Indonesia mulai memasuki zaman sejarah abad ke-V masehi atau kurang
lebih 400, dengan ditemukannya sumber-sumber tertulis di daerah Kutai di
Kalimantan Timur dalam suatu penelitian yang dilakukan pada tahun 1940.
dalam penelitian itu diketemukan tujuh buah yupa, yaitu semacam tugu batu
yang menyerupai menhir dan memuat tulisan dengan huruf Pallawa dalam
bahasa Sansekerta, tersusun dalam bentuk bahasa puisi. Melihat bentuk dan
jenis huruf Pallawa yang digunakan tersebut diperkirakan berasal dari zaman
permulaan abad ke-V Masehi.
1
Drs. Maskun, M.H, 2017. SEJARAH INDONESIA SAMPAI ABAD KE XV, Pendidikan Sejarah,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung, Bandar Lampung. Hlm 71-72.
i
Keamanan di perairan dan terdapatnya komoditas membuat para pedagang dengan
senang hati untuk datang dan berdagang.
Menurut J.C Van Leur dan O. W Wolters bahwa hubungan dagang antara
Indonesia dengan India lebih dahulu berkembang, daripada hubungan dagang
Indonesia Cina. Untuk mengetahui awal dimulainya hubungan antara Indonesia
dengan India sangatlah sulit, karena tidak adanya sumber-sumber tertulis
mengenai adanya hubungan dagang tersebut. Jika pun ada bukti, maka itu kurang
akurat. Untuk meneliti kembali tentang adanya hubungan dagang antar Indonesia
dengan India, digunakan sumber-sumber yang datangnya dari luar, yaitu:
ii
1. Sumber-sumber dari India.
a. Kitab Jataka yaitu sebuah kitab yang menguraikan kisah-kisah hidup sang
Budha, tetapi di dalmnya ada menyebutkan sebuah nama Suwarnabhumi
(pulau Sumatra), yang berarti negeri emas, yaitu sebuah negeri yang
memerlukan perjalanan penuh bahaya.
b. Kitab Ramayana, yaitu sebuah kitab yang mengisahkan kepahlawanan Rama
dalam membebaskan kekasihnya Dewi Shinta dari cengkraman Rahwana,
tetapi didalamnya terdapat nama Yawadwipa (pulau Jawa), yang berarti pulau
emas dan pulau perka serta menyebutkan pula Swannadwipa (pulau Sumatra)
yang berarti pulau emas.
Namun kedua kitab tersebut tidak menyebutkan dengan jelas hubungan dengan
tempat-tempat di Indonesia. Salah satu kitab sastra India lainnya yang dapat
memberikan petunjuk kedatangan masyarakat India ke Indonesia sejak abad ke-3
adalah kitab Mahanidessa. 2
Dalam usaha untuk mengetahui awal hubungan India dengan daerah-daerah yang
ada di sebelah Timuniya, para peneliti mengkaji sumber-sumber Barat zaman
kuno. Kitab-kitab tersebut: antar lain:
a. Periploustes Erytas Thalasses, yaitu sebuah kitab kitab pedoman untuk
berlayar di lautan Erythrasa (Samudra Indonesia). Dalam kitab inilah
ditemukan keterangan lengkap mengenai jalur pelayaran antar Asia Barat dan
India. Namun daerah yang letaknya agak jauh ke Timur sangat samar-samar,
Suatu yang menarik dalam kitab ini juga,
2
Ririn Darini, S. S., M. Hum, 2013. SEJARAH KEBUDAYAAN INDONESIA MASA HINDU
BUDHA, Yogyakarta: Ombak Dua. Hlm 25.
iii
yaitu mengenai hubungan orang India dengan suatu tempat disebut Chrisye
yang berarti emas. Karena itu mengingatkan kita pada masa swarnabhumi dan
Swarnadwipa.
iv
Pada waktu itu mereka telah melampaui batas waktu tersebut selama berhari-
hari. Menurut para ahli, Yeh-Po-T’I diartikan sebagai Yawa Dwipa (pulau
Jawa).
2. Perjalanan Gunavarman, sumber ini berisi antara lain bahwa Gunavarman
bertolak dari She-P’o yaitu untuk singgah di sebuah kerajaan kecil, yaitu pulau
Jawa tetapi karena cuaca baik maka diputuskan untuk berlayar langsung.
Sebuah berita Cina lain yang menerangkan tentang hubungan Indonesia Cina
adalah berita mengenai datangnya utusan dari Ho-Co-Tan, sebuah negeri di
She-P’o dalam tahun 430 Masehi.
3
Drs. Maskun, M.H, 2017. SEJARAH INDONESIA SAMPAI ABAD KE XV, Pendidikan Sejarah,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung, Bandar Lampung. Hlm 72-76.
v
pertukangan, makanan, dan seni tata letak yang populer kita kenal sebagai
fengsui(adalah ilmu topografi kuno dari Cina yang mempercayai bagaimana
manusia dan surga (astronomi), serta bumi (geografi) dapat hidup dalam harmoni
untuk membantu memperbaiki kehidupan dengan menerima Qi positif. Qi
terdapat di alam sebagai energi yang tidak terlihat. Qi dialirkan oleh angin dan
berhenti ketika bertemu dengan air.
Qi baik, disebut juga dengan istilah napas kosmik naga. Jenis Qi ini
dipercaya sebagai pembawa rezeki dan nasib baik. Namun, ada pula Qi buruk
yang disebut Sha Qi, yang dipercaya sebagai pembawa nasib buruk. Terdapat
berbagai aliran feng shui, di antaranya yaitu bintang terbang, waktu, dan
topografi. 4
Dalam menerima pengaruh budaya India, bangsa Indonesia memiliki sikap antara
lain:
1. Pasif, yaitu sikap dimana bangsa Indonesia menerima pengaruh budaya India
itu apa adanya Pendapat ini sulit diterima dengan kenyataan, karena budaya
yang ada di Indonesia tidak sama seperti di India misalnya masalah kasta di
Bali. Penggolongan masyarakat
4
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Feng_Shui
5
Mukhlis PaEni, dkk, 2009, SEJARAH KEBUDAYAAN INDONESIA , Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada. Hlm 159.
vi
2. Bali dalam bentuk kasta bukan pengaruh dari India, tetapi sebagai pengaruh
Imperialisme Barat yang ingin memecah belah bangsa Indonesia khususnya di
Bali.
3. Aktif, yaitu suatu sikap menerima budaya India secara selektif, yakni tidak
menerima apa adanya. Pendapat ini dapat diterima, karena anggapan ini sesuai
dengan sikap bangsa Indonesia yang tidak menerima secara langsung budaya
yang datang dari India. Hal ini dikarenakan bangsa Indonesia bersedia untuk
menerima pengaruh budaya India asalkan tidak meninggalkan keaslian budaya
Indonesia yang ada telah berkembang pada waktu itu.
yang ada di Indonesia tidak sama dengan yang digunakan di India. Karena
yang melakukan kolonisasi itu para prajurit maka hipotesisis ini masih diragukan,
sebab secara umum para prajurit memiliki keahlian dalam bidang keprajuritan,
bukan dalam bidang bidang kultur yang ada tetapi sedikit saja dari India ini sangat
kecil
vii
2. Anggapan Kedua
3. Anggapan Ketiga
Orang Cina datang ke kawasan Asia Tenggara sudah sejak awal sejarah
untuk menukarkan barang-barang Cina seperti sutra dan porselin dengan rempah-
rempah, obat-obatan dan barang-barang yang aneh dan langka dari kawasan Asia
Tenggara ini. Pada abad ke- 16 dan awal abad ke 17, ketika orang Barat datang ke
kawasan Asia Tenggara, mereka mendapatkan saudagarsaudagar Cina berjumlah
sedikit tetapi tersebar luas di kawasan ini. Dalam beberapa abad kemudian,
mereka bertindak sebagai pedagang perantara atau bekerja sebagai buruh serta
viii
produsen berskala kecil. Ketika jumlah mereka semakin membesar, mereka lalu
mendominasi perekonomian pasar di kawasan ini
ix
BAB 2
Agama dan kebudayaan Hindu dan Buddha masuk ke Indonesia (Nusantara) dari
India masing-masing sekitar abad ke- dan ke-5 Agama dan kebudayaan Islam
uncul belakangan (abad ke-7), dan baru berkembang pesat mulai sekitar abad ke-
13. ke-4 Pengaruh Hindu di Indonesia berlangsung hampir selama sebelas abad,
yaitu dari abad abad (bukti prasasti di Kutai) sampai berakhirnya kekuasaan
Majapahit di Jawa Timur sekitar ke-5, ke-15. Sedangkan agama Buddha masuk ke
Indonesia seabad kemudian, sekitar abad ke-5 yang didukung dengan temuan
patung Buddha dari perunggu di Sampaga (di Sulawesi Selatan), Jember (Jawa
Timur), dan Bukit Siguntang (Sumatra Selatan).
1. Agama Hindu.
Agama Hindu diperkirakan muncul di India antara tahun 3102 SM sampai 1300
SM (ada yang mengatakan sekitar tahun SMI) dan merupakan agama tertua di
dunia. agama ini tumbuh bersamaan dengan masuknya bangsa Arya, yaitu bangsa
nomaden yang masuk dari Asia Tengah melalui Selat Kaiber. Kedatangan bangsa
Arya ini mendesak bangsa Dravida, penduduk asli India dan termasuk dalam
kategori ras Australoid, ke sebelah Selatan sampai ke dataran tinggi Dekkan.
Dalam perkembangan selanjutnya terjadi percampuran antara kebudayaan orang
Arya dan bangsa Dravida, menghasilkan kebudayaan Hindu. Perkembangan
agama Hindu di india, pada hakikatnya dapat dibagi menjadi empat fase, yakni
zaman Weda, zaman Brahmana zaman Upanisad, dan zaman Buddha.
x
a. Zaman Weda (1500 SM)
Zaman ini dimulai ketika bangsa Arya berada di Punjab di lembah Sungai Sindhu,
sekitar 2500 s.d 1500 tahun SM, setelah mendesak bangsa ravi ke sebelah selatan
sampai ke dataran tinggi Dekkan. Bangsa Arya telah memiliki peradaban tinggi.
Mereka menyembah dewa-dewa seperti Agni, Varuna, Vayu Indra, Siwa, dan
sebagainya.
Pada zaman ini, kekuasaan kaum Brahmana amat besa dalam kehidupan
keagamaan. Merekalah yang mengantarkan persemba orang kepada para dewa.
Pada zaman ini pula mulai d tata cara upacara beragama yang teratur d apa yang
ken disebut Kitab Brahmana. Weda menjadi pedoman pen tata cara upacara
agama ini.
Pada zaman ini, yang dipentin tidak hanya upacara dan Saji gkan saja, tetapi lebih
dari itu pengetahuan batin yang lebih tin Zaman ini adalah zaman pengembangan
dan penyusunan falsafah agama, yaitu zaman orang ber t atas dasar Weda.
Zaman ini dimulai ketika putra Raja Sudhodana yang bernama Sidharta
menafsirkan Weda sudut logika dan sistem yoga semadhi, sebagai jalan untuk
men diri dengan Tuhan.
2. Agama Buddha
Agama Buddha merupakan perkembangan lebih lanjut dari agama Hindu. Buddha
sebenarnya merupakan sebutan bagi seseorang yang telah memperoleh
pencerahan. Hal itu sesuai dengan asal kata Buddha itu sendiri ari bahasa India
berarti yang mencapai pencerahan sejati. Awalnya agama Buddha bukanlah
agama, melainkan ajaran dari seseorang yang telah memperoleh pencerahan
bernama Siddartha Gautama.
xi
B. Proses Masuknya Agama dan Kebudayaan Hindu dan Buddha. di
Indonesia.
1. Teori Waisya
Teori ini, dikemukakan oleh N. J. Krom, didasarkan pada alasan bahwa motivasi
terbesar datangnya bangsa India ke Indonesia adalah untuk berdagang. Golongan
terbesar yang datang ke Indonesia adalah para pedagang India (kasta Waisya).
2. Teori Ksatria
Menurut teori yang dikemukakan F.D.K Bosch ini, pada mau lampau di India
sering terjadi perang antargolongan. Para prajurir yang kalah atau jenuh
menghadapi perang lantas meninggalkan Rupanya, di antara mereka ada pula
yang sampai ke wilayah Indonesia. Mereka inilah yang kemudian berusaha
mendirkan koloni koloni baru sebagai tempat tinggalnya. Di tempat terjadi proses
penyebaran agama dan budaya Hindu Kelemahan teori ini adalah tidak adanya
bukti tertulis bahwa pernah terjadi kolonisasi oleh para Ksatria India.
xii
3. Teori Brahmana
kakan C. van Leur ini, para Brahmana Menurut teori yang dikem J pemim dia ke
Indonesia atas undangan datang melegitimasi kekuasaan mereka sehingga setaraf
den rang di Teori ini di kan pada pengamatan ter peninggalan kerajaan-kerajaan
raja-raja Indonesia, terutama prasasti berbahasa SantL Budha d India, bahasa dan
huruf itu hanya di kitab suci wada dan upacara keagamaan, dan han ya golongan
Brahmana yang mengerti dan menguasainya ini pun diragukan kebenarannya.
Alasannya: kendati benar hanya para Brahmana yang dapat membaca dan men
Wada, para pendeta Hindu itu pantang menyeberangi lautan.
Terlepas dari teori manakah yang paling benar tentang proses masuknya
pengaruh Hindu Buddha ke Indonesia, pengaruh agama dan kebudayaan tersebut
sangat tampak dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Sebagian peninggalannya
bahkan masih dapat kiua saksikan sampai saat ini, baik yang bersifat fisik
(material) maupun nonfisk (abstrak). Berikut ini bentuk-bentuk pengaruh
xiii
dasar dari huruf buru di Indonesia seperti huruf Kawi, Jawa Kuno, Bali Kuno
Lampung Batak, dan Bugis-Makassar.
a. Prasasti.
Prasasti, dari kata bahasa sanskerta yang berarti pujian, merupakan piagam
dokumen yang ditulis pada bahan yang ringatan tahan lama, yang memuat
informasi tentang se berbagai sumber buah Di antara asing, dan kronologis atau
catatan naskah memberikan sangat sejarah kuno Indonesia, karena mampu
prasasti dianggap sumber terpenting buat suatu suatu peristiwa. Ada banyak hal
yang menguntun dunia jumlah nama unsur penanggalan, prasasti juga semua
alasan prasasti tersebut dikeluarkan. Hampir prasasti pada masa kerajaan Hindu,
juga penggubahan karya sastra sejak zaman Kerajaan Kediri, ggunakan huruf
Palawa.
1) pertama atau kesusastraan tertua, lahir pada masa Kerajaan Mataram Kuno.
Kitab terkenalnya adalah sa Hyang Kamahayanikan, oleh Sambara Suryawanasa.
Kitab ini menjelaskan tentang ajaran Buddha aliran Tantra
2) Tahap kedua, lahir pada masa Kerajaan Kediri. Pada tahap ini lahir karya sastra
besar Ariuna a yang ditulis oleh Mpu Kanwa, Kresnayana yang ditulis oleh Mpu
Dharmajaya, dan Bharatayuda yang ditulis oleh Mpu Sedah dan kemudian
diselesaikan oleh Mpu Panuluh. Kerajaan Kediri tercatat sebagai kerajaan yang
memiliki hasil sastra kuno yang cukup banyak, terutama pada saat pemerintahan
Raja Jayabhaya.
3) Tahap ketiga, yaitu kesusasteraan yang lahir pada zaman Majapahit. Pada
tahap ini lahir Kitab Negarakertagama, ditulis oleh pu Prapanca pada tahun 1365.
Dari kitab inilah kita banyak mengetahui tentang kehidupan masyarakat pada
zaman Majapahit dan silsilah dari para leluhur raja. Kitab ini juga menjadi salah
satu sumber penulisan sejarah politik Jawa dari abad ke-8 sampai abad ke- 15.
