Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PERKEMBANGAN ISLAM DI INDONESIA

A. Situasi dan Kondisi Nusantara Pra-Islam


1. Letak Geografis
Indonesia terletak di antara 5054 LU- 110 LS dan 95001 BT sampai 1410 02 BT, berada di
daerah khatulistiwa, beriklim tropis dengan curah hujan yang tinggi disertai angin musim maka
berpengaruh terhadap pertanian, pelayaran dan perdagangan. Indonesia merupakan wilayah
kepulauan yang strategis sebagai jalur penghubung perdagangan antar bangsa-bangsa di daratan
Asia, terutama antara Cina dan India.
2. Keyakinan
Sebelum Islam datang, bangsa Indonesia sudah menganut berbagai kepercayaan seperti
Animisme dan Dinamisme yang merupakan kepercayaan nenek moyangnya serta agama Hindu
dan Budha. Kepercayaan ini dianut oleh masyarakat primitif seperti di Afrika dan suku Indian di
Amerika Utara dll.
3. Perekonomian dan Perindustrian
Sejak zaman pra sejarah, penduduk Nusantara sudah dikenal sebagai pelayar-pelayar
yang ulung yang sanggup mengarungi lautan lepas. Sejak awal abad Masehi sudah ada rute-rute
pelayaran dan perdagangan antar kepulauan Indonesia dengan berbagai daerah didaratan Asia
Tenggara. Pelabuhan-pelabuhan penting di Sumatra dan Jawa sering disinggahi pedagang asing
seperti Lamuri (Aceh), Barus dan Palembang di Sumatra serta Sunda Kelapa dan Gresik di Jawa.
Wilayah Barat Nusantara dan sekitar Malaka menjadi daerah lintasan penting antara Cina dan
India. Melalui Malaka, hasil hutan dan rempah-rempah dari seluruh pelosok Nusantara dibawa ke
Cina dan India terutama Gujarat. Dengan demikian tulang punggung perekonomian bangsa
Indonesia adalah pertanian dan perdagangan. Hubungan dagang wilayah Nusantara dengan Cina
sudah terjalin sejak abad IX-X M, ditandai dengan adanya pedagang asing yang datang ke
Majapahit yang berasal dari Champa, Khmer, Thailand, Burma, Srilangka dan India.
4. Politik dan Pemerintahan
Sebelum Islam datang, bangsa Indonesia telah mengenal politik dan sistem pemerintahan
berdasarkan prasasti kerajaan Majapahit dan Kutai. Sedangkan struktur pemerintahan sudah
dikenal sejak zaman Kerajaan Sriwijaya. Sebagaimana tertulis dalam buku Nagara Kartagama
yag memuat gambaran nyata tentang kondisi sosial budaya, politik dan ekonomi kerajaan
Majapahit.
5. Kesenian dan Sastra
Sebelum Islam datang, Bangsa Indonesia sudah mengenal sastra terutama masa Mataram
Hindu dan Budha. Kitab Mahabharata dan Ramayana telah digubah ke dalam bahasa Jawa kuno
awal abad X menjadi naskah-naskah yang lain (Kakawin) yang disesuaikan dengan kemuliaan
yang ingin didapatkan oleh raja yang berkuasa. Tiap daerah ditemukan deretan naskah sebagai
sumber sejarah seperti Carita Parahyangan, Pararaton, Sutasoma, Nagara-Kartagama, Arjuna
Wiwaha dll., yang tidak lepas dari kehidupan para pujangga yang menggubahnya dan pencipta
karya sastra.

