Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

TERBENTUKNYA PEDAGANG NUSANTARA DAN


KAWASAN YANG DILALUI PEDAGANG
Diajukann Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Pelajaran Sejarah Indonesia

Disusun oleh :
1. Ratu Ikmalia H.U
2. Ahmad Ubaits
3. Fadilla Syifa M
4. Yayah Zakiyah

MADRASAH ALIYAH NEGERI 3 CIREBON


BUNTET PESANTREN
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan makalah yang berjudul
Terbentuknya Pedagang Nusantara Dan Kawasan Yang Dilalui Pedagang dalam rangka
memenuhi tugas kelompok Mata pelajaran Sejarah Indonesia . Semoga makalah ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan atau petunjuk maupun pedoman bagi yang membaca
makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini banyak terdapat kekurangan
dan kesalahan. Saran dan kritik yang membangun akan penulis terima dengan hati terbuka
agar dapat meningkatkan kualitas makalah ini.
Demikian yang dapan penulis sampaikan. Atas perhatiannya penulis ucapkan terima
kasih.

Cirebon, 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................................ I


Daftar Isi ......................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang ..................................................................................................... 1
B. Rumusan masalah ............................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN
A. Sejarah awal jaringan perdagangan diindonesia ................................................. 2
B. Kawasan yang dilalui pedagang.......................................................................... 6

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ......................................................................................................... 8
B. Saran ................................................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perdagangan adalah proses interaksi antara individu atau kelompok sosial
yang satu dengan lainnya untuk memperoleh komoditas. Dalam perdagangan terkait
empat komponen pokok, yaitu: orang yang mengadakan interaksi, barang atau
komoditas, transportasi atau alat yang digunakan untuk memindahkan barang atau
komoditas, dan kedua belah pihak yang terkait dalam perdagangan.
Jaringan perdagangan masa lalu telah menempatkan rempah-rempah
sebagai komoditi utama sejak awal masehi dengan adanya kontak antara pedagang
nusantara dengan pedagang Cina, Arab dan India. Jaringan perdagangan rempah-
rempah ini kemudian semakin ramai dengan kedatangan bangsa Eropa sekitar abad
ke-16, ditandai dengan penguasaan atas Malaka – salah satu bandar penting
dalam jaringan perdagangan Asia Tenggara – pada tahun 1511 oleh bangsa Portugis.
Jaringan perdagangan ini semakin ramai dengan kedatangan bangsa Eropa sekitar
abad ke-16. Dalam konteks perdagangan global, terbentuk jaringan perdagangan yang
menghubungkan dunia barat sebagai konsumen dan dunia timur sebagai penghasil
komoditi. Maluku dikenal sebagai pusat produksi cengkeh dan pala (Kepulauan
Rempah-Rempah). Kedatangan bangsa Eropa ke kawasan Asia tidak lepas dari
keberhasilan bangsa Portugis menemukan jalur pelayaran yang menghubungkan
daratan Eropa dan Asia melalui Afrika. Jalur pelayaran inilah yang kemudian
menjadi jalur alternatif jaringan perdagangan dunia yang sebelumnya merupakan
jalur darat ( jalut sutera ). Dengan demikian, dalam konteks perdagangan rempah-
rempah, khususnya bagi bangsa Eropa telah terbentuk jaringan yang langsung
menghubungkan Asia Tenggara khususnya Kepulauan Nusantara sebagai produsen
utama rempah-rempah dan Eropa sebagai konsumen.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana sejarah terbentuknya Jaringan Perdagangan di nusantara ?
2. Apa saja kawasan yang dilalui pedagang ?

