Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI

NAMA : Yusdania Ayu Ningtias


NIM : C1G017213
PRODI : Agribisni

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MATARAM
2018

i
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan ini disusun oleh :


Nama : Yusdania Ayu Ningtias
NIM : C1G017213
Prodi : Agribisnis Reguler Pagi
Sudah diterima sebagai salah satu syarat untuk mengikuti respon akhir. Laporan
ini telah diperiksa, diperbaiki dan disetujui oleh Asisten Praktikum.

Mataram, 13 Juli 2018

Menyetujui,

Asisten Praktikum

Disahkan pada tanggal : _____________

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
segala rahmat, taufik, dan hidayahnya sehingga Laporan Tetap Praktikum
Agroklimatologi ini dapat diselesaikan dengan tepat waktu. Sholawat dan salam
semoga tetap tercurah kepada Nabi kita, Nabi Muhammad SAW.
Dalam penulisan laporan ini, penulis telah mendapat banyak bantuan,
masukan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan
ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu yang telah turut membantu dan mendukung
sehingga laporan ini dapat terselesaikan dengan baik dalam waktu yang tepat.
Penulis sangat menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih
jauh dari sempurna karena banyak kekurangan dan kesalahan-kesalahan, maka
dari itu penulis sangat mengharapakan kritik dan saran yang sifatnya membangun
dari pembaca supaya penulis dapat memperbaiki laporan ini.

Mataram, Juni 2018

Penyusun

iii
iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN..................................................................................................ii
KATA PENGANTAR..............................................................................................................iii
DAFTAR ISI............................................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR................................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2 Tujuan Praktikum........................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................................4
2.1 Radiasi Matahari...............................................................................................................4
2.2 Suhu Udara dan Suhu Tanah............................................................................................5
2.3 Kelembapan Nisbi............................................................................................................6
2.4 Evaporasi..........................................................................................................................7
2.5 Curah Hujan......................................................................................................................8
2.6 Angin................................................................................................................................9
2.7 Metode Pengukuran Curah Hujan..................................................................................10
2.8Praktikum lapangan….....................................................................................................11
BAB III METODE PRAKTIKUM.......................................................................................14
3.1 Pelaksanaan Praktikum...................................................................................................14
3.2 Alat dan Bahan Praktikum..............................................................................................12
3.3 Prosedur Kerja................................................................................................................14
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................................15
4.1 Radiasi Matahari.............................................................................................................15
4.2 Suhu Udara dan Suhu Tanah..........................................................................................17
4.3 Kelembapan Nisbi..........................................................................................................18
4.4 Evaporasi........................................................................................................................20
4.5 Curah Hujan....................................................................................................................21
4.6 Angin..............................................................................................................................23
4.7 Metode Pengukuran Curah Hujan..................................................................................24
4.8 Praktikum lapangan…....................................................................................................24
BAB V PENUTUP..................................................................................................................27
5.1 Kesimpulan.....................................................................................................................27
5.2 Saran...............................................................................................................................27
5.2 Kesan dan pesan.............................................................................................................28

v
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................29

vi
DAFTAR GAMBAR

vii
BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Radiasi matahari merupakan unsur yang sangat penting dalam bidang
pertanian. Pertama, cahaya merupakan sumber energi bagi tanaman hijau yang
memalui proses fotosintesa diubah menjadi tenaga kimia. Kedua, radiasi
memegang peranan penting sebagai sumber energi dalam proses evaporasi
yang menentukan kebutuhan air tanaman.
Suhu udara adalah keadaan panas atau dinginnya udara, atau ukuran energi
kinetik rata – rata dari pergerakan molekul – molekul. Suhu suatu benda ialah
keadaan yang menentukan kemampuan benda tersebut, untuk memindahkan
(transfer) panas ke benda – benda lain atau menerima panas dari benda –
benda lain tersebut. Dalam sistem dua benda, benda yang kehilangan panas
dikatakan benda yang bersuhu lebih tinggi. Suhu tanah merupakan hasil dari
keseluruhan radiasi yang merupakan kombinasi emisi panjang gelombang dan
aliran panas dalam tanah. Suhu tanah juga disebut intensitas panas dalam
tanah dengan satuan derajat celcius, derajat farenheit, derajat Kelvin dan lain-
lain.
Kelembaban udara relatif (RH, relatif humidity) adalah perbandingan
antara jumlah uap air yang terkandung disalam udara,pada suatu waktu
tertentu dengan jumlah air maksimal yang dapat ditampung oleh udara
tersebut pada tekanan dan tempertaur yang sama. Tingkat kelembaban diukur
berdasarkan kelembaban nisbi (RH) dalam satuan persen yang menunjukkan
banyaknya uap udara dibandingkan maksimum uap air yang dapat disimpan
pada suhu tertentu. Udara panas menyimpan lebih banyak uap air
dibandingkan udara dingin sehingga jika suhu naik maka presentase uap air
diudara akan turun. Jika kelembaban melebihi 100% maka uap air
berkondensasi dalam bentuk air hujan.
Evaporasi merupakan proses pemekatan larutan dengan cara mendidihkan
atau menguapkan pelarut , proses evaporasi akan menurunkan aktivitas air di
dalam bahan hasil pertanian, penurunan aktivitas air ini akan membuat bahan
lebih awet karna proses pertumbuhan pada mikroakan terhambat. Bahan hasil
pertanian merupakan bahan pangan yang mudah rusak dan tidak tahan lama,

1
oleh karna itu butuh penanganan lebih lanjut seperti evaporsi. Proses
evaporasi selain berfungsi menurunkan aktivitas air , evaporasi juga dapat
meningkatkan konsentrasi atau viskositas larutan dan evaporasi akan
memperkecil voume larutan sehingga akan mengurangi biaya pengepakan,
penyimpanan dan transportasi.
Hujan merupakan suatu bentuk presipitasi yang berwujud cairan.
Presipitasi sendiri dapat berwujud padat (misalnya salju dan es hujan) atau
aerosol seperti (embun dan kabut). Hujan terbentuk apabila titik air yang
terpisah jatuh kebumi dari awan . tidak semua air hujan sampai kepermukaan
bumi karna sebagian menguap ketika jatuh melalui udara kering, hujan jenis
ini disebut virga.
Angin adalah aliran udara yang terjadi diatas permukan bumi yang
disebabkan oleh perpindahan tekanan udara pada dua arah yang berdekatan.
Perbedaan tekanan ini disebabkan oleh suhu udara sebagai akibat perbedaan
pemanasan permukaan bumi oleh matahari. Semakin besar tekanan udara
maka semakin kencang pula angin yang ditimbulkan.
Dalam Ilmu Hidrologi ada sebuah data tentang hujan yang sangat berperan
penting dalam pengambilan data hujan. Istilah itu adalah hujan rata-rata atau
hujan DAS (Daerah Tangkapan Air atau Daerah Aliran Sungai). Perlu saya
jelaskan sedikit tentang DAS untuk mempermudah pemahaman kita. DAS
adalah daerah dimana air hujan jatuh kemudian mengalir menuju saluran atau
sungai pada suatu stasiun yang ditinjau. Misalnya suatu lembah yang memiliki
sebuah sungai, setiap air yang mengalir dari semua daerah tersebut saat hujan,
baik itu dari atas bukit / gunung, lereng atau dataran yang menerima hujan
itulah yang disebut dengan DAS. Kembali ke topik yang saya ungkapkan tadi
tentang hujan rata-rata. Mengapa saya katakan penting? Itu karena dengan
hujan rata-rata kita dapat mengetahui hujan yang terjadi di suatu Daerah
tangkapan hujan. Hujan rata-rata tentunya dinyatakan dalam angka-angka
sesuai dengan data rata-rata suatu daerah tangkapan air hujan.
Klimatologi pertanian merupakan suatu cabang ilmu pengetahuan tentang
hubungan antara keadaan cuaca dan problema-problema khusus kegiatan
pertanian, terutama membahas pengaruh perubahan cuaca dalam jangka

2
pendek. Pengamatan dan penelaahan ditekankan pada data unsur cuaca mikro
yakni keadaan dari lapisan atmosfer permukaan bumi kira-kira setinggi
tanaman atau obyek pertanian tertentu yang bersangkutan. Selain itu dalam
hubungan yang luas, klimatologi pertanian mencakup pula lama musim
pertanian, hubungan antara laju pertumbuhan tanaman atau hasil panen
dengan faktor atau unsur-unsur cuaca dari pengamatan jangka panjang.
Berdasarkan uraian diatas maka dilakukanlah praktikum pengenalan alat-
ini untuk mengetahui nama, prinsip, dan fungsi masing-masing alat
klimatologi.

