Anda di halaman 1dari 32

Kurikulum 2013 Revisi K

e
l
a
s

sejarah INDONESIA XI

PERKEMBANGAN KOLONIALISME-IMPERIALISME DAN MASUKNYA BANGSA


BARAT KE INDONESIA

SEMESTER 1, KELAS XI SMA/MA/SMK/MAK

Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan
sebagai berikut.
1. Menganalisis lalu lintas perdagangan dunia sebelum era Kolonialisme-
Imperialisme Eropa.
2. Menganalisis penjelajahan samudra yang dilakukan oleh bangsa
Eropa.
3. Menganalisis lahirnya kolonialisme-imperialisme bangsa Eropa.
4. Menganalisis masuknya bangsa Portugis ke Indonesia.
5. Menganalisis masuknya bangsa Spanyol ke Indonesia.
6. Menganalisis masuknya bangsa Belanda ke Indonesia.

A. Lalu Lintas Perdagangan Dunia Sebelum Era Kolonialisme-


Imperialisme Eropa
1. Jalur Sutra
Lalu lintas perdagangan dunia sebelum era kolonialisme dan imperialisme
Eropa diawali dengan perdagangan melalui jalur perdagangan kain sutra.
Aktivitas perdagangan tersebut menghubungkan bangsa-bangsa di Asia
Timur dan Tenggara, wilayah Mediterania, dan Eropa. Selanjutnya, jalur
ini dikenal dengan sebutan “Jalur Sutra” (silk road) karena pada mulanya
komoditas utama yang diperdagangkan adalah sutra dari negeri Tiongkok
dengan unta sebagai alat pengangkut utamanya.
Jalur Sutra mulai dibuka di Tiongkok sekitar 139 SM pada saat
Tiongkok berada di bawah kekuasaan Dinasti Han. Jalur Sutra merupakan
jalan terpanjang, yaitu 6.400 km dan digunakan dengan kurun waktu yang
lama, yaitu 1.500 tahun. Rute ini selain digunakan oleh para saudagar, juga
digunakan oleh para diplomat dan penjelajah Inggris dan negara-negara
Eropa lain yang melakukan perjalanan menuju Tiongkok dan Jepang.
Jalan ini menjadi ramai karena tidak hanya banyak saudagar Tiongkok
yang berdagang di sepanjang jalan, tetapi juga dalam jangka waktu yang
sama para pedagang dari Seleukia, Antiokia, Alexandria, dan Persepolis
terlibat dalam aktivitas perdagangan di sepanjang rute Jalur Sutra ini.
Perdagangan yang melewati
jalan ini dimulai di Changan
(Xian) di Tiongkok, melewati
kota-kota dagang di Asia Tengah,
seperti Samarkand (Uzbekistan)
dan kota “sumber air” Kashgar di
Tiongkok yang berbatasan dengan
Tajikistan Kyrgyzstan dan berakhir
di Antiokia atau Konstantinopel
(Istanbul) yang sekarang menjadi
bagian dari Turki. Saat ini daerah Gambar 1. Jalur Sutra
Kasghar menjadi salah satu kota
Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/
di Tiongkok yang mayoritas Berkas:Silkroutes.jpg
penduduknya beragama Islam
selain Uzbekistan, Rajikistan, dan Kyrgystan. Perjalanan yang panjang
itu terkadang melewati padang rumput yang luas dan diselingi dengan
keadaan alam yang cukup ganas, seperti gurun Gobi dan Takla Makan di
Tiongkok. Para kafilah-saudagar sering berhenti dan beristirahat di suatu
tempat yang mempunyai sumber air sebelum melanjutkan perjalanan

2
karena beberapa hal, yaitu untuk mendapatkan perbekalan, kondisi alam
yang keras, serta alasan keamanan walaupun jarang sekali para kafilah
ini menempuh perjalanan yang sangat jauh.
Di kota-kota yang sudah disinggahi, banyak pedagang perantara yang
siap mendistribusikan barang-barang ke kota lain sehingga terbentuklah
semacam sistem perdagangan berantai. Barang dagangan yang
diperdagangkan antara lain sutra, emas, batu giok (jade), teh, dan rempah-
rempah. Hanya barang-barang mewah seperti itu yang diperjualbelikan
karena jarak yang jauh, biaya tinggi, dan seringkali tidak aman.
Kota-kota yang dilalui Jalur Sutra dengan cepat berubah menjadi
kota perdagangan yang ramai menjadi kota-kota pusat ilmu pengetahuan,
budaya, dan seni. Bahkan, orang-orang dengan berbagai latar belakang
suku budaya saling berinteraksi, berbaur bertukar gagasan, pandangan,
dan bahkan agama (awalnya agama Buddha kemudian Islam). Keadaan
seperti ini membuat kemungkinan peradaban Eropa, Timur Tengah, dan
Asia berinteraksi satu sama lain.
Seiring berjalannya waktu, para kafilah ini beralih menggunakan
jalur alternatif atau yang sering disebut jalur laut. Jalur ini pertama kali
digunakan pada saat bangsa Romawi menguasai dunia termasuk dunia
timur. Jalur laut ini menghubungkan wilayah Mediterania dan wilayah
India. Jalur utamanya dimulai di Canton (Guangzhou), Tiongkok melewati
Asia Tenggara, Samudra Hindia, dan Laut Merah kemudian sampai
Alexandria.
Antara abad ke-1 dan abad ke-6, kapal-kapal pedagang mulai lalu
lalang melewati Laut Merah dan India. Komoditi yang diperdagangkan
dilabuhkan di Kota Berenike di sepanjang Laut Merah dan diangkut
dengan menggunakan unta ke daerah pedalaman hingga ke Sungai Nil.
Dari tempat itu, perahu-perahu sungai mulai mendistribusikan barang-
barang tersebut ke Alexandria untuk diperdagangkan ke seluruh wilayah
kekaisaran Romawi.
Ketika kekaisaran Romawi runtuh pada abad ke-9 M, rute laut
dikendalikan oleh pedagang-pedagang Arab sehingga perlahan-lahan
Jalur Sutra mulai ditinggalkan. Alasannya adalah penggunaan rute laut
lebih memungkinkan terjadinya pengiriman dan perdagangan barang

3
dalam jumlah besar dan bermacam-macam yang sulit jika dilakukan
melalui Jalur Sutra.
Namun, Jalur Sutra mulai ramai kembali sejak Kekaisaran Mongol
pada abad ke-13. Selain karena reputasi militernya, kekaisaran yang
menguasai Tiongkok dan Asia Tengah ini sangat mendukung kegiatan
perdagangan. Pada waktu yang sama, hubungan antara Barat dan Tiongkok
semakin terbuka terlebih lagi semenjak Marco Polo (1271−1292) berhasil
melaksanakan perjalanan ke Asia termasuk Tiongkok.
Selama Abad Pertengahan, yaitu mulai dari abad ke-5 sampai
abad ke-15, orang-orang yang berasal dari Venesia dan Genoa dari
Italia mengendalikan bagian terbesar dari perdagangan di wilayah
Mediterania yang menghubungkan ke pusat-pusat perdagangan utama
seperti Konstatinopel, Antiokia, dan Alexandria. Ketika bangsa-bangsa
Barat berhasil mengembangkan teknologi kelautan sejak abad ke-15,
kekuasaan pedagang-pedagang Arab atas rute-rute perdagangan di Asia
dan Afrika perlahan-lahan mulai berkurang. Aktivitas perdagangan
melalui darat mulai tergantikan oleh kapal-kapal Barat dengan teknologi
yang baru dan dilengkapi dengan persenjataan yang canggih. Kapal-kapal
tersebut mampu mengangkut barang dalam jumlah yang jauh lebih besar
dan dengan kecepatan yang jauh lebih tinggi. Keunggulan teknologi yang
canggih dan modern ini membuat pedagang-pedagang Arab tersingkir
serta kedatangan bangsa-bangsa Barat juga ikut meredupkan peran Jalur
Sutra karena sejak saat itu mobilitas dan pengangkutan barang dagangan
menggunakan jalur laut kembali.
Kota Konstantinopel (sekarang Istanbul) bertahan menjadi pusat
perdagangan yang ramai sampai pertengahan abad ke-15. Letak kota
yang didirikan dan dikuasai Kekaisaran Romawi Timur atau Kekaisaran
Byzantium sangat strategis, yaitu menghubungkan dunia Timur (Asia
dan Afrika) dan Barat. Hal inilah yang membuat kota ini menjadi
pilihan utama para pedagang sebagai tempat pelabuhan transit yang
menghubungkan Asia, Afrika, dan Barat. Bangsa-bangsa Barat yang
berziarah ke tanah suci juga pasti akan melewatinya. Dengan berkembang
pesatnya Konstatinopel, peran kota-kota pusat perdagangan lain seperti
Antiokia dan Alexandria mulai ditinggalkan.

