Anda di halaman 1dari 18

Kelompok 4

 Clement Delano S
 Puspita Azzahra
 Tegar Anugrah
 Yusuf Nur Aziz
Kerajaan Sriwijaya

Salah satu kerajaan terbesar di indonesia yang


memiliki pengaruh yang sangat besar di Nusantara
dan Asia Tenggara. Dengan kekuatan armada lautnya
yang besar, Kerajaan Sriwijaya menaklukkan nusanta
ra serta membentangkan pengaruhnya sampai sampai
ke Thailand, Kamboja, semenanjung Malaya bahkan
menjalin hubungan hingga ke India.
Asal Mula Kerajaan Sriwijaya

 Menurut catatan sejarah, asal usul kerajaan Sriwijaya mulai berdiri sejak abad
ke-7 M. Berdasarkan dari catatan seorang pendeta Tiongkok yang pernah
mengunjungi Sriwijaya, kerajaan ini telah berdiri pada tahun 671 yang dipimpin
oleh seorang raja Dapunta Hyang Sri Jayanasa.

 Sriwijaya atau disebut Srivijaya adalah salah satu kerajaan maritim yang kuat
di pulau Sumatra dan banyak memberi pengaruh di Nusantara dengan daerah
kekuasaan membentang dari Kamboja, Thailand, Semenanjung Malaya,Sumatera
, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi.

 Nama Sriwijaya dalam bahasa Sansekerta berarti “Cahaya Kemenangan” yang di


ambil dari kata “Sri” yang berarti “cahaya”, dan “Wijaya” yang berarti “kemena
ngan”. Kerajaan ini adalah kerajaan yang menganut Agama buddha.
Mengapa Kerajaan Sriwijaya Disebut Kerajaan
Maritim

Kerajaan ini dikenal memiliki kekuatan armada angkatan


laut yang sangat tangguh.
Kehebatan armada laut kerajaan ini terbukti dapat
menguasai jalur perdagangan laut di Asia Tenggara yang
juga memperluas pengaruhnya di sekitar wilayah Asia
Tenggara.
Contoh Kerajaan Sriwijaya
Raja yang Memerintah Kerajaan Sriwijaya

 Raja Dapunta Hyang Srijayasana (prasasti Kedukan Bukit dan prasasti Talang Tuwo)
Pada masa pemerintahan raja Dapunta Hyang, kerajan Sriwijaya telah berhasil melakukan
perluasan wilayah sampai ke daerah Jambi. Raja Dapunta Hyang juga lah yang menjadikan
Sriwijaya menjadi kerajaan maritim.

 Raja Dharmasetu
Diawah kendali raja Dharmasetu, kerajaan Sriwijaya semakin berkembang hingga mencapai
wilayah semenanjung malaya.
Selain itu raja Dahrmasetu juga berperan besar dalam memperkuat arus pedagangan ke
Sriwijaya sehingga setiap kapal yang baik dari Cina maupun dari India selalu berlabu di pela
buhan-pelabuhan Sriwijaya.
Raja yang Memerintah Kerajaan Sriwijaya

 Raja BalaPuutradewa
Raja Balaputradewa memegang kendali kerajaan sekitar abad ke-9. Pada masa pemerinta
hannya kerajaan Sriwijaya mencapai puncak keemasannya yaitu menjadi sebuah kerajaan
yang besar termasuk menjadi pusat agama Buddha di Asia Tenggara.

 Raja Sri Sudamaniwarmadewa


 Raja Sanggarama Wijayatungga Warman
Sumber Sejarah Kerajaan Sriwijaya
1. Prasasti kedukan bukit
• Prasasti ini ditemukan di Sumatera Selatan, tepatnya di Kampung Kedukan Bukit, Kota Palembang pada tanggal 16 Juni
682 M
2. Prasasti kota kapur
• Prasasti ini ditemukan di Kota Kapur, lokasinya berada di pesisir barat pulau bangka. Tokoh penemu prasasti ini yaitu
bernama J.K van der Meulen. Pada tanggal 28 Februari 686 M

