Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

SEJARAH INDONESIA
JARINGAN PERDAGANGAN DAN
PELAYARAN NUSANTARA

GURU PEMBIMBING:
NURUL HASANAH S.IP

DISUSUN OLEH:
ERNI SUSANTI

SEKOLAH SMKN 2 RUPAT


JURUSAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN
KELAS X TKJ-B
T.A 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, cinta kasih dari para
Buddha dan Bodhisatva, atas berkat dan anugerahnya yang
melimpah, kemurahan dan kasih setia yang besar, akhirnya penulis
dapat menyelesaikan penulisan makalah dengan judul “JARINGAN
PERDAGANGAN DAN PELAYARAN NUSANTARA” guna menyelesaikan
dengan tepat waktu yang diberikan oleh guru mata pelajaran sejarah
Indonesia yakni Ibu Nurul Hasanah, S.IP

Penulis sadar bahwa makalah yang disusun ini masih belum


sempurna. Oleh karena itu, dengan rendah hati penulis memohon
kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk
penyempurnaan makalah ini.

I
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................... I
DAFTAR ISI...................................................................................... II
BAB I PENDAHULUAN.......................................................... 1
1.1 Latar Belakang.............................................................. 1
1.2 Rumusan masalah........................................................ 2
1.3 Tujuan........................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN........................................................... 3
BAB III PENUTUP.................................................................. 10
3.1 Kesimpulan..................................................................... 10
3.2 Saran............................................................................... 10

II
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Perdagangan adalah proses interaksi antara individu atau kelompok
sosial yang satu dengan lainnya untuk memperoleh komoditas.
Dalam perdagangan terkait empat komponen pokok, yaitu: orang
yang mengadakan interaksi, barang atau komoditas, transportasi atau
alat yang digunakan untuk memindahkan barang atau komoditas,
dan kedua belah pihak yang terkait dalam perdagangan.
Jaringan perdagangan masa lalu telah menempatkan rempah-rempah
sebagai komoditi utama sejak awal Masehi dengan adanya kontak
antara pedagang nusantara dengan pedagang Cina, Arab dan India,
Jaringan perdagangan rempah-rempah ini kemudian semakin ramai
dengan kedatangan bangsa Eropa sekitar abad ke-16, ditandai
dengan penguasaan atas Malaka – salah satu bandar penting dalam
jaringan perdagangan Asia Tenggara – pada tahun 1511 oleh bangsa
Portugis. Jaringan perdagangan ini semakin ramai dengan kedatangan
bangsa Eropa sekitar abad ke-16. Dalam konteks perdagangan global,
terbentuk jaringan perdagangan yang menghubungkan dunia barat
sebagai konsumen dan dunia timur sebagai penghasil komoditi.
Maluku dikenal sebagai pusat produksi cengkeh dan pala (Kepulauan
Rempah-Rempah). Kedatangan bangsa Eropa ke kawasan Asia tidak
lepas dari keberhasilan bangsa Portugis menemukan jalur pelayaran
yang menghubungkan daratan Eropa dan Asia melalui Afrika. Jalur
pelayaran inilah yang kemudian menjadi jalur alternatif jaringan
perdagangan dunia yang sebelumnya merupakan jalur darat (jalur
sutera).

1
Dengan demikian, dalam konteks perdagangan rempah-rempah,
khususnya bagi bangsa Eropa telah terbentuk jaringan yang langsung
menghubungkan Asia Tenggara khususnya Kepulauan Nusantara
sebagai produsen utama rempah-rempah dan Eropa sebagai
konsumen.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah terbentuknya Jaringan Perdagangan di
Indonesia?
2. Jalur – Jalur Perdagangan Di Nusantara atau Indonesia?