1
BAB II
PEMBAHASAN

Secara geografis wilayah Nusantara berada pada posisi silang di antara dua
benua dan dua samudera. Wilayah Nusantara diapit oleh Benua Asia dan Benua
Australia, juga diapit oleh Samudera Pasifik dan Samudera Hindia. Kondisi geografis
tersebut bernilai strategis dan terbuka. Strategis bermakna letaknya baik dan
menguntungkan, sedangkan terbuka berarti Nusantara terbuka oleh jalur hubungan
antarpulau dan antarnegara. Sejak abad ke-7 kawasan Nusantara telah berhasil
memainkan peran sebagai salah satu pusat perdagangan dan pintu gerbang lalu lintas
perdagangan internasional, antara India-Cina di Asia atau di antara mata rantai
hubungan Asia-Eropa. Di Nusantara muncul beberapa pusat perdagangan penting
setelah sebelumnya mampu tampil sebagai pemasok barang komoditas bagi bangsa-
bangsa asing, terutama rempah-rempah. Aktivitas perdagangan dan pelayaran
internasional di Nusantara dapat berjalan dengan baik sebab negeri-negeri pemilik
pusat perdagangan di Nusantara dapat mengamankan wilayah perairannya sehingga
memberi jaminan keamanan kepada setiap bangsa. Selain itu, penduduk Nusantara
termasuk bangsa yang memiliki kepandaian dan keberanian mengarungi samudera
luas. Semua itu menyebabkan posisi Nusantara menjadi teramat penting dalam
percaturan perdagangan dan pelayaran antara Asia-Eropa.

A. Sejarah awal Jaringan Perdagangan di Indonesia


Sebelum kedatangan bangsa barat, Nusantara telah berkembang menjadi
wilayah perdagangan internasional. Pada saat itu terdapat dua jalur perniagaan
internasional yang digunakan oleh para pedagang, yaitu :
1. Jalur perniagaan melalui darat atau lebih dikenal dengan “Jalur Sutra” (Silk Road)
yang dimulai dari daratan Tiongkok (Cina) melalui Asia Tengah, Turkistan hingga
ke Laut Tengah. Jalur ini juga berhubungan dengan jalanjalan yang dipergunakan
oleh kafilah India. Jalur ini merupakan jalur paling tua yang menghubungkan
antara Cina dan Eropa.
2. Jalur perniagaan melalui laut yang dimulai dari Cina melalui Laut Cina kemudian
Selat Malaka, Calicut (India), lalu ke Teluk Persia melalui Syam (Syuria) sampai

2
ke Laut Tengah atau melalui Laut Merah sampai ke Mesir lalu menuju Laut
Tengah
3. Melalui jalur perniagaan laut komoditi ekspor dari wilayah Nusantara menyebar di
pasaran India dan kekaisaran Romawi (Byzantium) yang terus menyebar ke
wilayah Eropa. Komoditi ekspor tersebut antara lain terdiri atas rempah-rempah,
kayu wangi, kapur barus dan kemenyan.Sejak masa kerajaan lama (baik pada
masa kejayaan Hindu-Budha maupun Islam) pengaruh raja-raja atau sultan-sultan
dari masing-masing kerajaan dalam dunia perdagangan cukup besar. Mereka
bertindak tidak sekedar sebagai pengontrol keamanan atau penarik pajak saja,
namun sering kali juga bertindak sebagai pemilik modal. Pada dasarnya dunia
perdagangan di wilayah Nusantara pada waktu itu mempunyai sifat politis dan
kapitialistik. Ada dua kerajaan utama di Nusantara yang mempunyai andil besar
dalam meramaikan perniagaan Internasional pada kurun abad ke-7 hinga ke-15,
yaitu Sriwijaya di Sumatera dan Majapahit di Jawa. Keduanya adalah kerajaan
Hindu-Budha. Kerajaan Sriwijaya merupakan salah satu kerajaan pantai yang
kekuatan ekonominya bertumpu pada perdagangan internasional. Sriwijaya
berhubungan dengan jalan raya perdagangan internasional dari Cina ke Eropa
melalui Selat Malaka.
Pada abad ke-7 hingga ke-13 kerajaan tersebut tumbuh dan berkembang
menjadi pusat perdagangan di wilayah Indonesia Barat, terutama setelah berhasil
menguasai dan mengamankan jalur perdagangan di sekitar Selat Malaka.
Sriwijaya mewajibkan setiap kapal dagang yang lewat Selat Malaka untuk singgah
ke pelabuhan Sriwijaya. Oleh karena itu, kerajaan tersebut sering dikunjungi para
pedagang dari Persia, Arab, India, dan Cina untuk memperdagangkan barang-
barang dari negerinya atau negeri-negeri yang dilaluinya. Barang-barang tersebut
antara lain berupa tekstil, kapur barus, mutiara, kayu berharga, rempah-rempah,
gading, kain katun dan sengkelat, perak, emas, sutera, pecah belah serta gula.
Sebagaimana telah diuraikan, bahwa sebelum kedatangan bangsa Eropa
perdagangan rempah-rempah di Maluku didominasi oleh pedagang-pedagang
Cina, Arab, dan pedagang pribumi. Namun, sejak kedatangan bangsa Eropa
perdagangan rempah-rempah menjadi rebutan diantara para pedagang Eropa.
Dimulai dengan kedatangan bangsa Portugis pada tahun 1512. Kedatangan
bangsa portugis ke Indonesia mempunyai tiga tujuan sebagai berikut:

