Anda di halaman 1dari 28

A.

Kedatangan Islam ke Nusantara


Selain pedagang, penyebaran Islam di Indonesia dilakukan oleh ulama dari Arab, Persia dan India

1. Teori Kedatangan Islam di Indonesia


VII M Masuk (Pesisir utara Pulau Sumatra)
XIII M Berkembang

a. Teori Gujarat
Islam masuk ke Indonesia pada abad XIII M dibawa oleh para pedagang dari Gujarat (India)

Pencetus :
J. Pijnapel

Pendukung:
Snouck Hurgronje, W.F. Stutterheim, dan Sucipto Wirjosuparto

Dasar teori Gujarat:


a) Corak batu nisan makam Sultan Malik as-Saleh dan Maulana Malik Ibrahim memiliki
kemiripan dgn corak nisan yg ada di gujarat
b) Hubungan dagang antara masy Indonesia dan India telah lama terjalin, melalui jalur
perdagangan Indonesia-Cambay-Timur Tengah-Eropa
b. Teori Persia
Islam di Indonesia berasal dari Persia

Pencetus:
Hoesein Djajadiningrat dan Oemar Amir

Dasar argumen Hoesein Djajadiningrat:


 Kesamaan budaya dan tradisi yg berkembang antara masy Persia dan Indonesia
 Ajaran sufi Wihdatul Wujud Syekh Siti Jenar dari Jawa Tengah memiliki kesamaan dgn ajaraan
sufi Al-Hallaj dan Persia
 Kesamaan seni kaligrafi pada nisan makam2 Islam di Indonesia dgn makam2 Islam di Persia
 Penggunaan gelar syah pada raja2 Islam di Indonesia

Bukti tambahan dari Oemar Amir Husein:


 Di Persia terdapat suku Leran (Jawa)
 Di Persia terdapat suku Jawi (menggajarkan huruf Arab di Jawa “Arab Pegon”)
c. Teori Mekah
Islam masuk di Indonesia abad VII M dan berasal langsung dari Mekah dan Madinah (Arab)

Pendukung:
Haji Abdul Malik Karim Amrullah (Hamka), Ahmad Mansyur Suryanegara, A.H. Johns, dan T.W. Arnold

Bukti yg mendasari:
 Catatan Ibnu Batutah yg menjelaskan Raja Samudera Pasai menganut mazhab Syafi’i
(terbesar di Mesir dan Arab)
 Raja2 Samudera Pasai menggunakan gelar Al-Malik yg biasa digunakan oleh raja2 Mesir

d. Teori Cina
Proses kedatangan islam di Indonesia berasal dari para perantau Cina
Ajaran islam sudah masuk ke Cina pada abad VII M

2. Penyebaran Islam di Indonesia


a. Perdagangan
b. Perkawinan
c. Politik
d. Pendidikan
e. Kesenian
f. Tasawuf
Faktor Penyebaran Islam:
a. Islam tdk mengenal kasta
b. Penyebaran Islam dilakukan secara damai
c. Islam bersifat terbuka karena setiap muslim merupakan pendakwah bagi agamanya
d. Upacara / ibadah dalam islam dilakukan dgn cara mudah dan sederhana
e. Cara penyebaran islam disesuaikan dgn kondisi masy Indonesia
f. Syarat masuk Islam cukup mudah (mengucapkan 2 kalimat syahadat)
g. Kemunduran K. Sriwijaya dan Majapahit sbg K. Hindu-Buddha berpengaruh di Indonesia

B. Islam dan Jaringan Perdagangan Antarpulau


1. Perkembangan Pelayaran
a. Sistem Angin
b. Peta
c. Navigasi (kompas dan astrolab)
Kompas : menentukan arah dan t4 menurut deklanasi dan inklanasi jarum
Astrolab : menentukan lokasi menurut pengukuran tinggi matahari, terutama ketika kapal
berada di tengah2 lautan
d. Teknologi Kapal
 Kapal Lesung
 Kapal besar tdk bercadik
 Kapal besar bercadik
2. Kegiatan Perdagangan
1511 Portugis berhasil menguasai Selat Malaka
Sehingga menyebabkan pedagang Islam enggan b’dagang di Malaka karena Portugis melakukan
monopoli p’dagangan secara sepihak. Para pedagang muslim mengalihkan keg p’dagangannya ke
bandar2 lain (Pasai, Banda Aceh, Palembang, Banten, Jepara, Demak, Makasar dan Ambon)

a. Pola P’dagangan yg berkembang pada masa Islam :


