Anda di halaman 1dari 10

KERAJAAN MARITIM DI NUSANTARA

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 1 :

 JANTI KASUARAN H031201041


 REISHI SKOLASTIKA CINTESAFERLA H031201049
 NITAL ANDEKAN H031201057
 MUH. ARYA RAMADHAN A H031201066
 ADISSA CAHYA KAYLA H031201077
 IMEGA EKA PERTIWI H031201094

JURUSAN : KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS HASANUDDIN
2020

KATA PENGANTAR
i
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia dan rahmat-Nya, kami
dapat menyusun makalah Pancasila ini dengan judul “Kerajaan Maritim Indonesia” Adapun
maksud penyusunan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Wawasan Sosial Budaya
Maritim. Rasa terima kasih kepada semua pihak yang sudah membantu dalam penyusunan
dan pembuatan makalah ini.

Harapan kami makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca untuk menambah
wawasan dan pengetahuan tentang sejarah maritim Indonesia yang tentunya untuk
mengetahui perkembangan pengetahuan maritim di Indonesia sejak dahulu.

Kami menyadari makalah masih jauh dari kata sempurna. Saran dan kritik dari
pembaca sangat dibutuhkan demi perbaikan dan penyempurnaan makalah ini. Kami ucapkan
terima kasih, dan semoga isi makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua.

Makassar, 21 Oktober 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................i

DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................1

A. Latar Belakang ........................................................................................................1


B. Rumusan Masalah ...................................................................................................1
C. Tujuan .....................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................2

A. Konsep Awal Sejarah Kerajaan Maritim Indonesia ...............................................2


B. Kerajaan Maritim Indonesia ...................................................................................2
C. Visi Nenek Moyang Bangsa Indonesia ..................................................................5

BAB III PENUTUP ............................................................................................................6

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................7

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan dengan jumlah pulau terbanyak di
dunia. Pulau – pulau di kepulauan Indonesia dipisahkan oleh samudra, laut maupun
selat dan hampir dua pertiga luas wilayah Indonesia adalah lautan yang ditaburi oleh
kurang lebih 17.000 pulau-pulau besar dan kecil. Namun demikian, luas wilayah
lautan lebih luas bila dibandingkan dengan wilayah daratan, oleh karena itu negara
Indonesia dikenal sebagai negara maritim. Selain disebut negara maritim , negara
Indonesia dikenal pula sebagai negara agraris. Indonesia sebagai negara yang
dikelilingi oleh laut hampir semua provinsinya memiliki wilayah perairan, kondisi
geografis yang demikian menjadikan Indonesia negara maritim yang mempunyai
daerah perikanan laut yang melimpah.
Selain sebagai Negara kepulauan, sejarah juga menceritakan bahwa bangsa
Indonesia sejak dahulu telah menguasai jalur pelayaran laut dengan armada yang
cukup tangguh. Hal ini dibuktikan dengan adanya temuan-temuan situs prasejarah
maupun sejarah. Penemuan situs prasejarah di gua-gua Pulau Muna,Seram dan Arguni
yang dipenuhi oleh lukisan perahu-perahu layar, menggambarkan bahwa nenek
moyang Bangsa Indonesia merupakan bangsa pelaut. Selain bukti situs, ada juga bukti
sejarah mengenai kerajaan maritim Indonesia yang terlah berkembang pesat terutama
dalam bidang teknologi kemaritiman.

B. Rumusan Masalah
1. Apa konsep awal sejarah kerajaan maritim Indonesia?
2. Apa saja kerajaan Nusantara yang berdaulat dalam bidang maritim?
3. Apa saja visi yang dipegang erat dan diwariskan oleh nenek moyang Bangsa
Indonesia?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep awal sejarah kerajaan maritim Indonesia.
2. Untuk mengetahui kerajaan Nusantara yang bredaulat dalam bidang maritim.
3. Untuk mengetahui visi yang dipegang erat dan diwariskan oleh nenek moyang
Bangsa Indonesia.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep awal sejarah kerajaan maritim Indonesia


