PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam uji statistik parametrik terdapat beberapa uji yang dapat
digunakan untuk mengambil kesimpulan tentang populasi dari sampel tersebut
yang diambil. Seandainya sampel yang diambil merupakan sampel yang saling
berhubungan, maka akan timbul suatu permasalahan bagaimana cara (metode)
menganalisisnya dan uji statistik apa yang digunakan. Salah satu uji statistik
parametrik digunakan adalah uji T-test dependent.
T- test atau uji t adalah uji statistik yang digunakan untuk menguji
kebenaran atau kepalsuan hipotesis nol. Uji t pertama kali dikembangkan oleh
William Seely Gosset pada tahun 1915. Uji t dapat dibagi menjadi 2 , yaitu uji
t yang digunakan untuk pengujian hipotesis 1 sampel dan uji t yang digunakan
untuk pengujian hipotesis 2 sempel. Bila duhubungkan dengan kebebasan
(independency) sampel yang digunakan (khusus bagi uji t dengan 2 sampel),
maka uji t dibagi lagi menjadi 2, yaitu uji t untuk sampel bebas (independent)
dan uji t untuk sampel berpasangan (paired).
Uji t-test dependent adalah pengujian yang mana tidak adanya
perbedaan yang signifikan antara nilai variabel dari dua sampel yang
berpasangan atau berkolerasi.Fungsi dari t-test dependent adalahuntuk
membandingkan rata-rata dua grup yang saling berpasangan. Sampel
berpasangan dapat diartikan sebagai sebuah sampel dengan subjek yang sama
namun mengalami 2 perlakuan atau pengukuran yang berbeda, yaitu
pengukuran sebelum dan sesudah dilakukan sebuah perlakuan.Syarat jenis uji
t – test dependent adalah: (a) data berdistribusi normal; (b) kedua kelompok
data adalah dependen (saling berhubungan/berpasangan); dan (c) jenis data
yang digunakan adalah numeric dan kategorik (dua kelompok).
1
B. Rumusan Masalah
1. Apakah uji t – test dependent?
2. Apakah fungsi dari penggunaan t – test dependent ?
3. Bagaimana syarat – syarat penggunaan uji t – test dependent?
4. Bagaimana konsep hipotesis dalam statistika?
5. Bagaimana langkah – langkah penggunaan uji t – test dependent?
C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk :
1. Membahas pengertian uji t – test dependent.
2. Membahas fungsi dari penggunaan uji t – test dependent.
3. Membahas syarat – syarat penggunaan uji t – test dependent.
4. Membahas konsep hipotesis dalam statistika.
5. Membahas langkah – langkah penggunaan uji t – test dependent.
D. Manfaat
Penulisan makalah ini diharapkan mampu memberikan manfaat yang
signifikan bagi pembacanya dalam memahami dan mengimplementasikan
konsep hipotesis dalam perhitungan statistika yang berguna dalam melakukan
penelitian.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Menurut Prof. Dr. Sugiyono (2009), definisi dari t test dependent adalah
pengujian yang mana tidak adanya perbedaan yang signifikan antara nilai
variabel dari dua sampel yang berpasangan atau berkolerasi.
4
c) Data berdistribusi normal (di populasi terdapat distribusi difference = d
yang berdistribusi normal dengan mean μd=0 dan variance =1)
(Sugiyono, 2010)
2. Uji satu arah dimana pada hipotesis awal kelompok atau sampel 1
memiliki rata-rata sama dengan atau lebih besar dengan rata-rata
kelompok 2. sedangakan hipotesis alternatif rata-rata kelompok 1 lebih
kecil dibandingkan dengan rata-rata kelompok 2.
3. Uji satu arah ini kebalikan pada hipotesis kedua, dimana pada hipotesis
awal kelompok atau sampel 1 memiliki rata-rata sama dengan atau lebih
kecil dengan rata-rata kelompok 2. sedangakan hipotesis alternatif rata-
rata kelompok 1 lebih besar dibandingkan dengan rata-rata kelompok 2.
5
4. Rumus
Menurut Sugiyono (2010), rumus uji t-test dependent, yaitu :
Statistik hitung (t hitung):
Dimana:
Keterangan
D = Selisih x1 dan x2 (x1-x2)
n = Jumlah Sampel
X bar = Rata-rata
Sd = Standar Deviasi dari d.
6
6. Contoh Kasus dalam Pengerjaan Pengujian Signifikansi (hipotesis)
7
P 62 69
Q 58 73
R 65 65
S 75 76
T 69 86
8
b) Menghitung Standar Deviasi:
c) Menghitung t hitung:
9
Contoh Mengoperasikan SPSS
10
1. Hipotesis
a) H0 : N-Pretest = N-Postes (Skor rata-rata hasil belajar tidak ada
perbedaan.)
b) H1 : N-Pretest ≠ N-Postes (Skor rata-rata hasil belajar ada perbedaan.)
2. Mengoperasikan SPSS
a) H0 : N-Pretest = N-Postes (Skor rata-rata hasil belajar tidak ada perbedaan.)
b) H1 : N-Pretest ≠ N-Postes (Skor rata-rata hasil belajar ada perbedaan.)
3. Mengoperasikan SPSS
a) Buka aplikasi SPSS yang yg dimiliki seperti pada uji
normalitas dan homogenitas variansi, sehingga muncul tampilan seperti
pada gambar 1 di bawah ini.
b) Klik variable view yang ada di pojok kiri bawah dari spss seperti
pada ujinormalitas, sehingga akan muncul seperti gambar 2 di bawah ini.
11
Gambar 2. Variable view yang belum diisi
12
Gambar 3 Tampilan varible view yang sudah di isi
13
f) Klik menu analyze- pilih compare means – pilih Independent-sample T test
14
Gambar 7. Kotak dialog paired sample Ttes
i) Klik ok
j) Output
Gambar 8. Output
k) Pengambilan keputusan
Jika sig. lebih besar dari 0,05 maka terima H0 (N-Pretest = N-Postes)
Jika sig. kurang dari 0,05 maka terima H1 (N-Pretest ≠ N-Postes)
3. Kesimpulan
Berdasarkan hasil hitung spss diperoleh t -2,656 df 14 dan signifikansi 0,019.
Karen sig. (2-tailed) < 0,05 dengan demikian maka disimpulkan terima
H1 yang berarti bahwa skor rata-rata hasil belajar mapel matematika sebelum
dan sesudah diajar terdapat perbedaan yang signifikan.
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Uji T atau T test adalah salah satu tes statistic yang dipergunakan untuk
menguji kebenaran atau kepalsuan hipotesis nihil yang menyatakan bahwa
diantara dua buah mean sampel yang diambil secara random dari populasi yang
sama, tidak terdapat perbedaan signifikan (dalam Sudijono, 2009: 278).
Dengan uji T ini, kita dapat menguji rerata dua sampel bebas dan variasi
populasinya kedua-duanya diketahui, pengujian rerata dua sampel bebas dan
kedua variasi populasinya tidak diketahui, tetapi diasumsikan sama, dan
pengujian dua sampel bebas dan kedua variasi populasinya tidak diketahui.
B. Saran
Makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu
kritikan dan saran dari pembaca sangat penyusun harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
16
DAFTAR PUSTAKA
17