 P’dagangan yg dipercayakan kepada orang lain
 Pedagang keliling yg mengikuti kapal layar
 pedagang kongsi (pedagang yg melakukan p’dagangan dgn para pemilik barang (modal)

b. Komoditas Dagang
Daerah dan jenis barang yg diekspor dlm p’dagangan di Indonesia:
 Banda dan Maluku merupakan daerah utama penghasil cengkih dan pala
 Kalimantan mengirim emas, intan, bahan makanan, hasil hutan, dan bahan baku kapal ke Jawa
 Wil Indonesia bagian barat seperti Pasai, Pidie, Jambi, Palembang dan Lampung
mengekspor lada
 Kepulauan Bangka mengekspor bahan makanan, hasil hutan dan logam
 Wil pantai barat Sumatra mengekspor lada, emas, kapur barus, kemenyan, kain sutra, damar,
dan bahan makanan
 Palembang mengekspor tenaga kerja, beras, daging, arak, madu, damar, katun, emas dan besi
 Sunda Kelapa mengekspor tenaga kerja, beras dan lada
 Jawa bagian timur mengekspor kayu cendana, kayu merah, dan belerang
 Sumbawa mengekspor kuda

c. Kota2 Pelabuhan
 Samudera Pasai
Faktor Pendorong
“Kemunduran Kerajaan Sriwijaya”

Pada Abad XIV M, Samudera Pasai menjadi bandar p’dagangan paling ramai di kawasan Selat
Malaka. Pedagang yg sering singgah di Samudera Pasai:
Gujarat, Bengala, Siam, Pegu, Birma, Cina, Arab, Persia dan Jawa

Komoditas utama Lada

Bukti:
Samudera Pasai sanggup mengekspor 8000 – 10.000 bahar lada pertahun,
Bahkan 15.000 bahar lada saat musim panen besar
Mata Uang
“Emas (Dirham)

 Malaka
Berkembang pertengahan abad XV M
Malaka menjadi t4 bertemu para pedagang dari Arab, Persia, Gujarat, Bengala, Pegu, Siam, Cina,
Sumatera, Jawa dan Maluku

Abad XV p’dagangan rempah2 dari Maluku dikuasai para pedagang Jawa, pemerintah Malaka
memberikan berbagai kemudahan dan hak istimewa bagi para pedagang Jawa. Utk menstabilkan
kondisi p’dagangan, Malaka memperluas perdagangan

1511 Malaka jatuh ke tangan Portugis, sehingga mengalami kemunduran dan di ambil alih Aceh

 Aceh
Aceh menjadi t4 p’singgahan para pedagang Islam di Asia Tenggara abad XVI – XVII M, dibawah
kepemimpinan Sultan Ali Munghayat Syah (1514-1528) Aceh yg merupakan kerajaan2 kecil dapat
disatukan dan menjadi bandar p’dagangan yg menguasai jalur p’dagangan Islam di Asia Tenggara

Pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda (1607-1636), Aceh menjadi negara Islam terkuat
di kawasan Selat Malaka, sehingga ia dapat menerapkan kebijakan monopoli p’dagangan lada di
wilayah Sumatra
 Banten
XVI Berkembang menjadi kota bandar yg ramai dikunjungi pedagang asing
Dibawah pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa (1651 – 1682), Banten berhasil mengungguli
Aceh dan Makasar sbg bandar p’dagangan terbesar di Asia Tenggara. Berkat kekayaan lada,
Banten dapat meningkatkan pelayaran dan mengadopsi berbagai teknologi Barat. Serta berha-
sil membangun armada dagang yg kuat

 Tuban
XV Merupakan kota pelabuhan yg ramai di wil pantai utara Jawa
berkembang menjadi bandar p’dagangan yg menghub. rute p’dagangan Malaka – Maluku,
sehingga Tuban sering disinggahi para pedagang asing. Tuban juga memiliki daerah pedalaman
yg subur, daerah ini menghasilkan banyak komoditas bernilai ekonomi (beras, b’bagai jenis
kayu, daging, sayuran dan buah2n)

