Anda di halaman 1dari 4

Firhamda Zaqkinata

XTKP/19

1.Tuliskan pengertian jalur rempah


- Jalur rempah adalah jalur yang digunakan untuk menjalin hubungan antara negara satu
dengan negara yang lain dalam jual beli, produksi, atau distribusi rempah-rempah

2. Uraikan bahwa jalur rempah sangat penting dalam perjalanan sejarah di Indonesia dari
masa praaksara,masa Hindhu Budha,masa Islam.masa kolonial dan masa sekarang
- Masa Praaksara
Terbentuknya Jaringan Nusantara Melalui Perdagangan Pusat-pusat integrasi Nusantara
berlangsung melalui penguasaan laut. Pusat-pusat integrasi itu selanjutnya ditentukan oleh
keahlian dan kepedulian terhadap laut, sehingga terjadi perkembangan baru, setidaknya
ada dua hal, yaitu pertumbuhan jalur perdagangan yang melewati lokasi-lokasi strategis di
pinggir pantai, dan kemampuan mengendalikan (kontrol) politik dan militer para penguasa
tradisional (raja-raja) dalam menguasai jalur utama dan pusat-pusat perdagangan du
Nusantara.Jalur-jalur perdagangan yang berkembang di Nusantara sangat ditentukan oleh
kepentingan ekonomi pada saat itu dan perkembangan rute perdagangan dalam setiap
masa yang berbeda-beda. Jika pada masa praaksara hegemoni budaya dominan datang
dari pendukung budaya Austronesia dari Asia Tenggara Daratan. Pada masa
perkembangan Hindhu-Budha di Nusantara terdapat dua kekuatan peradaban besar, yaitu
Cina di utara dan India di bagian barat daya. Kedua kebudayaan ini memiliki pengaruh yang
sangat besar bagi penduduk di Kepulauan Indonesia. Peralihan rute perdagangan dunia ini
telah membawa berkah tersendiri bagi masyarakat dan suku bangsa di Nusantara. Mereka
secaara langsung terintegrasikan ke dalam jalinan perdagangan dunia pada masa itu. Selat
Malaka manjadi penting sebagai pintu gerbang yang menghubungkan antar pedagang-
pedagang Cina dan pedagang-pedagang India.Pada masa itu Selat Malaka merupakan jalur
penting dalam pelayaran dan perdagangan bagi pedagang yang melintasi bandar-bandar
penting di sekitar Samudera Indonesia dan Teluk Persia. Selat itu merupakan jalan laut
yang menghubungkan Arab dan India di sebelah di sebelah barat laut Nusantara, dan
dengan Cina di sebelah timur laut Nusantara. Jalur ini merupakan pintu gerbang pelayaran
yang dikenal dengan nama“Jalur Sutra”. Penamaan ini digunakan sejak abad ke-1 hingga
ke-16 M, dengan komoditas kain sutera yang dibawa dari Cina untuk diperdagangkan di
Wilayah lain. Ramainya rute pelayaran ini mendorong timbulnya bandar-bandar penting di
sekitar jalur, antara lain Samudera Pasai, Malaka, dan Kota Cina (Sumatra Utara
sekarang).Seiring dengan kian terbukanya jalur niaga Selat Malaka dengan perdagangan
dunia internasional, jaringan perdagangan antarbangsa dan penduduk di Kepulauan
Indonesia juga berkembang pesat selama Hindhu-Budha. Jaringan dagang dan jaringan
budaya antar kepulauan di Indonesia itu terutama terhubungkan oleh jaringan laut Jawa
hingga kepulauan Maluku. Mereka secara tidak langsung juga terintegrasikan dengan
jaringan ekonomi dunia yang berpusat di sekitar Malaka, dan sebagian di pantai barat
Sumatra seperti Barus. Komoditas penting yang menjadi barang perdagangan pada masa
itu adalah rempah-rempah, seperti kayu manis, cengkeh, dan pala.

- Masa Hindu-Budha
Terbentuknya jaringan nusantara melalui perdagangan pada masa hindu-budha yaitu
melalui penguasaan laut. Indonesia mempunyai jalur perdagangan yang memiliki peran
penting, terutama Selat Malaka yang merupakan jalur penting dalam perdagangan
nusantara. Peran laut berfungsi sebagai media transportasi utama perdagangan dunia pada
masa Hindu-Buddha.

Hal yang mempengaruhi jalur perdagangan nusantara yakni ditentukan oleh kepentingan
ekonomi pada saat itu dan perkembangan rute perdagangan dalam setiap masa yang
berbeda-beda.

