Anda di halaman 1dari 3

SEJARAH INDONESIA

Jalur rempah erat kaitannya dengan jalur perdagangan Global yang di mana jalur rempah ini adalah
rute nenek moyang kita saling terhubung antar satu pulau dengan pulau yang lain bahkan dengan
negara-negara yang lain dalam relasi perdagangan bahkan percampuran budaya. Jalur rempah pun
yang menghubungkan Nusantara dengan dunia. Perdagangan rempah-rempah telah dimulai oleh
nenek moyang kita bahkan terbukti di relief Candi Borobudur terdapat gambar perahu yang
menggambarkan bahwa nenek moyang kita adalah pelaut yang ulung sehingga mampu menyeberangi
lautan untuk kegiatan perdagangan.
Dari kegiatan perdagangan dan kemaritiman tersebut akibatnya menghasilkan beberapa kerajaan
maritim besar yang mempengaruhi perekonomian dan jalur rempah di nusantara. Kerajaan-kerajaan
besar maritim di nusantara diantaranya ialah Kerajaan Sriwijaya, Mataram Kuno Singosari dan juga
Majapahit sebagai jalur rempah dan jalur utama perdagangan kemaritiman.

Dalam buku Ratna Hapsari dan Muhammad Aidil Penerbit Erlangga dikatakan bahwa jalur rempah
merupakan kebanggaan dari jati diri wilayah di Indonesia rempah-rempah pun digunakan untuk
penyedap makanan pengawet makanan penghangat tubuh pengharum ruangan dan pengharum tubuh
sehingga banyak sekali yang ingin mendapatkan rempah-rempah.

Di Kerajaan Sriwijaya yang berkembang pada abad ke-7 sampai dengan abad ke-15 dikatakan bahwa
menurut i tsing hasil rempah dari Sriwijaya sangatlah banyak diantaranya ialah Cengkeh, pala lada,
Kapulaga, Pinang, Kayu Manis, kayu gaharu, kayu cendana, kemenyan dan juga kapur baru dari
komoditas dagang ini akibatnya terciptalah kerjasama dengan India Arab dan juga Tiongkok Selain
itu Sriwijaya juga menjadi pusat ajaran agama Buddha hingga para biksu di Cina pun banyak yang
belajar ke Sriwijaya. Kesuksesan Sriwijaya tidak lepas dari lokasinya yang strategis yaitu di wilayah
Selat Malaka. Dalam kegiatan ekonominya Sriwijaya menerapkan hukum paksaan menimbun barang
yaitu ketika ada Kapal asing yang lewat ke wilayahnya Maka kapal tersebut harus membayar cukai.
Keberhasilan Sriwijaya tentunya akan datang masa kehancurannya yakni pada tahun 1 017 dan 1025
Masehi kerajaan ini diserang oleh kerajaan colamandala di India diakibatkan karena persaingan
politik dan juga perdagangan.

Kerajaan maritim kedua ialah Kerajaan Mataram Kuno. Bukti jalur rempahnya tercermin dalam relief-
relief Candi Borobudur yang memperlihatkan peradaban masyarakat di Mataram kuno yang sudah
tinggi. Diantaranya ialah para masyarakat yang bisa memanfaatkan tanahnya sehingga mampu
membuat tanaman. Bahkan 11% dari jenis tumbuhan di nusantara atau sekitar 33.000 spesies muncul
dan tumbuh di Indonesia diantaranya kemudian digunakan sebagai rempah-rempah . Maka dari itu
Nusantara dikatakan sebagai ibu rempah yang melahirkan rempah raja yakni Cengkeh, pala dan
Cendana. Selain itu kemaritiman pun terlihat di relief Candi Borobudur ya Ini adanya kapal yang
memperlihatkan bahwa nenek moyang kita adalah pelaut yang mampu mengarungi lautan untuk
kegiatan perdagangan. Hingga kemudian mereka menemukan rute kepulauan Maladewa menuju
Madagaskar menuju cape rown hingga accra yangd isebut Cinnamon Route atau rute kayu manis.
Bahkan relief di Candi Borobudur pun memperlihatkan Bagaimana kemampuan astronomi nenek
moyang kita yang dipergunakan untuk melihat jalan atau rute pelayaran lautan.
Kerajaan maritim yang ketiga ialah Kerajaan Singosari yang dipimpin pada masa kerajaan
Kertanegara yang memiliki visi politik Cakrawala Mandala dwipantara atau yang disebut dengan
perluasan wilayah dengan memandang Laut Jawa . Kerajaan Singosari pun menjalin kerjasama
dengan Dinasti Cina yaitu dinasti Yuan. Kerajaan ini memiliki komoditas dagang seperti beras, emas,
dan juga rempah-rempah. Kegiatan perdagangannya kebanyakan di Tuban Gresik dan juga di Sedayu.
Hal ini dibuktikan dengan penemuan kapal kargo Tiongkok di pantai houzu pada 1973 yang
mengangkut komoditas untuk ke Singosari.