Selain Negarakertagama, terdapat juga Kitab Sutasoma yang ditulis oleh Mpu
xiv
Tantular dan Kitab Paranaton, yang berisi mitos tokoh Ken Arok (pendiri
Singasari, dan Kitab Bubhuksah, kitab yang berkisah ten dua orang bersaudara
yang berusaha mencari kesempurnaan.
c. Manuskrip
Manuskrip adalah naskah tulisan tangan peninggalan berisi berbagai hal seperti
ccrita kepahlawanan, hukum, upacara keagamaan, silsilah, syair, mantra sihir, dan
resep obat-obatan. Contoh: Pustaha, yaitu naskah Batak yang ditulis dengan
aksara Barak dan ditulis di atas lembaran kulit kayu alima I La Galigo, yaitu
sebuah naskah kuno dari Sulawesi Selatan yang merupakan naskah epos
(kepahlawanan) yang berisi kisah tentang Kerajaan Luwu masa pra-Islam: semula
naskah ditulis menggunakan aksara Bugis, namun dalam perkembangannya ditulis
dalam berbagai bahasa. Sejarawan Robert Wilson menganggap I La Galigo
sebagai hasil sastra kuno terbaik karena ditulis dengan mengedepankan
objektivitas dan fakta sejarah. Lampung,
Pengaruh India dalam bidang ekonomi tidak begitu besar. Sebab, sejak masa
praaksara penduduk Nusantara telah mengenal tradisi agraris, pedagangan dan
pelayaran. (M. Dj. Poeponegoro dan Nugroho Notosusanto mencatat pada zaman
prasejarah duduk Indonesia adalah pelayar pelayar yang sanggup mengarungi
lautan lepas. Lautan bukan penghalang tetapi pemersatu. Hubungan antarpulau
xv
malah lebih mudah dibandingkan dengan daerah pedalaman4. Agama dan Sosial
Budaya
7. Sastra.
xvi
2.3 Peninggalan Hindu-Buddha di Indonesia
Bahkan tak diketahui dengan pasti kapan tepatnya agama Hindu dan
Budha mulai masuk ke Indonesia. Namun bukti dari peninggalan peninggalan
bersejarah ini bisa menjadi bukti bahwa kedua agama ini sudah cukup lama masuk
ke Indonesia. Nah berikut ini beberapa contoh peninggalan sejarah Hindu Budha
yang ada di Indonesia.
Indonesia banyak sekali lima agama yang terdapat dalam negara kita dan
Indonesia memiliki banyak ciri-ciri pranata sosial. Ini terbukti dari peninggalan
agama tersebut yang sekarang masih membuktikan agama tersebut masih ada
sampai sekarang. Banyak peninggalan yang terdapat dalam agama Hindu yang
perlu kalian ketahui sebagai berikut:
Kerajaan kutai merupakan salah satu kerajaan Hindu tertua yang ada di Indonesia.
Kerajaan Hindu ini berdiri pada abad ke 4 Masehi. Banyak bukti bukti yang
menyatakan keberadaan kerajaan ini, salah satunya yaitu Yupa. Yupa merupakan
tiang batu yang digunakan untuk mengikat hewan korban yang akan disembahkan
kepada Brahmana. Yupa ini ditulis dengan bahasa Sansekerta seerta huruf
Pallawa. Selain itu, masih banyak peninggalan sejarah lainnya dari Kerajaan Kutai
yaitu:
xvii
7 Buah Yupa
Arca Arca Bulus
Arca Batu
Kalung Cina dari Emas
dan lainnya.
Kerajaan Tarumanegara merupakan kerajaan Hindu tertua yang ada di Pulau Jawa
yang terletak di tepi Sungai Citarum, Bogor. Kerajaan ini berdiri pada abad ke 5
Masehi. Keberadaan dari kerajaan ini ditemukan dari adanya 7 buah prasasti, yaitu
antara lain adalah:
xviii
3. Peninggalan Kerajaan Kediri
Prasasti Penumpangan
Prasasti Talan
Prasasti Weleri
Prasasti Semandhing
Prasasti Jepun
Prasasti Hantang
dan lainnya
xix
BAB 3
Akulturasi adalah suatu proses sosial yang timbul manakala uatu kelompok
manuia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari uatu
kebudayaan asing. Kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke
dalam kebudayaannya sendiri tanpa menyibabkan hilangnya unsur kebudayaan
kelompok itu sendiri.
xx
3.2 Contoh dan hasil dari Akulturasi Budaya Hindu Buddha di Indonesia
Beberapa hal yang menjadi alasan diterimanya kebudayaan lain dari Hindu
Budha ini adalah sebagai berikut:
1) Segi Sosial
xxi
2) Sistem Pemerintahan
Sebelum masuknya Hindu-Budha di Indonesia dikenal sistem
pemerintahan oleh kepala suku yang dipilih karena memiliki kelebihan
tertentu jika dibandingkan anggota kelompok lainnya. Ketika pengaruh
Hindu-Budha masuk maka berdiri Kerajaan yang dipimpin oleh seorang raja
yang berkuasa secara turun-temurun. Raja dianggap sebagai keturuanan dari
dewa yang memiliki kekuatan, dihormati, dan dipuja. Sehingga memperkuat
kedudukannya untuk memerintah wilayah kerajaan secara turun temurun.
Serta meninggalkan sistem pemerintahan kepala suku
3) Kesenian
Di dalam kesenian ini akulturasi sangat terlihat jelas seperti contohnya pada
seni rupa atapun patung dan juga relief yang ada di Nusantara dulu sepeti pada
relief di Candi Borobudur yang menceritakan tentang bagaimana perjalanan
Sang Budha Gautama. Bentuk akulturasi dari kebudayaan ini dapat dilihat dari
relief yang menggambarkan tentang keadaan alam dan geografis dari wilayah
Nusantara sendiri di masa lalu seperti adanya hiasan burung merpati ataupun
juga hiasan tentang gambar dari perahu bercadik yang tidak kita temukan di
India.
4) Seni sastra
Dalam seni sastra akulturasi nampak jelas seperti pada Sastra Jawa yang
mengalami proses akulturasi dengan kebudayaan India. Proses ini terjadi
dengan penyerapan unsur-unsur kebudayaan India terlihat dari prasasti yang
menggunakan huruf Pallawa dan Bahasa Sansekerta. Namun seiring dengan
bentuk akulturasinya dengan budaya lokal kemudian dari huruf Pallawa dan
Bahasa Sansekerta ini dikembangkan ke dalam Bahasa Jawa Kuna ataupun
bahasa yang lainnya yang masih dalam satu konteks bahasa.
xxii
5) Sistem Penanggalan
6) Ekonomi
7) Bidang Pendidikan
xxiii
o Empu Sedah dan Panuluh dengan karyanya Bharatayudha
o Empu Kanwa dengan karyanya Arjuna Wiwaha
o Empu Dharmaja dengan karyanya Smaradhana
o Empu Prapanca dengan karyanya Negarakertagama
o Empu Tantular dengan karyanya Sutasoma.
Pengaruh Hindu Budha nampak pula pada berkembangnya ajaran budi pekerti
berlandaskan ajaran agama Hindu-Budha. Pendidikan tersebut menekankan
kasih sayang, kedamaian dan sikap saling menghargai sesama manusia mulai
dikenal dan diamalkan oleh sebagian masyarakat Indonesia saat ini.
8) Kepercayaan
9) Seni Bangunan
xxiv
10) Seni Rupa
a. Seni Tari
Seni tari pada masa kejayaan Hindu-Budha terdapat dijawa dan Bali.
Dikedua wilayah ini seni tarinya memiliki kemiripan diakibatkan adanya
migrasi itu seni tarinya memiliki kemirapan diakibatkan adanya migrasi
penduduk dari jawa ke Bali karena jatuhnya Majapahit. Adapun kesamannya
antara lain sistem laras komposisi lagu dan gamelan , pemakaian cerita dan
perbendaharaan gerak dalam tari, serta pakaian yang dikenakan. Dari daun
lontar( lontar Candra Sengkala) dinyatakan bahwa tari Gambuh yang dianggap
sebagai induk dari semua drama tari di Bali merupakan pengaruh dari drama
tari yang berasal dari Jawa Timur.
Indonesia sebagai daerah yang dilalui jalur perdagangan memungkinkan bagi para
pedagang India untuk sungguh tinggal di kota pelabuhan-pelabuhan di Indonesia
guna menunggu musim yang baik. Mereka pun melakukan interaksi dengan
penduduk setempat di luar hubungan dagang. Masuknya pengaruh budaya dan
agama Hindu-Budha di Indonesia dapat dibedakan atas 3 periode sebagai berikut.
xxv
1. Periode Awal (Abad V-XI M)
Pada periode ini, unsur Hindu-Budha lebih kuat dan lebih terasa serta menonjol
sedang unsur/ ciri-ciri kebudayaan Indonesia terdesak. Terlihat dengan banyak
ditemukannya patung-patung dewa Brahma, Wisnu, Siwa, dan Budha di kerajaan-
kerajaan seperti Kutai, Tarumanegara dan Mataram Kuno.
Pada periode ini unsur Hindu-Budha dan Indonesia berimbang. Hal tersebut
disebabkan karena unsur Hindu-Budha melemah sedangkan unsur Indonesia
kembali menonjol sehingga keberadaan ini menyebabkan munculnya sinkretisme
(perpaduan dua atau lebih aliran). Hal ini terlihat pada peninggalan zaman
kerajaaan Jawa Timur seperti Singasari, Kediri, dan Majapahit. Di Jawa Timur
lahir aliran Tantrayana yaitu suatu aliran religi yang merupakan sinkretisme antara
kepercayaan Indonesia asli dengan agama Hindu-Budha.
Raja bukan sekedar pemimpin tetapi merupakan keturunan para dewa. Candi
bukan hanya rumah dewa tetapi juga makam leluhur
Pada periode ini, unsur Indonesia lebih kuat dibandingkan dengan periode
sebelumnya, sedangkan unsur Hindu-Budha semakin surut karena perkembangan
politik ekonomi di India. Di Bali kita dapat melihat bahwa Candi yang menjadi
pura tidak hanya untuk memuja dewa. Roh nenek moyang dalam bentuk Meru
Sang Hyang Widhi Wasa dalam agama Hindu sebagai manifestasi Ketuhanan
Yang Maha Esa. Upacara Ngaben sebagai objek pariwisata dan sastra lebih
banyak yang berasal dari Bali bukan lagi dari India
xxvi
BAB 4
Kerajaan-kerajaan Hindu Budha di Indonesia dan Penyebab
Keruntuhannya
A. Kerajaan Kutai
Kerajaan Kutai diperkirakan berdiri pada abad ke-5 Masehi, ini dibuktikan dengan
ditemukannya 7 buah Yupa (prasasti berupa tiang batu) yang ditulis dengan huruf
pallawa
dan bahasa Sansekerta yang berasal dari India yang sudah mengenal Hindu. Yupa
mempunyai 3 fungsi utama, yaitu sebagai prasasti, tiang pengikat hewan untuk
upacara korban keagamaan, dan lambang kebesaran raja.
Dari tulisan yang tertera pada yupa nama raja Kundungga diperkirakan
merupakan nama asli Indonesia, namun penggantinya seperti Aswawarman,
Mulawarman itu menunjukan nama yang diambil dari nama India dan upacara
yang dilakukannya menujukan kegiatan upacara agama Hindu. Dari sanalah dapat
kita simpulkan bahwa kebudayaan Hindu telah masuk di Kerajaan Kutai.
Proses asimilasi (penyatuan) dua kerajaan tersebut telah dimulai pada abad XIII
dengan pelaksanaan kawin politik antara Aji Batara Agung Paduka Nira yang
mempersunting Putri Indra Perwati Dewi yaitu seorang puteri dari Guna Perana
Tungga salah satu Dinasti Raja Mulawarman (Martadipura), tetapi tidak berhasil
menyatukan kedua kerajaan tersebut. Baru pada abad XVI melalui perang besar
antara kerajaan Kutai Kertanegara pada masa pemerintahan Aji Pangeran Sinum
xxvii
Panji Ing dengan Kerajaan Kutai Mulawarman (Martadipura) pada masa
pemerintahan Raja Darma Setia.
Dalam pertempuran tersebut Raja Darma Setia mengalami kekalahan dan gugur di
tangan Raja Kutai Kertanegara Aji Pangeran Sinum Panji, yang kemudian
berhasil menyatukan kedua kerajaan Kutai Tersebut sehingga wilayahnya menjadi
sangat luas dan nama kerajaannyapun berubah menjadi Kerajaan Kutai
Kertanegara Ing Martadipura yang kemudian menurunkan Dinasti Raja-raja Kutai
Kertanegara sampai sekarang.
b) Kehidupan ekonomi
Kehidupan ekonomi di Kerajaan Kutai dapat diketahui dari dua hal berikut ini :
Letak geografis Kerajaan Kutai berada pada jalur perdagangan antara Cina dan
India. Kerajaan Kutai menjadi tempat yang menarik untuk disinggahi para
pedagang. Hal tersebut memperlihatkan bahwa kegiatan perdagangan telah
menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Kutai, disamping pertanian.
Keterangan tertulis pada prasasti yang mengatakan bahwa Raja Mulawarman
pernah memberikan hartanya berupa minyak dan 20.000 ekor sapi kepada para
Brahmana.
c) Kehidupan Politik
Sejak muncul dan berkembangnya Pengaruh Hindu di Kaltim, terjadi perubahan
dalam tata pemerintahan, yatu dari sistem pemerintahan kepala suku menjadi
sistem pemerintahan Raja atau feodal. Raja-raja yang pernah berkuasa pada
kerajaan Kutai adalah sebagai berikut:
Kudungga. Raja ini adalah Founding Father kerajaan Kutai, ada yang unik
pada nama raja pertama ini, karena nama Kudungga merupakan nama Lokal
atau nama yang belum dipengaruhi oleh budaya Hindu
xxviii
Aswawarman. Prasasti Yupa menyatakan bahwa Raja aswawarman
merupakan raja yang cakap dan kuat. Pada masa pemerintahannya, wilayah
kekuasaan Kerajaan Kutai diperluas lagi. Hal ini dibuktikan dengan
pelaksanaan upacara Asmawedha. Upacara-upacara ini pernah dilakukan di
India pada masa pemerintahan raja Samudragupta, ketika ingin memperluas
wilayahnya.
Mulawarman. Raja ini adalah Putra dari raja Aswawarman, ia membawa
Kerajaan Kutai ke puncak kejayaan. Pada masa kekuasaannya Kutai
mengalami masa gemilang. Rakyat hidup tentram dan sejahtera. Dengan
keadaan seperti itulah akhirnya Raja Mulawarman mengadakan upacara
korban emas yang amat banyak.
Kerajaan Kutai berakhir saat Raja Kutai yang bernama Maharaja Dharma Setia
tewas dalam peperangan di tangan Raja Kutai Kartanegara ke-13, Aji Pangeran
Anum Panji Mendapa. Perlu diingat bahwa Kutai ini (Kutai Martadipura) berbeda
dengan Kerajaan Kutai Kartanegara yang ibukotanya pertama kali berada di Kutai
Lama (Tanjung Kute). Kutai Kartanegara inilah, di tahun 1365, yang disebutkan
dalam sastra Jawa Negarakertagama. Kutai Kartanegara selanjutnya menjadi
kerajaan Islam yang disebut Kesultanan Kutai Kartanegara.
Sejak tahun 1735 kerajaan Kutai Kartanegara yang semula rajanya bergelar
Pangeran berubah menjadi bergelar Sultan (Sultan Aji Muhammad Idris) dan
hingga sekarang disebut Kesultanan Kutai Kartanegara.
B. Kerajaan Tarumanegara
xxix
terdapat di tempat ini. Tanaman tarum tumbuh di sekitar Sungai Citarum. Selain
untuk pengawet kain, tanaman ini merupakan komoditas ekspor dan merupakan
devisa pemasukan terbesar bagi Kerajaan Tarumanegara.
Dari temuan letak prasasti tersebut dapat diketahui daerah yang masuk dalam
wilayah kerajaan Tarumanegara. Wilayah kerajaan Tarumanegara meliputi pesisir
Jakarta hingga pedalaman di kaki gunung Gede
a) Kehidupan Politik
Berdasarkan tulisan-tulisan yang terdapat pada prasasti diketahui bahwa raja
yang pernah memerintah di tarumanegara hanyalah raja purnawarman dan raja
yang telah berhasil meningkatkan kehidupan rakyatnya. Hal ini dibuktikan dari
prasasti tugu yang menyatakan raja purnawarman telah memerintah untuk
menggali sebuah kali. Oleh karena itu rakyat hidup makmur dalam suasana
aman dan tenteram.
b) Kehidupan Sosial
Kehidupan sosial Kerajaan Tarumanegara sudah teratur rapi, hal ini terlihat dari
upaya raja Purnawarman yang terus berusaha untuk meningkatkan kesejahteraan
kehidupan rakyatnya. Raja Purnawarman juga sangat memperhatikan kedudukan
kaum brahmana yang dianggap penting dalam melaksanakan setiap upacara
korban yang dilaksanakan di kerajaan sebagai tanda penghormatan kepada para
dewa.
c) Kehidupan Ekonomi
Prasasti tugu menyatakan bahwa raja purnawarman memerintahkan rakyatnya
untuk membuat sebuah terusan sepanjang 6122 tombak. Pembangunan ini
mempunyai arti ekonomis yang besar bagi masyarakat, Karena dapat
dipergunakan sebagai sarana pencegah banjir serta sarana lalu-lintas pelayaran
perdagangan antardaerah di kerajaan tarumanegara dengan dunia luar.
xxx
Juga dengan daerah-daerah di sekitarnya. Akibatnya, kehidupan perekonomian
masyarakat sudah berjalan teratur.
d) Kehidupan Budaya
Dilihat dari teknik dan cara penulisan huruf-huruf dari prasasti-prasasti yang
ditemukan sebagai bukti kebesaran Kerajaan Tarumanegara, dapat diketahui
bahwa tingkat kebudayaan masyarakat pada saat itu sudah tinggi. Selain
sebagai peninggalan budaya, keberadaan prasasti-prasasti tersebut
menunjukkan telah berkembangnya kebudayaan tulis menulis di kerajaan
Tarumanegara.
