1.
SEP
29
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Dari berbagai belahan penjuru Nusantara tersebar banyak bandar atau pelabuhan
besar. Juga banyak peninggalan budaya yang melukiskan kegagahan nenek moyang orang
Indonesia sebagai pelaut. Sejarah pun telah menyebutkan bahwa bersatunya Nusantara adalah
karena kebesaran armada maritim.
Sejak abad ke-9 Masehi, bangsa Indonesia telah berlayar jauh dengan kapal bercadik.
Mereka ke Utara mengarungi lautan, ke Barat memotong lautan Hindia hingga Madagaskar, ke
Timur hingga Pulau Paskah. Dengan kian ramainya arus pengangkutan komoditas perdagangan
melalui laut, mendorong munculnya kerajaan-kerajaan di Nusantara yang bercorak maritim
dan memiliki armada laut yang besar.
Sejarah mencatat bahwa kehidupan bahari bangsa Indonesia sudah lahir jauh
sebelumnya, hal ini dibuktikan dengan adanya temuan-temuan situs prasejarah
maupun sejarah.
Tidak banyak sumber yang dapat digali untuk menampilkan sejarah pelayaran
Indonesia dalam masa pra sejarah, kecuali dari penuturan lisan dan relief yang tergambar pada
candi-candi baik candi Hindu maupun Budha yang banyak dibangun setelah tahun 500 Masehi,
seperti candi Prambanan, candi Borobudur dan lain-lain.
Dari relief pada candi dapat dilihat bahwa sesungguhnya pada masa itu sudah
berlangsung pelayaran niaga yang dijalani oleh nenek moyang kita. Perlayaran ini merupakan
wujud aktivitas migrasi penduduk dalam jarak pendek, di samping migrasi pada kawasan yang
lebih jauh, sampai perhubungan laut bagi pengangkutan barang dagangan.
Dari sini dapat dilihat bahwa sesungguhnya, pada masa pra sejarah itu
masyarakat Indonesia sudah memiliki pranata yang memungkinkan terjadinya hubungan
perdagangan itu, demikian juga bahwa orang Indonesia masa dulu sudah mendapat manfaat
dari aktivitas perdagangan yang memanfaatkan laut sebagai medium pengangkutannya.
3. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian tersebut diatas, tulisan ini secara khusus akan membahas
permasalahan :
Hasil dari penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada semua pihak,
khususnya kepada mahasiswa untuk menambah pengetahuan dan wawasan mengenai sejarah
kemaritiman yang ada di Indonesia. Manfaat lain dari penulisan makalah ini adalah dengan
adanya penulisan makalah ini diharapkan dapat dijadikan motivasi untuk acuan dalam
membangun kembali jiwa kemaritiman Indonesia yang dulu seperti dimasa jayanya.
BAB II PEMBAHASAN
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di Dunia. Negeri ini memiliki
bentang Laut wilayah 70% dibanding dengan luas daratan yang hanya 30%. Sejatinya,
Bangsa Indonesia adalah masyarakat bahari. Sebelum penjajahan Belanda, Indonesia
terkotak-kotak kedalam kerajaan-kerajaan kecil. Di antara sekian banyak kerajaan kecil
itu, terdapat kerajaan besar berbasis Maritim di Tanah air yang mampu untuk
menyatukannya yaitu Sriwijaya dan Majapahit. Kerajaan ini menurut berbagai pakar
sejarah cukup disegani di kawasan Asia Tenggara.
Indonesia merupakan negara kepulauan, antara pulau yang satu dengan pulau
yang lainnya dipisahkan oleh laut, tapi dalam hal ini laut bukan menjadi penghalang
bagi tiap suku bangsa di Indonesia untuk saling berhubungan dengan suku-suku di
pulau lainnya. Sejak zaman bahari, pelayaran dan perdagangan antar pulau telah
berkembang dengan menggunakan berbagai macam tipe perahu tradisional, nenek
moyang kita menjadi pelaut-pelaut handal yang menjelajah untuk mengadakan kontak
dan interaksi dengan pihak luar. Bahkan, yang lebih mengejutkan lagi, pelayaran yang
dilakukan oleh orang-orang Indonesia (Nusantara) pada zaman bahari telah sampai ke
Madagaskar. Bukti dari berita itu sendiri adalah berdasarkan penelitian yang dilakukan
yaitu tipe jukung yang sama yang digunakan oleh orang-orang Kalimantan untuk
berlayar.
Indonesia sebagai negara maritim terbesar di dunia tidak pelak lagi terbukti
dengan pengakuan dunia yang tertuang dalam UNCLOS (United Nation Convention on
the Law of the Sea) yang diratifikasi oleh negara-negara sedunia, serta melalui
Deklarasi Juanda yang mengatur hal-hal yang berkaitan kedaulatan Indonesia sebagai
sebuah negara kepulauan. Seperti diketahui bersama bahwa 3/5 dari wilayah negara
kita merupakan wilayah perairan dengan dikelilingi oleh ± 17.508 pulau yang kaya akan
sumber daya alam yang sampai hari ini oleh karena pergeseran nilai dan paradigma
yang tidak tepat memandang konsep negara kepulauan menyebabkan potensi kelautan
kita belum benar-benar bisa dimaksimalkan pengelolaan dan pemanfaatannya.
