Anda di halaman 1dari 26

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Manajemen Komunikasi

1. Pengertian Dasar Manajemen

Aktifitas manajemen pada setiap lembaga atau organisasi yang pada

umumnya berkaitan dengan usaha mengembangkan suatu tim kerja sama

atau kelempok orang dalam satu kesatuan dengan memanfaatkan sumber

daya yang ada untuk mencapai tujuian tertentu dalam organisasi yang

telah di tetapkan sebelumnya.

Oleh karna itu, setiap bentuk kerja sama sekelompok orang untuk

mencapai tujuan, tertentu memerlukan manajemen. Menurut Koonts dan

O’Dannell (1980:121), menejemen diartikan sebagai pelaksanaan sesuatu

dengan menggunakan orang lain (getting things done throught people).

Dari batasan itu menunjukkan bahwa sebagai fenomena sosial atau

sebagai praktik, manajemen telah ada sejak seseorang menggunakan

orang lain untuk mancapai tujuan yang diinginkan.

Manajemen berasal dari kata manage dan dalam bahasa latin manus,

yang berarti memimpin, mengatur, atau membimbing. George R. Terry

dalam Suprapto (2009:122), mendefinisikan manajemen sebagai berikut.

Manajemen merupakan sebuah proses yang khas, yang terdiri dari

tindakan-tindakan : perencanaan, pengorganisasian, penggiatan, dan

pengawasan yang di lakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-

7
sasaran yang telah di tetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia

dan sumber-sumber lainnya serta definisi lainnya diberikan oleh Koontz

dan O’Donell, dimana manajemen adalah usahan mencapai tujuan

tertentu melalui kegiatan tertentu melalui kegiatan orang lain. Dengan

demikian, manajer mengadakan koordinasi atas sejumlah aktifitas orang

lain yang meliputi perencanaan, perorganisasian, penempatan,

pergerakan dan perpindahan. Selanjutnya Patterson dan Plowman,

mengatakan manajemen dapat di definisikan sebagai suatu teknik,

maksud dan tujuan dari sekelompok manusia tertentu yang di tetapkan, di

jelaskan, dan di jalankan. Sedangkan menurut Lawrence A Appley,

manajemen adalah seni pencapaian tujuan yang di lakukan melalui usaha

orang lain.

Dari batasan pengertian manajemen tersebut diatas, dapat ditarik suatu

kesimpulan bahwa fungsi pokok atau tahaapan-tahapan dalam

manajemen, yaitu suatu proses dari tindakan untuk melakukan hal-hal

sebagai berikut (Suprapto, 2009:123-124) :

a) Perencanaan (Planning)

Perencanaan yang mencakup penetapan tujuan dan standar, penentuan

dan prosedur, pembuatan rencana serta ramalan (prediksi) yang di

perkirakan akan terjadi.

b) Perorganisasian (Organizing)

Pengorganisasian merupakan proses pemberian tugas, pengalokasian

sumber daya serta pengaturan kegiatan secara terkoordinasi kepada

8
setiap individu dan kelempok untuk menerapkan rencana. Fungsi

pengorganisasian disini meliputi pemberian tugas yang terpisah

kepada masing-masing pihak, membentuk bagian, mendelegasikan

dan menetapkan jalur suatu wewenang/tanggung jawab dan sistem

komunikasi, serta mengkoordinasi kerja setiap karyawan di dalam

suatu tim kerja yang solid dan terorganisasi.

c) Penyusunan Staf (Staffing)

Fungsi ini meliputi penentuan dan persyaratan personel yang di

pekerjakan, menarik dan memilih calon karyawan, menentukan job

discription dan persyaratan teknis suatu pekerjaan, penilaian dan

pelatihan termasuk pengembangan kualitas dan kuantitas karyawan

sebagai acuan untuk penyusunan setiap fungsi dalam manajemen

organisasi.

d) Pengarahan (Leading)

Pengarahan adalah proses untuk menumbuhkan semangat pada

karyawan supaya bekerja giat serta membimbing mereka

melaksanakan rencana dalam mencapai tujuan. Fungsi, atau suasana

pekerjaan yang kondusif, khususnya dalam metode komunikasi dari

atas ke bawah dan sebaliknya, di harapkan timbulnya saling

pengertian dan pekerjaan yang baik. Menumbuh kembangkan disiplin

kerja dan sense of belonging pada setiap karyawannya serta jajaran

manajemen (publik internal).

9
e) Pengawasan (Controlling)

Fungsi terakhir manajemen ini mencakup, persiapan suatu standar

kualitas dan kuantitas hasil kerja, baik berbentuk produk maupun jasa

yang di berikan perusahaan / organisasi dalam upaya pencapaian

tujuan kepuasan bersama, produktivitas dan terciptanya citra yang

positif.