Kerajaan maritim yang terakhir ialah kerajaan terbesar yakni Majapahit yang terkenal akan Sumpah
palapanya Yang digabungkan Oleh Gajah Mada. Selama ini kita tahu bahwa Sumpah Palapa adalah
ekspansi wilayah Namun ternyata bukan hanya mengenai wilayah tetapi juga mengenai perebutan
penguasaan jalur rempah dan juga jalur pelayaran strategis. Kerajaan Majapahit menjadi kerajaan
maritim yang besar dikarenakan karena ia memiliki wilayah yang luas kemudian memiliki armada
laut yang kuat, Majapahit pun memiliki daerah fasal atau daerah bawahan sebanyak 98 kerajaan yang
tersebar di seluruh Nusantara tidak hanya itu Majapahit pun memiliki industri perkapalan yang sangat
andal. Ketika kegiatan ekonominya terpusat di pulau cangku dan juga Bubat serta kota-kota daerah
pesisiran yang merupakan wilayah Jalur rempah dari Malaka hingga ke Maluku. Majapahit menjadi
Kerajaan Maritim yang terbesar di nusantara diantaranya disokong oleh banyaknya wilayah Jalur
rempah dan juga jalur pelayaran strategis.

Secara asal usul kata (etimologi) kata maritim berasal dari bahasa latin yaitu maritimus yang berarti
laut. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia maritim memiliki arti “berkenaan dengan laut,
berhubungan dengan pelayaran dan perdagangan di laut. Jadi kesimpulannya maritim ialah sesuatu
yang berkaitan dengan lautan. Sedangkan yang dimaksud dengan maritim dan budaya maritim
nusantara terkait masa Hindu-Buddha adalah budaya dan tradisi masyarakat nusantara yang
berkembang dari aktivitas dan interaksi melalui jalur laut.

Dari interaksi antar pedagang dan masyarakat inilah kemudian memunculkan pengaruh pengaruh
hindu buddha hingga merubah tatanan politik yang ada di nusantara menjadikannya kerajaan kerajaan
hindu buddha yang tumbuh dan berkembang di nusantara. Sementara Selat Malaka (Melaka) sendiri
begitu pentingnya sebagai gerbang yang menghubungkan antara pedagang-pedagang Tiongkok dan
India. Pada masa itu Selat Malaka merupakan jalur penting dalam pelayaran dan perdagangan bagi
pedagang yang melintasi bandar-bandar penting disekitar Samudra Indonesia dan Teluk Persia.
Selat Malaka merupakan jalur perdagangan tersibuk di dunia, dimana selat ini dikenal sebagai jalur
utama bagi lalu lintas perdagangan barang dan manusia antar wilayah, yang menjadi penghubung
utama antara Eropa, Timur Tengah dan Asia Selatan, serta Asia Tenggara dan Asia Timur.

Teori Brahmana menyatakan bahwa agama Hindu dan Buddha masuk ke Indonesia dibawa oleh kaum
brahmana (pendeta) yang diundang para penguasa di Indonesia. Teori ini didukung oleh J.C. Van
Leur. Bukti penguat dari pernyataan ini adalah adanya prasasti pada masa kerajaan Hindu Buddha.
Hanya brahmana yang dapat baca dan tulis bahasa sansekerta serta menghindukan seseorang. Bahasa
dalam kitab weda dan upacara keagamaan merupakan tugas dari brahmana. Disisi lain terdapat aturan
bahwa kaum brahmana tidak boleh menyebrangi lautan.
1. Golongan ksatria tidak menguasai bahasa Sanskerta dan huruf Pallawa, yang menjadi induk bahasa
bagi kitab suci agama Hindu.
2. Tidak ditemukan prasasti atau kurangnya sumber sejarah yang menggambarkan penaklukan
Nusantara oleh kerajaan India.3. Pelarian ksatria dari India tidak mungkin mendapat kedudukan mulia
sebagai raja di Indonesia. Dari teori yang dikemukakan ahli, menurut saya teori yang paling dianggap
paling mendekati kebenaran ialah teori arus balik. Hal ini disebabkan oleh adanya anggapan jika
orang Indonesia jauh lebih memahami kondisi sosial-budaya masyarakatnya, sehingga cenderung
mudah dalam melakukan penyebaran agama. Bukti berkembangnya agama Hindu-Budha di Indonesia
sekitar abad ke-4 dan ke-5 M adalah ditemukanannya tujuh prasasti Yupa yang berasal dari Kerajaan
Kutai. Prasasti tersebut dituliskan dengan huruf pallawa dan bahasa sansekerta. Dalam prasasti
tersebut disebutkan jika Kudungga merupakan raja pertama Kutai, namun Kudungga belum memeluk
agama Hindu. Baru ketika kepemimpinannya digantikan oleh Aswawarman dan Mulawarman yang
menunjukkan penggunaan nama India menjadi bukti jika raja Kutai mendapatkan orang asli Indonesia
yang mendapatkan pengaruh India dan memeluk agama Hindu.

Anda mungkin juga menyukai