B. Teori Islamisasi di Indonesia


1. Teori Gujarat (India); Bahwa Islam masuk ke Nusantara dibawa oleh para pedagang muslim
dari Cambay, Gujarat (India) abad ke-13M.. Teori ini dikenal sebagai teori tertua yang
menjelaskan masuknya Islam di Nusantara atau Teori Orientalis Pemecah Kebhinekaan
Indonesia.
Pencetusnya/ Pendukungnya:
Jan Pijnappel dan Snouck Hurgronje (Orientalis yang menjadi Guru Besar Studi Islam
Universitas Leiden Belanda).
Buktinya:
1) Adanya batu nisan sultan pertama kerajaan Samudra Pasai (Malik al-Shaleh, W.1297 M/
686H) dan batu nisan Maulana Malik Ibrahim di Gresik Jawa Timur bercorak hinduistis yang
memiliki kesamaan dengan nisan di Gujarat.
2) Adanya kenyataan bahwa Islam disebarkan melalui jalan dagang antara Indonesia- Cambay
(Gujarat) - Timur Tengah - Eropa.
2. Teori Arab (Mekah);
Bahwa Islam masuk ke Indonesia dibawa langsung dari Mekah/ Arab sebagai pusat agama Islam
abad ke-7 M/ 1 H. Teori ini dikenal dengan Jejak Mu’awiyah di Abad ke-7M
Pencetusnya/ Pendukungnya:
Thomas W. Arnold, Anthony H. Johns, J.C.Van Leur, Buya Hamka, Uka Tjandrasasmita
Buktinya:
1) Adanya jalur perdagangan internasional melalui selat Malaka yang menghubungkan Dinasti
Tang Cina di Asia Timur, Sriwijaya di Asia Tenggara dan Bani Umayah di Asia Barat.
(Sejarawan G.R.Tibbets)
2) Adanya catatan sejarah Kerajaan Cina, bahwa masa Dinasti Tang, ada seorang utusan Raja
Arab bernama Ta Cheh (kemungkinan Muawiyah bin Abi Sufyan) datang ke kerajaan Ho
Ling (Kaling/ Kalingga) yang diperintah Ratu Sima, untuk membuktikan keadilan,
kemakmuran dan keamanan pemerintahannya (674 M)
3) Adanya perkampungan Arab muslim (komunitas Ta-Shih dan Po-sse) di Barus Pantai Barat
Sumatra yang dikenal dengan Bandar Khalifah di wilayah kerajaan Buddha Sriwijaya
menurut catatan Tiongkok (674 M).
4) Adanya kesamaan gelar Al-Malik raja di Samudra Pasai dengan raja di Mesir
5) Adanya kesamaan madzhab Syafi’i di Samudra Pasai dengan madzhab yang ada di Mesir
6) Ditemukannya makam kuno di pemakaman Mahligai Barus Sumatra, di batu nisannya
tertulis Syeikh Rukunuddin wafat tahun 672 M.
7) Ditemukannya makam Fatimah binti Maimun bin Hibbatullah di Leran, Gresik berangka
1082 M (abad 11 M).berarti jauh sebelumnya sudah ada penyebaran Islam terutama di
Sumatra karena penyebaran Islam di Jawa dibawa oleh para mubaligh dari Arab dan
Samudra Pasai, Sumatra.

3. Teori Persia
Bahwa Islam datang ke Indonesia berasal dari Persia (Iran) yang singgah ke Gujarat dan
berpusat di Samudra Pasai abad ke-13 M.
Pencetusnya/ Pendukungnya :
Umar Amir Husen, P.A. Hoesein Djajadiningrat dan Prof.Dr. Abubakar Atjeh
Buktinya:
1) Adanya kesamaan tradisi Indonesia dengan Persia seperti peringatan 10 Muharam/ Asyura
sebagai hari bela sungkawa Syi’ah atas syahidnya Husein dengan upacara Tabuik/ Tabut di
wilayah Sumatra Barat dan Jambi.
2) Adanya kesamaan ajaran sufisme Syeikh Siti Jenar dengan ajaran sufi Al-Hallaj (922 M/310
H) di Iran/Persia yang ajarannya berkembang dalam bentuk puisi sehingga syeikh Siti Jenar
mudah mempelajarinya (abad 16 M).
3) Adanya kesamaan batu nisan Maulana Malik Ibrahim (1419 M) di Gresik dengan Malik as-
Shaleh (1297M) di Pasai yang berasal dari Gujarat. Hoesein berpendapat bahwa Gujarat
merupakan wilayah yang mendapat pengaruh dari Persia yang menganut Faham Syi’ah
4) Adanya penggunaan bahasa Iran (Persia) dalam mengeja huruf Arab untuk tanda-tanda bunyi
harakat, seperti Jabar, Jer, Pees.

