Disusun Oleh:
Kelompok 1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan
karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini disusun sebagai
salah satu tugas mata kuliah etnografi kemaritiman yang diampu oleh Ibu Annisa, S.Tr., M.Si.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca. Lebih dan kurangnya
mohon dimaafkan karena manusia tidak pernah luput dari kesalahan.
Salam, Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan Makalah1
D. Manfaat Makalah 1
BAB ISI 2
A. Pengertian Masyarakat Maritim 2
B. Ciri-Ciri Masyarakat Maritim 3
C. Aspek-Aspek Masyarakat Maritim 3
D. Kategorisasi Masyarakat Maritim 4
E. Kategorisasi Masyarakat Maritim Berdasarkan Profesi 6
1. Nelayan 6
2. Pelayar/Pekerja(Pelaut) 6
3. Transportasi 8
4. Pedagang 10
5. Petambang 11
6. Pengelola Industri 11
7. Marinir 11
F. KEBIJAKAN PEMERINTAH PADA SEKTOR MARITIM 12
BAB PENUTUP 13
A. KESIMPULAN 13
B. SARAN 13
DAFTAR PUSTAKA 14
1
BAB
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Luas wilayah Indonesia adalah 5.193.250 km². Dengan rinciannya luas daratan Indonesia
1.919.440 km². Sedangkan luas lautan sekitar 3.273.810 km². Dalam situs Kementerian
Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi disebutkan, Rujukan Nasional Data Kewilayahan
RI menyebutkan luas wilayah Indonesia baik itu darat dan perairan adalah 8.300.000 km2.
Angka rujukan nasional data kewilayahan RI, yang salah satunya luas laut Indonesia itu
dikerjakan sejak tahun 2015 oleh Badan Informasi Geospasial (BIG) dan Pusat Hidrografi dan
Oseanografi (Pushidros) TNI AL.
1. Luas perairan pedalaman dan perairan kepulauan Indonesia adalah 3.110.000 km2;
2. Luas laut teritorial Indonesia adalah 290.000 km2;
2. Luas zona tambahan Indonesia adalah 270.000 km2;
3. Luas zona ekonomi eksklusif Indonesia adalah 3.000.000 km2;
4. Luas landas kontinen Indonesia adalah 2.800.000 km2;
5. Luas total perairan Indonesia adalah 6.400.000 km2;
6. Luas NKRI (darat + perairan) adalah 8.300.000 km2;
7. Panjang garis pantai Indonesia adalah 108.000 km;
8. Jumlah pulau di Indonesia kurang lebih 17.504, dan yang sudah dibakukan dan disubmisi ke PBB
adalah sejumlah 16.056 pulau.
Dengan adanya data tersebut Indonesia berpotensi menjadi masyarakat maritime. Jika
dikelola dengan baik. Oleh karena itu kita wajib memahami tentang masyarakat maritime.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian masyarakat maritime?
2. Bagaimana ciri-ciri masyarakat maritime?
3. Apa saja yang termasuk kategorisasi masyarakat maritime?
4. Bagaimana mengatasi permasalahan yang ada di masyarakat maritime?
C. Tujuan Makalah
1. Mengetahui pengertian masyarakat maritime.
2. Mengetahu ciri-ciri mayarakat maritime.
3. Mengetahui kategorisasi masyarakat maritime.
4. Mengetahui cara mengatasi permasalahan yang ada di masyarakat maritime.
D. Manfaat Makalah
1. Menjadi acuan dalam mempelajari tentang masyarakat maritime.
2. Memberikan informasi penting mengenai masyarakat maritime agar bisa
dikembangkan.
3. Bisa membedakan masyarakat maritime sesuai dengan kategorisasinya.
2
BAB
ISI
Secara umum masyarakat maritime adalah kesatuan-kesatuan hidup manusia yang saling
berinteraksi berupa kelompok - kelompok kerja, kampung atau desa, suku bangsa (ethnic group),
komunitas, kesatuan-kesatuan administratif berupa kecamatan, provinsi, bahkan bisa merupakan
negara atau kerajaan, yang sebagian besar atau sepenuhnya menggantungkan kehidupan
ekonominya secara langsung atau tidak langsung pada pemanfaatan sumberdaya hayati atau
nonhayati laut serta jasa-jasa laut, yang dipedomani oleh dan dicirikan bersama dengan
kebudayaan maritim/baharinya.
