Anda di halaman 1dari 35

Tugas

Presentasi Sejarah
Oleh : Kelompok 1
Halo semuanya
anggota kelompok
Antonius
Bagas
Fatmi
Kenrick
Rayziel
Winnie
Bree Serif
Latar Belakang
Jalur perdagangan dan budaya maritim terbentuk
melalui interaksi antarwilayah didorong oleh kegiatan
perdagangan laut.
Kapal-kapal dagang membawa barang, ide, dan
budaya dari satu tempat ke tempat lain, menciptakan
hubungan ekonomi dan budaya lintas batas.
Faktor geografis, seperti lokasi pelabuhan strategis,
juga memainkan peran dalam membentuk jalur
perdagangan dan budaya maritim.
Penyebaran agama Hindu dan Buddha ke Indonesia terjadi melalui proses sejarah
perdagangan, migrasi, dan penyebaran budaya. Beberapa faktor yang
mempengaruhi masuknya agama-agama ini ke Indonesia melibatkan:
Kontak Maritim
Jalur perdagangan maritim telah menjadi jalur utama bagi pertukaran budaya.
Hubungan perdagangan antara India dan kepulauan Indonesia membawa tidak
hanya barang dagangan, tetapi juga ide, kepercayaan, dan praktik keagamaan.
Migrasi Penduduk
Migrasi penduduk dari India ke wilayah Indonesia turut membawa pengaruh
agama Hindu dan Buddha. Para pedagang, pendeta, dan elit sosial dari India
mungkin membawa ajaran-ajaran keagamaan mereka ke pulau-pulau di Indonesia.
Pusat Pendidikan
Pusat-pusat keagamaan dan pendidikan di India, seperti universitas Nalanda,
memainkan peran penting dalam menyebarkan ajaran agama Buddha dan Hindu
ke berbagai wilayah, termasuk Indonesia.
Penerimaan oleh Elit Lokal
Beberapa penguasa lokal di Indonesia menyambut ajaran Hindu dan
Buddha karena dianggap dapat memperkuat posisi politik dan
ekonomi mereka, serta membawa kemajuan budaya.
Kehadiran Candi dan Artefak
Bukti fisik dalam bentuk candi dan artefak agama Hindu-Buddha
tersebar di berbagai wilayah di Indonesia, menunjukkan adanya
praktik keagamaan ini pada masa lampau.
Dengan kombinasi faktor-faktor ini, agama Hindu dan Buddha
berhasil mengakar di Indonesia dan berkembang menjadi bagian
integral dari budaya dan kehidupan masyarakat di berbagai
kerajaan di kepulauan ini.
Penjelasan singkat tentang beberapa kerajaan Hindu dan Buddha di
Indonesia
Kerajaan Kutai Martadipura
Berlokasi di Kalimantan Timur, kerajaan ini diperkirakan berasal
dari abad ke-4 dan merupakan salah satu kerajaan tertua di
Indonesia. Menganut agama Hindu dan Buddha.
Tarumanagara
Didirikan di sekitar wilayah Jakarta saat ini, kerajaan ini
berkembang pada abad ke-5 dan diperkirakan menjadi pusat
perdagangan penting. Berasal dari abad ke-5, Tarumanagara juga
mengadopsi agama Hindu dan Buddha.
Sriwijaya
Kerajaan maritim yang kuat di Sumatra dari abad ke-7 hingga
abad ke-14. Pusatnya ada di Palembang, Sriwijaya menjadi
pusat perdagangan dan pengaruh budaya Buddha di wilayah
tersebut.
Majapahit
Salah satu kerajaan terbesar di Indonesia, berpusat di Jawa
Timur pada abad ke-13 hingga ke-16. Majapahit memegang
kendali wilayah luas dan menyebarkan agama Hindu-Buddha.
Sunda (Pajajaran)
Kerajaan Hindu-Buddha di Jawa Barat yang mencapai puncak
kejayaannya pada abad ke-14. Pajajaran terkenal dengan
kebudayaan dan sistem pertanian yang maju.

