Anda di halaman 1dari 7

JEJAK DAKWAH DI INDONESIA

Nama : Muhammad Daffa’ Al-Ghifari


Nim : 0602522033

A. Pendahuluan
Islam masuk ke Indonesia melalui banyak jalur, diantaranya jalur pernikahan,
pendidikan, kesenian dan juga perdagangan. Karena Indonesia adalah salah satu negara
yang terkenal akan kekayaan alamnya sehingga menjadi daya tarik para pedagang di
seluruh dunia untuk singgah ke Indonesia. Pedagang beragama muslim yang berasal dari
Arab, Persia, dan juga India juga banyak yang datang ke kepulauan Indonesia untuk
melakukan perdagangan sejak abad ke-7 M (abd 1 H). (Yatim, 2018)

Penduduk lokal beranggapan bahwa para pedagang muslim adalah orang-orang


yang terpandang sehingg mereka menikahkan anak mereka kepada para pedagang
muslim. Namun syaratnya adalah sang gadis harus memeluk agama Islam terlebih
dahulu. Maka inilah salah satu cara penyebaran Islam di bumi Indonesia.

B. Para pedagang sebagai penyebar Islam pertama


Sejak zaman prasejarah, penduduk kepulauan Indonesia dikenal sebagai pelayar-
pelayar yang sanggup mengarungi lautan lepas. Sejak awal abad Masehi sudah ada rute-
rute pelajaran dan perdagangan antara kepulauan Indonesia dengan berbagai daerah di
daratan Asia Tenggara. Ketika islam pertama kali berkembang di Timur Tengah. Malaka,
jauh sebelum ditaklukan Portugis, merupakan pusat utama lalu lintas perdagangan dan
pelayaran. Melalui Malaka, hasil hutan dan rempah rempah dari seluruh pelosok
Nusantara dibawa ke Cina dan India, terutama Gujarat. Dengan demikian, Malaka
menjadi mata rantai pelajyaran yang penting. (Yatim, 2018)

Para saudagar di Arab yang melakukan transaksi perdangangan. Banyak dari


mereka yang berpergian ke Utara, Selatan, Barat dan Timur. Pada awalnya Sumatera
hanya dijadikan tempat transit sementara sebelum melanjutkan perjalanan menuju Cina,
namun lama kelamaan Sumatera dijadikan sebagai tujuan pelayaran. Karena, banyak dari
para saudagar datang ke Sumatera untuk membeli rempah-rempah seperti cengkeh, pala,
kapur barus, dan lain sebagainya. Kapur barus yang menjadi salah satu bahan yang
berasal dari Sumatera telah memasuki pasar Internasional jauh sebelum Nabi Muhammad
‫ ﷺ‬dilahirkan. Hamka berpendapat kapur barus adalah perkataan kafur yang terdapat
dalam surat Al-Insan ayat lima, menjadi bukti bahwa orang Arab jauh sebelum Nabi
Muhammad ‫ ﷺ‬dilahirkan telah datang ke Sumatera untuk membeli kapur barus yang
hanya terdapat di Barus, Sumatera Utara. (Sarwan, 2007)

Secara umum tokoh-tokoh sejarah sepakat bahwa yang membawa agama Islam
pertama kali ke Indonesia adalah para saudagar. Mereka menjalankan kewajiban dunia
dan akhirat dengan sangat baik. Berbisnis untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan juga
berdakwah untuk menunaikan dan menyebarkan agamanya, yaitu Islam. (Sarwan, 2007)

Sampai Akhirnya kerajaan kerajaan Islam berdiri. Perkembangan Islam di


Indonesia dapat dibagi menjadi tiga fase. (1) Singgahnya pedagang-pedagang Islm di
pelabuhan-pelabuhan Nusantara. (2) Adanya komunitas Islam di beberapa daerah
kepulauan Indonesia. (3) Berdirinya kerajaan-kerajaan Islam. (Yatim, 2018)

