Anda di halaman 1dari 12

TUGAS KELOMPOK 1 :

MEMAKNAI INDONESIA SEBAGAI POROS MARITIM DUNIA

EDWAR ARIANO
RIZA HABIB
NARIATI
PETA DAN POTENSI LAUT INDONESIA
LUAS LAUT 3,25 JUTA KM2
LUAS ZEE 2,55 JUTA KM2
TERDIRI DARI 17.499 PULAU DENGAN LUAS 7,81 JUTA KM 2
SUMBER : DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN LAUT KEMENTERIAN
KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA

Laut Indonesia bisa dibilang sangat kaya akan biota laut karena
memiliki 8.500 spesies ikan (37% spesies dunia), 555 spesies rumput
laut, dan 950 biota terumbu karang dan sekaligus menjadi negara
Potensi sumber daya laut dan keanekaragaman flora dan fauna
dengan jumlah terumbu karang terluas didunia yang luasnya mencapai
di Indonesia dapat dikembangkan menjadi komoditas
284,3 ribu km2 setara dengan 18% terumbu karang yang ada didunia.
pariwisata. Seperti wisata bisnis, wisata pantai, wisata budaya,
Merujuk data Badan Pusat Statistik per Desember 2021, luas ekosistem
wisata pesiar, wisata alam, dan wisata olahraga
mangrove atau bakau di Indonesia mencapai 3,63 juta hektare (Ha)
2
atau 20,37 persen dari total dunia.
DEFINISI LAUT DAN MARITIM
Maritim berasal dari bahasa inggris yaitu maritime, yang berarti navigasi, dari kata
ini kemudian lahirlah istilah maritime power yaitu negara dengan kekuatan maritim
atau negara dengan kekuatan yang bebasis di laut. Masih dalam bahasa Inggris, kata
yang digunakan untuk menunjukkan sifat atau kualitas yang menyatakan
 Laut adalah kumpulan air asin dalam penguasaan terhadap laut adalah seapower.
jumlah yang banyak dan luas yang Berkenaan dengan pengertian maritim, menurut kamus bahasa Indonesia
menggenangi dan membagi daratan diartikan sebagai sesuatu yang berkenaan dengan laut, berkenaan dengan
atas benua atau pulau pelayaran. Sedangkan kemaritiman diartikan sebagai hal-hal yang
menyangkut masalah maritim
 Lautan adalah laut yang ukurannya Sementara jika dikaitkan dengan kelautan, dilihat dari sisi tata bahasa,
sangat luas, yang merupakan himpunan kelautan adalah kata benda sedangkan maritim adalah kata sifat. Dilihat dari
dari air asin yang sifatnya sambung arti kata secara luas, kata kelautan mungkin lebih cenderung mengartikan laut
menyambung meliputi suatu sebagai wadah, yaitu sebagai hamparan air asin yang sangat luas yang
permukaan bumi menutupi permukaan bumi, hanya melihat fisik laut dengan segala kekayaan
alam yang terkandung di dalamnya. Dengan demikian, istilah maritim
sesungguhnya lebih komprehensif, yaitu tidak hanya melihat laut secara fisik,
wadah dan isi, tetapi juga melihat laut dalam konteks geostrategis dan
geopolitik, terutama posisi Indonesia dalam persilangan antara dua benua dan
dua samudera serta merupakan wilayah laut yang sangat penting bagi
perdagangan dunia.
PANDANGAN PARA AHLI TENTANG INDONESIA DARI SISI
MARITIM
Berbagai literatur telah banyak mengulas pendapat tentang potensi Indonesia pada
percaturan ekonomi dunia dari sisi pemanfaatan maritim. Pendapat umum yang
dikemukakan bahwa saat ini Indonesia belum dapat dikatakan sebagai negara maritim,
namun baru dapat dikatakan negara kelautan. Para ahli berpendapat bahwa ini
disebabkan karena Indonesia selama ini dalam penerapan konsep pembangunannya
belum terintegrasi dengan lingkungan-lingkugan strategis yang mendukung ekosistem
kemaritiman berkembang

Ahli strategi maritime Alfred Thayer Mahan dan Geoffrey Till


sebagaimana dikutip oleh Simela Victor Muhamad mengatakan bahwa
hingga saat ini Indonesia belum menjadi negara maritim. Lebih dari itu,
status Indonesia barulah sebatas negara kepulauan berdasarkan
Konvensi Hukum Laut PBB (UNCLOS) 1982 pada 16 November 1994
.

Menko Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan


bahwa bangsa Indonesia harus kembali melihat laut sebagai potensi
besar untuk membawa kesejahteraan. “Bertahun-tahun kita suka
lupa padahal Indonesia ini terdiri dari lebih 75% laut. Sudah berpuluh-
puluh tahun kita membelakangi laut.

