Anda di halaman 1dari 3

HASIL BUDAYA DAN FUNGSINYA ZAMAN PALEOLITIKUM,

MESOLITIKUM, NEOLITIKUM, MEGALITIKUM DAN GAMBARNYA

ZAMAN PALEOLITIKUM

Flakes

Flakes yaitu alat-alat kecil yang terbuat dari batu Chalcedon, yang dapat digunakan untuk
mengupas makanan. Flakes termasuk hasil kebudayaan Ngandong sama seperti alat-alat dari
tulang binatang. Kegunaan alat-alat ini pada umumnya untuk berburu, menangkap ikan,
mengumpulkan ubi dan buah-buahan.

Kapak Genggam

Kapak genggam banyak ditemukan di daerah Pacitan. Alat ini biasanya disebut "chopper" (alat
penetak/pemotong) Alat ini dinamakan kapak genggam karena alat tersebut serupa dengan
kapak, tetapi tidak bertangkai dan cara mempergunakannya dengancara menggenggam.
Pembuatan kapak genggam dilakukan dengan cara memangkas salah satu sisi batu sampai
menajam dan sisi lainnya dibiarkan apa adanyasebagai tempat menggenggam. Kapak genggam
berfungsi menggali umbi, memotong, dan menguliti binatang.
HASIL KEBUDAYAAN ZAMAN MESOLITIKUM
Seperti yang telah disebutkan di atas bahwa Zaman Mesolitikum menghasilkan beberapa
kebudayaan, di antaranya adalah:

1. Kjokkenmoddinger (Sampah Dapur)

Istilah Kjokkenmoddinger diambil dari bahasa Denmark, yaitu kjokken yang berarti dapur dan
modding yang berarti sampah. Jadi, Kjokkenmoddinger adalah sampah dapur. Dalam pengertian
yang sebenarnya Kjokkenmoddinger adalah fosil yang berupa timbunan atau tumpukan kulit kerang
dan siput sehingga mencapai ketinggian 7 meter. Fosil ini ditemukan di sepanjang pantai timur
Sumatera, yakni antara daerah Langsa hingga Medan. Penemuan tersebut menunjukkan bahwa
manusia purba pada zaman ini sudah mulai menetap.

Pada tahun 1925 Dr. P.V. Van Stein Callenfels melakukan penelitian pada Kjokkenmoddinger.
Kemudian, dia menemukan kapak genggam yang berbeda dengan kapak genggam pada zaman
phaleotikum (chopper).

2. Pebble ( kapak genggam mesolitikum Sumatera = Sumateralith)


Tahun 1925, Dr. P.V. Van Stein Callenfels melakukan penelitian di bukit kerang tersebut
dan hasilnya menemukan kapak genggam. Kapak genggam yang ditemukan di dalam bukit
kerang tersebut dinamakan dengan pebble/kapak genggam Sumatra (Sumatralith) sesuai dengan
lokasi penemuannya yaitu di pulau Sumatra (lihat gambar 2).
Gambar 2: Kapak Genggam Mesolitikum Sumatera

Bahan-bahan untuk membuat kapak tersebut berasal batu kali yang dipecah-pecah dengan
rincian sisi luar yang sudah halus tidak dibilah , sedangkan sisi dalamnya (tempat belah)
dikerjakan lebih lanjut sesuai dengan kebutuhan (Soekmono, 1973: 39).
Antara perkakas kuno zaman paleolitik dengan perkakas zaman Mesolitik terdapat
perbedaan. Mesolitik berasal dari mesolithicum, mesos= tengah= madya atau pertengahan.
Perkakas atau alat-alat Mesolitik sudah mulai digosok walaupun masih sangat kasar. Penggunaan
alat-alat tersebut belum sempurna, artinya belum mempergunakan tangkai sebagai alat pemegang
atau penyambung tangan. Penggunaannya sama dengan alat-alat paleolitik, yaitu digenggam
(Kosoh, 1979: 20).
Menurut Heekeren (dalam Soejono, 2010: 176), sejumlah alat batu di Indonesia yang
dikenal dengan kapak genggan Sumatra ini berasal dari Asia Tenggara dan ditemukan di Cina
Selatan, Vietnam, Kamboja, Laos, dan Semenanjung Malaya. Hal ini menunjukkan bahwa
Indonesia dan negara-negara tersebut memiliki hubungan unit kebudayaan yang sama. Di
Indonesia, kapak genggam Sumatra ditemukan tersebar di pantai timur Sumatra Utara, yaitu di
Lhok Seumawe dan Binjai (Tamiang).

Anda mungkin juga menyukai