Sebagai ilmu pengetahuan manajemen adalah bersifat universal dan

sistematis, yakni mencakup kaidah-kaidah, prinsip dan konsepsi. Sebagai

seni manajemen adalah “bagaimana” cara memimpin sekelompok orang

atau tim kerja dalam suatu organisasi. Dan organisasi tersebut sebagai

kerangka kerja (frame of work) dari suatu proses manajemen yang

menunjukkan adanya pembagian tugas (job description) dan memenuhi

persyaratan (spesifikasi teknis) tertentu yang jelas bagi setiap personel

dalam melakukan pekerjaannya masing-masing dalam suatu organisasi.

Dalam sistem manajemen akan terlihat siapa yang memenuhi kriteria

untuk di tunjuk sebagai manajer dan bawahannya. Artinya ada dua

klasifikasi dalam manajemen : pertama ada yang ‘memimpin’ dan kedua

ada yang ‘dipimpin’. Sedangkan dari aspek komunikasi dalam sebuah

organisasi dapat di tinjau dari dua segi, yakni komunikasi antar

manajemen dan hubungan antar karyawan (Ruslan 1998:124-125). Jadi,

dalam orgaanisasi terdapat dua unsur peranan komunikasi yaitu unsur

pertama adalah komunikasi manajemen atau sering di sebut komunikasi

organisasional dan unsur kedua yaitu komunikasi atar manusia.

10
2. Karakteristik Manajemen

Dari beberapa definisi manajemen yang telah disebutkan, dapat kita

catat beberapa karakteristik dari manajemen sebagai berikut (Suprapto,

2009:125-126) :

a. Manajemen merupakan perpaduan antara ilmu dan seni untuk

mencapai tujuan organisasi.

b. Manajemen adalah proses yang sistematis terkoordinasi dan

kooperatif dalam usaha memanfaatkan sumber daya manusia dan

sumber-sumber lainnya.

c. Manajemen mempunyai tujuan tertentu, berhasil tidaknya tujuan itu

tergantung pada kemampuannya dalam menggunakan segala potensi

yang ada.

d. Manajemen merupakan sistem kerja sama yang kooperatif dan

rasional.

e. Manajemen didasarkan pada pembagian kerja, tugas, dan tanggung

jawab yang teratur.

3. Arti dan Peran Manajemen pada Komunikasi

Kegiatan komunikasi ialah kegiatan yang dilakukan untuk

mempertemukan sumber dengan sasaran khalayak guna mencapai tujuan

tertentu. Merujuk pada pengertian ini, maka setiap hubungan

antarmanusia, yang menggunakan media tatap muka atau media massa,

maupun tradisional, modern atau media online guna mencapai tujuan

tertentu. Hal ini merupakan sebuah fenomena dari aktivitas komunikasi

yang paradigmatis atau komunikasi yang berpola untuk mencapai tujuan

( Effendy, 1993:128-129).

11
Esensi dari kegiatan komunikasi adalah tercapainya tujuan

diselenggarakannya kegiatan komunikasi tersebut. Salah satu definisi

komunikasi dari Hovland (dalam Suprapto, 2009:130) menyatakan

komunikasi adalah proses dimana seseorang individu atau komunikator

mengoperasikan stimulus biasanya dengan lambang-lambang bahasa

(verbal mupun nonverbal) untuk mengubah perilaku individu lain. Dari

definisi tersebut, maka salah satu tujuan komunikasi adalah “mengubah

tingkah laku “ individu. Untuk mencapai itu harus melalui berbagai

tahapan atau proses komunikasi dengan pendekatan manajerial.

Pendekatan manajemen dibutuhkan oleh setiap organisasi karena tanpa

manajemen, semua usaha akan sia-sia dan pencapaian tujuan akan lebih

sulit.

Menurut Handoko (1977:131), salah satu alasan utama diperlukan

manajemen adalah untuk mencapai tujuan organisasi atau pribadi. Oleh

karena itu, agar komunikasi dapat mencapai tujuan secara efektif maka

setiap unsur yang ada dalam proses komunikasi perlu dikelola

sedemikian rupa dengan mengaitkan beberapa fungsi manajemen, yakni

fungsi-fungsi perencanaan, pengorganisasian, penggiatan, dan

pengendalian.

12
2.1.2 Hubungan Masyarakat

Hubungan masyarakat mempunyai ruang lingkup kegiatan yang

menyangkut banyak individu baik internal maupun eksternal. Seluruh

kegiatan hubungan masyarakat harus dilaksanakan dalam rangka mencapai

tujuan lembaga. Hubungan masyarakat merupakan salah satu ilmu

komunikasi praktis, yakni penerapan ilmu komunikasi suatu lembaga dalam

melaksanakan fungsi yang melekat menjadi kesatuan dengan manajemen.

Adanya hubungan masyarakat dalam setiap lembaga atau organisasi baik

pemerintah ataupun perusahaan merupakan suatu keharusan fungsional

dalam rangka penyebaran informasi tentang aktifitas lembaga. Bila mana

berfungsi dengan baik, maka hubungan masyarakat merupakan alat untuk

memperlancar jalannya interaksi dalam proses penyebaran informasi

melalui pers, radio, televisi dan media komunikasi lainnya. Menurut

Effendy (1993), bahwa hubungan masyarakat dapat dibedakan kedalam 2

(dua) pengertian yakni sebagai teknik komunikasi dan sebagai metode

komunikasi.

