Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Perdagangan adalah proses interaksi antara individu atau kelompoksosial
yang satu dengan lainnya untuk memperoleh komoditas. Dalam perdagangan
terkait empat komponen pokok, yaitu: orang yang mengadakan interaksi, barang
atau komoditas, transportasi atau alat yang digunakanuntuk memindahkan barang
atau komoditas, dan kedua belah pihak yangterkait dalam perdagangan.Jaringan
perdagangan masa lalu telah menempatkan rempah-rempah sebagai komoditi
utama awal masehi dengan adanya kontak antara pedagang nusantara dengan
pedagang Cina, Arab dan India. Jaringan perdagangan rempah - rempah ini
kemudian semakin ramai dengan kedatangan bangsa Eropa sekitar abad ke-
16, ditandai dengan penguasaan atas Malaka salah satu bandar penting dalam
jaringan perdagangan Asia pada tahun 1511 oleh bangsa Portugis. Jaringan
perdagangan ini semakinramai dengan kedatangan bangsa Eropa sekitar abad ke-
16.
Dalam konteks perdagangan global, terbentuk jaringan perdagangan yang
menghubungkan dunia barat sebagai konsumen dan dunia timur sebagai penghasil
komoditi.Maluku dikenal sebagai pusat produksi cengkeh dan pala
(KepulauanRempah-Rempah). Kedatangan bangsa Eropa ke kawasan Asia tidak
lepasdari keberhasilan bangsa Portugis menemukan jalur pelayaran yangmenghub
ungkan daratan Eropa dan Asia melalui Afrika. Jalur pelayaraninilah yang
kemudian menjadi jalur alternatif jaringan perdagangan duniayang sebelumnya
merupakan jalur darat ( jalut sutera ). Dengan demikian, dalam konteks
perdagangan rempah-rempah, khususnya bagi bangsa Eropa telah terbentuk
jaringan yang langsung menghubungkan Asia Tenggara khususnya Kepulauan
Nusantara sebagai produsen utama rempah-rempah dan Eropa sebagai konsumen.

1
1.2. RUMUSAN MASALAH
1.2.1 Bagaimana dagang indonesia dengan India dan China?
1.2.2 Bagaimanan Kerajaan Besar pada masa Perkembangan jaringan
Perdagangan?
1.2.3 Bagaimana Dampak dari terbentuknya jjaringan Nusantara Melalui jalur
Perdagangan?

1.3.TUJUAN
1.3.1 Untuk Mengetaui dagang indonesia dengan India dan China
1.3.2 Untuk Mengetaui Kerajaan Besar pada masa Perkembangan j aringan
perdagangan
1.3.3 Untuk Mengetaui Dampak dari terbentuknya jjaringan Nusantara Melalui
jalur Perdagangan

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. HUBUNGAN DAGANG INDONESIA DENGAN INDIA DAN CINA


Proses masuknya pengaruh agama hindu maupun agama budha ke
indonesa melalui hubungan perdagangan india dengan Indonesia. Dalam
hubungan dagang itu, terjadi pergaulan di antara para pedagang. Pergaulan
tersebut berlangsung cukup lama, dalam pergaulan tersebut, terjadi saling tukar
pikiran di antara mereka. Kepadda bangsa kita, orang-orang india bercerita
tentang agamanya, yaitu agama Hindu dan Buddha sehingga agama hindu dan
budda dikenal bangsa Indonesia. Akibat hubungan dagang tersebut akhirnya
pengaruh hindu-Budha masuk ke Indonesia.
Sebagai akibat dari hubungan perdagangan dan pelayaran, timbullah
pertemuan kebudayaan yang melahirkan kebudayaan baru bagi masyarakat
Nusantara. Proses percampuran antara dua atau lebih kebudayaa yang saling
bertemu dan memengaruhi itu disebut akulturasi kebudayaan.
Adanya hubungan dagang pada awal abad tarikh Masehi, didasarkan adanya
sumber-sumber baik esterm ataupun interm.