3. Prasasti talang tuwo


• Prasasti ini ditemukan pada tanggal23 Maret 684 Masehi di kaki Bukit Siguntang. Penemunya bernama Louis Constant
Westenek.
4. Prasasti karang birahi
• Prasasti ini ditemukan oleh Kantrolir L.M Berkhout pada abab ke-7. Lokasinya berada di Jambi
5. Prasasti Palas Pasemah
• Prasasti ini ditemukan pada abad ke-7 di tepi sungai pisang, Lampung Selatan
6. Prasasti Telaga Batu
• Prasasti ini ditemukan pada abad ke-7 di sekitar kolam telaga batu, tepatnya di, Palembang, Sumatra Selatan
Kehidupan Politik Kerajaan Sriwijaya
Kehidupan politik Kerajaan Sriwijaya juga memiliki pengaruh yang san
gat besar. Kerajaan Sriwijaya mulai berkembang pada abad ke-7 dan dipimpin ole
h Raja Dapunta Hyang. Dalam pemerintahannya, sang raja berhasil memperluas wil
ayah Kerajaan Sriwijaya ke berbagai daerah.
Tidak hanya berada di Pulau Sumatera saja, wilayah Kerajaan Sriwijaya juga masu
k ke Semenanjung Melayu.

Tidak hanya memperluas wilayah, Kerajaan Sriwijaya juga peduli dengan program
pendidikan.
Mereka mengirimkan putra terbaik untuk menimba ilmu politik hingga ke India ag
ar bisa membangun Kerajaan Sriwijaya menjadi lebih besar lagi.
Kehidupan Budaya Kerajaan Sriwijaya

Raja Sriwijaya yauitu Sanggrama Wijayatunggawarman


mendirikan sebuah wihara di India Selatan, yaitu di Nagipattana.
Wihara ini dilengkapi dengan asrama yang dikhususkan bagi temp
at tinggal para biksu yang berasal dari Sriwijaya yang tengah
memperdalam ajaran Buddha di India.
Secara budaya, hal ini jelas menunjukkan bahwa raja-ra
ja Sriwijaya memiliki perhatian pada pengembangan budaya dan
pendidikan, khususnya mengenai pendidikan pengajaran agama
Buddha.
Kehidupan Budaya Kerajaan Sriwijaya

Tonggak kehidupan budaya masyakarat Sriwijaya yang


sangat dibanggakan adalah pada saat Sriwijaya menjadi pusat
pengajaran ajaran Buddha di Asia Tenggara. Para pendeta yang
berasal dari wilayah sebelah timur Sriwijaya, seperti Cina dan
Tibet banyak yang menetap di Sriwijaya. Tujuannya adalah
belajar ajaran Buddha sebelum mereka belajar di tanah asal
lahirnya ajaran itu (India).
Pada tahun 1011– 1023, datang seorang pendeta Buddha
dari Tibet untuk memperdalam pengetahuannya tentang agama
Buddha di Sriwijaya. Pendeta itu bernama Atisa dan menerima
bimbingan langsung dari guru besar agama Buddha di
Sriwijaya, yaitu Dharmakitri.
Kehidupan Keagamaan Kerajaan Sriwijaya

Kerajaan Sriwijaya merupakan pusat pertemuan antara


para jemaah agama Budha dari Cina ke India dan dari India ke Cina
.Melalui pertemuan itu, di Kerajaan Sriwijaya berkembang ajaran
Budha Mahayana. Bahkan perkembangan ajaran agama Budha di
Kerajaan Sriwijaya tidak terlepas dari pujangga yang berasal dari
Kerajaan Sriwijaya diantaranya Dharmapala dan Sakyakirti.
Dharmapala adalah seorang guru besar agama Budha dari Kerajaan
Sriwijaya. Ia pernah mengajar agama Budha di Perguruan Tinggi
Nalanda (Benggala).
Kehidupan Politik Kerajaan Sriwijaya