4
Perkembangan Sejarah Peradaban Maritim Indonesia
Jejak-jejak kejayaan masa lalu tersebut masih tercatat sebagai Seiring berjalannya waktu, mendorong muncul kerajaan-
kebesaran Indonesia dimasa lalu. Sejak dahulu Indonesia kerajaan di Nusantara yang memiliki armada laut yang
dikenal sebagai “jalur rempah” dunia. “Jalur rempah adalah besar. Kerajaan-kerajaan di Indonesia yang pernah ada
jalur sutra yang melewati maritim, merupakan jalur dan dikenal memiliki armada laut yang besar diantaranya
perdagangan dan wadah pertukaran segala peradaban budaya Kerajaan Sriwijaya, Kerajaan Majapahit dan Kerajaan
dan agama,” kata Dr. Alan Chong dari Universitas Teknologi Demak, dimana kerajaan-kerajaan ini dikenal memiliki
Nanyang Singapura. armada perang dan armada niaga laut yang cukup besar
dizamannya
Pembuktian Indonesia sebagai bangsa maritim juga
dikuatkan dengan adanya temuan-temuan situs pra
sejarah dibeberapa pulau. Penemuan situs pra sejarah
du Pulau Muna, Pulau Seram dan Pulau Arguni yang
dipenuhi lukisan perahu-perahu layer yang
menggambarkan bahwa nenek moyang bangsa
Indonesia merupakan bangsa pelaut. Selain itu,
ditemukan kesamaan benda-benda sejarah antara suku
Bukti kebesaran bangsa Indonesia sebagai negara maritim diungkapkan ahli sejarah dari Aborogin di Australia dengan di Pulau Jawa. Ini
Universitas Indonesia, Ali Akbar. Menurutnya, sejarah kekuatan maritim di tanah air susah ada menandakan bahwa nenek moyang bangsa Indonesia
sejak zaman dulu. Terdapat bukti-bukti pra sejarah dimana bangsa Indonesia adalah bangsa yang telah memiliki hubungan dengan bangsa lain
hebat didunia maritim. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya lukisan perahu didalam gua di Pada sekitar awal abad pertama masehi diduga telah ada jaringan perdagangan antara
Sulawesi dan di Papua nusantara dan India. Bukti-bukti tersebut berupa barang-barang tembikar dari India
Bangsa Indonesia sudah dikenal sebagai bangsa maritim (Arikamedu, Karaikadu dan Anuradha-Pura). Keberadaan barang-barang tembikar tersebut
yang maju. Bahkan bangsa ini pernah mengalami masa diangkut dengan menggunakan perahu atau kapal yang mampu melintasi samudra
keemasan sejak awal masehi. Menggunakan kapal Diera kemerdekaan kesadaran tentang Indonesia pernah menjadi kekuatan maritim yang
bercadik, mereka berlayar mengelilingi dunia dan menjadi besar kembali bergaung ini ditandai melalui Deklarasi Djuanda pada tahun 1957
bangsa yang disegani. Hanya berbekal alat navigasi menyatakan kepada dunia bahwa laut Indonesia adalah termasuk laut sekitar, laut diantara
seadanya bangsa Indonesia mampu berlayar hingga ke dan laut didalam Kepulauan Indonesia menjadi satu kesatuan wilayah Negara Kesatuan
utara, melintasi Lautan Hindia sampai Madagaskar dan Republik Indonesia
berlanjut ke timur hingga Pulau Paska Doktrin Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia (PMD) yang telah digaungkan oleh
Presiden Jokowi merupakan manifestasi atau penjabaran secara tidak langsung dari Misi
ke-7 didalam UU No. 17 tahun 2007 tentang rencana pembangunan Jangka Panjang
06/08/2023 Nasional (RPJPN), tahun 2005 -2025 yang bertujuan “mewujudkan Indonesia 5 menjadi
negara kepulauan yang maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan Nasional”
Posisi Geostrategis Indonesia yang Belum Terkelola Dengan Baik
Posisi geografis strategis perairan laut Indonesia, yang merupakan lintasan
jalur pelayaran penghubung Samudra Pasifik dengan Samudra Hindia dan
Benua Asia dengan Benua Australia untuk kepentingan perdagangan
maritim internasional maupun militer global.
Lalu lintas laut Indonesia sangat ramai. Berdasarkan data yang pernah
dipaparkan oleh Prof. Dr. Bambang Wibawarta, setidaknya dalam satu tahun
ada 63.000 kapal dengan muatan kapal 525 juta ton dengan nilai 890 miliar
dollar Amerika, melalui alur Selat Malaka.
Namun demikian, Orientasi pembangunan Indonesia dimasa lalu telah
meletakkan pembangunan sangat berorientasi kedaratan (Land based
development strategy) daripada orientasi pembangunan berbasis kelautan
(Ocean based development). Akibatnya berbagai potensi sumberdaya
kelautan dan keamanannya terbengkalai. Potensi-potensi yang belum
terkelola dengan baik (a) potensi perikanan belum dimanfaatkan secara
optimal dari jumlah tangkap yang diperbolehkan 7.94 juta ton/tahun, dan
masih adanya kapal perikanan asing secara illegal masuk ke perairan
Indonesia; (b) potensi sumberdaya pertambangan di laut besar namun belum
memiliki cukup landasan regulasi dalam pemanfaatannya, (c) potensi wisata
bahari) yang belum optimal, (d) potensi laut sebagai media transportasi
belum juga dimanfaatkan secara optimal untuk konektifitas, (e) masyarakat
pesisir dan pulau- pulau kecil masih miskin belum banyak tersentuh dalam
pelayanan dasar dan kebutuhan dasar serta kesempatan ekonomi
(Kusumastanto, 2013)

