II/1986.

 Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI Nomor : 22 tahun 1988, secara


administrasi Kawasan Taman Laut Bunaken masuk dalam wilayah
Kota Manado.

 Calon Taman Nasional berdasarkan Surat Pernyataan Menteri


Kehutanan Nomor : 444/Menhut-II/1989 tahun 1989.

 Perubahan fungsi Cagar Alam Laut Bunaken berdasarkan Surat


Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : 730/Kpts-II/91 tahun 1991.

 Diresmikan sebagai Taman Nasional oleh Presiden RI – Soeharto


pada tanggal 24 Desember 1992.

 Tahun 1997 dibentuk Balai Taman Nasional Bunaken berdasarkan


Keputusan Menteri Kehutanan.

 Tahun 2000 hingga saat ini di Kelola Secara Kolaboratif oleh Dewan
Pengelolaan Taman Nasional Bunaken (DPTNB) berdasarkan Surat
Keputusan Gubernur Propinsi Sulawesi Utara Nomor : 233 tahun
2000.
Adapun tugas dan fungsi DPTNB berdasarkan Surat Keputusan
Gubernur Propinsi Sulawesi Utara Nomor : 233 tahun 2000 Tentang
Pembentukan Dewan Pengelolaan Taman Nasional Bunaken  (DPTNB) 
Propinsi Sulawesi Utara, adalah sebagai berikut :
1. Tugas :

8
 Memediasi (menengahi tanpa keberpihakan) dan mengelola
(reolusi) konflik antar pihak.
 Merencanakan program tahunan dan lima tahunan.
 Memberikan masukan berdasarkan aspirasi anggota dewan
kepada instansi terkait tentang pengelolaan Taman Nasional
Bunaken.
 Membantu pengamanan dan pengawasan Taman Nasional
Bunaken.

 Melakukan pengkajian penataan kawasan Taman Nasional


Bunaken.

 Melakukan fungsi pengawasan terhadap pengelolaan Taman


Nasional Bunaken.

 Memberikan laporan kepada Pemerintah Pusat secara konsultatif,


Gubernur, Bupati dan Walikota secara tehnis operasional, DPRD
Sulawesi Utara secara konsultatif, Balai Taman Nasional Bunaken
secara koordinatif dan memberikan laporan kepada publik secara
akuntabilitas
2. Fungsi :
 Sebagai wadah koordinasi yang bersifat konsultatif.
 Penggalangan dana.
 Pusat informasi dan koordinasi program-program yang
berhubungan dengan Taman Nasional Bunaken.
Adanya kewenangan khusus kepada DPTNB untuk menangani
sistem tarif masuk dengan pembagian hasil, yakni 20 % untuk pihak
pemerintah dan 80 % untuk DPTNB. Sedangkan 95 % pendapatan dari
hasil tarif masuk ditinggalkan di daerah Sulawesi Utara dan digunakan
untuk program konservasi.
Sejak Kawasan Taman Laut Bunaken dikelola oleh DPTNB, maka
telah dilakukan sistem zonasi disetiap pulau dalam kawasan Taman Laut

9
Bunaken berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Perlindungan
Hutan dan Pelestarian Alam Departemen Kehutanan Nomor :
147/Kpts/DJ-VI/1997, sebagai berikut :
 Zona Inti, berfungsi sebagai pelestarian sumber daya alam hayati dan
ekosistemnya serta untuk kepentingan ilmu pengetahuan, pendidikan,
dan penelitian.
 Zona Pemanfaatan, berfungsi untuk kegiatan yang berhubungan
dengan ilmu pengetahuan, pendidikan, dan penelitian juga
diperuntukkan bagi pusat pembangunan sarana/prasarana dalam
rangka pengembangan kepariwisataan alam dan rekreasi.
 Zona Rehabilitasi dan Zona Pemulihan, untuk penelitian dan
pengembangan serta pemulihan jenis tumbuhan (pohon kehidupan)
dan satwa jenis asli.