Kerajaan Tarumanegara diperkirakan runtuh pada sekitar abad ke-7 Masehi. Hal
ini didasarkan pada fakta bahwa setelah abad ke-7, berita mengenai kerajaan ini
tidak pernah terdengar lagi baik dari sumber dalam negeri maupun luar negeri .
Para ahli berpendapat bahwa runtuhnya Kerajaan Tarumanegara kemungkinan
besar disebabkan karena adanya tekanan dari Kerajaan Sriwijaya yang terus
melakukan ekspansi wilayah
xxxi
C. Kerajaan Mataram Kuno dan Medang Kamulan
1. Kerajaan Mataram Kuno
Pada abad ke-8 di pedalaman Jawa Tengah berdiri Kerajaan Mataram Hindu.
Pendirinya adalah Raja Sanjaya. Munculnya Kerajaan Mataram diterangkan
dalam Carita Parahyangan. Kisahnya adalah dahulu ada sebuah kerajaan di Jawa
Barat bernama Galuh. Rajanya bernama Sanna (Sena). Suatu ketika, ia diserang
oleh saudaranya yang menghendaki takhta. Raja Sanna meninggal dalam
peristiwa tersebut, sementara saudara perempuannya, Sannaha, bersama keluarga
raja yang lainnya berhasil melarikan diri ke lereng Gunung Merapi. Anak
Sannaha, Sanjaya, di kemudian hari mendirikan Kerajaan Mataram dengan ibu
kota Medang ri Poh Pitu. Tepatnya pada tahun 717 M.
1) Bukti-bukti sejarah
Bukti lain mengenai keberadaan Kerajaan Mataram Hindu atau sering juga
disebut Mataram Kuno adalah prasasti Canggal yang dikeluarkan oleh Sanjaya.
Prasasti ini berangka tahun Cruti Indria Rasa atau 654 Saka (1 Saka sama dengan
78 Masehi, berarti 654 Saka sama dengan 732 M), hurufnya Pallawa, bahasanya
Sanskerta, dan letaknya di Gunung Wukir, sebelah selatan Muntilan.
Isinya adalah pada tahun tersebut Sanjaya mendirikan lingga di Bukit Stirangga
untuk keselamatan rakyatnya dan pemujaan terhadap Syiwa, Brahma, dan Wisnu,
di daerah suci Kunjarakunja. Menurut para ahli sejarah, yang dimaksud Bukit
Stirangga adalah Gunung Wukir dan yang dimaksud Kunjarakunja adalah Sleman
(kunjara = gajah = leman; kunja = hutan). Lingga adalah simbol yang
menggambarkan kekuasaan, kekuatan, pemerintahan, lakilaki, dan dewa Syiwa.
2) Kehidupan Politik
Kerajaan mataram kuno atau mataram dengan agama hindu merupakan kerajaan
hindu yang pernah berjaya dengan dua dinasti. Dinasti yang pernah berjaya
memimpin mataram kuno adalah Dinasti Sanjaya dan Dinasti Syailendra.
Kerajaan mataram kuno berkuasa di Jawa Tengah bagian selatan
xxxii
Dalam prasasti Kalasan (778 M) diceritakan bahwa Rakai Panangkaran (yang
dipersamakan dengan Panamkaran Pancapana) mendirikan candi Kalasan
untuk memuja Dewi Tara, istri Bodhisatwa Gautama, dan candi Sari untuk
dijadikan wihara bagi umat Buddha atas permintaan Raja Wisnu dari
dinastiSyailendra.
Ini menunjukkan bahwa pada masa pemerintahan raja ini datanglah dinasti
Syailendra dipimpin rajanya, Bhanu (yang kemudian digantikan Wisnu), dan
menyerang wangsa Sanjaya hingga melarikan diri ke Dieng, Wonosobo.
Selain itu, Raja Panangkaran juga dipaksa mengubah kepercayaannya dari
Hindu ke Buddha. Adapun penerus wangsa Sanjaya setelah Panangkaran
tetap beragama Hindu.
Sri Maharaja Rakai Panunggalan (784 – 803 M)
Sri Maharaja Rakai Warak (803 – 827 M)
Setelah Raja Warak turun takhta sebenarnya sempat digantikan seorang raja
wanita, yaitu Dyah Gula (827 – 828 M), namun karena kedudukannya hanya
bersifat sementara maka jarang ada sumber sejarah yang mengungkap
peranannya atas Mataram Hindu.
Sri Maharaja Rakai Garung (828 – 847 M)
Raja ini beristana di Dieng, Wonosobo. Ia mengeluarkan prasasti Pengging
(819 M) di mana nama Garung disamakan dengan Patapan Puplar (mengenai
Patapan Puplar diceritakan dalam prasasti Karang Tengah – Gondosuli).
Sri Maharaja Rakai Pikatan (847 – 855 M)
Raja Pikatan berusaha keras mengangkat kembali kejayaan wangsa Sanjaya
dalam masa pemerintahannya. Ia menggunakan nama Kumbhayoni dan
Jatiningrat (Agastya). Sebagai raja, Pikatan berusaha menguasai seluruh Jawa
Tengah, namun harus menghadapi wangsa Syailendra yang saat itu menjadi
penguasa Mataram Buddha. Untuk itu, Pikatan menggunakan taktik menikahi
Pramodhawardhani, putri Samaratungga, Raja Mataram dari dinasti
Syailendra. Pernikahan ini memicu peperangan dengan Balaputradewa yang
merasa berhak atas tahta Mataram sebagai putra Samaratungga.
Balaputradewa kalah dan Rakai Pikatan menyatukan kembali kekuasaan
Mataram di Jawa Tengah.
Sri Maharaja Kayuwangi (855 – 885 M)
Nama lain Sri Maharaja Kayuwangi adalah Lokapala.
Dalam pemerintahannya, Kayuwangi dibantu oleh dewan penasihat
merangkap staf pelaksana yang terdiri atas lima orang patih. Dewan penasihat
ini diketuai seorang mahapatih.
Sri Maharaja Watuhumalang (894 – 898 M)
Masa pemerintahan Kayuwangi dan penerus-penerusnya sampai masa
pemerintahan Dyah Balitung dipenuhi peperangan perebutan kekuasaan. Itu
xxxiii
sebabnya, setelah Kayuwangi turun takhta, penggantinya tidak ada yang
bertahan lama.
Sri Maharaja Watukura Dyah Balitung (898 – 913 M)
Raja ini dikenal sebagai raja Mataram yang terbesar. Ialah yang berhasil
mempersatukan kembali Mataram dan memperluas kekuasaan dari Jawa
Tengah sampai ke Jawa Timur.
xxxiv
memperlancar lalu lintas dari pedalaman ke pantai. Apalagi, alam Jawa
Timur belum banyak diusahakan sehingga tanahnya lebih subur
dibandingkan dengan tanah di Jawa Tengah.
b) Dari segi politik, ada kebutuhan untuk mewaspadai ancaman Sriwijaya,
terutama karena Sriwijaya pada saat itu dikuasai dinasti Syailendra. Sebagai
antisipasinya, pusat kerajaan perlu dijauhkan dari tekanan Sriwijaya. Ketika
Sriwijaya sungguh-sungguh menyerang pada pertengahan abad ke-10, Mpu
Sindok dapat mematahkannya. Tetapi, serangan Sriwijaya berikutnya dibantu
Raja Wurawari pada tahun 1017 menghancurkan Mataram yang saat itu
dipimpin Dharmawangsa. Kerajaan Mataram yang kedua berdiri kembali di
Jawa Tengah pada abad ke-16, kali ini telah beragama Islam.
Kerajaan Medang Kamulan adalah kerajaan di Jawa Timur, pada abad ke 10.
Kerajaan ini merupakan kelanjutan Dinasti Sanjaya (Kerajaan Mataram Kuno di
Jawa Tengah), yang memindahkan pusat kerajaannya dari Jawa Tengah ke Jawa
Timur. Mpu Sindok adalah pendiri kerajaan ini, sekaligus pendiri Dinasti Isyana,
yang menurunkan raja-raja Medang. Dinasti Isana memerintah selama 1 abad
sejak tahun 929 M.
1) Latar Belakang
xxxv
Daerah Nganjuk disebelah barat
Daerah Pasuruan di sebelah timur
Daerah Surabaya di sebelah utara,
Daerah Malang di sebelah selatan
3) Sumber Sejarah
a) Berita Asing
Berita India
Berita Cina
Berasal dari catatan-catatan yang ditulis pada zaman Dinasti Sung. Catatan-
catatan Kerajaan Sung itu menyatakan bahwa antara kerajaan yang berada di
Jawa dan Kerajaan Sriwijaya sedang terjadi permusuhan dan pertikaian,
sehingga ketika Duta Sriwijaya pulang dari Negeri Cina (tahun 990 M), terpaksa
harus tinggal dulu di Campa sampai peperangan itu reda. Pada tahun 992 M,
pasukan dari Jawa telah meninggalkan Sriwijaya dan pada saat itu Kerajaan
Medang Kamulan dapat memajukan pelayaran dan perdagangan.
b) Prasasti
Prasasti Tangeran (933 m) dari Desa Tangeran ( daerah Jombang ), isinya Mpu
Sindok memerintah bersama permaisurinya Sri Wardhani;
xxxvi
4) Kehidupan Politik
a) Mpu Sindok ( 929 M – 949 M )
Kebijakan:
Setelah Mpu Sindok, Medang Kamulan diteruskan oleh Dharma Teguh yang juga
merupakan cucu dari Mpu Sindok. Selama memerintah, ia berusaha meningkatkan
kesejahteraan rakyatnya. Namun, perdagangan di kawasan perairan jawa dan
Sumatera masih dikuasai Kerajaan Sriwijaya.Dalam rangka mematahkan
pengaruh Sriwijaya, pada tahun 1003 M,
c) Airlangga/Erlangga ( 1019M-1042 )
Air langga adalah putera Raja Bali bernama Udaya yang menikah dengan
Mahendradatta saudari raja Dharmawangsa. Air Langga dinikahkan oleh
Dharmawangsa. Pada waktu pesta pernikahan, secara tiba-tiba datang serangan
dari kerajaan Wura Wuri (kerajaan bawahan Sriwijaya) yang menewaskan
Dhramawangsa dan keluarga.Ketika terjadi peristiwa tersebut, Air Langga lolos
dari pembunuhan. Atas bantuan Narattoma berhasil melarikan diri ke hutan.
Selama di pengasingan, Air Langga mendapat gemblengan dari para Brahmana
dan dinobatan menjadi raja. Akhir Langga berusaha memulihkan kewibawaan
Kerajaan Medang. Secara berturut-turut Air Langga berhasil menaklukan raja-raja
bawahan (vassal) Sriwijaya seperti Bisaprabhawa ditaklukan tahun 1029 M, raja
Wijayawarman dari Wengker tahun 1034, Raja Adhamapanuda tahun 1031 M
termasuk Wura Wuri tahun 1035. Setelah berhasil memulihkan kewibawaan
kerajaan, Air Langga memindahkan ibukota kerajaan Medang keKahuripan.
xxxvii
Usaha yang dilakukan Air Langga dalam meningkatkan kesejahteraan
masyarakat Medang, antara lain :
Pada tahun 1042, Airlangga mengundurkan diri dari takhta kerajaan, lalu
hidup sebagai petapa dengan nama ResiGentayu (Djatinindra). Menjelang
akhir pemerintahannya Airlangga menyerahkan kekuasaannya kepada
putrinyaSangrama Wijaya Tunggadewi. Namun, putrinya lebih memilih
untuk menjadi seorang petapa dengan nama RatuGiriputri dan tahta beralih
kedua putra Airlangga yang lahir dari seorang selir Untuk menghindari
perang saudara maka Kerajaan Medang Kamulan dibagi menjadi dua oleh
Mpu Bharada yakni;
xxxviii
BAB 5
PERKEMBANGAN MASYARAKAT DALAM BIDANG SOSIAL,
EKONOMI, POLITIK DAN BUDAYA PADA KEJAYAAN HINDU BUDHA
1. Brahmana
Brahmana atau pendeta harus menjalankan enam dharma sebagai berikut:
mengajar, belajar, melakukan persajian untuk dirinya sendiri, melakukan
persajian untuk orang lain, membagi dan meneri role and become leader
xxxix
2. Ksatria
Kesatria melimpahkan raja dan para pegawai pemerintahan. Tugas putaran
adalah melindungi negara. Gela ra pegawai tersebut adalah rokryan, arya, dan
dang acaryo Menurut kitab Atonowe kaum kesatria dilantik sesuai peraturan
Weda memiliki kewajiban untuk melindungi negara, orang yang hidup tanpa raja
dan dalam ketakutan, malka Brahman menciptakan raja yang diberi tugas untuk
kemanusiaan manusia.
3. Waisya
Waisya merupakan golongan yang memiliki kewajiban berdagang,
meminjamkan uang, menggarap sawah dan berternak. Di Majapahit terdapat
golongan keluarga bebas (rama) dan anggota komunitas biasa (dapur) yang
diperintah oleh para pengetua (buyut). Menurut Sartono (1993: 42)
dapurMerupakan bentuk organisasi yang digunakan dan digunakan untuk
memasak, yaitu anggota dari keluarga petani, dan para herhoy duduk asli daerah
itu, dan anak keturunan cikal-akan desa
4. Sudra / Kawula
Berbeda dengan mereka sebelumnya, kaum sudra hamba saja. Menurut kitab
Manawa bidang tugas kaum sudra adalah mengabdi, terutama untuk kaum
brahmana. DiMajapahit lapisan yang disebut kawula. Ada empat macam hamba
atau kawula yang dikenal pada masa Majapahit, yaitu:
a. Hamba yang kehilangan kebebasannya karena menjadi tawanan perang
(dwajaherta)
b. Hamba yang kehilangan kebebasannya akibat kelahirannya (grehaja)
c. Orang yang menghamba karena makanan (bhaktadasa)
d. Orang yang menghamba karena harus membayar hutangatau denda
(dandadasa)
xl
2. Kerajaan Tarumanegara
Dibidang sosial budaya, kerajaan Tarumanegara telah dipengaruhi
kebudayaan India dengan beberapa bukti berupa kata-kata wisnu pada
prasasti Ciaruntem, Brahmana pada Prasati Tugu, Airawata pada psasti
Kopidan Katacandra Baga.
3. Kerajaan Sriwijaya
Dalam buku Chau-Ju-Kua dan kitab Chu-Fan-Chi ditlis bahwa Sriwijaya
merupakan kerajaan terkemuka dan terkaya. Dimana penduduknya hidup
terpencar diluar kota dan tinggal diatas rakit-rakit beratap alang-alang.
Dimana penduduknya hidup terpencar-pencar tetapi tetap satuhal ini dapat
dilihat dari mereka dapat menaklukkan musuh-musuhnya.
xli
Warman. Raja Purnawarman juga dikenal sebagai raja yang kuat dan bijak
kepada rakyatnya.
3. Kerajaan Sriwijaya
Kerajaan Sriwijaya mencapai kejayaan pada abad 6-10 M dengan
menguasai seluruh jalur perdagangan maritim di Asia Tenggara. Kerajaan ini
mempunyai wilayah kekuasaan yang hampir menyeluruh sampai Asia
Tengggara. Kerajaan yang berbasis di pesisir ini terkenal dengan armada
maritimnya yang kuat sampai disegani oleh lawan-lawannya. Dengan kekuatan
tersebut maka langkah untuk memperluas kekuasaan berjalan sangat pesat.