Sejak awal abad masehi, Indonesia telah memprekondisikan penduduk
kepulauan Indonesia terlibat secara aktif dalam pelayar¬an dan perdagangan
internasional antara dunia Barat (Eropa) dengan dunia Timur (Cina) yang melewati
selat Malaka. Dalam hal ini penduduk Nusantara tidak menjadi objek aktivitas
per¬dagangan itu, tetapi telah mampu menjadi tempat perjual-belian antar negara.
Bukan merupakan suatu kebetulan jika berbagai daerah di Nusantara memproduksi
berbagai komoditi dagang yang khas agar bisa ambil bagian dalam aktivitas pelayaran
dan perdagangan itu. Bahkan kerajaan Sriwijaya dan kerajaan Majapahit telah
menguasai pintu gerbang pelayaran dunia yaitu Selat Malaka. Dari kegiatan
perdagangan itulah kemudian muncul berbagai kerajaan maritim besar di Indonesia
pada periode berkembangnya agama Hindu dan Budha seperti kerajaan Sriwijaya dan
Majapahit yang berhasil menguasai Selat Malaka dan perdagangan Nusantara selama
beberapa abad lamanya.
Pada masa selanjutnya, yaitu pada jaman kerajaan-ker¬ajaan Islam, ketika
perdagangan rempah-rempah sangat ramai, jalur-jalur perdagangan antar pulau di
Nusantara misalnya antara Sumatera-Jawa, Jawa-Kalimantan, Jawa-Maluku, Jawa-
Sulawesi, Sulawesi-Maluku, Sulawesi-Nusa Tenggara, dan se-bagainya, menjadi
bagian yang berhubungan erat dengan konteks perda¬gangan internasional. Bahkan
mungkin negeri Cina bukan satu-satunya tujuan utama perdagangan internasional,
tetapi juga kepulauan Indonesia. Selama periode penyebaran Islam ini telah muncul
berbagai kerajaan maritim yang bercorak Islam di kawasan Nusantara seperti kerajaan
Samudera Pasai, Aceh, dan Palembang di pulau Sumatra; Kerajaan Demak, Cirebon,
dan Banten di pulau Jawa; Kerajaan Banjarmasin di pulau Kalimantan; Kerajaan
Makassar di Sulawesi; Kerajaan Ternate dan Tidore di Maluku, dan sebagainya.
Selama abad ke-15 hingga abad ke-17 mereka-lah yang menguasai perdagangan di
kepulauan Nusantara.

B. Kerajaan Maritim Indonesia


1) Kerajaan Sriwijaya dari abad ke-7 adalah salah satu bukti kemaharajaan bahari
yang pernah berdiri di pulau Sumatera dan banyak memberi pengaruh di

2
Nusantara. Kerajaan Sriwijaya di zaman keemasannya memiliki pelabuhan
internasional yang besar dan menguasai perdagangan dan pelayaran di wilayah
barat Indonesia hingga Semenanjung Malaya. Daerah kekuasaan Sriwijaya
membentang dari Kamboja, Thailand Selatan, Semenanjung Malaya, Sumatera,
Jawa Barat, dan kemungkinan Jawa Tengah.

2) Kerajaan Samudera Pasai tahun 1225 – 1524 M


Kerajaan Samudra Pasai terletak di pesisir pantai utara Sumatera, di sekitar
Kota Lhokseumawe, Aceh Utara. Wilayah Pasai terbentang di sepanjang pesisir
pantai. Kerajaan ini didirikan oleh Marah Silu. Pusat pemerintahan Kerajaan
Samudra Pasai terletak di antara Sungai Jambu Air dengan Sungai Pasai, Aceh
Utara. Sedangkan Pasai merupakan kota dagang yang menjadi pusat
perekonomiannya. Sebagai kerajaan maritim, Pasai menggantungkan
perekonomiannya dari pelayaran dan perdagangan. Memiliki letak yang strategis,
yaitu di Selat Malaka, kerajaan ini menjadi penghubung antara pusat-pusat dagang
di nusantara dengan Asia Barat, India dan Cina. Tentunya terdapat penghasilan
dari pajak yang dikenakan pada kapal dagang yang melewati perairannya.
Kerajaan Samudra Pasai juga memiliki armada laut yang kuat. Hal tersebut
memberi keuntungan bagi kerajaan karena pedagang yang singgah dan berdagang
lebih merasa aman. Kejayaan Kerajaan Samudra Pasai terjadi pada masa
pemerintahan Sultan Malik Tahir. Beliau memimpin kerajaan dari tahun 1297
hingga 1326 M. Kerajaan berkembang menjadi pusat perdagangan internasional.
Pelabuhannya sangat sibuk dan dipadati oleh pedagang dari berbagai wilayah
dunia seperti Asia, Eropa, Cina hingga Afrika. Kejayaan Samudra Pasai juga
diperoleh karena berhasil menggabungkan beberapa kerajaan kecil di sekitar
daerah tersebut. Penggunaan koin emas sebagai mata uang juga menjadi bukti
kejayaan kerajaan tersebut. Selain itu, Kerajaan Samudra Pasai juga mampu
menjalin hubungan dagang dengan Pulau Jawa. Kerajaan ini juga menjadi pusat
perkembangan agama Islam di Nusantara.