C. Saluran Islamisasi dan cara dakwah di Indonesia


Masuknya Islam di Indonesia memerlukan cara yang tepat, karena Indonesia adalah
negara yang sangat beragam adat dan istiadatnya dan sangat kental dengan ajaran
budayanya. Maka dari itu proses masuknya islam ke Indonesia menggunakan berbagai
cara, diantaranya adalah;
a. Saluran perdagangan
Pada awal permulaan, saluran islamisasi adalah perdagangan.
Kesibukan lalu lintas perdagangan pada abad ke-7 hinga ke-16 M.
membuat pedagang-pedagang Muslim (Arab,Persia dan India) turut
ambil bagian dalam perdagangan dari negeri-negeri bagian barat,
tenggara dan Timur Benua Asia. (Fard, 2017)
b. Sauran Perkawinan
Saluran islamisasi dengan cara perkawinan antara saudagar atau
pedagang dengan wanita pribumi merupakan bagian yang sangat erat
berjalinan dengan islamisasi. Karena perkawinan merupakan saluran
islamisasi yang paling memudahkan. Karena ikatan lahir dan bathin,
tempat mencari kedamaian diantara dua individu. (Permana)
c. Saluran Tasawuf
Pengajar-pengajar Tasawuf atau para sufi, mengajarkan teosufi yan
bercampur dengan ajaran yang sudah dikenal luas oleh masyarakat
Indonesia. Dengan tasawuf, “bentuk” Islam yang diajarlan kepada
penduduk pribumi mempunyai persamaan dengan alam pikiran
mereka yang sebelumnya menganut persamaan dengan alam pikiran
mereka yang sebelumnya menganut agama Hindu, sehinga agama baru
itu mudah dimengerti dan diterima. (Yatim, 2018)
d. Saluran Pendidikan
Islamisasi juga dilakukan melalui Pendidikan, baik pesantre
maupun pondok pesantren yang diselenggarakan oleh guru-guru
agama, kiai-kiai, dan ulama-ulama. (Yatim, 2018)
Setelah mereka belajar dengan para guru di pesantren, mengambil
berbagai ilmu khususnya di bidang agama, setalah itu para santri akan
pulang ke daerahnya masing-masing untuk menyebarluaskan ilmu
yang telah di dapatkan selama mengaji bersama para guru di
pesantren. Hal ini sangat membantu proses islamisasi di Indonesia.
e. Saluran Kesenian
Saluran Islamisasi melalui seni seperti seni bangunan, seni ukir,
seni pahat, seni tari, musik dan seni sasatra. Misalnya pada seni
bangunan terlihat masjid kuno Demak, Sendang Duwur Agung
Kesepuhan di Cirebon, masjid Agung di Banten dan sebagainya.
(Permana)
Saluran Islamisasi seni juga melalui kesenian yang paling terkenal
yaitu pertunjukan wayang. Dikatakan, Sunan Kalijaga adalah tokoh
yang paling mahir dalam mementaskan wayang. Dia tidak pernah
meminta upah pertunjukan, tetapi beliau meminta para penonton untuk
mengikutinya mengucapkan kalimat syahadat. (Yatim, 2018)
f. Saluran Politik
Di Maluku dan Sulawesi Selatan, kebanyakan rakyat masuk Islam
setelah rajanya masuk Islam terlebih dahulu. Pengaruh politik raja
sangat berpengaruh tersebarnya Islam di daerah ini. Di samping itu,
baik di Sumatra dan Jawa maupun di Indonesia bagian Timur, demi
kepentingan politik, Kerajaan-kerajaan Islam memerangi Kerajaan-
kerajaan non-Islam. Kemenangan Kerajaan Islam secara politik
banyak menarik penduduk Kerajaan bukan Islam itu masuk Islam.
(Fard, 2017)