Kerajaan Sriwijaya menggunakan sistem perekonomian pesisir dimana
pendapatan diperoleh dari biaya penyeberangan dan juga bea cukai barang
dagangannya. Rata-rata penduduk kerajaan Sriwijaya bermata pencaharian
sebagai nelayan dan pedagang. Saat itu Sriwijaya adalah salah satu jalur emas
perdagangan Eropa dan Asia, sehingga untuk memenuhi kebutuhan melalui
ekspor impor sangat mudah dilakukan di sana. Bahkan banyak dari para saudagar
India dan Cina menggunakan Sriwijaya sebagai gudang penitipan barang yang
dibeli dari daerah Jawa dan Semenanjung Malaka. Selain itu kerajaan Sriwijaya
memiliki hasil bumi yang beragam mulai dari kapur barus, cengkeh, kayu
cendana, kayu gaharu, pala, gambir, kapulaga, dan masih banyak lagi.
4. Kerajaan Mataram dan Medang
Dalam masa kerajaan Medang yang terpenting adalah masa pemerintahan
masa Kerajaan Dharmawangsa dan Raja Airlngga.Dharmawangsa memerintah
dari tahun 991-1009 M dan Airlangga memerintah dari tahun 1019-1024
M.Dharmawangsa dalam masa pemerintahan menitikberatkan pada politik luar
negerinya,sedangkan Airlangga lebih banyak perhatiannya dalam pembangunan
dalam negeri.Maka dari itu Raja Airlangga dapat menyatukan daerah yang
terpecah-pecahyang merupakan bekas kerajaan Medang selesai pada tahun 1037
ML ibukota kerajaan yang semula di Watan Mas dipindah ke Kahuripan.Tahun
1041 M Airlangga membagi Kerajaannya menjadi dua bagaian kepada dua
Putera Mahkota,hal ini dilakukan untuk mencegah perebutan tahta di kemudian
hari.
5. kerajaan Singasari
Pada awal perkembangan kerajaan Singosari yakni pada pada masa
pemerintahan Ken Arok belum dampak bahkan belum ada struktur pemerintahan
yang rapih dan terorganisir.Tetapi pada pemerintahan Kertanegara struktur
birokrasi pemerintah disempurnakan.Memang dari raja-raja Singosari
Kertanegaralah yang paling banyak diketahui riwayat dan struktur
pemerintahannya.Dan juga dari gambaran dari masa pemerinthan Wisnuwarman
maka dapat dikatakan pada masa itu telah nampak adanya tatanan pemerintah
yang lebih baik.
xlii
6. kerajaan Majapahit
Adanya kekuasaan yang bersifat teritorial dan desentralisasi dengan
birokrasi yang terperinci.Dalam melalaksanakan kekuasaannya,raja dibantu oleh
sebuah pembantu yang merupakan pejabat-pejabat birokrasi kerajaan.ada suatu
stuktur birokrasi yaitu :
Raja
Yuwaraj,pejabat yang diduduki putra-putri mahkota.
Rakryan Mahamarti Kartini
Rakyan Mahamantri RI Pakira-kira,sekelompok pejabat tinggi berfungsi
sebagai pelaksana pemerintah
Dharmadyaksa,yang bertugas dalam bidang keagamaan
Dharmapatti,sekelompok cendekiawan dan pujangga.
xliii
undakmenggambarkan adanya akulturasi antara budaya India dengan
budayaasli Indonesia dari aman megalithikum.
b. Candi Mendut dan candi Pawon terletak tidak jauh dari candi Borobudur.
Kedua candi ini bercorak Buddha dan merupakan candi tiga serangkaidengan
candi Borobudur. Ketiga candi ini terletak pada satu garis lurus,hal ini
sengaja dilakukan berdasarkan ajaran Buddha Mahayana. Menurutajaran
agama Buddha Mahayana, untuk mencapai tujuan terakhir (moksa),yaitu
mencapai kedudukan sebagai Buddha harus melalui jalan secarabertahap.
Tahap-tahap tersebut terdiri atas dua bagian yaitu Dasya-bodhisatwabhumi
disebut tingkat lokattara (tingkat di atas dunia), sebelumsampai ke tingkat
lokattara lebih dahulu harus menjalani tingkat persiapan.
c. Candi Prambanan dikenal pula dengannama Candi Lorojonggrang,
bercorakHindu dan terletak di desa Prambanan.Relief candi Prambanan
mengambil kisahRama dari kitab Ramayana. Relief iniditatahkan pada
dinding lorong di atascandi pertama, yang mengelilingi kaki candikedua.
d. Kelompok candi Dieng, yang terdapat di Pegunungan Dieng letaknya
sekitar 25 kilometer dari kota Wonosobo. Candi-candi ini bercorak Hindu.Di
dataran tinggi Dieng terdapat beberapa buah candi antara lain CandiBima,
Candi gatotkaca, Candi Arjuna, Candi Semar, Candi Srikandi,Candi
Puntadewa, dan Candi Subadra.
e. Candi lainnya adalah Candi Sukuh terletak di lereng Gunung Latu,
KarangAnyar, Candi Sarjiwan terletak di selatan Prambanan, Candi
Lumbungdi selatan Candi Sewu, dan Candi Sari atau Candi Bendah
lokasinyatidak jauh dari Candi Kalasan.
xliv
Malang.Candi ini berasal dari abad ke-14 dan dihubungkan dengan Raja
Kertanegaradari Kerajaan Singhasari.
b. Candi Jago (Candi Jajaghu) terletak 18 kilometer dari kota Malang.Candi ini
merupakan candi bercorak Siwa-Buddha dan bentuknya berundak-undak tiga
buah serta di halaman candi terdapat beberapa patung Buddha.Candi ini
dibangun pada masa Raja Kertanegara dari kerajaan Singhasari.
c. Candi Kidal terletak sekitar 7 kilometer sebelah tenggara dari candijago.
Candi ini merupakan bangunan suci untuk memuliakan raja AnusapatiRaja
Singhasari.
d. Candi Panataran terletak sekitar 11 kilometer dari kota Blitar.
CandiPanataran merupakan kompleks candi yang terbesar di Jawa Timur
danmerupakan candi Siwa.
e. Candi Jajawa (Candi Jawi) terletak di Gunung Welirang yang
merupakanmakam Raja Kertanegara.
f. Candi Singhasari yang terletak 10 kilometer dari kota Malang. Candisebagai
tempat pendarmaan Raja Kertanegara yang digambarkan sebagaiBhairawa
(Siwa-Buddha)
g. Candi Rimbi terletak di Desa Pulosari, Jombang yang merupakan
peninggalanKerajaan Majapahit pada abad ke-14.
h. Candi Bajang Ratu yang merupakan gapura di daerah Trowulan
bekaspeninggalan kerajaan Majapahit.
i. Candi Sumber Awan bercorak Buddha sebagai penghargaan
ataskunjunganRaja Hayam Wuruk ke daerah kaki Gunung Arjuna.Apabila
dibandingkan antara kelompok-kelompok candi yang terdapatdi Jawa Tengah
dengan Jawa Timur terdapat hal-hal yang sangat menarik.
j. Kelompok candi di Jawa Tengah seperti Borobudur, Pawon, Mendut
danPrambanan yang sebagian besar merupakan peninggalan kerajaan
Mataramadalah kelompok bangunan candi yang difungsikan sebagai tempat
pemujaankeagamaan, baik Hindu ataupun Buddha
3. Candi di Jawa Barat
Di Jawa Barat ditemukan candi yangbercorak Siwa, yaitu candi
Cangkuang terletakdi daerah Leles, Garut. Candi ini bentuknya
xlv
sangatsederhana dan diperkirakan berasal dari abadke-8 Masehi. Selain itu, di
daerah Jawa Baratditemukan beberapa arca dan bangunan suci,baik yang
berbentuk bangunan teras berundak,altar maupun percandian seperti Batu
Kalde diPantai Pangandaran, Batujaya dan Cibuaya diKarawang, Astana
Gede di Kawali danBojongmenje di daerah Cicalengka, KabupatenBandung.
4. Candi-candi di luar Jawa
Di luar Jawa terdapat juga candi-candi, seperti berikut ini.
a. Di pulau Sumatra terdapat beberapa candi seperti Candi Muara Jambidi
Jambi yang memperlihatkan corak Buddha Mahayana. Ada juga CandiMuara
Takus di Riau (terbuat dari batu bata dan terdiri atas beberapabangunan
stupa). Di komplek Candi Muara Takus ada beberapa candiseperti Candi Tua,
Candi Bungsu, dan Candi Mahligai. Kompleks percandian(stupa) lainnya
adalah Komplek Candi Padang Lawas yang terletak diSumatra Utara dan
bercorak Siwaisme dan Budhisme. Di daerah Tapanuliterdapat komplek
Candi Gunung Tua yang bercorak Buddha.
b. Di Kalimantan Selatan ditemukan sebuah candi yaitu Candi Agung didaerah
Amuntai.
c. Di Bali terdapat Candi Padas atau CandiGunung Kawi yang terletak di
desaTampaksiring Kabupaten Gianyar. Candiini dipahatkan pada dinding
batu yangkeras dan merupakan tempat pemujaanRaja Anak Wungsu putra
terakhir dariRaja Udayana.Pengaruh kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia
ini dapat dilihat dari
b. peninggalan-peninggalan hindu budha
1. Bidang agama, yaitu berkembangnya agama Hindu-Buddha di
Indonesia.Sebelum masuk pengaruh India, kepercayaan yang berkembang di
Indonesiamasih bersifat animisme dan dinamisme. Masyarakat pada saat
itumelakukan pemujaan terhadap arwah nenek moyang dan kekuatan-
kekuatanbenda-benda pusaka tertentu serta kepercayaan pada kekuatan-
kekuatanalam. Dengan masuknya pengaruh Hindu-Buddha, kepercayaan asli
bangsaIndonesia ini kemudian berakulturasi dengan agama Hindu-Buddha.
Halini terbukti dari beberapa upacara keagamaan Hindu-Buddha
yangberkembang di Indonesia walaupun dalam beberapa hal tidak seketatatau
xlvi
mirip dengan tata cara keagamaan yang berkembang di India. Kondisiini
menunjukkan bahwa dalam tatacara pelaksanaan upacara keagamaa
mengalami proses sinkretisme antara kebudayaan agama Hindu-
Buddhadengan kebudayaan asli bangsa Indonesia.
2. Bidang politik dan pemerintahan, pengaruhnya terlihat jelas denganlahirnya
kerajaan-kerajaan bercorak Hindu-Buddha di Indonesia. Sebelummasuknya
pengaruh agama Hindu-Buddha di Indonesia tampaknya belummengenal
corak pemerintahan dengan sistem kerajaan. Sistem pemerintahanyang
berlangsung masih berupa pemerintahan kesukuan yang mencakupdaerah-
daerah yang terbatas. Pimpinan dipegang oleh seorang kepalasuku bukanlah
seorang raja. Dengan masuknya pengaruh India, membawapengaruh terhadap
terbentuknya kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu-Buddha di Indonesia.
Kerajaan bercorak Hindu antara lain Kutai,Tarumanagara, Kediri, Majapahit
dan Bali, sedangkan kerajaan yangbercorak Buddha adalah Kerajaan
Sriwijaya. Hal yang menarik di Indonesiaadalah adanya kerajaan yang
bercorak Hindu-Buddha yaitu Kerajaan, Mataram lama.
3. Bidang pendidikan membawa pengaruh bagi munculnya lembaga-
lembagapendidikan. Meskipun lembaga pendidikan tersebut masih sangat
sederhanadan mempelajari satu bidang saja, yaitu keagamaan. Akan tetapi
lembagapendidikan yang berkembang pada masa Hindu-Buddha ini menjadi
cikal bakal bagi lahirnya lembaga-lembaga pendidikan di Indonesia.
4. Bidang sastra dan bahasa. Dari segi bahasa, orang-orang Indonesia mengenal
bahasa Sanskerta dan huruf Pallawa. Pada masa kerajaan Hindu-Buddha di
Indonesia, seni sastra sangat berkembang terutama pada amankejayaan
kerajaan Kediri. Karya sastra itu antara lain,
a. Arjunawiwaha, karya Mpu Kanwa yang disusun pada masa pemerintahan
Airlangga.
b. Bharatayudha, karya Mpu Sedah dan Mpu Panuluh disusun padaaman
kerajaan Kediri.
c. Gatotkacasraya, karya Mpu Panuluh disusun pada aman kerajaanKediri.
d. Arjuna Wijaya dan Sutasoma, karya Mpu Tantular yang disusunpada aman
kerajaan Majapahit.
xlvii
e. Negarakertagama, karya Mpu Prapanca disusun pada aman
kerajaanMajapahit.
f. Wretta Sancaya dan Lubdhaka, karya Mpu Tanakung yang disusunpada
aman kerajaan Majapahit.
xlviii
Seni arca yang berkembangdi Indonesia memperlihatkan unsur kepribadian
dan budaya lokal, sehinggabukan merupakan bentuk peniruan dari India.
Beberapa contoh rajayang diarcakan adalah Raja Rajasa yang diperdewa
sebagai Siwa dicandi makam Kagenengan, Raja Anusapati sebagai Siwa di
candi makamKidal, Raja Wisnuwardhana sebagai Buddha di candi makam
Tumpang,Raja Kertanegara sebagai Wairocana Locana di candi makam
Segaladan Raja Kertarajasa Jayawardhana sebagai Harihara di candi
makamSimping.Patung-patung dewa dalam agama Hindu yang merupakan
peninggalansejarah di Indonesia, antara lain:
a. Arca batu Brahma.
b. Arca perunggu Siwa Mahadewa.
c. Arca batu Wisnu.
d. Arca-arca di Prambanan, di antaranya arca Lorojongrang.
e. Arca perwujudan Tribhuwanatunggadewi di Jawa Timur.
f. Arca Ganesa, yaitu dewa yang berkepala gajah sebagai dewa
ilmupengetahuan.
8. Seni pertunjukan, terutama seni wayang sampai sekarang merupakansalah
satu bentuk seni yang masih populer di kalangan masyarakat Indonesia.Seni
wayang beragam bentuknya seperti wayang kulit, wayang golek,dan wayang
orang. Seni pertunjukan wayang tampaknya telah dikenaloleh bangsa
Indonesia sejak aman prasejarah.
xlix
1. Kerajaan Kutai
2. Kerajaan tarumanegara
l
Gading, air mawar, kemenyan, buah-buahan, gula putih, kristal, gelas, kapur
barus, batu karang pakaian, cula badak, wangi-wangian, bumbu masak, dan
obat-obatan merupakan komoditas perdagangan Sriwijaya dengan bangsa
Tiongkok.
5. Kerjaan Kediri
6. Kerajaan Singasari
Penduduk Singasari pada umumnya hidup dari bertani, berdagang,dan
kerajinan tangan. Ada pula masyarakat hidup berburu atau pelayan. Kegiatan
berdagang dilakukan lima hari pasaran pada tempat berbeda (legislatif, payung,
pon, dan Kliwon).
7. Kerajaan Majapahit
Dalam bidang ekonomi masyarakat Majapahit bertumpu pada sektor
pertanian dan perdagangan sarana prasarana Majapahit memiliki pelabuhan yang
besar antara lain di Surabaya, Gresik, dan Tuban. Barang dagang yang dijual
belikan meliputi beras, rempah-rempah dan kayu Cendana.
li
BAB 6
Bergesernya Kekuasaan Pengaruh Hindu Budha dari Jawa ke Bali
Pulau Jawa dan Sumatra telah tunduk pada pengaruh budaya yang besar dari sub
benua india selama milenium pertama dan kedua era Maserhi. Bukti-bukti paling
awal dari pengaruh Hindu di jawa dapat di temukan dalam prasasti abad ke-4
Tarumanegara yang tersebar di seluruh Jakarta modern dan Bogor. Pada abad ke-6
dan ke-7 banyak kerajaan maritim muncul di Sumatera dan Jawa yang menguasai
perairan di selat malaka dan berkembang dengan meningkatnya perdagangan laut
antara Tiongkok dan Hindustan. Selama periode ini, cendikiawan-cendikiawan
dari Hindustan dan Tiongkok mengunjungi Kerajaan-Kerajaan maritim tersebut
untuk menerjemahkan teks-teks sastra dan agama.
lii
Perkembangan agama islam di majapahit mula-mula terjadi di kota-kota
pelabuhan yang masyarakatnya banyak berhubungan dengan pada pedagang asing
yang beragama islam. Agama islam yang bersifat demokratis dan dinamis mudah
berkembang pada masyarakat pedagang di daerah pantai. Para adipati yang
memeluk agama islam yang mendapat pembinaan dari para wali. Pertumbuhan
islam masuk pula ke daerah pedalaman dan lingkungan keraton. Sikap raja
majapahit tidak melarang berkembangnya agama islam di wilayahnya.
Faktor Agama
Penyebaran Islam di Asia Tenggara, melalui jalur perdagangan yang lebih dulu
terpengaruh adalah para pedagang, maka para pedagang Majapahit
beragamaIslam, tetapi Majapahit masih Hindu. Para pedagangpun menentang
Majapahit dan meninggalkan Majapahit.