4
2. Perdagangan Nusantara
Menurut Poesponegoro dan
Notosusanto pada masa praaksara,
penduduk Indonesia dikenal
sebagai pelayar-pelayar yang
tangguh dan mampu mengarungi
lautan lepas dalam rangka
kegiatan perdagangan. Pusat-
pusat perdagangan tumbuh
semakin pesat di daerah pesisir
Sumatra dan Jawa. Kedua pulau
ini sangat terkenal di antara para
penjelajah dan para pedagang. Gambar 2. Rute Perdagangan Nusantara
Hal ini tidak lepas dari faktor Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/
geografi yang dimiliki oleh Berkas:(Peta_Lokasi)_Kecamatan_Barus,_
Tapanuli_Tengah.svg
Indonesia yang terletak di antara
dua negara perdagangan besar yaitu, Tiongkok dan India.
Kemudian semakin berkembang lagi pada masa kerajaan Hindu-
Buddha dan dilanjutkan dengan era kerajaan-kerajaan Islam. Pada masa
ini, kerajaan Nusantara banyak yang memiliki hubungan dengan India,
Tiongkok, Tanah Genting Kra, Pahang, Vietnam, dan Thailand. Rempah-
rempah yang berasal dari Kepulauan Maluku banyak dijual ke kerajaan-
kerajaan di Sumatra atau pedagang-pedagang asing dari Tiongkok, India,
dan Arab.
Kerajaan Hindu-Buddha dan kesultanan Islam telah memainkan
pengaruh yang besar bagi jalur perdagangan di Nusantara. Kerajaan
Sriwijaya dan Majapahit merupakan contoh dari kerajaan Hindu-Buddha
yang menguasai jalur pelayaran di wilayah Asia Tenggara. Pentingnya jalur
perdagangan Asia Tenggara ini dapat dilihat dari keinginan Kekaisaran
Tiongkok yang dikuasai bangsa Mongol, yang berniat menaklukan
Kerajaan Singosari.
Pada masa Islam, Kesultanan Aceh begitu mendominasi wilayah
Selat Malaka, bahkan di kemudian hari, bangsa Barat pun kesulitan
merebut dominasi dari Kesultanan Aceh ini. Bangsa Indonesia yang kaya

5
akan sumber daya alam memiliki daya tariknya sendiri bagi perdagangan
internasional sejak dahulu. Dengan mengandalkan lautan sebagai jalur
perdagangan kerajaan dan kesultanan, Indonesia bangkit dan jatuh dalam
rangka menguasai jalur perdagangan tersebut.

B. Penjelajahan Samudra oleh Bangsa Eropa


Penjelajahan bangsa Eropa memiliki
latar belakang yang cukup erat dengan
kebutuhan untuk melaksanakan
perdagangan secara umum. Bangsa
Eropa menjual barang dagangannya
untuk ditukarkan (barter) dengan
rempah-rempah di Asia, Afrika,
dan Amerika yang sebelumnya
bisa didapatkan di Konstatinopel,
Romawi Timur (Byzantium), dan Gambar 3. Kota Konstantinopel
Lisbon (Portugis) yang pada akhirnya Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/
jalur masuk ditutup terhadap orang- Berkas:Byzantine_Constantinople-en.png
orang Eropa lainnya seperti Inggris, Belanda, dan Prancis. Penjelajahan
samudra dimulai sekitar abad ke-15, kondisi sosial, politik, dan ekonomi
yang terjadi di Eropa yang kemungkinan berpengaruh terhadap ekspedisi
pelayaran ini.
Pada saat itu di Eropa, sistem Feodalisme menjadi bagian yang erat
bercampur dalam kehidupan sosial masyarakat Eropa. Adapun arti
feodalisme dalam bahasa Prancis berasal dari kata “feod” yang artinya
tanah. Orang yang memiliki tanah disebut sebagai bangsawan. Sistem
ini menunjukkan kepemilikan suatu tanah oleh suatu orang sebagai nilai
dari kekayaan. Sebab segala sesuatu yang tumbuh di atas tanah itulah
yang menciptakan kekayaan terhadap sang bangsawan ini. Pangan dari
pertanian dan peternakan sangat dibutuhkan oleh masyarakat Eropa.
Tujuan utama kedatangan para penjelajah Barat adalah untuk
berdagang. Perkembangan selanjutnya, bangsa-bangsa Barat ini mulai
menguasai wilayah yang didudukinya secara politik dan militer untuk
mengamankan monopoli perdagangan. Portugis dan Spanyol dapat

6
dikatakan sebagai pelopor atau nenek moyang ekspedisi penjelajahan
samudra untuk menemukan wilayah baru di timur. Portugis juga telah
menjadi pembuka jalan dalam menemukan kepulauan Nusantara sebagai
daerah penghasil rempah-rempah yang kemudian disusul oleh negara
Belanda dan Inggris.

1. Semboyan Gold, Glory, dan Gospel


a. Gold (kekayaan)
Adanya harapan ekonomi di dunia timur serta harapan untuk
berdagang secara langsung dengan pedagang dari dunia timur.
Faktor yang memicu adalah sebagai berikut.
1.) Jatuhnya Kota Konstantinopel (Romawi Timur)
Pada 29 Mei 1453, ibu kota Kekaisaran Romawi Timur (Bizantium),
yaitu kota Konstantinopel jatuh ke tangan Kesultanan Turki
Ottoman. Konstantinopel adalah kota tempat barang-barang dari
dunia timur ramai diperjualbelikan, seperti emas, perak, rempah-
rempah, tembikar, karpet, gading, batu mulia, dan sutra. Bangsa
Barat membeli barang-barang dagangan tersebut dari pedagang-
pedagang perantara yang membeli komoditi-komoditi tersebut
dari dunia timur. Untuk kemudian dijual lagi di Eropa dengan
harga yang lebih mahal. Akibat dari jatuhnya Konstatinopel,
maka satu-satunya jalur darat bagi bangsa Eropa menuju ke Asia
terputus. Oleh karena itu, bangsa Barat berusaha mencari sumber
dan rute baru guna mendapatkan rempah-rempah.
Dalam perkembangannya, bangsa-bangsa Barat terlebih
bangsa Portugis merasa keuntungan dari perdagangan akan
bertambah besar jika mereka berdagang secara langsung melalui
sumbernya. Hal inilah yang menimbulkan serangkaian eksplorasi,
ekspedisi, dan penjelajahan ke dunia timur oleh bangsa Barat
pada abad ke-15. Keberhasilan ekspedisi di India bermula dari
penemuan Tanjung Harapan di Afrika Selatan oleh Bartolomeuz
diaz pada 1488. Namun baru melalui Vasco da Gama pada 1498,
Portugis berhasil menyentuh semenanjung India.

7
2.) Berkembangnya Paham Merkantilisme di Eropa
Merkantilisme adalah teori
ekonomi yang menyatakan
kesejahteraan suatu negara
ditentukan oleh banyaknya
aset yang dimiliki serta
besarnya jumlah perdagangan
global suatu negara. Aset
negara itu adalah jumlah
mineral berharga berupa
emas, perak, dan komoditas
lainnya yang dimiliki oleh Gambar 4. Kapal-Kapal Penjelajah
suatu negara. Aset ini Sumber: https://en.wikipedia.org/wiki/
diperbesar jumlahnya dengan Barbary_pirates#/media/File:Laureys_a_
Castro_-_A_Sea_Fight_with_Barbary_
meningkatkan ekspor dan
Corsairs.jpg
sedapat mungkin mencegah
impor sehingga neraca perdagangan dengan negara lain selalu
positif. Kebijakan ekonomi yang bekerja dengan sistem seperti
inilah yang dinamakan sistem ekonomi merkantilisme yang
mulai berkembang pada abad ke-15 sampai dengan abad ke-17.
Pada mulanya mereka berdagang dengan sesama bangsa
Eropa, namun lama-kelamaan negara-negara Eropa tersebut
mengarahkan perhatiannya pada sumber logam mulia dan
komoditas berharga di luar Eropa, saling bersaing satu sama
lain untuk mendapatkan emas dan perak sebanyak-banyaknya
di luar Eropa. Ada beberapa pokok pikiran dari merkantilisme
yang bisa dideskripsikan. Pertama, suatu negara atau raja akan
makmur dan kuat apabila ekspor lebih besar dari impor. Kedua,
keuntungan yang diperoleh dari selisih antara ekspor dan
impor atau ekspor neto yang positif tersebut diwujudkan dengan
pemasukan logam mulia (emas dan perak) dari luar negeri.
Ketiga, saat itu logam mulia digunakan sebagai alat pembayaran
sehingga negara atau raja yang memiliki logam mulia yang
banyak akan makmur, kaya, dan kuat.

