Disusun Oleh :
Ahmad Riansyah
Aillah Azhurah
Anaqia Nadiyah
Arvendy Raid Yunanto
Hanania Rahmadhani
Muhammad Yaziid
Syifa Anistia Rahma
Zahra Styawati
Kinanti Wedari Argi
SEJARAH INDONESIA
SMA 9 TAMBUN SELATAN
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Jalur sutra adalah rute perdagangan internasional Eurasia yang
menghubungkan kebudayaan Asia dari Dunia Timur dan kebudayaan Eropa
dari Dunia Barat. Disebut “Jalan Sutra” karena pada awalnya komoditas
utama yang diperdagangkan adalah sutra dari Cina. Dalam
perkembangannya, banyak juga komoditas lain yang diperdagangkan
sepanjang rute itu. Jalan Sutra diramaikan tidak saja karena banyak saudagar
Cina yang berdagang di sepanjang jalan itu, melainkan karena dalam kurun
waktu yang sama para pedagang dari Seleukia, Antiokia.
Nusantara telah menjadi wilayah perdagangan internasional, karena sudah
memiliki perniagaan regional dan internasional yang sudah memiliki
legitimasi kekuasaan raja-raja di masing- masing wilayah Nusantara.
Terjadinya jalur perdagangan di Nusantara yaitu karena letak Indonesia yang
strategis, yang berada pada jalur perdagangan laut antara China dan India,
kesuburan tanah Indonesia sebagai penghasil rempah-rempah. Negara ini
memiliki empat titik strategis yang dilalui kapal-kapal perdagangan dunia
yaitu Selat Malaka, Selat Sunda, Selat Lombok, dan Selat Makassar yang
bisa memberikan peluang besar untuk Indonesia menjadi pusat industri
perdagangan serta pelayaran maritim dunia.
Bangsa-bangsa Eropa yaitu Portugal dan Spanyol menjadi pelopor bangsa
Eropa dalam menjelajahi samudra untuk mencari jalan menuju Asia.
Penyebab bangsa tersebut menjelajahi samudra karena jatuhnya
Konstantinopel, yang menutup jalur perdagangan Eropa ke Asia serta Turki
Usmani yangmelarang para pedagang Eropa beraktifitas dan memonopoli
perdagangan Eropa dan Asia. Akibatnya harga rempah-rempah di Eropa
naik.
Dengan mengitari benua Afrika dan melalui jalur barat. Portugal berhasil
menemukan jalur laut setelah Vasco da Gama menemukan jalur ke India
dan dari sini Afonso de Albuquerque menaklukkan Malaka pada tahun 1511
dan Antonio de Abreu akhirnya menemukan rute ke kepulauan Maluku
pada tahun 1512.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Lalu Lintas Perdagangan Dunia Sebelum Era Kolonialisme –
Imperalisme Eropa
1. Perdagangan Melalui Jalur Sutra
Jalur sutra adalah rute perdagangan internasional Eurasia yang
menghubungkan kebudayaan Asia dari Dunia Timur dan kebudayaan Eropa
dari Dunia Barat. Disebut “Jalan Sutra” karena pada awalnya komoditas
utama yang diperdagangkan adalah sutra dari Cina. Dalam
perkembangannya, banyak juga komoditas lain yang diperdagangkan
sepanjang rute itu. Jalan Sutra dirintis di Cina sekitar tahun 139 SM ketika
Cina bersatu di bawah Dinasti Han. Sebagian ahli berpendapat lalu lintas
perdagangan itu bahkan telah dimulai sejak 100 tahun sebelum itu. Jalan ini
dikenal sebagai rute pedagangan dengan kurun waktu paling lama dan
dengan jarak paling panjang dalam sejarah manusia.
Perdagangan ini melalui Jalan Sutra dimulai di Changan (Xian) di Cina,
melewati kota-kota perdagangan di Asia Tengah seperti Samarkand
(Uzbekistan) dan kota “sumber air” Kashgar di Cina yang berbatasan dengan
Tajikistan dan Kyrgyzstan, dan berakhir di Antiokia ataupun Konstantinopel
(Istanbul). Kashgar menjadi salah satu kota di Cina yang mayoritas
penduduknya beragama Islam, sebagaimana juga Uzbekistan, Tajikistan, dan
Kyrgyzstan.
Rute ini digunakan juga oleh para diplomat dan penjelajah Inggris dan
negara-negara Eropa lain dalam perjalanannya menuju Cina dan Jepang.