Mataram
Terdapat dua kerajaan Mataram, yaitu Mataram Hindu (8-10 M)
dan Mataram Islam (17-18 M). Mataram Hindu, seperti Mataram
Kuno, terletak di Jawa Tengah dan memainkan peran penting dalam
perkembangan seni dan budaya.
Setiap kerajaan ini memberikan kontribusi signifikan terhadap
sejarah, budaya, dan agama di Indonesia, menciptakan warisan yang
tetap dapat dilihat hingga saat ini.
kerajaan kmedang
Kerajaan talasokrasi yang berdiri di
JawaTtengah pada abad ke-8 M.
Kemudian berpindah ke Jawa Timur
pada abad ke-10 M yang didirikan
oleh sanjaya. kerajaan ini dipimpin
dan diperintah oleh wangsa
syailendra dan wangsa isyana.
kerajaan majapahit
Berpusat di Jawa Timur
Berdiri tahun 1293-1527 M. oleh
Raden Wijaya
Puncak kejayaannya menjadi
kemaharajaan raya yang
menguasai wilayah yang luas di
Nusantara pada masa
kekuasaan raja Hayam Wuruk,
yang berkuasa dari tahun 1350-
1389.
Kerajaan Singasari
Kerajaan Hindu-Buddha yang terdapat di
Jawa Timur
Didirikan oleh Sri Ranggah Rajasa atau
biasa disebut Ken Arok antara tahun 1222-
1292
Sejarah kerajaan ini terkait erat dengan
sosok Ken Angrok (1222-1227) yang
merupakan pendiri Wangsa Rajasa sekaligus
kerajaan Tumapel. Lokasi pusat kerajaan ini
sekarang diperkirakan berada di daerah
Kecamatan Singasari, Kabupaten Malang,
Provinsi Jawa Timur.
Kerajaan Kediri
Kerajaan Hindu-Buddha yang terdapat di
Jawa Timur
Dan merupakan salah satu kerajaan hasil
pembelahan yang didirikan Airlangga[1]
antara tahun 1042-1222.
Kerajaan ini dipimpin oleh Wangsa Isyana
dan berpusat di Dahanapura, nama
sebuah kota kuno di masa lalu yang
sekarang menjadi bagian dari Kota
Kediri. Sebelum pembagian kerajaan,
Panjalu merupakan wilayah dari Medang
Kahuripan.
Jalur perdagangan berlanjut ke Laut Tengah melalui
Laut Merah sampai ke Mesir menuju Laut Tengah.
Indonesia, melalui Selat Malaka terlibat perdagangan
dalam hal rempah-rempah. Posisi Indonesia cukup
strategis dan memiliki sumber daya alam yang
berlimpah.
Sehingga Indonesia menjadi salah satu pusat
perdagangan yang penting pada jalur perdagangan
Timur Tengah dan semenanjung Arab dengan Selat
Malaka.
Pusat-pusat integrasi Nusantara berawal dari
penguasaan laut sehingga,
Pertumbuhan jalur perdagangan yang melewati
lokasi strategis di pinggir pantai.
Muncul pengendalian politik dan militer para
raja-raja dalam menguasai jalur utama dan
pusat perdagangan di Indonesia.
Jalur perdagangan yang berkembang di
Nusantara ditentukan oleh kepentingan ekonomi.
Perkembangan rute perdagangan juga berbeda-
beda, yang sesuai dengan masanya, dapat
dilihat pada halaman selanjutnya
Masa prakarsa hegemoni, pada masa tersebut
budaya yang datang dari Austronesia di Asia
Tenggara Daratan.
Masa perkembangan Hindu-Buddha di
Nusantara, China di bagian utara dan India
di bagian barat daya menjadi dua negara
super power.
Adanya peralihan rute membawa dampak positif
bagi Nusantara. Secara langsung Indonesia
terhubung ke dalam jaringan perdagangan dunia
saat itu.
Selat Malaka sebagai pintu gerbang,
merupakan kawasan yang cukup penting bagi
pelayaran dan perdagangan, terlebih bandar-
bandar di sekitar Samudera Indonesia dan
Teluk Persia.
Selat Malaka menghubungkan Arab dan India
di sebelah barat laut Nusantara, dengan China
di sebelah timur laut Nusantara
Proses masuk dan berkembangnya serta jalur
penyebaran islam di Indonesia:
Agama Islam pertama kali lahir di Mekkah,
Arab Saudi. Para pemeluknya menyebarkan
agama Islam lewat berbagai jalur. Salah satu
teori menyebutkan bahwa agama Islam di
Indonesia masuk lewat jalur perdagangan.
Ada teori-teori yang menyebutkan tentang asal
penyebar Islam di Indonesia, yaitu teori Gujarat,
teori Arab, dan teori Persia.
Teori Gujrat:
Diajukan oleh kalangan sejarawan
Belanda, seperti Jan Pijnappel, Snouck
Hurgronje, dan Jean Piere.
Menurut teori ini, penyebar Islam di
Indonesia berasal dari Gujarat
(India) antara abad ke-7 hingga abad
ke-13 M. Kalangan yang berperan
khususnya adalah para pedagang.
Teori Arab:
Diajukan oleh Jacob Cornelis van Leur dan
Buya Hamka.
Teori ini menyebutkan bahwa pengaruh
Islam dibawa langsung oleh pedagang Arab
sekitar abad ke-7.
Teori Arab didukung dengan adanya
pemukiman Islam di Barus, pesisir barat
Sumatera, di abad ke-7. Ada pula nisan
pada makam wanita di Gresik, Jawa
Timur, yang ditulis dengan huruf Arab
bergaya Kufi.
Teori Persia:
Didukungoleh Hoesein Djajadiningrat.
Teori ini berpendapat bahwa pengaruh