1. Teknik komunikasi dimaksudkan bahwa hubungan masyarakat dilakukan

sendiri oleh pimpinan organisasi atau perusahaan.

2. Sedangkan hubungan masyarakat sebagai metode komunikasi

dimaksudkan bahwa hubungan masyarakat dilakukan secara lembaga,

dimana wahana dari hubungan masyarakat ditekankan berupa biro,

bagian, seksi, urusan, bidang, dan lain sebagainya.

13
Scheidel dalam Praktikto (1982), memberikan definisi sebagai berikut :

hubungan masyarakat adalah proses yang kontinyu dari usaha-usaha

manajemen untuk memperoleh Good Will (Kemauan baik) dan pengertian

dari para langganannya, pegawainya, dan publik umumnya, kedalam

menganalisa dan perbaikan kedalam diri sendiri, keluarga dengan

mengadakan pernyataan-pernyataan.

Bonham dalam Siswanto (1982), mendefinisikan hubungan masyarakat

adalah suatu seni untuk menciptakan pengertian publik yang dapat

memperdalam kepercayaan publik terhadap seseorang atau suatu badan atau

lembaga. Sementara The British Institute Of Public Relations (Rachmadi,

1994), mendefinisikan hubungan masyarakat sebagai upaya menciptakan

sungguh-sungguh berencana, dan berkesinambungan untuk menciptakan

dan membina saling pengertian antara organisasi dengan publiknya.

Definisi telah disepakati oleh praktisi hubungan masyarakat sedunia yang

terhimpun dalam organisasi yang bernama “The International Public

Relation Association” (IPAR), bersepakat merumuskan sebuah definisi

dengan harapan dapat diterima dan diperaktekkan bersama. Dfinisi tersebut

berbunyi “ Hubungan Masyarakat adalah fungsi organisasi dan lembaga-

lembaga yang bersifat umum dan pribadi berupaya membina pengertian,

simpati, dan dukungan dari mereka yang ada kaitannya atau mungkin ada

hubungannya dengan jalan menilai pendapat umum diantara mereka untuk

mengkorelasikan sedapat mungkin kebijakan dan tata cara mereka dengan

informasi yang berencana dan tersebar luas mencapai kerjasama yang lebih

produktif dan pemenuhan kepentingan bersama yang lebih efisien (Effendy,

1993).

14
Harlow dalam Effendy (1993), menyatakan bahwa hubungan masyarakat

adalah fungsi manajemen yang khas yang mendukung dan memelihara jalur

bersama komunikasi, pengertian, penerimaan dan kerja sama antara

organisasi dengan khalayak melibatkan manajemen untuk memperoleh

penerangan dan mengenai tanggapan terhadap opini pablik menetapkan dan

menegaskan tanggung jawab manajemen dalam melayani kepentingan

umum, menopang menajemen dalam mengikuti dan memanfaatkan

perubahan secara efektif dan penerapannya sebagai sistem penerangan

secara dini guna membantu dan mengantisipasi kecenderungan dan

menggunakan penelitian dan teknik-teknik komunikasi yang sehat dan etis

sebagai kegiatan umum.

Menurut Kasali (2004), Syarat-syarat yang sebaiknya dimiliki seorang

PR yaitu : (a) Kemampuan berkomunikasi; dalam berkomunikasi mampu

untuk dapat mendengarkan yang sama baiknya dengan kemampuan untuk

berbicara, menyampaikan informasi yang mudah dimengerti efektif dan

efisien; (b) Kemampuan Mengorganisasi ; mampu mengatasi problem,

kemampuan menyusun rencana kegiatan termasuk rincian anggarannya.

Menurut Richard (2002), setiap kegiatan yang dilakukan oleh PR

bertujuan untuk menciptakan “Good Image” di mata para publiknya. Image

adalah persepsi seseorang terhaddap sesuatu. Image yang dimaksud adalah

persepsi orang lain terhadap suatu perusahaan/lembaga. Terdapat 5 (lima)

jenis image yang perlu diperhatikan oleh seorang PR yaitu ; (a) Mirror

Image ; adalah citra yang dianut oleh team management intern mengenai

15
pandangan luar (exsternal) terhadap organisasinya atau dimana dia bekerja

disebut citra bayangan ; (b) Current Image ; adalah suatu citra atau

pandangan yang melekat pada pihak-pihak luar mengenai suatu organisasi

disebut citra yang berlaku; (c) Wish Image; Adalah suatu citra yang

diharapkan oleh pihak manajemen. Biasanya citra yang diharapkan lebih

baik atau lebih menyenangkan dari pada citra yang ada. Citra harapan

sesuatu yang berkonotasi lebih baik; (d) Multiple Image; adalah suatu citra

majemuk muncul karena perilaku staff yang berbeda-beda sehingga sadar

atau tidak sadar mereka memunculkan citra yang belum tentu sama dengan

citra perusahaan secara keseluruhan; dan (e) Corparate Image; adalah citra

perusahaan secara keseluruhan. Jadi bukan citra atas produk dan pelayanan.