2.2.1 Ekstern
1) Sumber dari india
Bukti adanya hubungan dagang tersebut dapat diketahui dari kitab Jataka
dan kita Ramayana tetapi tidak menyebutkan kapan India mengenal
Indonesia. Kitab sastra india yang dapat dipercaya adalah Kitab
Mahaniddesa yang member petunjuk bahwa masyarakat india telah
mengenal beberapa tempat di Indonesia pada abad ke-3 Masehi. Dalam
kitab Geograpihike yang ditulis pada abad ke-2 juga disebutkan telah ada
hubungan dagang antara india dan Indonesia. Dari kedua keterangan
tersebut, dapat disimpulkan bahwa secara intensif terjadinya hubungan
dagang antara Indonesia dan india mulai abad-abad tersebut (abad ke 2-3
Masehi

3
2) Sumber dari Cina
Hubungan Indonesia dengan cina diperkirakan telah berkembang pada
abad ke-5. Bukti-bukti yang memperkuat hubungan itu di antaranya adalah
perjalanan seorang pendeta budha, fahien.
Pada sekitar tahun 413 M, Fa Hien melakukan perjalanan dari india ke
YE-PO-TI (tarumanegara) dan kembali ke cina melalui jalur laut.
Selanjutnya, kaisar Cina, Wen Ti mengirim utusan ke She-Po
(Pulau Jawa).

3) Sumber dari Yunani


Hubungan dagang antara Indonesia dengan india, dan cina dapat diketahui
dari Claudius Ptolomeus, seorang ahli ilmu bumi Yunani. Dalam kitabnya
yang berjudul Geographike yang ditulis pada abad ke 2. Ptolomeus
menyebutkan nama Labadio yang artinya pulau jelai. Mungkin kata itu
ucapan Yunani untuk menyebut Yawadwipa, yang artinya juga pulau jelai.
Dengan demikian, seperti yang disebutkan dalam kitab Ramayana bahwa
Yawadwipa yang dimaksud ialah pula jawa.

2.1.2. Intern
Adanya sumber-sumber dari luar, seperti dari india, cina dan Yunani, diperkuat
adanya sumber-sumber yang ada di Indonesia sendiri.
1) Prasasati
Prasasti-Prasasti tertua di Indonesia yang menunjukkan hubungan
Indonesia dengan india, misalnya prasati Mulawarman di Kalimantan
timur yang berbentuk Yupa. Semua prasasati ditulis dalam bahasa
Sanskerta dan huruf Pallawa

2) Kitab-kitab kuno
Kitab-kitab kuno yang ada di Indonesia biasanya ditulis pada daun lontar
yang ditulis dengan menggunakan bahasa dan tulisan jawa kuno yang juga
merupakan pengaruh dari bahasa sanskerta dan tulisan pallawa

4
3) Bangunan-Bangunan kuno
Bangunan-bangunan kuno yang bercorak hindu ataupun budha terdiri atas
candi, stupa, relief, dan arca.

Agama hindu yang berkembang di indonesi berbeda dengan agama hindu yang
berkembang di india. Agama dan kebudayaan hindu disesuaikan dengan
kebudayaan dan kepercayaan asli Indonesia yang berintikan pemujaan roh leluhur
(animism dan dinamisme). Dalam bidang sastrapun terjadi penyesuaian, misalnya
huruf Pallawa berubah menjadi huruf kawi dan huruf jawa kuno. Demikian pula
dalam seni bangunan, bentuk candi di Indonesia lain dengan yang ada di india.

2.2. KERAJAAAN BESAR PADA MASA PERKEMBANGAN JARINGAN


PERDAGANGAN

2.2.1 Penguasaan Perairan Masa Sriwijaya


Sriwijaya adalah salah satu kemaharajaan bahai yang pernah berdiri di
pulau Sumatra dan banyak member pengaruh di nusantara dengan daerah
kekuasaan membentang dari kamboja, Thailand selatan, semenanjung Malaya,
Sumatra, jawa, dan pesisir Kalimantan.
Di dunia perdagangan, sriwijaya menjadi pengendali jalur perdagangan
antara india dan tiongkok, yakni dengan penguasaan atas selat malaka dan selat
sunda. Orang arab mencatat bahwa sriwijaya memiliki aneka komoditas, seperti
kapur barus, kayu gaharu, cengkih, pala, kapulaga, gading, emas, dan timah.
Semua komoditas tersebut membuat raja sriwijaya sekaya raja-raja di india.
Kekayaan yang melimpah ini telah memungkinkan sriwijaya membeli kesetiaan
dari vassal-vassalnya di seluruh asia tenggara.
Dengan berperan sebagai pelabuhan utama di asia tenggara dengan
mendapatkan restu, persetujuan, dan perlindungan dari kaisar tiongkok untuk
dapat berdagang dengannya, sriwijaya senantiasa mengelola jejaring perdagangan
bahari dan menguasai urat nadi pelayaran antara tiongkok dan india.
Berdasarkan alas an itulah sriwijaya harus terus menjaga dominasi