Terdapat dua peradaban yang besar saat perkembangan masa Hindu Budha di Indonesia
Yakni
A. Cina di utara dan
B. India di bagian barat daya

Negara Cina dan Negara India menjadi super power pada masanya dan berpengaruh
sangat luar biasa terhadap penduduk di Kepulauan Indonesia.

Selat Malaka menjadi jalan laut yang menghubungkan Arab dan India di sebelah barat laut
Nusantara, dan dengan Cina di sebelah timur laut Nusantara. Selat malaka menjadi pintu
gerbang pelayaran JALUR SUTERA.

Selat Malaka berguna bagi pedagang yang melintasi bandar bandar penting di sekitar
Samudra Indonesia dan Teluk Persia.

Disebut dengan JALUR SUTERA semenjak abad ke-1 hingga ke-16 M, dengan komoditas
yang dibawa ialah kain sutera yang dibawa dari Cina untuk diperdagangkan di wilayah lain.
Ramainya rute pelayaran ini mendorong timbulnya bandar-bandar penting di sekitar jalur,
antara lain Samudra Pasai, Malaka, dan Kota Cina (Sumatra Utara sekarang).

Kehidupan penduduk di sepanjang Selat Malaka menjadi lebih sejahtera oleh proses
integrasi perdagangan dunia yang melalui jalur laut tersebut. Mereka menjadi lebih terbuka
secara sosial ekonomi untuk menjalin hubungan niaga dengan pedagang pedagang asing
yang melewati jalur itu. Di samping itu, masyarakat setempat juga semakin terbuka oleh
pengaruh-pengaruh budaya luar. Kebudayaan India dan Cina ketika itu jelas sangat
berpengaruh terhadap masyarakat di sekitar Selat Malaka. Bahkan sampai saat ini
pengaruh budaya terutama India masih dapat kita jumpai pada masyarakat sekitar Selat
Malaka.

- Masa Islam
Meskipun merupakan kerajaan Hindu-Buddha, Islam berpengaruh bagi kalangan elit
penguasa Majapahit. Kemungkinan Islam sudah ada di Asia Tenggara maritim dari awal era
Islam ketika pedagang Muslim datang ke Nusantara, membuat permukiman di daerah
pesisir, menikah dengan perempuan setempat dan dihormati karena kekayaan mereka yang
diperoleh melalui perdagangan. Beberapa penguasa lokal kemungkinan tertarik dengan
agama baru ini dan dianggapnya menguntungkan untuk menganut sebuah keyakinan yang
sama seperti sebagian besar pedagang. Pendirian kerajaan Islam merupakan langkah logis
berikutnya. Diduga rakyat dari raja-raja lokal ini mengikutinya dengan masuk Islam.
Prasasti pada batu nisan menunjukkan bahwa pada awal abad ke-13 terdapat sebuah
kerajaan Islam di bagian utara Sumatera yang disebut Pasai atau Samudera. Kerajaan ini
dianggap sebagai kerajaan Islam pertama di Nusantara. Dari Sumatra Utara, pengaruh
Islam kemudian menyebar ke arah timur melalui perdagangan. Di pesisir pantai utara Jawa
berbagai kota Islam muncul selama abad ke-14. Meskipun demikian, tidaklah mungkin kalau
beberapa bangsawan Jawa dari Majapahit di Jawa Timur memeluk agama Islam karena
perdagangan. Mereka mungkin merasa statusnya jauh lebih tinggi dibanding dengan kelas
sosial pedagang. Kemungkinan besar bangsawan Jawa ini dipengaruhi oleh para ulama Sufi
dan orang-orang suci atau wali yang mengaku memiliki kekuatan supranatural (karomah).

- Masa Prakolonial
Pada masa sebelum kekuatan Eropa Barat mampu menguasai daratan dan perairan Asia
Tenggara, belum ada Indonesia. Nusantara yang sekarang kita kenal sebagai Indonesia
terdiri dari pulau-pulau dan tanah yang dikuasai oleh berbagai kerajaan dan kekaisaran,
kadang-kadang hidup berdampingan dengan damai sementara di lain waktu mereka berada
pada kondisi berperang satu sama lain. Nusantara yang luas ini kurang memiliki rasa
persatuan sosial dan politik seperti yang dimiliki Indonesia sekarang.

Meskipun demikian, jaringan perdagangan terpadu telah berkembang di wilayah ini terhitung
sejak awal permulaan sejarah Asia. Terhubung ke jaringan perdagangan itu merupakan aset
yang penting bagi sebuah kerajaan dan seorang raja untuk mendapatkan kekayaan dan
komoditas, yang diperlukan untuk menjadi kekuatan besar dan berpengaruh. Namun,
semakin global jaringan perdagangan itu, semakin banyak pengaruh asing berhasil masuk
ke Nusantara; suatu perkembangan yang akhirnya mengarah pada kondisi penjajahan.

