Anda di halaman 1dari 6

TUGAS PAPER INDIVIDU PEKAN 11

KEBUDAYAAAN MARITIM INDONESIA

DISUSUN OLEH :

RIFA KAMILA ZASKI

H041221060

BIOLOGI (KELAS B)
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Hal yag melatar belakangi pembuatan paper ini adalah untuk


memenuhi tugas dari matakuliah “wawasan sosial budaya maritim” (WSBM)
mengenai Kebudayaan Maritim. Selengkapnya mengenai Kebudayaan
Maritim akan dibahas dalam paper ini.

B. TEORI
Budaya maritim adalah kompleks gagasan, ide, pengetahuan, nilai,
norma, aturan yang terkait bidang maritim dan dijadikan pedoman
perilaku ekonomi, bisnis, jasa dan politik individu/kelompok masyarakat
nelayan dan non nelayan untuk mencapai kepentingan sosial
ekonominya guna menghasilkan produk.
BAB II

PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN NEGARA MARITIM


Secara sederhana, negara maritim diartikan sebagai negara yang
dikelilingi laut atau perairan yang luas. Negara maritim adalah suatu negara
yang memiliki wilayah laut yang lebih luas daripada daratan sebagai bagian
dari wilayahnya. Beberapa ahli berpendapat bahwa negara ini terbentuk dari
beberapa pulau yang jumlahnya tidak sedikit, atau disebut juga negara
kepulauan. Suatu negara dikatakan sebagai negara maritim apabila memiliki
garis pantai yang panjang. Berdasarkan pengertian tersebut, terdapat
beberapa negara maritim di dunia. Contoh Negara maritim antara lain
adalah Kanada, Indonesia, Papua Nugini, Jepang, Selandia Baru, dan
masih banyak lagi. Negara-negara tersebut memiliki garis pantai yang
panjang serta wilayah perairan yang lebih luas daripada daratan.
Dilihat dari panjang garis pantainya, Indonesia menduduki peringkat
kedua setelah Kanada. Memiliki garis pantai mencapai 202.800 kilometer,
Kanada tercatat sebagai pemilik garis pantai terpanjang di dunia. Kemudian,
Indonesia berada di peringkat kedua dengan garis pantai sepanjang 54.716
kilometer. Sedangkan dilihat dari luas wilayahnya, Indonesia memiliki
perbandingan luas wilayah perairan dan daratan mencapai 71 persen
banding 29 persen. Dari total luas wilayah Indonesia, mencakup 5.180.083
km2, dan 71 persennya yaitu 3.257.483 km2 berupa perairan. Hal itulah
yang membuat Indonesia layak disebut sebagai negara maritim. Terlebih
lagi, kemaritiman Indonesia didukung oleh jumlah pulau yang masuk dalam
wilayahnya mencapai 17.504 pulau, membuat Indonesia termasuk dalam 15
besar negara maritim di dunia.
2. KEMARITIMAN INDONESIA
Dilihat dari penampakan geografisnya, Indonesia memiliki luas lautan
dua pertiga lebih besar daripada daratan. Bentang alamnya yang berupa
kepulauan juga berpengaruh pada kondisi maritiminya, sehingga menduduki
peringkat kedua negara dengan garis pantai terpanjang di dunia.
Kemaritiman Indonesia juga didukung dengan kepastian batas wilayah
kedaulatan negara berupa perairan yang dibatasi dengan 10 negara. Negara-
negara tersebut meliputi Malaysia (sebagian Laut Wilayah, Landas Kontinen),
Singapura (sebagian Laut Wilayah), dan Thailand (Landas Kontinen).
Kemudian termasuk juga Filipina (ZEE), Vietnam (Landas Kontinen), India
(Landas Kontinen), Timor Leste (Laut Wilayah, Landas Kontinen), Papua Nugini
(ZEE, Landas Kontinen), Palau (ZEE, Landas Kontinen), serta Australia ( ZEE,
Landas Kontinen).
Letak Indonesia berada di titik silang, yaitu antara Benua Asia dan