8
Saat itu kerajaan-kerajaan yang menerapkan merkantilisme
adalah Raja Karel V (Spanyol), Elizabeth (Inggris), Prins
Mauritz (Belanda), dan Louis XIV (Prancis). Merkantilisme yang
diterapkan di Prancis dikembangkan oleh Jean Baptiste Colbert
sehingga dikenal dengan Colbertisme. Di Inggris, pemerintah
memberikan hak-hak monopoli kepada perusahaan dagang,
misalnya East India Company (EIC) di Asia. Sedangkan di Belanda,
pemerintah memberikan hak monopoli kepada Vereenigde Oost
Indische Compagnie (VOC) untuk menguasai perdagangan di
kawasan Timur.

b. Gospel (menyebarkan agama)


Selain mencari kekayaan, faktor utama lainnya
adalah keinginan untuk menyebarkan agama
Nasrani ke seluruh dunia. Portugis dan Spanyol
adalah negara yang dilandasi agama Katolik.
Raja-rajanya sangat taat terhadap Paus yang
merupakan pemimpin agama tertinggi di
Katolik. Dalam misi untuk menyebarkan
agama Katolik ke seluruh dunia ini, maka
dalam setiap penjelajahan pelaut-pelaut Gambar 5. Fransiskus
Portugis dan Spanyol selalu mengikutsertakan Xaverius
kelompok misionaris. Sumber: https://
Hal ini berbeda dengan bangsa Belanda en.wikipedia.org/wiki/
File:Conversion_of_
yang beragama Kristen Protestan. Bangsa Paravas_by_Francis_
Belanda dalam penjelajahannya tidak Xavier_in_1542.jpg
mengedepankan penyebaran agama. Hal ini
disebabkan karena masyarakat di dunia timur telah memeluk agama
mereka masing-masing dan untuk mengurangi gesekan dengan
masyarakat agar tetap dapat berdagang dengan bangsa Timur. Ini
juga menjadi alasan bagi Belanda dapat menancapkan pengaruh
yang lama di Indonesia.

9
c. Glory (mencapai kejayaan sebagai bangsa)
Sebagai bangsa yang telah lama dikuasai oleh bangsa Moor, Portugis
ingin bangkit dan menunjukkan kepada bangsa Moor bangsa bahwa
Portugis mampu membangun bangsanya dengan kekuatan sendiri.
Semangat untuk mendapatkan kejayaan itulah yang melahirkan era
penjelajahan samudra yang dipelopori oleh Portugis sendiri. Di daerah
baru yang didudukinya, Portugis meletakkan padrao (batu prasasti
berukuran besar yang bergambar lambang kerajaan Portugal). Selain
sebagai simbol, tercapainya perjanjian kerja sama dengan penguasa
lokal, padrao dianggap sebagai simbol kejayaan bangsa Portugis.

2. Faktor Pendukung
a. Terdapat penemuan baru dalam berbagai bidang, termasuk
penemuan dalam bidang teknologi maritim, seperti kompas,
navigasi, kartografi (ilmu pembuatan peta), dan karavel (perahu
cepat berukuran kecil yang bisa melawan arah angin). Dengan istilah
lain, saat penjelajahan samudra dimulai, Eropa sedang menikmati
apa yang dimaksud dengan “Abad Penemuan” yang terjadi sekitar
abad ke-15 sampai abad ke-17.
b. Terdorong oleh idealisme pribadi,
para penjelajah tertantang untuk
membuktikan penemuan Galileo
Galilei yang menyatakan Bumi itu
bulat dan Matahari merupakan pusat
dari seluruh benda-benda antariksa.
Bumi dan benda-benda antariksa
lainnya beredar mengelilingi Matahari
(Teori Heliosentris). Hal ini makin
diperkuat oleh cerita perjalanan
Gambar 6. Marco Polo
yang ditulis Marco Polo (1271−1292) di
Sumber: https://en.wikivoyage.
mana pada akhirnya disatukan dalam
org/wiki/On_the_trail_of_Marco_
buku berjudul “The Travels of Marco Polo#/media/File:Marco-polo-
Polo” versi Italia, yaitu Il Milione (The hanbury.JPG

10
Million) atau Oriente Paliano yang menceritakan tentang keajaiban
dan kemakmuran wilayah dunia timur, diterbitkan pertama kali
pada 1477.
c. Portugis dan Spanyol menjadi tempat pengungsian para pengusaha
dan pekerja terampil asal Kota Konstantinopel yang pada masa itu
kota tersebut dikuasai Ottoman sejak 1453.
d. Munculya semangat reconguesta, yaitu semangat pembalasan terhadap
kekuasaan Islam di manapun.
e. Munculnya semangat Renaissance yang menuntut untuk kembali
ke ajaran Yunani dan Romawi kuno (klasik) untuk mengejar
ketertinggalan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi dari Islam di
Asia dan Afrika.
f. Dukungan gereja Vatikan untuk ekspedisi pelayaran Portugis
dan Spanyol, dengan membuat suatu perjanjian, yaitu Perjanjian
Tordesilas dan Perjanjian Saragosa.

Perjanjian Tordesilas, 1473:


• Portugis berlayar ke Timur (pantai barat Afrika)
• Spanyol berlayar ke Barat (Samudra Atlantik)
Perjanjian Saragosa, 1521:
• Portugis tetap menguasai Maluku hingga ke arah selatan
• Spanyol berlayar meninggalkan Maluku ke arah utara
(sampai di Filipina)

Pada akhirnya perdagangan yang dilakukan oleh bangsa-bangsa Eropa


berujung menjadi suatu strategi untuk menguasai pasar rempah-rempah
di Asia, Afrika, Amerika, dan Eropa yang pada akhirnya menimbulkan
konflik antara negara-negara di Eropa yang bersaing untuk mencari
koloni-koloni di Asia dan Afrika serta memunculkan praktik kolonialisme
dan imperialisme.

11
C. Lahirnya Kolonialisme-Imperialisme Bangsa Eropa
Memasuki abad ke-15 menjadi titik awal bangkitnya ilmu pengetahuan
bangsa Eropa dengan adanya teori Bumi berbentuk bulat. Hal ini menjadi
salah satu faktor pendorong orang-orang Eropa untuk melakukan
penjelajahan ke seluruh dunia. Selain mempercayai teori Bumi itu bulat,
orang-orang Eropa juga berkeliling dunia dengan tujuan mengunjungi
negeri-negeri timur yang kaya-raya. Namun, pada akhirnya tujuan tersebut
berubah menjadi pelaksanaan penjajahan yang dilakukan oleh bangsa
Barat. Praktik penjajahan tersebut dibedakan menjadi dua macam, yaitu
kolonialisme dan imperialisme. Selain kolonialisme, dahulu keagungan
raja dapat diukur dari luas wilayahnya dengan cara merebut wilayah dari
negara lain. Inilah kemudian yang dinamakan dengan imperialisme.

1. Kolonialisme
Koloni adalah negeri tanah jajahan yang dikuasai oleh sebuah kekuasaan
asing. Dengan kalimat lain dapat diartikan sebagai suatu kawasan di luar
daerah atau wilayah negara asal. Tujuan utama kolonialisme adalah untuk
kepentingan ekonomi. Pada umumnya koloni yang dijajah adalah daerah
yang kaya bahan mentah. Keperluan untuk mendapatkan bahan mentah
adalah akibat dari terjadinya revolusi industri di Inggris.
Istilah kolonialisme memiliki tujuan memaksakan satu bentuk
pemerintahan atas sebuah wilayah atau negeri lain (tanah jajahan) atau
suatu usaha untuk memiliki sebuah wilayah, baik melalui paksaan
ataupun dengan cara damai. Usaha untuk memperoleh wilayah tersebut
biasanya melalui penaklukan baik secara langsung ataupun tidak
langsung. Mula-mula mereka membeli barang dagangan dari penguasa
lokal guna memastikan stok barang dapat berjalan dengan lancar.
Kemudian mereka mulai ikut campur tangan dalam urusan pemerintahan
penguasa setempat. Umumnya mereka pun akan berusaha menjadikan
daerah tersebut sebagai daerah jajahan. Negara yang menjajah
menerapkan panduan tertentu atas daerah jajahannya, meliputi aspek
kehidupan sosial, pemerintahan, dan undang-undang.