Keberadaan sumber tertulis adalah yang memisahkan masa sejarah dari masa prasejarah.
Karena sedikitnya sumber-sumber tertulis yang berasal dari masa sebelum tahun 500
Masehi, sejarah Indonesia dimulai agak terlambat. Diduga sebagian besar tulisan dibuat
pada bahan yang mudah rusak dan - ditambah dengan iklim tropis yang lembab dan standar
teknik konservasi yang berkualitas rendah pada saat itu - ini berarti bahwa para sejarawan
harus bergantung pada inskripsi/prasasti di batu dan studi sisa-sisa candi kuno untuk
menelusuri sejarah paling lama Nusantara. Kedua pendekatan ini memberikan informasi
mengenai struktur politik jaman lama itu karena baik sastra maupun pembangunan candi
adalah contoh budaya tinggi yang diperuntukkan bagi elit penguasa.

Sejarah Indonesia memiliki salah satu ciri sangat khas, yaitu, pada umumnya, sejarah ini
berpusat di bagian barat Nusantara (khususnya di pulau Sumatera dan Jawa). Soalnya,
sebagian besar bagian timur Nusantara memiliki sedikit kegiatan ekonomi sepanjang
sejarah karena terletaknya jauh dari jalur-jalur perdagangan utama (seperti Selat Malaka).
Maka kerajaan-kerajaan dan suku-suku di bagian timur tidak bisa menjadi kekuatan politik
yang berpengaruh; suatu situasi yang sebenarnya berlanjut hingga hari ini!

- Masa Sekarang
Menjadikan Jalur Rempah sebagai Warisan Dunia dan referensi kekuatan diplomasi budaya
untuk meneguhkan Indonesia sebagai poros maritim dunia adalah sesuatu yang
membanggakan. Namun, tidak cukup dengan itu. Tujuan lain menghidupkan Jalur Rempah
adalah untuk mengingatkan kembali kepada generasi muda tentang bagaimana Jalur
Rempah membentuk bangsa, negara, dan peradaban Indonesia. Bukan untuk terjebak
dalam romantisme sejarah, menghidupkan Jalur Rempah pada saat ini kita maknai sebagai
revitalisasi nilai budaya rempah dan bagaimana memanfaatkannya pada masa kini dan
masa depan. Kita berharap melalui rempah-rempah dari berbagai kreativitas dan inovasi
yang pada akhirnya akan menghadirkan kembali kejayaan masa lalu bangsa Indonesia pada
masa sekarang dan mendatang.

Memori Jalur Rempah diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran dan kebanggaan


bersama akan jati diri bangsa, sekaligus memperkuat referensi kebhinekaan Indonesia
melalui interaksi budaya antardaerah yang telah dibangun sejak tahun lalu. Waktu telah
membuktikan bahwa perjumpaan orang-orang di pelabuhan, misalnya, menjadi kesempatan
bagi pertukaran informasi, pengetahuan, tradisi, dan seni, bahkan dalam jangka panjang
dapat mengubah karakter individu atau kelompok yang saling bertemu. Kita saksikan pada
saat ini, bagaimana masyarakat pada titik-titik Jalur Rempah, seperti Aceh, Kepulauan Riau,
Medan, Jakarta, Semarang, dan beberapa kota lainnya terlihat menjadi begitu kosmopolitan.

Lebih jauh lagi, menghidupkan Jalur Rempah pada masa sekarang juga dapat
menumbuhkan kesadaran masyarakat agar aktif dalam aktif, mengembangkan, dan
memanfaatkan warisan budaya Jalur Rempah sebagai modal mensejahterakan kehidupan
jasmani dan rohani masyarakat yang terlibat di dalamnya. Dalam hal ini, kami berharap dari
berbagai generasi secara bersama berusaha menempatkan budaya sebagai penghela
( driver ) dan pemungkin ( enabler ) berkelanjutan dan upaya mewujudkan kesejahteraan
dan kebahagiaan bagi masyarakat Indonesia. Setiap individu, kelompok, dan institusi bisa
terlibat aktif dan memilih peran sesuai porsinya masing-masing dalam menghidupkan Jalur
Rempah.

3. Manfaat apa yang kamu peroleh setelah mempelajari materi jalur rempah
- Manfaat yang saya peroleh dari mepelajari jalur rempah adalah menambah wawasan
mengenal banyak kisahkisah tentang jalur rempah tentang warisan budaya dan
melestarikan

Anda mungkin juga menyukai