Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

Aspek sosial dan budaya maritim

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Wawasan Kemaritiman


Dibimbing Oleh Dosen : Dr. Yusuf Sabilu, M.Kes

Disusun oleh :
Yusnaniningsi
NIM. G2C11811

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PUBLIK PASCA SARJANA

KOSENTRASI ADMINISTRASI KEBIJAKAN KESEHATAN

UNIVERSITAS HALOULEO

TAHUN 2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, karunia, serta
kekuatan, sehingga Kami selaku penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah
“Aspek Social Dan Budaya Maritim” ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Wawasan
Kemaritiman tepat waktu dan tanpa halangan apapun.
Makalah ini disusun bertujuan agar sekiranya dapat memahami dan mempelajari
lebih jauh tentang ekonomi maritim. Sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
tentang ekonomi maritime tersebut tersebut. Ucapan terima kasih yang amat besar saya
samapaikan kepada semua pihak yang telah membantu menyusun makalah ini sehingga
apa yang kami tulis pada kesempatan ini dapat menghampiri kesempurnaan.
Akhirnya kami sadar bahwa makalah ini belum sepenuhnya sempurna, jadi apabila
ada penulisan kata yang tidak sesuai mohon dimaafkan.

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul ................................................................................................ i


Kata Pengantar ................................................................................................ ii
Daftar Isi ......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
1.1. Latar Belakang ........................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah ................................................................... 2
1.3. Tujuan ...................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 4
2.1. Peradaban Maritim Indonesia ................................................. 4
2.2. Sumber Daya Manuasi ............................................................ 6
2.3. Masyarakat Pesisir ................................................................... 8
BAB III PENUTUP ........................................................................................ 11
3.1. Kesimpulan .............................................................................. 11
3.2. Saran ....................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... ` 12

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia adalah negeri dengan jumlah pulau terbanyak, yang letaknya


berada di antara 2 benua dan 2 samudera. Jumlah keseluruhan pulau di Indonesia
adalah 13.487 pulau dan sekitar 6.000 pulau di antaranya belum berpenghuni.
Dengan statistik yang demikian memang membuat Indonesia sering di sebut sebagai
negara kepulauan. Namun selain negara kepulauan, Indonesia sering disebut juga
sebagai negara maritim.

Gambar 1. Peta Kepulauan Indonesia

Jika dipetakan di belahan bumi lain, luas wilayah Nusantara sama dengan
jarak antara Irak hingga Inggris (Timur-Barat) atau Jerman hingga Aljazair (Utara-
Selatan). Letaknya yang strategis, ditopang potensi sumber daya alam berlimpah,
membuat negara-negara yang berkepentingan tergoda menguasai kekayaan alam
bumi khatulistiwa. Tak heran, ancaman dan gangguan terus menerpa Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

1
Gambar 2. Perbatan Laut Indonesia

Dalam mengatasi tantangan tersebut, seluruh komponen bangsa harus segera


membangkitkan maritime domain awareness, atau kesadaran lingkungan maritim.
Hal itu dibutuhkan karena bangsa Indonesia sekarang tidak lagi memiliki budaya
bahari. Sehingga, perlu dibangun kembali upaya penyadaran. Upaya ini harus
sampai pada penyadaran efektif terhadap segala sesuatu yang menyangkut
lingkungan maritim merupakan hal vital bagi keamanan, keselamatan, ekonomi
dan lingkungan hidup bangsa Indonesia, serta menunjang upaya menegakkan
harga diri bangsa.

Dari aspek kehidupan sosial dan budaya, sejarah menunjukkan bahwa


bangsa Indonesia pada masa lalu memiliki pengaruh besar di wilayah Asia
Tenggara. Terutama melalui kekuatan maritim di bawah Kerajaan Sriwijaya dan
Majapahit. Tak heran, wilayah laut Indonesia dengan luas dua pertiga Nusantara
diwarnai banyak pergumulan kehidupan di laut. Dalam catatan sejarah terekam
bukti-bukti bahwa nenek moyang bangsa Indonesia menguasai lautan besar.
Bahkan, mampu mengarungi samudra luas hingga ke pesisir Madagaskar, Afrika
Selatan

2
1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana peradaban maritim di Indonesia?


2. Bagaimana sumber daya manusia di Indonesia?
3. Bagaimana masyarakat pesisir maritim di Indonesia?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan dari penulisan makalah ini, yaitu untuk mengetahui : Untuk
mengetahui peradaban maritim di Indonesia, Untuk mengetahui sumber daya
maritim di Indonesia, Untuk mengetahui masyarakat pesisir maritim di
Indonesia

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Peradaban Maritim di Indonesia

Sejarah mencatat bahwa bangsa indonesia merupakan bangsa yang di


bangun dari kekuatan maritim. Kita dapat melihat kekuatan kerajaan seperti
Sriwijaya dan Majapahit, mereka mampu menguasai kawasan Asia Tenggara . Fakta
tersebut tidak terbantahkan hingga kini. Keliru jika bangsa ini tidak belajar dari
sejarah untuk kembali menjadi bangsa yang besar dan disegani.