 Zona Pendukung Perairan, untuk kegiatan wisata alam terbatas.

 Zona Pendukung Daratan, untuk kegiatan wisata alam terbatas.

 Zona Pendukung Umum, untuk kegiatan pelestarian, kegiatan wisata


alam bebas dan kegiatan wisata alam terbatas.
Pemanfaatan Kawasan Taman Nasional seperti Kawasan Taman
Nasional Laut Bunaken berdasarkan Peraturan Perundang – Undangan
yang berlaku, diamanatkan dalam UU RI Nomor : 5 tahun 1990 tentang
Konservasi  Daya Alam Hayati Dan Ekosistemnya, bahwa Taman Nasional
adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli,
dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan
penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya,
pariwisata, dan rekreasi. Oleh karena itu, pemanfaatan secara lestari
sumber daya alam hayati dan ekosistemnya dilakukan melalui kegiatan
pemanfaatan kondisi lingkungan kawasan pelestarian alam serta
pemanfaatan jenis tumbuhan dan satwa liar. Didalam taman nasional

10
dapat dilakukan kegiatan untuk kepentingan penelitian, ilmu
pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, dan wisata alam.
Selain itu, berdasarkan UU RI Nomor : 9 tahun 1990 tentang
Kepariwisataan, dijelaskan bahwa usaha pariwisata, adalah kegiatan
yang bertujuan menyelenggarakan jasa pariwisata atau menyediakan
atau mengusahakan obyek dan daya tarik wisata, usaha sarana
pariwisata, dan usaha lain yang terkait di bidang tersebut. Sedangkan
kawasan pariwisata, adalah kawasan dengan luas tertentu yang
dibangun untuk memenuhi kebutuhan pariwisata.
Rencana pengembangan pariwisata daerah Kota Manado
sebagaimana yang tertuang dalam Penyusunan  Rencana Induk
Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPDA) Kota Manado dan dalam
rangka mewujudkan Visi Manado Kota Pariwisata Dunia (MKPD), antara
lain pengembangan Destinasi Pariwisata Pulau Bunaken, Manado Tua,
Dan Siladen. Dalam 2 (dua) dekade terakhir ketiga pulau ini menjadi
kawasan unggulan pariwisata Kota Manado. Consultant Jack
Jakson memasukkan ketiga pulau ini sebagai salah satu dari ‘ 75 Top Dive
Site of the World’ dan satu – satunya  world class diving dari Indonesia
yang dimasukkan dalam buku ini.  Ketiga pulau ini berada di pusat biosfir
Indo Pacific, dengan visibility mencapai 25 sampai 30 m dan
kwalitas marine life yang menurut Jack Jakson  ‘spectacular’ dibanding
sesama diving site di kawasan Indo Pacific lainnya seperti  Malaysia,
Philipin dan  Thailand. Oleh karena itu, Taman Nasional Bunaken menjadi
salah satu destinasi para wisatawan baik wisatawan dalam negeri
maupun mancanegara.

E. Karakteristik Pengunjung di Taman Nasional Bunaken

C.1. Karakteristik Pengunjung

Untuk mengetahui karakteristik wisatawan Taman Nasional


Bunaken, dilakukan wawancara terhadap beberapa pengunjung Taman

11
Nasional Bunaken tersebut. Jumlah responden yang diwawancarai
sebanyak 5 responden yang dilaksanakan pada tanggal 7 November
2015. Adapun hasil wawancara terhadap pengunjung dapat dilihat pada
tabel 1 berikut.
Tabel 1. Karakteristik pengunjung berdasarkan jenis kelamin

Sesuai tabel tersebut, Nampak bahwa pengunjung berjenis kelamin


laki-laki lebih banyak dari pada pengunjung berjenis kelamin perempuan.
Sebanyak 60 % pengunjung berjenis laki-laki dan 40 % pengunjung
berjenis kelamin perempuan. Sebagian besar pengunjung tersebut
memeluk agama Islam dan Kristen. Karakteristik pengunjung menurut
agamanya dapat dilihat pada grafik berikut ini.