Sriwijaya juga memiliki hubungan yang sangat baik dengan Dinasti Chola yang berada di
Selat India. Hubungan antara Sriwijaya dengan dinasti tersebut tercatat dalam sebuah prasasti
Leiden. Dimana tercatat bahwa raja Sriwijaya telah mendirikan sebuah vihara yang disebut dengan
Vihara Culamanivarmma. Akan tetapi, setelah Rajendra Chola I naik tahta, hubungan antara Chola dan
Sriwijaya pun menjadi buruk. ini terjadi sekitar abad ke 11 pada masa pemerintahan Balaputra Dewa.
Namun, pada masa pemerintahan Kulothunga Chola I, hubungan antara dua kerajaan
tersebut mulai membaik. Raja Sriwijaya yang ada di Kadaram mengirim utusan yang mana bermaksud
untuk meminta ikrar dari pengumuman pembebasan cukai yang ada di kawasan sekitar Vihara
Culamanivarmma. Akan tetapi, pada masa inilah Sriwijaya kemudian di cap sebagai bagian dari Dinasti
Chola. Disebutkan bahwa Kulothunga Chola I sebagai Raja San-fo-ts’I di tahun 1709 turut serta
membantu perbaikan candi yang ada di dekat Kanton.
Kehidupan Sosial Kerajaan Sriwijaya

Karena letaknya yang strategis, perkembangan perdagangan internasional di Sriwijaya


sangat baik. Dengan banyaknya pedagang yang singgah di Sriwijaya memungkinkan masyarakatnya
berkomunikasi dengan mereka, sehingga dapat mengembangkan kemampuan berkomunikasi
masyarakat Sriwijaya. Bahasa Melayu Kuno telah digunakan sebagai bahasa pengantar terutama
dengan para pedagang dari Jawa Barat, Bangka, Jambi dan Semenanjung Malaysia.
Perdagangan internasional ini juga membuat kecenderu ngan masyarakat menjadi
terbuka akan berbagai pengaruh dan budaya asing, salah satunya India. Budaya India yang masu
k berupa penggunaan nama-nama khas India, adat istiadat, dan juga agama Hindu-Buddha. I-tsi
ng menerangkan bahwa banyak pendeta yang datang ke Sriwijaya untuk belajar bahasa Sansker
ta dan menyalin kitab kitab suci agama Buddha. Guru besar yang sangat terkenal di massa itu
adalah Sakyakirti yang mengarang buku Hastadandasastra.
Kehidupan Ekonomi Kerajaan Sriwijaya

Pada awalnya kehidupan ekonomi masyarakat Sriwijaya bertumpu


pada bidang pertanian. Namun dikarenakan letaknya yang strategis, yaitu
di persimpangan jalur perdagangan internasional, membuat hasil bumi
menjadi modal utama untuk memulai kegiatan perdagangan dan pelayaran.
Karena letak yang strategis pula, para pedagang China yang akan ke India
bongkarmuat di Sriwijaya, dan begitu juga dengan pedagang India yang
akan ke China. Dengan demikian pelabuhan Sriwijaya semakin ramai hingga
Sriwijaya menjadi pusat perdagangan se-Asia Tenggara. Perairan di Laut
Natuna, Selat Malaka, Selat Sunda, dan Laut Jawa berada di bawah kekua
saan Sriwijaya.
Faktor yang mendorong munculnya Sriwijaya sebagai
kerajaan besar di Asia Tenggara

1. Letaknya yang sangat strategis di jalurperdagangan.

Kemajuan pelayaran dan perdagangan antara Cina dan India melalui Asia
2. Tenggara.

Runtuhnya Kerajaan Funan di Indocina.Dengan runtuhnya Funan


3. memberikan kesempatan kepada Sriwijaya untuk berkembang sebagai negara
maritim menggantikan Funan.

Sriwijaya mempunyai kemampuan untuk melindungi pelayaran dan perdagangan


4. di perairan Asia Tenggara dan memaksanya singgah di pelabuhan-pelabuhan.
Pertanyaan

Anda mungkin juga menyukai