Faktor Politik
Dalam negeri, kesatuan Majapahit itu berkat kekuatan Gajah Mada, tetapi setelah
Gajah Mada Meninggal, banyak daerah Cina yang otonom tak membayar pajak
dan meninggalkan Majapahit.
Faktor Perselisihan
liii
Pemberontakan besar yang dilancarkan oleh seorang bangsawan pada tahun
1468.
Faktor Ekonomi
Pada akhir abad ke-14 dan awal abad ke-15, sudah mulai berdirinya kerajaan-
Kerajaan yang bercorak islam. Karena itu, para pengikut Majapahit sudah mulai
meninggalkan Majapahit sedikit demi sedikit untuk berpindah ke kerajaan Islam
tersebut.selain itu, Kelemahan pemerintahan pusat akibat perang saudara
mengakibatkan kemunduran ekonomi Majapahit. Perdagangan di kepulauan
Nusantara diambil alih oleh pedagang-pedagang Melayu dan Islam
Penyebaran Islam di Jawa di duga berasal dari Maiaka, namun kapan hal
itu berlangsung, belum dapat diketahui dengan pasti. Bukti tertua tentang Islam di
Jawa adalah batu nisan Makam Fatimah binti Maimun di Leran Gersik yang
berangka tahun 1082 M, tetapi bukan berarti bahwa Islam waktu itu telah meluas
di Jawa Timur. Adanya masyarakat muslim di Jawa Timur, diperkirakan baru
terbentuk pada masa puncak Kerajaan Majapahit.
Di saat Majapahit mengalami masa suram, yakni pada awai abad ke-15, muncul
Kota Tuban dan Gresik sebagai pusat penyebaran Islam yang berpengaruh luas
hingga kc Maluku. Kota pusat penyebaran Islam di jawa yang lain adalah Demak.
Dari pemberitaan penulis Italia Antonia Pigafetta, dapat dipastikan bahwa pada
awal abad ke-16 peranan politik di Jawa telah berada di tangan Demak. Namun,
runtuhnya Majapahit yang berpusat di Daha pada tahun 1526, bukan berrati
daerah Jawa Timur telah dikuasai Islam, sebab-sebab kerajaan kecil seperti
Pasuruan, Panamkan dan Blambangan masih bertahan dengan tradisi lama.
liv
6.5Sejarah masuknya Agama hindu ke Bali
Agama Hindu berkembang dan muncul pertama kalinya di Hindia dan pada abad
ke 15 nenek moyang bangsa indonesia memasuki indonesia dari daratan cina
selatan dengan melewati 2 arah yaitu dari arah utara lewat jepang, taiwan, filipina
dan menyebar di sulawwesi bagian timur, irian.
Dari arah barat lewat indo-china, siam, malaya, serta menyebar di sumatera, jawa,
kalimantan, mereka masuk ke indonesia dengan membawa agama hind, dahulu
agama hindu paling besar terdapat di pulau jawa, terlebih diantara suku jawa.
Menurut orang bali sejarah kebudayaan dan kemasyarakatan bali dimulai dengan
kedatangan orang orang majapahit ini membawa perubahan yang baru bagi
masyarakat bali, karena sebelumnya di bali di kuasai oleh roh-roh jahat serta
makhluk-makhluk yang ajaib. Akan tetapi sebenarnya jauh berabad abad sebelum
zaman majapahit, di bali selatan sudah ada suatu kerajaan dengan kebudayaan
hindu mungkin pada tahap pertama zaman mataram kuno (antara 600-1000
masehi), pusat kerajaan itu terdapat di pejeng dan bedulu dengan raja keturunan
warnaweda, ada kemungkinan kerajaan ini timbul langsung pengaruh dari
pedagang hindu namun ada juga kemungkinan kerajaan ini di sebabkan karena
pengaruh dari mataram.
Pada akhir abad ke 10 atau awal abad ke 11 di bali memerintah seorang raja,
dharmodyana yang berpermaisurikan seorang keturunan empu sendok,
mahendratta, dan melahirkan erlangga, dengan demikian pada watu di bali
dihubungkan dengan jawa erlangga kemudian memerintah di jawa sedang di bali
diperintah atas nama erlangga, seorang adiknya, sesudah erlangga wafat
hubungan antara jawa dan bali menjadi kendor.
Orang bali yakin bahwa alam semesta di atur dan dibagi bagi menurut system
tertentu, oleh karena itu seluruh hidup harus disesuaikan menurut system kosmos
itu tiap perbuatan harus sesuai dengan tempatnya, pembagian alam semesta
menurut system ini menimbulkan suatu pengelompokan terhadap segala sesuatu
yang ada didalam kosmos bagaimana watak dan sifat sesuatu itu ditentukan oleh
lv
tempatnya dalam pembagiankosmologi orang bali yakin bahwa alam semesta di
atur dan dibagi bagi menurut system tertentu,
Masih ada Iagi pembagian dalam 4 atau 5 bagian dan dalam 8 atau 9
bagian.,Pembagian itu dihubungakan dengan penjuru alam, tiap penjuru diberi
dewanya sendiri, warnanaya, harinya, dan bilnagannya, yaitu :
1. timur dihubungakan dengan dewa iswara, warna putih, hari umanis (legi), dan
bilangan 5.
2. selatan dihubngkan dengan dewa brahma, warna merah, hari pahing dan
bilangan9.
lvi
BAB 7
Teori Mekkah
Menurut teori ini, yang didukung oleh Buya Hamka dan J.C. van Leur, pengaruh
Islam telah masuk ke Indonesia sekitar abad ke-7, dibawa langsung oleh para
pedagang Arab. Buktinya adalah adanya pemukiman Islam tahun 674 di Baros,
pantai sebelah barat Sumatra. Menyanggah teori Gujarat, teori ini meyakini Islam
yang berkembang di Samudra Pasai menganut mazhab Syafi’I, mazhab besar di
mesir dan Mekkah pada masa itu, sedangkan daerah Gujarat menganut mazhab
Hanafi; selain itu, sultan-sultan Pasai menggunakan gelar Al-Malik, gelar yang
lazim dipakai Mesir pada saat itu. pada berita Cina yang berasal dari zaman
lvii
dinasti T’ang. Beriita tersebut menceritakan adanya orang-orang Ta-Shih yang
membatalkan niatnya untuk menyerang Kerajaan Ho-ling di bawah pemerintahan
Ratu Sima (674) karena diketahui bahwa pemerintahan Ratu Sima tersebut
sangatlah keras dan adil.
Teori Persia
Menurut teori ini, yang didukung oleh Hoesein Djajadiningrat, Islam di Indonesia
dibawa masuk oleh orang-orang Persia sekitar abad ke-13. Bukti untuk
mendukung teori ini adalah adanya upacara Tabot yaitu upacara memperingati
meninggalnya imam Husain bin Ali cucu Nabi Muhammad di Bengkulu dan
Sumatra Barat (tabuik) setiap tanggal 10 Muharam atau 1 Asyura; upacara ini juga
merupakan ritual tahunan di Persia; selain itu, ada kesamaan antara ajaran sufi
yang dianut Syekh Siti Jenar dan sufi Iran beraliran Al-Hallaj.
Penyebaran Islam yang berlangsung damai itu dapat terlihat pada cara-cara
penyebarannya, yaitu melalui saluran perdagangan, perkawinan, pendidikan, ajara
tasawuf, guru agama, dan haji berperan penting dalam proses tersebut.
lviii
1. Saluran Perdagangan
2. Saluran Perkawinan
3. Saluran Pendidikan
lix
4. Saluran Ajaran Tasawuf
Tasawuf adalah ajaran ketuhanan yang telah bercampur dengan mistik atau
hal-hal yang bersifat magis.Ahli-ahli tasawuf biasanya memiliki kekuatan magis
dan keahlian dalam bidang pengobaran.Kata "tasawuf" sendiri sebenarnya berasal
dari kata "sufi" yang berarti kain wol yang terbuat dari bulu domba; istilah ini
muncul karena para ahli tasawuf biasanya memakai jubah yang terbuat dari
wol.Ajaran tasawuf ini diperkirakan masuk ke Indonesia sekitar abad ke-13, tetapi
baru berkembang pesat sekitar abad ke-17.
lx
BAB 8
Pembawa agama Islam ke Indonesia terjadi sejak abad Ke 7 dan berjalan terus
sampai abad ke 13, Mereka adalah orang orang Gujarat dan Persi, disusul oleh
orang Arab. Dengan demikian, masuknya Islam ke Indonesia dilakukan para
pelopor dalam periode yang berbeda. Hal tersebut diperkuat oleh bukti-bukti
sejarah yang ada:
1. Berita Cina dari Dinasti Tane, yang menyebutkan bahwa para pedagang Islam
pada abad ke-7 telah berada di lapisan Malaka. Dengan berita tersebut, dapat
disimpulkan pada saat itu pengaruh Islam sudah ada di Sumatera Indonesia telah
ada pada abad ke-13 Pulau Jawa pada abad ke-11
1. Kaum pedagang
Hal ini didasarkan bahwa penyebaran islam melalui jalan perdagangan. Berbeda
dengan agama Hindu dan Budha adalah adanya golongan pendeta atau Brahmana
yang khusus melakukan kegiatan agama. Dalam agama hal Islam hal itu tidak
dijumpai. Dalam agama Islam bahwa setiap muslim adalah da'i, oleh sebab itu
pedagang dalam dunia Islam merupakan tokoh misi penyebar agama.
lxi
2. Mubaligh
Selain pedagang pada masa berikutnya terdapat pula mubaligh atau guru- guru
agama yang pekerjaannya lebih khusus mengajarkan agama. Kedatangan mereka
ini lebih mempercepat islamisasi. Sebab mereka itu kemudian mendirikan
pesantren yang mencetak kader-kader ulama / guru- guru agama
3. Tasawuf
lxii
Adanya pemukiman orang-orang Ta-shih yang diidentifikasikan sebagai
orang Arab di daerah kekuasaan Sriwijaya pada sekitar Lu abad ke-7 memang
bukan sesuatu yang terlupakan. Hal itu sesuai dengan peranan Selat Malaka yang
merupakan peran dari kund pelayaran dan perdagangan antara negeri-negeri Asia
bagian barat dan timur yang pada abad-abad ke-7 dan ke-8 tepatnya di bawah
kekuatan Sriwijaya. Dapat dipastikan bahwa mereka lebih mementingkan niat
ekonominya dari pada melakukan Islamisasi melalui dakwah yang mengumuh
kuatnya kekuatan kerajaan Hindu-Buddha Sriwijaya.
lxiii
4. Islam mengakomodasikan tradisi dan adat istiadat masyarakat seternpat
Keadaan politik kerajaan yang bercorak Hindu dan Buddha tengah mengunjungi
Penyangkalan agama Islam pada pokoknya dilakukan secara lisan. Paracer dari
Persia Gujarat Arab, dan lain-lain harus menetap selama berbulan bulan, karena
tidak dapat cepat-cepat pulang Mereka harus menunggu datangny a musim
berlayar Selama itu, mereka ergaul dengan raja raja dan masyarakat setempat
Mereka pun ikut pula yang turut Juga dalam
Selain itu, banyak pula ahli sufi yang dianggap sebagai guru agama Mereka
ada pula yang menetap lalú mengadakan masjid dan pesantren. Mereka mengadu
pikiran dan meluangkan waktu untuk orang orang yang sangat banyak itu, para
santri dan calon mubalig dididik Islam ke daersh daersh la Mereka berbagi
pemuka dan menyampaik sebuah ilmunya masyaralat yang masih menganut
agama lama mengadu kesaktian. Mereka juga mengobati orang-orang sakit.
1. Seni wayang,
Yang merupakan budaya asli Indonesia yang digunakan untul memy ebarkan
Islam Hal ini seperti yang dilakukan oleh Sunan Kalijaga dan Sunan Giri Dalam
penyampaiannya, sering disisipkan tokoh-tokoh Si bersama ajaran-ajaran Islam.
misalnya tari seudati di Aceh, sekaten di Jawa, dan St bus di Banten Kesenian-
kesenian itu dipentaskan dalam acara acara utama harn besar Islam. seperti pada
upacara Maulid Nabi
3. Sastra daerah,
yang disadur lagi dengan cerita dan ajaran-Islam Kisah-cerita yang ditulis dengan
huruf Arab dengan tetap menggunakan bahasa Melayu.
lxiv
tentu saja berlaku pada agama yang berkembang dan periode waktu untuk
masing-masing agama dikembangkan
Ulama adalah orang yang pandai atau orang yang berilmu, khususnya dalam
hal tlmu pengetahuan Islam Sebagai orang yang berilmu, mereka menjadi tokoh
masyarakat Diantara mereka ada yang diangkat menjadi guru atau penasthat bagi
keluarga kerajaan bahkan ada yang memangku jabatan tinggi di kraton.
Selanjutnya, kerajaan-kerajaan ifu menyiarkan agama Islam ke dacrah lain
Fenyebaran Islam ke pelosok dacrah pada umumnya dilakukan olch ulamia
Indonesia, misalnya:
lxv
Di Pulau Jawa, para ulama itu lebih dikenal dengan sebutan wali Sembilan.
Mereka adalah pelopor penyiar agama islam di Tanah Jawa.
3. Sunan Giri (Raden Paku), menyebarkan agama Islam di dacrah Jawa Timur
5. Sunan Kalijaga (Raden Said), suara sebagai mubalig, pemimpin, Mereka adalah
pelopor penyiar agama Islam di Tanah Jawa di wilayah Jawa Timur 2 Sunan
Ampel (Sayyid Ali Rakhmatullah), pendiri Kerajaan Demak Madura, dan Maluku
agama Islam di dacrah Tuban dan sekitarnya kesenian yang disesuaikan dengan
ajaran Islam pujangga, dan ahli filsafat. Dalam menyebarkan Islam, ia
menggunakan kesenian yang disesuaikan dengan ajaran Islam.
6. Sunan Drajat (Raden Saripudin), putra dari Sunan Ampel. Sunan Drajat dikenal
sebagai seorang wali yang dermawan. Dia menanamkan ajaran Islam melalui
perebutan amal, seperti membantu orang menderita, anak yatim piatu dan orang-
orang miskin
7. Sunan Kudus (Raden Jafar Sidik), ilmu ilmu tauhid, fiqih, dan hadis.
8. Sunan Muria (Raden Umar Said), keturunan Sunan Kalijaga, mendirikan desa
di lereng Gunung Muria; mengajarkan agama Islam kepada para petani dan
masyarakat kecil.
lxvi
BAB 9
KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA
lxvii
3. Sultan Malik Al-Thahir / Sultan Muhammad (1297-1326)
putra Sultan Malikul Al-Saleh. Pada masa pemerintahannya, terjadi
perpecahan antara kedua putranya yaitu Sultan Mahmud dan Sultan Mansyur.
Sultan Mansyur memilih untuk memisahkan diri ke Aru dan kembali
menganut Islam Syiah.
4. Sultan Ahmad Perumadat Perumal
Pada masanya, kerajaan Samudra Pasai mendapt kunjungan dari utusan Sultan
Delhi, Muhammad Tuqhluq, yaitu Ibnu Batutah pada tahun 1345 dan 1346.
Ibnu Batutah singgah dua kali saat pergi ke dan dari China. Ia mengatakan
bahwa Islam yang dianut adalah Islam Syafei dan ada golongan bangsawan
Persia yang disebut Amir.
5. Zainal Abidin (1383-1405)
Kerajaan Samudra Pasai mengalami kemunduran pada masa pemerintahannya
karena Kerajaan Islam lainnya telah muncul yaitu Kerajaan Malaka di bawah
Iskandar Syah.
6. Sultan Shalahudin (1405 - 1412)
Pada perkembangan selanjutnya, Kerajaan Samudra Pasai sempat ditaklukkan
oleh bangsa Portugis tahun 1521 dan oleh Kerajaan Aceh di bawah pimpinan
Ali Mughayat Syah tahun 1524.
Kehidupan Ekonomi
Karena letak geografisnya yang strategis, ini mendukung kreativitas
mayarakat untuk terjun langsung ke dunia maritim. Samudera pasai juga
mempersiapkan bandar – bandar yang digunakan untuk :
a) Menambah perbekalan untuk pelayaran selanjutnya
b) Mengurus soal-soal atau masalah-masalah perkapalan
c) Mengumpulkan barang-barang dagangan yang akan dikirim ke luar negeri
d) Menyimpan barang-barang dagangan sebelum diantar ke beberapa daerah di
Indonesia
Perkembangan ekonomi masyarakat Kerajaan Samudera Pasaibertambah
pesat, sehingga selalu menjadi perhatian sekaligus incaran dari kerajaan –
kerajaan di sekitarnya. Setelah Samudera Pasai dikuasai oleh Kerajaan Malaka
maka pusat perdagangan dipindahkan ke Bandar Malaka.