3) Kerajaan Majapahit, berdiri dari sekitar tahun 1293 hingga 1500 M, adalah salah
satu bukti kerajaan nusantara yang bervisi maritim. Kerajaan Majapahit menjadi
pusat kerajaan maritim Nusantara yang berperan melindungi jalur perdagangan
laut sebagai jalur utama perdagangan dan menghilangkan ancaman jalur laut di

3
sepanjang wilayah laut Nusantara hingga kawasan di sekitarnya. Armada laut
Majapahit sangat besar di masa itu.

4) Kerajaan-kerjaan di Indonesia Bagian Timur abad ke-17: Kerajaan Gowa


(Makassar), Kesultanan Buton, dan Kesultanan Ternate.
- Kerajaan Gowa berawal dari penyatuan sembilan distrik yang disebut bate
salapang oleh Pancalaya (ketua dewan adat), kemudian didirikan kerajaan
dengan raja pertama bernama Tumanurung. Islam masuk ke Gowa pada masa
Raja Gowa X, Karaeng Tunipallangga Ulaweng. Adapun Raja Gowa XIV I
Mangarangi Daeng Manrabia (Sultan Alauddin) merupakan raja pertama yang
beragama Islam.
Peran orang Makassar dalam pelayaran di Nusantara berlangsung sejak
abad ke-16. Gowa dengan Somba Opu sebagai pelabuhannya adalah kerajaan
dagang yang kuat. Kerajaan ini memperdagangkan rempah-rempah untuk
ditukarkan dengan komoditas dari Jawa dan Malaka, seperti beras, tekstil,
sutra, dan porselen.
Kemajuan perdagangan bebas Makassar mengancam VOC yang
sedang berusaha memonopoli rempah-rempah Nusantara. VOC tidak mau
Makassar menandingi perdagangan VOC di Ambon dan Batavia, sehingga
menyebabkan Perang Makassar (1666-1669). Perang ini akhirnya
meruntuhkan politik dan ekonomi Kerajaan Gowa-Tallo.

- Kesultanan Buton terletak di kaki sebelah kanan pulau Sulawesi, tepatnya di


daerah Sulawesi Tenggara.Kekuasaan Kesultanan Buton meliputi seluruh
Pulau Buton dan beberapa pulau yang terdapat di Sulawesi. Lokasi tersebut
merupakan kawasan Kerajaan Buton yang sudah ada sejak abad ke-12. Jika
dikonversi pada saat ini wilayah Kesultanan Buton meliputi Kabupaten Buton,
Wakatobi, hingga Bau-bau. Kesultanan Buton terletak di pulau yang strategis
dengan jalur pelayaran yang menghubungkan pulau-pulau penghasil rempah di
kawasan timur Nusantara. Meskipun Portugis dan Belanda sudah masuk ke
Indonesia sejak 1600-an, dua bangsa Eropa tersebut tak pernah berani
menjajah Kesultanan Buton. Bahkan penduduk tidak pernah mengalami kerja
paksa. Sebaliknya, Buton dijadikan tempat singgah karena letaknya yang
strategis. Bahkan Belanda dan Portugis menjalin hubungan baik untuk

4
mendapatkan rempah-rempah. Bukan itu saja, mereka menilai Kesultanan
Buton memiliki struktur monarki yang solid dan kekuatan pertahanan yang
kokoh. Apalagi Kesultanan Buton juga aktif memantau bajak laut yang
mendekat dan tidak segan untuk angkat senjata untuk mengusirnya.
Kesultanan Buton memiliki sistem pemerintahan yang cukup ideal
dengan adanya raja, perdana menteri, tentara sebagai badan pertahanan dan
tentunya rakyat. Eksistensi Kesultanan Buton sebagai sebuah negeri tercatat
dalam Negara Kertagama karya Mpu Prapanca pada 1365 M. Dalam naskah
kuno itu, negeri Buton disebut dengan nama Butuni. Digambarkan, Butuni
merupakan sebuah desa tempat tinggal para resi yang dilengkapi taman, lingga
dan saluran air. Rajanya bergelar Yang Mulia Mahaguru. Dalam surat-
menyurat dengan Majapahit, kerajaan ini menyebut dirinya Butuni. Sedangkan
orang Bugis menyebutnya Butung dan Belanda menyebutnya Buton. Selain
itu, dalam arsip Belanda, negeri ini juga dicatat dengan nama Butong
(Bouthong).Kerajaan Buton semakin berkembang hingga Islam masuk ke
Buton melalui Ternate pada pertengahan abad ke-16. Selama masa pra Islam,
di Buton telah berkuasa enam orang raja, dua di antaranya perempuan.

