KERAJAAN JENGGALA
Pra Aksara
Dosen Pengampu:
Disusun oleh:
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan hidayah serta rahmat-Nya kepada saya sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Kerajaan Jenggala” dengan tepat
waktu.
Saya sepenuhnya sadar bahwa terdapat banyak kekurangan baik dari segi
penyusunan bahasa ataupun yang lainnya dalam makalah ini. Oleh karena itu,
saya berharap kepada pembaca dapat memberikan kritik dan saran kepada saya
dan juga saya berharap makalah ini dapat diambil hikmah dan manfaat yang dapat
berguna untuk pembaca.
11 Desember 2022
Penulis
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR......................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................ii
A. Latar belakang............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................2
A. Kesimpulan ................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia adalah sebuah negara dengan beraneka ragam seni dan budaya.
Ribuan pulau tersebar mulai dari Sabang sampai Merauke. Senua
keanekaragaman tersebut tumbuh di dalam masyarakat Indonesia sehingga
menyebabkan masyarakat yang majemuk sehingga melahirkan masyarakat dengan
pondasi integrasi yang sangat kuat. Pada praktiknya latar belakang perbedaan
kebudayaan dan keanekaragaman budaya yang tersebar di penjuru negeri ini
menyebabkan dampak positif seperti menjadikan negara yang kuat integritas.
Disamping itu juga memuat juga dampak negatif seperti perbedaan pendapat
akibat keanekaragaman latar budaya yang berbeda.
Indonesia juga memiliki cerita sejarah yang panjang yang berasal dari
kebudayaan masa lampau yang hingga sampai saat ini masih bisa kita nikmati
keberadaanya seperti prasasti atau benda peninggalan sejarah lainya. Negara ini
juga menempati wilayah yang strategis yang menyebabkan berbagai agama dan
budaya yang masuk sangat lah banyak, seperti Hindu, Buddha, Islam hingga yang
terakhir Kristen. Maka tidak heran apabila di Indonesia terdapat banyak kerajaan
mulai dari era Hindu Buddha hingga pada zaman kerajaan Islam. Salah satu yang
akan dibahas pada materi kali ini adalah kerajaan Janggala atau bisa kita sebut
dengan Jenggala.
iii
B. Rumusan Masalah
1. Apa latar belakang berdirinya Kerajaan Janggala?
2. Bagaimana masa kejayaan Kerajaan Janggala ?
3. Apa yang menyebabkan Kerajaan Jenggala berakhir?
4. Apa saja peninggalan arkeolog Kerajaan Jenggala ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui latar belakang berdirinya Kerajaan Jenggala
2. Untuk mengetahui bagaimana masa kejayaan Kerajaan Jenggala
3. Untuk mengetahui penyebab berakhirnya Kerajaan Jenggala
4. Untuk mengetahui apa saja peninggalan arkeolog Kerajaan Jenggala
iv
BAB II
PEMBAHASAN
v
dari wangsa Isyana yang diperkirakan berdiri mulai tahun 1042 Masehi dan
berakhir atau runtuh sekitar tahun 1135 M.
Dulunya Airlangga membagi kekuasaanya kepada dua putranya yaitu
Kerajaan Jenggala yang diturunkan Mapanji Grasakan dan salah satu lagi
diturunkan kepada Sri Samarawijaya yang menguasai Kerajaan Kediri yang pusat
pemerintahanya terletak di Daha. Airlangga melakukan pembagian kekuasaan
untuk dua kerajaan tersebut karena takut akan terjadi perselisihan kekuasaan atau
perang saudara yang dilakukan oleh kedua anaknya tersebut. Atas dasar itulah
Airlangga membagi kekuasaan kepada kedua puteranya yang menempatkan raja
panjalu Sri Samarwiijaya menguasao Kerajaan Panjalu dan Mapanji Graksakan
menguasai kerajaan Jenggala yang berpusat pemerintahan di Kahuripan.