4. Teori China: bertolak dari Kronik Klenteng Sam Po Kong.


Bahwa Islam datang ke Indonesia dibawa oleh para perantau muslim dari Cina abad ke-9 M.
Pencetusnya/ Pendukungnya : Sumanto al-Qurtuby dan Dr. Slamet Muljana (1968 M)
Buktinya:
1) Adanya migrasi muslim Cina dari Kanton ke Nusantara khususnya ke Palembang abad ke-
9M, karena Islam sudah sampai di Cina abad ke-7 M dengan ditemukannya pemukiman
Islam di wilayah Kanton, Zhang-zhao, Quanzhou dan pesisir Cina bagian selatan.
2) Raja Islam pertama di Jawa merupakan keturunan Cina karena ibunya berasal dari Champa
3) Adanya penulisan nama/ gelar raja Demak dan leluhurnya dengan istilah China seperti : Jin
Bun (Raden Fatah), Tung Ka Lo (Trenggono), Bong Swi Hoo (Sunan Ampel) dll.
4) Adanya catatan bahwa pedagang Cinalah yang pertama menduduki pelabuhan-pelabuhan di
Nusantara.
5) Adanya masjid yang berarsitektur Cina
C. Proses Masuknya Islam di Indonesia
1. Perdagangan
Tahap awal proses Islamisasi di Indonesia adalah melalui perdagangan. Ramainya lalu
lintas perdagangan mulai abad 7-16 M, membuat pedagang muslim (Arab, Persia, India dan
Cina) turut ambil bagian dalam perdagangan dari negeri-negeri bagian Barat, Tenggara dan
Timur benua Asia. Perdagangan ini menguntungkan para raja dan bangsawan bahkan mereka
menjadi pemilik kapal dan saham. Menurut catatan Tome Pires (Musafir dari Portugis), telah
terjadi penyebaran Islam antara tahun 1512-1515 meliputi Sumatra, Jawa, Kalimantan dan
kepulauan Maluku serta banyak pedagang muslim bermukim di pesisir pulau jawa yang ketika itu
penduduknya masih menganut Animisme, Dinamisme, Hindu dan Budha. mereka mendirikan
masjid-mesjid serta mendatangkan mullah-mullah dari luar sehingga jumlah mereka semakin
banyak. Banyak penguasa dan bupati Majapahit di pesisir Jawa yang masuk Islam karena
hubungan ekonomi dan perdagangan. Hubungan ini dimanfaatkan oleh pedagang muslim sebagai
sarana/ media dakwah sebab saat itu jalur-jalur strategis perdagangan internasional sebagian
besar dikuasai oleh para pedagang muslim sehingga para penguasa lokal bila ingin terlibat dalam
perdagangan internasional, harus berperan aktif dalam perdagangan dan sering berinteraksi
dengan para pedagang muslim.
2. Perkawinan
Status sosial pedagang muslim lebih baik dari pada pribumi sehingga banyak anak
bangsawan tertarik menjadi isteri saudagar. Sebelum menikah, ia diislamkan dulu kemudian
memiliki keturunan sehingga lingkungan mereka semakin luas. Muncullah kampung-kampung,
daerah-daerah hingga kerajaan-kerajaan Muslim. Perkawinan antara saudagar dengan anak
bangsawan turut mempercepat islamisasi seperti Raden Rahmat (Sunan Ampel) dengan Nyai
Manila, Sunan Gunung Jati dengan Puteri Kawunganten, Raja Brawijaya V dengan Puteri
Champa yang berputra Raden Fatah (Raja Demak Pertama).
3. Pendidikan
Para ulama banyak yang mendirikan lembaga pendidikan Islam berupa pesantren. Istilah
pesantren menunjukkan lembaga pendidikan yang digunakan ulama di pulau Jawa dan Madura,
di Aceh namanya Dayah dan di Minangkabau bernama Surau. Awalnya sebagai tempat kegiatan
keagamaan yang mengajarkan pendidikan agama yang diasuh oleh guru agama, kyai dan ulama.