06/08/2023 6
Wilayah Maritim Indonesia (Peluang dan Ancaman)

Secara geografis, Indonesia memiliki peluang yang sangat besar dalam dunia kemaritiman, Indonesia secara geografis memiliki posisi sebagai penghubung
Samudra Pasifik dan Samudra Hindia melalui Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI), yang diatur secara spesifik dalam UU No. 37 Tahun 2002 tentang Hak
dan Kewajiban Kapal dan pesawat udara asing dalam melaksanakan Hak lintas alur laut Kepulauan.

ALKI 1 terbentang dari Samudera


I Hindia, lewat Selat Sunda, hingga ke
Laut Natuna

ALKI 2 terbentang dari Samudera Hindia, Selat


Lombok, Selat Makassar, Hingga Samudera
Pasifik.

dan yang terakhir ALKI 3 yang terbentang dari


Laut Timor, hingga Samudera Pasifik .

Disaat yang sama, wilayah maritim Indonesia juga berperan sebagai tempat
ancaman keamanan laut yang sangat potensial, seperti perompakan,
kejahatan bersenjata dan sebagainya. Dalam skala global, aktivitas di laut
tergolong masih cukup tinggi. Berbagai ancaman yang dapat dilihat diatas
tentu dapat menjadi antitesa dari peluang pembangunan ekonomi dan
industri kemaritiman Indonesia apabila tidak ditangani dengan baik
06/08/2023 7
VISI KEMARITIMAN
Tahun 2014, menjadi tonggak sejarah baru Indonesia dalam membangun kembali visi kemaritiman. Hal ini dilandaskan pada visi Presiden RI
Joko Widodo dalam pidato pelantikannya adalah menjadikan Indonesia berjaya di sektor kelautan dan maritim. Bahkan dalam Konferensi Tingkat
Tinggi Negara-negara Asia Timur (KTT EAS) di Myanmar pada tanggal 13 November 2014, Presiden RI Joko Widodo mengungkapkan bahwa
Indonesia akan menjadi poros maritim dunia yang memiliki peran besar dalam berbagai bidang. Presiden RI Joko Widodo menuturkan ada lima
pilar utama yang diagendakan mewujudkan visi sebagai poros maritim dunia, yaitu:
Pertama, membangun kembali budaya maritim Indonesia. “Sebagai negara yang terdiri atas 17 ribu
pulau, bangsa Indonesia harus menyadari bahwa identitas, kemakmuran, dan masa depannya sangat
ditentukan oleh pengelolaan samudra.
Kedua, Indonesia akan menjaga dan mengelola sumber daya laut, dengan fokus membangun kedaulatan
pangan melalui pengembangan industri perikanan. Visi ini diwujudkan dengan menempatkan nelayan
sebagai pilar utama.
Ketiga, memprioritaskan pengembangan infrastruktur dan konektivitas maritim, dengan membangun
jalan tol laut, pelabuhan laut dalam (deep seaport), logistik, industri perkapalan, dan pariwisata
maritim.
Keempat, melaksanakan diplomasi maritim, dengan mengajak semua negara untuk
menghilangkan sumber konflik di laut, seperti pencurian ikan, pelanggaran kedaulatan, sengketa
wilayah, perompakan, dan pencemaran laut.
Kelima, membangun kekuatan pertahanan maritim. Hal ini diperlukan
sebagai upaya menjaga kedaulatan dan kekayaan maritim, serta menjadi
bentuk tanggung jawab dalam menjaga keselamatan pelayaran dan
keamanan maritim.
Strategi Kebijakan Pembangunan Kemaritiman
Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa terkait dengan peluang dan ancaman dimana dinamika strategis kebijakan kemaritiman berdasarkan pada
konstruksi dan perwujudan negara maritim Indonesia tidak hanya mencakup dimensi ekonomi, namun juga dalam bidang pertahanan dan keamanan,
lingkungan, ilmu dan pengetahuan, inovasi dan teknologi, serta sosial budaya dan kelembagaan. Pada intinya dimensi ekonomi mencakup empat
kelompok kebijakan dan program pembangunan. Adapun strategi kebijakan pembangunan kemaritiman adalah: 18)
1. Revitalisasi sektor-sektor ekonomi kelautan yang selama ini sudah berjalan (existing marine economic sectors). Perlunya penguatan kebijakan
