Anda di halaman 1dari 24

Gempa bumi

Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi akibat
pelepasan energi dari dalam secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang seismik. Gempa
Bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak Bumi (lempeng Bumi). Frekuensi suatu
wilayah, mengacu pada jenis dan ukuran gempa Bumi yang di alami selama periode waktu.
Gempa Bumi diukur dengan menggunakan alatSeismometer. Moment magnitudo adalah skala
yang paling umum di mana gempa Bumi terjadi untuk seluruh dunia. Skala Rickter adalah
skala yang di laporkan oleh observatorium seismologi nasional yang di ukur pada skala
besarnya lokal 5 magnitude. kedua skala yang sama selama rentang angka mereka valid.
gempa 3 magnitude atau lebih sebagian besar hampir tidak terlihat dan besar nya 7 lebih
berpotensi menyebabkan kerusakan serius di daerah yang luas, tergantung pada kedalaman
gempa. Gempa Bumi terbesar bersejarah besarnya telah lebih dari 9, meskipun tidak ada
batasan besarnya. Gempa Bumi besar terakhir besarnya 9,0 atau lebih besar adalah 9,0
magnitudo gempa di Jepang pada tahun 2011 (per Maret 2011), dan itu adalah gempa Jepang
terbesar sejak pencatatan dimulai. Intensitas getaran diukur pada modifikasi Skala Mercalli.
A. Jenis Gempa Bumi Berdasarkan Penyebab
1. Gempa bumi tektonik
Gempa Bumi ini disebabkan oleh adanya aktivitas tektonik, yaitu pergeseran
lempeng-lempeng tektonik secara mendadak yang mempunyai kekuatan dari yang
sangat kecil hingga yang sangat besar. Gempa bumi ini banyak menimbulkan
kerusakan atau bencana alam di Bumi, getaran gempa Bumi yang kuat mampu
menjalar keseluruh bagian Bumi. Gempa bumi tektonik disebabkan oleh
pelepasan tenaga yang terjadi karena pergeseran lempengan plat tektonik seperti
layaknya gelang karet ditarik dan dilepaskan dengan tiba-tiba.
2. Gempa bumi tumbukan
Gempa Bumi ini diakibatkan oleh tumbukan meteor atau asteroid yang jatuh
ke Bumi, jenis gempa Bumi ini jarang terjadi
3. Gempa bumi runtuhan
Gempa Bumi ini biasanya terjadi pada daerah kapur ataupun pada daerah
pertambangan, gempabumi ini jarang terjadi dan bersifat lokal.
4. Gempa bumi buatan
Gempa bumi buatan adalah gempa bumi yang disebabkan oleh aktivitas dari
manusia, seperti peledakan dinamit, nuklir atau palu yang dipukulkan ke
permukaan bumi.
5. Gempa bumi vulkanik (gunung api)
Gempa Bumi ini terjadi akibat adanya aktivitas magma, yang biasa terjadi
sebelum gunung api meletus. Apabila keaktifannya semakin tinggi maka akan
menyebabkan timbulnya ledakan yang juga akan menimbulkan terjadinya gempa
bumi. Gempa bumi tersebut hanya terasa di sekitar gunung api tersebut.
B. Berdasarkan Kedalaman
1. Gempa bumi dalam
Gempa bumi dalam adalah gempa bumi yang hiposentrumnya berada lebih
dari 300 km di bawah permukaan bumi. Gempa bumi dalam pada umumnya tidak
terlalu berbahaya.
2. Gempa bumi menengah
Gempa bumi menengah adalah gempa bumi yang hiposentrumnya berada
antara 60 km sampai 300 km di bawah permukaan bumi.gempa bumi menengah
pada umumnya menimbulkan kerusakan ringan dan getarannya lebih terasa.
3. Gempa bumi dangkal
Gempa bumi dangkal adalah gempa bumi yang hiposentrumnya berada kurang
dari 60 km dari permukaan bumi. Gempa bumi ini biasanya menimbulkan
kerusakan yang besar.
C. Berdasarkan Gelombang/Getaran Gempa
1. Gelombang Primer
Gelombang primer (gelombang lungitudinal) adalah gelombang atau getaran
yang merambat di tubuh bumi dengan kecepatan antara 7-14 km/detik. Getaran ini
berasal dari hiposentrum.
2. Gelombang Sekunder
Gelombang sekunder (gelombang transversal) adalah gelombang atau getaran
yang merambat, seperti gelombang primer dengan kecepatan yang sudah
berkurang,yakni 4-7 km/detik. Gelombang sekunder tidak dapat merambat melalui
lapisan cair.
D. Penyebab terjadinya gempa Bumi
Kebanyakan gempa Bumi disebabkan dari pelepasan energi yang dihasilkan
oleh tekanan yang disebabkan oleh lempengan yang bergerak. Semakin lama tekanan
itu kian membesar dan akhirnya mencapai pada keadaan dimana tekanan tersebut
tidak dapat ditahan lagi oleh pinggiran lempengan. Pada saat itulah gempa Bumi akan
terjadi.
Gempa Bumi biasanya terjadi di perbatasan lempengan-lempengan tersebut.
Gempa Bumi yang paling parah biasanya terjadi di perbatasan lempengan
kompresional dan translasional. Gempa Bumi fokus dalam kemungkinan besar terjadi
karena materi lapisan litosfer yang terjepit kedalam mengalami transisi fase pada
kedalaman lebih dari 600 km.
Beberapa gempa Bumi lain juga dapat terjadi karena pergerakan magma di
dalam gunung berapi. Gempa Bumi seperti itu dapat menjadi gejala akan terjadinya
letusan gunung berapi. Beberapa gempa Bumi (jarang namun) juga terjadi karena
menumpuknya massa air yang sangat besar di balik dam, seperti Dam
Karibia di Zambia, Afrika. Sebagian lagi (jarang juga) juga dapat terjadi karena
injeksi atau akstraksi cairan dari/ke dalam Bumi (contoh. pada beberapa pembangkit
listrik tenaga panas Bumi dan di Rocky Mountain Arsenal. Terakhir, gempa juga
dapat terjadi dari peledakan bahan peledak. Hal ini dapat membuat para ilmuwan
memonitor tes rahasia senjata nuklir yang dilakukan pemerintah. Gempa Bumi yang
disebabkan oleh manusia seperti ini dinamakan juga seismisitas terinduksi.
E. Sejarah gempa Bumi besar pada abad ke-20 dan 21
1. 11 April 2012, Gempa bumi di sepanjang Pulau Sumatera berskala 8.6 SR,
berpotensi sampai Aceh, Sumatera Utara, Bengkulu, dan Lampung. Gempa terasa
sampai India.
2. 11 Maret 2011, Gempa Bumi di Jepang, 373 km dari kota Tokyo berskala 9,0
Skala Richter yang sebelumnya di revisi dari 8,8 Skala Richter, gempa ini juga
menimbulkan gelombang tsunamidi sepanjang pesisir timur Jepang
3. 26 Oktober 2010, Gempa Bumi di Mentawai berskala 7.2 Skala Richter, korban
tewas ditemukan hingga 9 November ini mencapai 156 orang. Gempa ini
kemudian juga menimbulkan tsunami.
4. 16 Juni 2010, Gempa Bumi 7,1 Skala Richter menggguncang Biak, Papua.
5. 7 April 2010, Gempa Bumi dengan kekuatan 7.2 Skala Richter di Sumatera bagian
Utara lainnya berpusat 60km dari Sinabang, Aceh. Tidak menimbulkan tsunami,
menimbulkan kerusakan fisik di beberapa daerah, belum ada informasi korban
jiwa.
6. 27 Februari 2010, Gempa Bumi di Chili dengan 8.8 Skala Richter, 432 orang
tewas (data 30 Maret 2010). Mengakibatkan tsunami menyeberangi Samudera
Pasifik yang menjangkau hingga Selandia Baru, Australia, kepulauan Hawaii,
negara-negara kepulauan di Pasifik dan Jepang dengan dampak ringan dan
menengah.
7. 12 Januari 2010, Gempa Bumi Haiti dengan episenter dekat kota Léogâne 7,0
Skala Richter berdampak pada 3 juta penduduk, perkiraan korban meninggal
230.000 orang, luka-luka 300.000 orang dan 1.000.000 kehilangan tempat tinggal.
8. 30 September 2009, Gempa Bumi Sumatera Barat merupakan gempa tektonik
yang berasal dari pergeseran patahan Semangko, gempa ini berkekuatan 7,6 Skala
Richter (BMG Indonesia) atau 7,9 Skala Richter (BMG Amerika)
mengguncang Padang-Pariaman, Indonesia. Menyebabkan sedikitnya 1.100 orang
tewas dan ribuan terperangkap dalam reruntuhan bangunan.
9. 2 September 2009, Gempa Tektonik 7,3 Skala Richter
mengguncang Tasikmalaya, Indonesia. Gempa ini terasa hingga Jakarta dan Bali,
berpotensi tsunami. Korban jiwa masih belum diketahui jumlah pastinya karena
terjadi Tanah longsor sehingga pengevakuasian warga terhambat.
10. Kerusakan akibat gempa Bumi di San Francisco pada tahun 1906
11. Sebagian jalan layang yang runtuh akibat gempa Bumi Loma Prieta pada tahun
1989
F. Akibat Gempa Bumi
1. Bangunan roboh
2. Kebakaran
3. Jatuhnya korban jiwa
4. Permukaan tanah menjadi merekat dan jalan menjadi putus
5. Tanah longsor akibat guncangan
6. Banjir akibat rusaknya tanggul
7. Gempa di dasar laut yang menyebabkan tsunami
G. Cara Menghadapi Gempa Bumi
Bila berada di dalam rumah:
1. Jangan panik dan jangan berlari keluar, berlindunglah dibawah meja atau tempat
tidur.
2. Bila tidak ada, lindungilah kepala dengan bantal atau benda lainnya.
3. Jauhi rak buku, lemari dan kaca jendela.
4. Hati-hati terhadap langit-langit yang mungkin runtuh, benda-benda yang
tergantung di dinding dan sebagainya.
Bila berada di luar ruangan:
1. Jauhi bangunan tinggi, dinding, tebing terjal, pusat listrik dan tiang listrik, papan
reklame, pohon yang tinggi dan sebagainya.
2. Usahakan dapat mencapai daerah yang terbuka.
3. Jauhi rak-rak dan kaca jendela.