12
Berkembangnya kolonialisme bermula pada saat Vasco da Gama dari
Portugis berlayar ke India pada 1498. Bermula dengan pencarian akses
jalan ke Timur untuk mendapatkan sumber rempah-rempah, persaingan
mencari wilayah jajahan pun dimulai. Kuasa negara barat seperti
Portugis dan Spanyol kemudian diikuti oleh Inggris dan Belanda untuk
terus bersaing mencari daerah penghasil rempah-rempah dan berusaha
menguasai daerah tersebut. Penguasaan wilayah yang pada mulanya
untuk kepentingan ekonomi, beralih tujuan menjadi penguasaan atau
penjajahan politik, yaitu adanya campur tangan dalam menyelesaikan
pertikaian dan perang saudara. Hal ini disebabkan karena kuasa kolonial
yang ingin menjaga kepentingan jual-beli dibandingkan pergolakan
politik lokal yang dapat mengganggu kelancaran perdagangan.

Gambar 7. Kota Koloni Batavia


Sumber: https://en.wikipedia.org/wiki/Batavia,_Dutch_East_
Indies#/media/File:COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Reproductie_
van_een_plattegrond_van_Batavia_uit_circa_1627_TMnr_496-3.jpg

Sejarah kolonialisme bangsa Eropa dibagi dalam tiga tingkat, yakni


pertama dari abad ke-15 sampai Revolusi Industri pada 1763 menunjukkan
kemunculan kuasa Eropa seperti Spanyol dan Portugis. Kedua, setelah
Revolusi Industri sampai 1870-an. Ketiga, mulai dari 1870-an sampai
1914 pada saat Perang Dunia I merupakan titik klimaks pertikaian
kuasa-kuasa imperialis. Adapun bentuk dari kolonialisme adalah sebagai
berikut.

13
a. Koloni eksploitasi yaitu penguasaan suatu daerah atau wilayah
untuk diperas habis tenaga penduduknya dengan cara kerja paksa
atau kerja rodi. Selain itu juga diambil sumber daya alamnya untuk
kepentingan negara yang melaksanakan koloni.
b. Koloni penduduk yaitu penguasaan suatu daerah atau wilayah baru
dengan cara mengusir masyarakat pribumi yang akan digantikan
oleh pendatang yang membuat kedudukan pribumi terabaikan.
c. Koloni deportasi yaitu suatu daerah atau wilayah koloni yang
dijadikan sebagai tempat untuk membuang narapidana yang tidak
dapat tertangani oleh pemerintah. Kebanyakan dari mereka adalah
narapidana yang memperoleh hukuman seumur hidup. Selain itu
mereka dijadikan sebagai tenaga kerja tanpa diberikan bayaran
sebagai ganti dari keharusan pemerintah memberi makan mereka
seumur hidup.
d. Kolonialisme kelebihan penduduk yaitu bentuk kolonialisme
di mana penguasaan suatu daerah atau wilayah ditujukan untuk
menampung kepadatan penduduk.
e. Kolonialisme sekunder yaitu bentuk kolonialisme di mana daerah
yang dikuasai akan dijadikan sebagai kepentingan militer atau untuk
strategi perang.

2. Imperialisme
Kata Imperialisme berasal dari bahasa Latin yaitu “imperare” yang
memiliki arti memerintah. Hak untuk memerintah disebut imperium,
sedangkan orang yang diberi hak imperium (memerintah) disebut
imperator. Pada umumnya yang diberikan imperium adalah raja atau
kaisar. Pengertian imperialisme adalah usaha untuk menguasai negara/
daerah lain atau memperluas kerajaannya dengan cara paksa guna
kepentingan diri sendiri yang dibentuk sebagai imperiumnya. Tujuan
menguasai dalam hal ini tidak untuk merebut dengan menggunakan
kekuatan senjata, tetapi menggunakan kekuatan agama, ideologi, ekonomi,
kultur tanpa paksaan. Imperialisme demikian muncul pertama kali karena
adanya revolusi industri. Saat itu banyak penemuan-penemuan baru yang

14
sangat berguna bagi kemajuan peradaban ekonomi dunia yang diawali oleh
bangsa Eropa. Dengan adanya kemajuan tersebut, bangsa Eropa mulai
berpikir untuk memproduksi barang sebanyak-banyaknya. Oleh karena
itu, mereka harus mencari bahan mentah dan pasar guna menjual hasil
produksi tersebut. Untuk itu, pemerintah Eropa melakukan perjalanan
dalam rangka mencari daerah jajahan seluas mungkin, termasuk ke
Indonesia. Adapaun bentuk imperialisme adalah sebagai berikut.
a. Berdasarkan Waktu Munculnya
1.) Imperialisme kuno (ancient imperialism) adalah imperialisme
yang ada kurang lebih sejak 1500 M yang berlangsung pada
zaman kuno sampai zaman pertengahan. Semboyan dari
imperialisme kuno adalah 3G, yaitu gold, glory, dan gospel.
Artinya, suatu negara menjajah negara lain guna keperluan gold
(mendapatkan kekayaan), glory (mencapai kejayaan), dan gospel
(menyebarkan agama). Imperialisme ini dipelopori oleh Portugal
dan Spanyol.
2.) Imperialisme modern (modern imperialism) adalah imperialisme
yang terjadi pada saat awal revolusi industri (1500 M) sampai
dengan akhir Perang Dunia II pada 1942. Adanya revolusi
industri mengakibatkan pasar membutuhkan bahan mentah
yang banyak untuk mengembangkan perekonomian. Akibatnya
mereka mencari daerah yang kaya dengan bahan mentah
untuk dijadikan sebagai sumber bahan mentah, penanaman
modal kapital surplus, dan pasar bagi industri. Negara yang
mempelopori imperialisme modern adalah Inggris.
3.) Imperialisme ultramodern (neokolonialisme)
Imperialisme ini berlangsung setelah Perang Dunia II sampai
sekarang. Imperialisme jenis ini lebih mengutamakan
penguasaan ideologi, mental, dan psikologi.
b. Berdasarkan Tujuan Penguasaannya
1.) Imperialisme politik ialah bentuk imperialisme di mana
penjajah menguasai seluruh kehidupan politik dari negara lain.
Imperialisme ini dilakukan dalam bentuk proktektorat.

15
2.) Imperialisme ekonomi bertujuan untuk menguasai bidang
perekonomian dari negara yang dikuasai.
3.) Imperialisme kebudayaan dilakukan dengan menanamkan nilai-
nilai kebudayaan ke negara yang dijajah.
4.) Imperialisme militer ialah suatu bentuk imperialisme di mana
penguasaan suatu daerah ditujukan guna kepentingan perang.

3. Perbedaan dan Persamaan Kolonialisme dan Imperialisme


a. Kolonialisme bertujuan untuk menguras habis sumber daya alam yang
ada dari negara yang bersangkutan guna diangkut ke negara induk.
Konsep penting dari kolonialisme adalah terjadinya perpindahan
penduduk dari daerah asal ke daerah jajahan. Penduduk yang
berpindah ini akan membentuk kota-kota bagi bangsanya dan
memisah dari bangsa asli wilayah yang dijajahnya. Ini dapat kita
lihat dari kolonialisme di Indonesia, di mana Belanda membentuk
kota Batavia sebagai tempat tinggal bangsa Eropa yang terpisah dari
bangsa bumiputra.
b. Imperialisme bertujuan untuk menanamkan pengaruh pada semua
bidang kehidupan negara yang bersangkutan tersebut. Untuk
menanamkan pengaruhnya, bangsa Eropa mengajarkan kepada
bangsa yang dijajahnya untuk berbudaya dan memiliki cara hidup
bangsa Eropa sehingga pengaruh tersebut tertanam dengan kuat.
Hal ini dapat dilihat dari imperialisme Inggris di Malaysia dan
Singapura.
Adapun persamaan imperialisme dan kolonialisme adalah
membuat negara yang dijajah semakin sengsara dan menderita
(terpuruk) dan membuat negara yang menjajah semakin makmur.

4. Dampak Kolonialisme dan Imperialisme


Dampak yang ditimbulkan dengan adanya kolonialisme dan imperialisme
adalah sebagai berikut.