Gambar 2. Kapal Penisi

Bukti kebesaran bangsa indonesia sebagai negra maritim yang kuat


terletak pada kekuatan wilayah pesisir dan laut. Hal ini didukung dengan kekuatan
kerajaan yang memiliki armada laut mempunyai kekuatan yang sangat besar di
bandingkan dengan kerajaan yang terletak di pedalaman. Kekuatan bangsa
indonesia sebagai bangsa maritim dapat terlihat dengan adanya lukisan perahu
dalam gua di sulawesi. Kehebatan pelaut-pelaut indonesia dibuktikan dengan
adanya perubahan kebudayaan yang tadinya berorientasi kepada daratan
kemudian memiliki kemampuan berlayar.

Pada masa kerajaan Sriwijaya, Majapahit hingga Demak, Nusantara adalah


negara besar yang disegani di kawasan Asia, maupun di seluruh dunia. Sebagai
4
kerajaan maritim yang kuat di Asia Tenggara, Sriwijaya (683-1030 M) telah
mendasarkan politik kerajaannya pada penguasaan alur pelayaran dan jalur
perdagangan serta menguasai wilayah-wilayah strategis yang digunakan sebagai
pangkalan kekuatan lautnya.

Puncak kejayaan maritim nusantara terjadi pada masa Kerajaan Majapahit


(1293-1478). Di bawah Raden Wijaya, Hayam Wuruk dan Patih Gajah Mada,
Majapahit berhasil menguasai dan mempersatukan nusantara. Pengaruhnya
bahkan sampai ke negara-negara asing seperti Siam, Ayuthia, Lagor, Campa
(Kamboja), Anam, India, Filipina, China.

Gambar 3. Ilustrasi iring-iringan transportasi sungai dari Ujung Galuh menuju Majapahit

Kilasan sejarah itu tentunya memberi gambaran, betapa kerajaan-kerajaan


di Nusantara dulu mampu menyatukan wilayah nusantara dan disegani bangsa lain
karena, paradigma masyarakatnya yang mampu menciptakan visi Maritim sebagai
bagian utama dari kemajuan budaya, ekonomi, politik dan sosial.

Bukti kebesaran bangsa Indonesia sebagai negara maritim yang kuat


diungkapkan ahli sejarah dari Universitas Indonesia, Ali Akbar. Menurutnya,
sejarah kekuatan maritim di Tanah Air sudah ada sejak zaman dahulu, dan
sentralnya berada di wilayah pesisir dan laut. Namun, banyak juga kerajaan yang
bediri dan hidup di wilayah pedalaman. Misalnya, Banten yang bisa berjaya selain
karena di dalamnya kuat, juga tidak terlepas dari kekuatan maritim
5
Menurut Ali Akbar yang menjabat sebagai Ketua Kajian Pendirian
Museum Maritim, dahulu sistem religi yang dianut sebagian kerajaan tidak lepas
dengan gunung dan dewa. Bahkan, dewa tertinggi mereka percaya ada di
ketinggian, yaitu gunung-gunung. Kehidupan religi zaman dahulu sangat kuat. Tapi,
kemudian beberapa mausia menyadari, kehidupan itu bukan hanya religi, harus ada
interaksi dengan dunia luar.

Terdapat banyak bukti-bukti prasejarah di mana bangsa Indonesia adalah


bangsa yang hebat di dunia maritim. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya lukisan
perahu di dalam gua di Sulawesi. Kehebatan pelaut-pelaut Indonesia dibuktikan
dengan adanya perubahan kebudayaan yang tadinya berorientasi pada daratan
kemudian memiliki kemampuan berlayar.

Menurut Ali, di saat pelaut Yunani dan China Selatan datang ke Indoneia
pada periode 3000 sebelum masehi atau 5000 tahun yang lalu dan pelaut Blanda
yang jago mengelola budaya maritim baru datang 400 tahun sesudah masehi, bangsa
Indonesia sudah lebih dahulu berlayar ke luar.

Kekuatan maritim bangsa Indonesia sejak dahulu sudah tidak diragukan lagi. Itu
dibuktikan dengan adanya pelabuhan dan syahbandar. Bisa dikatakan bahwa
karakter maritim bangsa Indonesia sudah kuat sejak dahulu sebelum kebudayaan
Eropa. Namun, nenek moyang bangsa Indonesia malas mencatat sejarah.