Citra ini terbentuk oleh banyak hal contohnya riwayat hidup perusahaan.

Suatu citra perusahaan yang positif jelas menunjang tujuan perusahaan.

Terciptanya tujuan secara efisien di dalam kegiatan hubungan

masyarakat dapat ditempuh suatu tahapan-tahapan. Cutlip dan Center dalam

Evert (2002), membagi kedalam 4 (empat ) tahapan yaitu sebagai berikut :

1. Fact Finding (Pencarian data atau fakta); merupakan tahapan dalam

mencari fakta mengenai situasi dan pendapat terhadap kegiatan lembaga

atau organisasi. Data atau fakta yang diperoleh kemudian diolah dengan

cara melakukan perbandingan dan penilaian sehingga akhirnya menjadi

informasi yang bermanfaat bagi lembaga.

16
2. Planning (Perencanaan); merupakan tahapan perencanaan yang

dibentuk melalui langkah-langkah perumusan tujuan dan penelitian dan

perincian waktu secara teratur.

3. Communication (Komunikasi); merupakan tahap pelaksanaan secara

efektif melalui penyampaian program yang telah direncanakan atau

disusun sebelumnya.

4. Evaluation (Evaluasi); tahap akhir dari hubungan masyarakat, pada

tahap ini seluruh aktifitas hubungan masyarakat dapat dinilai, ditelaah,

apakah pelaksanaan program sesuai dengan apa yang diharapkan

perusahaan.

Empat tahapan yang dikemukakan diatas merupakan syarat untuk

menciptakan hubungan masyarakat yang efektif dalam suatu

lembaga/organisasi. Sasaran akhir dalam hubungan masyarakat adalah

pertama; untuk memperoleh dan menumbuhkan Good Will (Kemauan baik),

under standing (saling pengertian), simpati dan dukungan terhadap

organisasi yang diwakilinya. Kedua; menetralisasikan sikap dan pendapat

yang tidak menguntungkan organisasi.

2.1.3 Manajemen Komunikasi

Manajemen komunikasi terdiri dari dua kata yaitu manajemen yang

berarti ilmu atau seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain dalam

prosesnya yaitu membuat perencanaan, pengorganisasian, pengendalian

serta memimpin berbagai usaha dalam mencapai tujuan. Sedangkan

komunikasi adalah suatu proses dimana seseorang atau kelompok,

17
organisasi, dan masyarakat menciptakan, dan menggunakan informasi agar

terhubung dengan lingkungan dan orang lain. Karena itu manajemen

komunikasi merupakan perpaduan konsep komunikasi dan manajemen yang

diaplikasikan dalam berbagai setting komunikasi. Menurut michael kaye

(1994), manajemen komunikasi adalah bagaimana orang-orang mengelola

proses komunikasi dalam hubungannya dengan orang lain dalam setting

atau konteks komunikasi.

Effendy (1993), mengelompokkan komunikasi dalam manajemen

menjadi tiga dimensi, yaitu:

1. Komunikasi vertikal, yaitu arus komunikasi dua arah timbal balik dalam

melaksanakan fungsi-fungsi manajemen, bisa dari atas ke bawah

(downward communication) dan bisa dari bawah ke atas (upward

communication).

2. Komunikasi horizontal, merupakan komunikasi satu level yang terjadi

antara satu karyawan dengan karyawan lainnya atau pimpinan satu

departemen dengan departemen lainnya dalam satu tingkatan dan lain

sebagainya.

3. Komunikasi eksternal, berlangsung secara dua arah antara pihak

organisasi/lembaga dengan pihak luar. Komunikasi yang terjadi dalam

suatu organisasi ditentukan oleh kebijakan dan arus informasi yang ada

dalam organisasi tersebut. Arus informasi akan membentuk pola-pola

hubungan atau jaringan komunikasi.

18
Secara sederhana dapat di kemukakan bahwa manajemen komunikasi

adalah mananjemen yang di terapkan dalam kegiatan komunikasi. Ini berarti

manajemen akan berperan atau sebagai penggerakan aktivitas komunikasi

dalam usaha pencapaian tujuan komunikasi. Dalam rangka pencapaian

tujuan tersebut, maka disinilah asas-asas manajemen dan komunikasi

dipadukan dan disesuaikan di atas landasan tujuan yang hendak dicapai.

Dalam hal ini, maka para pelaku komunikasi setidaknya harus mengetahui

seluk-beluk ilmu manajemen dan ilmu komunikasi. Apabila ada keinginan

bersama untuk menyukseskan penyelenggaran komunikasi secara efektif.