vi
Pada perkembanganya Kerajaan Jenggala jauh lebih maju perkembanganya
dibandingkan dengan Kerjaan Panjalu pada saat itu karena letak dari Kerajaan
Jenggala yang sangat strategis dan dijadikan sebagai pusat perdagangan dari
berbagai penjuru. Jenggala dikenal sebagai penguasa yang menguasai daerah
aliran sungai sungai. Lebih tepatnya sungai porong karena mereka menjual harga
yang relatif murah serta hasil hasil bumi seperti palawija emas dan juga
menyediakan fasilitas yang cukup memadai dan penerapan pajak pagi pendatang
yang murah. Sehingga disukai oleh pendatang. Tidak hanya pendatang lokal saja
yang berdagang dan singgah tetapi ada juga pendatang dari Arab, Afrika, Cina
dan lain sebagainya yang menjadikan perekonomian Jenggala meningkat pesat
dibandingkan dengan Kerajaan Panjalu.
Disamping Kerajaan Jenggala yang mengalami kemajuan oesat di bidang
perekonomian, raja raja yang berkuasa terbilang hanya sedikit. Sejarah
menyebutkan bahwa Kerajaan Jenggala diperintahkan oleh tiga raja saja.Yakni
Mapanji Grasakan, Alanjeng Ahyes dan Samarotsaha. Cukup singat apabila
dibandingkan dengan Kerajaan Panjalu atau Kediri. Dari tiga raja tersebut total
waktu yang dipgunakan untuk memerintah Kerajaan Jenggala adalah sembilan
puluh tahun. Yang di dalamnya dipenuhi dengan adegan perang saudara antara
dengan Kerajaan Kediri atau Panjalu. Berikut adalah raja-raja yang pernah
memerintah Kerajaan Jenggala
1. Mapanji Grasakan (1042)
vii
Sehinga pada masa Mapanji Jenggala memiliki daerah kekuasaan yang
dibilang cukup luas dan maju dibandingkan dengan Kerajaan Kediri.
2. Alanjeng Ahyes (1052)
viii
tentang penaklukan penaklukan yang telak dilakukan terhadap Kerajaan
Kediri.
Adanya prasasti yang telah dibuat adalah bukti adanya peperangan yang
terjadi antara Jenggala dengan Panjalu. Pada awalnya Jenggala meraih
kemenangan atas Panjalu namun pada akhirnya enggala tunduk pada Panjalu atau
Kediri dengan dibuktikan adanya sebuah prasati yang berada di Ngantang, Jawa
ix
Timur. Di dalam prasasti itu disebutkan bahwa Panjalu memenangkan peperangan
atas Jenggala dengan tulisan di prasasti “Panjalu Jayati” yang berarti Panjalu
menang. Panjalu dapat menundukkan Jenggala dibawah Raja Sri Jayabhaya dari
kediri yang sangat terkenal dengan ramalanya. Atas bukti itulah dapat diyakini
bahwa Panjalu atau kediri dapat menguasai Jenggala dan menyatukan kembali
dengan Kediri sebelum pada akhirnya Kediri berhasil ditaklukkan oleh kerajaan
Majapahit.
Candi Prada adalah sebuah candi yang terletak di Dusun Reno Pencil
Kabupaten Sidoarjo. Candi ini diperkirakan sudah rusak pasa tahun 1965
karena ulah tangan manusia dan candi tersebut merupakan bukti eksistensi
Kerajaan Jenggala pasa saat itu.
2. Prasasti Turun Hyang II
x
Prasasti Turun Hyang II adalah nukti sejarah yang diperkirakan dibuat
pada masa kekuasaan raja yang pertama yakni Mapanji Grasakan. Terletak di
Dusun Truneng Kecamatan Kemlagi Mojokerto yang berisi tentang raja
Mapanji yang memberikan sebuha piagam kepada masyarakat. Dan diyakini
bahwa pemberian piagam tersebuat adalah bentuk rasa terima kasih Mapanji
kepada masyarakat yang setia membantu Mapanji melawan Kerajaan Kediri.