Bila berada di dalam ruangan umum:


1. Jangan panik dan jangan berlari keluar karena kemungkinan dipenuhi orang.
2. Jauhi benda-benda yang mudah tergelincir seperti rak, lemari, kaca jendela dan
sebagainya.
Bila sedang mengendarai kendaraan:
1. Segera hentikan di tempat yang terbuka.
2. Jangan berhenti di atas jembatan atau dibawah jembatan layang/jembatan
penyeberangan.
Bila sedang berada di pusat perbelanjaan, bioskop, dan lantai dasar mall:
1. Jangan menyebabkan kepanikan atau korban dari kepanikan.
2. Ikuti semua petunjuk dari pegawai atau satpam.
Bila sedang berada di dalam lift:
1. Jangan menggunakan lift saat terjadi gempabumi atau kebakaran. Lebih baik
menggunakan tangga darurat.
2. Jika anda merasakan getaran gempabumi saat berada di dalam lift, maka tekanlah
semua tombol.
3. Ketika lift berhenti, keluarlah, lihat keamanannya dan mengungsilah.
4. Jika anda terjebak dalam lift, hubungi manajer gedung dengan
menggunakan interphone jika tersedia.
Bila sedang berada di dalam kereta api:
1. Berpeganganlah dengan erat pada tiang sehingga anda tidak akan terjatuh
seandainya kereta dihentikan secara mendadak
2. Bersikap tenanglah mengikuti penjelasan dari petugas kereta
3. Salah mengerti terhadap informasi petugas kereta atau stasiun akan
mengakibatkan kepanikan
Bila sedang berada di gunung/pantai:
1. Ada kemungkinan lonsor terjadi dari atas gunung. Menjauhlah langsung ke tempat
aman.
2. Di pesisir pantai, bahayanya datang dari tsunami. Jika Anda merasakan getaran
dan tanda-tanda tsunami tampak, cepatlah mengungsi ke dataran yang tinggi.
Beri pertolongan:
1. Karena petugas kesehatan dari rumah-rumah sakit akan mengalami kesulitan
datang ke tempat kejadian maka bersiaplah memberikan pertolongan pertama
kepada orang-orang berada di sekitar Anda.
Evakuasi:
1. Tempat-tempat pengungsian biasanya telah diatur oleh pemerintah daerah.
Pengungsian perlu dilakukan jika kebakaran meluas akibat gempa bumi. Pada
prinsipnya, evakuasi dilakukan dengan berjalan kaki dibawah kawalan petugas
polisi atau instansi pemerintah. * * * Bawalah barang-barang secukupnya.
Dengarkan informasi:
1. Saat gempa bumi terjadi, masyarakat terpukul kejiwaannya. Untuk mencegah
kepanikan, penting sekali setiap orang bersikap tenang dan bertindaklah sesuai
dengan informasi yang benar. Anda dapat memperoleh informasi yang benar dari
pihak berwenang, polisi, atau petugas PMK. Jangan bertindak karena informasi
yang tidak jelas.
Tsunami
Tsunami (bahasa Jepang: 津波; tsu = pelabuhan, nami = gelombang,
secara harafiah berarti "ombak besar di pelabuhan") adalah perpindahan badan air yang
disebabkan oleh perubahan permukaan laut secara vertikal dengan tiba-tiba. Perubahan
permukaan laut tersebut bisa disebabkan oleh gempa bumi yang berpusat di bawah laut,
letusan gunung berapi bawah laut, longsor bawah laut, atau atau hantaman meteor di
laut. Gelombang tsunami dapat merambat ke segala arah. Tenaga yang dikandung
dalam gelombang tsunami adalah tetap terhadap fungsi ketinggian dan kelajuannya. Di laut
dalam, gelombang tsunami dapat merambat dengan kecepatan 500-1000 km per jam. Setara
dengan kecepatan pesawat terbang. Ketinggian gelombang di laut dalam hanya sekitar 1
meter. Dengan demikian, laju gelombang tidak terasa oleh kapal yang sedang berada di
tengah laut. Ketika mendekati pantai, kecepatan gelombang tsunami menurun hingga sekitar
30 km per jam, namun ketinggiannya sudah meningkat hingga mencapai puluhan meter.
Hantaman gelombang Tsunami bisa masuk hingga puluhan kilometer dari bibir pantai.
Kerusakan dan korban jiwa yang terjadi karena Tsunami bisa diakibatkan karena hantaman
air maupun material yang terbawa oleh aliran gelombang tsunami.
Dampak negatif yang diakibatkan tsunami adalah merusak apa saja yang dilaluinya.
Bangunan, tumbuh-tumbuhan, dan mengakibatkan korban jiwa manusia serta menyebabkan
genangan, pencemaran air asin lahan pertanian, tanah, dan air bersih.
Sejarawan Yunani bernama Thucydides merupakan orang pertama yang mengaitkan
tsunami dengan gempa bawah laut. Namun hingga abad ke-20, pengetahuan mengenai
penyebab tsunami masih sangat minim. Penelitian masih terus dilakukan untuk memahami
penyebab tsunami.
geologi, geografi, dan oseanografi pada masa lalu menyebut tsunami sebagai
"gelombang laut seismik".
Beberapa kondisi meteorologis, seperti badai tropis, dapat menyebabkan gelombang
badai yang disebut sebagai meteor tsunami yang ketinggiannya beberapa meter di atas
gelombang laut normal. Ketika badai ini mencapai daratan, bentuknya bisa menyerupai
tsunami, meski sebenarnya bukan tsunami. Gelombangnya bisa menggenangi daratan.
Gelombang badai ini pernah menggenangi Burma (Myanmar) pada Mei 2008.
Wilayah di sekeliling Samudra Pasifik memiliki Pacific Tsunami Warning Centre
(PTWC) yang mengeluarkan peringatan jika terdapat ancaman tsunami pada wilayah ini.
Wilayah di sekeliling Samudera Hindia sedang membangun Indian Ocean Tsunami Warning
System (IOTWS) yang akan berpusat di Indonesia.
Bukti-bukti historis menunjukkan bahwa megatsunami mungkin saja terjadi, yang
menyebabkan beberapa pulau dapat tenggelam