5
perdagangannya dengan selalu mengawasi dan jika perlu memerangi pelabuhan
pesaing di kerajaa tetangga. Keperluan untuk menjaga monopoli perdagangan
inilah yang mendorong sriwijaya menggelar ekspedisi militer untuk menaklukkan
Bandar pelabuhan pesaing di kawasan sekitarnya dan menyerap mereka ke dalam
mandala sriwijaya. Bandar malayu di jambi, kota kapur di pulau Bangka,
tarumanegara dan pelabuhan sunda di jawa barat, kalingga di jawa tengah, dan
Bandar kedah dan chaiya di semenanjung melaya adalah beberapa contoh Bandar
pelabuhan yang ditaklukkan dan diserap ke dalam lingkup pengaruh sriwijaya.
Kejayaan bahari sriwijaya terekam di relief candi Borobudur, yaitu
menggambarkan kapal kayu bercandik ganda dan bertiang layar yang melayari
lautan nusantara sekitazr abad ke-8 masehi. Candik ganda adalah cirri khas perahu
bangsa Austronesia.

2.2.2 Penguasaan Perairan Masa Majapahit


Majapahit merupakan kerajaan agraris sekaligus perdagangan yang sangat
besar. Majapapahit bias pula disebut sebagai kerajaan agraris maritime. Kekuatan
majapahit sebagai kerajaan agraris maritime bias dilihat pada peninggalan candi-
candi, baik di jawa timur maupun di jawa tengah. Menurut prapto saptono,
arkeolog yang pernah bertugas di bp3 jatim lulusan universitas gajah mada yang
kini tinggal di jombang, jawa timur menjelaskan bahwa jalur perdagangan
majapahit tidak saja didukung oleh kapal-kapal yang besar. Majapahit juga
memiliki armada laut yang kuat sehingga sangat berkuasa dalam mengamankan
jalur perdagangan di laut utara yang banyak dilalui dan disinggahi Negara lain.
Catatan wang ta-yuan, pedagang tiongkok menyebutkan bahwa komoditas
ekspor jawa pada saat itu ialah lada, garam, kain, dan burung kakak tua,
sedangkan komoditas imprnya adalah mutiara, emas, perak, sutra, barang
keramik, dan barang dari besi. Mata uangnya dibuat dari campuran perak, timah
putih, timah hitam, dan tembaga.
a. Kemakmuran mahapahit diduga karena dua faktor berikut.
Faktor pertama, yaitu lembah sungai brantas dari bengawan solo di dataran
rendah jawa timur utara yang sangat cocok untuk pertanian pagi. Pada

6
masa jayanya, majapahit membangun berbagai infrastruktur irigasi yang
sebagian dengan dukungan pemerintah.
b. Faktor kedua, pelabuhan-pelabuhan majapahit di pantai utara jawa
berperan penting sebagai pelabuhan pangkalan untuk mendapatkan
komoditas rempah-rempah dari Maluku. Dari perdagangan ini, majapahit
juga mendapatkan pajak.

Berdasarkan sumber babad lasem dan lokasi geografis majapahit, dapat


diperoleh gambaran bahwa majapahit memang memerlukan junk-junk perang
yang mungkin ukurannya lebih kecil, tetapi mempunyai kelincahan yang tinggi.
Junk-junk perang ini diperlukan untuk mengamankan perairan majapahit di laut
jawa dan pelabuhan-pelabuhannya di pantai utara jawa, seperti lasem, tuban
(kambangputih), sidhayu (sedayu), gresik, Surabhaya (surabaya), dan canggu.
Mengenai bentuk, apalagi teknologinya belum dapat diketahui dengan pasti
karena hingga kini belum pernah ditemukan bukti runtuhannya.
Dari kedua contoh penguasaan perairan oleh sriwijaya dan pajapahit lambat
laun membentuk jaringan antardaerah. Daerah-daerah yang tidak dikenal dan
kerajaan-kerajaan kecil yang sebenarnya menghasilkan komoditas perdagangan
mulai mendapat perhatian. Di daerah-daerah penghasil komoditas mulai dibangun
pelabuhan-pelabuhan kecil. Komoditas dari daerah kemudian dikirim ke
pelabuhan-pelabuhan besar yang menjadi pusat perdagangan. Pedagang luar
negeri dapat mudah mendapatkan barang dagangan yang diinginkan di pelabuhan
besar.
Akhirnya berkembang jaringan perdagangan dan pengawasan yang berada di
nusantara. Jaringan saling menguntungkan. Keuntungan penguasa pusat pendapat
pengakuan sebagai penguasa, pajak atau upeti yang masuk ke kerajaan, dan suplai
barang dagangan yang diperlukan untuk meramaikan pelabuhan dalam
perdagangan internasional. Kerajaan kecil atau daerah kekuasaan mendapat
keuntungan berupa perlindungan, keamanan, kebanggaan karena menjadi bagian
kekuasaan yang besar, dan tentu saja dapat memasarkan hasil alamnya.