2.2 Sumber Daya Manusia

Indonesia merupakan negara yang mempunyai jumlah penduduk yang


sangat banyak, bahkan terbanyak ke-4 di dunia, tetapi jarang penduduk Indonesia
yang dapat menyamai prestasi yang sama seperti penduduk di negara lain. Inilah
lemahnya bangsa Indonesia yang memiliki jumlah peduduk yang banyak tetapi
masih kurang di sumber daya manusianya. Jadi sangatlah penting sumber daya
manusia yang berkualitas bagi semua orang. Penduduk Indonesia masih belum
mengerti banyak tentang pentingnya sumber daya manusia yang berkualitas itu

6
Gambar 4. Pemuda Bahari

Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dengan sumber daya alam


berlimpah, bangsa Indonesia belum mapu memanfaatkan potensi yang
dimilikinya. Kondisi ini terjadi karena rendahnya kualitas Sumber Daya Manusia
(SDM) di bidang maritim. Salah satunya, Indonesia masih kekurangan tenaga
pelaut.

Krisis tenaga pelaut di Tanah Air hingga kini masih menjadi masalah
serius. Jumlah lulusan pendidikan tersebut belum seimbang dengan kebutuhan di
bidang pelayaran. Di sektor angkatan laut minim tenaga pelaut. Para lulusan
pelaut tingkat perwira hampir 75 persen memilih bekerja di kapal asing atau
berbendera asing ketimbang mengabdikan diri untuk perusahaan pelayaran nasional
dengan alasan yang masuk akal yakni penghasilan yang lebih besar.

Kondisi seperti ini, membuat miris dan menjadi perhatian penuh Badan
Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kementrian Perhubungan. Lima
tahun kedepan, kebutuhan pelaut nasional mencapai 43.806 orang atau 8.600
orang setiap tahunnya, yang terdiri dari 18.774 pelaut kelas perwira dan 25.032
pelaut kelas dasar. Namus, suplai pelaut saat ini di Tanah Air baru mencapai 3.000
orang per tahun karena kapasitasnya yang belum mencukupi. Namun begitu, jumlah
tersebut bisa segera bertambah dengan peningkatan jumlah sekolah yang akan
direalisasikan dua tahun mendatan

7
Rendahnya SDM bangsa ini terjadi karena fokus pembangunan pemerintah
masih berkiblat pada sektor darat atau agraris. Pemerintah tidak berupaya mengubah
arah pembangunan sesuai dengan kondisi geografis yang dimiliki bangsa ini.

Berpijak pada sejarah bangsa Indonesia yang pernah berjaya di masa


kerajaan Sriwijaya dan Majapahit menggambarkan bahwa masyarakat ini maju
sebagai negara maritim, bukan negara agraris. Selama ini kebudayaan Indonesia
di konsep dengan format kebudayaan agraris, yang cenderung terpaku pada alam,
kekuatan adikodrati, feodalistik, yang membagi masyarakat pada sastra-sastra
kekuasaan.

2.3 Masyarakat Pesisir


2.3.1 Pengertian Masyarakat
1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Masyarakat adalah
sejumlah manusia dl arti seluas-luasnya dan terikat oleh suatu
kebudayaan yg mereka anggap sama
2. Menurut PETER L. BERGER, masyarakat adalah suatu keseluruhan
kompleks hubungan manusia yang luas sifatnya. Keseluruhan yang
kompleks sendiri berarti bahwa keseluruhan itu terdiri atas bagian-
bagian yang membentuk suatu kesatuan.
3. Menurut HAROLD J. LASKI Masyarakat adalah suatu kelompok manusia
yang hidup dan bekerjasama untuk mencapai terkabulnya keinginan-
keinginan mereka bersama.

Jadi dapat di simpulkan bahwa Masyarakat adalah sekelompok manusia


yang saling berinteraksi dan berhubungan serta memiliki nilai-nilai dan
kepercayaan yang kuat untuk mencapai tujuan dalam hidupnya

8
2.3.2 Pengertian Pesisir

Menurut (Soegiarto, 1976; Dahuri et al, 2001), Pesisir merupakan daerah


pertemuan antara darat dan laut. ke arah darat meliputi bagian daratan, baik
kering maupun terendam air, yang masih dipengaruhi sifat-sifat laut seperti pasang
surut, angin laut, dan perembesan air asin. Sedangkan ke arah laut meliputi bagian
laut yang masih dipengaruhi oleh proses-proses alami yang terjadi di darat seperti
sedimentasi dan aliran air tawar, maupun yang disebabkan oleh kegiatan manusia
di darat seperti penggundulan hutan dan pencemaran.

Masyarakat pesisir adalah sekumpulan masyarakat yang hidup bersama-


sama mendiami wilayah pesisir membentuk dan memiliki kebudayaan yang khas
yang terkait dengan ketergantungannya pada pemanfaatan sumber daya pesisir.