16
a. Dampak di Bidang Politik
1.) Daendels atau Raffles telah meletakkan dasar pemerintahan
yang modern. Semua Bupati dijadikan pegawai negeri dan digaji
(dibayar), sedangkan menurut adat-istiadat kedudukan bupati
adalah turun-temurun dan mendapatkan upeti dari rakyat. Pada
masa ini Bupati dijadikan sebagai alat kekuasaan pemerintah
kolonial. Pamong praja yang dahulu berdasarkan garis keturunan
berubah menjadi sistem kepegawaian.
2.) Jawa dijadikan sebagai tempat pusat pemerintahan dan
membaginya menjadi wilayah prefektur.
3.) Pada awalnya hukum yang digunakan adalah hukum adat,
namun berubah menjadi hukum barat modern.
4.) Belanda dan Inggris melakukan campur tangan terhadap
persoalan kerajaan. Hal ini menyebabkan peranan elite kerajaan
berkurang dalam politik serta berakibat pada keruntuhan
kekuasaan pribumi.
b. Dampak di Bidang Sosial
1.) Pembentukan status sosial di mana bangsa Eropa menduduki
status sosial tertinggi, kemudian Asia dan Timur Jauh, dan untuk
status yang terakhir ditempati bagi kaum pribumi.
2.) Terjadinya pemerasan dan penindasan secara kejam.
3.) Wilayah Indonesia yang dikelilingi laut menyebabkan
kehidupan masyarakat cenderung berkembang ke pedalaman.
Terjadinya kemunduran perdagangan di laut ini kemudian
memunculkan budaya feodalisme di pedalaman. Dengan adanya
feodalisme, rakyat pribumi dipaksa patuh pada tuan tanah
bangsa Barat atau Timur Asing sehingga kehidupan penduduk
pribumi menurun.
c. Dampak di Bidang Ekonomi
1.) Perkebunan di Jawa terus berkembang dan maju, tetapi di
Sumatra mengalami kesulitan untuk mendapatkan tenaga kerja
sehingga dilakukan program transmigrasi.

17
2.) Eksploitasi ekonomi dan monopoli dagang VOC menyebabkan
perdagangan Nusantara mengalami kemunduran di dunia
internasional. Peran syahbandar pun diganti oleh pejabat Belanda.
3.) Belanda membangun rel kereta api dengan maksud memperlancar
perdagangan.
4.) Kebijakan tanam paksa sampai sistem ekonomi liberal
menjadikan Indonesia sebagai penghasil bahan mentah. Bangsa
Belanda sebagai eksportir dan sebagai perantara yaitu orang
timur asing terutama Tiongkok, sedangkan bangsa Indonesia
hanya sebagai pengecer.
5.) Pengusaha dari kalangan pribumi dengan modal kecil kalah
bersaing dengan pedagang besar karena pintu politik terbuka.
d. Dampak di Bidang Budaya
1.) Imperialisme dan koloniaisme membuat peranan politik para
elite yang merosot menjadikan raja atau bangsawan mengalihkan
perhatiannya ke bidang seni dan budaya.
2.) Perlakuan Belanda untuk menghilangkan kedudukan menurut
adat penguasa pribumi membuat mereka menjadi pegawai
pemerintah, membuat jatuhnya kewibawaan tradisional
penguasa pribumi.
3.) Masuknya agama Katolik dan Protestan di Indonesia.

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa kolonialisme dan


imperialisme adalah usaha suatu bangsa untuk mendapatkan kekayaan
dan wilayah yang lebih besar dengan cara memeras semua kekayaan
yang ada, baik sumber daya alam maupun sumber daya manusianya
sehingga mengakibatkan kesengsaraan terhadap bangsa tersebut. Pada
awalnya, kolonialisme dan imperialisme tidak didasari oleh ambisi untuk
menguasai bangsa lain, terutama bangsa-bangsa Asia dan Afrika. Tujuan
utama para penjelajah barat adalah untuk berdagang, namun dalam
perkembangannya bangsa-bangsa barat mulai menduduki wilayah-
wilayah yang ditaklukkan, baik secara politik maupun militer demi
mengamankan monopoli perdagangan.

18
D. Masuknya Bangsa Portugis ke Indonesia
Portugis merupakan sebuah negara yang berada di benua biru atau
Eropa. Bangsa yang cukup berpengaruh di Asia Tenggara. Seperti yang
telah diketahui, Portugis merupakan bangsa barat pertama yang datang
ke Nusantara. Dalam pelayarannya, mereka menyewa jasa pelaut
asing dan peta navigasi yang didapatkan dari Lisbon. Kedatangan awal
Portugis ke Indonesia bermaksud untuk memperoleh rempah-rempah
dan membawanya kembali ke Eropa. Seiring berjalannya waktu, tujuan
tersebut berubah menjadi memonopoli perdagangan di Indonesia.
Bangsa Portugis sendiri datang ke Indonesia pada abad ke-16.
Orang Portugis pertama yang berusaha mencari jalan baru ke
Nusantara adalah Bartholomeus Diaz. Ia meninggalkan Portugal pada
1486 dengan menyusuri pantai barat Afrika hingga tiba di Tanjung
Harapan, namun ia gagal mencapai Indonesia. Setelah Bartholomeus
Diaz menemukan jalan ke timur di Tanjung Harapan (Afrika Selatan),
usaha mencari jalan-jalan baru ke Indonesia dilanjutkan oleh armada-
armada Portugis berikutnya.
Orang Portugis selanjutnya yang mencoba berlayar ke Indonesia
dipimpin ole Vasco da Gama yang berangkat pada 1497 dan berhasil
melewati Tanjung Harapan. Ketika tiba di Pelabuhan Malinda (Afrika
Timur) mereka bertemu dengan para pedagang Arab dan India. Akan
tetapi jalan menuju Asia Tenggara tetap dirahasiakan oleh para
pedagang tersebut. Oleh sebab itu, orang-orang Portugis melanjutkan
perjalanan mereka dengan menyusuri pantai Timur Afrika. Mereka
harus melalui perairan dengan ombak yang sangat besar. Daerah itu
terletak di timur laut Afrika terutama di sekitar Ujung Tanduk, maka
daerah ini disebut dengan Guadafui (berhati-hatilah).
Perjalanan ini berhasil melewati selat di ujung selatan Laut Merah
yang disebut dengan Bab el Mandeb (Gapura Air Mata). Pada 1498, Vasco
da Gama akhirnya tiba di Kalikut (India). Sejak saat itu, perdagangan
antara bangsa Eropa dan India tidak lagi melalui jalur Laut Tengah
melainkan melalui pantai timur Afrika. Akan tetapi, penemuan ini belum
juga membuat puas bangsa Portugis. Mereka ingin menjelajah ke daerah
timur lainnya yaitu Malaka dan Maluku.

19
Pada saat itu, di Asia Tenggara terdapat
salah satu wilayah pusat perdagangan yang
sangat ramai dikunjungi yaitu Malaka,
sedangkan daerah sebagai sumber rempah-
rempahnya adalah Maluku. Bagi Portugis, cara
yang termudah untuk menguasai perdagangan
di sekitar Malaka termasuk Maluku adalah
dengan cara merebut atau menguasai Malaka.
Kolonialisme Portugis di Nusantara dimulai
sejak kedatangan Alfonso d’Albuquerque pada
1511 dan berhasil menguasai Malaka. Akibat
dari penguasaan Malaka, para pedagang Islam Gambar 8. Alfonso
memindahkan tempat perdagangan menuju d’Albuquerque
daerah pesisir Pulau Sumatra dan Pulau Jawa. Sumber: https://
Berkuasanya Portugis juga berpengaruh pada en.wikipedia.org/wiki/
Afonso_de_Albuquerque#/
rute perdagangan yang nantinya diambil oleh
media/File:Retrato_de_
bangsa Belanda. Untuk menghindarinya, Afonso_de_Albuquerque_
Bangsa Belanda tidak lagi melalui Selat Malaka (ap%C3%B3s_1545)_-_
melainkan melalui pantai barat Pulau Sumatra Autor_desconhecido.png

hingga sampai Selat Sunda.


Pada 1511-1526, selama 15 tahun Malaka menjadi pelabuhan maritim
penting bagi Portugis yang secara reguler menjadi rute maritim untuk
menuju Pulau Sumatra, Jawa, Banda, dan Maluku. Penguasaan Portugis
di Malaka ini membuat posisi Kesultanan Islam di Melayu terancam
sehingga banyak terjadi serangan terhadap Malaka yang harus dihadapi
oleh Portugis.
Pada 1512 Portugis mengadakan komunikasi dengan Kerajaan Sunda
untuk menandatangani perjanjian dagang, terutama lada. Perjanjian ini
dilakukan karena posisi Sunda Kelapa yang mulai lemah dan Islam Demak-
Cirebon yang makin kuat di timur Jawa. Untuk menghadapi hal tersebut
Raja Sunda, Sri Baduga memerlukan penyeimbang dan sekutu untuk
menjaga wilayahnya tersebut. Mengajak Portugis adalah pilihan yang
tepat karena selain penguasa Malaka Portugis mempunyai armada laut
yang kuat. Portugis diizinkan untuk membangun loji di Sunda Kelapa dan