1.2 Tujuan Praktikum


Tujuan-tujuan dari praktikum ini antara lain :
1. Untuk mengetahui alat pengukur radiasi matahari serta fungsi dari bagian-
bagian alat tersebut
2. Untuk mengetahui alat pengukur suhu udara dan suhu tanah serta fungsi
dari bagian-bagian alat tersebut
3. Untuk mengetahui alat pengukur kelembaban nisbi serta fungsi dari
bagian-bagian alat tersebut
4. Untuk mengetahui alat pengukur evaporasi serta fungsi dari bagian-bagian
alat tersebut
5. Untuk mengetahui alat pengukur curah hujan serta fungsi dari bagian-
bagian alat tersebut
6. Untuk mengetahui alat pengukur angin serta fungsi dari bagian-bagian alat
tersebut
7. Untuk mengetahui metode perhitungan curah hujan
8. Untuk mengetahui beberapa peralatan klimatologi serta fungsi dari bagian-
bagian alat tersebut.

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Radiasi Matahari

Unsur cuaca dan iklim ialah radiasi matahari , temperatur udara,


penguapan, kelembaban udara, kewanan, presipitas. Dan beberapa unsur iklim
lainnya yang kurang penting. Unsur –unsur cuaca dan iklim ini tidak tetap pada
setiap saat dan tempat, selalu berubah-ubah tergantung pada faktor-faktor fisis

3
dialam yang disebut faktor pengendali cuaca , faktor pengendali cuaca ini ada
yang bersifat permanen, dan ada yang bersifat sementara (Guslim, 2009).
Matahari adalah kontrol iklim yang sangat penting dan sebagai sumber
energi utama yang menimbulkan gerak udara dan arus laut. Energi tersebut
menyebabkan bumi tetap panas. Memelihara pertumbuhan tanaman dan
kehidupan hewan serta manusia. Juga menimbulkan peredaran atmosfer , hampir
tidak berarti dari seluruh energi matahari yang dipancarkan lebih dari 2,2 milyar
kali jumlah yang diterima bumi. Tetapan radiasi matahari didefinisikn sebagai
jumlah fluks (cairan) radiasi matahari yang diterima pada permukaan diluar
atmosfer tegak lurus terhadap sinar matahari dan bumi. Serapan dan pancaran
radiasi terjadi melalui suatu proses yang sama yakni melalui status proses yang
sama yakni mlalui suatu energi dari ataom atao molekul penyerap atau pemancar.
Oleh sebab itu panjang jumlah gelombang tertentu jumlah energi yang diserap
akan sama dengan jumlah energi yang dipancarkan oleh suatu permukaan .
fenomena ini yang menjadi dasar hukum khircof ( Kartasapoetra, 2004).
Intensitas radiasi dalam arah tertentu didefinisikan sebagai daya yang
diradiasikan dari suatu antena persatuan sudut solid. Intensitas radiasi adalah
parameter medan jauh dan dapat diperoleh melalui perkalian rapat radiasi dengan
kuadrat jarak . intensitas radiasi juga berhubungan dengan medan medan elektrik
jauh . dinyatakan dalam satuan luas perwaktu dan lenglay , permenit atau watt
perjam. Alat yang digunakan untuk mengukur radiasi surya adalah solorimeter
atau solorigraf (Trewartha, 2009).
Lamanya penyinaran adalah periode (dalam jam) matahari bersinar cerah.
Faktor yang menentukan lama penyinaran adalah penutupan awan, semakin lama
penutupan awan maka semakin lama penyinaran berkurang. Jadi lama penyinaran
matahari ditentukan oleh keadaan awanya . sebagai contoh kita tahu bahwa
keadaan matahari penyinaran maksimum sekitar 8 jam . untuk menentukan lama
penyinaran ini ada alat ukur yang digunakan . alat tersebut bernama combell
stokes, penggunaaanya adalah dengan melihat keadaan kertas pias sampai
terbakar(wisnubroto, 2006).

4
2.2 Suhu Udara dan Suhu Tanah

Suhu udara adalah derajat panas atau dingin yang diukur berdasarkan skala
tertentu dengn menggunakan termometer. Satuan suhu yang biasa digynakan
adalah derajat celcius sedangkan di beberapa negara lainya menggunakan satuan
fahrenhet dan reamur. Diatmosfer dijumpai bahwa peningkatan panas laten akibat
penguapan tidak menyebabkan kenaikan suhu udara, tetapi penguapan justru
menurunkan suhu udara karna proporsi panas terasa (yang menyebabkan suhu
udara) berkurang. (dr. Handoko. 2003).
Suhu udara adalah kenaikan panas atau dinginya udara. Alat untuk
mengukur suhu atau derajat panas disebut termometer, biasanya pengukuran
dinyatakan dalam skala celcius (c), reamur (R), dan fahrenheit (F). Suhu udara
tertinggi dipermukaan bumi adalah daerah tropis (sekitar ekuator) dan semakin
kekutub semakin dingin. Suhu udara merupakan ukuran suhu energi kinetik rata-
rata dari pergerakan molekul-molekul suhu suatu benda ialah keadaan yang
menentukan kemampuan benda tersebut. Untuk memindahkan (transfer) panas ke
benda-benda lain atau menerima panas dari benda lain tersebut. dalam sistem dua
benda, benda yang kehilangan panas tersebut adalah benda yang memiliku suhu
lebih tinggi (Yani, 2009).
Suhu tanah berpengaruh terhadap penyerapan air, semakin rendah suhu
maka semakin sedikit air yang diserap akar, karna itulah penurunan suhu tanah
mendadak dapat menyebapkan kelayuan pada tanaman. Pengukuran suhu tanah
dalam klimatologi harus dihindari dari beberapa gangguan baik itu gangguan likal
maupun gangguan lain. Gangguan tersebut anatara lain: gangguan radiasi
matahari lansung dan pantulannya oleh benda-benda sekitar, gangguan tetesan air
hujan, tiupan angin yang terlalu kuat, pengaruh lokal gradiet suhu tanah akibat
pemanasan dan pendinginan permukaan tanah setempat (karunia, 2010).
Suhu tanah beraneka ragam dengan cara khas pada perhitungan harian
musiman. Fluktasi terbesar permukaan tanah dan akan berkurang dengan
bertambahnya kedalaman tanah. Kelembaban waktu musim yang jelas terjadi
karna suhu tanah musiman lambat bentuk fraksi suhu pada peralihan suhu diudara

5
atau dibawah tanah yang lebih besar, suhu total untuk semalam mungkin terjadi
pada tengah hari (Sastrodarsono, 2006).

2.3 Kelembapan Nisbi

Alat meteorology umumnya ada dua macam yaitu jenis biasa bukan
pencatat dan jenis pencatat. Contoh jenis alat biasa adalah thermometer,
psikometer dan sebagainya. Alat pencatat misalanya termogral dan sebagainya.
Untuk jenis alat pencatat biasanya di lengkapi dengan jam (waktu) dan pias
(khait) yang diganti tiap hari untuk pias harian dan tiap minggu untuk pisa
mingguan. Biasanya pias ini dilengkapi dengan pias yang pembuatanya biasanya
didasarkan pada bentuk dan cara membersihkan pena (Tjasyono, 2008)
Kelembaban udara menggambarkan kandungan uap air di udara yang
dapat dinyatakan sebagai kelembabanmutlak, kelembaban nisbi (relatif) maupun
defisit tekanan uap air, kelembaban mutlak adalah kandungan uap air (dapat
dinyatakan dengan massa uap air atau tekanannya), persatu air actual dengan
keadaan dengan keadaan jenuhnya atau pada kapasitas udara untuk menampung
uap air. Kapasitas udara untuk menampung air tersebut (pada keadaan jenuh
ditentukan oleh suhu udara. Sedangkan deficit tekanan uap air adalah selisih
antara tekenanuap air jenuh dan tekanan uap air aktul. Laju penguapan dari
permukaan tanah lebih ditentukan oleh deficit tekanan uap air dari pada
kelembaban mutlak maupun nisbi. Sedangkan penguapan akan terjadi bila
kelembaban nisbi telah mencapai 100% meskipun tekanan uap air aktula relative
rendah (Halton,2006).
Jumlah uap air yang ada pada dalam atmosfer ditentukan dengan berbagai
macam ukuran, yaitu : kelembaban spesifik (p), kelembaban nisbah canpuran (r)
dan kelembaban nisbi ( Relatif Humidity RH) . kelembabak spesicipik adalah
perbandingan antara massa uap air (Mr) dengan massa udara lembab, yaitu udara
kering (md) bersama-sama uap air tersebut (mr). tetapi bila massa uap air tersebut
hanya dibandingkan dengan massa udara kering tersebut nisbah campuran yang
dibandingkan dengan r (Lakitan 2003).

