DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
1. TRISNA GAMAYATI MA’NA
2. NURFAIZI ALFRIANTO NUR
3. AGUNG SYAPUTRA
4. FAUZAN AINUN HASRI
5. IRAYNA PUTRI ANINDYTA
6. NURUL ZASHKIA
7. MUH. SYAHRIR M E. CAHYADI
8. M. HIMMAADI BATARA ABDI
9. BUDI HARYONO
10. DHANDY TEGUH PRASETYA HR
11. ANUGRAH ISMAIL
12. CRISTOPASKALIS JEREMY
13. RIZO FIANDY
14. VINSKA VILLARY WONGKAR
15. VERONIKA WINDA INRIANI
16. MARWAN SHIDDIQ
17. ANDI MISBAHUDDIN
18. ANASTASSIA DILIYANTI GRACE
19. TRI APRIANSYAH GAZALI
20. YUSRIAH ARIEF
21. HASMONO
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah mengenai Kejayaan Kemaritiman Indonesia.
.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai sumber sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Tim Penyusun
Cover .......................................................................................................... i
A. Kesimpulan ................................................................................... 8
A. LATAR BELAKANG
Ada suatu zama di masa lampau dimana kreativitas kehiduoan umat
manusia mendapatkan rangsangannya dari bahari atau lautan. Zaman ini disebut
zaman bahari yang berarti zaman keemasan atau kejayaan peradaban di lautan
yang memberi semarak kepada negeri-negeri maritime (pantai). Masayarakat
Indonesia adalah masyarakat maritime, bangsa Indonesia pernah mencapai masa
kejayaan maritime dengan tampilnya berbagai etnis di Indonesia di masa lalu
baik pelaut ulung yang mengarungi samudra tanpa adanya navigasi canggih
seperti sekarang ini.
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
Berbeda dengan Kerajaan Sriwijaya, Kerajaan Sunda di wilayah Jawa Barat dan
Banten saat itu tidak memiliki kultur bahari dan maritim yang kuat. Masyarakat di
kerajaan ini umumnya melakukan aktivitas pertanian sebagai mata pencahariannya. Hal
ini dikarenakan kuatnya armada maritim Kerajaan Sriwijaya saat itu yang kemudian
secara berangsur-angsur diambil-alih oleh kekuatan maritim Kerajaan Majapahit.
Kerajaan Ternate yang terdapat di wilayah Maluku Utara saat ini memiliki
sumber daya rempah-rempah yang dikenal mancanegara hingga ke Benua Eropa. Untuk
mendukung aktivitas perdagangan rempah-rempahnya, Kerajaan Ternate membangun
pelabuhan dan galangan kapal di beberapa pulau utamanya. Terdapat juga pelabuhan
pendukung di beberapa pulau kecil yang bertujuan untuk membawa hasil bumi dari
pulau-pulau kecil ini ke pelabuhan utama.
Kerajaan Samudera Pasai yang berada di ujung barat Nusantara memiliki peranan
yang penting sebagai bandar pelabuhan kapal-kapal yang hendak menuju Nusantara
ataupun sebaliknya. Peranan penting ini terutama terjadi karena menurunnya kekuatan
maritim Kerajaan Sriwijaya yang juga terdapat di wilayah Sumatera. Namun aktivitas
maritim Kerajaan Samudera Pasai masih berada di bayang-bayang Kerajaan Majapahit
yang saat itu merupakan kerajaan maritim Nusantara terbesar. Sejak merosotnya kekuatan
Kerajaan Majapahit karena konflik internal dan eksternal, Kerajaan Samudera Pasai
membuat kebijakan maritim sendiri dan tidak lagi bergantung kepada Kerajaan
Majapahit. Kerajaan Samudera Pasai menguasai aktivitas perdagangan dan pelayaran di
Selat Malaka hingga tahun 1521.
Sekitar tahun 1600, jauh sebelum datangnya orang – orang Belanda, raja Gowa
yang ke – 14 I MANGURANGI DG MANRABIA SULTAN ALAUDDIN mendirikan
keratin Somba Opu , dan sekelilingnya itu berdiam 2000 kepala keluarga Portugis.
Orang – orang Makassar pada masa itu amat berani berlayar mengarungi lautan
luas, sehingga orang Portugis menggelar mereka Celebes De Makassares, yang berarti
orang – orang Makassar yang ulung dan Mahsyur dan De Berumde Makassar kata orang
Belanda. Hal ini telah diperkuat dengan adanya bukti dalam buku Lontara Lagaligo
pada abad X Sawerigading (putera raja Luwu II) sudah melayari negeri – negeri seperti
Maluku, Ternate, Gorontalo, Cina, Jawa, Malaka, Posi Tauna, Asia Tenggara, Kamboja,
dan Madagaskar dimana Sawerigading mengadakan pelayaran dengan maksud muhibah
dan pengenalan dunia.