Setelah tamat, santri pulang kampung atau berdakwah ke tempat tertentu untuk mengajarkan
agama Islam. Contohnya pesantren yang didirikan oleh Sunan Ampel di Ampel Denta Surabaya
dan Sunan Giri di Giri. Keluaran pesantren banyak yang diundang ke Maluku untuk mengajarkan
Islam. Dengan demikian posisi pesantren telah berperan dalam proses mencerdaskan kehidupan
bangsa. Dan agama Islam semakin meluas ke seluruh penjuru Nusantara. Menurut catatan
Howard M. Federspiel, menjelang abad ke-12 pusat-pusat pendidikan di Aceh, Palembang, Jawa
Timur dan Gowa (Sulawesi) telah menghasilkan tulisan-tulisan penting bagi santri untuk belajar.
4. Politik
Mayoritas rakyat masuk Islam karena rajanya memeluk Islam seperti di Maluku,
Sulawesi Selatan dan Kalimantan. Di Sumatra, Jawa dan Indonesia bagian Timur, kerajaan-
kerajan Islam banyak memperoleh kemenangan dalam memerangi kerajaan non-muslim sehingga
secara politis, banyak menarik penduduk kerajaan non-muslim utnuk masuk Islam.
5. Kesenian
Kesenian yang paling masyhur adalah pertunjukan wayang dengan tokohnya yang paling
mahir adalah Sunan Kalijaga. Beliau tidak meminta upah kepada penonton, namun meminta
mengucapkan kalimah syahadat. Ceritanya diambil dari kisah Mahabharata dan Ramayana
dengan disisipkan ajaran Islam dan nama-nama pahlawan Islam. Alat kesenian yang lain adalah
sastra (hikayat, babad dll.), seni bangunan dan seni ukir seperti yang terlihat pada bangunan
masjid-masjid kuno di Demak, Cirebon, Banten dan Aceh.
6. Tasawuf
Melalui tasawuf, ajaran Islam yang diajarkan kepada pribumi memiliki kesamaan dengan
alam pikiran mereka yang sebelumnya menganut agama Hindu sehingga mudah dimengerti dan
diterima. Tasawuf adalah ajaran atau cara untuk mendekatkan diri kepada Tuhan.Tokoh-tokoh
yang mengajarkan tasawuf diantaranya Hamzah Fansuri di Aceh, Syekh Lemah Abang dan
Sunan Panggung di Jawa, Syamsuddin as-Sumatrani, Syekh Abdul Shamad dan Nuruddin ar-
Raniri.
Golongan Pembawa Islam di Indonesia:
1. Kaum pedagang dengan sentuhan agamis mampu memengaruhi rekan dagangnya sehingga
masuk Islam;
2. Kaum mubaligh/ guru agama dengan mendirikan pesantren dan mencetak kader-kader ulama;
3. Kaum sufi.
Golongan Penerima Islam di Indonesia:
1. Golongan elite (raja, bangsawan dan penguasa termasuk para pemilik saham dan pemegang
monopoli dagang atau pelayaran);
2. Golongan wong cilik (lapisan bawah).
Daerah yang Mula-mula Menerima Agama Islam:
Bermula di Pantai Barat pulau Sumatra lalu menyebar ke daerah lain di Nusantara, seperti:
1. Pesisir Sumatra bagian utara di Aceh
2. Pariaman di Sumatra Barat
3. Gresik dan Tuban di Jawa Timur
4. Demak di Jawa Tengah
5. Banten di Jawa Barat
6. Palembang di Sumatra Selatan
7. Banjar di Kalimantan Selatan
8. Makassar di Sulawesi Selatan
9. Ternate, Tidore, Bacan, Jailolo di Maluku
10. Sorong di Irian Jaya
Faktor-faktor agama Islam berkembang pesat dan mudah diterima di Indonesia:
1. Syarat masuk agama Islam sangat mudah, yaitu mengucapkan dua kalimah Syahadat
2. Agama Islam tidak mengenal kasta, sebagaimana ajaran agama Hindu
3. Sifat bangsa Indonesia yang ramah
4. Penyebaran agama Islam dilakukan dengan cara damai
5. Upacara-upacara keagamaan dalam Islam lebih sederhana