Sejarah telah mencatat dengan tinta emas bahwasannya Sriwijaya dan Majapahit
pernah menjadi kiblat di bidang maritim, kebudayaan, dan agama di seluruh wilayah
Asia.
Fakta sejarah lain yang menandakan bahwa Bangsa Indonesia terlahir sebagai
bangsa Maritim dan tidak bisa dipungkiri, yakni dibuktikan dengan adanya temuan-
temuan situs prasejarah dibeberapa belahan pulau. Penemuansitus prasejarah di gua-
gua Pulau Muna, Seram dan Arguni yang dipenuhi oleh lukisan perahu-perahu layar,
menggambarkan bahwa nenek moyang Bangsa Indonesia merupakan bangsa pelaut,
selain itu ditemukannya kesamaan benda-benda sejarah antara Suku Aborigin di
Australia dengan di Jawa menandakan bahwa nenek moyang kita sudah melakukan
hubungan dengan bangsa lain yang tentunya menggunakan kapal-kapal yang laik layar.
Tidak hanya itu, Ketangguhan maritim kita juga ditunjukkan oleh Singasari di
bawah pemerintahan Kertanegara pada abad ke-13. Dengan kekuatan armada laut yang
tidak ada tandingannya, pada tahun 1275 Kertanegara mengirimkan ekspedisi bahari
ke Kerajaan Melayu dan Campa untuk menjalin persahabatan agar bersama-sama
dapat menghambat gerak maju Kerajaan Mongol ke Asia Tenggara. Tahun 1284, ia
menaklukkan Bali dalam ekspedisi laut ke timur.
4. Keempat, jaringan perdagangan Laut Sulu, yang meliputi pesisir barat Luzon, Mindoro,
Cebu, Mindanao, dan pesisir utara Kalimantan (Brunei Darussalam).
5. Kelima, jaringan Laut Jawa, yang meliputi kepulauan Nusa Tenggara, kepulauan
Maluku, pesisir barat Kalimantan, Jawa, dan bagian selatan Sumatera. Jaringan
perdagangan ini berada di bawah hegemoni Kerajaan Majapahit. Selain itu, banyak
bukti prasejarah di pulau Muna, Seram dan Arguniyang diperkirakan merupakan hasil
budaya manusia sekitar tahun 10.000sebelum masehi!
Bukti sejarah tersebut berupa gua yang dipenuhi lukisan perahu layar. Ada pula
peninggalan sejarah sebelum masehi berupa bekas kerajaan Marina yang didirikan perantau
dari Nusantara yang ditemukan diwilayah Madagaskar. Tentu pengaruh dan kekuasaan
tersebut dapat diperoleh bangsa Indonesia waktu itu karena kemampuan membangun kapal
dan armada yang layak laut, bahkan mampu berlayar sampai lebih dari 4.000 mil.
Berkaca dari masa lalu, melihat bagaimana kejayaan masa lampau diperoleh
karena mengoptimalkan potensi laut sebagai sarana dalam suksesnya perekonomian
dan ketahanan politik suatu negara, maka menjadi suatu hal yang wajar bila sekarang
ini Indonesia harus lebih mengembangkan laut demi tercapianya tujuan nasional.
Indonesia menyandang predikat “Negara Maritim” atau negara kepulauan, predikat ini
mustahil ditinggalkan, lain halnya dengan predikat “Negara Agraris” yang suatu saat
bisa berganti dengan industri. Konsekwensi sifat maritim itu sendiri lebih mengarah
pada terwujudnya aktifitas pelayaran di wilayah Indonesia. Dalam kalimat ini bahwa
Indonesia sebagai negara kepulauan dalam membangun perekonomian akan
senantiasa dilandasi oleh aktivitas pelayaran.
Berdasarkan tinjuan sejarah dari berbagai kerajaan di Nusantara pada masa lalu,
Indonesia sebenarnya adalah negara yang berwatak maritim. Namun demikian, watak
kemaritiman tersebut saat ini sudah tidak lagi eksis, beberapa kalangan berkesimpulan
agar dapat menjadi bangsa yang kuat dan disegani dimata internasional maka
Indonesia harus kembali berwawasan maritim dan bukannya berorientasi daratan (land
minded).
Oleh karena itu, sudah sepantasnya jita kembali kapada visi maritim yang dulu
seperti diterapkan nenek moyang kita, karena sejatinya Indonesia menyandang
predikat “Negara Maritim” atau negara kepulauan. Sehingga dengan mengoptimalkan
letak strategis dari Indonesia dan kekayaan sember daya bahari yang melimpah, maka
bukan mustahil jika Indonesia akan menjadi bangsa yang disegani dan diperhitunkan
di dunia dalam bidang maritim layaknya dimasa jayanya dulu.
2. Saran
Tambahkan komentar
Memuat