Kehidupan Sosial
Kehidupan sosial masyarakat Kerajaan Samudera Pasai diatur menurut aturan
– aturan dan okum – okum Islam. Dalam pelaksanaannya banyak terdapat
persamaan dengan kehidupan sosial masyarakat di negeri Mesir maupun di
Arab. Karena persamaan inilah sehingga daerah Aceh mendapat julukan
Daerah Serambi Mekkah.
lxviii
Kerajaan Samudera Pasai berkembang sebagai penghasil karya tulis yang
baik. Beberapa orang berhasil memanfaatkan huruf Arab yang dibawa oleh
agama Islam untuk menulis karya mereka dalam bahasa Melayu, yang
kemudian disebut dengan bahasa Jawi dan hurufnya disebut Arab Jawi. Di
antara karya tulis tersebut adalah Hikayat Raja Pasai (HRP). Bagian awal teks
ini diperkirakan ditulis sekitar tahun 1360 M. HRP menandai dimulainya
perkembangan sastra Melayu klasik di bumi nusantara.
2) Kerajaan Malaka
Letak Kerajaan Malaka
Letak Kerajaan Malaka diperkirakan berada di Pulau Sumatera dan
Semenanjung Malaka.
Kehidupan Politik
Raja – raja yang memerintah Kerajaan Malaka antara lain :
1) Iskandar Syah (1396-1414 M)
Pada abad ke-15 M, di Majapahit terjadi perang paregreg yang mengakibatkan
Paramisora (Parameswara) melarikan diri bersama pengikutnya dari daerah
Blambangan ke Tumasik (Singapura), kemudian melanjutkan perjalanannya
sampai ke Semenanjung Malaya dan mendirikan Kp. Malaka.Untuk
meningkatkan aktivitas perdagangan di Malaka, maka Paramisora menganut
agama Islam dan merubah namanya menjadi Iskandar Syah, kemudian
menjadikan Kp. Malaka menjadi Kerajaan Islam. Untuk menjaga keamanan
Kerajaan Malaka, Iskandar Syah meminta bantuan kepada Kaisar China
dengan menyatakan takluk kepadanya (1405 M).
2) Muhammad Iskandar Syah (1414-1424 M)
Merupakan putra dari Iskandar Syah, pada masa pemerintahannya wilayah
kekuasaan Kerajaan Malaka diperluas lagi hingga mencapai seluruh
Semenanjung Malaya.Untuk menjadi Kerajaan Malaka sebagai penguasa
tunggal jalur pelayaran dan perdagangan di Selat Malaka, maka harus
lxix
berhadapan dengan Kerajaan Samudera Pasai yang kekuatannya lebih besar
dan tidak mungkin untuk bisa dikalahkan, maka dipilih melalui jalur politik
perkawinan dengan cara menikahi putri Kerajaan Samudera Pasai, sehingga
cita-citanya dapat tercapai.
3) Mudzafat Syah (1424-1458 M)
Setelah berhasil menyingkirkan Muhammad Iskandar Syah, ia kemudian naik
tahta dengan gelar sultan (Mudzafat Syah merupakan raja Kerajaan Malaka
yang pertama bergelar Sultan). Pada masa pemerintahannya, terjadi serangan
dari Kerajaan Siam (serangan dari darat dan laut), namun dapat digagalkan.
4) Sultan Mansyur Syah (1458-1477 M)
Merupakan putra dari Sultan Mudzafat Syah. Pada masa pemerintahannya,
Kerajaan Malaka mencapai puncak kejayaan sebagai pusat perdagangan dan
pusat penyebaran Islam di Asia Tenggara.
5) Sultan Alaudin Syah (1477-188 M)
Merupakan putra dari Sultan Mansyur Syah. Pada masa pemerintahannya,
Kerajaan Malaka mulai mengalami kemunduran, satu persatu wilayah
kekuasaan Kerajaan Malaka mulai melepaskan diri. Hal ini disebabkan oleh
karena Sultan Alaudin Syah bukan merupakan raja yang cakap.
lxx
maupun pejabat-pejabat penting memperoleh upeti atau persembahan dari
pedagang yang dapat menjadikan mereka sangat kaya.
Suatu hal yang penting dari Kerajaan Malaka adalah adanya undang-undang
laut yang berisi pengaturan pelayaran dan perdagangan di wilayah kerajaan.
Untuk mempermudah terjalinnya komunikasi antar pedagang maka bahasa
Melayu (Kwu-lun) dijadikan sebagai bahasa perantara.
3) Kerajaan Aceh
Sejarah Kerajaan Aceh
Kerajaan Islam berikutnya di Sumatra ialah Kerajaan Aceh. Kerajaan yang
didirikan oleh Sultan Ibrahim yang bergelar Ali Mughayat Syah (1514-1528),
menjadi penting karena mundurnya Kerajaan Samudera Pasai dan
berkembangnya Kerajaan Malaka.Para pedagang kemudian lebih sering
datang ke Aceh.Pusat pemerintahan Kerajaan Aceh ada di Kutaraja (Banda
Acah sekarang). Corak pemerintahan di Aceh terdiri atas dua sistem:
pemerintahan sipil di bawah kaum bangsawan, disebut golongan teuku; dan
pemerintahan atas dasar agama di bawah kaum ulama, disebut golongan
tengku atau teungku.
Kehidupan politik
Raja-raja yang pernah memerintah Kerajaan Aceh :
1) Sultan Ali Mughayat Syah
Sultan Ali Mughayat Syah merupakan pendiri Kerajaan Aceh yang
memerintah dari tahun 1514 sampai 1528. Pada awalnya Aceh merupakan
bagian dari kerajaan Pidie. Namun, berkat kegigihannya Aceh mampu
melepaskan diri dari kekuasaan Kerajaan Pidie.
2) Salahudin
Salahudin merupakan raja pengganti Sultan Ali Mughayat Syah. Pada suatu
waktu, Salahudin gagal menyerang, maka pada tahun 1537 Salahudin
dijatuhkan oleh Alaudin Riayat Syah Al-Kahar.
3) Alaudin Riayat Syah Al-Kahar
Ia merupakan pengganti Salahudin yang pada suatu waktu menyerang wilayah
Batak, Aru, Johor, dan Malaka.
4) Sultan Iskandar Muda
5) Sultan Iskandar Thani
Ia merupakan pengganti Sultan Iskandar Muda, yang memerintah dari tahun
1638 sampai 1641. Semasa pemerintahan Sultan Iskandar Thani, Kerajaan
Aceh tidak mengalami kemajuan. Setelah beliau wafat, Aceh semakin
lxxi
Mundur. Kemunduran Aceh disebabkan oleh pertikaian dalam kerajaan itu
sendiri. Pada saat itu Belanda berhasil menguasai Malaka dan Nusantara.
Tokoh sejarah yang terkenal pada masa Kerajaan Aceh adalah Sultan Iskandar
Muda. Semasa pemerintahannya Aceh mampu memperluas wilayah hingga ke
Semenanjung Malaya (Johor, Pahang, dan Kedah). Kekuatan utamanya
terletak pada angkatan perang Kerajaan Aceh. Armada angkatan lautnya
merupakan yang terkuat di masa itu.
Kehidupan ekonomi
Dalam kehidupan ekonomi, Aceh berkembang dengan pesat pada masa
kejayaannya. Dengan menguasai daerah pantai barat dan timur Sumatra, Aceh
menjadi kerajaan yang kaya akan sumber daya alam, seperti beras, emas,
perak dan timah serta rempah-rempah.
lxxii
9.2 Kerajaan islam di Jawa
1) Kerajaan Demak
Sejarah Kerajaan Demak
Demak adalah kesultanan atau kerajaan islam pertama di pulau jawa. Kerajaan
ini didirikan oleh Raden Patah (1478-1518) pada tahun 1478, Raden patah
adalah bangsawan kerajaan Majapahit yang menjabat sebagai adipati
kadipaten Bintara, Demak. Pamor kesultanan ini didapatkan dari Walisanga,
yang terdiri atas sembila orang ulama besar, pendakwah islam paling awal di
pulau jawa.
Kehidupan Politik
Raja-raja yang pernah memerintah Kerajaan Demak :
1. Raden Fatah
Menurut cerita rakyat Jawa Timur, Raden Fatah termasuk keturunan raja
terakhir dari kerajaan Majapahit, yaitu Raja Brawijaya V. Setelah dewasa,
Raden Fatah di angkat menjadi bupati di Bintaro Demak dengan Gelar Sultan
Alam Akbar al-Fatah.Raden Fatah memerintah Demak dari tahun 1500-1518
M. Di bawah pemerintahannya, kerajaan Demak berkembang dengan pesat,
karena memiliki daerah pertanian yang luas sebagai penghasil bahan makanan,
terutama beras. Oleh karena itu, kerajaan Demak menjadi kerajaan agraris-
maritim.
Pada masa pemerintahan Raden Fatah, dibangun masjid Demak yang proses
pembangunan masjid itu di bantu oleh para wali atau sunan.
2. Adipati Unus
Setelah Raden Fatah wafat, tahta kerajaan Demak dipegang oleh Adipati
Unus. Ia memerintah Demak dari tahun 1518-1521 M. Masa pemerintahan
Adipati Unus tidak begitu lama, karena ia meninggal dalam usia yang masih
muda dan tidak meninggalkan seorang putera mahkota. Walaupun usia
pemerintahannya tidak begitu pasukan Demak menyerang Portugis di
Malaka, keberanian Adipati Unus menyerang Malaka membuat Adipai Unus
dijiluki Pangeran Sabrang Lor. Setelah Adipati Unus meninggal, tahta
kerajaan Demak dipegang oleh saudaranya yang bergelar Sultan Trenggana.
3. Sultan Trenggana
Sulltan Trenggana memerintah Demak dari tahun 1521-1546 M. Dibawah
pemerintahannya, kerajaan Demak mencapai masa kejayaan. Sultan
Trenggana berusaha memperluas daerah kekuasaannya hingga ke daerah Jawa
Barat. Pada tahun 1522 M kerajaan Demak mengirim pasukannya ke Jawa
Barat di bawah pimpinan Fatahillah. Daerah-daerah yang berhasil di
kuasainya antara lain Banten, Sunda Kelapa, dan Cirebon. Penguasaan
terhadap daerah ini bertujuan untuk menggagalkan hubungan antara Portugis
dan kerajaan Padjajaran. Armada Portugis dapat dihancurkan oleh armada
lxxiii
Demak pimpinan Fatahillah. Dengan kemenangan itu, fathillah mengganti
nama Sunda Kelapa menjadi Jayakarta (berarti kemenangan penuh). Peristiwa
yang terjadi pada tanggal 22 juni 1527 M itu kemudian di peringati sebagai
hari jadi kota Jakarta.Di masa jayanya, Sultan Trenggana berkunjung kepada
Sunan Gunung Jati. Dari Sunan gunung jati, Trenggana memperoleh gelar
Sultan Ahmad Abdul Arifin. Gelar Islam seperti itu sebelumnya telah
diberikan kepada raden patah, yaitu setelah ia berhasil mengalahkan
Majapahit.
Kehidupan sosial budaya
Salah satu peninggalan budaya Kerajaan Demak adalah Masjid Agung Demak
yang terkenal dengan salah satu tiangnya yang terbuat dari pecahan kayu
(tatal). Pembangunan masjid dipimpin oleh Sunan Kalijaga. Di pendopo
masjid inilah Sunan Kalijaga meletakkan dasar-dasar perayaan sekaten yang
tujuannya untuk menyebarkan tradisi Islam. Tradisi tersebut sampai sekarang
masih berlangsung di Yogyakarta dan Surakarta.
Keruntuhan Kerajaan Demak
Setelah wafatnya Sultan Trenggana menimbulkan kekacauan politik yang
hebat di keraton Demak. Negeri-negeri bagian (kadipaten) berusaha
melepaskan diri dan tidak mengakui lagi kekuasaan Demak. Di Demak sendiri
timbul pertentangan di antara para waris yang saling berebut tahta. Hal itu
menyebabkan runtuhnya Kerajaan Demak.
2) Kerajaan Banten
Sejarah Kerajaan Banten
Kerajaan yang terletak di barat Pulau Jawa ini pada awalnya merupakan
bagian dari Kerajaan Demak. Banten direbut oleh pasukan Demak di bawah
pimpinan Fatahillah. Fatahillah adalah menantu dari Syarif Hidayatullah.
Syarif Hidayatullah adalah salah seorang wali yang diberi kekuasaan oleh
Kerajaan Demak untuk memerintah di Cirebon.
Kehidupan politik
Raja-raja yang pernah memerintah Kerajaan Banten
1. Sultan Hasanudin
Sultan Hasanudin adalah raja pertama di Kerajaan Banten. Perjuangannya
sangat gigih. Pada tahun 1568 Sultan Hasanudin mampu melepaskan diri dari
kekuasaan Kerajaan Demak. Pada saat itu di Demak terjadi perebutan
kekuasaan setelah Sultan Trenggono wafat. Wilayah kekuasaan Kerajaan
Banten hingga ke Lampung. Banten menjadi pusat penjualan dan perdagangan
lada. Pada tahun 1570 Sultan Hasanudin wafat.
lxxiv
2. Syeh Maulana Yusuf
Ia merupakan putra Sultan Hasanudin. Ketika menjadi raja dikenal dengan
sebutan Panembahan Yusuf.
3. Maulana Muhammad
Maulana Muhammad merupakan pengganti Panembahan Yusuf. Ia menjadi
raja dengan gelar Kanjeng Ratu Banten. Maulana Muhammad memperluas
kerajaan Banten dengan menyerang Palembang. Dalam sejarah diceritakan
penyerangan ke Palembang dipimpin oleh Ki Gede Ing Suro. Ki Gede Ing
Suro adalah seorang penyiar agama Islam yang berasal dari keturunan orang
Surabaya yang telah berhasil meletakkan dasar-dasar keislaman di Palembang.
Dalam pertempuran tersebut Sultan Banten gugur.
4. Abdulmufakhir
Abdulmufakhir merupakan pengganti Maulana Muhammad yang telah gugur.
Namun, karena usianya masih muda belia maka ia didampingi oleh Pangeran
Ranamenggala sebagai mangkubumi. Pangeran Ranamenggala mengendalikan
pemerintahan dari tahun 1608 sampai 1624.
5. Sultan Ageng Tirtayasa
Sultan Ageng Tirtayasa adalah raja Banten yang memerintah dari tahun 1651
sampai 1692. Pada masa ini Banten semakin maju. Hasil pertanian melimpah.
Penyiaran agama Islam semakin pesat dengan ditunjang oleh ulama besar
seperti Syekh Yusuf dari Sulawesi.Kerajaan Banten menjalin hubungan baik
dengan negara luar negeri, seperti Turki dan Moghul. Meskipun demikian,
Sultan Ageng Tirtayasa tidak bersedia bekerja sama dengan belanda.
6. Sultan Abdulnasar Abdul-Kahar
Sultan Abdulnasar Abdul-Kahar merupakan raja pengganti Sultan Ageng
Tirtayasa. Sikap kerajaan ini masih tetap tidak mau bekerja sama dengan
Belanda. Namun, kekuasaan Belanda semakin kuat di Banten. Akibatnya,
kerajaan Banten menjadi runtuh. Peninggalan Kerajaan Banten antara lain
adalah Masjid Agung Banten dan sebuah meriam "Ki Amuk".
Kehidupan ekonomi
Kerajaan Banten dalam kehidupan perekonomiannya bertumpu pada bidang
perdagangan. Hal tersebut disebabkan karena:
a) Kedudukan kerajaan banten sangat strategis di tepi Selat Sunda.
b) Banten memiliki hasil ekspor penting, yaitu lada.
c) Kerajaan Banten terletak di Teluk Banten dan pelabuhannya memenuhi syarat
sebagai pelabuhan dagang yang baik.
d) Jatuhnya malaka ke tangan portugis mendorong pedagang islam mencari
daerah baru di Jawa Barat, yaitu Banten dan Cirebon.
lxxv
Kehidupan social budaya
Dalam bidang seni bangunan,peninggalan kerajaan banten adalah bangunan
Masjid Agung Banten yang di bangun sekitar abad ke-16. Menara Masjid
Agung Banten yang mirip mercusuar dibangun oleh Hendriik Lucozoon
Cardeel (orang Belanda pelarian dari Batavia yang masuk islam).