C. Tujuan
1. Mengetahui sejarah terbentuknya Jaringan Perdagangan di
Indonesia.
2. Mengetahui Jalur – Jalur Perdagangan Di Nusantara atau Indonesia

2
BAB II
PEMBAHASAN

A.Terbentuknya Jaringan Nusantara Melalui Perdagangan


Secara geografis wilayah Nusantara berada pada posisi silang di
antara dua benua dan dua samudera. Wilayah Nusantara diapit oleh
Benua Asia dan Benua Australia, juga diapit oleh Samudera Pasifik
dan Samudera Hindia. Kondisi geografis tersebut bernilai strategis
dan terbuka. Strategis bermakna letaknya baik dan menguntungkan,
sedangkan terbuka berarti Nusantara terbuka oleh jalur hubungan
antarpulau dan antarnegara. Sejak abad ke-7 kawasan Nusantara
telah berhasil memainkan peran sebagai salah satu pusat
perdagangan dan pintu gerbang lalu lintas perdagangan
internasional, antara India-Cina di Asia atau di antara mata rantai
hubungan Asia-Eropa
Di Nusantara muncul beberapa pusat perdagangan penting setelah
sebelumnya mampu tampil sebagai pemasok barang komoditas bagi
bangsa- bangsa asing, terutama rempah-rempah. Aktivitas
perdagangan dan pelayaran internasional di Nusantara dapat
berjalan dengan baik sebab negeri-negeri pemilik pusat perdagangan
di Nusantara dapat mengamankan wilayah perairannya sehingga
memberi jaminan keamanan kepada setiap bangsa. Selain itu,
penduduk Nusantara termasuk bangsa yang memiliki kepandaian dan
keberanian mengarungi samudera luas. Semua itu menyebabkan
posisi Nusantara menjadi teramat penting dalam peraturan
perdagangan dan pelayaran antara Asia-Eropa.!

3
Nusantara merupakan salah satu pusat dan jalur perdagangan yang
memiliki peran penting, terutama Selat Malaka yang merupakan jalur
penting dalam pelayaran dan perdagangan. Jalur ini merupakan pintu
gerbang pelayaran yang dikenal dengan nama Jalur Sutra. Dinamakan
Jalur Sutra karena komoditas kain sutra yang dibawa dari Cina untuk
diperdagangkan ke berbagai wilayah lain.
Dengan adanya jalur perdagangan yang melintasi sepanjang Selat
Malaka, kehidupan penduduk menjadi lebih sejahtera yang
disebabkan oleh Proses Integrasi perdagangan dunia melewati jalur
laut tersebut. Masyarakat di sana juga semakin terbuka dengan
pengaruh budaya luar.
Perdagangan dunia internasional yang melewati Selat Malaka
menjadikan penduduk di Kepulauan Indonesia berkembang dengan
pesat terutama karena terhubung dengan jaringan Laut Jawa hingga
Kepulauan Maluku.
Secara tidak langsung. Terintegrasi dengan perekonomian dunia yang
berpusat di sekitar Selat Malaka. Dan komoditas yang penting pada
masa itu
Adalah rempah-rempah. Dengan adanya perdagangan internasional
dan setiap pulau dapat melahirkan kekuatan politik Nusantara.
Kekuatan integrasi ini terkait dengan kerajaan Sriwijaya, Singa sari,
dan Majapahit. Sementara itu, pemerintah kecil akan dilindungi oleh
hubungan ini.
Namun, jika pusat kekuasaan sudah tidak bisa mengontrol daerah
bawahannya maka dapat terancam terjadinya disintegrasi. Kerajaan
kecil akan melepaskan diri dan akan bergabung dengan kerajaan lain
yang mampu mengontrol dan melindungi kerajaan kecil itu.

4
Terbentuknya Jaringan Nusantara Melalui Jalur Perdagangan Pusat-
pusat integrasi Nusantara berlangsung melalui penguasaan laut.
Pusat-pusat integrasi itu selanjutnya ditentukan oleh keahlian dan
kepedulian terhadap laut, sehingga terjadi perkembangan baru,
setidaknya dalam dua hal, yaitu pertumbuhan jalur perdagangan
yang melewati lokasi-lokasi strategis di pinggir pantai, kemampuan
mengendalikan (kontrol) politik dan militer para penguasa tradisional
(raja-raja) dalam menguasai jalur utama dan pusat-pusat
perdagangan di Nusantara. Jadi, prasyarat untuk dapat menguasai
jalur dan pusat ditentukan oleh dua hal yang penting perhatian atau
cara pandang dan kemampuan menguasai lautan.