3. Ketiga, tindakan sosial yang bersifat afektual, yaitu tindakan sosial yang berorientasi
atau sangat dipengaruhi oleh perasaan, seperti rasa pantas atau tidak pantas, senang
atau tidak senang, aman atau tidak aman, bangga atau tidak bangga, dan lain
sebagainya.
C. Aspek-Aspek Kemaritiman
Berikut ini adalah beberapa aspek-aspek kemaritiman yaitu:
karsa, dan rasa. Sebenarnya budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu
budhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal
yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.
1). Masyarakat maritim yang bersentuhan secara langsung dengan lingkungan laut
Kategori masyarakat maritim yang bersentuhan secara langsung dengan lingkungan laut
ialah penduduk nelayan (pakkaja): (miskin tradisional dan kaya modern), petambak (pallawa),
pelayar/pengusaha transportasi laut (passompe’): (miskin tradisional dan kaya modern),
penambang batu karang dan pasir laut, penambang migas dan mineral (modern), pengelola
industri pariwisata bahari, penyelam dan olahragawan laut, pencinta lingkungan laut, peneliti
dari kalangan akademisi yang terlibat secara langsung dalam dunia laut, Marinir/Angkatan Laut
dan Satuan-satuan Tugas Keamanan Laut, dll.
2). masyarakat ekonomi maritim yang kurang bersentuhan dengan lingkungan laut
Kategori masyarakat ekonomi maritim yang kurang bersentuhan dengan lingkungan laut ialah
pedagang hasil-hasil laut, pemodal/rentenir, pekerja di pelabuhan/pasar atau pelelangan ikan,
pengelola dan pekerja industri hasil-hasil laut, pengusaha dan pekerja industri perahu/kapal, alat
tangkap, tali-temali, dsb, birokrat dan praktisi dari kementerian, lembaga non-pemerintah,
peneliti dari lembaga ilmiah yang terkait, LSM dan pemerhati lingkungan laut, dll.
3). Kelas Sosial-Ekonomi Dan Struktur Sosial Dalam Masyarakat Maritime.
a. Tipe pedesaan lokal-tradisional yang sedang berkembang.
Masyarakat ekonomi maritim memiliki struktur sosial tidak tajam, dan kurang
berkelas/stratifikasi. Cara membedakan peran dan status antara para pemimpin kelompok dengan
Anak Buah Kapal (ABK) atau anggota kelompok seringkali sulit dibedakan atau tidak jelas
sebab mereka dalam pembagian kerjanya atau dalam hubungan sosial di antara mereka bersifat
santai, akrab, dan penuh persaudaraan, pertemanan/persahabatan dan tolong-menolong. Makanya
pada kelompok tipe ini umumnya diterapkan pemerataan diantara mereka dengan sistem bagi
hasil.
b. Tipe modern perkotaan berskala besar yang kapitalis-industrial.
6
1. Nelayan
Nelayan adalah seseorang atau sekelompok orang yang bekerja menangkap ikan atau
jenis hewan lainnya yang hidup di perairan, khususnya laut. Mengutip dari jurnal Faktor yang
Berhubungan dengan Kejadian Dermatitis pada Nelayan, nelayan sangat erat hubungannya
dengan wilayah perairan. Saat menangkap ikan, nelayan bisa menggunakan peralatan sederhana,
seperti jala. Namun, juga ada nelayan yang menggunakan peralatan modern dan kapal besar
dengan teknologi canggih. Nelayan menggantungkan hidupnya pada ikan atau hewan laut
lainnya yang didapat. Agar bisa mencukupi kebutuhannya sehari-hari, nelayan harus pergi
berlayar ke tengah laut untuk mencari dan menangkap ikan. Menurut Ansaar dalam jurnal Sistem
Pengetahuan Pelayaran dan Penangkapan Ikan pada Masyarakat Nelayan di Kelurahan Rangas,
Kabupaten Majene (2019), saat akan pergi berlayar, nelayan terlebih dahulu mencari tahu cuaca
pada hari itu.