 Makassar
Akhir abad XVI M Makasar merupakan pusat dari K. Gowa-Tallo
Kemudian b’kem menjadi kerajaan terkuat di wil. Indonesia bagian timur dan menjadi pusat
p’dagangan rempah2 di Indonesia bagian timur. Kapal2 dagang Makasar sering hilir mudik di
perairan Maluku sehingga b’hasil menguasai sbgn besar p’dagangan cengkih, pala dan bunga
pala. Bandar Makasar sering didatangi para pedagang asing dari Cina, India, Arab dan Eropa
C. Islam Masuk Istana Raja
1. Kerajaan2 Islam di Sumatra
a. K. Perlak
a) Kondisi Geografis
Terletak di Kec Peureulak, Kab Aceh Timur, Aceh Timur

b) Kehidupan Politik
Pendiri : Sultan Alaiddin Syed Maulana Abdul Aziz Shah (840)
menganut aliran Syiah yg dibawa pedagang Gujarat, Arab dan Persia

Sultan Alaiddin Syed Maulana Abbas Shah (888 – 913)


menganut aliran Suni

Pada awalnya gol Syiah dan Suni mampu hidup berdampingan di Perlak. Sepeninggal Sultan
Alaiddin Syed Maulana Abbas Shah, terjadi perselisihan antara kaum Suni dan Syiah yg akhir -
nya dimenangkan oleh kaum Suni sehingga sultan2 berikutnya beraliran Suni

K. Perlak berusaha menjalin hub dgn Kerajaan2 lain, terlihat saat Sultan Makhdum Alaiddim
Malik Muhammad Amin Shah II Johan Berdaulat (1230-1267) menikahkan putrinya “Ganggang
Sari” dgn Raja Samudera Pasai “Sultan Malik as-Saleh”.
Sultan terakhir : Sultan Makhdum Alaiddin Malik Abdul Aziz Johan (1267-1292)
Setalah is meninggal, K. Perlak b’1 dgn K. Samudera Pasai yg dipimpin “Sultan Muhammad Malik al-
Zahir” putra “Sultan Malik as-Saleh”

c) Kehidupan Ekonomi
Pedagang Ekonomi maritim karena terletak di pesisir utara Sumatra

d) Kehidupan Agama
Alira Syiah dan Suni

e) Kehidupan Sosial Budaya


Dalam keh. sehari2 masy Perlak sudah melaksanakan syariat Islam (hukum islam) yg bersumber
pada kitab suci Al-qur’an dan hadits, seperti shalat, puasa dan zakat

b. K. Samudera Pasai
Berkembang 1270 – 1275
Kelanjutan K. Perlak

a) Kondisi Geografis
15 km sebelah timur Kota Lhokseumawe, Aceh
b) Kehidupan Politik
Pendiri : Marah Silu (Sultan Malik as-Saleh) 1285 – 1297
Berkembang menjadi K. Maritim yg kuat sekitar Selat Malaka

Sultan Muhammad Malik az-Zahir (1297 – 1326)


K. Perlak b’1 dgn K. Samudera Pasai dan juga memperkenalkan koin emas

Sultan Mahmud Malik az-Zahir (1326-1348)


mendapat serangan dari Majapahit dan melarikan diri dari ibu kota kerajaan

Zain Abidin Malik az-Zahir : melepaskan diri dari Majapahit

c) Kehidupan Ekonomi
Perdagangan

d) Kehidupan Agama
Islam bermazhab Syafe’i

e) Kehidupan Sosial Budaya


Pengaruh islam dlm bid budaya di Samudera Pasai terlihat dari nisan2 makam Raja yg dihiasi syair2
bernuansa Islam
c. K. Aceh Darussalam
a) Kondisi Geografis
Banda Aceh

b) Kondisi Politik
Pendiri : Sultan Ali Munghayat Syah (XVI M / 1514 – 1518)
Berhasil menaklukan K. Pidie, Samudera Pasai serta memperluas wil hingga perba –
tasan Minangkabau