3
a. Tujuan ekonomi,yaitu mencari keuntungan yang besar dari hasil perdagangan
rempah-rempah. Membeli dengan harga murah di Maluku,dan menjualnya
dengan harga tinggi di Eropa.
b. Tujuan agama,yaitu menyebarkan agama Nasrani
c. Tujuan petualangan,yaitu mencari daerah jajahan.
Tujuan tersebut lebih dikenal dengan gold,glory,gospel. Yaitu:
a. Gold,yaitu mencari emas dan mencari kekayaan \.
b. Glory,yaitu mencari keharuman nama,kejayaan,dan kekuasaan.
c. Gospel,yaitu tugas suci menyebarkan agama Kristen.
Bangsa Portugis karena ingin mencapai tujuannya segera melakukan
serangkaian kegiatan penjelajahan. Di bawah pimpinan Alfonso d’Albuquerque,ia
bersama armadanya berhasil menguasai Malaka pada tahun 1511.selanjutnya,pada
tahun 1521 portugis sudah berhasil menguasai Ternate,yaitu dengan mengadakan
perjanjian dengan kerajaan Ternate.
Portugis dan spanyol memang sama-sama ingin menguasai dunia. Mereka
sudah dua kali membuat kesepakatan,yang pertama tahun 1494 dengan Perjanjian
Thordesillas,dan yang kedua tahun 1526 dengan perjanjian Saragosa. Perjanjian
Saragosa yang dipimpin oleh Paus,membagi dunia dalam dua wilayah kekuasaan.·
Setelah mendapat tempat dan berhasil menguasai Malaka dan Maluku,
portugis berusaha mendapat tempat lagi di sumatera yang merupakan daerah
penghasil Lada terbesar.Namun usaha Portugis gagal,Karena kerajaan Aceh
terlalu kuat dan pengawasan yang sangat ketat terhadap semua wilayah
kekuasaanya. Di pulau jawa,Portugis diterima dengan baik hanya di Pasuruan dan
Blambangan saja,selebihnya di bawah pengaruh Demak yang tidak begitu senang
terhadap portugis.
Kemudian oleh Spanyol pada Tahun yg sama.Tujuan kedatangan bangsa
Spanyol ke Indonesia sama dengan tujuan bangsa portugis, yaitu mencari
kekayaan,menyebarkan agama Nasrani,dan mencari daerah jajahan.Pada tanggal 8
November 1521,kapal dagang Spanyol berlabuh di Maluku,setelah melalui
Filipina,Kalimantan Utara,kemudian langsung ke Tidore.Disini bangsa Spanyol
diterima baik oleh rakyat Tidore.
Kemudian diikuti bangsa Inggris. Inggris merupakan bangsa Eropa yang
paling banyak memiliki daerah jajahan yaitu benua Amerika bagian Utara,
Australia, Afrika maupun Asia. Jajahan Inggris di Asia terutama adalah Indiadan
4
Semenanjung Malaya. Orang-orang Inggris seperti halnya orang Belanda berada
dalam tekanan untuk terlibat secara langsung dalam perdagangan rempah-rempah.
Pada Tahun 1591, Elizabeth I mendukung usaha pertama Inggris untuk terlibat
langsung dalam perdagangan. Sir James Lancaster dan George Raymond siap
mengadakan pelayaan pada tahun itu juga. Perjalanan mereka ini mengalami
bencana. Di atas kapal timbul banyak kematian akibat terjangkit wabah penyakit.
Lancester memang berhasil mencapai Aceh dan Penang, namun dalam perjalanan
pulang ke negerinya dia terdampar di kepulauan Hindia Barat dan baru sampai di
Inggris tahun 1594 atas kebaikan hati seorang perampok Perancis. Akibatnya
Inggris meragukan manfaat yang akan diperoleh dari usaha seperti itu. Tetapi
karena tersiar kabar mengenai keuntungan-keuntungan pertama yang diperoleh
Belanda, maka lenyaplah sudah semua keraguan itu.
Bangsa Inggris mendirikan perusahaan dagang bernama EIC (East India
Company) pada tahun 1600 yang bermarkas di Calanta India. Pada tahun 1600,
Elizabeth I memberi sebuah oktroi kepada Maskapai Hindia Timur ( The East
India Company), dan mulailah Inggris mendapat kemajuan di Asia. Sir James
Lancaster ditunjuk untuk melakukan pelayaran yang pertama maskapai ini. Dia
tiba di Aceh pada Bulan Juni 1602 dan terus menuju Banten. Pimpinan armada
kapal membawa surat dan hadiah dari raja untuk Mangkubumi di Banten. Dengan
demikian, pedagang Inggris diterima dengan senang hati oleh Mangkubumi di
Banten dan dapat berdagang dengan mudah, bahkan juga diperbolehkan