Islam di Indonesia dibawa masuk oleh
orang-orang Persia sekitar abad ke-13.
Argumen yang diajukan oleh teori ini
terdapat kesamaan budaya dan tradisi
yang berkembang antara masyarakat
Persia dan Indonesia, seperti kesamaan
ajaran sufi, kesamaan seni kaligrafi
pada nisan makan, dan terdapat
perkampungan Leran yang sempat
menjadi perintis penyebaran Islam di
Jawa.
Perkembangan agama Islam di Indonesia semakin pesat
dengan berdirinya kerajaan-kerajaan Islam.
Perkembangan kerajaan Islam di Indonesia berlangsung
antara abad ke-13 hingga abad ke-18. Kerajaan tersebut
dapat dibagi berdasarkan lokasi pusat pemerintahan
mereka, yaitu di Sumatera, Jawa, Sulawesi, dan Maluku.
Kerajaan Islam yang didirikan pertama kali adalah
Kerajaan Perlak.
Bukti sejarah yang menunjukkan terdapat masyarakat dan
kerajaan Islam dilaporkan oleh Marco Polo dari Venesia
yang singgah di Kerajaan Perlak dalam perjalanan pulang
ke Italia tahun 1292.
Di perlak, Marco Polo juga menjumpai adanya penduduk
yang telah memeluk Islam dan pedagang Islam dari India
yang menyebarkan agama Islam.
Jalur-Jalur masuknya agama islam ke indonesia
Jalur perdagangan
Islam diperkirakan masuk ke Indonesia melalui
jalur perdagangan sejak abad ke-7 hingga abad
ke-11.
Menurut pernyataan dari para saudagar dari
luar maupun Indonesia sendiri, Islam disebarkan
di sepanjang jalur perdagangan pelabuhan,
seperti Samudra, Palembang, disusul Gresik,
Tuban, Makassar, serta Indonesia bagian timur.
Jalur pernikahan
Jalur pernikahan ini ditempuh para ulama sekitar
abad ke-11 hingga ke-13 M. Para saudagar muslim
dari Gujarat.
Jalur pendidikan
Jalur ini dibentuk oleh para da'i yang mengabdikan
dirinya untuk menyebarkan Islam ke wilayah baru.
Para da'i penyebar agama Islam ini bukanlah
pedagang, melainkan murni menjalankan misi untuk
membawa ajaran Islam ke wilayah baru yang belum
tersentuh Islam. Dalam praktiknya, mereka dipandu
oleh para pedagang.
Jalur Akulturasi Budaya
Agama Islam masuk ke Indonesia tak luput dari
peran akulturasi budaya dilakukan oleh para
da'i.
Hal ini terjadi sekitar abad ke-12 hingga -14 M.
Para da'i memberikan kesan kepada masyarakat
bahwa Islam tidak bertentangan dengan budaya
mereka, sehingga mereka memeluk Islam dengan
sukarela. Cara dakwah ini dilakukan oleh
Walisongo atau sembilan wali penyebar Islam di
Jawa.
Kerajaan Kerajaan Islam di Indonesia
KESULTANAN Samudera Pasai
Dikenal dengan Samudera Darussalam, merupakan
kerajaan Islam pertama di Indonesia yang terletak di
Aceh.
didirikan oleh Meurah Silu pada 1267 M sekitar abad
ke-13 hingga ke-16.
Meurah Silu berganti nama menjadi Malik Al Saleh. Ia
bergelar Sultan Malik Al Saleh. Sultan Malik Al Saleh
memerintah pada tahun 1285-1297. Setelah Sultan Malik
al-Saleh wafat, pemerintahannya digantikan oleh
keturunannya Sultan Muhammad yang bergelar Sultan
Malik al-Tahir I (1297 – 1326). Pengganti dari Sultan
Muhammad adalah Sultan Ahmad yang juga bergelar
Sultan Malik al-Tahir II (1326 – 1348).
Kesultanan Aceh
Didirikan oleh Sultan Ali Mughayat
Syah pada tahun 1496 M.
Ia berhasil menyatukan kerajaan-
kerajaan kecil di wilayah Aceh dan
menaklukkan Samudera Pasai.
Kerajaan ini memiliki peran penting
dalam penyebaran agama Islam,
perdagangan internasional, dan
perlawanan terhadap kolonialisme
Belanda.
Kesultanan Demak
Kerajaan Islam pertama di Jawa yang berdiri pada
perempat akhir abad ke-15 di Demak didirikan oleh
Raden Patah.
Terdapat beberapa raja terkenal Kerajaan Demak,
mulai dari Adi Pati Unus, hingga Sultan Prawata.
Kerajaan Demak menjadi pusat penyebaran agama
Islam dengan adanya peran sentral Wali Songo.
Penyebaran Islam di wilayah kekuasaan Demak oleh
Wali Songo dilakukan dengan beragam cara, misalnya
melalui kesenian dan kebudayaan. Cara itu terbukti
menjadi strategi yang efektif menarik simpati
masyarakat dan mengajak mereka masuk Islam tanpa
melalui kekerasan.
Kesultanan Mataram
Kerajaan Islam di Pulau Jawa yang berkuasa
pada abad ke-16 hingga abad ke-18.
Kerajaan ini didirikan oleh Danang Sutawijaya
atau Panembahan Senopati, mencapai puncak
kejayaannya di bawah Sultan Agung.
Kerajaan Mataram Islam berakhir setelah
ditandatangani Perjanjian Giyanti yang
membagi wilayahnya menjadi dua, yaitu
Surakarta dan Yogyakarta.
Secara keseluruhan, perkembangan kerajaan Hindu, Buddha, dan Islam di
Indonesia mencerminkan kompleksitas dan dinamika sejarah kepulauan ini.