Sultan Alauddin Riayat Syah al-Kahar : membangun angkatan laut yg kuat dan menjalin hub
diplomatik dgn K. Turki Ottoman di Timur Tengah

Sultan Iskandar Muda (1607-1636)


Wil. K. Aceh Darussalam meliputi Semenanjung Malaya dan Sumatera bagian utara. K. Aceh
memegang hegemoni atas Selat Malaka sehingga dapat mengendalikan p’dagangan di Selat
Malaka. Namun usaha Sultan Iskandar Muda utk mengusir Portugis dari Malaka belum berha-
sil

Sultan Iskandar Thani (1637-1641)


Aceh belum berhasil mengalahkan Portugis di Malaka, sepeninggalnya K. Aceh mengalami ke
munduran karena tdk memiliki sultan yg cakap dan mampu mempimpin kerajaan. Dan terjadi
perselisihan b’kepanjangan antara gol teuku (bangsawan) dan gol tengku (ulama). K. Aceh
b’tahan 4 abad – Belanda mengalahkannya pada Perang Aceh (1873-1912)
c) Kehidupan Ekonomi
K. Aceh b’kembang menjadi pelabuhan dan bandar perdagangan

d) Kehidupan Agama
Hukum islam dijadikan pegangan utk mengatur keh masy, gol ulama memiliki peranan penting dlm
masy, menjadi pemimpin agama dan penasihat pemerintah. Penguasa Aceh sgt memperhatikan
pend. agama Islam.

K. Aceh memiliki sistem pend b’jenjang yg sistematis dgn tingkatan sbb:


 Meunasah : jenjang pendidikan setingkat sd (ibtidaiyah)
 Rangkang : jenjang pendidikan setingkat smp (tsanawiyah)
 Dayah : jenjang pendidikan setingkat sma (aliyah)
 Dayah Teuku Cik : jenjang pendidikan setingkat perguruan tinggi

e) Kehidupan Sosial Budaya


Menghasilkan beberapa ulama
 Hamzah Fansuri
 Syamsuddin al-Sumatrani
 Nuruddin ar-Raniri
 Syekh Abdul Rauf Singkili
d. Kerajaan2 Islam di Riau
a) Kondisi Geografis
Keberadaan K. Riau dipengaruhi oleh keberadaan beberapa sungai. Di Riau terdapat 15 sungai
(4 sungai besar berperan penting sbg sarana perhubungan dan p’dagangan). K4 sungai tsb
(Sungai Siak, Sungai Rokan, Sungai Kampar, dan Sungai Indragiri)

b) Kehidupan Politik
Pada awalnya diperintah Sultan Mansyur Syah, seiring melemahnya kekuasaan K. Malaka,
K. Siak, Kampar dan Indragiri semakin b’kembang pesat. Landasan pemerintahan di K. Siak
dibangun oleh raja kecil, dalam sistem pemerintahan K. Siak terdapat aturan seorang sultan
dibantu oleh Dewan Kerajaan yg bertugas sbg pelaksana pemerintahan dan penasihat sultan

c) Kehidupan Ekonomi
Berkembang menjadi kawasan pengumpuk b’bagai produk p’dagangan (kapur barus, timah
dan emas)

d) Kehidupan Agama
Islam

e) Kehidupan Sosial Budaya


Tari Zapin
e. K. Islam di Jambi
a) Kehidupan Politik
Pendiri : Datuk Paduko Bahalo menikah dgn Putri Pinang Masak, pernikahan tsb menurunkan
raja2 K. Jambi:
 Rangkayo Hitam
 Panembahan Ilang Daer
 Panembahan Rantau Kapas
 Sultan Abdul Kahar

Kedatangan VOC di Jambi menyebabkan situasi politik di K. Jambi menjadi stabil. VOC berusaha
menguasai p’dagangan di wil K. Jambi, 1643 VOC menawarkan perjanjian dagang kpd K. Jambi
dgn t7n melakukan monopoli p’dagangan. Sultan Abdul Kahar menolak p’janjian dan
memutuskan mengundurkan diri dari takhta kerajaan