No Jenis kelamin Persentase pengunjung (%)


1. Perempuan 40
2. Laki-laki 60
Jumlah 100

Grafik 1. Karakteristik pengunjung menurut agama

12
Begitu juga dengan karakteristik pengunjung menurut daerah
asalnya, bahwa sebanyak 60 % pengunjung berasal dari luar daerah
seperti Jakarta dan bahkan luar negeri. Sedangkan 40 % pengunjung
berasal dari Provinsi Sulawesi Utara. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada gafik berikut ini.

IV. PENUTUP

Grafik 2. Karakteristik pengunjung menurut asal daerahnya


Grafik 2 tersebut menjelaskan bahwa Taman Nasional Bunaken
merupakan tempat wisata alam yang telah terkenal hingga ke luar
daerah Sulawesi dan bahkan ke luar negeri. Hal ini memberikan
keuntungan bagi daerah karena dapat memberikan pendapatan daerah
yang cukup tinggi. Oleh karena itu, Taman Nasional Bunaken perlu
dijaga kelestarian alamnya sehingga lebih banyak menarik wisatawan
untuk datang ke Pulau Bunaken.
Dilihat dari umur pengunjung, sebagian besar pengunjung memiliki
umur yang produktif yaitu mulai dari umur 20 tahun sampai 60 tahun.
Adapun presentase karakteristik pengunjung menurut umurnya dapat
dilihat pada diagram berikut ini.

13
Grafik 3. Karakteristik pengunjung menurut umur
Karakteristik pengunjung menurut strata pendidikan, sesuai hasil
pengambilan data di lapangan diperoleh tiga strata pendidikan
pengunjung yaitu Sekolah Menengah Atas (SMA), Sarjana 1 (S1) dan
Magister (S2). Adapun karakteristik pengunjung menurut strata
pendidikan dapat dilihat pada grafik berikut.

Grafik 4. Karakteristik pengunjung menurut tingkat pendidikan


Nampak bahwa pengunjung dengan tingkat pendidikan SMA dan S1
adalah sebesar 40 % dan untuk pengunjung dengan tingkat pendidikan
S2 sebesar 20 %. Sebagian besar pengunjung tersebut telah berstatus
menikah yaitu sebesar 80 %, sedangkan pengunjung yang berstatus
belum menikah sebesar 20 %. Oleh karena itu, Taman Nasional Bunaken
dengan fasilitas penginapan dan hotel yang ada sangat diminati sebagai
salah satu lokasi wisata keluarga.
Untuk karakteristik pengunjung menurut jenis pekerjaan, sebagian
besar pengunjung bekerja di bidang swasta. Lebih jelas karakteristik
pengunjung menurut jenis pekerjaan dapat di lihat pada tabel 2 berikut.
Tabel 2. Karakteristik pengunjung menurut jenis pekerjaan

14
No Jenis pekerjaan Persentase pengunjung (%)
1. Ibu Rumah Tangga 20
2. Petani 20
3. Swasta 40
4. Pensiun 20
Jumlah 100

Hal tersebut menunjukkan bahwa Bunaken dapat dinikmati oleh


siapapun, bukan hanya untuk kalangan atas namun seluruh kalangan
dapat menikmati wisata ala mini. Pengunjung yang datang ke Bunaken
memperoleh informasi dari berbagai sumber informasi diantaranya
informasi dari teman, televisi dan internet. Semakin banyak pengunjung
yang datang maka semakin banyak pula agen-agen perantara yang
dapat mempromosikan Bunaken sebagai tempat wisata alam.
Adapun objek wisata yang menarik bagi pengunjung adalah wisata
bawah lautnya. Sebesar 80 % pengunjung mendatangi Taman Nasional
Bunaken karena keindahan bawah lautnya. Keindahan taman laut
Bunaken dengan terumbu karang dan jenis ikan yang masih asri
memberikan keindahan tersendiri. Meskipun begitu, banyak diantara
pengunjung yang hanya ingin berekreasi bersama keluarga. Tidak hanya
diving/ snorkeling saja yang menjadi daya tarik di Pulau Bunaken.
Sebesar 80 % pengunjung memiliki tujuan untuk berekreasi dan berlibur.