20
hak untuk memonopoli Lada. Imbalan bagi Kerajaan Sunda Pajajaran adalah
mendapatkan dukungan Portugis dalam menghadapi Kesultanan Demak-
Cirebon.
Perjanjian dagang itu kemudian diwujudkan
pada 21 Agustus 1522 dalam bentuk dokumen
kontrak yang dibuat dua rangkap, satu untuk raja
Sunda dan satu lagi untuk raja Portugal. Pada
waktu yang sama dibangun sebuah prasasti
yang disebut dengan Prasasti Perjanjian Sunda-
Portugal di suatu tempat yang saat ini menjadi
sudut Jalan Cengkeh dan Jalan Kali Besar Timur
I, Jakarta Barat. Dengan adanya perjanjian ini,
Portugis dibolehkan membangun gudang atau
benteng di Sunda Kelapa. Gambar 9. Padro
Pada 1912, Alfonso de Albuquerque mengirim Sumber: https://
Antonio Albreu dan Fransisco Serrao untuk id.wikipedia.org/wiki/
Berkas:Padrao_sunda_
memimpin armada mencari jalan ke tempat
kelapa.jpg
asal rempah-rempah di Maluku. Di sepanjang
perjalanan, mereka singgah di Madura, Jawa, Bali, dan Lombok yang
akhirnya mereka tiba di Kepulauan Banda, lalu menuju Maluku Utara
hingga tiba di Ternate. Di sana mereka menjalin persahabatan dengan
penduduk dan raja-raja setempat. Portugis diberikan izin untuk
mendirikan benteng di Pikaoli, begitu pun Negeri Hitu Lama dan
Mamala di Pulau Ambon.
Portugis mendapatkan izin untuk mendirikan benteng karena pilihan
politik. Kesultanan Ternate dan Tidore adalah dua kerajaan yang sedang
berseteru. Kedua kesultanan ini meminta mereka untuk bergabung
menjadi sekutu dalam rangka mengalahkan lawannya. Kedatangan Spanyol
ke kepulauan Maluku membuat Portugis harus segera menentukan
pilihan dan Portugis lebih memilih Ternate sebagai Sekutunya. Hal
ini juga membuat Portugis harus berhadapan dengan Spanyol yang
belakangan memilih bersekutu dengan Tidore. Sultan Ternate saat itu
berjanji akan memberikan hak monopoli cengkeh kepada Portugis.

21
Akan tetapi, hubungan dagang rempah-rempah ini tidak berlangsung
lama. Portugis memberlakukan sistem monopoli sekaligus melakukan
penyebaran agama Katolik. Salah satu misionaris terkenal, yaitu
Franciscus Xaverius. Ia tiba di Ambon pada 14 Februari 1546 kemudian
melanjutkan perjalanan ke Ternate dan tiba pada 1547. Tanpa kenal lelah
ia melakukan kunjungan ke pulau-pulau di kepulauan Maluku untuk
melakukan penyebaran agama. Portugis juga terlalu jauh masuk dalam
urusan pemerintahan Kesultanan Ternate sehingga di kemudian hari
mendapatkan perlawanan keras dari rakyat Maluku.
Negara-negara di Eropa seperti Belanda, Spanyol, dan Inggris
mendengar kedatangan bangsa Portugis ke Indonesia dan mereka
kagum karena Portugis berhasil memperoleh rempah-rempah. Dalam
petualangannya di Indonesia, Portugis mengalami beberapa halangan
karena perilaku Portugis di setiap kunjungan di beberapa wilayah di
Indonesia yang kurang baik. Sikap Portugis yang semena-mena dan tidak
mempunyai strategi khusus dalam menghadapi masyarakat setempat
yang membuatnya sering gagal dalam berdiplomasi.
Mereka sangat berbeda dengan Belanda yang sebelum melakukan
banyak hal terlebih dahulu melaksanakan pendekatan dengan masyarakat
Indonesia. Dalam hal pengenalan dan pendekatan sangat buruk bahkan
sering memperoleh penolakan dari beberapa kerajaaan di Indonesia
karena perlakuannya yang sangat keras dan sangat berambisi tanpa
memikirkan dengan matang cara-cara yang harus ditempuh.

E. Masuknya Bangsa Spanyol Ke Indonesia


Bangsa Spanyol merupakan salah satu bangsa yang memelopori
penjelajahan samudra dengan bangsa Portugis. Kedua bangsa ini
berlomba-lomba mengirimkan pasukannya untuk melakukan pelayaran
dengan tujuan menemukan pulau penghasil rempah-rempah. Orang
Eropa percaya saat itu jauh di timur terdapat sebuah wilayah yang kaya
akan rempah-rempah, dan mereka mengenalnya dengan sebutan India.
Pelayaran pertama bangsa Spanyol dilakukan pada 3 Agustus 1492
dengan dipimpin oleh Christophorus Columbus. Penjelajah yang terkenal

22
ini sebenarnya berkebangsaan Italia, tetapi dia melakukan pelayaran
yang termasyurnya dengan dukungan Raja Spanyol sehingga pelayaran
ini merupakan pelayaran bangsa Spanyol. Christophorus Columbus
merupakan orang yang pertama kali mengenalkan konsep pelayaran
Samudra, yaitu sebuah konsep pelayaran yang melintasi samudra raya
untuk mendapatkan wilayah baru. Dengan doktrin gereja saat itu yang
mempercayai bumi datar, maka ide Columbus ini merupakan ide bunuh
diri karena bisa saja mereka mencapai ke ujung dunia. Akan tetapi,
Columbus yang merupakan seorang navigasi handal tahu hal itu tidak
mungkin terjadi. Bahkan, dia yakin akan mencapai India melalui jalur
barat. Pada 6 September 1492 rombongan ini mencapai Kepulauan Kanari
di perairan sebelah barat Afrika. Setelah mereka berhasil menyebrangi
Samudra Atlantik pada 12 Oktober 1492, rombongan ini tiba di Kepulauan
Bahama.
Pelayaran selanjutnya dipimpin oleh Amerigo Vespuci yang berhasil
mencapai Amerika Selatan pada 1499. Selama mendarat di Kepulauan
Bahama, Spanyol mengira daerah itu adalah Hindia atau India yang
terkenal akan rempah-rempahnya. Bangsa Spanyol menyebut penduduk
lokal dengan sebutan “Indian” yang berarti orang India. Nama Amerika
juga diberikan bangsa Spanyol untuk daerah yang baru mereka temukan,
diambil dari salah satu nama pemimpin ekspedisi mereka, yaitu Amerigo
Vespuci. Penghargaan ini diberikan karena Amerigo yang dapat
melakukan koreksi terhadap klaim Columbus yang telah menemukan
jalur ke India melalui Barat adalah sebuah kekeliruan. Tanah yang
berhasil ditemukan oleh Columbus merupakan tanah yang belum
pernah disentuh oleh bangsa Eropa dan merupakan sebuah Benua baru
yang terpisah dari “Benua India”.
Keberhasilan ekspedisi ini memunculkan semangat bangsa Spanyol
untuk melakukan ekspedisi lanjutan. Bangsa Spanyol terus melakukan
eksplorasi terhadap Benua Amerika dan melanjutkan perjalanannya
ke Barat. Ekspedisi selanjutnya dipimpin oleh Ferdinand Magelhaens
dengan dibantu oleh Sebastian del Cano. Tim ini berhasil melanjutkan
perjalanan ke arah barat menyebrangi Samudra Pasifik. Pada 1521
berhasil mendarat di Kepulauan Massava yang sekarang dikenal sebagai

23
Kepulauan Filipina. Namun, Ferdinand Magelhaens tewas dibunuh dalam
peperangan yang terjadi dengan penduduk lokal di Filipina. Dengan
sisa pelautnya, bangsa Spanyol pada akhirnya kembali melanjutkan
ekspedisi untuk mencari rempah-rempah di bawah pimpinan Sebastian
del Cano. Rombongan bangsa Spanyol menyusuri laut ke arah selatan
Filipina melalui Kepulauan Cagayan dan Mindanao, kemudian memasuki
wilayah Kepulauan Maluku dan berlabuh ke Tidore.
Kedatangan mereka disambut baik oleh Kesultanan Tidore yang
pada waktu itu dipimpin oleh Sultan Al-Mansur. Sambutan itu tentulah
beralasan karena Kesultanan Tidore terlibat persaingan ekonomi dalam
perdagangan rempah-rempah sehingga Kesultanan Tidore memerlukan
sekutu untuk mengimbangi Ternate yang sudah lebih dahulu bersekutu
dengan Portugis. Spanyol kemudian membantu Kesultanan Tidore untuk
menghadapi Ternate yang didukung oleh Portugis. Pertempuran dua
Kesultanan Islam terjadi dengan bantuan dua kerajaan Eropa.
Kedatangan bangsa Spanyol di Maluku bagi Portugis merupakan
pelanggaran atas “hak monopoli” yang telah ditandatangani oleh kedua
kerajaan ini pada Perjanjian Tordesillas pada 1494 yang membagi belahan
Bumi barat antara Spanyol dan Portugal dan diprakarsai oleh Paus. Pada
saat itu dokrin gereja berpandangan bahwa bentuk Bumi saat itu adalah
datar seperti sebuah meja sehingga jika Portugis ke arah barat dan Spanyol
ke arah timur, kedua kerajaan tidak akan bertemu berdasarkan doktrin
ini. Akan tetapi, ternyata doktrin yang telah ada selama ratusan tahun itu
keliru sehingga Spanyol mendarat di kepulauan Maluku karena bentuk
Bumi yang elips. Oleh sebab itu, timbullah persaingan antara Portugis
dan Spanyol karena dua kerajaan ini beranggapan menjalankan misinya
sesuai dengan perjanjian Tordesillas.
Perjanjian Tordesillas dibuat dengan keyakinan pada doktrin gereja
sehingga hanya menentukan titik awal pembagian kekuasaan timur-
barat pada Tanjung Verde, di Lepas pantai Afrika Barat. Ketika Spanyol
sampai ke kepulauan Maluku maka secara tidak langsung membuktikan
Teori Galileo Galilei dan menunjukan kekeliruan gereja. Akan tetapi,
hal tersebut tidak langsung disadari oleh Spanyol dan Portugis sehingga
mereka terlibat perang saudara dengan Ternate dan Tidore.