6
Kelembaban nisbi merupakan perbandingan antara kelembaban actual
dengan kapasitas udara untuk menampung uap air. Bila kelembaban aktual
dinyatakan dengantekanan uap aktual (ea) maka kapasitas udara untuk
menampung uap air tersebut merupakan tekanan uap jenuh(es), sehingga
kelembaban nisbi(RH) dapat dituliskan dalam % (Anonyma 2010)
Termohimograf berfungsi untuk mengukur suhu dan kelembaban dalam
bentuk rekaman kertas pias secara grafik, termohimograf menggunakan prinsip
dengan sensor rambut untuk mengukur kelembaban udara dan menggunakan
bimetal untuk sensor suhu udara. Alat ini diletakkan pada ketinggian 150 cm,
kedua sensor dihubungkan secara mekanis kejarum penunjuk yang merupakan
pena penulis di atas kertas piasyang berputar menurut waktu. Alat ini dapat
mencatat suhu dan kelembaban setiap waktu secara otomatis pada pias.
Dinamakan kertas sebagai atas untuk mencatat suhu dan kertas pias bagian bawah
untuk mencatat RH. Melalui suatu koreksi dengan psikrometer kelembaban dari
saat kesaat tertentu. Pengambilan delta setiap seminggu sekalai (Handoko, 2006)

2.4 Evaporasi

Pengupan adalah proses perubahan air dari bentuk cair menjadi bentuk gas
(uap). Ada dua macam pengupan yaitu epavorasi (pengupan secara langsung dari
lautan, danau, sungai dll) dan transpirasi (penguapan air dari tumbuh-tumbuhan
dan lain-lain, makhluk hidup) gabungan antara evaporasi dan transpirasi disebut
epavortraspirasi (Wuryanto dkk, 2000).
Kehilangan air melalui permukaan teras atau pengupan (evaporasi) dan
melalui permukaan tanaman (tranpirasi) disebut evapotranspirasi atau kadang-
kadang disebut pengurangan air tanaman (water use), evaportanspirasi
merupakansalah satu komponen neraca cair atau menjadi dua komponen bila
dipilih menjadi evaporasi dan transpirasi(Goslim,2007).
Selama proses evaporasi besarnya suhu dan tekanan sangat berpengaruh,
suhu evaporasi mempengaruhi kecepatan pengupan. Makin tinggi suhu evaporasi
maka penguapan akan semakin cepat, namun penguapan suhu tinggi dapat
mengakibatkan kerusakan pada komponen bahan yang peka terhadap panas.

7
Untuk mengurangi terjadinya perubahan-perubahan tersebut dapat dilakukan
dengan evaporasi pada suhu rendah yaitu dengan tekanan vakum (Maryanto,
2004).
Perpindahan panas dibutuhkan dalam pengeringan benih, karena benih
hanya dapat dikeringkan dengan mengevaporasikan uap air dan permukaannya.
Syarat pengeringan benih adalah evaporasi uap air dari bagian dalam yang
menyebabkan uap air dari dalam bergerak ke permukaan benih (Dennis, 2001).
Pengukuran evapotranspirasi dari air maupun permukaan lahan yang luas
akan mengalami banyak kendala, untuk itu maka dikembangkan beberapa metode
pendekatan dengan input data-data yang diperkirakan berpengaruh terhadap
besarnya evapotranspirasi (Adriyana, 2000).

2.5 Curah Hujan

Hujan adalah kebahasan yang jatuh kebumi dalam bentuk cair. Butiran-
butiran hujan mempunyai jenis tengah 0,00-6 mm. Hujan terdapat dalam beberapa
macam yaitu hujan halus, hujan rintik-rintik dan hujan lebat. Perbedaan terutama
besarnya butir-butir, hujan lebat biasanya turun sebentar saja jatuh dari awan
comulonimbus, hujan semacam ini dapat amat kuat dengan intensitas yang besar
(Kariim, 2000)
Curah hujan dapat diukur dengan pengukur curah hujan otomatis atau
manual. Alat tersebut harus diletakkan pada daerah yang masih alamiah sehingga
curah hujan yang terukur dapat mewakili wilayah yang luas. Salah satu tipe
pengukuran curah hujan manual yang paling banyak dipakai adalah tipe
observatorium (obs) atau sering disebut ambrometer. Curah hujan dari pengukuran
alat ini dihitung dari volume air hujan dibagi dengan luas mulut penakar. Alat
dengan observatorium ini merupakan alat buku dengan mulut penakar seluas 100
m2 dan dipasang ketinggian mulut penakar 1,2 meter dari permukaan tanah
(Jumin, 2002).
Alat pengukur otomatis biasanya memakai prinsip pelampung tumbangan
dan jungkitan. Keuntungan menggunakan alat otomatis ini antara lain seperti
waktu terjadinya hujan dapat diketahui, intensitas setiap terjadinya hujan dapat

8
dihitung, pada beberapa tipe alat pengukuran tidak harus dilakukan setiap hari
karena periode pencatatannya lebih dari sehari, dan beberapa keuntungan yang
lain (Sutedjo, 2003).
Curah hujan dapat dikalsifikasikan berdasarkan bentuk atau unsur
presipitasi yakni pertama hujan turun kebumi dalam bentuk cair. Hujan lebat
biasanya turun sebentar saja dari awan comuloninibus hujan macam ini dapat
amat kuat dengan intensitas yang besar (Jumin, 2002).

2.6 Angin

Angin adalah udara yang bergerak akibat perbedaan tekanan. Tekanan


udara menyatakan gaya yang bekerja pada kolom udara persatuan luas
permukaan. Angin yang bergerak dari daerah bertekanan tinggi ke daerah
bertekanan rendah. Arah angin menyatakan arah darimana angin berasal yang
dinyatakan dengan arah mata angin (utara, timur laut, timur tenggara, selatan,
barat daya, barat, barat laut atau dalam derajat (Wisnubroto et al, 2000).
Angin yang tidak menguntungkan petani adalah angin fotin, karena dapat
melayukan tanaman. Angin fotin terjadi karena udara yang mengandung uap air
membentuk pegunungan atau gunung yang tinggi sehingga naik, makin ke atas
suhu makin dingin, dan terjadilah kondensasi yang selanjutnya terbentuk titik-titik
air. Titik-titk itu kemudian jatuh sebagai hujan sebelum mencapai puncak pada
lereng pertama, angin terus bergerak menuju puncak kemudian jatuh pada lereng
berikutnya samapai ke lembah, karena sudah menjatuhkan hujan maka angin yang
menuruni lereng ini bersifat kering akibat cepatnya menuruni lereng angin
menjadi pasang sehingga angin fotin memiliki sifat menurun, kering dan panas
(Wahyuningsih, 2004).
Massa udara yang bergerak disebut angin. Angin ini bergerak secara
horizontal maupun vertikal dengan kecepatan yang bervariasi dan berfrekuensi
secara dinamis, faktor pendorong bergeraknya massa udara adalah perbedaan
tekanan udara antara satu tempat dengan tempat yang lain. Angin selalu bertiup
dari tempat dengan tekanan udara tinggi ke tempat yang udara tekanan lebih
rendah. Akan tetapi perputaran bumi pada sumbunya akan menimbulkan gaya

9
yang berpengaruh terhadap arah pergerakan angin disebut pengaruh coriolis
(lakitan 2002).
Tekanan udara adalah tekanan yang diberikan oleh udara karean beratnya
kepada setiap bidang seluas 1 cm2 yang mendatar dari permukaan bumi, hal ini
dapat dipahami bahwa setiap lapisan udara yang dibawah mendapat tekanan udara
yang di atasnya. Oleh karena itu lapisan yang di bawah keadaan tegang.
Ketegangan itu sangat berat sehingga berat udara di atasnya bertahan dalam
keadaan setumbang. Tinggi barometer ialah panjang kolom air raksa yang
seimbang dengan tekanan udara waktu itu (Kensaku, 2002).
Hubungan antara tekanan udara dengan ketinggian tempat ini
dimanfaatkan dalam merancang alat pengukur ketinggian tempat yang disebut
altimeter. Tekanan udara umumnya menurun sebesar II mb untuk setiap
bertambahnya ketinggian tempat sebesar 100 meter. Tekanan udara dipengaruhi
oleh suhu, suhu udara di daerah tropis menunjukkan auktasi musim yang sangat
kecil. Oleh sebab itu dapat dipahami jika tekanan udara di daerah tropis relatif
konstan (Takeda, 2003).