Terminologi
Kata tsunami berasal dari bahasa jepang, tsu berarti pelabuhan, dan nami berarti gelombang.
Tsunami sering terjadi Jepang. Sejarah Jepang mencatat setidaknya 196 tsunami telah terjadi.
Pada beberapa kesempatan, tsunami disamakan dengan gelombang pasang. Dalam tahun-
tahun terakhir, persepsi ini telah dinyatakan tidak sesuai lagi, terutama dalam komunitas
peneliti, karena gelombang pasang tidak ada hubungannya dengan tsunami. Persepsi ini
dahulu populer karena penampakan tsunami yang menyerupai gelombang pasang yang tinggi.
Tsunami dan gelombang pasang sama-sama menghasilkan gelombang air yang bergerak ke
daratan, namun dalam kejadian tsunami, gerakan gelombang jauh lebih besar dan lebih lama,
sehingga memberika kesan seperti gelombang pasang yang sangat tinggi. Meskipun
pengartian yang menyamakan dengan "pasang-surut" meliputi "kemiripan" atau "memiliki
kesamaan karakter" dengan gelombang pasang, pengertian ini tidak lagi tepat. Tsunami tidak
hanya terbatas pada pelabuhan. Karenanya para geologis dan oseanografis sangat tidak
merekomendasikan untuk menggunakan istilah ini.
Hanya ada beberapa bahasa lokal yang memiliki arti yang sama dengan gelombang merusak
ini. Aazhi Peralai dalam Bahasa Tamil, ië beuna atau alôn buluëk (menurut dialek)
dalam Bahasa Aceh adalah contohnya. Sebagai catatan, dalam
bahasa Tagalog versi Austronesia, bahasa utama di Filipina, alon berarti "gelombang". Di
Pulau Simeulue, daerah pesisir barat Sumatra, Indonesia, dalam Bahasa
Defayan, smong berarti tsunami. Sementara dalam Bahasa Sigulai, emong berarti tsunami.
Penyebab terjadinya tsunami
Skema terjadinya tsunami
Tsunami dapat terjadi jika terjadi gangguan yang menyebabkan perpindahan sejumlah besar
air, seperti letusan gunung api, gempa bumi, longsormaupun meteor yang jatuh ke bumi.
Namun, 90% tsunami adalah akibat gempa bumi bawah laut. Dalam rekaman sejarah
beberapa tsunami diakibatkan oleh gunung meletus, misalnya ketika meletusnya Gunung
Krakatau.
Gerakan vertikal pada kerak bumi, dapat mengakibatkan dasar laut naik atau turun secara
tiba-tiba, yang mengakibatkan gangguan keseimbangan air yang berada di atasnya. Hal ini
mengakibatkan terjadinya aliran energi air laut, yang ketika sampai di pantai menjadi
gelombang besar yang mengakibatkan terjadinya tsunami.
Kecepatan gelombang tsunami tergantung pada kedalaman laut di mana gelombang terjadi,
dimana kecepatannya bisa mencapai ratusan kilometer per jam. Bila tsunami mencapai
pantai, kecepatannya akan menjadi kurang lebih 50 km/jam dan energinya sangat merusak
daerah pantai yang dilaluinya. Di tengah laut tinggi gelombang tsunami hanya beberapa cm
hingga beberapa meter, namun saat mencapai pantai tinggi gelombangnya bisa mencapai
puluhan meter karena terjadi penumpukan masa air. Saat mencapai pantai tsunami akan
merayap masuk daratan jauh dari garis pantai dengan jangkauan mencapai beberapa ratus
meter bahkan bisa beberapa kilometer.
Gerakan vertikal ini dapat terjadi pada patahan bumi atau sesar. Gempa bumi juga banyak
terjadi di daerah subduksi, dimana lempeng samudera menelusup ke bawah lempeng benua.
Tanah longsor yang terjadi di dasar laut serta runtuhan gunung api juga dapat mengakibatkan
gangguan air laut yang dapat menghasilkan tsunami. Gempa yang menyebabkan gerakan
tegak lurus lapisan bumi. Akibatnya, dasar laut naik-turun secara tiba-tiba sehingga
keseimbangan air laut yang berada di atasnya terganggu. Demikian pula halnya dengan benda
kosmis atau meteor yang jatuh dari atas. Jika ukuran meteor atau longsor ini cukup besar,
dapat terjadi megatsunami yang tingginya mencapai ratusan meter.
Gempa yang menyebabkan tsunami
Gempa bumi yang berpusat di tengah laut dan dangkal (0 - 30 km)
Gempa bumi dengan kekuatan sekurang-kurangnya 6,5 Skala Richter
Gempa bumi dengan pola sesar naik atau sesar turun
Sistem Peringatan Dini
Banyak kota-kota di sekitar Pasifik, terutama di Jepang dan juga Hawaii, mempunyai sistem
peringatan tsunami dan prosedur evakuasi untuk menangani kejadian tsunami. Bencana
tsunami dapat diprediksi oleh berbagai institusi seismologi di berbagai penjuru dunia dan
proses terjadinya tsunami dapat dimonitor melalui perangkat yang ada di dasar atau
permukaan laut yang terhubung dengan satelit.
Perekam tekanan di dasar laut bersama-sama denganperangkat yang mengapung di laut buoy,
dapat digunakan untuk mendeteksi gelombang yang tidak dapat dilihat oleh pengamat
manusia pada laut dalam. Sistem sederhana yang pertama kali digunakan untuk memberikan
peringatan awal akan terjadinya tsunami pernah dicoba di Hawaii pada tahun 1920-an.
Kemudian, sistem yang lebih canggih dikembangkan lagi setelah terjadinya tsunami besar
pada tanggal 1 April 1946 dan 23 Mei 1960. Amerika serikat membuat Pasific Tsunami
Warning Center pada tahun 1949, dan menghubungkannya ke jaringan data dan peringatan
internasional pada tahun 1965.
Salah satu sistem untuk menyediakan peringatan dini tsunami, CREST Project, dipasang di
pantai Barat Amerika Serikat, Alaska, dan Hawai oleh USGS, NOAA, dan Pacific Northwest
Seismograph Network, serta oleh tiga jaringan seismik universitas.
Hingga kini, ilmu tentang tsunami sudah cukup berkembang, meskipun proses terjadinya
masih banyak yang belum diketahui dengan pasti. Episenter dari sebuah gempa bawah laut
dan kemungkinan kejadian tsunami dapat cepat dihitung. Pemodelan tsunami yang baik telah
berhasil memperkirakan seberapa besar tinggi gelombang tsunami di daerah sumber,
kecepatan penjalarannya dan waktu sampai di pantai, berapa ketinggian tsunami di pantai dan
seberapa jauh rendaman yang mungkin terjadi di daratan. Walaupun begitu, karena faktor
alamiah, seperti kompleksitas topografi dan batimetri sekitar pantai dan adanya corak ragam
tutupan lahan (baik tumbuhan, bangunan, dll), perkiraan waktu kedatangan tsunami,
ketinggian dan jarak rendaman tsunami masih belum bisa dimodelkan secara akurat.

Sistem Peringatan Dini Tsunami di Indonesia


Pemerintah Indonesia, dengan bantuan negara-negara donor, telah mengembangkan Sistem
Peringatan Dini Tsunami Indonesia (Indonesian Tsunami Early Warning System -
InaTEWS). Sistem ini berpusat pada Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika
(BMKG) di Jakarta. Sistem ini memungkinkan BMKG mengirimkan peringatan tsunami jika
terjadi gempa yang berpotensi mengakibatkan tsunami. Sistem yang ada sekarang ini sedang
disempurnakan. Kedepannya, sistem ini akan dapat mengeluarkan 3 tingkat peringatan,
sesuai dengan hasil perhitungan Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan (Decision
Support System - DSS).
Pengembangan Sistem Peringatan Dini Tsunami ini melibatkan banyak pihak, baik instansi
pemerintah pusat, pemerintah daerah, lembaga internasional, lembaga non-pemerintah.
Koordinator dari pihak Indonesia adalah Kementrian Negara Riset dan Teknologi (RISTEK).
Sedangkan instansi yang ditunjuk dan bertanggung jawab untuk mengeluarkan INFO
GEMPA dan PERINGATAN TSUNAMI adalah BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi
dan Geofisika). Sistem ini didesain untuk dapat mengeluarkan peringatan tsunami dalam
waktu paling lama 5 menit setelah gempa terjadi.
Sistem Peringatan Dini memiliki 4 komponen: Pengetahuan mengenai Bahaya dan Resiko,
Peramalan, Peringatan, dan Reaksi.Observasi (Monitoring gempa dan permukaan laut),
Integrasi dan Diseminasi Informasi, Kesiapsiagaan.