7
2.3. DAMPAK DARI TERBENTUKNYA JARINGAN NUSANTARA MELALUI
JALUR PERDAGANGAN
Jalur-jalur perdagangan berkembang pada saat itu di wilayah nusantara
akibat adanya faktor kepentingan ekonomi pada saat itu, terutama kegiatan
ekonomi kerajaan-kerajaan yang bercorak hindu-budha di nusantara. Pada masa
perkembangan hindu-budha terdapat dua kekuatan peradaban besar yaitu:china
di utara dan india di bagian barat daya. Kedua peradaban ini memiliki pengaruh
yang amat besar bagi penduduk indonesia.Seperti pada awal tahun 1500-an
wilayah Nusantarasedang mengalami proliferasi kekuasaan, yang manabanyak
bermunculan kota-kota pelabuhan sebagai tempatpenumpukan barang dagangan,
termasuk berlangsungnya perdagangan intenasi onal (Emporium).
Terjadinya komunikasi antar bangsa baik dengan barat maupun utara
menimbulkan aliran besar cultural yang membawaideology, sistem kepercayaan,
sistem politik dan berbagaiunsur kebudayaan lainnya seperti sastra, kesenian,
filsafat dan sebagainya.

Dampak Positif
- banyaknya kapal kapal asing yang memasuki wilayah nusantara untuk
transit
- Banyaknya barang dan jasa hasil expor dan impor sehingga pendapatan
negara bertambah
- meningkatkan pendapatan penduduk di sekitar pelabuhan
- memudahkan proses expor dan impor antar negara dan pulai di indonesia

Dampak negatif
- banyaknya kasus penyelundupan barang barang haram seperti narkotika
dan ganja
- banyaknya warga negara asing yang ingin bermigrasi ke australia melalui
jalur perdagangan membuat wilayah indonesia rawan terjadi
penyelundupan.

8
BAB III
PENUTUP

3.1. KESIMPULAN
Sejak semula tampak bahwa letak geografis Nusantara (yang kemudian
menjadiIndonesia) memainkan pera utama sejak zaman praaksara. Faktor
geografis ini tampaknyamerupakan faktor permanen dalam Hindu-Budha, ketika
jalur utama dalam pelayaransamudra semakin pesat dan mengintegrasikan daerah
antarpulau. Kondisi demikian diduungdengan keterlibatan nenek moyang kita
secara aktif dalam perdagangan laut, dan mengarungilautan. Ini pada gilirannya
telah menumbuhkan kekuatan ekonomi dan politik yang besar di Nusantara
sehingga mampu mengintegrasikan wilayah-wilayah di Nusantara terutama
eraKerajaan Sriwijaya, Singhasari dan Majapahit.

3.2. SARAN
Demikian yang dapat saya paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan dalam tugas ini , tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya,
kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada
hubungannya dengan judul tugas ini.Penulis banyak berharap para pembaca yang
budiman sudi memberikan kritik dansaran yang membangun kepada penulis demi
sempurnanya tugas ini dan penulisan tugas dikesempatan- kesempatan berikutnya.
Semoga tugas ini berguna para pembaca yang budiman pada umumnya.”AMIN”

9
DAFTAR PUSTAKA

Buku Star Sejarah Indonesia kelas x semeter 2.


Departemen Pariwisata RI. 2011. Pameran Sejarah-Budaya Asia Tenggara:
Sriwijaya.
Taufik Abdullah dan A.B Lapian (ed). 2012. Indonesia Dalam Arus Sejarah jilid
3. Jakarta: PT Ichtiar Baru van Hoeve.

10

Anda mungkin juga menyukai