Kehidupan kota Makassar sebagai kota pelabuhan yang dikenal oleh dunia
Internasional sangat erat hubunganya dengan tumbuhnya satu kerajaan maritime yang
dikenal dengan kerajaan Gowa terutama dalam abad XVI. Sebuah sumber Portugis yang
dapat dipergunakan sekedar untuk mengungkapkan bahagian – bahagian gelap dari
sejarah ini. Diterbitkan dalam tahun 1944 oleh Armando Costesao, yaitu terjemahan
dalam bahasa Inggris, catatan perjalanan Tom Pires yang berjudul
“SUMAORIENTALE” dalam tahun 1513. Sumber ini menyajikan tentang orang
Makassar, dikatakan bahwa orang Makassar itu telah melakukan perdagangan dengan
orang Malaka, Jawa, Borneo, Siam dan semua negeri antara Pahan dan Siam. Orang
Makassar itu lebih menyerupai Siam. Mereka adalah Bajak – bajak laut yang ulung
dengan perahunya yang banyak.
Dengan perahu – perahu mereka mengarungi lautan, melakukan pembajakan
sampai teluk Pegu (Philipina), ke Maluku, ke Bandan, dan Semua pulau disekitar pulau
Jawa. Mereka itu adalah orang – orang tak beragama. Disamping itu dikatakan banyak
pula diantar mereka yang tidak menjadi bajak – bajak laut itu, terdiri atas pedagang –
pedagang cekatan. Mereka melakukan perdagangan dengan menggunakan perahu layar
yang besar dan bagus bentuknya. Mereka membawa beras yang putih sekali, juga
membawa emas sedikit. Barang – barang dagangan mereka itu ditukarkan dengan
brentangi – brentangi dan bahan – bahan pakaian dan cambay dan sedikit dari orang –
orang Benggali dan Keling. Mereka banyak mengambil bezoe dan kemenyan. Kaum
mereka mempunyai bentuk tubuh yang bagus – bagus, semuanya memakai Keris atau
tombak – tombak yang tajam. Mereka menjelajahi dunia dan semua orang takut pada
mereka. Penyamun – penyamun lainnya tak dapat berbuat apa – apa untuk melawan
sampan – sampan jongka mereka yang sanggup membela diri.
Menurut Prof.B.J.O. Schrieke, seorang sarjana Sosiologi dan sejarah bahwa
sampai pada permulaan abad XVI peranan Gowa di nusantara ini, belumlah dapat
dikatakan berarti. Perniagaan rempah – rempah di bahagian – bahagian Nusantara ini
masih dikuasai oleh bangsa Melayu dari Malaka dan Johor dan juga orang – orang dari
Jawa. Keadaan ini berlangsung sampai ditaklukkannya Malaka Oleh Aceh yang mulai
mengembangkan kekuatannya di bagian barat nusantara. Kegiatan perniagaan berpindah
ke pulau jawa, dimana pengaruh Portugis masih sangat kecil. Akan tetapi, dengan
timbulnya persaingan – persaingan antara negeri – negeri pesisir dengan negeri – negeri
pedalaman Jawa maka akhirnya pusat perniagaan rempah – rempah berpindah ke
Makassar, dan lebih meningkatnya lagi, sesudah tahun 1625.
Dari keterangan – keterangan ini, diperoleh bahwa sampai pada permulaan abad
XVI pengembaraan pembajak – pembajak dan kapal – kapal niaga orang Makassar yang
berasal dari jazirah selatan Sulawesi seperti yang diceritakan oleh Tom Pire situ, adalah
orang Makassar dalam arti suku bangsa (ethnis), yang mempergunakan bahasa sendiri
(bahasa Makassar) yang mendiami pesisir Makassar ujung selatan jazirah Sulawesi
mulai dari pesisir Makassar (sekarang) atau muara sungai – sungai Tallo – Jeneberang
sampai Bantaeng di selatan yang meliputi negeri – negeri, Galesong, Takalar,
Topejawa, Laikang, Cikoang, Bangkala. Sampai sekarang pun negeri – negeri itu
disebut negeri – negeri orang Makassar. (Paosanganna Mangkasara)
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari apa yang telah dijelaskan diatas sudah tidak dapat dibantahkan lagi
bahwa Indonesia memang terlahir sebagai Negara maritime. Sebelum Indonesia
merdeka, nenek moyang telah menunjukkan bahwa Indonesia pada zaman
dahulu sudah berlayar jauh dengan perahu sederhana dan ilmu yang mereka
miliki melalui kebudayaannya. Hingga munculnya kerajaan-kerajaan maritime
yang semakin memperkuat konsep “kemaritiman” Indonesia.Ditambah dengan
puncak kejayaan Indonesia yang diraih oleh kerajaan Sriwijaya pada abad ke-11
semakin menambah keyakinan kita bahwa Indonesia memang Negara maritime
yang kuat dulunya. Selain itu, kegiatan pengembaraan dan perikanan nelayan
Indonesia pada masa lampau sangat menggambarkan jiwa kemaritiman yang
tinggi. Mereka berlayar sampai ke NTT, Maluku, bahkan ke pantai utara
Australia.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/8734640/SEJARAH_KEMARITIMAN_INDONESI
A
http://maritimnews.com/berikut-catatan-tentang-kejayaan-maritim-kerajaan-
nusantara/
http://adheriany.blogspot.co.id/2015/01/modul-wawasan-sosial-budaya-
maritim.html