Benua Australia, serta antara Samudra Pasifik dan Samudra Hindia. Ini
membuat Indonesia disebut memiliki posisi strategis dalam aspek ekonomi dan
militer. Secara hukum, Indonesia ditetapkan sebagai negara kepulauan
sekaligus maritim terdapat pada United Nations Convention on the Law of the
Sea (UNCLOS) pasal 46-47 ayat 1. Sehingga secara kondisi geografis, politik,
ekonomi dan sejarah dunia, Indonesia telah memenuhi syarat menjadi negara
maritime.
3. BUDAYA MARITIM INDONESIA
sejarah bangsa Indonesia awalnya dimulau dari lautan. Berbagai
aktivitas kehidupan bangsa Indonesia, bermula dari lautan yang menjadi
awal penyebaran penghuni Nusantara ini. Berikut beberapa budaya maritim
Indonesia, di antaranya:
 Kerajaan Maritim
Sejarah dari bangsa Indonesia ditandai dengan adanya sejarah
maritim yang sudah dimulai dari kawasan barat sampai ke kawasan
timur nusantara. Berbagai kerajaan yang muncul di zaman dahulu telah
menyadaru bahwa mereka dekat dengan laut. Oleh karena itulah,
beberapa kerajaan membangun kekuatan laut yang dilakukan dengan
memfokuskan diri pada transportasi laut. Selain itu, beberapa kerajaan
juga menyadari bahwa mereka hidup antarpulau dan dipisahkan oleh
lautan. Sehingga, mereka berusaha untuk menyatukan pulau-pulau
tersebut dengan berbagai usaha. Usaha yang dilakukan sangat
beragam, mulai dari menjalin persahabatan, sampai dengan membuat
peraturan kedaulatan laut.
 Aturan laut dan pesisir
Berbagai kerajaan di Indonesia pada zaman dahulu
mengeluarkan undang-undang yang berisikan mengenai aturan berbagai
aktivitas laut. Salah satunya kerajaan di Bali yang membuat peraturan
mengenai kapal-kapal yang beraktivitas di wilayah mereka. Hal ini tertulis
dalam prasasti-prasasti peninggalan kerajaan teresebut, yang dikenal
dengan istilah tawan karang. Selain itu, Kerajaan Makassar juga
mengeluarkan tata cara pelayaran dan perdangan yang berlaku sangat
lama di wilayah tersebut.
 Pengetahuan bahari
Sejak zaman dahulu nenek moyang bangsa Indonesia sudah
mengenai tentang pembuatan perahu. Hal ini ditemukan dengan adanya
data arkeologi tentang pembangunan perahu melalui lukisan di gua.
Lukisan ini ditemukan di Pulau Muna, Sulawesi Tenggara, Pulau Kei,
dan Gua Niah di Serawak. Penggunaan perahu sudah dimulai sejak
zaman neolitikum atau lebih dikenal dengan zaman bercocok tanam. Hal
ini diketahui dari banyaknya temuan sampah kerang yang menunjukkan
pernah adanya pemanfaatan hasil laut oleh manusia.
4. FUNGSI KEBUDAYAAN MARITIM
a. Dalam bidang sosial, maritim mempunyai fungsi sebagai media
pemersatu yang menumbuhkan dan mempererat ikatan batin sebagai
satu bangsa antara penduduk pulau yang satu dengan yang lainnya.
b. Dalam bidang ekonomi, maritim memiliki fungsi sebagai sumber ekonomi
yang mampu menghasilkan kekayaan bagi negara. 
c. Dalam bidang budaya, maritim memiliki fungsi sebagai landasan bagi
berkembangnya kebudayaan dan tradisi yang berlangsung dalam
masyarakat.
d. Dalam bidang politik, laut memiliki fungsi sebagai media pertahanan dan
sekaligus sabuk pengaman terhadap serangan dari luar.
BAB III

DAFTAR PUSTAKA

Antropologi Maritim. Surabaya: Revka Petra Media. 2020.


“Relasi Kekuasaan Suami dan Isteri Pada Masyarakat Nelayan”. Masyarakat,
Kebudayaan dan Politik No. 1. Januari – Maret. 2018

Anda mungkin juga menyukai