2.7 Metode Pengukuran Curah Hujan

Hujan adalah kebahasan yang jatuh kebumi dalam bentuk cair. Butiran-
butiran hujan mempunyai jenis tengah 0,00-6 mm. Hujan terdapat dalam beberapa
macam yaitu hujan halus, hujan rintik-rintik dan hujan lebat. Perbedaan terutama
besarnya butir-butir, hujan lebat biasanya turun sebentar saja jatuh dari awan
comulonimbus, hujan semacam ini dapat amat kuat dengan intensitas yang besar
(Kariim, 2000)
Curah hujan dapat diukur dengan pengukur curah hujan otomatis atau
manual. Alat tersebut harus diletakkan pada daerah yang masih alamiah sehingga
curah hujan yang terukur dapat mewakili wilayah yang luas. Salah satu tipe
pengukuran curah hujan manual yang paling banyak dipakai adalah tipe
observatorium (obs) atau sering disebut ambrometer. Curah hujan dari pengukuran
alat ini dihitung dari volume air hujan dibagi dengan luas mulut penakar. Alat

10
dengan observatorium ini merupakan alat buku dengan mulut penakar seluas 100
m2 dan dipasang ketinggian mulut penakar 1,2 meter dari permukaan tanah
(Jumin, 2002).
Alat pengukur otomatis biasanya memakai prinsip pelampung tumbangan
dan jungkitan. Keuntungan menggunakan alat otomatis ini antara lain seperti
waktu terjadinya hujan dapat diketahui, intensitas setiap terjadinya hujan dapat
dihitung, pada beberapa tipe alat pengukuran tidak harus dilakukan setiap hari
karena periode pencatatannya lebih dari sehari, dan beberapa keuntungan yang
lain (Sutedjo, 2003).

Dalam Ilmu Hidrologi ada sebuah data tentang hujan yang sangat berperan
penting dalam pengambilan data hujan. Istilah itu adalah hujan rata-rata atau
hujan DAS (Daerah Tangkapan Air atau Daerah Aliran Sungai). Perlu saya
jelaskan sedikit tentang DAS untuk mempermudah pemahaman kita. DAS adalah
daerah dimana air hujan jatuh kemudian mengalir menuju saluran atau sungai
pada suatu stasiun yang ditinjau. Misalnya suatu lembah yang memiliki sebuah
sungai, setiap air yang mengalir dari semua daerah tersebut saat hujan, baik itu
dari atas bukit / gunung, lereng atau dataran yang menerima hujan itulah yang
disebut dengan DAS. Kembali ke topik yang saya ungkapkan tadi tentang hujan
rata-rata. Mengapa saya katakan penting? Itu karena dengan hujan rata-rata kita
dapat mengetahui hujan yang terjadi di suatu Daerah tangkapan hujan. Hujan
rata-rata tentunya dinyatakan dalam angka-angka sesuai dengan data rata-rata
suatu daerah tangkapan air hujan (Sutedjo, 2003).

Untuk menentukan besarnya hujan rata-rata DAS sering digunakan 3 cara


atau metode yaitu Dengan menggunakan Metode Aritmatik, curah hujan rata-rata
DAS dapat ditentukan dengan menjumlahkan curah hujan dari semua tempat
pengukuran untuk suatu periode tertentu dan membaginya dengan banyaknya
stasiun pengukuran. Metode ini dapat dipakai pada daerah datar dengan jumlah
stasiun hujan relatif banyak, dengan anggapan bahwa di DAS tersebut sifat
hujannya adalah merata (uniform). Kedua, Metode Poligon Thiessen, curah
hujan rata-rata didapatkan dengan membbuat poligon yang memotong tegak lurus

11
pada tengah-tengah garis penghubung dua stasiun hujan. Dengan demikian setiap
stasiun penakar hujan akan terletak pada suatu wilayah poligin tertutup luas
tertentu. Cara ini dipandang lebih baik dari cara rerata aljabar (Arimatik), Yaitu
dengan memmasukan faktor luas areal yang diwakili oleh setiap stasiun hujan.
Jumlah perkalian antara tiap-tiap luas poigon dengan besar curah hujan di stasiun
dalam poligon tersebut dibagi dengan luas daerah seluruh DAS akan
menghasilkan nnilai curah hujan rata-rata DAS. Ketiga adalah Metode Isohyet,
Metode ini menggunakan pembagian DAS dengan garis-garis yang
menghubungkan tempat-tempat dengan curah hujan yang sama besar (isohyet).
Curah hujan rata-rata di daerah aliran sungai didapatkan dengan menjumlahkan
perkalian antara curah hujan rata-rata di antara garis-garis isohyet dengan luas
daerah yang dibatasi oleh garis batas DAS dan dua garis isohyet, kemudian dibagi
dengan luas seluruh DAS.

2.8 Praktikum Lapangan

Pada pengamatan keadaan atmosfer kita di stasiun cuaca atau stasiun


meteorologi digunakan beberapa peralatan klimatologi yang mempunyai sifat-sifat
yang hampir sama dengan alat-alat ilmiah lainnya yang digunakan untuk
penelitian di dalam laboratorium, misalnya bersifat peka dan teliti. Perbedaannya
terletak pada penempatannya dan para pemakainya. Alat-alat laboratorium
umumnya dipakai pada ruang tertutup, terlindung dari hujan dan debu-debu, angin
dan lain sebagainya serta digunakan oleh observer. Dengan demikian sifat alat-alat
meteorologi disesuaikan dengan tempat pemasangannya dan para petugas yang
menggunakan (Anonim, 2008)
Pada proses pengamatan keadaan amosfer kita ini, digunakan beberapa alat.
Sebelum ditemukan satelit meteorologi, satu-satunya cara untuk mendapatkan
gambaran menyeluruh mengenai keadaan atmosfer adalah dengan memasukkan
keadaan yang diamati pada stasiun cuaca di seluruh dunia ke dalam peta cuaca
(Neiburger, 1982).
Adapun alat-alat meteorologi yang ada di Stasiun Meteorologi Pertanian
diantaranya alat pengukur curah hujan (Ombrometer), Alat pengukur kelembaban

12
relatif udara (Hygrometer), alat pengukur suhu udara (Termometer Biasa,
Termometer Maksimum, Termometer Minimum, dan Termometer Maximum-
Minimumalat pengukur suhu air (Termometer Maksimum-Minimum Permukaan
Air), alat pengukur panjang penyinaran matahari (Solarimeter tipe Combell
Stokes), alat pengukur suhu tanah (Termometer Tanah), dan alat pengukur
kecepatan angin (Anemometer) dan masih banyak yang lainnya
(Prawirowardoyo,1996).
Stasiun meteorologi mengadakan contoh penginderaan setiap 30 detik dan
mengirimkan kutipan statistik (sebagai contoh, rata-rata dan maksimum). Untuk
yang keras menyimpan modul-modul setiap 15 menit. Hal ini dapat menghasilkan
kira-kira 20 nilai dari hasil rekaman untuk penyimpanan akhir disetiap interval
keluaran. Ukuran utama dibuat di stasiun meteorologi danau vida, pemakaian alat
untuk temperatur udara, kelembaban relatif, temperatur tanah (Fontain, 2002).
Hasil yang didapat setelah dilakukannya suatu pengamatan di stasiun cuaca
atau stasiun meteorologi yakni data-data mengenai iklim. Di indonesia,
berdasarkan ketersediaan data iklim yang ada di sistem database Balitklimat,
hanya ada 166 dari 2.679 stasiun yang menangani data iklim. Umumnya hanya
data curah hujan dan suhu udara, sehingga walaupun metode Penman merupakan
yang terbaik, metode Blaney Criddle akan lebih banyak dipilih karena hanya
memerlukan data suhu udara yang relatif mudah didapatkan (Runtunuwu et.al.,
2008).
Prakiraan cuaca baik harian maupun prakiraan musim, mempunyai arti
penting dan banyak dimanfaatkan dalam bidang pertanian. Prakiraan cuaca 24 jam
yang dilakukan oleh BMG, mempunyai arti dalam kegiatan harian misalnya untuk
pelaksanaan pemupukan dan pemberantasan hama. Misalnya pemupukan dan
penyemprotan hama perlu dilakukan pada pagi hari atau ditunda jika menurut
prakiraan sore hari akan hujan lebat. Prakiraan permulaan musim hujan
mempunyai arti penting dalam menentukan saat tanam di suatu wilayah. Jadi,
bidang pertanian ini memanfaatkan informasi tentang cuaca dan iklim mulai dari
perencanaan sampai dengan pelaksanaannya (Setiawan, 2003).

