Anda di halaman 1dari 19

Nusantara sebagai bagian

jaringan perdagangan
maritim global

Kelompok 1:

Denny / 10
Peter / 25
Fernandes / 11
Richard / 26
Michael / 23

XI IPS 2
Jaringan Perdagangan Laut
Internasional Pada Masa Islam
Jalur ini dimulai dari
pesisir Jazirah Arab ke
Teluk Persia melewati
kota-kota pelabuhan di
pesisir Irak dan Iran
menuju India. Dari India
para pedagang Islam ini
berlanjut ke Selat Malaka
dan menyebar ke
berbagai wilayah atau
kepulauan di Indonesia.
Kepulauan Indonesia merupakan bagian dari
jaringan perdagangan laut Internasional yang
terbentang antara Asia Barat hingga ke Tiongkok.

Indonesia, merupakan kawasan kepulauan yang


sangat strategis dan merupakan bagian dari jalur
perdagangan Internasional yang bahkan
terhubung hingga ke kawasan Eropa.

Selain itu, letaknya yang berada di antara jalur


India menuju China juga sangatlah strategis,
karena banyak pedagang dari dua bangsa tersebut
yang berlalu lintas di laut sambil melalui
kepulauan Indonesia.
Selain menjadi daerah transit dari
perdagangan laut internasional, Kepulauan
Indonesia juga menjadi daerah penghasil
berbagai jenis komoditas yang berharga.

Berbagai jenis komoditas berharga tersebut


ada bermacam-macam, seperti: emas, lada,
damar, madu, lilin, beras, budak, kapur barus,
dan lainnya.

Pada masa itu, perdagangan sering dilakukan


dengan sistem barter. Komoditas yang ditukar
umumnya berupa tekstil India.
Pada akhir abad ke-7, tampaknya para pedagang Islam sudah memilki
pengaruh dan peranan besar dalam perdagangan-perdagangan internasional
di kerajaan Sriwijaya yang masih bercorak Buddha.

Semua jalur perdagangan laut di kawasan Asia, bahkan dari Eropa hingga ke
kawasan Tiongkok pada abad ke-13 mungkin sudah didominasi oleh para
pedagang Islam, yang berasal dari Arab, India, dan Tiongkok.
Pengaruh islam di kepulauan Nusantara
yang menjadi bagian jaringan
perdagangan internasional
1. Pengaruh di bidang Politik
Mengubah konsep Dewaraja menjadi konsep Khalifatullah.
Perpolitikan Indonesia telah dipengaruhi oleh
agama Hindu-Buddha.
Pada masa Hindu-Buddha, dianut konsep
Dewaraja, yaitu konsep dimana raja adalah
titisan dewa di Bumi.
Ketika para raja tersebut mangkat, mereka
dicandikan dan dibuat arca yang menyerupai
salah satu dewa, seperti Raden Wijaya, raja
pertama Kerajaan Majapahit yang digambarkan
sebagai dewa gabungan Siwa dan Wisnu pada
Arca Harihara.
1. Pengaruh di bidang Politik
Mengubah konsep Dewaraja menjadi konsep Khalifatullah.
Masuknya Islam mengubah konsep
Dewaraja. Dalam Islam, Tuhan tidak
dapat menyerupai ciptaannya.
Dalam Islam, konsep itu diganti
dengan sistem khalifah.
Tuhan dipercaya menunjuk manusia
sebagai Khalifah (pemimpin) di
muka Bumi untuk membawa
kedamaian dan ketertiban dalam
kehidupan di muka Bumi.
2. Pengaruh di bidang Ekonomi
Menyebabkan tumbuhnya kota-kota pelabuhan yang mengutamakan
perdagangan, lalu tumbuh menjadi kerajaan.
Nusantara dikenal memiliki beragam julukan tentang kekayaan alamnya.
Contohnya, Yawadwipa yang berarti Pulau Jelai, istilah untuk Pulau Jawa
dengan kekayaan hasil buminya. Nusantara juga dijuluki kepulauan emas
atau perak (Argyre) karena menjadi salah satu penghasil logam mulia.
2. Pengaruh di bidang Ekonomi
Menyebabkan tumbuhnya kota-kota pelabuhan yang mengutamakan
perdagangan, lalu tumbuh menjadi kerajaan.
Kekayaan alam yang melimpah dan wilayah yang luas mendorong
sejumlah pedagang Islam dari Cina, India, Arab, dan berbagai belahan
dunia lainnya melakukan transaksi dagang di pelabuhan-pelabuhan
Nusantara.
2. Pengaruh di bidang Ekonomi
Menyebabkan tumbuhnya kota-kota pelabuhan yang mengutamakan
perdagangan, lalu tumbuh menjadi kerajaan.
Penyebarluasan Islam melalui jalur
perdagangan menyebabkan
munculnya kota-kota pelabuhan di
pantai timur dan barat Sumatera serta
pantai utara Jawa.