D. Fase Proses Islamisasi di Indonesia

Menurut Badri Yatim, tahapan proses islamisasi di Indonesia, yaitu:


1. Singgahnya para pedagang Islam di pelabuhan-pelabuhan Nusantara. Sumbernya berita luar
negeri terutama Cina.
2. Adanya komunitas-komunitas Islam di beberapa daerah kepulauan Indonesia. Sumbernya,
selain berita luar negeri juga ditemukannya makam-makam Islam.
3. Berdirinya kerajaan-kerajaan Islam.

Menurut Hasan Muarif Ambary, yang dikutip oleh Siti Maemunah bahwa ada tiga tahap proses
Islamisasi di Indonesia, yaitu:
1. Fase kehadiran pedagang muslim (sebelum abad ke-13 M)
Menurut Syekh Syamsuddin ad-Dimasyqi bahwa Islam masuk ke Indonesia melalui
Champa (Kamboja dan Vietnam) sejak zaman Khalifah Usman bin Affan tahun 651 M (abad ke-
7 M). Singgahnya para pedagang muslim Arab di pelabuhan Nusantara terutama di Sumatra
Utara untuk menunggu datangnya angin musim dari Timur Laut menuju Barat dimanfaatkan
oleh para pedagang dengan menyebarkan agama Islam. Di Sumatra bagian Selatan, kemunduran
kerajaan Buddha Sriwijaya abad ke-13 M, dimanfaatkan oleh Kerajaan Samudra Pasai untuk
muncul sebagai kekuatan ekonomi baru dengan memberikan kesempatan kepada para pedagang
untuk mendapatkan keuntungan perdagangan. Sehingga jalur perdagangan di Selat Malaka
semakin ramai dan berkembang dari Kerajaan Samudra Pasai ke arah Malaka dan Pulau Jawa.
2. Fase terbentuknya kerajaan Islam (13-16 M)
Ditemukannya makam Malik as-Shaleh di kecamatan Samudera Aceh Utara berangka
686 H/1297 M sebagai bukti adanya kerajaan Islam di Pasai. Selain itu adanya historiografi
tradisional lokal, Hikayat Raja-raja Pasai dan Sejarah Melayu Malik tentang raja pertama Pasai
adalah Malik as-Shaleh. Akhir abad ke-13M, kerajaan Samudera Pasai merebut jalur
perdagangan di Selat Malaka yang sebelumnya dikuasai kerajaan Sriwijaya. Abad ke-14 berdiri
kerajaan Malaka di Semenanjung Malaya. Masa sultan Mansyur Syah (1477M).
3. Fase Pelembagaan Islam
Pada fase ini, Para pemangku kerajaan berguru ke pusat pendidikan Islam seperti Ternate
yang berguru ke Giri Gresik. Agama Islam yang berpusat di Pasai tersebar ke Aceh,
Semenanjung Melayu, Demak, Gresik, Banjarmasin dan Lombok. Buktinya: adanya kesamaan
batu nisan di Semenanjung Malaya dengan di Aceh, di pemakaman Sultan Suriansyah di Kuwin
Banjarmasin dengan di Demak, dan di Seloparang dengan di Gresik Jawa Timur.
Dalam Hikayat Banjar, Islamisasi di Kalimantan dilatarbelakangi kepentingan politik
Kerajaan Demak dalam konflik antara Kerajaan Banjar dan Kerajaan Daha (1550M). sedangkan
di Kalimantan Timur, daerah Kutai yang pertama kali menerima pengaruh Islam, dibawa oleh
Abdul Ma’mur Chatib Tunggal (Dato ri Bandang, ulama dari Minangkabau) bersama temannya
Than Tunggang Parangan yang mengislamkan raja Mahkota dari Kutai (1575 M). Sementara
proses Islamisasi di Maluku melalui jalur hubungan perdagangan dan pelayaran internasional
Malaka-Jawa-Maluku abad ke-14 M. Adapun islamisasi di Sulawesi terutama bagian selatan
dilakukan melalui konversi agama dengan pusat kekuasaan pada abad ke-16 M ditandai dengan
masuk Islamnya Raja Tallo (Mallingkaeng Daeng Njori Karaeng Katangka) yang menjadi
Mangkubumi di Kerajaan Gowa dan bergelar Sultan Abdullah Awalul Islam pada tahun 1605M.