2.1.4 Manajemen Komunikasi untuk bidang Humas

Penggunaan teknik-teknik komunikasi yang sesuai dengan bidang public

relations akan menjadi tenaga yang sangat penting bagi pelayanan

masyarakat khususnya dalam terbentuknya citra dan keperibadian

lembaga/organisasi. Suatu lembaga/organisasi yang sukses tanpa public

relations. Ini memberikan indikasi bahwa kegiatan kehumasan adalah sangat

penting karena merupakan sebuah aktivitas komunikasi untuk membentuk

dan menumbuhkan kepribadian. Oleh karena itu, setiap aktifitas kehumasan

akan selalu menggunakan strategi di dalam membangun kepribadian

lembaga/organisasi. Usaha membangun kepribadian lembaga/organisasi

diawali dari bagaimana mengelola unsur-unsur 6 M dalam manajemen,

yakni man, money, material, metode, machine, dan market. Pengelolaan

unsur-unsur manajemen tersebut secara baik akan memberikan keuntungan

bagi suatu organisasi karena masing-masing unsur telah terkoordinasi,

terintegrasi, dan tersinkronisasi sehingga menyehatkan organisasi/lembaga

yang akan berdampak pula pada pengembangan citra yang semakin positif.

19
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa public

relations hanya terdapat dalam suatu organisasi yang jelas strukturnya dan

jelas pula adanya pemimpin serta yang dipimpin. Menurut Effendy (1993),

Sebagai metode komunikasi, terdapat makna bahwa setiap pemimpin dari

suatu organisasi bagaimanapun kecilnya dapat melaksanakan suatu kegiatan

komunikasi yang khas yang mempunyai ciri-ciri dan meliputi aspek-aspek

sebagai berikut :

1. Komunikasi yang dilaksanakan berlangsung dua arah secara timbal balik.

2. Kegiatan yang dilakukan terdiri dari penyebaran informasi, pelaksanaan

persuasi dan pengkaiaan opini publik.

3. Tujuan yang dicapai adalah tujuan organisasi.

4. Sasaran yang dituju adalah publik yang didalam dan publik di luar

organisasi.

5. Efek yang diharapkan adalah terjadinya hubungan yang harmonis antara

organisasi dan publik.

Hubungan fungsional antara purel dengan organisasi adalah bahwa

sebagai metode komunikasi, public relations mengefektifkan dan

mengefisienkan upaya pencapaian tujuan organisasi. Jika seorang manajer

organisasi melaksanakan kegiatan dengan ciri-ciri dan aspek-aspek

sebagaimana telah dicantumkan berarti dia telah melaksanakan public

relations yang sebenarnya demi kepemimpinan itu sendiri.

20
Semakin besar sebuah organisasi, semakin rumit manajemennya,

semakin luas ruang lingkup public relations yang harus dilakukan oleh

seorang pemimpin organisasi atau manajer. Oleh karena itu, tugas pekerjaan

yang luas dan rumit tidak mungkin dilaksanakan oleh seorang top manajer

sendirian. Organisasi memerlukan orang yang melaksanakan fungsi-fungsi

public relations yang dikembangkan baik dalam bentuk bagian, seksi,

maupun biro.

Kegiatan operasional public relations juga merupakan aktifitas

manajemen yang mengatur dan atau mengelola hubungan antara organisasi

dengan khalayaknya. Menurut Cutlip dan Center dalam Effendy (1993),

bahwa public relations adalah fungsi manajemen yang menilai sikap publik,

mengidentifikasi kebijakan dan tata cara seseorang atau organisasi demi

kepentingan publik, serta merencanakan dan melakukan suatu program

kegiatan untuk meraih pengertian dan dukungan publik.

2.1.5 Teori Manajemen Hubungan Masyarakat

Kegiatan komunikasi ialah kegiatan yang dilakukan untuk

mempertemukan sumber dengan sasaran khalayak guna mencapai tujuan

tertentu. Jika kita merujuk pada pengertian ini, maka setiap hubungan antar

manusia, yang menggunakan media tatap muka atau media masa maupun

tradisional, moderen atau media online guna mencapai tujuan tertentu. Hal

ini merupakan sebuah fenomena dari aktivitas komunikasi yang

paradigmatic atau komunikasi berpola untuk mencapai tujuan (Effendy,

1984).

21
Setiap manusia di dunia selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas

kehidupannya dengan banyak melakukan aktivitas komunikasi tersebut.

Keterlibatan masyarakat dalam setiap proses komunikasi diharapkan dapat

memberikan pengaruh terhadap peningkatan pengetahuan, wawasan dan

diharapkan mampu mengubah sikapnya. Oleh karena itu, masyarakat selalu

mencari program media yang dipandang dapat meningkatkan kualitas

hidupnya dengan cara memilih program-program media massa yang sesuai

kebutuhannya. Tindakan memilih dan menggunakan media tersebut

dilakukan karena orang mengharapkan keputusan atau terpenuhi

keinginannya.