Nelayan menghadapi permasalahan seperti penurunan hasil tangkapan akibat
penangkapan ikan secara ilegal (illegal fishing), kerusakan ekosistem laut akibat pencemaran
atau perubahan iklim, persaingan dengan nelayan asing atau nelayan skala besar, rendahnya
kesejahteraan dan perlindungan sosial, serta kurangnya akses terhadap modal, teknologi, dan
pasar.
2. Pelayar/Pekerja (pelaut)
Pelaut adalah kelompok masyarakat maritim yang berprofesi sebagai pengemudi atau
awak kapal/perahu yang mengangkut orang atau barang melalui jalur perairan. Pelaut dapat
bekerja di sektor publik atau swasta, dan dapat beroperasi di tingkat lokal, nasional, atau
internasional.
Pelaut bisa bekerja pada segal Jenis kapal yang meliputi kapal angkut, kapal penumpang,
maupun kapal tanker. Setiap pelaut memilki tugas yang berbeda sesuai bidang pekerjaannya.
Tugas pelaut terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu Perwira Departemen Mesin, Perwira
Departemen Dek, dan Ratings. Pelaut biasa juga disebut ABK( anak Buah Kapal).
Setiap bagian tersebut memiliki tugas dan tanggung jawab masing-masing. Sedangkan
tanggung jawab utama tetap berada di tangan kapten kapal sebagai pemimpin pelayaran. Dengan
demikian, seluruh pekerjaan pelaut dijalankan sesuai dengan perintah kapten kapal.
7
a. Tugas-tugas pelaut
3. Tranportasi
Transportasi memegang peran penting pada masyarakat maritime karena tanpa
transportasi maka segala aktfitas pada masyarakat akan terganggu.
Peran transportasi air adalah sebagai sarana yang digunakan untuk memindahkan,
membawa, atau memperjalankan penumpang atau barang-barang melalui media air sebagai jalur
perjalanannya. Transportasi air dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, seperti transportasi laut,
transportasi sungai, dan transportasi danau Contoh transportasi air adalah sampan, kapal laut,
papan selancar, jet ski, perahu motor, dan lain-lain. Transportasi air memiliki beberapa kelebihan
dan kekurangan. Kelebihannya antara lain adalah dapat mengangkut penumpang atau barang
dalam jumlah besar, biaya operasional yang relatif murah, dan dapat mencapai daerah-daerah
yang tidak terjangkau oleh transportasi darat atau udara3. Kekurangannya antara lain adalah
membutuhkan waktu yang lama untuk mencapai tujuan, rentan terhadap cuaca buruk atau
mengganggu kelancaran dan efektivitas transportasi laut sebagai sarana perdagangan dan
distribusi gelombang tinggi, dan memerlukan prasarana seperti pelabuhan yang memadai.
Permasalahan pada transportasi maritim adalah berbagai hambatan atau kendala yang barang.
Beberapa permasalahan yang sering dihadapi oleh transportasi maritim antara lain adalah:
a. Masalah regulasi, hukum, dan kebijakan pemerintah yang belum memadai atau tidak
sinkron untuk mendukung pengembangan sektor maritim. Misalnya, kurangnya
harmonisasi antara peraturan nasional dan internasional, lemahnya penegakan hukum
terhadap pelanggaran maritim, atau tumpang tindih kewenangan antara instansi terkait.
b. Masalah infrastruktur dan teknologi yang belum merata atau tidak memenuhi standar.
Misalnya, kurangnya fasilitas pelabuhan, navigasi, komunikasi, atau keselamatan di
wilayah perairan Indonesia, terutama di daerah timur dan perbatasan. Atau kurangnya
pemanfaatan teknologi digital, otomatisasi, atau integrasi data untuk meningkatkan
efisiensi, keamanan, dan kualitas layanan transportasi maritim.
c. Masalah ketidakseimbangan kargo atau muatan antara wilayah barat dan timur Indonesia.
Misalnya, banyak kapal yang kembali dengan muatan yang minim setelah mengangkut
9
barang dari barat ke timur Indonesia. Hal ini berdampak pada tingginya biaya logistik
nasional dan rendahnya daya saing produk Indonesia di pasar global.
d. Masalah dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh transportasi maritim. Misalnya,
pencemaran laut akibat tumpahan minyak, limbah kapal, atau bahan berbahaya lainnya.