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi


3.1 Menganalisis Jalur dan proses  Mendeskripsikan situasi dan kondisi pra-Islam di
awal masuknya Islam ke Indonesia Indonesia
4.1 Membuat kerangka hasil  MendeskripsikanTeori masuknya Islam di Indonesia
analisis mengenai jalur dan proses  Mendeskripsikan strategi dakwah Islam di Indonesia
awal masuknya Islam di Indonesia  Mendeskripsikan fase penyebaran Islam di Indonesia
 Membuat kerangka hasil analisis tentang jalur dan proses
awal masuknya Islam di Indonesia

1. Penilaian Sikap (Observasi) Sikap yang dinilai: Jujur, Disiplin, Tanggung jawab, Santun
Pedoman Penilaian:
a. Jika peserta didik hadir tepat waktu dan mengumpulkan tugas tepat waktu, nilai: A
b. Jika peserta didik hadir tepat waktu tapi mengumpulkan tugas tidak tepat waktu, nilai: B
c. Jika peserta didik tidak hadir, tapi mengumpulkan tugas, nilai C
d. Jika peserta didik tidak hadir dan tidak mengumpulkan tugas, nilai: D

2. Penilaian Pengetahuan (Tes Tertulis/ Lisan)


I. Pilihlah Jawaban yang paling tepat!
1. Situasi dan kondisi Nusantara sebelum Islam datang adalah sebagai berikut, kecuali:
a. Berada di daerah khatulistiwa dan beriklim tropis
b. Bangsa Indonesia belum mengenal sastra dan budaya
c. Bangsa Indonesia telah menganut berbagai kepercayaan dan agama
d. Bangsa Indonesia telah mengenal politik, sistem dan struktur pemerintahan
e. Tulang punggung perekonomian bangsa Indonesia adalah pertanian dan perdagangan
2. Berikut ini adalah teori islamisasi di Indonesia, kecuali:
a. Teori Gujarat
b. Teori Arab
c. Teori Persia
d. Teori China
e. Teori Mesir
3. Islam masuk ke Indonesia dibawa oleh para pedagang sekaligus mubaligh dari Persia yang singgah
di Gujarat dan berpusat di Samudra Pasai. Pernyataan ini dikenal dengan ...
a. Teori Gujarat
b. Teori Arab
c. Teori Persia
d. Teori China
e. Teori Mekah
4. Apa nama teori islamisasi di Indonesia yang dikenal dengan Teori Tertua dan Teori Orientalis
Pemecah Kebhinekaan Indonesia?
a. Teori Gujarat
b. Teori Persia
c. Teori Arab
d. Teori China
e. Teori Mesir
5. Tokoh pendukung Teori Arab dalam teori islamisasi di Indonesia ialah...
a. Jan Pijnappel dan Snouck Hurgronje
b. PA Hoesein Djajadiningrat dan Uka Tjandrasasmita
c. Thomas W. Arnold, Anthony H. Jhons, J.C. Van Leur, Buya Hamka dll
d. Umar Amir Husein dan Prof. Abu Bakar Atjeh
e. Sumanto al-Qurtuby dan Dr. Slamet Muljana
6. Berikut ini merupakan bukti-bukti pendukung Teori China, kecuali:
a. Adanya mesjid berarsitektur China
b. Adanya komunitas Ta-Shih dan Po-se di Barus Pantai Barat Sumatra
c. Adanya pemukiman Islam di wilayah Kanton dan pesisir China Selatan
d. Raja Islam pertama di Jawa keturunan Raja Champa China bagian Selatan
e. Adanya migrasi besar-besaran muslim China dari Kanton ke Nusantara abad ke-9 M
7. Status sosial pedagang muslim lebih baik dari pada pribumi sehingga banyak puteri bangsawan
tertarik menjadi isteri saudagar. Hal ini berkaitan dengan proses islamisasi diIndonesia melalui…
a. Perdagangan
b. Perkawinan
c. Pendidikan
d. Politik
e. Tasawuf
8. Berikut ini adalah nama-nama tokoh yang menyebarkan Islam melalui tasawuf, kecuali:
a. Hamzah Fansuri di Aceh
b. Sunan Panggung di Jawa
c. Syeikh Lemah Abang di Jawa
d. Dato’ Ri Bandang di Kalimantan
e. Syeikh Nuruddin ar-Raniri di Sumatra
9. Di antara golongan pembawa Islam di Indonesia adalah…
a. Kaum pedagang, mubaligh dan kaum sufi
b. Kaum pedagang, kaum elit dan kaum cilik
c. Kaum sufi, kaum elit dan kaum cilik
d. Kaum sufi dan kaum cilik
e. Kaum elit dan kaum cilik
10. Di antara golongan penerima Islam di Indonesia adalah…
a. Kaum pedagang, mubaligh dan kaum sufi
b. Kaum pedagang, kaum elit dan kaum cilik
c. Kaum sufi, kaum elit dan kaum cilik
d. Kaum sufi dan kaum cilik
e. Kaum elit dan kaum cilik
11. Daerah yang pertama kali menerima agama Islam dan menjadi pusat penyebaran Islam adalah…
a. Gresik dan Tuban di Jawa Timur
b. Pantai Barat pulau Sumatra
c. Demak di Jawa Tengah
d. Banjar di Kalimantan Selatan
e. Ternate, Tidore, Bacan dan Jailolo di Maluku
12. Berikut ini merupakan faktor-faktor agama Islam berkembang pesat di Indonesia, kecuali:
a. Syarat masuk Islam sangat mudah
b. Ajaran Islam tidak mengenal kasta
c. Ajaran Islam sangat mengutamakan kasta
d. Penyebaran Islam dilakukan dengan cara damai
e. Upacara keagamaan dalam Islam lebih sederhana
13. Singgahnya para pedagang muslim, adanya komunitas Islam dan berdirinya kerajaan Islam
merupakan fase proses islamisasi di Indonesia menurut...
a. Hasan Muarif Ambary
b. Siti Maemunah
c. Badri Yatim
d. Buya Hamka
e. Howard M. Federspiel
14. Adanya kepentingan politik Kerajaan Demak dalam konflik antara Kerajaan Banjar dan Kerajaan
Daha merupakan latarbelakang terjadinya islamisasi di pulau...
a. Jawa
b. Sumatra
c. Kalimantan
d. Sulawesi
e. Maluku
15. Proses islamisasi yang dilakukan melalui konversi agama dengan pusat kekuasaan terjadi di pulau...
a. Jawa
b. Sumatra
c. Kalimantan
d. Sulawesi
e. Maluku

II. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan Benar!


1. Bagaimana situasi dan kondisi Indonesia sebelum kedatangan Islam!
2. Jelaskan teori Islamisasi di Indonesia lengkap dengan buktinya!
3. Jelaskan proses masuknya Islam di Indonesia!
4. Tulislah golongan pembawa Islam, penerima Islam dan daerah di Indonesia yang mula-mula
menerima Islam!
5. Tulislah faktor-faktor agama Islam berkembang pesat di Indonesia!
6. Bagaimana bentuk strategi dakwah yang dilakukan oleh para penyebar Islam di Indonesia
melalui perkawinan dan pendidikan?
7. Mengapa sisitem politik menjadi salah satu strategi dalam penyebaran Islam?
8. Jelaskan fase proses Islamisiasi di Indonesia!
9. Bagaimana proses islamisasi di Kalimantan, Maluku dan Sulawesi?
10. Kapan terjadinya islamisasi di kalimantan, Maluku dan Sulawesi?

Skor penilaian : 10 x 10 = 100


Rubrik Penilaiain Uraian untuk setiap nomor:
a. Jika peserta didik memberikan jawaban benar, lengkap, rapi skor 10
b. Jika peserta didik memberikan jawaban benar, lengkap, kurang rapi skor 8
c. Jika peserta didik memberikan jawaban benar, kurang lengkap dan kurang rapi, skor 6
d. Jika peserta didik memberikan jawaban salah, skor 4

3. Penilaian Keterampilan (Portofolio)


Tugas:
1) Membuat bagan tentang teori masuknya Islam ke Indonesia lengkap dengan buktinya
2) Membuat peta konsep tentang Perkembangan Islam di Indonesia
3) Menulis rangkuman materi pembelajaran tentang Perkembangan Islam di Indonesia

Aspek Penilaian: Kedalaman Informasi, Kejelasan dan Kerapian Tulisan/ Tampilan


Rubrik penilaian:
a. Jika peserta didik mengerjakan dengan : Lengkap, Jelas, Rapi, Nilai : 92-100
b. Jika peserta didik mengerjakan dengan : Lengkap, Jelas, Kurang Rapi, Nilai : 83-91
c. Jika peserta didik mengerjakan dengan : Lengkap, Kurang Jelas dan Kurang Rapi Nilai : 74-82
d. Jika peserta didik mengerjakan dengan : Kurang Lengkap, Kurang Jelas, Kurang Rapi Nilai : 65-
73

Anda mungkin juga menyukai