Masjid Agung Banten ini beratap tumpang atau sususn lima. Selain Masjid
Agung Banten, juga terdapat gapura di kaibon banten, dan istana model Eropa
yang dibangun olej Jan Lukas Cardeel (orang Belanda pelarian dari Batavia
yang telah menganut islam)
3) Kerajaan Pajang
Sejarah berdirinya Kerajaan Pajang
pada akhir abad ke 17 dan awal abad ke-18 para penulis kronik di Kartasura
menulis seluk beluk asal usul raja-raja Mataram dimana Pajang dilihat sebagai
pendahulunya. Pajang sendiri sebagai kelanjutan dari Pengging pada tahun
1618 yang pernah dihancurkan ibukota dan sawah ladangnya oleh pasukan-
pasukan dari Mataram karena memberontak. Di bekas kompleks keraton Raja
Pajang yang dikubur di Butuh banyak ditemukan sisa-sisa keramik asal negeri
Cina.
Kehidupan politik
Raja-raja yang pernah memerintah kerajaan pajang
1. Jaka Tingkir
Nama aslinya adalah Mas Karèbèt, putra Ki Ageng Pengging atau Ki Kebo
Kenanga. Ketika ia dilahirkan, ayahnya sedang menggelar pertunjukan
wayang beber dengan dalang Ki Ageng Tingkir. Kedua ki ageng ini adalah
murid Syekh Siti Jenar. Sepulang dari mendalang, Ki Ageng Tingkir jatuh
sakit dan meninggal dunia.
Meski dalam Babad Jawa, Adiwijaya lebih dilukiskan sebagai Raja yang serba
lemah, tetapi kenyataannya sebagai ahli waris Kerajaan Demak ia mampu
menguasai pedalaman Jawa Tengah dan Jawa Timur dengan baik.
Perpindahan pusat Kerajaan ke pedalaman yang dilanjutkan lagi oleh Raja
Mataram berpengaruh besar atas perkembangan peradaban Jawa pada abad ke-
18 dan 19. Daerah kekuasaan Pajang mencakup di sebelah Barat Bagelen
(lembah Bogowonto) dan Kedu (lembah Progo atas).
2. Arya Pangiri
Arya Pangiri adalah putra Sunan Prawoto raja keempat Demak, yang tewas
dibunuh Arya Penangsang tahun 1549. Ia kemudian diasuh bibinya, yaitu Ratu
Kalinyamat di Jepara.
Sepeninggal Sultan Hadiwijaya akhir tahun 1582 terjadi permasalahan takhta
di Pajang. Putra mahkota yang bernama Pangeran Benawa disingkirkan Arya
lxxvi
Pangiri dengan dukungan Sunan Kudus. Alasan Sunan Kudus adalah usia
Pangeran Benawa lebih muda daripada istri Pangiri, sehingga tidak pantas
menjadi raja.
Pangeran Benawa yang berhati lembut merelakan takhta Pajang dikuasai Arya
Pangiri sedangkan ia sendiri kemudian menjadi bupati Jipang Panolan (bekas
negeri Arya Penangsang).Arya Pangiri juga berlaku tidak adil terhadap
penduduk asli Pajang. Ia mendatangkan orang-orang Demak untuk menggeser
kedudukan para pejabat Pajang. Bahkan, rakyat Pajang juga tersisih oleh
kedatangan penduduk Demak. Akibatnya, banyak warga Pajang yang berubah
menjadi perampok karena kehilangan mata pencaharian. Sebagian lagi pindah
ke Jipang mengabdi pada Pangeran Benawa.
3. Pangeran Benawa
Pangeran Benawa adalah raja ketiga Kesultanan Pajang yang memerintah
tahun 1586-1587, bergelar Sultan Prabuwijaya. Pangeran Benawa adalah putra
Sultan Hadiwijaya alias Jaka Tingkir, raja pertama Pajang. Sejak kecil ia
dipersaudarakan dengan Sutawijaya, anak angkat ayahnya, yang mendirikan
Kesultanan Mataram. Pangeran Benawa memiliki putri
bernama Dyah Banowati yang menikah dengan Mas Jolang putra Sutawijaya.
Dyah Banowati bergelar Ratu Mas Adi, yang kemudian melahirkan Sultan
Agung, raja terbesar Mataram.
Kehidupan Sosial Budaya
Pada zaman Pakubuwono I dan Jayanegara bekerja sama untuk menjadikan
Pajang semakin maju dibidang pertanian sehingga Pajang menjadi lumbung
beras pada abad ke-16 sampai abad 17, kerja sama tersebut saling
menguntungkan bagi kedua belah pihak. Kehidupan rakyat Pajang mendapat
pengaruh Islamisasi yang cukup kental sehingga masyarakat Pajang sangat
mengamalkan syariat Islam dengan sungguh-sungguh.
Kehidupan Ekonomi
Pada zaman Paku Buwono 1 (1708) ketika Ibukota Mataram masih ada di
Kartasura, ada kerjasama yang baik antara Surakarta pusat dengan Jayengrana
bupati Surabaya. Pada masa itu seluruh Jawa Timur kompak dalam
mendukung kerjasama antara PakuBuwono 1 dan Jayengrana.
Pajang mengalami kemajuan di bidang pertanian. Lokasi pusat kerajaaan
Pajang ada di dataran rendan tempat bertemunya sungai Pepe dan Dengkeng
(ke dua-duanya bermata air di lereng gunung Merapi) dengan bengawan sala.
Irigasi berjalan lancar karena air tanah di sepanjan tahun cukup untuk
mengairi sehingga pertanian di Pajang maju.
Kemunduran Kerajaan Pajang
Sepulang dari perang, Sultan Hadiwijaya jatuh sakit dan meninggal dunia.
Terjadi persaingan antara putra dan menantunya, yaitu Pangeran Benawa dan
lxxvii
Arya Pangiri sebagai raja selanjutnya. Arya Pangiri didukung Panembahan
Kudus berhasil naik takhta tahun 1583.
Pemerintahan Arya Pangiri hanya disibukkan dengan usaha balas dendam
terhadap Mataram. Kehidupan rakyat Pajang terabaikan. Hal itu membuat
Pangeran Benawa yang sudah tersingkir ke Jipang, merasa prihatin. Pada
tahun 1586 Pangeran Benawa bersekutu dengan Sutawijaya menyerbu Pajang.
Perang antara Pajang melawan Mataram dan Jipang berakhir dengan
kekalahan Arya Pangiri. Ia dikembalikan ke negeri asalnya yaitu Demak.
Pangeran Benawa kemudian menjadi raja Pajang yang ketiga. Pemerintahan
Pangeran Benawa berakhir tahun 1587. Tidak ada putra mahkota yang
menggantikannya sehingga Pajang pun dijadikan sebagai negeri bawahan
Mataram. Yang menjadi bupati di sana ialah Pangeran Gagak Baning, adik
Sutawijaya. Sutawijaya sendiri mendirikan Kesultanan Mataram di mana ia
sebagai raja pertama bergelar Panembahan Senopati.
lxxviii
yang kemudian memindahkan kota dengan pembuatan benteng atau kubu dari
kayu-kayuan untuk pertahanan. Sejak itu Syarif Idrus ibn Abdurrahman al-Aydrus
dikenal sebagai Raja Kubu. Daerah itu mengalami kemajuan di bidang
perdagangan dan keagamaan, sehingga banyak para pedagang yang berdatangan
dari berbagai negeri.Syarif Idrus memerintah pada 1199-1209 H atau 1779-1789
M.
lxxix
Pada Pemerintahan Sultan Muhammad Said, perkembangan Makassar maju
pesat sebab Bandar transit, bahkan Sultah Muhammad Said juga pernah
mengirimkan pasukan ke Maluku untuk membantu rakyat Maluku berperang
melawan Belanda.
3. Sultan Hasanuddin (1653-1669 M).
Pada masa pemerintahan Sultan Hasanuddin, Makassar mencapai masa
kejayaan. Makassar berhasil menguasai hampir seluruh wilayah Sulawesi
Selatan dan memperluas wilayah kekuasaannya ke Nusa Tenggara (Sumbawa
dan sebagian Flores). Berkat penguasaan wilayah tersebut seluruh aktifitas
pelayaran dan perdagangan yang melalui Laut Flores harus singgah di pusat
Kerajaan Makasar.
Hal tersebut di tentang oleh Belanda yang memiliki wilayah kekuasaan di
Maluku teehalang oleh kekuasaan Makasar. Pertentangan antara Makasar dan
Belanda sering menimbulkan peperangan. Bahkan, pertentangan itu sering
terjadi di Maluku. Keberanian Sultan Hasannudin memporak-porandakan
pasukan Belanda di Maluku mengakibatkan Belanda semakin terdesak.
Kerena keberanian Sultan Hasanuddin tersebut, kemudian Belanda
memberikan julukan kepada Sultan Hasanuddin “ Ayam Jantan dari
Timur”.Untuk menguasai Makasar, Belandsa melakukan politik Devide Et
Impera, yang kemudian menjalin hubungan dengan Kerajaan Bone yang
diperintah oleh Raja Aru Palaka yang pada waktu itu sedang melakukan
pemberontakan terhadap Makasar. Pasukan Belanda yang dibantu Aru Palaka
berhasil mendesak Makasardan dapat menguasai ibu kota kerajaan. Akhirnya
Sultan Hasanuddin terpalsa harus menandatangani perjanjian Bongaya pada
tahun1667M yang isinya antara lain:
VOC yaitu kompeni dagang Belanda memperoleh hak monopoli dagang di
Makasar.
Belanda dapat mendirikan benteng di pusat Kerajaan Makasar yang diberi
nama Benteng Rotterdam.
Makasar harus melepaskan daerah kekuasaanya seperti Bone dan pulau-pulau
di luar wilayah Makasar.
Aru Palaka diakui sebagai raja Bone
4. Raja Mapasomba
lxxx
Raja Maposamba dikenal sebagai Sultan Amir Hamzah adalah putra Sultan
Hasanuddin yang turun tahta setelah menyerah kepada Belanda.
Kehidupan sosial
Kehidupan sosial Kesultanan Makassar adalah feodal. Masyarakat Makassar
dibedakan atas 3 lapisan atau kelas, yaitu:
Kareng yang terdiri dari kaum Bangsawan.
Tumasaraq adalah gelar untuk rakyat biasa.
Ata untuk Hamba Sahaya.
Kehidupan ekonomi
Letak Kerajaan Makasar sangat staregis yaitu di tengah-tengah jalur
perdagangan antara Maluku dan Malaka, sehingga kerajaan tersebut
berkembang menjadi pusat perdagangan.
Kehidupan budaya
Kebudayaan Kerajaan Makasar dipengaruhi oleh kondisi kerajaan yang
bersifat maritime, yaitu pembuatan alat penangkap ikan dan kapal pinisi.
Masyarakat Kerajaan Makasar juga mengembangkan seni sastra, yaitu kitab
lontara.
lxxxi
Perdagangan dan pelayaran mengalami perkembangan yang pesat sehingga
pada abad ke-15 telah menjadi kerajaan penting di Maluku. Para pedagang
asing datang ke Ternate menjual barang perhiasan, pakaian, dan beras untuk
ditukarkan dengan rempah-rempah. Ramainya perdagangan memberikan
keuntungan besar bagi perkembangan Kerajaan Ternate sehingga dapat
membangun laut yang cukup kuat.Sebagai kerajaan yang bercorak Islam,
masyarakat Ternate dalam kehidupan sehari-harinya banyak menggunakan
hukum Islam . Hal itu dapat dilihat pada saat Sultan Hairun dari Ternate
dengan De Mesquita dari Portugis melakukan perdamaian dengan mengangkat
sumpah dibawah kitab suci Al-Qur’an. Hasil kebudayaan yang cukup
menonjol dari kerajaan Ternate adalah keahlian masyarakatnya membuat
kapal, seperti kapal kora-kora.
Kemunduran Kerajaan Ternate
Kemunduran Kerajaan Ternate disebabkan karena diadu domba dengan
Kerajaan Tidore yang dilakukan oleh bangsa asing ( Portugis dan Spanyol )
yang bertujuan untuk memonopoli daerah penghasil rempah-rempah tersebut.
Setelah Sultan Ternate dan Sultan Tidore sadar bahwa mereka telah diadu
domba oleh Portugis dan Spanyol, mereka kemudian bersatu dan berhasil
mengusir Portugis dan Spanyol ke luar Kepulauan Maluku. Namun
kemenangan tersebut tidak bertahan lama sebab VOC yang dibentuk Belanda
untuk menguasai perdagangan rempah-rempah di Maluku berhasil
menaklukkan Ternate dengan strategi dan tata kerja yang teratur, rapi dan
terkontrol dalam bentuk organisasi yang kuat.
2. Kerajaan Tidore
Kerajaan tidore terletak di sebelah selatan Ternate. Menurut silsilah raja-raja
Ternate dan Tidore, Raja Ternate pertama adalah Muhammad Naqalyang naik
tahta pada tahun 1081 M. Baru pada tahun 1471 M, agama Islam masuk di
kerajaan Tidore yang dibawa oleh Ciriliyah, Raja Tidore yang kesembilan.
Ciriliyah atau Sultan Jamaluddin bersedia masuk Islam berkat dakwah Syekh
Mansur dari Arab.
Aspek Kehidupan Politik dan Kebudayaan
Raja Tidore mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Nuku
(1780-1805 M). Sultan Nuku dapat menyatukan Ternate dan Tidore untuk
bersama-sama melawan Belanda yang dibantu Inggris. Belanda kalah serta
terusir dari Tidore dan Ternate. Sementara itu, Inggris tidak mendapat apa-apa
kecuali hubungan dagang biasa. Sejak saat itu, Tidore dan Ternate tidak
diganggu, Wilayah kekuasaan Tidore cukup luas, meliputi Pulau Seram,
Makean Halmahera, Pulau Raja Ampat, Kai, dan Papua. Pengganti Sultan
Nuku adalah adiknya, Zainal Abidin. Ia juga giat menentang Belanda yang
berniat menjajah kembali.
lxxxii
Aspek Kehidupan Ekonomi dan Sosial
lxxxiii
BAB 10
Istilah akulturasi atau kulturisasi mempunyai berbagai arti di berbagai para sarjana
antropologi. Tetapi semua sepaham bahwa itu merupakan proses sosial yang
timbul bila suatu kelompok manusia dengan satu kebudayaan dihadapkan dengan
unsur-unsur kebudayaan asing, sehingga dapat diterima dan diolah kedalam
kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan asli1.
Penyebaran agama Islam di Indonesia sejak dulu abad XI-XII, mengikuti jalur
perdagangan yang ada saat itu. Agama Islam telah masuk di daerah Jawa pada
awal abad XII, tetapi dakwah secara intensif atau proses Islamisasi baru dimulai
pada bad XIV. Dakwah Islam oleh para Wali penyebar Islam dilakukan secara
bijaksana, tanpa pamrih dan tersebar dengan damai dan lancar. Dalam tradisi
masyarakat
Proses perkembangan awal Islam di Indonesia tak bisa dilepaskan dari ajaran
tasawuf (sufisme). Tasawuf memegang peranan yang sangat penting bagi
perkembangan Islam di negri ini utamanya di pulau Jawa. Jauh sebelum orang
orang Jawa mengenal ajaran-ajaran tasawuf (Islam) yang dikembangkan oleh para
ulama’ dan mubaligh Islam (para Wali), mereka telah akrab dengan kebudayaan
mereka sendiri yang khas dengan animisme dan dinamismenya dikalangan rakyat
serta Hinduisme Buddhisme dikalangan elit istana. Kebudayaan ini memiliki ciri
yang khas dan halus dan sangat terbuka, sehingga memungkinkan unsur-unsur
luar tak kesulitan untuk masuk kedalamnya melalui sinkretisasi atau akulturasi.
84
Dengan pola perkembangan yang seperti ini, Islam di Jawa memiliki ciri khas.
Banyak upacara-upacara dan kegiatan-kegiatan ritualistic yang sebenarnya
merupakan produk animisme, dinamisme, Hinduisme dan Buddhisme
dipertahankan hanya bingkai dan nilai-nilai Islam, seperti dengan pemberian doa
secara Islam dan tradisi kenduri, selamatan dan lain-lain. Menurut Dr. Simuh yang
melatar belakangi pembingkaian adat dan tradisi non Islam dengan nilai-nilai
Islam tersebut bisa terlaksana adalah sebagai berikut :
4. Istana sebagai pelindung dan pendukung agama perlu membantu untuk syi’ar
Islam.
Pergulatan Islam dengan tradisi kehidupan masyarakat Jawa hingga saat ini masih
sangat kuat dan mentradisi. Orang-orang pedesaan (Jawa) yang di Islamkan oleh
para tokoh agama atau para Wali, sebenarnya sudah sangat terbiasa dengan
kepercayaan terhadap roh bersifat aktif dalam religi animisme dinamisme. Dalam
hal ini Koentjaraningrat menjelaskan keyakinan agama Jawi terhadap kematian
dan alam baka.