tersebut dilakukan seperti perikanan tangkap, perikanan budidaya, pertambangan dan energi (ESDM), pariwisata bahari, transportasi laut, dan
industri dan jasa maritim. Revitalisasi yang dimaksud adalah upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi, daya saing, keadilan (inclusiveness),
dan keberlanjutan (sustainability) dari sektor-sektor ekonomi kelautan tersebut.
2. Pengembangan sektor-sektor ekonomi kelautan yang baru. Perlunya kebijakan strategis seperti industri bioteknologi kelautan, industri air laut dalam
(deep sea water industry), budidaya perikanan di perairan laut dalam atau laut lepas (offshore aquaculture) seperti yang dilakukan di Jepang,
Norwegia, dan Amerika Serikat. Selanjutnya, adanya produksi energi terbarukan dari laut (pasang surut. gelombang. biofuel dari algae laut dan
OTEC/Ocean Thermal Energy Conversion) dan sumber daya kelautan non- konvensional lainnya. Pengembangan pusat- pusat pertumbuhan ekonomi
baru berbasis inovasi dan ramah lingkungan.
3. Perlunya kebijakan pengembangan pusat-pusat (clusters) pertumbuhan ekonomi baru berbasis industri yang inovatif dan ramah lingkungan ini
perlunya di kawasan-kawasan pesisir di sepanjang ALKI (Alur Laut Kepulauan Indonesia), pulau-pulau kecil, dan wilayah perbatasan untuk
meningkatkan peran Indonesia sebagai bangsa produsen dan pemasok barang dan produk dalam sistem rantai suplai global (the Global Supply Chain
System).
4. Penguatan dan pengembangan tol laut. Strategi kebijakan ini diperlukan dalam upaya penguatan dan pengembangan konektivitas kelautan yang biasa
disebut tol laut yang mencakup pengembangan armada kapal penumpang dan barang. pelabuhan. industri galangan dan reparasi kapal.
KESIMPULAN :
1) Potensi sektor maritim Indonesia sangat besar namun masih belum dapat dimanfaatkan secara optimal.
2) Sebagai suatu negara dengan kekuatan ekonomi yang terus ber­kem­bang maka keberlanjutan kemajuan Indonesia
akan semakin bergantung pada perdagangan, armada laut dan ketersediaan energi.
3) Sumber daya laut dan bawah laut serta membangun industri maritim yang tangguh menjadi prioritas dalam
pengembangan dan pemanfaatan geostrategis wilayah maritim Indonesia.
4) Pembangunan kemaritiman dengan mengedepankan isu-isu strategis atau dinamika lingkungan strategis mutlak
diperlukan sehingga konsep pembangunan kemaritiman Indonesia akan bermanfaat baik untuk lingkup nasional
(kepentingan bangsa), regional bahkan internasional.
5) Pembangunan kemaritiman memang cukup luas karena terdiri dari berbagai sektor mulai dari sumber daya kelautan,
keamanan, hingga parwisata. Untuk itu pembangunan kemaritiman di Indonesia harus melibatkan peran yang
bersinergi antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
6) Masyarakat harus menyadari kedudukan strategis Indonesia sebagai negara maritim untuk ikut berkontribusi dalam
pembangunan maritim sesuai bidangnya masing-masing.
SARAN :
1) Pembangunan yang berorientasi kemaritiman.
2) Pembangunan konektivitas melalui penguatan logistik dan ekonomi
kelautan.
Send us your worstekonomi
3) Pembangunan slide, the(prosperity
one that noapproach/belt)
matter what you dan hankam kelautan
do it just looks off, and we’ll transform it for $1. 
(security approach/belt.
4) online
Our Implementasi
platform makesberbagai strategi
it super easy for you tokebijakan secara bertahap dan konsisten.
choose a style,
upload your brand guidelines, or indicate your design preferences. 
5) Menyusun roadmap pembangunan kemaritiman untuk memudahkan
monitoring dan evaluasi, dan
Thank You

Anda mungkin juga menyukai