13
BAB III. METODE PRAKTIKUM

3.1 Pelaksanaan Praktikum

Praktikum ini dilaksanakan mulai tanggal 22 mei 2018 sampai 05 juni


2017 dari jam 13.30-Selesai bertempat Di Gedung E Lantai 4 Fakultas Pertanian
Universitas Mataram.

3.2 Alat dan Bahan Praktikum

Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah: untuk


mengukur lama penyinaran matahari di gunakan alat sun shine recorder type
jordan. Untuk mengukur suhu udara dan suhu tanah digunakan termometer, untuk
mengukur kelembaban nisbi digunakan termohimograf, untuk mengukur
evaporasi digunakan evapotrimeter, untuk mengukur curah hujan digunakan
ombrometer, dan untuk mengukur arah dan kecepatan angin digunakan
anemometer.

3.3 Prosedur Kerja

Adapun prosedur
1. Didengarkan materi yang disampaikan asisten praktikum.

2. Dicatat materi yang disampaikan asisten praktikum.

3. Diamati alat yang di jelaskan asisten praktikum.

4. Digambar alat.

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


Keterangan:
4.1 Radiasi Matahari a. Tutup silinder
b. Celah sinar
c. Silinder Jordan
d. Pengatur inklinasi (kemiringan)
e. Skala angka 14
f. Dasar alat
Gambar 1. Type Jordan

Keterangan:
a. Celah masuknya cahaya
b. Skala yang dapat dibaca

Gambar 2. Kertas Pias

Pembahasan

Radiasi matahari merupakan unsur yang sangat penting dalam bidang


pertanian. Pertama, cahaya merupakan sumber energi bagi tanaman hijau yang
memalui proses fotosintesa diubah menjadi tenaga kimia. Kedua, radiasi
memegang peranan penting sebagai sumber energi dalam proses evaporasi yang
menentukan kebutuhan air tanaman.
Alat pengukur radiasi matahari adalah type jordan. Type jordan adalah alat
yang digunakan untuk mengukur lamanya penyinaran dan dinyatakan dalam
prosentase dari panjang penyinaran yang tercatat (pp potensial). Pp potensial
tergantung pada posisi tempat pengamatan (letak lintang dan bulan saat
pengamatan). Alat type jordan terdiri dari dua lingkaran yang berfungsi mirip
seperti sebuah kotak kamera. Pada kedua sisi datar terdapat lubang sempit tempat
masuknya sinar matahari, kedua garis tengah silinder berbentuk 600̊ sehingga
masig- masing akan menangkap setengah hari periode penyinaran. Bagian-bagian

15
dari alat type jordan adalah tutup silinder, tabung silinder, celah masuk sinar, skala
ukur, sekrup, dasar alat, kaki alat type jordan, kertas pias, dan celah masuk sinar
pada kertas pias.

Kelebihan dari alat type jordan ini adalah curah hujan yang masuk kedalam
silinder setengah lingkaran akan terhalang oleh pelindung celah sehingga kurang
mempengaruhi pengukuran, kemiringan alat ini mempengaruhi sinar yang
mengenai alat sehingga data cukup valid. Adapun kekurangan dari alat type
jordan ini adalah membutuhkan tempat yang tinggi sehingga tidak bisa diletakkan
di sembarang tempat, kertas pias kurang praktis karna harus diisi kalium
ferosianida sehingga sebelum pengamatan harus dicuci terlebih dahulu dengan
aquades, kurang efektif karna harus mengusahakan agar arah angin selalu
dibelakang alat, tidak peka terhadap radiasi baru.
Kertas yang dimasukkan ke alat type jordan sebagai pencatat lama
penyinaran sinar matahari adalah kertas pias, cara pemasangan kertas pias adalah
dengan cara melipat sesuai kontur atau lingkaran dari cerobong alat type jordan.
Bagian yang memiliki skala ditempatkan melekat pada dinding cerobong
waterpas.
Kertas pias adalah kertas khusus yang tak mudah terbakar kecuali pada
celah masuk sinar silinder type jordan. Prinsip kerja dari kertas pias ini adalah
Pada waktu ada sinar Matahari masuk pada celah sinar maka panas dari sinar
matahari tersebut akan memanasi kertas tadi hingga membuat jejak gosong yang
memanjang. Jejak gosong tersebut menunjukan lama penyinaran Matahari atau
jumlah waktu sinar Matahari sampai ke permukaan karena tidak terhalang oleh
partikel atau benda lain seperti awan dan lainnya.
Manfaat alat pengukur radiasi matahari dalam pertanian adalah untuk
menentukan dan pemenuhan kebutuhan tumbuhan akan lama penyinaran matahari
dan kebutuhan tanaman akan air.

16
4.2 Suhu Udara dan Suhu Tanah

Keterangan:
a.
b. Termometer
c.

Gambar 3. Termometer suhu tanah selubung logam

Gambar 4. Termometer suhu udara ruangan

Pembahasan

Suhu udara adalah derajat panas dan dingin udara di atmosfer. Berdasarkan
penyebarannya di muka bumi suhu udara dapat dibedakan menjadi dua, yakni
sebaran secara horisontal dan vertikal. Suhu tanah adalah hasil dari keseluruhan
radiasi yang merupakan kombinasi emisi panjang gelombang dan aliran panas

17
dalam tanah. Suhu tanah juga disebut intensitas panas dalam tanah dengan satuan
derajat Celcius, derajat Fahrenheit, derajat Kelvin dan lain-lain.

Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah termometer


ruangan termometer ruangan ini dipergunakan untuk mengukur suhu didalam
ruangan. Adapun bagian-bagian dari alat ini adalah air raksa berfungsi sebagai
penunjuk hasil pengukuran, skala celsius yang berfungsi menunjukkan hasil
pengukuran suhu dalam satuan Celsius dan skala fahrenheit yang berfungsi
menunjukkan hasil pengukuran suhu dalam satuan fahrenheit.

Adapun alat yang digunakan untuk mengukur suhu tanah adalah


termometer selubung plastik, fungsi alat ini adalah untuk mengukur suhu tanah.
Prinsip kerja alat ini adalah ditancapkan di tanah berumput pendek atau pada
tanah gundul, alat ini mengukur suhu tanah pada kedalaman 5cm, 10cm, 20cm,
dan 100cm. Kelebihan dari termometer selubung ini adalah mudah dan praktis
dibawa, sederhana dalam pengoperasianya hanya saja tanah yang yangakan diukur
harus ditata dahulu. Kekurangan dari alat ini adalah kemampuan terbatas hanya
untuk mengukur suhu tanah pada permukaan saja.

Pengaruh suhu dalam tanah akan berpengaruh lansung terhadap aktivitas


pertanian terutama proses perakaran tanaman dalam tanah. Apabila suhu tanah
naik akan berakibat berkurangnya kandungan air dalam tanah sehingga unsur hara
sulit diserap tanaman. Sebaliknya jika unsur hara tanah rendah maka akan
bertambah kandungan air pada tanah dimana pada kondisi ekstrim terjadi
pengkristalan akibatnya respirasi semakin rendah mengakibatkan translokasi
dalam tubuh tanah menjadi lambat dan akhirnya pertumbuhan tanaman menjadi
terhambat.