Sultan Abdul Djalil


Bersikap kooperatif dgn VOC, VOC berhasil menjalankan monopoli perdagangan lada di Jambi

b) Kehidupan Ekonomi
Sebagian besar bermata pencaharian pedagang
c) Kehidupan Agama
Islam b’kembang di Jambi sekitar 1500 di bawah pimpinan Rangkayo Hitam (1500-1515)

d) Kehidupan Sosial Budaya


Dalam keh. budaya masy K. Jambi mengembangkan b’bagai bentuk kesenian yg memiliki
kemiripan dgn kesenian kerajaan2 Islam di Sumatra (seni ukir, seni tari dan seni kriya)

f. K. Islam di Sumatra Selatan


a) Kondisi Geografis
VII dan VIII M wil Sumatra Selatan menjadi bagian jalur p’dagangan yg ramai dikunjungi
pedagang2 dari b’bagai penjuru dunia. Kontak p’dagangan menyebabkan pengaruh Islam mulai
masuk ke wil Sumatera Selatan. Proses islamisasi belum b’kembang pesat karena besarnya
pengaruh K. Sriwijaya sbg K. Bercorak Buddha terbesar di Sumatera Selatan

b) Kehidupan Politik
Raja Pertama : Sultan Abdurrahman Khalifat al-Mukminin Sayidin Iman (Pangeran Kusumo
Abdurrahim)

Perkembangan kekuasaan VOC di wil Sumatra abad XVII mulai mengancam kedudukan K.
Palembang. K. Palembang kurang menyukai kebradaan VOC yg berusaha memonopoli
p’dagangan di wil Sumatera Selatan. 1658, pasukan K. Palembang menyerang perwakilan
dagang VOC. Serangan tsb mendapat balasan dari VOC di bawah pimpinan “Laksamana Joan
van der Laen”
1821 VOC mencoba kembali melakukan serangan terh K. Palembang di bawah pimpinan “Jenderal de
Kock”. Serangan VOC tsb berhasil menghancurkan K. Palembang, akibatnya Sultan Mahmud
Badaruddin II ditangkap dan di asingkan ke Ternate

c) Kehidupan Ekonomi
Sejak berada di bawah kekuasaan K. Sriwijaya, wil Palembang menjadi bandar p’dagangan yg
cukup ramai. Komoditas p’dagangan Palembang (beras, katun, rotan, lilin, madu, anggur, kapur
barus, emas dan besi)

d) Kehidupan Agama
P’kembangan islam di Sumatra Selatan semakin pesat abad XVI, yg disebabkan Sumatera Selatan
merupakan bagian K. Demak

e) Kehidupan Sosial Budaya


Struktur masy K. Palembang terbagi menjadi 2 gol:
 Gol Priayi : turunan raja2 (sultan2) / kaum ningrat
 Gol rakyat biasa
 miji / daerah pedalaman disebut “mata-gawe” yg mencakup kelompok setingkat petani
 senan, gol rakyat yg lebih rendah dari miji namun memiliki keistimewaan tersendiri
g. K. Islam di Sumatera Barat
a) Kondisi Geografis
Sebelum b’kem. menjadi K. Islam, wil. Sumatra Barat berada di bawah kekuasaan K. Aceh
Darussalam . Keberadaab K. Islam di Sumbar belum dapat diketahui, namun beberapa catatan
kuno menyebutkan K. Islam di Sumbar b’t4 di daerah “Pariaman, Tiku, Kerinci dan Barus”.
Secara geografis wil Sumbar dikelilingi oleh bukit dan gunung

b) Kehidupan Politik
Raja K. Islam di Sumbar b’kedudukan di Pagaruyung, namun raja tdk mempunyai
kekuasaan dlm pemerintahan. Kekuasaan terletak di tangan para penghulu yg b’gabung dlm
Dewan Nagari / Dewan Penghulu

c) Kehidupan Ekonomi
P’dagangan
Daerah penghasil barang2 p’dagangan:
 Pariaman
 Tiku Emas, sutra damar,
 Kerinci lilin, madu dan kapur barus
 Barus
d) Kehidupan Agama
Penyebaran agama islam di Sumbar dipelopori “Syekh Burhanuddin” (Tuanku Ulakan)

mendirikan sebuah surau yg digunakan sbg t4 mengajarkan pendidikan islam


“tarekat Syattariyat”