Bukan hal mustahil bila beberapa tema dari kegiatan komunikasi

pembangunan seperti penerangan dan penyuluhan kepada masyarakat yang

dilakukan oleh pemerintah maupun kalangan swasta selalu mengambil

tema-tema yang menjadi persoalan masyarakat seperti masalah kesehatan,

masalah lingkungan dan lain-lain. Hal ini disebabkan tema-tema seperti itu

sangat menarik perhatian khalayak terutama bagi mereka yang ingin

mengetahui dan memperoleh jalan keluar pemecahan serta cara-cara

penanganan masalahnya. Selain itu, merekapun akan berusaha mencari

informasi lain yang terikat dengan tema tersebut seperti melalui radio,

televisi, dan internet. Esensi dari kegiatan komunikasi adalah tercapainya

tujuan kegiatan komunikasi tersebut. Salah satu definisi komunikasi dari

Hovland (2007:130), menyatakan komunikasi adalah proses dimana seorang

individu atau komunikator mengoperasikan stimulasi biasanya dengan

lambang-lambang bahasa (verbal maupun nonverbal) untuk merubah

perilaku individu lainnya.

22
Menyimak dari definisi tersebut, maka tujuan komunikasi adalah

“Mengubah Sikap, Opini, dan Perilaku”. Untuk mencapai itu harus melalui

berbagai tahapan atau proses komunikasi dengan berbagai pendekatan

sehingga proses komunikasi tersebut dapat mengubah sikap, opini, ataupun

perilaku sesuai harapan dari pihak (pemberi informasi). Pendekatan

manajemen dibutuhkan oleh setiap organisasi karena tanpa manajemen,

semua usaha akan sia-sia dan pencapaian tujuan akan lebih sulit.

Agar komunikasi dapat mencapai tujuan secara efektif, maka setiap unsur

yang ada dalam proses komunikasi perlu dikelola sedemikian rupa dengan

mengaitkan beberapa fungsi manajemen, yakni fungsi-fungsi perencanaan,

pengorganisasi, penggantian, dan pengendalian. Hal ini bisa menjadi lebih

jelas apabila digambarkan dalam matrik seperti berikut ini :

Tabel. 2.1 Matrik hubungan fungsi manajemen dan unsur-unsur

komunikasi.

Fungsi Unsur-unsur Komunikasi

Manajemen Komunikator Pesan Media Khalayak Efek

Planning √ √ √ √ √

Organizing √ √ √ √ √

Actuating √ √ √ √ √

Controling √ √ √ √ √

Sumber : Buku pengatar teori dan manajemen komunikasi (2009:131)

23
Dari matrik tersebut kita sudah memiliki gambaran bagaimana mengelola

aktivitas komunikasi agar mampu mencapai sasaran dan tujuan

diselenggarakan kegiatan komunikasi. Berdasarkan matriks tersebut, maka

yang harus dilakukan para manajer program komunikasi adalah sebagai

berikut :

1. Menyusun perencanaan untuk komunikator, pesan, media, khalayak dan

rencana pengaruhnya.

2. Mengorganisasikan komunikator, pesan media, khalayak, dan pengaruh

yang diinginkan.

3. Menggiatkan komunikator, pesan, media dan pengaruh yang diinginkan.

4. Mengontrol/mengawasi komunikator, penyajian pesan, pemilihan dan

penggunaan media, pemilihan dan penetapan khalayak serta pengaruh

yang diharapkaan.

Secara sederhana dapat dikemukakan bahwa manajemen komunikasi

adalah manajeman yang diterapkan dalam kegiatan komunikasi. Ini berarti

manajemen akan berperan atau sebagai penggerak aktivitas komunikasi

dalam usaha pencapaian tujuan komunikasi. Dalam rangka pencapaian

tujuan tersebut, maka disinilah asas-asas manajemen dan komunikasi

dipadukan dan disesuaikan diatas landasan tujuan yang hendak dicapai.

Dalam hal ini, maka para pelaku komunikasi setidaknya harus mengetahui

seluk beluk ilmu manajemen dan ilmu komunikasi. Apabila ada keinginan

bersama untuk menyukseskan penyelenggaraan komunikasi secara efektif.

24
2.1.6 Faktor-faktor yang Berpengaruh dalam Manajemen Komunikasi

Efektifitas penyelenggaraan manajemen komunikasi dalam organisasi

sangat dipengaruhi oleh beberapa komponen. Menurut Soedarsono Dewi

(2009), faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penyelenggaraan

manajemen komunikasi dalam organisasi adalah sikap, kepemimpinan,

motivasi dan kinerja. Berikut dikemukakan penjelasan dari komponen

tersebut sebagai berikut :

1. Sikap

Sikap merupakan salah satu faktor yang menentukan perilaku

manusia, karena sikap berhubungan dengan persepsi, kepribadian, dan

motivasi individu dalam aktifitas sehari-hari, baik di lingkungan sosial

maupun organisasi. Sejalan dengan wacana penerapan sistem manajemen

komunikasi di organisasi, sikap merupakan salah satu faktor internal

individu dalam melaksanakan aktivitas diorganisasi.

Menurut Mar’at, 1986 dalam Soedarsono Dewi (2009), menegaskan

bahwa manifestasi sikap tidak dapat langsung dilihat, akan tetapi harus

ditafsirkan terlebih dahulu sebagai tingkah laku yang masih tertutup.