C.2. Akomodasi dan Transportasi

15
Menurut sebagian besar pengunjung menyatakan bahwa untuk
menikmati keindahan Bunaken termasuk dalam kategori sedang. Artinya,
wisata alam di Taman Nasional Bunaken tidak termasuk wisata alam
yang mahal. Begitu juga dengan fasilitas transportasinya, sebesar 50 %
pengunjung menyatakan bahwa fasilitas transportasi yang tersedia sudah
cukup memadai.
Begitu juga dengan fasilitas-fasilitas yang lain seperti penginapan,
restoran, kamar mandi/ WC, tempat ibadah dan tampat penjualan
souvenir termasuk kedalam kategori sedang. Hal tersebut dapat
dijadikan sebagai bahan evaluasi bagi pengelolan untuk dapat lebih
meningkatkan fasilitas yang da sehingga memberika kesan dan kepuasan
yang lebih baik bagi para pengunjung.
Selain itu, yang harus diperhatikan adalah masalah kebersihan.
Menurut pengunjung yaitu sebesar 50 %, menyatakan bahwa kebersihan
di lingkungan Taman Nasional Bunaken masih kurang. Hal tersebut
nampak dengan kurangnya fasilitas tempat sampah yang ada di sekitar
restoran, penginapan dan jalan-jalan di sekitar lokasi penjualan souvenir.
Hal tersebut menjadi perhatian khusus karena kebersihan dapat
memberikan kenyamanan bagi para pengunjung. Disamping itu, sampah
dapat memberikan dampak yang negatif bagi lingkungan, sehingga perlu
dikelola dengan baik.

IV. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

16
Sesuai hasil data wawancara yang diperoleh, dapat disimpulkan
bahwa Taman Nasional Bunaken memiliki potensi keindahan bawah laut
yang banyak diminati oleh para pengunjung. Keindahan alam bawah laut
dengan terumbu karang dan beragam jenis ikan yang masih terjaga
memberikan keindahan dan daya tarik bagi para pengunjung.
Pengunjung Taman Nasional Bunaken cukup puas dengan keindahan
alam yang ada, sehingga memberikan nilai positif terhadap wisata alam
tersebut. Disamping itu, kesadaran masyarakat untuk mempromosikan
dan melestarikan keindahan alam itu pun cukup baik.

B. Rekomendasi

1. Perlu ditingkatkan fasilitas-fasilitas seperti restoran/ rumah makan,


penginapan dan fasilitas tempat yang berada di Taman Nasional
Bunaken.
2. Perlu adanya kesadaran bersama baik para pengunjung maupun
masyarakat sekitar untuk dapat menjaga kebersihan lingkungan agar
memberikan kenyamanan bagi para pengunjung.

DAFTAR PUSTAKA

17
Agusbushro, Raden. etall. 2009. Analisis Kebutuhan Prasarana dan Sarana
Pariwisata di Kawasan Taman Nasional bunaken Kecamatan Bunaken
Kepulauan Kota Manado. Manado.

Frans, Raymond. 2009. Fenomena Taman Laut Bunaken. https://


pesonamanado.wordpress.com/ fenomena-taman-laut-bunaken,
diakses tanggal 30 Nopember 2015.

Anonim. 2014. Direktorat Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan, Kementerian


Kelautan dan Perikanan. http://kkji.kp3k.kkp.go.id/index.php/
basisdata-kawasan-konservasi, diakses tanggal 30 Nopember 2015.

Anonim. 2014. Taman Nasional Bunaken. http://www.dephut.go.id/


INFORMASI/ tn_bunaken, diakses tanggal 30 Nopember 2015.

18

Anda mungkin juga menyukai