C. Visi maritim nenek moyang Bangsa Indonesia


Sejarah juga menggambarkan bahwa nenek moyang bangsa Indonesia telah
memiliki visi maritim yang maju. Berikut adalah visi maritim yang diwariskan oleh
nenek moyang bangsa Indonesia:
a. Bhinneka Tunggal Ika, secara harfiah diterjemahkan "Beraneka Satu Itu", yang
bermakna meskipun beranekaragam tetapi pada hakikatnya bangsa Indonesia tetap
adalah satu kesatuan. Semboyan ini digunakan untuk menggambarkan persatuan
dan kesatuan Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri atas
beraneka ragam budaya, bahasa daerah, ras, suku bangsa, agama, dan
kepercayaan.
b. Tanah Air, adalah visi kewilayahan yang disosialisasikan dalam kongres pemuda
pada tanggal 28 Oktober 1928. Pada kongres pemuda itu diperdengarkan untuk
pertama kali lagu Indonesia Raya karya W.R Supratman. Dalam lirik lagu
Indonesia Raya terdapat kata tanah air. Ini tidak lain dan tidak bukan adalah visi
negara kepulauan yang wilayahnya terdiri dari unsur tanah dan unsur air

5
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Sudah banyak bukti yang ditemukan untuk membuktikan bahwa Bangsa
Indonesia telah memiliki jati diri maritime dari era sejarah yang mana nenek moyang
Indonesia memiliki peradaban dan pengetahuan yang tinggi di bidang kemaritiman.
Maritim adalah jati diri dari Bangsa Indonesia yang tidak akan pernah lepas sampai
kapan pun juga. Menjadi pusat peradaban maritim dunia adalah gagasan tepat untuk
visi Bangsa Indonesia.

B. Saran
Dengan mengetahui jati diri Bangsa yaitu maritim yang didukung oleh
besarnya wilayah laut Indonesia, maka negara mampu memanfaatkan hal ini untuk
kebijakan dan kepentingan Bangsa Indonesia secara keseluruhan.

6
DAFTAR PUSTAKA

Bahan-Bacaan-Pert.2-VISI-KEMARITIMAN-DAN-KONSEPSI-PEMBANGUNANMARITIM-INDONESI.pdf

“Penyampaian Permenko Renstra Internal”. Maritim.go.id. 29 Mei 2020. 14 Oktober 2020.


<https://maritim.go.id/konten/unggahan/2020/06/ND-Penyampaian-Permenko-Renstra-
Internal.pdf>

Sulistiyono, Singgih Tri. "Konsep Batas Wilayah Negara di Nusantara: Kajian Historis."  FIB
Universitas Diponegoro

https://blog.ruangguru.com/sejarah-kerajaan-maritim-hindu-buddha-kutai-tarumanegara-kalingga
(visited on 14 Oktobre 2020)

https://www.kelaspintar.id/blog/tips-pintar/kerajaan-kerajaan-maritim-di-indonesia-hindu-budha-
2949/ (visited on 14 Oktober 2020)

https://travel.detik.com/domestic-destination/d-5056301/mengenal-kerajaan-medang-kamulan-yang-
pernah-ada-di-jawa-timur (visited on 14 Oktober 2020)

https://oceanpulse.id/kerajaan-maritim-indonesia-kerajaan-sriwijaya/ (visited on 14 Oktober 2020)

https://oceanpulse.id/kerajaan-samudra-pasai/ (visited on 14 Oktober 2020)

https://oceanpulse.id/kerajaan-banten/ (visited on 14 Oktober 2020)

https://blog.ruangguru.com/kerajaan-kerajaan-maritim-islam-di-nusantara (visited on 14 Oktober


2020)

https://www.rctiplus.com/trending/detail/78708/kisah-kesultanan-buton-yang-tidak-pernah-dijajah
(visited on 14 Oktober 2020)

https://oceanpulse.id/kerajaan-maritim-indonesia-kerajaan-ternate/ (visited on 14 Oktober 2020)

Anda mungkin juga menyukai