Dalam hal ini, pengertian sikap menunjukkan adanya kesesuaian reaksi

terhadap kategori stimulus tertentu dan dalam penggunaan praktis. Sikap

seringkali dihadapkan dengan rangsang sosial dan reaksi yang bersifat

emosional. Sikap merupakan suatu kesatuan kognisi yang mempunyai

valensi dan akhirnya berintegrasi ke dalam pola yang lebih luas.

25
2. Kepemimpinan

Soedarsono Dewi (2009), menjelaskan bahwa arti kepemimpinan

adalah suatu kondisi yang harus dimiliki seorang manajer, atau orang

yang mempunyai posisi mengepalai suatu bagian/departemen dalam

organisasi. Kepemimpinan adalah proses kegiatan yang dilakukan oleh

seseorang untuk mempengaruhi orang lain agar berbuat sesuai dengan

tujuannya. Dalam hal ini, seseorang diberikan kekuasaan dan wewenang

untuk bertindak dengan cara mempengaruhi antar peseorangan

(interpersonal) lewat proses komunikasi untuk mencapai suatu tujuan

tertentu. Dengan demikian, tindakan yang menjurus kearah

kepemimpinan meliputi 3 (tiga) unsur, yaitu : (a) Manusia, yang meliputi

hubungan situasi dan sifat dari seseorang yang menjadi pemimpin dan

yang dipimpin; (b) Sarana, yang meliputi segala macam prinsip dan

teknik kepemimpinan yang dipergunakan dalam pelaksanaannya ; dan (c)

Tujuan, merupakan sasaran akhir kearah mana seseorang/kelompok akan

digerakkan.

3. Motivasi

Secara etimologis, motivasi berasal dari bahasa latin yaitu movere

yang berarti dorongan atau motiv, dan bahasa inggris motiv, motion,

yang berarti gerakan atau suatu yang bergerak. Jadi motif adalah gerakan

yang dilakukan oleh manusia atau dorongan yang membuat manusia

bertingkah laku. Menurut Hasibuan (1999), motivasi adalah pemberian

daya gerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mau

26
bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya upaya

untuk mencapai keluasan. Sedangkan menurut Robbins (1996),

menyatakan bahwa motivasi adalah kesediaan seseorang untuk berusaha

sekeras-kerasnya menuju tercapainya sasaran organisasi yang terkondisi

oleh suatu usaha untuk memenuhi/memuaskan kebutuhan.

Berdasarkan definisi diatas dapat dinyatakan bahwa motivasi adalah

daya dorong dalam diri manusia untuk beraktivitas yang sesuai dengan

tujuannya dan dapat memenuhi kebutuhannya. Dengan kata lain,

motivasi merupakan daya penggerak di dalam individu yang mendorong

individu berperilaku atau melakukan tindakan.

4. Kinerja

Beberapa kajian yang berhubungan dengan sistem manajemen

komunikasi diarahkan pada sistem pengelolaan komunikasi sumber daya

manusia (SDM) yang melaksanakan fungsi-fungsi manajemen organisasi,

dengan tujuan agar seluruh anggota organisasi/perusahaan menjalankan

mekanisme kerja sesuai dengan kebijakan perusahaan. Untuk mencapai

prestasi tersebut, dibutuhkan karyawan (SDM) yang berprestasi tinggi

atau secara umum disebut kinerja karyawan/SDM. Pendekatan sistem

manajemen komunikasi bermanfaat untuk melaksanakan seluruh aspek

kegiatan pengelolaan organisasi/perusahaan serta membentuk standar

prosedur pelaksanaan kerja (Operasional Standard Operating

Procedures) dan standar kinerja (Performance Standard) karyawan/SDM

(Soedarsono Dewi, 2009).

27
2.2 Kerangka Pikir

2.2.1 Alur Kerangka Pemikiran

Tugas dan fungsi Humas dalam suatu organisasi adalah

mensosialisasikan tentang aktifitas organisasi kepada publik dan

mengkomunikasikan tujuan dan sasaran organisasi dengan maksud agar

hubungan antara organisasi dengan lingkungan sekitarnya dapat berjalan

seiring dan saling mendukung dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran

organisasi. Komunikasi tersebut dilakukan dengan pendekatan manajemen

yang mengadopsikan komponen sikap, kepemimpinan, motivasi dan kinerja.

Aktifitas pendekatan komunikatif dalam berbagai bentuk pelayanan

terhadap masyarakat umum selaku pasien RSUD. Bahteramas Provinsi

Sulawesi Tenggara secara khusus dimaksudkan agar masyarakat umum

selaku pasien mengetahui dan memahami setiap permasalahan dalam

aktifitas operasional RSUD. Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara,

sehingga keluhan yang dilontarkan bukan lagi bernada atau bernuansa

protes atau ejekan akan tetapi lebih mengarah pada upaya nyata dalam

menyelesaikan setiap permasalahan yang dihadapi RSUD. Bahteramas

Provinsi Sulawesi Tenggara dalam operasionalisasi penanganan dan

pelayanan pasien di Rumah Sakit tersebut.

Proses pengelolaan sumberdaya komunikasi yang ditujukan untuk

meningkatkan kualitas dan efektivitas pertukaran pesan yang terjadi dalam

berbagai konteks komunikasi (individu, organisasional, govermental, sosial,

atau internasional), mengacu pada pengertian tentang bagaimana orang

28
mengelola proses komunikasi melalui konstruksi makna tentang hubungan

mereka dengan orang lain dalam situasi yang beragam. Memberikan arah

bagaimana orang bekerja dalam berbagai konteks dapat berkomunikasi

secara efektif, efisien, dan produktif.

Komunikasi berupa paduan dan pikiran perasaan seseorang/kelompok

disampaikan kepada orang lain melalui proses. Proses mengandung

pengertian runtunan perubahan (peristiwa) dalam perkembangan sesuatu.

Sehingga proses komunikasi dapat dikatakan adalah runtunan atau

perubahan dalam penyampaian warta atau berita dari seorang komunikator.

Dengan kata lain, proses komunikasi dapat diartikan saling menukar

pengertian, arti, ide, atau perasaaan. Proses komunikasi terdiri atas beberapa

unsur diantaranya yaitu unsur komunikator, pesan (informasi), dan media

(jalur). Adapun pengertian dari unsur-unsur tersebut antara lain :

1. Komunikator

Komunikator adalah pihak yang bertindak sebagai pengirim pesan

kepada penerima pesan dalam sebuah proses komunikasi. Dengan kata

lain, komunikator merupakan seseorang atau sekelompok orang yang

berinisiatif untuk menjadi sumber dalam sebuah hubungan. Seorang

komunikator tidak hanya berperan dalam menyampaikan pesan kepada

penerima, tetapi juga memberikan respon dan tanggapan, serta menjawab

pertanyaan dan masukan yang disampaikan oleh penerima dan publik

yang terkena dampak dari proses komunikasi yang berlangsung, baik

secara langsung maupun tidak langsung.

29
2. Pesan (Informasi)

Pesan merupakan seperangkat simbol verbal dan nonverbal yang

mewakili perasaan, nilai, gagasan atau maksud. Pesan menurut Onong

effendy (1993), menyatakan bahwa pesan adalah : “suatu komponen

dalam proses komunikasi berupa paduan dari pikiran dan perasaan

seseorang dengan menggunakan lambang, bahasa atau lambang-lambang

lainnya disampaikan kepada orang lain”. Sedangkan menurut Siahaan

(1991), kalau berbicara maka “pembicara” itulah pesan, ketika menulis

surat maka “tulisan surat” itulah yang dinamakan pesan.

Pesan mempunyai tiga komponen yakni ; makna, simbol yang

digunakan untuk menyampaikan makna, dan bentuk atau organisasi

pesan. Simbol terpenting adalah kata-kata (bahasa), yang dapat

merepresentasikan objek (benda), gagasan, dan perasaan, baik ucapan

(percakapan, wawancara, diskusi, ceramah dan sebagainya) ataupun

tulisan (surat, esai, artikel, novel, puisi, pamflet dan sebagainya). Kata –

kata memungkinkan kita berbagi pikiran dengan orang lain. Pesan juga

dapat dirumuskan secara nonverbal, seperti melalui tindakan atau isyarat

anggota tubuh.

3. Media ( Jalur )

Dalam proses berkomunikasi ada dua cara atau teknik yang dapat kita

lakukan dalam berkomunikasi yakni komunikasi secara tatap muka, dan

komunikasi media. Komunikasi secara tatap muka dilakukan untuk

mengetahui efek perubahan tingkah laku dari penerima pesan selain itu

30
melalui tatap muka kita dapat melihat langsung respon balik yang

diberikan baik itu bersifat negatif maupun positif yang artinya pesan

yang kita sampaikan diterima oleh penerima pesan. Namun bila kita

membutuhkan kecepatan ( keluasan ) penyampaian informasi, maka

komunikasi media merupakan pilihan yang lebih tepat.

Media merupakan sarana komunikasi atau channel yang digunakan

sebagai penyalur pesan dalam sebuah proses komunikasi. Pemilihan

sarana atau media dalam proses komunikasi tergantung pada sifat berita

atau informasi yang akan disampaikan.

31
Bagan 1. Kerangka Pemikiran

Manajemen Komunikasi Humas di


RSUD Bahteramas Provinsi
Sulawesi Tenggara Dalam
Mengatasi Keluhan Pasien Rawat
Jalan

Manajemen Komunikasi

Effendy, 1993 & Soedarsono Dewi, 2009

Manajemen Komunikasi Humas

1. Identifikasi data & fakta


2. Perencanaan dan perumusan
tindakan komunikasi
3. Evaluasi

Keluhan Pasien

1. Pelayanan poli
2. Pelayanan obat
3. Pelayanan umum

Penyelesaian Keluhan

1. Komunikasi vertikal
2. Komunikasi horizontal
3. Komunikasi eksternal
Sumber : Penulis Modifikasi, 2018

32

Anda mungkin juga menyukai