Dampak tsunami pada lingkungan

- merusak lingkungan (sudah pasti),


- merusak ekosistem dan merusak rantai makanan, ada banyak tumbuhan yang tidak bisa
tumbuh lagi dan itu membuat rantai makanan putus (sisi lingkungan pada biologi)
- merusak tanah, tanah tidak subur. karena tsunami adalah air laut. banyak tanah yang terkena
garam menjadi kering. serta zat mineral hilang karena terbawa arus tsunami. (lingkungan
pada geografis)
- menghilangkan sumber sejarah, apabila sumber sejarah berupa benda yang mudah luntur
maka akan sangat berbahaya (segi historis)
- menumpuknya sampah yang dibawa gelombang sunami (dari segi kebersihan)
- hilangnya infrastuktur (dari segi ekonomi)

Tanah longsor
Longsor atau sering disebut gerakan tanah adalah suatu peristiwa geologi yang terjadi karena
pergerakan masa batuan atau tanah dengan berbagai tipe dan jenis seperti jatuhnya bebatuan
atau gumpalan besar tanah. Secara umum kejadian longsor disebabkan oleh dua faktor yaitu
faktor pendorong dan faktor pemicu. Faktor pendorong adalah faktor-faktor yang
memengaruhi kondisi material sendiri, sedangkan faktor pemicu adalah faktor yang
menyebabkan bergeraknya material tersebut. Meskipun penyebab utama kejadian ini
adalah gravitasi yang memengaruhi suatu lereng yang curam.

Faktor Penyebab Tanah Longsor


1. Hujan
Ancaman tanah longsor biasanya dimulai pada bulan November seiring meningkatnya
intensitas hujan. Musim kering yang panjang akan menyebabkan terjadinya penguapan air di
permukaan tanah dalam jumlah besar. Muncul-lah pori-pori atau rongga tanah, kemudian
terjadi retakan dan rekahan tanah di permukaan. Pada saat hujan, air akan menyusup ke
bagian yang retak. Tanah pun dengan cepat mengembang kembali. Pada awal musim hujan,
kandungan air pada tanah menjadi jenuh dalam waktu singkat. Hujan lebat pada awal musim
dapat menimbulkan longsor karena melalui tanah yang merekah itulah, air akan masuk dan
terakumulasi di bagian dasar lereng, sehingga menimbulkan gerakan lateral. Apabila ada
pepohonan di permukaan, pelongsoran dapat dicegah karena air akan diserap oleh tumbuhan.
Akar tumbuhan juga berfungsi sebagai pengikat tanah.
2. Lereng terjal
Lereng atau tebing yang terjal akan memperbesar gaya pendorong. Lereng yang terjal
terbentuk karena pengikisan air sungai, mata air, air laut, dan angin. Kebanyakan sudut lereng
yang menyebabkan longsor adalah 180 apabila ujung lerengnya terjal dan bidang
longsorannya mendatar.
3. Tanah yang kurang padat dan tebal
Jenis tanah yang kurang padat adalah tanah lempung atau tanah liat dengan ketebalan lebih
dari 2,5 meter dan sudut lereng > 220. Tanah jenis ini memiliki potensi untuk terjadinya
tanah longsor, terutama bila terjadi hujan. Selain itu, jenis tanah ini sangat rentan terhadap
pergerakan tanah karena menjadi lembek jika terkena air dan pecah jika udara terlalu panas.

4. Batuan yang kurang kuat


Pada umumnya, batuan endapan gunungapi dan batuan sedimen berukuran pasir dan
campuran antara kerikil, pasir, dan lempung kurang kuat. Batuan tersebut akan mudah
menjadi tanah jika mengalami proses pelapukan dan umumnya rentan terhadap tanah longsor
apabila terdapat pada lereng yang terjal.
5. Jenis tata lahan
Tanah longsor banyak terjadi di daerah tata lahan persawahan, perladangan, dan adanya
genangan air di lereng yang terjal. Pada lahan persawahan akarnya kurang kuat untuk
mengikat butir tanah dan membuat tanah menjadi lembek dan jenuh dengan air sehingga
mudah terjadi longsor. Sedangkan untuk daerah perladangan penyebabnya adalah karena akar
pohonnya tidak dapat menembus bidang longsoran yang dalam dan umumnya terjadi di
daerah longsoran lama.
6. Getaran
Getaran yang terjadi biasanya diakibatkan oleh gempabumi, ledakan, getaran mesin, dan
getaran lalulintas kendaraan. Akibat yang ditimbulkannya adalah tanah, badan jalan, lantai,
dan dinding rumah menjadi retak.
7. Susut muka air danau atau bendungan
Akibat susutnya muka air yang cepat di danau maka gaya penahan lereng menjadi hilang,
dengan sudut kemiringan waduk 220 mudah terjadi longsoran dan penurunan tanah yang
biasanya diikuti oleh retakan.
8. Adanya beban tambahan
Adanya beban tambahan seperti beban bangunan pada lereng, dan kendaraan akan
memperbesar gaya pendorong terjadinya longsor, terutama di sekitar tikungan jalan pada
daerah lembah. Akibatnya adalah sering terjadinya penurunan tanah dan retakan yang
arahnya ke arah lembah.
9. Pengikisan/erosi
Pengikisan banyak dilakukan oleh air sungai ke arah tebing. Selain itu akibat penggundulan
hutan di sekitar tikungan sungai, tebing akan menjadi terjal.
10. Adanya material timbunan pada tebing
Untuk mengembangkan dan memperluas lahan pemukiman umumnya dilakukan pemotongan
tebing dan penimbunan lembah. Tanah timbunan pada lembah tersebut belum terpadatkan
sempurna seperti tanah asli yang berada di bawahnya. Sehingga apabila hujan akan terjadi
penurunan tanah yang kemudian diikuti dengan retakan tanah.
11. Bekas longsoran lama
Longsoran lama umumnya terjadi selama dan setelah terjadi pengendapan material gunung
api pada lereng yang relatif terjal atau pada saat atau sesudah terjadi patahan kulit bumi.
Bekas longsoran lama memilki ciri:
Adanya tebing terjal yang panjang melengkung membentuk tapal kuda.
Umumnya dijumpai mata air, pepohonan yang relatif tebal karena tanahnya gembur
dan subur.
Daerah badan longsor bagian atas umumnya relatif landai.
Dijumpai longsoran kecil terutama pada tebing lembah.
Dijumpai tebing-tebing relatif terjal yang merupakan bekas longsoran kecil pada
longsoran lama.
Dijumpai alur lembah dan pada tebingnya dijumpai retakan dan longsoran kecil.
Longsoran lama ini cukup luas.
12. Adanya bidang diskontinuitas (bidang tidak sinambung)
Bidang tidak sinambung ini memiliki ciri:
Bidang perlapisan batuan
Bidang kontak antara tanah penutup dengan batuan dasar
Bidang kontak antara batuan yang retak-retak dengan batuan yang kuat.
Bidang kontak antara batuan yang dapat melewatkan air dengan batuan yang tidak
melewatkan air (kedap air).
Bidang kontak antara tanah yang lembek dengan tanah yang padat.
Bidang-bidang tersebut merupakan bidang lemah dan dapat berfungsi sebagai
bidang luncuran tanah longsor.
13. Penggundulan hutan
Tanah longsor umumnya banyak terjadi di daerah yang relatif gundul dimana pengikatan air
tanah sangat kurang.
14. Daerah pembuangan sampah
Penggunaan lapisan tanah yang rendah untuk pembuangan sampah dalam jumlah banyak
dapat mengakibatkan tanah longsor apalagi ditambah dengan guyuran hujan, seperti yang
terjadi di Tempat Pembuangan Akhir Sampah Leuwigajah di Cimahi. Bencana ini
menyebabkan sekitar 120 orang lebih meninggal.

Proses Terjadinya Tanah Longsor


• Air yang meresap ke dalam tanah akan menambah bobot tanah.
• Jika air tersebut menembus sampai tanah kedap air yang berperan sebagai bidang
gelintir, maka tanah menjadi licin.
• Selanjutnya tanah pelapukan yang berada di atasnya akan bergerak mengikuti
lereng dan keluar lereng.

Dampak Yang Ditimbulkan Oleh Tanah Longsor

• Rusaknya area pertanian, perhutanan, perkebunan, perternakan.


• Rusaknya Infrastruktur
o Daerah pemukiman penduduk.
o Jalan dan jembatan.
o Sarana pendidikan, kesehatan, dan peribadatan.
• Buruknya sanintasi lingkungan.
• Korban jiwa.

