Disusun oleh :
Yusnaniningsi
NIM. G2C11811
UNIVERSITAS HALOULEO
TAHUN 2019
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, karunia, serta
kekuatan, sehingga Kami selaku penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah
“Aspek Social Dan Budaya Maritim” ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Wawasan
Kemaritiman tepat waktu dan tanpa halangan apapun.
Makalah ini disusun bertujuan agar sekiranya dapat memahami dan mempelajari
lebih jauh tentang ekonomi maritim. Sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
tentang ekonomi maritime tersebut tersebut. Ucapan terima kasih yang amat besar saya
samapaikan kepada semua pihak yang telah membantu menyusun makalah ini sehingga
apa yang kami tulis pada kesempatan ini dapat menghampiri kesempurnaan.
Akhirnya kami sadar bahwa makalah ini belum sepenuhnya sempurna, jadi apabila
ada penulisan kata yang tidak sesuai mohon dimaafkan.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
Jika dipetakan di belahan bumi lain, luas wilayah Nusantara sama dengan
jarak antara Irak hingga Inggris (Timur-Barat) atau Jerman hingga Aljazair (Utara-
Selatan). Letaknya yang strategis, ditopang potensi sumber daya alam berlimpah,
membuat negara-negara yang berkepentingan tergoda menguasai kekayaan alam
bumi khatulistiwa. Tak heran, ancaman dan gangguan terus menerpa Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
1
Gambar 2. Perbatan Laut Indonesia
2
1.2 Rumusan Masalah
3
BAB II
PEMBAHASAN
Gambar 3. Ilustrasi iring-iringan transportasi sungai dari Ujung Galuh menuju Majapahit
Menurut Ali, di saat pelaut Yunani dan China Selatan datang ke Indoneia
pada periode 3000 sebelum masehi atau 5000 tahun yang lalu dan pelaut Blanda
yang jago mengelola budaya maritim baru datang 400 tahun sesudah masehi, bangsa
Indonesia sudah lebih dahulu berlayar ke luar.
Kekuatan maritim bangsa Indonesia sejak dahulu sudah tidak diragukan lagi. Itu
dibuktikan dengan adanya pelabuhan dan syahbandar. Bisa dikatakan bahwa
karakter maritim bangsa Indonesia sudah kuat sejak dahulu sebelum kebudayaan
Eropa. Namun, nenek moyang bangsa Indonesia malas mencatat sejarah.
6
Gambar 4. Pemuda Bahari
Krisis tenaga pelaut di Tanah Air hingga kini masih menjadi masalah
serius. Jumlah lulusan pendidikan tersebut belum seimbang dengan kebutuhan di
bidang pelayaran. Di sektor angkatan laut minim tenaga pelaut. Para lulusan
pelaut tingkat perwira hampir 75 persen memilih bekerja di kapal asing atau
berbendera asing ketimbang mengabdikan diri untuk perusahaan pelayaran nasional
dengan alasan yang masuk akal yakni penghasilan yang lebih besar.
Kondisi seperti ini, membuat miris dan menjadi perhatian penuh Badan
Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kementrian Perhubungan. Lima
tahun kedepan, kebutuhan pelaut nasional mencapai 43.806 orang atau 8.600
orang setiap tahunnya, yang terdiri dari 18.774 pelaut kelas perwira dan 25.032
pelaut kelas dasar. Namus, suplai pelaut saat ini di Tanah Air baru mencapai 3.000
orang per tahun karena kapasitasnya yang belum mencukupi. Namun begitu, jumlah
tersebut bisa segera bertambah dengan peningkatan jumlah sekolah yang akan
direalisasikan dua tahun mendatan
7
Rendahnya SDM bangsa ini terjadi karena fokus pembangunan pemerintah
masih berkiblat pada sektor darat atau agraris. Pemerintah tidak berupaya mengubah
arah pembangunan sesuai dengan kondisi geografis yang dimiliki bangsa ini.
8
2.3.2 Pengertian Pesisir
9
pesisir tanpa mempertimbangkan apakah mereka memiliki aktifitas sosial
ekonomi yang terkait dengan potensi dan kondisi sumberdaya pesisir dan lautan.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Bukti kebesaran bangsa Indonesia sebagai negara maritim yang kuat diungkapkan
ahli sejarah dari Universitas Indonesia, Ali Akbar. Menurutnya, sejarah kekuatan
maritim di Tanah Air sudah ada sejak zaman dahulu, dan sentralnya berada di
wilayah pesisir dan laut. Namun, banyak juga kerajaan yang bediri dan hidup di
wilayah pedalaman.
2. Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dengan sumber daya alam berlimpah,
bangsa Indonesia belum mapu memanfaatkan potensi yang dimilikinya.
Kondisi ini terjadi karena rendahnya kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di
bidang maritim. Salah satunya, Indonesia masih kekurangan tenaga pelaut.
11
DAFTAR PUSTAKA
https://tenscience2history.wordpress.com/page/5/
http://sumberilmu.info/2008/02/15/sumber-daya-manusia-indonesia/
http://kbbi.web.id/
http://www.putumahendra.com/pelabuhan-nusantara-di-surabaya/
Wertheim, W.F. 1959. Indonesian society in transition. 2nd rev., ed.,The Hague
and Bandung.
12
13