Dengan adanya hal tersebut maka apa yang direncanakan oleh Airlangga
sebelumnya adalah sia sia dan tidak berbuah apapun. Karena pada dasarnya
kedua puteranya tidak bisa saling bekerjasama dalam berkehidupan.
3. Prasasti Sumenka
Adalah prasasti yang dibuat pada masa kekuasaan Samarotsaha. Prasasti
ini dibuat dan ditujukan kepada seluruh rakyat Jenggala karena desa yang
ditempati sudah atas air. Karena telah berhasil memperbaiki saluran air yang
dulu sempat di rakit oleh Airlangga5. Sehingga diperkirakan kerajaan ini
memiliki pasokan air yang sangat melimpah karena merupakan menempati
daerah yang subur dengan udara yang segar.
4. Prasasti Kambang Putih
xi
Praasasti Kambang Putih adalah sebuah prasasti yang diperkirakan
sekarang adalah wilayah Tuban, Jawa Timur. Prasasti ini diperkirakan terjadi
sekitar tahun 1050 M. Latar belakang dari pembuatan prasati ini adalah karena
dahulu kerajaan Jenggala diserang oleh Kambang Putih tetapi pada saat
penyerangan itu, Kerajaan Jenggala justru malah memberikan sebuah
komentar positif atau sebuah pujian karena Kerajaan Jenggala berhasil
bertahan dari gempuran Kambang Putih tersebut.
5. Prasasti Malenga
xii
.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Indonesia adalah sebuah negara dengan beraneka ragam seni dan budaya.
Ribuan pulau tersebar mulai dari Sabang sampai Merauke. Senua
keanekaragaman tersebut tumbuh di dalam masyarakat Indonesia sehingga
menyebabkan masyarakat yang majemuk sehingga melahirkan masyarakat dengan
pondasi integrasi yang sangat kuat. Pada praktiknya latar belakang perbedaan
kebudayaan dan keanekaragaman budaya yang tersebar di penjuru negeri ini
menyebabkan dampak positif seperti menjadikan negara yang kuat integritas.
Disamping itu juga memuat juga dampak negatif seperti perbedaan pendapat
akibat keanekaragaman latar budaya yang berbeda. Indonesia juga memiliki cerita
xiii
sejarah yang panjang yang berasal dari kebudayaan masa lampau yang hingga
sampai saat ini masih kbisa kita nikmati keberadaanya seperti prasasti atau benda
peninggalan sejarah lainya. Negara ini juga menempati wilayah yang strategis
yang menyebabkan berbagai agama dan budaya yang masuk sangat lah banyak,
seperti Hindu, Buddha, Islam hingga yang terakhir Kristen. Maka tidak heran
apabila di Indonesia terdapat banyak kerajaan mulai dari era Hindu Buddha
hingga pada zaman kerajaan Islam. Salah satu yang akan dibahas pada materi kali
ini adalah kerajaan Janggala atau bisa kita sebut dengan Jenggala. Menurut
sejarah, Kerajaan Jenggala terletak di Porong, Kabupaten Sidoarjo Jawa Timur
dan merupakan sebuah kerajaan pecahan dari kerajaan Kahuripan. Meskipun
Kerajaan Jenggala memerintah relatif singkat, namun kerajaan ini masih ada
hubunganya dengan Mataram kuno. Kerajaan yang bercorak Hindu Buddha dan
meruoakan masih satu perintah dibawah Airlangga. Sejarah menyebutkan bahwa
letak ibu kota Jenggala adalah Kahuripan yang terletak di lereng Gunung
Penanggungan Jawa Timur.
xiv
DAFTAR PUSTAKA
Rijal, Muhammad H. 2022. Ilmu Negara. Diakses pada 11 Desember 2022 dari
https://www.researchgate.net/publication/361273498_ILMU_NEGARA
xv