18
4.3 Kelembapan Nisbi

Gambar 5. Termohigograf
RH adalah suatu pengukuran yang mempersentasikan jumlah titik-titik air
duidara pada suhu tertentu yang dibandingkan dengan jumlah maksimum titik-
titik air yang dapat dikandung udara pada suhu tersebut. RH dinyatakan dalam
nilai prosentase. Udara panas dapat menyimpan titik-titik air lebih banyak
daripada udara dingin. Semakin tinggu nilai RH maka semakin tinggi terjadinya
pembangunan, 100% RH berarti bahwa penambahan titik-titik air diudara akan
lansung mengembun. Tingkat kelembaban yang ideal adalah 50-55 %.
Berdasarkan hasil perhitungan RH tersebut didapatkan nilai RH 50% menunjukan
bahwa udara terisi setengah dari kapasitas maksimum yang bisa ditampung
udara.
Alat yang digunakan untuk mengukur kelembaban nisbi adalah
termohimograf yang berfungsi untuk mengukur suhu dan kelembaban dalam
bentuk rekaman kertas pias secara grafik. Termohimograf menggunakan prinsip
dengan sensor rambut untuk mengukur kelembaban udara dan menggunakan
bimental untuk sensor suhu udara. Alat ini diletakkan pada ketinggian 150 cm,
kedua sensor dihubungkan dengan cara mekanis kejarum petunjuk yang
merupakan pena penulis diatas kertas pias yang berputar menurut waktu. Alat ini
dapat mencatat suhu dan kelembaban setiap waktu secara otomatis pada pias.

19
Untuk mendapatkan data kelembaban nisbi maka praktikan melakukan
praktikum pengukuran kelembaban dengan bantuan alat psikrometer dan
termometer bola basah dan bola kering.
Pertumbuhan daun tidak hanya tergantung pada kegiatan sintesis yang
dihasilkan dari proses biokimia tetapi juga pada proses fisika dari pembesaran sel.
Selain RH mempengaruhi pertumbuhan daun, RH juga mempengaruhi fotosintesis
proses transfirasi meningkat menyebabkan difisit air pabrik sama defisit air
menyebabkan penutupan bagian atau penuh stomata dan meningkatkan ketahanan
mesofil, menghalangi masuknya karbon dioksida. Adapun tanaman yang dapat
tumbuh pada kelembaban ini adalah rumput gajah, padi.

4.4 Evaporasi

Gambar 6. Evaporimeter
Evaporasi adalah sebuah alat yang digunakan sedemikian rupa sehingga
dapat mencatat penguapan yang terjadi selama 24 jam, evaporimeter termasuk
jenis alat konvensional yaitu alat yang harus dibaca pada saat tertentu untuk
memperoleh data.
Pada analisa data diatas terdapat sebuah wadah yang terisi air sebanyak
100mm, kemudian diukur kembali besok paginya air menjadi 90mm, perubahan
tersebut dinamakan evaporasi, evaporasi yang terjadi pada air dalam wadah
tersebut adalah 10mm. Hal ini diketahui dengan mengukur air tersebut
menggunakan evaporimeter.

20
Evaporimeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur evaporasi. Alat
ini tidak dapat mencatat sendiri, evaporimeter merekam penguapan yang terjadi
dengan cara membaca angka yang ditunjukkan sesuai tinggi permukaan air dalam
panci. Satuan dasar untuk evaporimeter adalam milimeter (mm).
Bagian dasar alat dibuat menggunakan kayu agar alat tetap kering selama
musim hujan. Kayu tersebut dicat agar tahan terhadap cuaca dan rayap. Bagian
atasnya dicat dengan warna putih agar mengurangi penyerapan radiasi matahari.
Kelemahan dari alat ini adalah jika hujan lebat air akan tumpah dari bak
sehingga besarnya penguapan tidak dapat diukur, selain itu juga rentan terhadap
debu, binatang, lumut serta percikan hujan, menyebabkan ketelitiannya berkurang
namun kelebihan alat ini adalah mudah membacanya.

4.5 Curah Hujan

Gambar 7. Penakar hujan Ombrometer

21
Gambar 8. Penutup penakar hujan typing bucket

Gambar 9. Typing bucket

Curah hujan adalah jumlah air yang jatuh dari permukaan tanah datar
selama periode tertentu yang diukur pada satuan tinggi (mm) diatas permukaan
horizontal bila tidak terjadi evaporasi, terdapat beberapa cara mengukur curah
hujan. Curah hujan (mm): merupakan ketinggian air hujan yang terkumpul dalam
tempat yang datar, tidak menguap, tidak meresap dan tidak mengalir, sifat hujan
merupakan perbandingan anatar jumlah curah hujan selama rentang waktu yang
ditetapkan (satu periode musim kemarau) dengan curah hujan normalnya.
Berdasarkan praktikum pengenalan alat pengukuran curah hujan berupa
ombrometer, penakar hujan bisa terdiri dari sebuah corong yang dapat dilepas dari
bagian badan alat, mulut corong (bagian atasnya) terbuat dari kuningan yang
berbentuk lingkaran dengan luas 100cm2. Bak tempat menampung air hujan, kaki
alat yang berbentuk silinder tempat memasang penakar pada pondasi, jungkat
jungkit sebagai alat titik dimana air akan jatuh dan memasukkan air kedalam
tabung, sensor untuk melihat curah hujan , pengukuran kemiringan alam/daerah
tempat meneliti curah hujan.
Kelemahan dari ombrometer ini adalah ketika jungkat jungkit tidak bisa
berfungsi dengan baik karna jungkat jungkit dihujani terus menerus oleh air
sehingga sulit untuk mengembalikan keposisi semula. Adapun kelebihan dari
ombrometer ini adalah cara melihat hasil/data secara otomatis melalui komputer
sehingga memudahkan untuk melihat hasil penelitian curah hujan.

22
Manfaat curah hujan yang tinggi dapat dirasakan petani, mereka tidak perlu
lagi mencari air untuk mengairi lahan pertanian. Hal ini akan semakin menghemat
tenaga dan biaya. Selain itu curah hujan yang tinggi juga dapat mempercepat
proses tanaman dilahan pertanian karna air hujan dapat membantu
menggemburkan tana. Hal ini memudahkan petani untuk mengolah lahan
pertanian seperti pembajakan atau pencangkulah lahan.

4.6 Angin

Gambar 10. Anemometer/anemograf

Angin adalah aliran udara dalam jumlah yang besar diakibatkan oleh rotasi
bumi dan juga karna adanya perbedaan tekanan udara disekitarnya. Angin
bergerak dari tempat bertekanan udara tinggi ketempat bertekanan udara rendah.
Apabila dipanaskan udara memuai, udara yang memuai menjadi lebih ringan
sehingga naik. Apabila hal ini terjadi tekanan udara turun karna udaranya
berkurang, udara dingin disekitarnya mengalir ketempat bertekanan rendah.
Dalam praktikum ini dapat diketahui alat yang digunakan untuk mengukur
arah kecepatan angin adalah anemometer. Adapun bagian-bagian dari anemometer
yaitu : wind vane, berfungsi untuk mengukur arah dan kecepatan angin, wind cup
berfungsi untuk mengukur kecepatan angin rata-rata selama periode tertentu,

23
sensor untuk mengetahui arah dan kecepatan angin yang dapat dilihat melalui
computer.
Prinsip kerja anemometer adalah angin memberikan tekanan udara yang
kuat pada mangkok atau baling-baling anemometer, bagian cangkang akan
berputar satu arah, poros yang berputar akan dihubungkan dengan dinamo kecil.
Baling-baling berputar berarti terjadi arus listrik yang besarnya sebanding dengan
kecepatan putaran. Besarnya arus listrik dihubungkan dengan gairanometer yang
telah di tera denag satuan kecepatan selama kons, m/s, km/jam. Adapun kelebihan
dari alat ini adalah pengukurannya mudah diamati karna otomatis melalui
komputer jadi lebih mudah mendapatkan data dan hasil.
Pengaruh angin dalam bidang pertanian adalah kelembaban udara yang
berpengaruh terhadap penguapan permukaan tanah dan penguapan permukaan
daun, maupun pergerakan awan membawa uap air sehingga udara panas menjadi
sejuk dan juga membawa gas-gas yang sangat dibutuhkan oleh pertumbuhan dan
perkembangan tanaman.
Ditinjau dari segi keuntungannya angin sangat membantu dalam
penyerbukan tanaman, angin akan membawa serangga penyerbuk lebih aktif
membantu terjadinya persarian bunga dan pembenihan alamiah, sedangkan pada
keadaan angin kencang keadaan/kehadiran serangga penyerbuk berkurang
sehingga akan berpengaruh terhadap kebersihan penangkaran benih dan akan
menimbulkan penyerbukan silang