Kerajaan Hindu dan Buddha


Mendominasi periode awal sejarah Indonesia, kerajaan-
kerajaan ini berkontribusi pada pembentukan budaya,
seni, dan sistem politik di berbagai wilayah.
Penyebaran agama Hindu dan Buddha terjadi melalui
perdagangan, migrasi, dan pusat-pusat pendidikan di
India.
Candi-candi dan artefak-agama menjadi bukti fisik
keberadaan agama-agama ini, memberikan warisan
budaya yang masih terlihat hingga saat ini.
Kesultanan Islam

Masuknya Islam membawa perubahan besar dalam sejarah


Indonesia, terutama pada periode abad ke-13 hingga ke-16.
Kesultanan-kesultanan Islam, seperti Banten, Gowa-Tallo,
Ternate, dan Tidore, menjadi pusat-pusat kekuasaan,
perdagangan, dan penyebaran agama Islam.
Perkembangan ini melibatkan peran aktif pedagang,
pelaut, dan ulama Islam dalam menyebarkan nilai-nilai
agama dan membentuk identitas Islam di Indonesia.
Kontinuitas dan Integrasi Budaya

Meskipun pergeseran agama dominan, warisan


Hindu-Buddha masih terlihat dalam seni,
budaya, dan tradisi di Indonesia.
Integrasi unsur-unsur lokal dengan ajaran Islam
membentuk identitas kultural yang unik dan
menciptakan masyarakat yang beragam secara
budaya dan agama.
Kesimpulan
Penting untuk diingat bahwa proses sejarah ini sangat
kompleks dan terus berubah seiring waktu. Kerajaan-
kerajaan ini menciptakan kerangka waktu yang panjang
dari peradaban Indonesia dan mewujudkan pluralitas
budaya dan agama yang menjadi karakteristik khas
negeri ini hingga hari ini.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai