a. Teori Gujarat
Islam masuk ke Indonesia pada abad XIII M dibawa oleh para pedagang dari Gujarat (India)
Pencetus :
J. Pijnapel
Pendukung:
Snouck Hurgronje, W.F. Stutterheim, dan Sucipto Wirjosuparto
Pencetus:
Hoesein Djajadiningrat dan Oemar Amir
Pendukung:
Haji Abdul Malik Karim Amrullah (Hamka), Ahmad Mansyur Suryanegara, A.H. Johns, dan T.W. Arnold
Bukti yg mendasari:
Catatan Ibnu Batutah yg menjelaskan Raja Samudera Pasai menganut mazhab Syafi’i
(terbesar di Mesir dan Arab)
Raja2 Samudera Pasai menggunakan gelar Al-Malik yg biasa digunakan oleh raja2 Mesir
d. Teori Cina
Proses kedatangan islam di Indonesia berasal dari para perantau Cina
Ajaran islam sudah masuk ke Cina pada abad VII M
b. Komoditas Dagang
Daerah dan jenis barang yg diekspor dlm p’dagangan di Indonesia:
Banda dan Maluku merupakan daerah utama penghasil cengkih dan pala
Kalimantan mengirim emas, intan, bahan makanan, hasil hutan, dan bahan baku kapal ke Jawa
Wil Indonesia bagian barat seperti Pasai, Pidie, Jambi, Palembang dan Lampung
mengekspor lada
Kepulauan Bangka mengekspor bahan makanan, hasil hutan dan logam
Wil pantai barat Sumatra mengekspor lada, emas, kapur barus, kemenyan, kain sutra, damar,
dan bahan makanan
Palembang mengekspor tenaga kerja, beras, daging, arak, madu, damar, katun, emas dan besi
Sunda Kelapa mengekspor tenaga kerja, beras dan lada
Jawa bagian timur mengekspor kayu cendana, kayu merah, dan belerang
Sumbawa mengekspor kuda
c. Kota2 Pelabuhan
Samudera Pasai
Faktor Pendorong
“Kemunduran Kerajaan Sriwijaya”
Pada Abad XIV M, Samudera Pasai menjadi bandar p’dagangan paling ramai di kawasan Selat
Malaka. Pedagang yg sering singgah di Samudera Pasai:
Gujarat, Bengala, Siam, Pegu, Birma, Cina, Arab, Persia dan Jawa
Bukti:
Samudera Pasai sanggup mengekspor 8000 – 10.000 bahar lada pertahun,
Bahkan 15.000 bahar lada saat musim panen besar
Mata Uang
“Emas (Dirham)
Malaka
Berkembang pertengahan abad XV M
Malaka menjadi t4 bertemu para pedagang dari Arab, Persia, Gujarat, Bengala, Pegu, Siam, Cina,
Sumatera, Jawa dan Maluku
Abad XV p’dagangan rempah2 dari Maluku dikuasai para pedagang Jawa, pemerintah Malaka
memberikan berbagai kemudahan dan hak istimewa bagi para pedagang Jawa. Utk menstabilkan
kondisi p’dagangan, Malaka memperluas perdagangan
1511 Malaka jatuh ke tangan Portugis, sehingga mengalami kemunduran dan di ambil alih Aceh
Aceh
Aceh menjadi t4 p’singgahan para pedagang Islam di Asia Tenggara abad XVI – XVII M, dibawah
kepemimpinan Sultan Ali Munghayat Syah (1514-1528) Aceh yg merupakan kerajaan2 kecil dapat
disatukan dan menjadi bandar p’dagangan yg menguasai jalur p’dagangan Islam di Asia Tenggara
Pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda (1607-1636), Aceh menjadi negara Islam terkuat
di kawasan Selat Malaka, sehingga ia dapat menerapkan kebijakan monopoli p’dagangan lada di
wilayah Sumatra
Banten
XVI Berkembang menjadi kota bandar yg ramai dikunjungi pedagang asing
Dibawah pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa (1651 – 1682), Banten berhasil mengungguli
Aceh dan Makasar sbg bandar p’dagangan terbesar di Asia Tenggara. Berkat kekayaan lada,
Banten dapat meningkatkan pelayaran dan mengadopsi berbagai teknologi Barat. Serta berha-
sil membangun armada dagang yg kuat
Tuban
XV Merupakan kota pelabuhan yg ramai di wil pantai utara Jawa
berkembang menjadi bandar p’dagangan yg menghub. rute p’dagangan Malaka – Maluku,
sehingga Tuban sering disinggahi para pedagang asing. Tuban juga memiliki daerah pedalaman
yg subur, daerah ini menghasilkan banyak komoditas bernilai ekonomi (beras, b’bagai jenis
kayu, daging, sayuran dan buah2n)
Makassar
Akhir abad XVI M Makasar merupakan pusat dari K. Gowa-Tallo
Kemudian b’kem menjadi kerajaan terkuat di wil. Indonesia bagian timur dan menjadi pusat
p’dagangan rempah2 di Indonesia bagian timur. Kapal2 dagang Makasar sering hilir mudik di
perairan Maluku sehingga b’hasil menguasai sbgn besar p’dagangan cengkih, pala dan bunga
pala. Bandar Makasar sering didatangi para pedagang asing dari Cina, India, Arab dan Eropa
C. Islam Masuk Istana Raja
1. Kerajaan2 Islam di Sumatra
a. K. Perlak
a) Kondisi Geografis
Terletak di Kec Peureulak, Kab Aceh Timur, Aceh Timur
b) Kehidupan Politik
Pendiri : Sultan Alaiddin Syed Maulana Abdul Aziz Shah (840)
menganut aliran Syiah yg dibawa pedagang Gujarat, Arab dan Persia
Pada awalnya gol Syiah dan Suni mampu hidup berdampingan di Perlak. Sepeninggal Sultan
Alaiddin Syed Maulana Abbas Shah, terjadi perselisihan antara kaum Suni dan Syiah yg akhir -
nya dimenangkan oleh kaum Suni sehingga sultan2 berikutnya beraliran Suni
K. Perlak berusaha menjalin hub dgn Kerajaan2 lain, terlihat saat Sultan Makhdum Alaiddim
Malik Muhammad Amin Shah II Johan Berdaulat (1230-1267) menikahkan putrinya “Ganggang
Sari” dgn Raja Samudera Pasai “Sultan Malik as-Saleh”.
Sultan terakhir : Sultan Makhdum Alaiddin Malik Abdul Aziz Johan (1267-1292)
Setalah is meninggal, K. Perlak b’1 dgn K. Samudera Pasai yg dipimpin “Sultan Muhammad Malik al-
Zahir” putra “Sultan Malik as-Saleh”
c) Kehidupan Ekonomi
Pedagang Ekonomi maritim karena terletak di pesisir utara Sumatra
d) Kehidupan Agama
Alira Syiah dan Suni
b. K. Samudera Pasai
Berkembang 1270 – 1275
Kelanjutan K. Perlak
a) Kondisi Geografis
15 km sebelah timur Kota Lhokseumawe, Aceh
b) Kehidupan Politik
Pendiri : Marah Silu (Sultan Malik as-Saleh) 1285 – 1297
Berkembang menjadi K. Maritim yg kuat sekitar Selat Malaka
c) Kehidupan Ekonomi
Perdagangan
d) Kehidupan Agama
Islam bermazhab Syafe’i
b) Kondisi Politik
Pendiri : Sultan Ali Munghayat Syah (XVI M / 1514 – 1518)
Berhasil menaklukan K. Pidie, Samudera Pasai serta memperluas wil hingga perba –
tasan Minangkabau
Sultan Alauddin Riayat Syah al-Kahar : membangun angkatan laut yg kuat dan menjalin hub
diplomatik dgn K. Turki Ottoman di Timur Tengah
d) Kehidupan Agama
Hukum islam dijadikan pegangan utk mengatur keh masy, gol ulama memiliki peranan penting dlm
masy, menjadi pemimpin agama dan penasihat pemerintah. Penguasa Aceh sgt memperhatikan
pend. agama Islam.
b) Kehidupan Politik
Pada awalnya diperintah Sultan Mansyur Syah, seiring melemahnya kekuasaan K. Malaka,
K. Siak, Kampar dan Indragiri semakin b’kembang pesat. Landasan pemerintahan di K. Siak
dibangun oleh raja kecil, dalam sistem pemerintahan K. Siak terdapat aturan seorang sultan
dibantu oleh Dewan Kerajaan yg bertugas sbg pelaksana pemerintahan dan penasihat sultan
c) Kehidupan Ekonomi
Berkembang menjadi kawasan pengumpuk b’bagai produk p’dagangan (kapur barus, timah
dan emas)
d) Kehidupan Agama
Islam
Kedatangan VOC di Jambi menyebabkan situasi politik di K. Jambi menjadi stabil. VOC berusaha
menguasai p’dagangan di wil K. Jambi, 1643 VOC menawarkan perjanjian dagang kpd K. Jambi
dgn t7n melakukan monopoli p’dagangan. Sultan Abdul Kahar menolak p’janjian dan
memutuskan mengundurkan diri dari takhta kerajaan
b) Kehidupan Ekonomi
Sebagian besar bermata pencaharian pedagang
c) Kehidupan Agama
Islam b’kembang di Jambi sekitar 1500 di bawah pimpinan Rangkayo Hitam (1500-1515)
b) Kehidupan Politik
Raja Pertama : Sultan Abdurrahman Khalifat al-Mukminin Sayidin Iman (Pangeran Kusumo
Abdurrahim)
Perkembangan kekuasaan VOC di wil Sumatra abad XVII mulai mengancam kedudukan K.
Palembang. K. Palembang kurang menyukai kebradaan VOC yg berusaha memonopoli
p’dagangan di wil Sumatera Selatan. 1658, pasukan K. Palembang menyerang perwakilan
dagang VOC. Serangan tsb mendapat balasan dari VOC di bawah pimpinan “Laksamana Joan
van der Laen”
1821 VOC mencoba kembali melakukan serangan terh K. Palembang di bawah pimpinan “Jenderal de
Kock”. Serangan VOC tsb berhasil menghancurkan K. Palembang, akibatnya Sultan Mahmud
Badaruddin II ditangkap dan di asingkan ke Ternate
c) Kehidupan Ekonomi
Sejak berada di bawah kekuasaan K. Sriwijaya, wil Palembang menjadi bandar p’dagangan yg
cukup ramai. Komoditas p’dagangan Palembang (beras, katun, rotan, lilin, madu, anggur, kapur
barus, emas dan besi)
d) Kehidupan Agama
P’kembangan islam di Sumatra Selatan semakin pesat abad XVI, yg disebabkan Sumatera Selatan
merupakan bagian K. Demak
b) Kehidupan Politik
Raja K. Islam di Sumbar b’kedudukan di Pagaruyung, namun raja tdk mempunyai
kekuasaan dlm pemerintahan. Kekuasaan terletak di tangan para penghulu yg b’gabung dlm
Dewan Nagari / Dewan Penghulu
c) Kehidupan Ekonomi
P’dagangan
Daerah penghasil barang2 p’dagangan:
Pariaman
Tiku Emas, sutra damar,
Kerinci lilin, madu dan kapur barus
Barus
d) Kehidupan Agama
Penyebaran agama islam di Sumbar dipelopori “Syekh Burhanuddin” (Tuanku Ulakan)
Islam di Sumbar semakin b’kembang setelah adanya pengaruh aliran “Wahabi” yg dibawa oleh
ulama Sumbar yg selesai mendalami agama Islam di Arab, yaitu:
Tuanku Nan Renceh
Tuanku Bansa
Tuanku Galung
Tuanku Lubuk Aer Harimau nan Salapan
Tuanku Padang Lawas
Tuanku Padang Luar
Tuanku Kubu Ambelan
Tuanku Kubu Senang
b) Kehidupan Politik
Didirkan : XVI oleh Raden Patah Putra Raja Majapahit, Brawijaya V dgn Putri Champa
Pati Unus : Sangat terinspirasi oleh Gajah Mada utk menjadikan Demak sbg K. Maritim terbesar
di Indonesia seperti Majapahit.
Pati Unus menyerang Malaka yg dikuasai oleh Portugis, penyerangan dilakukan
karena keberadaan Portugis di Malaka telah merugikan p’dagangan Demak, penye-
rangan dilakukan utk menunjukkan hegemoni Demak
c) Kehidupan Ekonomi
Demak menitikberatkan perekonomian pada aktivitas p’dagangan maritim. Pelabuhan demak
b’kembang menjadi pelabuhan transito yg menghubkan p’dagangan internasional antara Indonesia
bagian barat dan Indonesia bagian timur
d) Kehidupan Agama
Keh. Agama Islam di K. Demak dipengaruhi oleh keberadaan Wali Songo:
Sunan Kalijaga
Sunan Bonang
Sunan Kudus memiliki peran besar dalam penyebaran islam di wil
Sunan Muria Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur
Sunan Gunung Jati Mereka mendirikan masjid Agung Demak sbg pusat
Sunan Ampel dakwah agama Islam di Jawa
Sunan Giri
Sunan Drajat
Syekh Maulana Malik Ibrahim
e) Kehidupan Sosial Budaya
Keh. Sosial Budaya masy Demak dipengaruhi oleh ajaran islam yg berakulturasi dgn keb. Jawa
“Pelaksanaan upacara selamatan dan yasinan”
b. K. Mataram
a) Kondisi Geografis
Kota Gede, Jawa Tengah
b) Kehidupan Politik
Pendiri : Ki Ageng Pemanahan (XVI)
Panembahan Senopati (1584-1601) K. Mataram mulai mengembangkan politik ekspansi
Daerah yg menjadi t7n politik ekspansi Mataram:
Demak
Madiun
Kediri
Ponorogo
Tuban
Pasuruan
d) Kehidupan Agama
Akulturasi : Pembuatan kalender Jawa yg menghub th Hijriah dan th Saka
Karya sastra:
Nitisruti, Nitisastra dan Astabrata
c. K. Banten
a) Kondisi Geografis
Terletak di tepi Selat Sunda yg menjadi pintu gerbang Kepulauan Indonesia di bagian selatan
b) Kehidupan Politik
Maulana Hasanuddin (1522-1570)
K. Banteng b’kem menjadi pusat p’dagangan penting di Selat Sunda, utk memperkuat kedudukan
K. Banten, Hasanuddin memperluas kekuasaan ke daerah penghasil lada di Lampung. Dengan
keberhasilan tsb, Maulana Hasanuddin telah menciptakan dasar2 kemakmuran K. Banten sbg
pelabuhan lada
c) Kehidupan Ekonomi
Sektor p’dagangan
d) Kehidupan Agama
Penyebaran agama Islam dimulai oleh Maulana Hasanuddin, ia berusaha menjadikan Banten sbg
pusat p’kembangan agama Islam di Pulau Jawa bagian barat
d. K. Cirebon
a) Kehidupan Politik
Berkembang Panembahan Ratu cicit dari Syarif Hidayatullah
b) Kehidupan Ekonomi
P’dagangan
c) Kehidupan Agama
Penyebaran Islam di Cirebon dilakukan oleh Syarif Hidayatullah bersama Haji Abdullah Imam /
Pangeran Cakrabumi di Gunung Sembung 1470
b) Kehidupan Politik