Kota pelabuhan perlahan menjadi


makin besar dan berubah menjadi
perkampungan. Akibatnya,
komoditas yang diperlukan untuk
menghidupi populasi pun bertambah.
2. Pengaruh di bidang Ekonomi
Menyebabkan tumbuhnya kota-kota pelabuhan yang mengutamakan
perdagangan, lalu tumbuh menjadi kerajaan.

Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, kota-


kota pelabuhan di Pulau Jawa pun
mengekspor hasil bumi dari pedalaman ke
wilayah lain di Nusantara.
Di antara berbagai kota pelabuhan tersebut,
ada pula yang berkembang menjadi wilayah
kerajaan, misalnya: Banten, Cirebon, Demak,
Aceh, Ternate. Kerajaan-kerajaan ini muncul
sebagai efek atas tingginya aktivitas ekspor
dan penguasaan sumber daya di wilayah
lautan.
3. Pengaruh di bidang Budaya
Saluran-saluran Islamisasi.
Perdagangan. Saluran yang digunakan dalam proses Islamisasi
di Indonesia pada awalnya melalui perdagangan dari para
pedagang Arab, Persia, maupun Gujarat.
3. Pengaruh di bidang Budaya
Saluran-saluran Islamisasi.
Perkawinan. Pedagang
muslim yang menetap ada
yang menikah dengan putri
raja atau putri bangsawan
setempat, karena
kedudukan pedagang ini
terhormat di mata
masyarakat.
3. Pengaruh di bidang Budaya
Saluran-saluran Islamisasi.
Tasawuf. Ajaran ketuhanan yang
telah bercampur dengan mistik
dan hal-hal magis. Kedatangan ahli
tasawuf ke Indonesia diperkirakan
sejak abad ke-13, yaitu masa
perkembangan dan penyebaran
ahli-ahli tasawuf dari Persia dan
India yang sudah beragama Islam,
dan baru berkembang pesat sekitar
abad ke-17.
3. Pengaruh di bidang Budaya
Saluran-saluran Islamisasi.
Pendidikan. Perkembangan Islam yang cepat menyebabkan muncul
tokoh ulama atau mubalig yang menyebarkan Islam melalui
*Pendidikan* dengan mendirikan pondok pesantren.
Metode ini juga diterapkan oleh Wali Songo, salah satunya adalah
Sunan Gresik.
3. Pengaruh di bidang Budaya
Saluran-saluran Islamisasi.
Berkembangnya agama Islam
dapat melalui *Seni Budaya*
seperti seni bangunan (masjid),
seni pahat (ukir), seni tari, seni
musik, dan seni sastra. Melalui
seni budaya para kalangan ulama
seperti Wali Sanga mengajarkan
Islam melalui pendekatan
budaya agar mudah diterima
oleh kalangan masyarakat.
Sekian dan
terimakasih!

Anda mungkin juga menyukai