D. Perkembangan Islam Di Indonesia Pada Masa Kerajaan-Kerajaan


Sebagaimana yang sudah dijelaskan, islam masuk melalui individu-individu atau
dari penduduk asli yang telah memeluk agama Islam. Dengan usaha keras mereka, Islam
tersebar sedikit demi sedikit dan menyebar luas. Setelah fase itu, kerajaan-kerajaan Islam
mulai dibangun di bumi Indonesia ini. Kerajaan-kerajaan tersebut diantaranya adalah;
a. Kerajaan Samudera Pasai
Kerajaan ini adalah kerajaan pertama di Indonesia. Kerajaan ini
terletak di pesisir Timur Laut Aceh. Masa kerajaan Samudera Pasai
merupakan periode dimana hokum Islam diterapkan dalam berbagai
kehidupan yang kemudian berlangsung lebih dari 2 abad yang diawali
oleh Raja Kerajaan Samudera Pasai yang bernama Sultan Malik As-
Shaleh sebagai sosok yang ahli dalam bidang fiqih yang bermadzhab
Syafi’i. (Maulia, Ichsan , & Hendra, 2022).
Bukti berdirinya Kerajaan Samudera Pasai pada abad ke-13 M itu
adalah adanya nisan kubur terbuat dari granit asal Samudera Pasai.
Dari nisan itu, dapat diketahui bahwa raja pertama kerajaan itu
meninggal pada bulan Ramadhan tahun 696 H, yang diperkirakan
bertepatan dengan 1297 M. dan Malik As-Shaleh lah raja pertama itu.
(Yatim, 2018)
b. Kerajaan Demak
Kerajaan Islam Demak berdiri di akhir penghujung Kerajaan
Majapahit. Para ahli sejarah sejarah pada umumnya mengatakan,
bahwa perkembangan Islam di Jawa bersamaan waktunya dengan
masa melemahnya kerajaan Majapahit. Di bawah pimpinan Sunan
Ampel Denta, Wali Songo bersepakat untuk mengangkat Raden Fatah
menjadi raja pertama di Demak dan sekaligus kerajaan Islam pertama
di Jawa. (Afidah, 2021)
c. Kerajaan Cirebon
Kesultanan Cirebon adalah kerajaan Islam pertama di Jawa Barat.
Kerajaan ini didirikan oleh Sunan Gunung Jati. Di awal abad ke-16,
Cirebon hanya sebuah daerah kecil di bawah kekuasaan Pakuan
Pajajaran. Raja Pajajaran menempatkan seorang juru labuhan disana,
bernama Pangeran Walasungsang. Disebutkan oleh Tome Pires, Islam
sudah ada di Cirebon sekitar 1470-1475 M. Namun, yang berhasil
meningkatkan status Cirebon menjadi sebuah kerajaan adalah Syarif
Hidayatullah, pengganti dan keponakan dari Pangeran Walasungsang
Dialah pendiri dinasti raja-raja Cirebon dan kemudian juga Banten.
Dari Cirebon, Sunan Gunung Jati mengembangkan dakwah
islamnya ke daerah lain di Jawa Barat dan Banten adalah salah satu
termasuk daerah yang menjadi objek dakwah Sunan Gunung Jati.
Dasar bagi pengembangan Islam dan perdagangan kaum muslimin di
Banten diletakkan oleh Sunan Gunung Jati. Ketika ia kembali ke
Cirebon, Banten diserahkan kepada anaknya, Sultan Hasanuddin.
(Yatim, 2018)
d. Kerajaan Banten
Dalam babad Banten dijelaskan bahwa dengan kelembutan dan
kesungguhan Sultan Hasanuddin, beliau berhasil mengislamkan 800
orang petapa dengan sebagian besar pengikutnya. Sehingga di Banten
telah terbentuk satu masyarakat Islam diantara penduduk pribumi
yang masih memeluk ajaran nenek moyang. Antara lain agama Sunda
Wiwitan. Ketika kesultanan Banten dijabat oleh anak dari Sultan
Hasanuddin, yaitu Maulana Yusuf, Banten banyak didatangi para
ulama dari Timur Tengah. Kedatangan mereka disambut baik oleh
Sultan, karena memang Banten sedang membutuhkan para ulama
untuk memperdalam ilmu agama mereka. Pada fase inilah di buka
pesantren-pesantren disekitar pesisir Utara. (Sugiri)
Itulah beberapa kerajaan-kerajaan dari banyaknya kerajaan-
kerajaan yang berdiri di Indonesia. Dakwah yang dilakukan oleh para
pendahulu dapat kita rasakan sampai sekarang ini.
E. Kesimpulan
Dari keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa Islam pertama kali disebarkan di bumi
Indonesia melalui para pedagang yang melakukan transaksi jual beli dengan orang
pribumi. Sehingga orang pribumi tertarik untuk menikahkan putri-putri mereka dengan
para saudagar dengan syarat harus bersyahadat terlebih dahulu. Begitu juga islam
menyebar melalui beberapa cara dakwah, yaitu dengan perkawinan, pendidikan, seni dan
lain-lainnya. Dengan terus berkembangnya islam sampai pada masa didirikannya
kerajaan-kerajaan Islam di berbagai daerah di Nusantara.

F. Penutup
Banyak sekali pelajaran yang penulis dapatkan ketika membuat makalah ini.
Karena banyak sekali hal-hal yang sangat amat menakjubkan perjuangan para pendahulu
untuk menyebarluaskan agama Islam di Indonesia yang mana notabene penduduk
Indonesia sangat kuat dengan ajaran nenek moyangnya. Akan tetapi, cara dakwah para
ulama terdahulu sangat jenius dan tentunya dilapisi dengan kesabaran dan juga
kelembutan sehingga Islam yang bernuansa damai dapat masuk kedalam sanubari
mereka. Dan ini juga yang menjadi alasan penulis mengambil tema “Jejak Islam Di
Indonesia” karena keingin tahuan penulis bagaimana awal masuknya Islam di Indonesia,
sampai Indonesia menjadi negara dengan mayoritas penduduknya adalah Muslim.
Maka dari itu, penulis ingin mengucapkan permohonan maaf apabila terdapat
banyak kesalahan atau mungkin kekeliruan dalam penulisan, karena masih kurangnya
ilmu yang penulis miliki.
References
Afidah, N. (2021). Perkembangan Islam pada Masa Kerajaan Demak. Jurnal Studi Islam dan
Kemuhammadiyahan (JASIKA).

Fard, D. M. (2017). SEJARAH ISLAM DI NUSANTARA. STISNU NUSANTARA TANGGERANG.

Maulia, S. T., Ichsan , M., & Hendra. (2022). JEJAK PERKEMBANGAN ISLAM PADA KERAJAAN-KERAJAAN
ISLAM DI INDONESIA. Jurnal Pendidikan Sejarah& Sejarah FKIP Universitas Jambi.

Permana, R. (n.d.). SEJARAH MASUKNYA ISLAM DI INDONESIA.

Sarwan. (2007). Jejak Dakwah Di Nusantara. Al-hikmah.

Sugiri, A. (n.d.). ISLAMISASI BANTEN : SEBUAH REFLEKSI KULTURAL.

Yatim, B. (2018). Sejarah Peradaban Islam . Depok: PT RajaGarfindo Persada.

Anda mungkin juga menyukai