Atau kerusakan ekosistem laut akibat aktivitas penambangan, pengeboran, atau
penangkapan ikan secara ilegal atau tidak berkelanjutan.
Untuk mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut, diperlukan upaya-upaya yang
komprehensif dan kolaboratif dari berbagai pihak, seperti pemerintah, swasta, akademisi,
masyarakat sipil, dan komunitas internasional. Beberapa upaya yang dapat dilakukan antara lain
adalah:
a. Meningkatkan kualitas regulasi, hukum, dan kebijakan pemerintah yang mendukung
pengembangan sektor maritim. Misalnya, menyelaraskan peraturan nasional dan
internasional, meningkatkan penegakan hukum terhadap pelanggaran maritim, atau
menghapus tumpang tindih kewenangan antara instansi terkait.
b. Meningkatkan kualitas infrastruktur dan teknologi yang merata dan memenuhi
standar. Misalnya, membangun atau memperbaiki fasilitas pelabuhan, navigasi,
komunikasi, atau keselamatan di wilayah perairan Indonesia. Atau memanfaatkan
teknologi digital, otomatisasi, atau integrasi data untuk meningkatkan efisiensi,
keamanan, dan kualitas layanan transportasi maritim.
c. Meningkatkan keseimbangan kargo atau muatan antara wilayah barat dan timur
Indonesia. Misalnya, mengembangkan industri lokal di daerah timur dan perbatasan
untuk meningkatkan produksi barang yang dapat diekspor. Atau memberikan insentif
atau subsidi bagi pengusaha transportasi maritim untuk mengangkut barang dari timur
ke barat Indonesia.
d. Meningkatkan kesadaran dan tanggung jawab terhadap dampak lingkungan yang
ditimbulkan oleh transportasi maritim. Misalnya, menerapkan standar lingkungan
yang ketat bagi kapal-kapal yang beroperasi di wilayah perairan Indonesia. Atau
melakukan pengawasan dan pengendalian terhadap aktivitas penambangan,
pengeboran, atau penangkapan ikan.
Untuk memperlancara transportasi maritime pemerintah membangun tol laut. Berikut ini
beberapa manfaat tol laut bagi masyarakat adalah:
a. Meningkatkan konektivitas antara wilayah barat dan timur Indonesia melalui jalur
laut, sehingga memudahkan distribusi barang dan jasa, serta memperluas pasar bagi
pelaku usaha1.
b. Menurunkan harga barang di daerah yang tertinggal, terpencil, terluar, dan perbatasan
(3TP), karena adanya kepastian ketersediaan barang dan penurunan biaya transportasi
angkutan2.
c. Mewujudkan visi Indonesia sebagai poros maritim dunia, sesuai dengan Nawacita
yang dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo2.
10
Perkembangan kebijakan tol laut saat ini menunjukkan adanya peningkatan dalam
beberapa aspek, seperti jumlah trayek, jumlah kapal, jumlah pelabuhan yang disinggahi, jumlah
muatan, dan tingkat isian kapal1. Berdasarkan data Kementerian Perhubungan, pada tahun 2021,
tol laut melayani hingga 31 trayek dan mengoperasikan sebanyak 31 kapal yang menyinggahi
105 pelabuhan2. Tol laut juga melayani secara khusus provinsi-provinsi di timur Indonesia,
seperti Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, Sulawesi Utara, NTT, NTB, dan daerah
lainnya2. Selain itu, tol laut juga telah mengangkut muatan berangkat sebanyak 6.617 TEUs
(twenty-foot equivalent units) dengan komoditi muatan terbanyak yaitu semen, beras, dan air
mineral1. Tingkat isian kapal dari Indonesia timur juga terus meningkat menjadi 88,56 persen sepanjang
Januari-Agustus 20211.
Perkembangan kebijakan tol laut ini menunjukkan bahwa program ini telah memberikan
dampak positif terhadap konektivitas laut, distribusi barang, penurunan biaya logistik, dan
pemerataan pembangunan di Indonesia3. Tol laut juga telah melayani sebagian besar wilayah
tertinggal, terluar, terdepan dan perbatasan (3TP) yang memiliki pelabuhan 4. Namun demikian,
perkembangan kebijakan tol laut ini masih perlu ditingkatkan dan dioptimalkan dengan
memperhatikan berbagai faktor, seperti kebutuhan konsumsi daerah tujuan, ketersediaan
infrastruktur pelabuhan dan logistik, kesiapan pelaku usaha untuk mengisi muatan kapal, serta
koordinasi antara berbagai instansi terkait4.
4. Pedagang
Pedagang adalah kelompok masyarakat maritim yang berprofesi sebagai penjual atau
pembeli hasil laut atau barang lainnya yang diperoleh melalui jalur perairan. Pedagang dapat
berdagang secara langsung dengan nelayan atau pelayar/pekerja transportasi, atau melalui pasar,
pelabuhan, atau tempat lainnya3.
Pedagang menghadapi permasalahan seperti rendahnya nilai tambah produk hasil laut
akibat kurangnya pengolahan dan diversifikasi produk, sulitnya mengakses pasar domestik
maupun internasional akibat hambatan non-tarif atau persaingan dengan produk impor,
kurangnya dukungan permodalan dan perbankan untuk mengembangkan usaha dagang, serta
kurangnya perlindungan hukum dan kebijakan yang mendukung perdagangan maritim12
11
5. Petambang
Petambang adalah kelompok masyarakat maritim yang berprofesi sebagai penambang
atau pekerja tambang yang mengeksploitasi sumber daya mineral di dasar laut atau pulau-pulau
kecil. Petambang dapat menambang berbagai jenis mineral, seperti pasir, batu bara, minyak
bumi, gas alam, emas, timah, nikel, dan lain-lain3
Petambang menghadapi permasalahan seperti tingginya risiko lingkungan dan sosial
akibat dampak negatif penambangan laut terhadap ekosistem dan masyarakat pesisir, kurangnya
regulasi dan pengawasan yang jelas dan tegas terkait aktivitas penambangan laut, rendahnya
keterlibatan masyarakat lokal dalam manfaat penambangan laut, serta kurangnya teknologi dan
inovasi yang ramah lingkungan dan efisien dalam penambangan laut12
6. Pengelola Industri
Pengelola Industri adalah kelompok masyarakat maritim yang berprofesi sebagai
pengusaha atau manajer industri yang berkaitan dengan sumber daya laut atau aktivitas
kemaritiman. Pengelola industri dapat terlibat dalam berbagai bidang industri, seperti industri
perikanan, industri pariwisata bahari, industri perkapalan, industri galangan kapal, industri
bangunan lepas pantai, dan lain-lain3.
Pengelola Industri menghadapi permasalahan seperti kurangnya daya saing industri
maritim nasional akibat ketergantungan pada bahan baku atau teknologi impor, rendahnya
kualitas dan produktivitas sumber daya manusia industri maritim, kurangnya insentif dan
kemudahan perizinan untuk berinvestasi di sektor industri maritim, serta kurangnya infrastruktur
dan fasilitas pendukung industri maritime.
7. Marinir
Marinir adalah kelompok masyarakat maritim yang berprofesi sebagai anggota angkatan
laut atau pasukan khusus yang bertugas menjaga kedaulatan dan keamanan wilayah perairan
Indonesia. Marinir dapat terlibat dalam berbagai operasi militer, seperti patroli laut, penegakan
hukum laut, pertahanan pantai, pendaratan amfibi, operasi khusus, dan lain-lain4.
Marinir menghadapi permasalahan seperti kurangnya kemampuan dan kesiapan dalam
menjaga kedaulatan dan keamanan wilayah perairan Indonesia akibat keterbatasan anggaran,
personel, alutsista, dan teknologi, kurangnya koordinasi dan sinergi dengan instansi terkait dalam
penegakan hukum di laut, kurangnya kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam menjaga
keutuhan NKRI di laut, serta kurangnya diplomasi dan kerjasama regional atau internasional
dalam menyelesaikan sengketa atau konflik maritime.