5
B. Jalur-jalur perdagangan di Nusantara
Jalur-jalur perdagangan yang berkembang di Nusantara sangat
ditentukan oleh kepentingan ekonomi pada saat itu dan
perkembangan rute perdagangan dalam setiap masa yang berbeda-
beda. Jika pada masa praaksara hegemoni budaya dominan datang
dari pendukung budaya Austronesia dari Asia Tenggara Daratan.
Pada masa perkembangan Hindu-Buddha di Nusantara terdapat dua
kekuatan peradaban besar, yaitu Cina di utara dan India di bagian
barat daya Keduanya merupakan dua kekuatan super Power pada
masanya dan pengaruhnya amat besar terhadap penduduk di
Kepulauan Indonesia”,
Bagaimanapun, peralihan rute perdagangan dunia ini telah
membawa berkah tersendiri bagi masyarakat dan suku bangsa di
Nusantara. Mereka secara langsung terintegrasikan ke dalam jalinan
perdagangan dunia pada masa itu. Selat Malaka menjadi penting
sebagai pintu gerbang yang menghubungkan antara pedagang-
pedagang Cina dan pedagang-pedagang India. Pada masa itu Selat
Malaka merupakan jalur penting dalam pelayaran dan perdagangan
bagi para pedagang yang melintasi kota-kota penting di sekitar
Samudera India dan Teluk Persia Selat tersebut merupakan jalur laut
yang menghubungkan Arabia dengan India di sisi barat laut
Nusantara, dan dengan Tiongkok di sisi timur laut Nusantara. Garis ini
merupakan pintu gerbang navigasi yang dikenal sebagai “garis sutra”.
Nama ini digunakan sejak abad ke-1 hingga ke-16 M, dengan
komoditas kain sutera yang dibawa dari Tiongkok untuk
diperdagangkan di wilayah lain. Banyaknya jalur pelayaran tersebut
menyebabkan munculnya kota-kota penting di sekitar jalur tersebut,
antara lain Samudra Pasai, Malaka, dan Kota Cina (sekarang Sumatera
Utara).

6
Kehidupan penduduk di sepanjang Selat Malaka menjadi lebih
sejahtera oleh proses integrasi perdagangan dunia yang melalui jalur
laut tersebut. Mereka menjadi lebih terbuka secara sosial ekonomi
untuk menjalin hubungan niaga dengan pedagang-pedagang asing
yang melewati jalur itu. Di samping itu, masyarakat setempat juga
semakin terbuka oleh pengaruh- pengaruh budaya luar. Kebudayaan
India dan Cina ketika itu jelas sangat berpengaruh terhadap
masyarakat di sekitar Selat Malaka. Bahkan sampai saat ini pengaruh
budaya terutama India masih dapat kita jumpai pada masyarakat
sekitar Selat Malaka.
Di samping kian terbukanya jalur niaga Selat Malaka dengan
perdagangan dunia internasional, jaringan perdagangan antarbangsa
dan penduduk di Kepulauan Indonesia juga berkembang pesat
selama masa Hindu-Buddha. Jaringan dagang dan jaringan budaya
antarkepulauan di Indonesia itu terutama terhubungkan oleh
jaringan laut Jawa hingga kepulauan Maluku. Mereka secara tidak
langsung juga terintegrasikan dengan jaringan ekonomi dunia yang
berpusat di sekitar selat Malaka, dan sebagian di pantai barat
Sumatra seperti Barus. Komoditas penting yang menjadi barang
perdagangan pada saat itu adalah rempah-rempah, seperti kayu
manis, cengkih, dan pala.
Pertumbuhan jaringan dagang internasional dan antarpulau telah
melahirkan kekuatan politik baru di Nusantara. Peta politik di Jawa
dan Sumatra abad ke-7, seperti ditunjukkan oleh D.G.E. Hall,
bersumber dari catatan pengunjung Cina yang datang ke Sumatra.