85
Dengan kata lain, bahwa pertemuan dan interaksi antara ekonomi Hindu Jawa dan
Islam telah terjadi un-tahun. Ada dua hal yang perlu dicatat ke sini, agama Hindu,
Budha dan ke lama telah berkembang lebih dulu jika dibandingkan dengan agama
Islam. Agama Hindu dan Budha dipeluk oleh kerajaan, sedangkan asli yang
bertumpu pada animisme dan dinamisme dipeluk oleh awam. Meskipun ketiganya
berbeda, ketiganya bertumpu pada satu titik. Semua hal yang dilakukan dengan
mistik dan upaya mencari menunggalang kawula gusti bersatunya hamba Tuhan,
termasuk ketika Islam masuk ke Jawa, tetap Tuhannya. Kedua, meskipun masih
dalam lslamisasi besar-besaran baru terjadi pada abad ke-1 dan ke-16 yaitu
dengan ditandar jatuhnya kerajaan Majapahit (negara Hindu pada tahun 1478.
Mereka tinggal di tiga wilayah penting pantai utara Pulau Jawa, yaitu Surabaya-
Gresik-Lamongan-Tuban di Jawa Timur, Demak-Kudus-Muria di Jawa Tengah,
dan Cirebon di Jawa Barat. Era Walisongo adalah era berakhirnya
dominasi Hindu-Budha dalam budaya Nusantara untuk digantikan dengan
kebudayaan Islam. Mereka adalah simbol penyebaran Islam di Indonesia,
khususnya di Jawa. Tentu banyak tokoh lain yang juga berperan. Namun peranan
mereka yang sangat besar dalam mendirikan Kerajaan Islam di Jawa, juga
pengaruhnya terhadap kebudayaan masyarakat secara luas serta dakwah secara
langsung, membuat para Walisongo ini lebih banyak disebut dibanding yang lain.
86
1. Maulana Malik Ibrahim
Maulana Malik Ibrahim, atau Makdum Ibrahim As-Samarkandy
diperkirakan lahir di Samarkand, Asia Tengah, pada paruh awal abad 14. Babad
Tanah Jawi versi Meinsma menyebutnya Asmarakandi, mengikuti pengucapan
lidah Jawa terhadap As-Samarkandy, berubah menjadi Asmarakandi
2. Sunan Ampel
Ia putera tertua Maulana Malik Ibrahim. Menurut Babad Tanah Jawi dan
Silsilah Sunan Kudus, di masa kecilnya ia dikenal dengan nama Raden Rahmat. Ia
lahir di Campa pada 1401 Masehi. Nama Ampel sendiri, diidentikkan dengan
nama tempat dimana ia
lama bermukim. Di daerah Ampel atau Ampel Denta, wilayah yang kini menjadi
bagian dari Surabaya (kota Wonokromo sekarang)
3. Sunan Giri
Ia memiliki nama kecil Raden Paku, alias Muhammad Ainul Yakin. Sunan
Giri lahir di Blambangan (kini Banyuwangi) pada 1442 M. Ada juga yang
menyebutnya Jaka Samudra. Sebuah nama yang dikaitkan dengan masa kecilnya
yang pernah dibuang oleh keluarga ibunya–seorang putri raja Blambangan
bernama Dewi Sekardadu ke laut. Raden Paku kemudian dipungut anak oleh Nyai
Semboja (Babad Tanah Jawi versi Meinsma). Ayahnya adalah Maulana Ishak.
saudara sekandung Maulana Malik Ibrahim. Maulana Ishak berhasil meng-
Islamkan isterinya, tapi gagal mengislamkan sang mertua. Oleh karena itulah ia
meninggalkan keluarga isterinya berkelana hingga ke Samudra Pasai.
87
4. Sunan Bonang
Ia anak Sunan Ampel, yang berarti juga cucu Maulana Malik Ibrahim. Nama
kecilnya adalah Raden Makdum Ibrahim. Lahir diperkirakan 1465 M dari seorang
perempuan bernama Nyi Ageng Manila, puteri seorang adipati di Tuban
Sunan Kudus banyak berguru pada Sunan Kalijaga. Kemudian ia berkelana ke
berbagai daerah tandus di Jawa Tengah seperti Sragen, Simo hingga Gunung
Kidul. Cara berdakwahnya pun meniru pendekatan Sunan Kalijaga: sangat toleran
pada budaya setempat. Cara penyampaiannya bahkan lebih halus. Itu sebabnya
para wali –yang kesulitan mencari pendakwah ke Kudus yang mayoritas
masyarakatnya pemeluk teguh-menunjuknya. Cara Sunan Kudus mendekati
masyarakat Kudus adalah dengan memanfaatkan simbol-simbol Hindu dan
Budha. Hal itu terlihat dari arsitektur masjid Kudus. Bentuk menara, gerbang dan
pancuran/padasan wudhu yang melambangkan delapan jalan Budha. Sebuah
wujud kompromi yang dilakukan Sunan Kudus.
5. Sunan Kalijaga
Dialah “wali” yang namanya paling banyak disebut masyarakat Jawa. Ia lahir
sekitar tahun 1450 Masehi. Ayahnya adalah Arya Wilatikta, Adipati Tuban -
keturunan dari tokoh pemberontak Majapahit, Ronggolawe. Masa itu, Arya
Wilatikta diperkirakan telah menganut Islam
Nama kecil Sunan Kalijaga adalah Raden Said. Ia juga memiliki sejumlah
nama panggilan seperti Lokajaya, Syekh Malaya, Pangeran Tuban atau Raden
Abdurrahman.Terdapat beragam versi menyangkut asal-usul nama Kalijaga yang
disandangnya.
Masa hidup Sunan Kalijaga diperkirakan mencapai lebih dari 100 tahun.
Dengan demikian ia mengalami masa akhir kekuasaan Majapahit (berakhir 1478),
Kesultanan Demak, Kesultanan Cirebon dan Banten, bahkan juga Kerajaan
Pajang yang lahir pada 1546 serta awal kehadiran Kerajaan Mataram dibawah
pimpinan Panembahan Senopati. Ia ikut pula merancang pembangunan Masjid
Agung Cirebon dan Masjid Agung Demak. Tiang “tatal” (pecahan kayu) yang
merupakan salah satu dari tiang utama masjid adalah kreasi Sunan Kalijaga.
88
Dalam dakwah, ia punya pola yang sama dengan mentor sekaligus sahabat
dekatnya, Sunan Bonang. Paham keagamaannya cenderung “sufistik berbasis
salaf” -bukan sufi panteistik (pemujaan semata). Ia juga memilih kesenian dan
kebudayaan sebagai sarana untuk berdakwah.
6. Sunan Gunung Jati
Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah diperkirakan lahir sekitar tahun
1448 M. Ibunya adalah Nyai Rara Santang, putri dari raja Pajajaran Raden Manah
Rarasa. Sedangkan ayahnya adalah Sultan Syarif Abdullah Maulana Huda,
pembesar Mesir keturunan Bani Hasyim dari Palestina.
7. Sunan Drajat
89
8. Sunan Kudus
Nama kecilnya Jaffar Shadiq. Ia putra pasangan Sunan Ngudung dan Syarifah
(adik Sunan Bonang), anak Nyi Ageng Maloka. Disebutkan bahwa Sunan
Ngudung adalah salah seorang putra Sultan di Mesir yang berkelana hingga di
Jawa. Di Kesultanan Demak, ia pun diangkat menjadi Panglima Perang.
Sunan Kudus banyak berguru pada Sunan Kalijaga. Kemudian ia berkelana ke
berbagai daerah tandus di Jawa Tengah seperti Sragen, Simo hingga Gunung
Kidul. Cara berdakwahnya pun meniru pendekatan Sunan Kalijaga: sangat toleran
pada budaya setempat. Cara penyampaiannya bahkan lebih halus. Itu sebabnya
para wali –yang kesulitan mencari pendakwah ke Kudus yang mayoritas
masyarakatnya pemeluk teguh-menunjuknya.
9. Sunan Muria
Ia putra Dewi Saroh –adik kandung Sunan Giri sekaligus anak Syekh Maulana
Ishak, dengan Sunan Kalijaga. Nama kecilnya adalah Raden Prawoto. Nama
Muria diambil dari tempat tinggal terakhirnya di lereng Gunung Muria, 18
kilometer ke utara kota Kudus
Gaya berdakwahnya banyak mengambil cara ayahnya, Sunan Kalijaga.
Namun berbeda dengan sang ayah, Sunan Muria lebih suka tinggal di daerah
sangat terpencil dan jauh dari pusat kota untuk menyebarkan agama Islam.
90
Yang merupakan praktek kepercayaan tradisi pra islam dan cara hindu
tidak diusahakan untuk tidak dirubah, baik parsial maupun total oleh para
pendakwah, akan tetapi malah dibiarkan hidup. Sebaliknya para pendakwah dari
kalangan islam mistik yang diperankan oleh walisongo memiliki rasa toleran,
yaitu melarang umat islam tidak menyembelih sapi. Cara walisongo itu ditempuh
dengan tujuan agar tidak menyingung umat Hindu yang menganggap binatang itu
adalah suci (keramat). Aturan ini masih berlaku hingga sekarang di Kota Kudus,
yang dikenal kuat sebagai kota santri, sehingga kalu mengadakan ritual korban
tidak menyembelih sapi, tetapi kambing dan kerbau.
a) Seni Bangunan
Wujud akulturasi dalam seni bangunan dapat terlihat pada bangunan masjid,
makam, istana. Wujud akulturasi dari masjid kuno memiliki ciri sebagai berikut:
91
3. Letak masjid biasanya dekat dengan istana yaitu sebelah barat alun-alun atau
bahkan didirikan di tempat-tempat keramat yaitu di atas bukit atau dekat
dengan makam. Mengenai contoh masjid kuno dapat memperhatikan Masjid
Agung Demak, Masjid Gunung Jati (Cirebon), Masjid Kudus dan sebagainya.
b) Seni Rupa
Tradisi Islam tidak menggambarkan bentuk manusia atau hewan. Seni ukir relief
yang menghias Masjid, makam Islam berupa suluran tumbuh-tumbuhan namun
terjadi pula Sinkretisme (hasil perpaduan dua aliran seni logam), agar didapat
keserasian, ditengah ragam hias suluran terdapat bentuk kera yang distilir.
Ukiran ataupun hiasan, selain ditemukan di masjid juga ditemukan pada gapura-
gapura atau pada pintu dan tiang. Untuk hiasan pada gapura.
c) Aksara dan Seni Sastra
Tersebarnya agama Islam ke Indonesia maka berpengaruh terhadap bidang
aksara atau tulisan, yaitu masyarakat mulai mengenal tulisan Arab, bahkan
berkembang tulisan Arab Melayu atau biasanya dikenal dengan istilah Arab
gundul yaitu tulisan Arab yang dipakai untuk menuliskan bahasa Melayu tetapi
tidak menggunakan tandatanda a, i, u seperti lazimnya tulisan Arab. Di samping
itu juga, huruf Arab berkembang menjadi seni kaligrafi yang banyak digunakan
sebagai motif hiasan ataupun ukiran.
Bentuk seni sastra yang berkembang adalah:
1. Hikayat yaitu cerita atau dongeng yang berpangkal dari peristiwa atau tokoh
sejarah. Hikayat ditulis dalam bentuk gancaran (karangan bebas atau prosa).
Contoh hikayat yang terkenal yaitu Hikayat 1001 Malam, Hikayat Amir
Hamzah, Hikayat Pandawa Lima (Hindu), Hikayat Sri Rama (Hindu).
2. Babad adalah kisah rekaan pujangga keraton sering dianggap sebagai
peristiwa sejarah contohnya Babad Tanah Jawi (Jawa Kuno), Babad Cirebon.
3. Suluk adalah kitab yang membentangkan soal-soal tasawwuf contohnya Suluk
Sukarsa, Suluk Wijil, Suluk Malang Sumirang dan sebagainya.
4. Primbon adalah hasil sastra yang sangat dekat dengan Suluk karena berbentuk
kitab yang berisi ramalan-ramalan, keajaiban dan penentuan hari baik/buruk.
Bentuk seni sastra tersebut di atas, banyak berkembang di Melayu dan Pulau
Jawa.
92
d) Sistem Pemerintahan
Dalam pemerintahan, sebelum Islam masuk Indonesia, sudah berkembang
pemerintahan yang bercorak Hindu ataupun Budha, tetapi setelah Islam masuk,
maka kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu/Budha mengalami keruntuhannya
dan digantikan peranannya oleh kerajaan-kerajaan yang bercorak Islam seperti
Samudra Pasai, Demak, Malaka dan sebagainya.
Sistem pemerintahan yang bercorak Islam, rajanya bergelar Sultan atau Sunan
seperti halnya para wali dan apabila rajanya meninggal tidak lagi dimakamkan
dicandi/dicandikan tetapi dimakamkan secara Islam.
e) Tahlilan
Tahlilan dimulai pada hari di mana orang bersangkutan meninggal, biasanya pada
malam hari setelah salat magrib atau isya. Dalam pelaksanaannya, dibacakan ayat-
ayat dari Al-Quran, terutama Surat Yaasin hingga dari ayat pertama hingga
terakhir, doa-doa agar sang almarhum/almarhumah diampuni segala dosanya dan
diterima amal-ibadahnya, serta salawat (salam) terhadap Nabi Muhammad beserta
para kekuarganya, sahabatnya, dan para pengikutnya.
Peringatan 7, 40, dan 100 hari merupakan tradisi Indonesia pra-Islam, yakni
budaya lokal yang telah bersatu dengan tradisi Hindu-Buddha. Pada zaman
Majapahit, penghormatan terhadap orang yang meninggal dilakukan secara
bertahap, yakni pada hari orang bersangkutan meninggal, 3 hari kemudian, 7 hari
kemudian, 40 hari kemudian, 1 tahun kemudian, 2 tahun kemudian, dan 1000 hari
kemudian.
f) Keraton
Keraton yang berada di Jawa dan Sumatera kebanyakan merupakan
perpaduan antara budaya Islam dengan Hindu dan Buddha. Keraton-keraton yang
terdapat di Jawa, lazimnya dihiasi dengan ornamen-ornamen hiasan khas Islam
yang dipadukan dengan ornamen Jawa yang Hindu-Buddha. Pada gerbang tempat
masuk kerajaan dihiasi oleh gapura dan makara model Majapahit atau Singasari.
Ruangan-ruangan di dalam keraton tersebut dihiasi ukiran-ukiran yang
memadukan unsur Islam dengan Hindu-Buddha.
93
g) Makam
Ukuran makam Fatimah Binti Maimun jauh lebih panjang dari makam
umumnya. Hal ini karenakan didalam makam tersebut dikebumikan pula
peninggalan yang bersangkutan berupa pusaka dan harta pemiliknya karena tidak
ada ahli waris yg sah, dan dikhawatirkan akan dikuasai penguasa kerajaan yang
masih memeluk agama Budha. Sedangkan saat itu Fatimah Binti Maimun sudah
memeluk agama Islam. Maka, arsitektur makam tersevut menyerupai candi
Hindu-Buddha.
94
DAFTAR PUSTAKA
Putra Nugraha, Bahan Ajar, 2013, Sejarah Indonesia untuk SMA/SMK kelas X,
Surakarta : Zamrud.
Dalam https://id.m.wikipedia.org/wiki/Feng_Shui
http://dianaaulia11ips3-7.blogspot.co.id/2013/11/makalah-kerajaan-
tarumanegara.html
http://myschool039.blogspot.co.id/2015/10/makalah-kerajaan-kutai.html
https://www.calistungpembelajaran.blogspot.com/2017/11/makalah-kerajaan-
mataram-dan-medang.html
http://nureuharisa.blogspot.co.id/2017/08/makalah-kerajaan-singasari.html
http://bayu11ips304.blogspot.co.id/2012/11/makalah-kerajaan-majapahit.html
Rahata,Ringo.Fenetiruma,Bagas,Malkisedek.Fauziah,Shifa,Mutiara.Sejarah Kelas
XI Semester 1.2015.Jawa Tengah : PT Intan Pariwara.
http://wwwgustidarmaputra.blogspot.co.id/2012/05/sejarah-perkembangan-
agama-hindu-di.html
95
Muljana,Slamet.2012.Runtuhnya Kerajaan Hindu Jawa dan Timbulnya Negara
Negara Islam Di Nusantara.Yogyakarta.Penerbit Ombak Dua.
https://www.google.com/search?q=penyebab+runtuhnya+majapahit+pdf&ie=utf-
8&oe=utf-8&client=firefox-b-a (19 April 2018)
https://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Nusantara_pada_era_kerajaan_Hindu-
Buddha (19 April 2018)
http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/intelektualita
96