Islam di Sumbar semakin b’kembang setelah adanya pengaruh aliran “Wahabi” yg dibawa oleh
ulama Sumbar yg selesai mendalami agama Islam di Arab, yaitu:
 Tuanku Nan Renceh
 Tuanku Bansa
 Tuanku Galung
 Tuanku Lubuk Aer Harimau nan Salapan
 Tuanku Padang Lawas
 Tuanku Padang Luar
 Tuanku Kubu Ambelan
 Tuanku Kubu Senang

e) Kehidupan Sosial Budaya


Pertentangan antara kaum adat dan agama (XVII-XIX)
2. Kerajaan2 Islam di Jawa
a. K. Demak
a) Kondisi Geografis
Pesisir utara Pulau Jawa

b) Kehidupan Politik
Didirkan : XVI oleh Raden Patah Putra Raja Majapahit, Brawijaya V dgn Putri Champa

bergelar “Sultan Alam Akbar al-Fatah”

Pati Unus : Sangat terinspirasi oleh Gajah Mada utk menjadikan Demak sbg K. Maritim terbesar
di Indonesia seperti Majapahit.
Pati Unus menyerang Malaka yg dikuasai oleh Portugis, penyerangan dilakukan
karena keberadaan Portugis di Malaka telah merugikan p’dagangan Demak, penye-
rangan dilakukan utk menunjukkan hegemoni Demak

Sultan Trenggono (1521-1546) Mencapai puncak kejayaan


Wil. K. Demak meliputi sbgn besar wil pesisir utara Pulau Jawa. Bahkan kekuasaan Demak
meluas ke Sukadana (Kalimantan Barat), Palembang, Jambi dan Banjar (Kalimantan Selatan)
Setelah Trenggono wafat (1546), K. Demak mulai mengalami kemunduran
K. Demak dilanda perang saudara antara Pangeran Prawoto (putra Sultan Trenggono) dan Arya
Penangsang (keturunan Pangeran Sekar Sedo Lepen, adik Sultan Trenggono). Dalam perselisihan tsb,
Arya Penangsang b’hasil membunuh Pangeran Prawoto dan Arya Penangsang kemudian dibunuh oleh
Hadiwijaya (Joko Tingkir) dari Pajang. Hadiwijaya merupakan menantu Sultan Trenggono, ia kemudian
berhasil merebut takhta Demak dari Arya Penangsang dan memindahkan ibukota K. Demak ke ”Pajang”

c) Kehidupan Ekonomi
Demak menitikberatkan perekonomian pada aktivitas p’dagangan maritim. Pelabuhan demak
b’kembang menjadi pelabuhan transito yg menghubkan p’dagangan internasional antara Indonesia
bagian barat dan Indonesia bagian timur

d) Kehidupan Agama
Keh. Agama Islam di K. Demak dipengaruhi oleh keberadaan Wali Songo:
 Sunan Kalijaga
 Sunan Bonang
 Sunan Kudus memiliki peran besar dalam penyebaran islam di wil
 Sunan Muria Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur
 Sunan Gunung Jati Mereka mendirikan masjid Agung Demak sbg pusat
 Sunan Ampel dakwah agama Islam di Jawa
 Sunan Giri
 Sunan Drajat
 Syekh Maulana Malik Ibrahim
e) Kehidupan Sosial Budaya
Keh. Sosial Budaya masy Demak dipengaruhi oleh ajaran islam yg berakulturasi dgn keb. Jawa
“Pelaksanaan upacara selamatan dan yasinan”

b. K. Mataram
a) Kondisi Geografis
Kota Gede, Jawa Tengah

b) Kehidupan Politik
Pendiri : Ki Ageng Pemanahan (XVI)
Panembahan Senopati (1584-1601) K. Mataram mulai mengembangkan politik ekspansi
Daerah yg menjadi t7n politik ekspansi Mataram:
 Demak
 Madiun
 Kediri
 Ponorogo
 Tuban
 Pasuruan

Mas Jolang (1601-1613)