7
Peta politik di Jawa dan Sumatra abad ke-7, seperti ditunjukkan oleh
D.G.E. Hall, bersumber dari catatan pengunjung Cina yang datang ke
Sumatra. Dua negara di Sumatra disebutkan, Mo-lo-yeu (Melayu) di
pantai timur, tepatnya di Jambi sekarang di muara Sungai Batanghari.
Agak ke selatan dari itu terdapat Che-li-fo-che, pengucapan cara Cina
untuk kata bahasa sanskerta, Criwijaya. Di Jawa terdapat tiga
kerajaan utama, yaitu di ujung barat Jawa, terdapat Tarumanegara,
dengan rajanya yang terkemuka Purnawarman, di Jawa bagian
tengah ada Ho-ling (Kalingga), dan di Jawa bagian timur ada
Singhasari dan Majapahit.
Selama periode Hindu-Buddha, kekuatan besar Nusantara yang
memiliki kekuatan integrasi secara politik, sejauh ini dihubungkan
dengan kebesaran Kerajaan Sriwijaya, Singhasari, dan Majapahit.
Kekuatan integrasi secara politik di sini maksudnya adalah
kemampuan kerajaan-kerajaan tradisional tersebut dalam menguasai
wilayah-wilayah yang luas di Nusantara di bawah control politik
secara longgar dan menempatkan wilayah kekuasaannya itu sebagai
kesatuan-kesatuan politik di bawah pengawasan dari kerajaan-
kerajaan tersebut. Dengan demikian pengintegrasian antarpulau
secara lambat laun mulai terbentuk. Kerajaan utama yang disebutkan
di atas berkembang dalam periode yang berbeda-beda. Kekuasaan
mereka mampu mengontrol sejumlah wilayah Nusantara melalui
berbagai bentuk media. Selain dengan kekuatan dagang, politik, juga
kekuatan budayanya, termasuk bahasa Interelasi antara aspek-aspek
kekuatan tersebut yang membuat mereka berhasil mengintegrasikan
Nusantara dalam pelukan kekuasaannya. Kerajaan-kerajaan tersebut
berkembang menjadi kerajaan besar yang menjadi representasi
pusat-pusat kekuasaan yang kuat dan mengontrol kerajaan- kerajaan
yang lebih kecil di Nusantara.

8
Hubungan pusat dan daerah hanya dapat berlangsung dalam bentuk
hubungan hak dan kewajiban yang saling menguntungkan (mutual
benefit). Keuntungan yang diperoleh dari pusat kekuasaan antara
lain, berupa pengakuan simbolik seperti kesetiaan dan pembayaran
upeti berupa barang-barang yang digunakan untuk kepentingan
kerajaan, serta barang-barang yang dapat diperdagangkan dalam
jaringan perdagangan internasional. Sebaliknya kerajaan-kerajaan
kecil memperoleh perlindungan dan rasa aman, sekaligus
kebanggaan atas hubungan tersebut Jika pusat kekuasaan sudah
tidak memiliki kemampuan dalam mengontrol dan melindungi
daerah bawahannya, maka sering terjadi pembangkangan dan sejak
itu kerajaan besar terancam disintegrasi. Kerajaan-kerajaan kecil lalu
melepaskan diri dari ikatan politik dengan kerajaan-kerajaan besar
lama dan beralih loyalitasnya dengan kerajaan lain yang memiliki
kemampuan mengontrol dan lebih bisa melindungi kepentingan
mereka. Sejarah Indonesia masa Hindu-Buddha ditandai oleh proses
integrasi dan disintegrasi semacam itu. Namun secara keseluruhan
proses integrasi yang lambat laun itu kian mantap dan kuat, sehingga
kian mengukuhkan Nusantara sebagai negeri kepulauan yang
dipersatukan oleh kekuatan politik dan perdagangan.

9
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Dengan memiliki letak posisi silang, kawasan Nusantara menerima
dampak positif dan negative akibat timbulnya hubungan antarnegara
yang melewati wilayah ini. Dampak positif dari posisi silang, yakni
Nusantara dapat berperan menjadi jembatan lalu lintas perdagangan
dan pelayaran internasional. Nusantara pun bias menjadi tempat
persinggahan sementara bagi kapal-kapal yang melewatinya. Adapun
dampak negatif dari posisi silang, yaitu mudah mendatangkan bahaya
dan ancaman dari luar terhadap Nusantara. Selain itu, mudah
masuknya budaya luar yang tidak sesuai dengan kepribadian
masyarakat Nusantara.
B.Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna,
kedepannya penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan
tentang makalah di atas dengan sumber-sumber yang lebih banyak
yang tentunya dapat di pertanggung jawabkan.

10

Anda mungkin juga menyukai