Upaya Penanggulangan
• Jangan mencetak sawah dan membuat kolam pada lereng bagian atas di dekat
pemukiman, Buatlah terasering (sengkedan) pada lereng yang terjal bila
membangun permukiman.
• Segera menutup retakan tanah dan dipadatkan agar air tidak masuk ke dalam
tanah melalui retakan. Jangan melakukan penggalian di bawah lereng terjal.
• Jangan menebang pohon di lereng Jangan membangun rumah/pemukiman di
bawah tebing/lereng terjal.
Hal yang dilakukan selama Dan sesudah terjadi bencana
• Tanggap Darurat
Yang harus dilakukan dalam tahap tanggap darurat adalah penyelamatan dan
pertolongan korban secepatnya supaya korban tidak bertambah. Ada beberapa hal
yang harus diperhatikan, antara lain:
-Kondisi medan
-Kondisi bencana
-Peralatan
-Informasi bencana
• Rehabilitasi

Upaya pemulihan korban dan prasarananya, meliputi kondisi sosial, ekonomi, dan
sarana transportasi. Selain itu dikaji juga perkembangan tanah longsor dan teknik
pengendaliannya supaya tanah longsor tidak berkembang dan penentuan relokasi
korban tanah longsor bila tanah longsor sulit dikendalikan.
• Rekonstruksi
Penguatan bangunan-bangunan infrastruktur di daerah rawan longsor tidak menjadi
pertimbangan utama untuk mitigasi kerusakan yang disebabkan oleh tanah longsor,
karena kerentanan untuk bangunan-bangunan yang dibangun pada jalur tanah
longsor hampir 100%

Banjir

Sebuah banjir adalah peristiwa yang terjadi ketika aliran air yang berlebihan
merendam daratan.[1] Pengarahan banjir Uni Eropa mengartikan banjir sebagai perendaman
sementara oleh air pada daratan yang biasanya tidak terendam air.[2] Dalam arti "air
mengalir", kata ini juga dapat berarti masuknya pasang laut. Banjir diakibatkan oleh volume
air di suatu badan air seperti sungai atau danau yang meluap atau menjebol bendungan
sehingga air keluar dari batasan alaminya.[3]
Ukuran danau atau badan air terus berubah-ubah sesuai perubahan curah hujan dan
pencairan salju musiman, namun banjir yang terjadi tidak besar kecuali jika air mencapai
daerah yang dimanfaatkan manusia seperti desa, kota, dan permukiman lain.
Banjir juga dapat terjadi di sungai, ketika alirannya melebihi kapasitas saluran air,
terutama di kelokan sungai. Banjir sering mengakibatkan kerusakan rumah dan pertokoan
yang dibangun di dataran banjir sungai alami. Meski kerusakan akibat banjir dapat dihindari
dengan pindah menjauh dari sungai dan badan air yang lain, orang-orang menetap dan
bekerja dekat air untuk mencari nafkah dan memanfaatkan biaya murah serta perjalanan dan
perdagangan yang lancar dekat perairan. Manusia terus menetap di wilayah rawan banjir
adalah bukti bahwa nilai menetap dekat air lebih besar daripada biaya kerusakan akibat banjir
periodik.
Mitos banjir besar adalah kisah mitologi banjir besar yang dikirimkan
oleh Tuhan untuk menghancurkan suatu peradaban sebagai pembalasan agung dan sering
muncul dalam mitologi berbagai kebudayaan di dunia.
1. Jenis dan penyebab utama
a. Sungai
1) Lama: Endapan dari hujan atau pencairan salju cepat melebihi kapasitas
saluran sungai. Diakibatkan hujan deras monsun, hurikan dan depresi tropis,
angin luar dan hujan panas yang mempengaruhi salju. Rintangan drainase
tidak terduga seperti tanah longsor, es, atau puing-puing dapat mengakibatkan
banjir perlahan di sebelah hulu rintangan.
2) Cepat: Termasuk banjir bandang akibat curah hujan konvektif (badai
petir besar) atau pelepasan mendadak endapan hulu yang terbentuk di
belakang bendungan, tanah longsor, atau gletser.
b. Muara
Biasanya diakibatkan oleh penggabungan pasang laut yang diakibatkan angin
badai. Banjir badai akibat siklon tropis atau siklon ekstratropismasuk dalam
kategori ini.
c. Pantai
Diakibatkan badai laut besar atau bencana lain seperti tsunami atau
hurikan). Banjir badai akibat siklon tropis atau siklon ekstratropis masuk
dalam kategori ini.
d. Malapetaka
Diakibatkan oleh peristiwa mendadak seperti jebolnya bendungan atau
bencana lain seperti gempa bumi dan letusan gunung berapi).
e. Manusia
Kerusakan tak disengaja oleh pekerja terowongan atau pipa.
f. Lumpur
Banjir lumpur terjadi melalui penumpukan endapan di tanah pertanian.
Sedimen kemudian terpisah dari endapan dan terangkut sebagai materi tetap atau
penumpukan dasar sungai. Endapan lumpur mudah diketahui ketika mulai
mencapai daerah berpenghuni. Banjir lumpur adalah proses lembah bukit, dan
tidak sama dengan aliran lumpur yang diakibatkan pergerakan massal.
g. Lainnya
1) Banjir dapat terjadi ketika air meluap di permukaan kedap air (misalnya akibat
hujan) dan tidak dapat terserap dengan cepat (orientasi lemah atau penguapan
rendah).
2) Rangkaian badai yang bergerak ke daerah yang sama.
3) Berang-berang pembangun bendungan dapat membanjiri wilayah perkotaan
dan pedesaan rendah, umumnya mengakibatkan kerusakan besar.

Dampak
Dampak primer
Kerusakan fisik - Mampu merusak berbagai jenis struktur, termasuk jembatan, mobil,
bangunan, sistem selokan bawah tanah, jalan raya, dankanal.
Dampak sekunder
Persediaan air – Kontaminasi air. Air minum bersih mulai langka.
Penyakit - Kondisi tidak higienis. Penyebaran penyakit bawaan air.
Pertanian dan persediaan makanan - Kelangkaan hasil tani disebabkan oleh kegagalan
panen.[4] Namun, dataran rendah dekat sungai bergantung kepada endapan sungai akibat
banjir demi menambah mineral tanah setempat.
Pepohonan' - Spesies yang tidak sanggup akan mati karena tidak bisa bernapas.[5]
Transportasi - Jalur transportasi hancur, sulit mengirimkan bantuan darurat kepada
orang-orang yang membutuhkan.
Dampak tersier/jangka panjang
Ekonomi - Kesulitan ekonomi karena penurunan jumlah wisatawan, biaya pembangunan
kembali, kelangkaan makanan yang mendorong kenaikan harga, dll.

KEBAKARAN HUTAN

Kebakaran Hutan merupakan suatu faktor lingkungan dari api yang memberikan pengaruh
terhadap hutan, menimbulkan dampak negatif maupun positif. Kebakaran Hutan yang terjadi
adalah akibat ulah manusia maupun faktor alam. Penyebab Kebakaran Hutan yang terbanyak
karena tindakan dan kelalaian manusia. Ada yang menyebutkan hampir 90% Kebakaran
Hutan disebabkan oleh manusia sedangkan hanya 10% yang disebabkan oleh alam.

Pengertian dan definisi lain yang diberikan untuk Kebakaran Hutan adalah suatu keadaan
dimana hutan dilanda api sehingga berakibat timbulnya kerugian ekosistem dan terancamnya
kelestarian lingkungan. Upaya pencegahan Kebakaran Hutan merupakan suatu
usaha Perlindungan Hutan agar kebakaran hutan yang berdampak negatif tidak meluas.
Menurut Kamus Kehutanan, Departemen Kehutanan Republik Indonesia. Kebakaran Hutan (Wild
Fire Free Burning, Forest Fire) didefinisikan sebagai :

Kebakaran yang tidak disebabkan oleh unsur kesengajaan yang mengakibatkan kerugian.
Kebakaran terjadi karena faktor-faktor:

alam (misalnya musim kemarau yang terlalu lama)

manusia (misalnya karena kelalaian manusia membuat api di tengah-tengah hutan di musim
kemarau atau di hutan-hutanyang mudah terbakar.

Bentuk Kerusakan Hutan yang disebabkan oleh api di dalam areal hutannegara.

Istilah Kebakaran hutan di dalam Ensiklopedia Kehutanan Indonesia disebut juga Api Hutan.
Selanjutnya dijelaskan bahwa Kebakaran Hutan atau Api Hutan adalah Api Liar yang terjadi di
dalam hutan, yang membakar sebagian atau seluruh komponen hutan. Dikenal ada 3 macam
kebakaran hutan, Jenis-jenis kebakaran hutan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

Api Permukaan atau Kebakaran Permukaan yaitu kebakaran yang terjadi pada lantai hutan dan
membakar seresah, kayu-kayu kering dan tanaman bawah. Sifat api permukaan cepat merambat,
nyalanya besar dan panas, namun cepat padam. Dalam kenyataannya semua tipe kebakaran
berasal dari api permukaan.

Api Tajuk atau Kebakaran Tajuk yaitu kebakaran yang membakar seluruh tajuk tanaman pokok
terutama pada jenis-jenis hutan yang daunnya mudah terbakar. Apabila tajuk hutan cukup rapat,
maka api yang terjadi cepat merambat dari satu tajuk ke tajuk yang lain. Hal ini tidak terjadi
apabila tajuk-tajuk pohon penyusun tidak saling bersentuhan.