Mas Rangsang (Sultan Agung) Mencapai puncak kejayaan
Surabaya berhasil ditaklukan 1625 dan mengalami kemunduran 1645 setelah Sultan Agung wafat
c) Kehidupan Ekonomi
Sektor Agraris memiliki kondisi tanah yg subur sehingga memiliki hasil pertanian
melimpah

d) Kehidupan Agama
Akulturasi : Pembuatan kalender Jawa yg menghub th Hijriah dan th Saka

e) Kehidupan Sosial Budaya


K. Mataram memunculkan struktur masy baru b’dasarkan penguasaan tanah:
 Golongan bendoro (raja dan bangsawan)
 Priayi (pegawai kerajaan)
 wong cilik (rakyat)

Karya sastra:
Nitisruti, Nitisastra dan Astabrata

c. K. Banten
a) Kondisi Geografis
Terletak di tepi Selat Sunda yg menjadi pintu gerbang Kepulauan Indonesia di bagian selatan
b) Kehidupan Politik
Maulana Hasanuddin (1522-1570)
K. Banteng b’kem menjadi pusat p’dagangan penting di Selat Sunda, utk memperkuat kedudukan
K. Banten, Hasanuddin memperluas kekuasaan ke daerah penghasil lada di Lampung. Dengan
keberhasilan tsb, Maulana Hasanuddin telah menciptakan dasar2 kemakmuran K. Banten sbg
pelabuhan lada

Maulana Yusuf (1570-1580)


K. Banten berhasil menaklukan K .Pajajaran di Jawa Barat dan menguasai sbgn besar wil Jawa
Barat

Sultan Ageng Tirtayasa (1651-1682) Mencapai Puncak Kejayaan


 Memajukan perdagangan K. Banten
 Membangun armada laut yg kuat
 Menjalin hub diplomatik dgn sejumlah K. Islam di Indonesia (Aceh, Makasar, Cirebon dan
Ternate)

c) Kehidupan Ekonomi
Sektor p’dagangan
d) Kehidupan Agama
Penyebaran agama Islam dimulai oleh Maulana Hasanuddin, ia berusaha menjadikan Banten sbg
pusat p’kembangan agama Islam di Pulau Jawa bagian barat

e) Kehidupan Sosial Budaya


Masy Banten mengembangkan sikap toleransi, meski sbgn masy Banten beragama islam,
mereka menghargai kepercayaan yg dianut oleh masy lain (adanya bangunan kelenteng di
Kampung Pecinaan yg dihuni oleh etnik Tioghoa)

d. K. Cirebon
a) Kehidupan Politik
Berkembang Panembahan Ratu cicit dari Syarif Hidayatullah

Menjalin Hub. dgn K. Mataram


Pernikahan Sultan Agung (1613-1645) dgn kakak Panembahan Ratu
“Ratu Ayu Sakluh” yg melahirkan Amangkurat I

Panembahan Ratu memiliki 2 putra:


 Pangeran Kartawijaya utk menghindari perselisihan, panembahan membagi wil.
 Pangeran Martawijaya K. Cirebon menjadi 2 “Keraton Kasepuhan dan Keraton Kanoman”
Pada akhir abad XVII K. Cirebon mengalami kemunduran akibat b’kembangnya kekuasaan VOC

b) Kehidupan Ekonomi
P’dagangan

c) Kehidupan Agama
Penyebaran Islam di Cirebon dilakukan oleh Syarif Hidayatullah bersama Haji Abdullah Imam /
Pangeran Cakrabumi di Gunung Sembung 1470

d) Kehidupan Sosial Budaya


K. Cirebon menjadi salah 1 pusat penyebaran agama Islam di Pulau Jawa, dibuktikan dgn
b’kembangnya ajaran tasawuf dan tarekat2 Islam (Kubrawiyah, Qadariyah, Shattariyah, dan
Tijaniyah di wil. Cirebon)

Karya sastra juga mengalami p’kembangan pesat, seperti


Babad Tjerbon, Tjarita Purwaka Tjaruban Nagari dan Pepakem Tjerbon
3. Kerajaan2 Islam di Kalimantan
a. K. Pontianak
a) Kondisi Geografis
Pusat K. Pontianak diperkirakan berada di persimpangan antara Sungai Landak, Kapuas Kecil
dan Kapuas Besar

b) Kehidupan Politik

Anda mungkin juga menyukai