24
Peperangan kedua kerajaan Katolik ini diketahui oleh Paus Alexander
VI dan melihat persaingan perebutan koloni yang dilakukan oleh Portugis
dan Spanyol. Sebelum perang berlarut-larut antara Portugis dan Spanyol
terus terjadi, akhirnya atas dorongan Paus Alexander VI dibuatlah
Perjanjian Saragosa pada 22 April 1529. Perjanjian ini merupakan
perjanjian lanjutan dari perjanjian Tordesillas, yang menentukan
belahan Bumi bagian timur dibagi untuk kedua kerajaan tersebut dengan
batas garis bujur yang spesifik, yaitu melalui 297,5 marine leagues atau
170 sebelah timur Kepulauan Maluku. Adapun kesepakatan yang dicapai
dalam Perjanjian Saragosa adalah sebagai berikut.
1. Spanyol harus meninggalkan Maluku dan memusatkan seluruh
kegiatan di Filipina.
2. Portugis tetap melakukan kegiatan perdagangan di Maluku.

Gambar 10. Peta pembagian kekuasaan berdasarkan


perjanjian Saragosa
Sumber: https://en.wikipedia.org/wiki/Treaty_of_Zaragoza#/
media/File:Spain_and_Portugal.png

Akibat dari perjanjian ini, akhirnya Spanyol harus menarik diri


dari Kepulauan Maluku dan menghentikan kerja sama perdagangan
dengan Tidore. Spanyol akhirnya pergi ke Kepulauan Filipina dan
mendirikan wilayah Koloninya di sana. Oleh karena perjanjian inilah
penjajahan Spanyol tidak terjadi di Indonesia sehingga membuat Portugis
mendominasi untuk waktu yang cukup lama sampai kedatangan bangsa
Belanda. Mundurnya Spanyol dari Nusantara membuat dominasi Portugis

25
terhadap Nusantara semakin besar dan akhirnya Kesultanan Ternate juga
menguasai Kesultanan Tidore.
Berdasarkan perjanjian tersebut, Spanyol merasa dirugikan karena
tidak meraih lintas niaga dengan kepulauan penghasil rempah-rempah.
Untuk itu, Spanyol mengirimkan ekspedisi menuju Pasifik Barat pada
1542. Pada Februari lima kapal Spanyol dengan 370 awak kapal di bawah
pimpinan Ruy Lopez de Villalobos menuju Pasifik Barat dari Mexico
dengan tujuan melakukan perluasan wilayah dan sekaligus memperoleh
konsesi perdagangan rempah-rempah di Maluku Utara. Dari pelayaran
tersebut, Villalobos mendarat di Kepulauan Utara yang disebut Filipina.
Meskipun Filipina tidak menghasilkan rempah-rempah, tetapi
kedatangan Spanyol di pulau tersebut menimbulkan protes keras dari
Portugis karena pulau tersebut berada di bagian Barat dan masuk ke dalam
wilayahnya. Walaupun memusatkan perhatiannya di Amerika Tengah,
Spanyol tetap menghendaki konsesi perdagangan rempah-rempah di
Maluku Utara yang didominasi oleh Portugis. Spanyol pun terdesak dan
terpaksa mundur ke Filipina. Akibatnya, Spanyol kehilangan pengaruh di
daerah Sulawesi Utara yang sebelumnya menjadi kantong ekonomi dan
menjalin hubungan dengan masyarakat Minahasa.

SUPER "Solusi Quipper"

Untuk mengingat perbedaan hasil perjanjian Tordesilas dan Saragosa:


TORDESILAS  BUMI DATAR
SARAGOSA  BUMI ELIPS

26
F. Masuknya Bangsa Belanda ke Indonesia
Mendengar keberhasilan bangsa Spanyol dan Portugis dalam menemukan
daerah baru, apalagi menemukan daerah penghasil rempah-rempah, para
pelaut dan pedagang Belanda tidak mau ketinggalan. Pada awalnya
para pedagang Belanda yang berpusat di Rotterdam membeli rempah-
rempah dari Lisabon (Lisbon), Portugis. Pada saat itu Belanda masih
dalam penjajahan Spanyol. Kemudian terjadilah perang selama 80 tahun
(1566−1648), yaitu perang kemerdekaan Belanda terhadap Spanyol.
Perang itu berhasil melepaskan Belanda dari kekuasaan Spanyol dan
menjadikan William van Orange sebagai pahlawan kemerdekaan Belanda.
Perang ini disebabkan oleh penjajahan Spanyol terhadap Belanda dan
ketegangan Agama di Eropa. Setelah reformasi, gereja Spanyol mencoba
menyeragamkan semua wilayah jajahannya untuk menganut agama
Katolik dengan ancaman inkuisisi. Hal ini mendapat pertentangan dari
17 provinsi di Belanda, yang saat itu sudah banyak yang menganut agama
Kristen Protestan.
Pada 1580, Raja Philip dari Spanyol naik takhta dan beliau berhasil
menyatukan Spanyol dan Portugis. Akibatnya, bangsa Belanda tidak bisa lagi
mengambil rempah-rempah dari Lisabon yang sedang dikuasai Spanyol.
Spanyol menutup akses bagi para pedagang Belanda karena perang yang
masih terus berlangsung. Hal itulah yang mendorong Belanda untuk
mulai mengadakan penjelajahan samudra guna mendapatkan daerah-
daerah penghasil rempah-rempah.
Penjelajahan samudra saat itu bukan hal yang mudah karena pada
saat itu hanya Kerajaan Spanyol dan Portugis yang memiliki peta pelayaran
Samudra. Pada saat itu peta merupakan hal yang rahasia, apalagi untuk
peta pelayaran menuju wilayah pusat rempah-rempah. Akan tetapi, peta
yang disembunyikan Portugis ke wilayah “Timur Jauh” dapat “dicuri”
oleh seorang remaja, dia adalah Jan Huyghen van Linschoten. Peta
tersebut berhasil disalin oleh Van Linschoten. Selanjutnya, peta tersebut
disebarluaskan kepada orang Eropa lainnya, terutama bangsa Inggris dan
Belanda. Itulah alasannya kenapa penjelajahan bangsa barat lainnya baru
terjadi pada periode 1590-an.

27
Gambar 11. Kapal Cornelis de Houtman
Sumber: https://id.m.wikipedia.org/wiki/Berkas:Fleet_of_
Cornelis_de_Houtman.jpg

Setelah mendapatkan peta ke wilayah Timur Jauh pada April 1595,


berangkatlah ekspedisi pertama Belanda yang dipimpin oleh Cornelis de
Houtman dan de Keyzer dengan empat kapal dan 249 awak kapal beserta
64 pucuk meriam berlayar menuju pantai barat Afrika kemudian ke arah
Tanjung Harapan, Samudra Hindia, Selat Sunda untuk mencari daerah
asal rempah-rempah dan tiba di Banten pada Juni 1596. Mereka masuk ke
Indonesia dengan melalui jalur pantai barat Sumatra untuk menghindari
Portugis yang berkuasa di Malaka. Datangnya Cornelis de Houtman inilah
sebuah awal dari penjajahan bangsa Belanda terhadap Indonesia.
Cornelis de Houtman terpesona dengan pelabuhan penghasil lada
terbesar di Jawa bagian barat ini. Pada saat kedatangannya, rombongan ini
diterima dengan baik dan bersahabat oleh penduduk Banten dan Sultan
Banten, yaitu Mangkubumi Jayanegara (1596−1602) yang memerintah
atas nama Sultan Abdulmafakhir Mahfud Abdulkadir (1596−1651) yang
masih belia. Kedatangan Belanda ini diharapkan dapat memajukan
perdagangan dan dapat membantu usaha Banten untuk menyerang
Palembang. Oleh karena tujuan tersebut, Sultan Banten berniat menyewa
kapal-kapal Belanda untuk menyebrang ke Palembang. Permintaan ini
pun ditolak mentah-mentah oleh Belanda dengan dalih kedatangan
mereka ke Banten hanya untuk berdagang dan bukan untuk berperang.
Akhirnya, terjadilah ketegangan antara masyarakat Banten dengan
Cornelis de Houtman.