Jalan Sutra diramaikan tidak saja karena banyak saudagar Cina yang
berdagang di sepanjang jalan itu, melainkan karena dalam kurun waktu yang
sama para pedagang dari Seleukia, Antiokia. Perjalanan yang sangat panjang
itu terkadang para saudagar harus menyiapi perbekalan yang cukup di
karenakan harus melewati padang rumput yang luas, gurun Gobi dan Takla
Makan di China yang mengharuskan harus memiliki armada yang kuat
untuk membawa barang dagangan dan perbekalan.
2. Perdagangan di Nusantara
Poesponegoro dan Notosusanto (1993), pada masa praaksara, penduduk
Indonesia dikenal sebagai pelayar-pelayar yang tangguh yang sanggup
mengarungi lautan lepas dalam rangka melakukan kegiatan perdagangan.
Pusat-pusat perdagangan tumbuh pesat di pesisir Sumatera dan Jawa. Tradisi
berlayar dan berdagang itu dibawa oleh nenek moyang kita dari Yunan
selatan dan Vietnam (wilayah Dong Son). Barang-barang yang
diperdagangkan antara lain nekara, tembikar, serta alat perhiasan.
Selain karena dorongan yang kuat untuk mendapatkan sumber baru emas dan
rempah-rempah (Gold), menyebarkan Injil (Gospel), dan meraih kejayaan sebagai
bangsa (Glory), ada beberapa faktor yang mendukung lancarnya Penjelajahan
Samudera, sebagai berikut:
a. Adanya semangat penaklukan (reconquista) terhadap orang-orang yang
beragama Islam.
b. Jatuhnya Kontantinopel, ibu kota Imperium ke tangan Dinasti Umarni Turki.
c. Para ahli dalam ekonomi termasuk seluk-beluk perdagangan di Asia dan Afrika,
dan bahkan juga ahli dalam bidang maritim asal Konstantinopel yang
mengungsi di Portugis dan Spanyol, ketika kota tersebut dikuasai oleh
Kesultanan Ottoman pada 1453 ikut membantu kedua negara itu melakukan
perluasan wilayah-wilayah baru di luar daratan Eropa dan Mediterania.
d. Adanya berbagai penemuan baru dalam berbagai bidang termasuk dalam
bidang teknologi maritim seperti Kompas.
e. Adanya keinginan mengetahui lebih jauh mengenai rahasia alam semesta,
keadaan geografi, dan bangsa-bangsa yang tinggal di belahan bumi lain.
3. Konstantinopel
Konstantinopel merupakan ibukota kekaisaran Romawi Timur yang terletak di
Semenanjung Bosporus. Konstantinopel didirikan oleh Kaisar Romawi
Konstantinus I. Sebelum bernama Konstantinopel, kota ini dikuasai bangsa Yunani
dan bernama Byzantium. Kota Yunani kuno ini dibuat sejak sekitar tahun 658 SM
yang didirikan oleh Byzas dari Mergara.
Byzantium jatuh ke tangan Persia tahun 546 SM. Kala itu, Persia di bawah
kepemimpinan Koresh Agung. Kepemilikan Persia atas kota ini berlanjut hingga
tiga penerusnya, yakni Cambysses II, Darius, serta Xerxes. Pada masa
kepemimpinan Xerxes, Yunani memenangi perang dengan Persia yang berujung
pada jatuhnya Byzantium ke tangan Yunani kembali. kota ini secara bergantian
dipimpin oleh bangsa Sparta dan Athena.
Byzantium seringkali diserang oleh bangsa lain. Salah satunya adalah Makedonia
yang dipimpin oleh Philip II pada 340 SM hingga 339 SM. Selain Makedonia,
Galia menyerang kota ini pada 279 SM, Seleukia yang dipimpin Antiokhos II
menyerang pada 246 SM, dan Bithynia yang dipimpin Prusias I menyerang di tahun
220 SM. Dari semua serangan tersebut tidak ada yang membuat Byzantium jatuh
Dengan mengitari benua Afrika dan melalui jalur barat. Portugal berhasil
menemukan jalur laut setelah Vasco da Gama menemukan jalur ke India
dan dari sini Afonso de Albuquerque menaklukkan Malaka pada tahun 1511
dan Antonio de Abreu akhirnya menemukan rute ke kepulauan Maluku
pada tahun 1512.