Gambar 5. Masyarakat Pesisir

Secara teoritis, masyarakat pesisir didefinisikan sebagai masyarakat yang


tinggal dan melakukan aktifitas sosial ekonomi yang terkait dengan sumberdaya
wilayah pesisir dan lautan. Dengan demikian, secara sempit masyarakat pesisir
memiliki ketergantungan yang cukup tinggi dengan potensi dan kondisi sumberdaya
pesisir dan lautan. Namun demikian, secara luas masyarakat pesisir dapat pula
didefinisikan sebagai masyarakat yang tinggal secara spasial di wilayah

9
pesisir tanpa mempertimbangkan apakah mereka memiliki aktifitas sosial
ekonomi yang terkait dengan potensi dan kondisi sumberdaya pesisir dan lautan.

2.3.3 Karakteristik Masyarakat Pesisir

1. Penduduk dan Mata Pencaharian


Masyarakat pesisir pada umumnya sebagian besar penduduknya
bermata pencaharian di sektor pemanfaatan sumberdaya kelautan (marine
resource based). Tetapi, penduduk di Desa Margacinta Kecamatan
Cijulang pada tahun 2013 berpenduduk ± 3.168 jiwa, sekitar 50 %
merupakan nelayan sedangkan sisanya terdiri dari pedagang dan petani.
2. Pola pemukiman dan kehidupan Sehari-hari
Berdasarkan kondisi fisiknya, rumah di pesisir dibagi dalam tiga
kategori.
a.Rumah permanen (memenuhi syarat kesehatan)
b.Rumah semi permanen (cukup memenuhi syarat kesehatan)
c.Rumah non permanen (kurang atau tidak memenuhi syarat kesehatan)
3. Sistem Kekerabatan
Hubungan-hubungan sosial antar kerabat dalam masyarakat pesisir
masih cukup kuat. Perbedaan status sosial ekonomi yang mencolok antar
kerabat tidak dapat menjadi penghalang terciptanya hubungan sosial yang
akrab di antara mereka.
4. Ekonomi Lokal

Sumber daya laut adalah potensi utama yang mengerakan kegiatan


perekonomian desa.
Secara umum kegiatan perekonomian tinggi-rendahnya produktivitas perikanan.
Jika produktivitas tinggi, tingkat penghasilan nelayan akan meningkat sehingga daya beli
masyarakat yang semakin besar nelayan juga akan meningkat. Sebaliknya, jika
produktivitas rendah, tingkat penghasilannya nelayan akan menurun sehingga tingkat
daya beli masyarakat rendah. Kondisi demikian sangat mempengaruhi kuat lemahnya
kegiatan perekonomian desa.

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Bukti kebesaran bangsa Indonesia sebagai negara maritim yang kuat diungkapkan
ahli sejarah dari Universitas Indonesia, Ali Akbar. Menurutnya, sejarah kekuatan
maritim di Tanah Air sudah ada sejak zaman dahulu, dan sentralnya berada di
wilayah pesisir dan laut. Namun, banyak juga kerajaan yang bediri dan hidup di
wilayah pedalaman.

2. Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dengan sumber daya alam berlimpah,
bangsa Indonesia belum mapu memanfaatkan potensi yang dimilikinya.
Kondisi ini terjadi karena rendahnya kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di
bidang maritim. Salah satunya, Indonesia masih kekurangan tenaga pelaut.

3. Masyarakat pesisir adalah sekumpulan masyarakat yang hidup bersama-sama


mendiami wilayah pesisir membentuk dan memiliki kebudayaan yang khas yang
terkait dengan ketergantungannya pada pemanfaatan sumber daya pesisir.

11
DAFTAR PUSTAKA

Aan Kurnia, 2013. Batas Wilayah Indonesia http://www.tnial.mil.id/


Ainur Rahman, 2014 http://jaringnews.com/
Baskoro Adi, N, Kerajaan Gowa Tallo

https://tenscience2history.wordpress.com/page/5/

Budaya Maritim: Keluhuran Nusantara http://maritimemagz.com/budaya-


maritim-keluhuran-nusantara/

Fahmi Ali, 2015, Pemberdayaan SDM Maritim : Jakarta


http://www.tempo.co/read/news/2015/03/02/090646443/Hadapi-MEA-Kadin-
Dorong-Pemberdayaan-SDM-Maritim

Gus In, 2008. Sumber Daya Manusia Indonesia, Jakarta :

http://sumberilmu.info/2008/02/15/sumber-daya-manusia-indonesia/

http://kbbi.web.id/

Indonesian Archipelago http://pixshark.com/indonesian-archipelago.htm

Putu Mahendra, 2008, Pelabuhan nusantara di surabaya

http://www.putumahendra.com/pelabuhan-nusantara-di-surabaya/

Wertheim, W.F. 1959. Indonesian society in transition. 2nd rev., ed.,The Hague
and Bandung.
12
13

Anda mungkin juga menyukai