28
Akhirnya kesabaran Sultan Banten pun habis dalam membujuk bangsa
Belanda. Pasukan Banten kemudian menyerang kapal-kapal Belanda
serta menyandera sebagian pasukan Belanda termasuk de Houtman
sendiri. Setelah dibebaskan dengan uang tebusan, Cornelis de Houtman
pun melakukan balas dendam dengan cara menyerang seluruh isi kota
kemudian merampas kapal-kapal Banten yang mengangkut rempah-
rempah dari Maluku. Rakyat Banten pun resah, kemudian bersama
dengan Portugis mereka mengusir Belanda. Belanda akhirnya berlayar
ke Bali dan kemudian melanjutkan perjalanan ke Aceh. Di Aceh, Cornelis
de Houtman harus menemui ajalnya di tangan Laksamana Malahayati.
Lemahnya kepemimpinan Cornelis de Houtman menjadi salah satu faktor
kegagalan dari ekspedisi pertama. Cornelis de Houtman tidak mampu
menjalin kerja sama dengan pemerintah setempat yang dikunjunginya.
Pada 20 November 1598, ekspedisi kedua dimulai. Dengan dipimpin
oleh Jacob van Neck dan Wybrecht Waerwyck dengan 8 buah kapal
tiba di Banten. Tidak seperti ekspedisi pertama, pada kedatangan Belanda
kali ini Kesultanan Banten benar-benar menyambut baik kedatangan van
Neck karena pada saat itu hubungan Banten dengan Portugis sedang
memburuk. Oleh karena sikap van Neck yang sangat berhati-hati dan
pintar mengambil hati para petinggi Banten, tiga buah kapalnya pun
penuh dengan muatan dan dikirim kembali ke negeri Belanda. Sedangkan
lima buah kapal yang lainnya, menuju ke Maluku dan sempat singgah di
Tuban. Di Maluku, Belanda juga diterima baik oleh rakyat Maluku karena
dianggap sebagai musuh Portugis yang pada waktu itu juga sedang
bermusuhan dengan rakyat Maluku. Pelayaran dan perniagaan bangsa
Belanda di Maluku ini mendapatkan keuntungan yang berlipat. Dengan
demikian, semakin banyaklah kapal-kapal dagang yang berlayar menuju
Maluku.
Setelah melakukan ekspedisi pencarian jalur perdagangan dan
pusat rempah-rempah, akhirnya bangsa Belanda mengetahui bahwa
dominasi bangsa Portugis cukup kuat di Nusantara. Selain itu, bangsa
Eropa lainnya juga telah memasuki Kawasan Nusantara untuk melakukan
perdagangan dan salah satu bangsa Eropa terkuat adalah bangsa Inggris.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, bangsa Belanda membentuk VOC.

29
Walaupun pada mulanya tujuan kedatangan Belanda adalah dalam
rangka pencarian rempah-rempah dan menemukan wilayah asal penghasil
rempah-rempah, tetapi tujuan ini menjadi meluas dan berkembang.
Bangsa Belanda bahkan menerapkan banyak tindakan kepada bangsa
Indonesia antara lain sebagai berikut.
1. Mengambil hasil rempah-rempah di Indonesia
Seperti yang diketahui bahwa salah satu negara di Asia yang
menghasilkan banyak rempah-rempah berkualitas adalah Indonesia.
Kenyataan ini telah memikat banyak bangsa Eropa yang kerap kali
berlayar dan mengunjungi bangsa Asia karena pada saat itu rempah-
rempah sangat langka di Eropa. Mereka hanya bisa memperolehnya
dengan cara membeli dari negara lain yang pastinya akan
membutuhkan lebih banyak usaha dan uang.
Tentunya akan lebih mudah mendatangi negara penghasil
rempah-rempah yang bisa membuat mereka mendapatkan apa
yang mereka inginkan dengan cara yang lebih mudah dan harga
yang lebih murah. Bahkan, dengan berbagai cara yang licik mereka
dapat mengambil sesukanya dan bisa menaklukkan rakyat pribumi
serta melakukan hal yang tidak seharusnya, yaitu memonopoli
perdagangan.
2. Mempekerjakan dengan tidak memberikan upah
Bukanlah suatu hal yang aneh jika bangsa asing yang datang ke
Indonesia melakukan hal yang tidak baik dan tidak menyenangkan.
Mayoritas dari mereka saat itu hanya ingin melakukan hal semau
mereka seperti menjajah tanpa adanya rasa kemanusiaan.
Kedatangan Belanda untuk memonopoli pasar rempah-rempah
membuat mereka menjadi kejam dan tak segan untuk memperbudak
pribumi. Masyarakat yang waktu itu hidup di zaman penjajahan
menjadi saksi bisu diperlakukan dengan keji oleh bangsa Belanda
dengan cara diambil tenaganya untuk bekerja tanpa adanya upah
atau sesuatu yang diberikan setelah apa yang sudah mereka kerjakan
dengan gigih.

30
Hal ini yang dinamakan dengan kerja rodi yang kerap kali
dilakukan oleh para penjajah. Tanpa adanya rasa belas kasihan,
mereka selalu memaksa dan mengambil tenaga para rakyat
pribumi yang pada waktu itu masih miskin dan tidak berdaya untuk
membebaskan diri dari belenggu penjajahan.
3. Mengambil kekayaan Indonesia
Alasan lain mengapa bangsa Belanda datang ke Indonesia adalah
untuk mencuri kekayaan dan sumber daya alam bahkan juga sumber
daya manusia yang ada di Indonesia. Bangsa Indonesia yang saat
itu masih primitif selalu diperas dan diperbudak oleh para penjajah
secara silih berganti. Belanda pun tak luput dari daftar penjajah
tersebut. Bahkan, di antara para penjajah yang datang menjajah
ke Indonesia, Belanda merupakan penjajah yang memakan waktu
paling lama dan telah banyak mengambil kekayaan Indonesia yang
berharga tanpa adanya timbal balik untuk rakyat Indonesia. Belanda
bahkan dengan serakahnya selalu menggali dan menggali potensi
sumber daya alam yang ada dan menjadikan keuntungan bagi pihak
Belanda.
4. Untuk dijadikan pegawai dengan syarat khusus penjajah
Salah satu tujuan lain bangsa Belanda datang ke Indonesia tak lain
dalam mendapatkan pekerja yang bisa mereka ajak untuk bekerja
sama. Namun, tidak semua masyarakat pribumi dijadikan budak
oleh mereka. Sebagian juga ada yang menjalin kerja sama kala itu dan
dijadikan sebagai pekerja yang bisa menjadi penerjemah apa yang
mereka inginkan dan harus mereka dapatkan dari para pribumi. Saat
itu Belanda memiliki beberapa pekerja yang disebut dengan antek-
antek Belanda yang nantinya akan menjadi bawahan yang selalu
memberikan arahan pada para budak yang akan melakukan apa saja
demi uang dan kekuasaan.
Mayoritas dari pekerja adalah pemberontak yang rela menjual
kebanggaan dirinya sebagai warga negara hanya untuk kesenangan.
Mereka yang berpihak pada pemerintahan Belanda pastinya akan

31
diberikan kemudahan dan segala kemewahan. Dengan ini, Belanda
tidak lagi mengalami kesulitan dalam mendapatkan apa yang mereka
inginkan. Semuanya bisa mereka dapatkan dengan mudah melalui
relasi kerja yang akan mengendalikan urusan dengan rakyat pribumi.
5. Mengambil semua jatah tanpa membayar
Seperti yang telah diungkapkan sebelumnya, tujuan bangsa Belanda
ke Indonesia hanya demi perdagangan yang bisa mereka monopoli,
bahkan mereka akan melakukan berbagai hal yang mengerikan
demi mendapatkan apa yang mereka inginkan. Termasuk
mengabaikan masalah pembayaran atau upah atas jasa yang telah
mereka gunakan.

32

Anda mungkin juga menyukai