4.7 Metode Pengukuran Curah Hujan

Untuk menentukan curah hujan atau besarnya hujan rata-rata DAS sering
digunakan 3 cara atau metode yaitu Dengan menggunakan Metode Aritmatik,
curah hujan rata-rata DAS dapat ditentukan dengan menjumlahkan curah hujan
dari semua tempat pengukuran untuk suatu periode tertentu dan membaginya
dengan banyaknya stasiun pengukuran. Metode ini dapat dipakai pada daerah
datar dengan jumlah stasiun hujan relatif banyak, dengan anggapan bahwa di DAS
tersebut sifat hujannya adalah merata (uniform). Kedua, Metode Poligon
Thiessen, curah hujan rata-rata didapatkan dengan membbuat poligon yang

24
memotong tegak lurus pada tengah-tengah garis penghubung dua stasiun hujan.
Dengan demikian setiap stasiun penakar hujan akan terletak pada suatu wilayah
poligin tertutup luas tertentu. Cara ini dipandang lebih baik dari cara rerata aljabar
(Arimatik), Yaitu dengan memmasukan faktor luas areal yang diwakili oleh setiap
stasiun hujan. Jumlah perkalian antara tiap-tiap luas poigon dengan besar curah
hujan di stasiun dalam poligon tersebut dibagi dengan luas daerah seluruh DAS
akan menghasilkan nnilai curah hujan rata-rata DAS. Ketiga adalah Metode
Isohyet, Metode ini menggunakan pembagian DAS dengan garis-garis yang
menghubungkan tempat-tempat dengan curah hujan yang sama besar (isohyet).
Curah hujan rata-rata di daerah aliran sungai didapatkan dengan menjumlahkan
perkalian antara curah hujan rata-rata di antara garis-garis isohyet dengan luas
daerah yang dibatasi oleh garis batas DAS dan dua garis isohyet, kemudian dibagi
dengan luas seluruh DAS.

4.8 Praktikum Lapangan

Gambar 11. Anemograf

25
Gambar 12. Thermometer maks-min

Pembahasan

- Pengukur Suhu

Kita bisa merasakan keadaan udara sekitar hanya dengan indra, tapi yang
dirasakan indra sangat subjektif . karna seoranf dapat merasakan keadaan udara
pada suatu saat udara panas sekali namun orang lain merasakan panas biasa saja.
Untuk menghilangkan subjektif ini maka digunakan alat-alat pengamatan suhu
menggunakan thermometer maksimal dan minimal. Termometer Maksimum
adalah thermometer yang memiliki cirri khas terdapat penyempitan pada pipa
kapiler di dekat resevoir. Air raksa dapat melalui bagian yang sempit ini pada suhu
naik dan pada suhu turun air raksa tetap berada pada posisi sama dengan posisi
suhu tertinggi. Air raksa dapat dikembalikan ke resevoir dengan perlakukan
khusus(Diayun-ayunkan) Termometer maksimum ini diletakkan pada posisi
hampir mendatar agar mudah terjadi pemuaian, pengamatan sekali dalam 24 jam.
Termometer Minimum berguna untuk mengukur suhu udara ekstrim rendah. Zat
cair dalam kapiler gelas adalah alkohol yang bening. Pada bagian ujung atas
alkohol yang memuai atau menyurut terdapat indeks. Indeks ini hanya dapat
didorong kebawah pada suhu rendah oleh alkohol memuai, indeks tetap
menunjukkan posisi suhu rendah. Termometer maksimum minimum bekerja

26
dengan adanya kutub pada tabung leher dekat bohlam, saat suhu naik air raksa
didorong keatas melalui kutub oleh gaya pemuai, saat suhu turun air raksa
tertahan pada kutub dan tidak dapat kembali kebohlam membuat air raksa tetap
diam didalam tabung. Pembaca dapat membaca temperatur maksimum selama
waktu yang telah ditentukan. Untuk mengembalikan fungsinya termometer harus
diayun dengan keras.
Fungsi dari termometer maksimum minimum adalah untuk mengukur suhu
maksimum yang terjadi pada suatu hari dan diamati setiap 12-00 utc atau jam
19.00 WIB. Hasil baca suhu maksimum harus lebih tinggi atau serendah-
rendahnya sama dengan suhu udara hasil pembaca dari termometer bola kering
tertinggi. Untuk mengukur suhu minimum yang terjadi dalam satu hari dan
diamati setiap jam 00:00 atau jam 07: 00 WIB. Hasil baca suhu minimum harus
lebih rendah atau setinggi-tingginya sama dengan suhu udara hasil pembaca dari
termometer bola kering yang terendah pada hari yang bersangkutan.
Kelebihan dari termometer maksimum minimum ini adalah termasuk
termometer khusus karna digunakan untuk mengukur suhu tertinggi dan terendah
disuatu tempt. Adapun kekurangan dari alat termometer maksimum minimum ini
adalah pemakaianya harus berhati-hati karna selesai membaca suhunya
termometer harus dikibas dengan keras untuk mengembalikan fungsinya.
Prinsip kerja tegangan permukaan bagian ujung kapiler alkohol. Bila suhu
naik termometer minimum adalah dengan cara menggunakan sebuah penghalang
pada pipa alkohol, sehingga apabila suhu menurun akan menyebabkan indeks ikut
tertarik kebawah namun bilasuhu meningkat maka indeks tetap pada posisi
dibawah selain itu peletakan thermometer.
Perbedaan temperatur dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: Pergeseran
semu matahari tahunan, Letak lintang, Rotasi bumi, Daerah bertekanan rendah
dan tinggi, Laut dan benua. Wilayah Indonesia terdiri atas daratan dan lautan.
Apabila kita membandingkan wilayah Indonesia antara daratan dan lautan,
ternyata lautan lebih luas daripada daratan, dengan perbandingan 1 daratan 3
lautan (1 : 3). Hal ini akan berpengaruh langsung terhadap kondisi udara di
Indonesia, yaitu kondisi udara yang lembap. Kelembapan udara tersebut akan

27
berpengaruh terhadap amplitudo (perbedaan suhu udara) bulanan dan tahunan
sangat kecil, yaitu antara 2° C sampai dengan 3° C, serta sebagian besar wilayah
Indonesia memiliki banyak curah hujan dalam setiap tahunnya.
Untuk daerah yang bertemperatur 270C biasanya ditumbuhi oleh
Komoditas seperti cabe, kayu manis, mangga,dan lain sebagainya.

- Pengukur Kecepatan Angin

Angin adalah aliran udara yang terjadi diatas permukan bumi yang disebabkan
oleh perpindahan tekanan udara pada dua arah yang berdekatan. Perbedaan
tekanan ini disebabkan oleh suhu udara sebagai akibat perbedaan pemanasan
permukaan bumi oleh matahari. Semakin besar tekanan udara maka semakin
kencang pula angin yang ditimbulkan. Dalam pengukuran angin digunakan alat
Anemometer. Pergerakan udara atau angin umumnya diukur dengan alat cup
counter anemometer, yang didalamnya terdapat dua sensor, yaitu: cup – propeller
sensor untuk kecepatan angin dan vane/weather cock sensor untuk arah angin.
Untuk pengamatan angin permukaan, Anemometer dipasang dengan ketinggian 10
meter dan berada di tempat terbuka yang memiliki jarak dari penghalang sejauh
10 kali dari tinggi penghalang (pohon, gedung atau sesuatu yang menjulang
tinggi).

Tiang anemometer dipasang menggunakan 3 buah labrang/kawat penahan


tiang, dimana salah satu kawat/labrang berada pada arah utara dari tiang
anemometer dan antar labrang membentuk sudut 1200. Pemasangan penangkal
petir pada tiang anemometer merupakan faktor terpenting terutama untuk daerah
rawan petir. Hal ini mengingat tiang anemometer memiliki ketinggian 10 meter
dengan ujung-ujung runcing yang membuatnya rawan terhadap sambaran petir.
Untuk kalibrasi arah angin, metode ini bisa menghasilkan akurasi ± 5° atau
lebih baik bila dilakukan dengan hati-hati. Mulailah dengan menghubungkan alat
ke rangkaian pengkondisi sinyal yang menunjukkan nilai arah angin. Ini
merupakan indikator yang menampilkan nilai arah angin dalam derajat sudut atau
hanya sebuah voltmeter pemantauan output. Tahan atau mount instrumen supaya

28
pusat baling-baling rotasi berada di atas pusat selembar kertas yang memiliki 30°
atau 45° crossmarkings. Posisi the instrument sehingga crossarm mounting
berorientasi utara-selatan dengan bolang-baling di sebelah utara dan anemometer
di sebelah selatan. Dengan imbangan yang mengarah langsung pada anemometer
yang sinyal arah angin harus sesuai dengan 180 ° atau selatan jatuh tempo. Jika
dilihat dari atas, visual menyelaraskan bolang-baling dengan masing-masing
crossmarkings dan mengamati tampilan indikator. Hal ini harus sesuai dengan
posisi bolang-baling dalam waktu 5°. Bila tidak, mungkin perlu untuk
menyesuaikan posisi relatif dari rok bolang-baling dan poros.