mendirikan kantor degang di pelabuhan Banten. Bandar lada yang sangat kaya ini
tetap menjadi pusat kegiatan orang-orang Inggris sampai tahun 1682. Lancester
kemudian kembali ke Ingris dengan membawa muatan lada yang sangat banyak.
Lalu diikui oleh Belanda pada tahun 1599. Perang antara Belanda
melawan Spanyol selama 80 tahun (1568-1648) telah mendorong Belanda untuk
mencari daerah jajahan ke nusantara. Belanda datang pertama kali ke Indonesia
pada tahun 1596,di bawah pimpinan Cornelis de Houtman,dan berhasil mendarat
di Pelabuhan Banten. Pada tanggal 20 maret tahun 1602,Belanda mendirikan
kongsi dagang yang beranama VOC (Vereenigde Oost Indische
Compagnie),dengan tujuan sebagai berikut:
a. Menghilangkan persaingan yang merugikan para pedagang Belanda
b. Menyatukan tenaga untuk menghadapi persaingan dengan bangsa Portugis dan
pedagang-pedagang lainnya di Indonesia
5
c. Mencari keuntungan yang sebesar-besarnya untuk membiayai perang melawan
Spanyol
B. Kawasan yang dilalui pedagang
Penamaan Jalur Sutra mengacu pada kegiatan perdagangan sutra yang
dilakukan oleh para pedagang Cina di sepanjang jalan tersebut semasa pemerintahan
Dinasti Han (206 SM-220 M). Istilah ini mulai populer digunakan masyarakat luas
setelah ahli geografi asal Jerman, Ferdinand von Richthofen, menyebut Silk Road
(Jalur Sutra) dalam beberapa kali ekspedisinya ke Cina antara 1868-1872.
Beberapa bagian dari rute Jalur Sutra sempat mengalami perluasan pada 114
SM ketika utusan Kekaisaran Cina, Zhang Qian, melakukan misi dan eksplorasinya di
Asia Tengah. Menurut catatan, rute utama dari jaringan perdagangan tersebut
memiliki panjang 6.437 km.
Sejarawan asal AS, Jerry Bentley, menuturkan, aktivitas perdagangan di Jalur
Sutra merupakan faktor penting dalam perkembangan peradaban di Cina, anak benua
India, Persia, Eropa, dan Jazirah Arab.
“Jalur ini menjadi sarana penghubung yang membuka interaksi politik dan
ekonomi antarperadaban pada zaman kuno,” ungkap Bentley dalam bukunya, Old
World Encounters: Cross-Cultural Contacts and Exchanges in Pre-Modern Times.
Meskipun sutra menjadi komoditas utama Cina pada masa itu, banyak pula
barang lainnya yang juga diperdagangkan lewat jalur ini. Pada periode-periode
peradaban tertentu, rute ini selalu ramai dilewati para pedagang, pengelana, biarawan,
tentara, dan kaum nomaden dari berbagai negara.
Sebagai hasilnya, Jalur Sutra juga memainkan peranan penting dalam proses
akulturasi masyarakat di kawasan yang dilalui oleh rute tersebut. “Akulturasi yang
terjadi bukan hanya di bidang budaya, melainkan juga agama, filsafat, dan teknologi,”
ujar Bentley.
Selain bangsa Cina, kaum pedagang utama lainnya yang ikut melintasi Jalur
Sutra pada zaman kuno juga berasal dari bangsa Persia, Yunani, Suriah, Romawi,
Armenia, India, dan Baktrian (masyarakat kuno yang mendiami wilayah Afghanistan
dan Uzbekistan sekarang —Red). Selanjutnya, pada periode kedatangan Islam, para
pedagang Arab juga menjadi salah satu bangsa pedagang yang paling menonjol di
jalur ini.
Pada 22 Juni 2014, UNESCO menetapkan jalan kuno sepanjang 5.000 km dari
Jalur Sutra yang membentang dari Cina Tengah hingga wilayah Zhetsyu di Asia
6
Tengah sebagai Situs Warisan Dunia (World Heritage Sites). Rute yang dikenal
sebagai Koridor Chang'an-Tianshan ini melintasi beberapa negara, mencakup Cina,
Kazakhstan, dan Kirgizstan.
Menurut UNESCO, jaringan jalan yang dibentuk oleh Jalur Sutra secara
keseluruhan memiliki panjang hingga 35 ribu km. Beberapa dari rute-rute tersebut
telah digunakan selama ribuan tahun. Aktivitas perdagangan di Jalur Sutra makin
meningkat pada abad kedua SM. “Jalur ini terus dimanfaatkan sebagai rute
perdagangan utama dunia sampai abad ke-16,” ungkap UNESCO.

