3. Teori Persia
Bahwa Islam datang ke Indonesia berasal dari Persia (Iran) yang singgah ke Gujarat dan
berpusat di Samudra Pasai abad ke-13 M.
Pencetusnya/ Pendukungnya :
Umar Amir Husen, P.A. Hoesein Djajadiningrat dan Prof.Dr. Abubakar Atjeh
Buktinya:
1) Adanya kesamaan tradisi Indonesia dengan Persia seperti peringatan 10 Muharam/ Asyura
sebagai hari bela sungkawa Syi’ah atas syahidnya Husein dengan upacara Tabuik/ Tabut di
wilayah Sumatra Barat dan Jambi.
2) Adanya kesamaan ajaran sufisme Syeikh Siti Jenar dengan ajaran sufi Al-Hallaj (922 M/310
H) di Iran/Persia yang ajarannya berkembang dalam bentuk puisi sehingga syeikh Siti Jenar
mudah mempelajarinya (abad 16 M).
3) Adanya kesamaan batu nisan Maulana Malik Ibrahim (1419 M) di Gresik dengan Malik as-
Shaleh (1297M) di Pasai yang berasal dari Gujarat. Hoesein berpendapat bahwa Gujarat
merupakan wilayah yang mendapat pengaruh dari Persia yang menganut Faham Syi’ah
4) Adanya penggunaan bahasa Iran (Persia) dalam mengeja huruf Arab untuk tanda-tanda bunyi
harakat, seperti Jabar, Jer, Pees.
Menurut Hasan Muarif Ambary, yang dikutip oleh Siti Maemunah bahwa ada tiga tahap proses
Islamisasi di Indonesia, yaitu:
1. Fase kehadiran pedagang muslim (sebelum abad ke-13 M)
Menurut Syekh Syamsuddin ad-Dimasyqi bahwa Islam masuk ke Indonesia melalui
Champa (Kamboja dan Vietnam) sejak zaman Khalifah Usman bin Affan tahun 651 M (abad ke-
7 M). Singgahnya para pedagang muslim Arab di pelabuhan Nusantara terutama di Sumatra
Utara untuk menunggu datangnya angin musim dari Timur Laut menuju Barat dimanfaatkan
oleh para pedagang dengan menyebarkan agama Islam. Di Sumatra bagian Selatan, kemunduran
kerajaan Buddha Sriwijaya abad ke-13 M, dimanfaatkan oleh Kerajaan Samudra Pasai untuk
muncul sebagai kekuatan ekonomi baru dengan memberikan kesempatan kepada para pedagang
untuk mendapatkan keuntungan perdagangan. Sehingga jalur perdagangan di Selat Malaka
semakin ramai dan berkembang dari Kerajaan Samudra Pasai ke arah Malaka dan Pulau Jawa.
2. Fase terbentuknya kerajaan Islam (13-16 M)
Ditemukannya makam Malik as-Shaleh di kecamatan Samudera Aceh Utara berangka
686 H/1297 M sebagai bukti adanya kerajaan Islam di Pasai. Selain itu adanya historiografi
tradisional lokal, Hikayat Raja-raja Pasai dan Sejarah Melayu Malik tentang raja pertama Pasai
adalah Malik as-Shaleh. Akhir abad ke-13M, kerajaan Samudera Pasai merebut jalur
perdagangan di Selat Malaka yang sebelumnya dikuasai kerajaan Sriwijaya. Abad ke-14 berdiri
kerajaan Malaka di Semenanjung Malaya. Masa sultan Mansyur Syah (1477M).
3. Fase Pelembagaan Islam
Pada fase ini, Para pemangku kerajaan berguru ke pusat pendidikan Islam seperti Ternate
yang berguru ke Giri Gresik. Agama Islam yang berpusat di Pasai tersebar ke Aceh,
Semenanjung Melayu, Demak, Gresik, Banjarmasin dan Lombok. Buktinya: adanya kesamaan
batu nisan di Semenanjung Malaya dengan di Aceh, di pemakaman Sultan Suriansyah di Kuwin
Banjarmasin dengan di Demak, dan di Seloparang dengan di Gresik Jawa Timur.
Dalam Hikayat Banjar, Islamisasi di Kalimantan dilatarbelakangi kepentingan politik
Kerajaan Demak dalam konflik antara Kerajaan Banjar dan Kerajaan Daha (1550M). sedangkan
di Kalimantan Timur, daerah Kutai yang pertama kali menerima pengaruh Islam, dibawa oleh
Abdul Ma’mur Chatib Tunggal (Dato ri Bandang, ulama dari Minangkabau) bersama temannya
Than Tunggang Parangan yang mengislamkan raja Mahkota dari Kutai (1575 M). Sementara
proses Islamisasi di Maluku melalui jalur hubungan perdagangan dan pelayaran internasional
Malaka-Jawa-Maluku abad ke-14 M. Adapun islamisasi di Sulawesi terutama bagian selatan
dilakukan melalui konversi agama dengan pusat kekuasaan pada abad ke-16 M ditandai dengan
masuk Islamnya Raja Tallo (Mallingkaeng Daeng Njori Karaeng Katangka) yang menjadi
Mangkubumi di Kerajaan Gowa dan bergelar Sultan Abdullah Awalul Islam pada tahun 1605M.
1. Penilaian Sikap (Observasi) Sikap yang dinilai: Jujur, Disiplin, Tanggung jawab, Santun
Pedoman Penilaian:
a. Jika peserta didik hadir tepat waktu dan mengumpulkan tugas tepat waktu, nilai: A
b. Jika peserta didik hadir tepat waktu tapi mengumpulkan tugas tidak tepat waktu, nilai: B
c. Jika peserta didik tidak hadir, tapi mengumpulkan tugas, nilai C
d. Jika peserta didik tidak hadir dan tidak mengumpulkan tugas, nilai: D