- Pengukur Curah Hujan


Hujan merupakan suatu bentuk presipitasi yang berwujud cairan.
Presipitasi sendiri dapat berwujud padat (misalnya salju dan es hujan) atau aerosol
seperti (embun dan kabut). Hujan terbentuk apabila titik air yang terpisah jatuh ke
bumi dari awan. Untuk mengukur curah hujan digunakan alat pengamatan
Ombrometer. Ombrometer adalah alat pengukur serta penampung curah hujan
dalam satu hari. Alat di tempatkan dilapangan terbuka dengan jarak terhadap
pohon atau bangunan terdekat sekurang-kurangnya sama dengan tinggi pohon
atau bangunan tersebut. Permukaan mulut corong harus benar-benar horizontal
dan di pasang pada ketinggian 120 cm dari permukaan tanah , dan luas permukaan
100cm. Manfaat curah hujan tinggi bagi pertanian adalah Mengairi Sawah dan
Lahan, Cadangan Air tanaman dan tanah Ketika Kemarau serta mencukupi
kebutuhan tanaman akan air.

29
BAB V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum Agroklimatologi yang telah dilakukan, maka
kesimpulaan dari praktikum ini yaitu :
1. Alat untuk mengukur lamanya penyinaran matahari adalah alat type
jordan. Prinsif kerja alat type jordan ini adalah dengan pembakaran kertas
pias, panjang kertas pias yang terbakar dinyatakan dalam satuan jam.
2. Alat yang digunakan untuk mengukur suhu udara dan suhu tanah adalah
termometer.Suhu sangat berpengaruh terhadap air, makin rendah suhu
makin sedikit air yang diserap oleh akar, karna itulah penurunan suhu
tanah dapat menyebabkan kelayuan pada tanaman.
3. Alat yang digunakan untuk mengukur kelembaban nisbi adalah
termohimograf. Prinsif kerja alat ini adalah dengan menggunakan sensor
rambut untuk mengukur kelembaban udara dan menggunakan bimeter
untuk sensor suhu udara.
4. Alat yang digunakan untuk mengukur evaporasi adalah evaporimeter.
Prinsip kerja alat ini adalah dengan menampung air hujan yang turun
kemudian di baca dari angka yang ditunjukkan oleh alat.
5. Alat yang digunakan untuk mengukur curah hujan adalah ombrometer.
Prinsip kerja alat ini dengan menggunakan jungkat jungkit, data hasil
penelitian alat ini dapat di lihat melalui computer.
6. Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah anemometer. Prinsip
kerja alat ini adalah dengan melihat arah putaran baling-baling
anemometer.
7. Metode pengukuran hujan dilakukan dengan menggunakan dua metode
yaitu metode.
8. Terdapat banyak peralatan klimatologi untuk mengukur unsur cuaca/iklim
yakni diantaranya termometer, anemometer, ombrometer dan lain-lainnya.
Setiap peralatan unsur iklim/cuaca memiliki cara kerja yang berbeda-beda
sesuai dengan fungsi masing-masing dengan pengamatan umumnya
dilakukan pada pagi hari dan berlangsungnya bisa dalam harian,
mingguan, bulanan, ataupun tahunan.

5.2 Saran

30
Berbagai proses fisiologi tanaman sangat dipengaruhi oleh iklim, ketersediaan
air sangat ditentukan oleh curah hujan, demikian juga pertumbuhan dan produksi
tanaman merupakan manivestasi akumulatif dari seluruh proses fisiologi selama
fase atau periode pertumbuhan tertentu. Oleh sebab itu dalam pengertian yang
lebih teknis dapat dinyatakan bahwa pertumbuhan dan produksi tanaman
dipengaruhi oleh berbagai unsur iklim selama pertumbuhan tanaman. Salah satu
upaya peningkatan produksi tanaman adalah dengan memanfaatkan sumberdaya
iklim se-optimal mungkin dengan melakukan analisis agroklimat dikaitkan
dengan tanah dan tanaman sehingga menjadi informasi yang aplikatif untuk
menunjang perencanaan waktu tanam, pola tanam dan jenis tanaman.

5.3 Pesan dan Kesan

Kesan dan pesan praktikum ini adalah lab. penerapan praktikum ini
sangatlah panas karena AC pada ruangan ini tidak menyala padahal kami sudah
senang sekali kalau ingin praktikum penerapan komputer. Pupus sudah semua itu
ketika mengetahui kalau AC tidak menyala namun tidak mematahkan semangat
kami. Praktikum ini sangatlah berguna dapat menambah wawasan tentang fitur-
fitur yang terdapat dalam microsoft word. Materi-materi yang dijelaskan kakak
asprak sangatlah jelas. Semoga praktikum penerapan komputer ini dapat
memberikan manfaat yang besar. Kakak asprak yang menjelaskan materi semoga
tidak bosan dengan anak Biokimia 49. Kakak asprak lab. penerapan komputer 1
sangatlah sabar dalam menjelaskan materi.

Praktikum ini sangatlah penting karena dapat memudahkan saya dalam


membuat laporan. Praktikum ini membuat saya mengerti dalam membuat daftar
isi otomatis. Daftar isi sangatlah penting terutama dalam pembuatan skripsi.
Bukan hanya itu membuat surat massal pun sangat memudahkan apalagi bagi
yang menjadi anggota divisi logstran untuk surat peminjaman ruangan.

31
DAFTAR PUSTAKA

Anonym. 2010. Suhu tanah. Pressindo. Jakarta.


Anonim. 2014. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Tidak Di Publikasikan. Medan.
Apriyana y. Dan yanto sugianto.2000. Kajian Perubahan Suhu Udara Dan
Evapotranspirasi Di Indonesia. Tidak Dipublikasikan. Bogor
Deniss. 2001. Tecnologi Penanganan Pasca Panen. Rineka cipta. Jakarta.
Guslim. 2007. Agroklimatologi. USU Press. Medan
Guslim. 2009. Agroklimatologi. USU press. Medan
Halton. 2006. Klimatologi Pengaruh Iklim Terhadap Tanah Dan Tanaman. Bina
Askara. Jakarta.
Handoko. 2003. Klimatologi dasar. FMIPA-IPB. Bogor.
Handoko. 2006. Agroklimatologi. Mataram University Press. Mataram.
Jumin, hasan basri. 2002. Agroekoteknologi. Suatu Pendekatan Fisiologi. Pt Raja
Grafindo Persada. Jakarta.
Kartasapoetra A.G. 2004. Klimatologi Pengaruh Iklim Terhadap Tanah Dan
Tanaman. Bumi askara. Jakarta
Kartasapoetra 2005. Pengantar Ilmu Tanah. Pt Rineka Cipta. Jakarta
Karin k. 2000. Diktat Kuliah Dasar-Dasar Klimatologi. Universitas Syahkuala
Sitejo. Muisuryani. Arab
Lakitan, benyamin. 2002. Dasar-Dasar Klimatologi. Raja Grafindo Persada.
Jakarta.
Kurnia. 2010. Identitas Kenyamanan Termal Bangunan. IPB.Bogor.
Maryanto. 2004. Petunjuk Praktikum Teknologi Pengolahan. Jurusan TPH FTP
UNES. Jember.
Rekada, kensaku. 2005. Hidrologi Pertanian. Pt Pratya Utama . Bogor
Sastrodarsono .2006. Variasi Tanah. Rineka Jaya. Bogor.
Trewartha. 2009. Pengantar Iklim. UGM press. Yogyakarta.
Wahyuning. 2004. Geografi. Pabelan. Jakarta.
Wisnubroto. 2000. Dasar-Dasar Klimatologi. UGM, Yogyakarta.

32
Wisnubroto, S. 2006. Materi Pertanian Indonesia. Mitra Gama Widya. Jakarta.
Wuryanto, indro. 2000. Klimatologi Dasar. UNS Press. Surabaya.
Yani.2009. Pengukuran Suhu Tanah Dan Transfer Suhu. Repository ipb.ac.id

33

Anda mungkin juga menyukai