Api Tanah adalah api yang membakar lapisan organik yang dibawah lantai hutan. Oleh karena
sedikit udara dan bahan organik ini, kebakaran yang terjadi tidak ditandai dengan adanya nyala
api. Penyebaran api juga sangat lambat, bahan api tertahan dalam waktu yang lama pada suatu
tempat.
Dampak Kebakaran Hutan
Dibawah ini adalah akibat kebakaran hutan:

- Menyebarkan emisi gas CO2 ke atmosfer.


- Terbunuhnya flora dan fauna di hutan
- Menyebabkan banjir karena menyebabkan gundulnya hutan
- Kekeringan
- Musnahnya bahan baku industri perkayuan
- Timbulnya infeksi gangguan pernafasan

Semoga artikel kebakaran hutan ini menyadarkan kita untuk menjaga kelestarian hutan di tanah air
tercinta.

Gunung Meletus
Gunung meletus, terjadi akibat endapan magma di dalam perut bumi yang didorong keluar oleh gas
yang bertekanan tinggi. Dari letusan-letusan seperti inilah gunung berapi terbentuk. Letusannya yang
membawa abu dan batu menyembur dengan keras sejauh radius 18 km atau lebih, sedang lavanya bisa
membanjiri daerah sejauh radius 90 km. Letusan gunung berapi bisa menimbulkan korban jiwa dan
harta benda yang besar sampai ribuan kilometer jauhnya dan bahkan bias mempengaruhi putaran
iklim di bumi ini. Hasil letusan gunung berapi berupa:

Gas Vulkanik
Lava dan Aliran Pasir serta Batu Panas
Lahar
Abu Letusan
Awan Panas (Piroklastik)
Gas vulkanik adalah gas-gas yang dikeluarkan saat terjadi letusan gunung berapi yang dikeluarkan
antara lain carbon monoksida (CO), Carbondioksida(Co2), Hidrogen Sulfida (H2S),
sulfurdioksida(SO2) dan nitrogen (NO2) yang membahayakan manusia.
Lava adalah cairan magma yang bersuhu tinggi yang mengalir ke permukaan melalui kawah gunung
berapi. Lava encer mampu mengalir jauh dari sumbernya mengikuti sungai atau lembah yang ada
sedangkan lava kental mengalir tidak jauh dari sumbernya.
Lahar adalah merupakan salah satu bahaya bagi masyarakat yang tingla di lereng gunung berapi.
Lahar adalah banjir Bandang di lereng gunung yang terdiri dari campuran bahan vulkanik berukuran
lempung sampai bongkah. Dikenal sebagai lahar letusan dan lahar hujan. Lahar letusan terjadi apabila
gunung berapi yang memiliki danau kawah meletus, sehingga air danau yang panas bercampur
dengan material letusan, sedangkan lahar hujan terjadi karena percampuran material letusan dengan
air hujan di sekitar puncaknya.
Abu letusan gunung berapi adalah material yang sangat halus. Karena hembusan angin dampaknya
bisa dirasakan ratusan kilometer jauhnya. Dampak abu letusan permasalahan pernafasan, kesulitan
penglihatan, pencemaran sumber air bersih, menyebabkan badai listrik, mengganggu kerja mesin dan
kendaraan bermotor, merusak atap, merusak ladang, merusak infrastruktur tubuh.
Awan panas bisa berupa awan panas aliran, awan panas hembusan dan awan panas jatuhan. Awan
panas aliran adalah awan dari material letusan besar yang panas, mengalir Turun dan akhirnya
mengendap di dalam dan disekitar sungai dari lembah. Awan panas hembusan adalah awan dari
material letusan kecil yang panas, dihembuskan angin dengan kecepatan mencapai 90 km/jam. Awan
panas jatuhan adalah awan dari material letusan panas besar dan kecil yang dilontarkan ke atas oleh
kekuatan letusan yang besar. Material berukuran besar akan jatuh di sekitar puncak sedangkan yang
halus akan jatuh mencapai puluhan, ratusan bahkan ribuan km dari puncak karena pengaruh
hembusan angin. Awan panas bisa mengakibatkan luka bakar pada bagian tubuh yang terbuka seperti
kepala, lengan, leher atau kaki dan juga menyebabkan sesak sampai tidak bernafas.

Tips Menghadapi Letusan Gunung Merapi

SEBELUM LETUSAN:
Cari tahu tentang system pengamanan di komunitas daerah masing-masing serta bagan alur keadaan
darurat
Waspadai mengenai bahaya yang menyertai letusan gunungapi yaitu :
- Lahar dan banjir bandang
- Longsor dan hujan batu (material gunung api)
- Gempa bumi
- Hujan abu dan hujan asam
- Tsunami
Lakukan rencana evakuasi
- Apabila anda tinggal di daerah rawan bencana gunung api,
harus ingat route mana yang aman untuk dilalui.
- Bentuk komunitas bahaya bencana gunungapi
- Apabila anggota keluarga tidak berkumpul ketika terjadi letusan (misalnya yang
dewasa sedang bekerja dan anak-anak sedang sekolah) usahakan untuk berkumpul
dalam keluarga jangan terpisah.
- Mintalah keluarga yang tinggal berjauhan untuk saling mengontak sebagai ‘hubungan
keluarga’ sebab sehabis terjadi bencana biasanya lebih mudah untuk kontak jarak jauh.
Tiap anggota keluarga usahakan untuk mengetahui nama, alamat dan nomor telepon
anggota keluarga yang lain.
Buatlah persediaan perlengkapan darurat seperti :
- Batere/ senter dan extra batu batere
- Obat-obatan untuk pertolongan pertama
- Makanan dan air minum untuk keadaan darurat.
- Pembuka kaleng
- Masker debu
- Sepatu
- Pakailah kacamata dan gunakan masker apabila terjadi hujan abu.
Hubungi pihak-pihak yang berwenang mengenai penanggulangan bencana.
Walaupun tampaknya lebih aman untuk tinggal di dalam rumah sampai gunungapi berhenti meletus,
tapi apabila anda tinggal di daerah rawan bahaya gunungapi akan sangat berbahaya. Patuhi instruksi
yang berwenang dan lakukan secepatnya.

SELAMA LETUSAN:
Ikuti perintah pengungsian yang diperintahkan oleh yang berwenang.
Hindari melewati searah dengan arah angin dan sungai-sungai yang berhulu di puncak gunung yang
sedang meletus.
Apabila terjebak di dalam ruangan/ rumah :
- Tutup seluruh jendela, pintu-pintu masuk dan lubang /keran
- Letakkan seluruh mesin ke dalam garasi atau tempat yang tertutup.
- Bawa binatang atau hewan peliharaan lainnya ke dalam ruang yang terlindung
Apabila berada di ruang terbuka:
- Cari ruang perlindungan .
- Apabila terjadi hujan batu, lindungi kepala dengan posisi melingkar seperti bola.
- Apabila terjebak dekat suatu aliran, hati-hati terhadap adanya aliran lahar.Cari tempat
yang lebih tinggi terutama
- Lindungi diri anda dari hujan
- Kenakan pakaian kemeja lengan panjang dan celana
- Gunakan kacamata untuk melindungi mata anda
- Gunakan masker debu atau gunakan kain/ sapu tangan untuk melindungi pernapasan
anda
- Matikan mesin mobil atau kendaraan lainnya kalau mendengar adanya aliran lahar
Hindari daerah bahaya yang telah ditetapkan oleh pemerintah/ lembaga yang berwenang/lihat peta
daerah bahaya gunung api
Akibat letusan gunungapi bisa dirasakan berkilo meter jauhnya dari gunung api yang sedang meletus.
Aliran lahar dan banjir bandang, kebakaran hutan bahkan aliran awan panas yang mematikan dapat
mengenai anda yang bahkan tidak melihat ketika gunung api meletus. Hindari lembah-lembah sungai
dan daerah yang rendah. Mencoba mendekati gunung api yang sedang meletus merupakan ide yang
dapat membawa maut.
Apabila anda melihat permukaan aliran air sungai naik cepat-cepat cari daerah yang lebih tinggi.
Apabila aliran lahar melewati jembatan jauhi jembatan tersebut. Aliran lahar memiliki daya kekuatan
yang besar , membentuk aliran yang mengandung lumpur dan bahan gunung api lainnya yang dapat
bergerak dengan kecepatan 30-60 kilometer perjam. Awan panas yang mengandung debu gunungapi
dapat membakar tumbuhan yang dilaluinya dengan amat cepat. Dengarkan berita dari radio atau
televisi mengenai situasi terakhir bahaya letusan gunung api.