12
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Masyarakat maritime adalah kesatuan-kesatuan hidup manusia yang saling berinteraksi
berupa kelompok - kelompok kerja, kampung atau desa, suku bangsa (ethnic group), komunitas,
kesatuan-kesatuan administratif berupa kecamatan, provinsi, bahkan bisa merupakan negara atau
kerajaan, yang sebagian besar atau sepenuhnya menggantungkan kehidupan ekonominya secara
langsung atau tidak langsung pada pemanfaatan sumberdaya hayati atau nonhayati laut serta
jasa-jasa laut, yang dipedomani oleh dan dicirikan bersama dengan kebudayaan
maritim/baharinya.
Masyarakat maritim di Indonesia memiliki potensi besar dalam mengembangkan
ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Sebagai negara maritim terbesar di
dunia, Indonesia memiliki sumber daya laut yang sangat melimpah dan beragam. Selain itu,
masyarakat maritim juga dapat menjadi pelaku utama dalam sektor pariwisata dan
pelayaran. Namun demikian, masyarakat maritim di Indonesia masih menghadapi berbagai
tantangan seperti minimnya infrastruktur dan aksesibilitas ke wilayah-wilayah terpencil.
B. SARAN
Kami menyadari pada penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk
kedepannya kami harap bisa menyajikan makalah yag lebih baik dari ini. Oleh karena itu kritik
dan saran kami perlukan dari para pembaca. Agar kami bisa mengevaluasi makalah kami
menjadi lebih baik.
Menurut kami untuk mengoptimalkan potensi masyarakat maritime agar sejalan dengan
kebijakan pemerintah, perlu adanya sosialisasi dan pelatihan industry pengembangan hasil laut
pada masyarakat. Selain itu perlu adanya slogan-slogan atau papan reklame disekitar pesisir
pantai untuk mengingatkan masyarakat pentingnya melindungi laut.
14
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2020. Artikel. Luas daerah Indonesia lengkap daratan dan lautan. Dalam.
MedanBisnisDaily.com. Diakses 17 April 2023
Aisy, Rohadatul. Jurnal. Masyarakat maritime. Dalam Academia.edu. Diakses 17 April 2023
Anonym. 2023. Artikel. Budaya maritime. Dalam pakdosen.co.id. Diakses 18 April 2023
Karunia, Vanya MP. 2021. Artikel. Pekerjaan sebagai Nelayan. Dalam kompas.com. Diakses
24 April 2023
Administrator. 2021. Artikel. Program Tol Laut kian Mumpuni. Dalam Indonesia.go.id. Diakses
24 April 2023.
Admin. 2022. Artikel. Studi Evaluasi Dan Optimasi Rute Tol Laut. Dalam Website Badan
Kebijakan Transportasi (dephub.go.id). Diakses 24 April 2023
Anonim. 2021. Artikel. Mengenal Ekonomi Maritim Indonesia Dan Contoh Kebijakannya.
Dalam harmony.co.id. Diakses 24 April 2023
Anonim. 2022. Artikel. Serba-Serbi Tol Laut serta Manfaatnya bagi Indonesia.
Dalam Medcom.id. diakses tanggal 24 April 2023.
Karunia, Vanya MP. 2021. Artikel. 5 Kebijakan Pemerintah dalam Pembangunan Berbasis
Kelautan. Dalam kompas.com. Diakses 24 April 2023
Anonym. 2021. Artikel. 3 Upaya Pengembangan Ekonomi Maritim Indonesia. Dalam
indomaritim.id. Diakses 24 April 2023
Anonym. 2021. Artikel. Mengenal Alat Transportasi Sungai sebagai Salah Satu Jenis
Transportasi Air. Dalam kumparan.com. Diakses 24 April 2023
KX3QT. 2023. Artikel. 4 Permasalahan Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia yang Harus
Segera Dibenahi. Dalam suara.com. Diakses 24 April 2023
Artha, Yohana Uly. 2021. Artikel. Menhub Ungkap Sederet Tantangan di Sektor Transportasi
Laut. Dalam Kompas.com. Diakses 24 April 2023
Admin. 2020. Artikel. Pengertian Transportasi Meliputi Unsur, Fungsi, Manfaat, dan Jenisnya
[ Lengkap ]. Dalam Ilmuips.my.id. Diakses 24 April 2023