7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan memiliki letak posisi silang, kawasan Nusantara menerima dampak
positif dan negative akibat timbulnya hubungan antarnegara yang melewati
wilayah ini. Dampak positif dari posisi silang, yakni Nusantara dapat berperan
menjadi jembatan lalu lintas perdagangan dan pelayaran internasional. Nusantara
pun bias menjadi tempat persinggahan sementara bagi kapal-kapal yang
melewatinya. Adapun dampak negatf dari posisi silang, yaitu mudah
mendatangkan bahaya dan ancaman dari luar terhadap Nusantara. Selain itu,
mudah masuknya budaya luar yang tidak sesuai dengan kepribadian masyarakat
Nusantara.
Kawasan Nusantara memiliki posisi tersendiri dalam jaringan perdagangan
antara Asia-Eropa. Posisi yang strategis dalam lalu lintas perdagangan
internasional itu telah menyebabkan kawasan Nusantara menjadi incaran dan ajang
perebutan bangsa-bangsa Barat, seperti Portugis, Spanyol, Inggris, dan Belanda.
Khususnya pada masa Kolonial atau masa penjajahan Belanda. Jaringan
perdagangan yang telah lama ada sebelum masuknya Belanda pun semakin
berkembang atau semakin luas jaringan perdagangan tersebut akibat telah
munculnya berbagai teknologi dan tata cara perdagangan yang menguntungkan
pihak pedagang. Ini membuat nama Nusantara semakin dikenal di seluruh penjuru
dunia akibat komoditi dagangannya yang menjadi primadona di dunia, khususnya
bumi eropa
Berganti-gantinya bangsa Barat yang bercokol di Nusantara bukannya
membuat kesejahteraan dan ketenteraman, melainkan rakyat malah menjadi korban
penghisapan oleh kolonialis-imperialis dan sumber daya alam terus mengalir ke
dunia Barat.
B. Saran
Dengan demikian yang dapat kami sampaikan mengenai makalah ini.
Tentunya banyak kesalahan, maka dari itu penulis berharap kepada pembaca untuk
memberikan kritik dan saran untuk memotivasi kami agar lebih baik kedepannya.

8
DAFTAR PUSTAKA

Reid, Anthony. 1999. Dari Ekspansi hingga Krisis: Jaringan Perdagangan Global Asia
Tenggara 1450 – 1680. Jakarta, Yayasan Obor Indonesia.
Reid, Anthony. 2011. Asia Tenggara dalam kurun Niaga (Jilid I:Tanah di Bawah Angin).
Jakarta, Yayasan Obor Indonesia.
Kartodirjo, Sartono. 1992. Pengantar Sejarah Indonesia Baru: 1500-1900 (Dari Emporium
Sampai Imperium) Jilid I. Jakarta, Gramedia.

Anda mungkin juga menyukai