PASCA LETUSAN:
Apabila mungkin, hindari daerah-daerah zona hujan abu.
Apabila berada di luar ruangan:
- Tutup mulut dan hidung anda. Debu gunungapi dapat mengiritasi system pernapasan
anda.
- Gunakan kacamata untuk melindungi mata anda.
- Lindungi kulit anda dari iritasi akibat debu gunungapi.
- Bersihkan atap dari hujan debu gunungapi
- Hujan debu yang menutupi atap sangat berat dan dapat mengakibatkan runtuhnya atap bangunan.
Hati-hati ketika bekerja di atap bangunan rumah.
Hindari mengendarai kendaraan di daerah hujan abu yang lebat.
Mengendarai kendaraan mengakibatkan debu tersedot dan dapat merusak mesin kendaraan tersebut.
Apabila anda punya penyakit pernapasan, hindari sedapat mungkin kontak dengan debu gunung api.
Tinggallah di dalam rumah sampai keadaan dinyatakan aman di luar rumah.
Ingat untuk membantu tetangga yang mungkin membutuhkan pertolongan seperti orang tua, orang
yang cacat fisik, anak-anak yang tidak memiliki orang tua dan sebagainya.

Puting Beliung

1. Pengertian Puting Beliung

Orang awam menyebut angin puting beliung


angin Leysus, di daerah Sumatera disebut
Angin Bohorok dan masih ada sebutan lainnya.
Angin jenis ini yang ada di Amerika yaitu
Tornado mempunyai kecepatan sampai 320
km/jam dan berdiameter 500 meter. Puting
beliung adalah angin yang berputar dengan
kecepatan lebih dari 63 km/jam yang bergerak
secara garis lurus dengan lama kejadian
maksimum 5 menit. Ada beberapa sebutan
untuk puting beliung.

Angin puting beliung sering terjadi pada siang hari atau sore hari pada musim pacaroba. Angin ini dapat
menghancurkan apa saja yang diterjangnya, karena dengan pusarannya benda yang terlewati terangkat dan
terlempar.

2. Karakteristik Angin Beliung

*Puting beliung merupakan dampak ikutan awan Cumulonimbus (Cb) yang biasa tumbuh selama
periode musim hujan, tetapi tidak semua pertumbuhan awan CB akan menimbulkan angin puting
beliung.
*Kehadirannya belum dapat diprediksi.
*Terjadi secara tiba-tiba (5-10 menit) pada area skala sangat lokal.
*Pusaran puting beliung mirip belalai gajah/selang vacuum cleaner.
*Jika kejadiannya berlangsung lama, lintasannya membentuk jalur kerusakan.
*Lebih sering terjadi pada siang hari dan lebih banyak di daerah dataran rendah.

3. Penyebab terjadinya

Penyebab Terjadinya Angin Puting Beliung disebabkan karena Udara panas dan dingin bertemu, sehingga
saling bentrok dan terbentuklah puting beliung.

Selain itu juga karen Dalam awan terjadi arus udara naik ke atas yang kuat. Hujan belum turun, titik-titik
air maupun Kristal es masih tertahan oleh arus udara yang naik ke atas puncak awan.

4. Proses terjadinya puting beliung

Proses terjadinya angin puting beliung, biasanya terjadi pada musim pancaroba pada siang hari suhu udara
panas, pengap, dan awan hitam mengumpul, akibat radiasi matahari di siang hari tumbuh awan secara
vertikal, selanjutnya di dalam awan tersebut terjadi pergolakan arus udara naik dan turun dengan kecepatan
yang cukup tinggi. Arus udara yang turun dengan kecepatan yang tinggi menghembus ke permukaan bumi
secara tiba-tiba dan berjalan secara acak.

5. Dampak Terjadinya Puting Beliung

Dampak terjadinya puting beliung antara lain:


1. Rusaknya rumah dan infrastruktur suatu daerah
2. Dapat menimbulkan korban jiwa.
3. Rusaknya kebun-kebun warga
4. Kerugian Material.
5. banyak puing-puing dan sampah yang terbawa puting beliung dan berserakan
6. Terganggunya kegiatan-kegiatan ekonomi.

Badai
Badai terjadi akibat tingginya suhu permukaan laut sehingga membuat perubahan energi di
atmosfer. Badai juga sering dikenal sebagai siklon maupun hurikan.

Akibat lainnya dari badai adalah banjir, petir, angin kencang bahkan tornado.

Persiapan Menghadapi Badai

Badai biasanya dapat diperkiran dalam waktu 48 jam sebelum terjadi. Akibat badai juga dapat
diketahui 36 jam sebelum badai datang. Oleh karena itu, Anda bisa segera melakukan persiapan
menghadapi badai seperti berikut:

Periksa perlengkapan darurat Anda. Jika ada yang kurang segera ditambahkan dan jika ada
yang sudah kedaluwarsa segera diganti.

Bawa masuk semua benda di luar rumah yang dapat dibawa angin, seperti sepeda, perabot
rumah yang ringan, meja serta kursi di teras rumah.
Tutup semua pintu dan jendela rapat-rapat. Jika masih sempat, tutup semua jendela dan pintu
dengan papan.

Pangkas pohon yang memiliki banyak ranting agar lebih tahan terhadap angin kencang.

Jika ingin memasang penangkal petir, minta ahli penangkal petir yang memasang instalasinya
agar dipastikan aman saat terjadi petir.

Atur kulkas dan freezer dalam posisi paling dingin. Jika ada pemadaman, banyak makanan
masih awet karena kondisi kulkas yang masih cukup dingin selama badai berlangsung.

Matikan dan cabut semua perangkat elektronik yang kecil.

Isi penuh tangki bahan bakar kendaraan Anda.

Buat rencana evakuasi bersama seluruh anggota keluarga Anda. Membuat rencana dan
melakukan latihan evakuasi, akan mengurangi keraguan dan ketakutan saat terjadi badai.

Pilih tempat berlindung yang aman. Hindari area dekat jendela, pintu, cermin, perabot kaca,
lampu gantung yang dapat terjatuh akibat angin kencang.

Cari informasi untuk pengaturan setempat oleh RT, RW atau kelurahan. Ikuti petunjuk yang
mereka berikan. Beritahu seluruh keluarga mengenai informasi tersebut termasuk jalur evakuasi.
Selalu taati petunjuk yang diberikan demi keselamatan Anda dan keluarga.

Hindari lokasi yang berpotensi banjir maupun jembatan yang mungkin akan tersapu air akibat
badai.

Ketika Badai Datang

Ketika badai mulai terjadi, Anda dapat melakukan hal berikut:

Tunda kegiatan di luar rumah, segera masuk rumah dan pergi ke tempat perlindungan yang
aman. Banyak orang tersambar petir di area yang tidak terjadi hujan. Karena itu lebih aman tetap
berada di dalam rumah.

Jika peringatan akan terjadi badai besar, sebaiknya pergi berlindung di bangunan yang cukup
besar dibanding di rumah kecil yang mudah rusak oleh badai.

Jika terjebak dalam kendaraan saat badai tiba, segera tutup semua pintu dan jendela kendaraan
dan tetap berada di dalam kendaraan dalam posisi mesin mati. Hindari menyentuh semua benda
yang terbuat dari besi yang dapat mengantar listrik.

Jika Anda mendengar guntur yang cukup keras, tetaplah berada dalam ruangan hingga 30 menit
setelah guntur terakhir terdengar.

Hindari perangkat yang terhubung ke kabel listrik, karena dapat mengalirkan petir dan
berbahaya. Matikan semua perangkat listrik dan cabut dari stop kontak agar tidak tersambar.
Jika ingin menonton TV atau mendengar radio, gunakan hanya perangkat portabel dengan
batere.

Tutup rapat-rapat pintu dan jendela serta jauhi jendela.


Jangan mandi atau berhubungan dengan aliran air keran, karena bisa tersambar petir dan
mengantar aliran listrik tegangan tinggi dari petir.

Pasca Badai

Ketika badai telah reda, Anda dapat melakukan langkah berikut ini:

Dengarkan laporan terkini di radio atau televisi.

Jauhi area yang tersambar petir, karena masih ada risiko dari efek badai petir.

Bantu mereka yang memiliki kebutuhan khusus seperti orang cacat, bayi, balita maupun kaum
lanjut usia.

Jauhi kabel listrik yang putus atau tiang listrik yang roboh.

Jika ada yang tersambar petir, segera beri pertolongan pernapasan buatan jika masih ada tanda-
tanda kehidupan. Mereka yang tersambar petir aman untuk disentuh dan tidak mengantarkan
aliran listrik. Segera panggil ambulans.

KEKERINGAN
Kekeringan merupakan salah satu jenis bencana alam yang terjadisecara perlahan (slow onset
disaster), berlangsung lama sampaihujan tiba, berdampak sangat luas, dan bersifat lintas sektor(ekono
mi, sosial, kesehatan, pendidikan, dan lain-lain).

Kekeringan adalah merupakan salah satu bencana yang sulitdicegah dan datang berulang. Sec
ara umum pengertian kekeringanadalah ketersediaan air
yang jauh di bawah dari kebutuhan airuntuk kebutuhan hidup, pertanian, kegiatan ekonomi dan lingku
ngan.Terjadinya kekeringan di suatu daerah bisa menjadi kendala dalampeningkatan produksi pangan
di daerah tersebut. Di
Indonesiapada setiap musim kemarau hampir selalu terjadi kekeringan padatanaman pangan dengan in
tensitas dan luas daerah yang berbedatiap tahunnya.

FAKTOR PENYEBAB KEKERINGAN

1. Lapisan Tanah Tipis

Dengan lapisan tanah yang tipis, air hujan yangterkandung dalam tanah tidak akan bertahan lama.
Hal ini dapat terjadi karena air akan lebih cepatmengalami penguapan oleh panas matahari.

2. Air Tanah Dalam

Air hujan yang jatuh pada saat musim penghujan,akan meresap jauh kedalam lappisan bawah tana
h,selain hanya mampu menyimpan air tanah juga tidakmampu menyimpan air dengan jangka waktu y
anglebih lama.

3. Tekstur Tanah Kasar


Tekstur tanah yang kasar, tidak mampumenyimpan air dengan jangka waktu yang
lama.Karena air hujan yang turun akan langsung mengalirkedalam, karena tanah tidak mam[pu menah
an lajuair.

4. Iklim

Dlam hal ini iklim berkaitan langsung denganbencana kekeringan. Keadaan alam yang tidakmene
ntu akan berpengaruh terhadap kondisi iklimyang terjadi. Sehingga mengakibatkan perubahanmusim.

5. Vegetasi

Vegetasi juga memppunyai andil terhadapterjadinya kekeringan. Jenis vegetasi tertentuseperti ket
ela pohon yang menyerap air tanahdengan intensitas yang lebih banyak, tentunya akanmenguras kand
ungan air dalam tanah.

DAMPAK/AKIBAT KEKERINGAN

Akibat Alamiah

a. Kekeringan Meteorologis; berkaitan dengan tingkat curah hujandi bawah Normal dalam satu musim
. Pengukuran kekeringanmeteorologis merupakan indikasi pertama adanya kekeringan.

b. Kekeringan Hidrologis; berkaitan dengan kekurangan pasokanair permukaan dan air tanah. Kekerin
gan ini diukur berdasarkanelevasi muka air sungai, waduk, danau, dan elevasi muka airtanah. Terdapa
t tenggang waktu mulai berkurangnya hujansampai menurunnya elevasi muka air sungai, waduk, dana
u, danelevasi muka air tanah. Kekeringan hidrologis bukan merupakanindikasi awal adanya kekeringa
n.

c. Kekeringan Pertanian; berhubungan dengan kekurangan lengastanah (kandungan air dalam tanah), s
ehingga tidak mampumemenuhi kebutuhan tanaman tertentu pada periode waktutertentu pada wilayah
yang luas. Kekeringan pertanian initerjadi setelah gejala kekeringan meteorologi.

d. Kekeringan Sosial Ekonomi; berkaitan dengan kekeringan yangmemberi dampak terhadap kehidup
an sosial ekonomi, seperti:rusaknya tanaman, peternakan, perikanan, berkurangnyatenaga listrik dari t
enaga air, terganggunya kelancarantransportasi air, dan menurunnya pasokan air baku untukindustri d
omestik dan perkotaan.
e. Kekeringan Hidrotopografi; berkaitan dengan perubahantinggi muka air sungai antara musim hujan
dan musim kering dantopografi lahan.

Akibat Ulah Manusia

Kekeringan tidak taat aturan terjadi karena:


• Kebutuhan air lebih besar daripada pasokan yang direncanakan akibat ketidaktaatan pengguna
terhadap pola tanam atau pola penggunaan air.
• Kerusakan kawasan tangkapan air dan sumber-sumber air akibat perbuatan manusia.
.Berdasarkan klasifikasi kekeringan tersebut, maka prioritas penanggulangan bencana kekeringan
disesuaikan dengan kemampuan masing-masing daerah. Khusus untuk kekeringan yang disebabkan
oleh ketidaktaatan para pengguna air dan pengelola prasarana air, diperlukan komitmen dari semua
pihak untuk melaksanakan kesepakatan yang sudah ditetapkan. Kepada masyarakat perlu dilakukan
sosialisasi yang lebih intensif, sehingga memahami dan melaksanakan pola pengguna air sesuai
peraturan/ketetapan.

SOLUSI KEKERINGAN

Solusi yang bisa diberikan adalah pemda membuatkan sumurbor ditiap desa yang mengalami kekerin
gan tiap tahunnya.Apakah bisa? Jawabnya pasti bisa, tergantung sikap parapemimpinnya ada niatan m
embantu apa tidak. Alasan klasikyang selalu dilontarkan adalah TIDAK ADA DANA.

Biaya pembuatan sumur bor sebenarnya murah sekali, jikadilihat manfaatnya. Contohnya didaerah sa
ya, membuatsumur bor diameter 4 inchi kedalaman 50 meter, sudah adapompa air
yang ditanam di dasar sumur, air siap mengalirtanpa sumber listrik dan tampungan air
, terima bersih Rp. 10.000.000,. misalkan lengkap bisa Rp. 15.000.000 (+ Bakdan Listrik)

Biaya di atas adalah biaya pribadi, bukan nilai proyek, tanpatender, tanpa potongan sana-
sini, tanpa ada yang dikorupsi.Tanpa gambar, tanpa biaya materai, tanpa proposal, tanpaini itu.

Tetapi jika sumur bantuan pemerintah dengan kedalaman70 m,nilai proyeknya Rp. 90 juta.

Kalau pemerintah ada niatan membantu, permudahlah prosesbantuan, dengan mengucurkan dana ke
masyarakat secaralangsung, biarkan masyarakat yanag menangani, jikakekurangan dana sedkit masya
rakat yang mengusahakankekurangannya, dengan arahan, bimbingan, dan pengawasandari dinas terka
it. Tidak menutup kemungkinan masyarakatyang diserahi proyek terdapat oknum yang ingin berbuatc
urang juga.

Dengan model semacam ini diharapkan masyarakat terbantu,dana pemerintah juga dapat terserap den
gan baik, korupsioknum Pegawai pemda bisa ditekan. Masyarakat jadi hidupsejahtera.

Badai tropis (Siklon tropis)

Siklon tropis adalah badai sirkuler yang


menimbulkan angin kencang mampu
merusakkan daerah sekitar 250 mil dari
pusatnya. Siklon tropis menyebabkan
kerusakan terutama oleh angin kencang,
gelombang badai dan hujan lebat. Gelombang
badai adalah naiknya permukaan laut
sepanjang pantai secara cepat karena angin
menggerakkannya ke pantai.
Sebutan siklon tropis bergantung pada
lokasi kejadian. Di Atlantik dan Pasifik
disebut hurricane, di Pasifik Barat disebut typhoon, di Australia disebut Willy. Setiap tahun
muncul 80-100 siklon tropis, nama siklon tropis umumnya menggunakan nama-nama gadis,
seperti: Anna, Carol, Debbie, Inez, Fiona, Wenda dan sebagainya.
c. Thunderstorm (Badai guruh)
Thunderstorm adalah hujan badai disertai kilat dan halilintar. Kejadian ini adalah khas di daerah
tropis pada musim pancaroba, terutama pada masa peralihan musim kemarau memasuki musim
penghujan.
Thunderstorm (Badai guruh) merupakan suatu fenomena fisis atmosfer yang sering terjadi di
Indonesia. Fenomena ini dapat menimbulkan korban jiwa akibat sengatan listrik pada waktu
terjadi petir. Gejala terjadinya thundersorm adalah angin yang kencang disertai hujan yang deras
kadang-kadang disertai hujan es, kilat dan halilintar.
Bencana alam badai dapat dipelajari dan diamati sehingga jika gejala awal dapat diamati dengan
baik maka gejala utama dapat diantisipasi dengan demikian pertanyaan kapan, dimana, berapa
besar dan berapa lama dapat dijawab. Hal ini mampu mengurangi jumlah korban akibat bencana
tersebut.
Blackbery toarch 9800
Sony Xperia Acro S

Harga Sony Xperia Acro S LT26w


Baru : Rp 4.600.000
Bekas : Rp 3.900.000

Anda mungkin juga menyukai