Agustijanto Indradjaja
Pusat Arkeologi Nasional, Jl. Condet Pejaten No. 4, Jakarta Selatan 12510
Agustijanto2004@yahoo.com
Endang Sri Hardiati
endangsh45@yahoo.com
Abstrak. Berbicara tentang awal pengaruh Hindu Buddha di Nusantara sejauh ini selalu dimulai
pada sekitar abad ke-5 M. yang ditandai oleh kehadiran kerajaan Kutai dan Tarumanagara di
Nusantara dan masih sedikit perhatian terhadap periode sebelum itu. Padahal periode awal
sampai dengan abad ke-5 M. adalah periode krusial bagi munculnya kerajaan yang bercorak
Hindu- Buddha di Nusantara. Penelitian terhadap periode awal sejarah dimaksudkan untuk
mengungkapkan dinamika sosial ekonomi yang terjadi di masyarakat Nusantara sehingga
mampu menerima dan menyerap unsur-unsur budaya asing (India) yang pada puncaknya
memunculkan sejumlah kerajaan bersifat Hindu-Buddha di Nusantara. Metode analisis yang
dipakai adalah metode analisis tipologis dan kontekstual serta beberapa analisis C-14 atas
temuan diharapkan dapat menjelaskan kondisi masyarakat Nusantara pada masa lalu. Hasil
penelitian ini dapat mengidentifikasikan sejumlah tinggalan arkeologi seperti sisa tiang rumah,
sisa perahu, keramik, tembikar, manik-manik, alat logam, dan sejumlah kubur yang
diidentifikasi berasal dari periode awal sejarah. Berdasarkan tinggalan tersebut dapat
direkonstruksi kondisi sosial-ekonomi masyarakat Nusantara dan peranannya di dunia
internasional di Kawasan Asia Tenggara.
Kata kunci: Awal sejarah, Hindu-Buddha, Nusantara, Budaya India.
1. Pendahuluan
memadai padahal pada periode tersebut
Penelitian terhadap periode awal merupakan periode yang yang cukup penting
pengaruh Hindu Buddha di Nusantara sejauh dalam perkembangan sejarah Indonesia Kuno.
ini belumlah mendapat perhatian yang Dianggap penting karena pada masa itu kontak
1
Naskah diterima tanggal 11 Maret 2014, disetujui tanggal 23 Maret 2014
2
Agustijanto Indradjaja, Awal Pengaruh Hindu Buddha di Nusantara
24
Karawang pada hilir. Sungai ini berada di sebelah di sekitar candi
koordinat 6°06’15”- tergolong berstadia kiri dan kanan jalur masih bisa
6°16’17” tua dengan ciri sungai ini, mengarungi Kali
Lintang Selatan dan lembah berbentuk sedangkan bagian Asin lama ini sampai
107°09’01” - huruf U dan aliran kompleks Unur Gundul. Kini
107°09’03” Bujur
sungai berkelok- percandian paling yang disebut dengan
Timur. Saat ini di
kelok. Mendekati utara adalah Kali Asin hanyalah
Situs Batujaya
muara di Laut Jawa, Telagajaya VI (Unur sebuah sungai kecil
terdapat
aliran sungai ini Gundul). Pada tahun yang lebarnya
39 lokasi yang
terpecah menjadi 1970-an masyarakat
tersebar dalam
tiga yakni Solo tidak lebih dari
radius 5 kilometer Temuan alat
Bungin, Solo dua meter dan itu
dan berada sekitar 6 logam di daerah
Balukbuk, dan Kali pun telah banyak
km arah selatan dari Kedondong, Berek,
Muara Gembong; mengalami
pantai utara Jawa Kali Asin-Cikande
sedangkan beberapa pelurusan jalur
Barat. seperti tutup
anak Sungai Citarum sungai.
Secara mangkuk, mangkuk,
yang mengalir di Survei
topografis, dan cermin dapat
daerah sekitar dilakukan pada jalur
kompleks ini berada diidentifikasi sebagai
Batujaya saat ini ada Kali Asin
pada dataran rendah alat-alat keperluan
tiga yang semuanya menemukan paling
aluvial dengan sehari-hari dan alat-
bermuara di Laut tidak ada delapan
ketinggian sekitar 4 alat yang biasa
Jawa, yakni Sungai lokasi. Sebagian
meter di atas digunakan dalam
Pakis dan Cikiong besar lokasi temuan
permukaan laut. kegiatan upacara
dengan anak-anak berada tepi Kali Asin
Kompleks situs keagamaan Hindu-
sungainya (Soeroso lama dan hanya dua
dikelilingi oleh Buddha.
1995:119). yang ditemukan di
persawahan irigasi. Munculnya
Berdasarkan areal persawahan.
Di sebelah selatan permukiman
hasil pemetaan, Adapun temuan lepas
mengalir Sungai masyarakat
diketahui bahwa yang berhasil
Citarum sedangkan pendukung bangunan
kompleks ditemukan
di utara situs Percandian Batujaya
percandian Batujaya masyarakat sebagian
merupakan daerah pada abad ke 6-11
dibelah oleh sebuah besar berupa keramik
persawahan, M., sebenarnya
sungai besar yang (tempayan, mangkuk,
tambak, dan bukanlah sesuatu
hulunya merupakan piring, dan cepuk).
permukiman sampai yang datang dengan
rawa belakang yang Keramik paling tua
ke Pantai Utara tiba-tiba, namun
selalu tergenang air. berasal dari sekitar
Laut Jawa. permukiman ini
Rawa belakang juga abad ke-6 M. (Dinasti
Sungai diduga telah ada
menampung Sui) yang ditemukan
Citarum sebagai sejak masa
limpahan air Sungai di daerah Kalimati.
sungai utama yang Citarum yang
mengalir di daerah sewaktu- waktu
Batujaya berhulu di meluap.
lereng Gunung Kompleks
Wayang, Malabar. percandian (yang
Lebar sungai sekitar dilingkari warna
40-60 meter merah) diketahui
terutama di daerah
25
i di
kom
plek
s
Can
di
Batu
jaya
(dal
am
ling
kara
n
war
na
hita
m)
dan
seba
ran
situs
arke
olog
i di
jalur
kali
asin
lama
(titik
war
na
mer
ah)
(inse
rt:
Situ
s
Batu
jaya
)
29
k d
n i
y d
a i
r
b i
a k
n a
g n
u .
n Jika 2.4 Situs Pedes
a pembangunan tahap Situs Pedes
n II, Candi Blandongan secara administratif
dikaitkan dengan termasuk dalam
s situasi politik pada wilayah Dukuh Kobak
t masa tersebut maka Kendal, Desa Kendal
ū satu-satunya sumber Jaya, Kecamatan
p tertua adalah prasasti Pedes, Kabupaten
a Rakryan Juru Karawang, Provinsi
Pangambat yang Jawa Barat. Secara
d berangka tahun 854 geografis terletak di
a Saka (932 M.). daerah yang berjarak
n Prasasti yang 3 km dari garis Pantai
ditemukan di Desa Utara Jawa bagian
b Kebon Kopi ini barat dan secara
a menyebutkan topografis sebagian
n “...ba(r) pulihkan besar wilayah
g haji sunda... Bagian Kecamatan Pedes
u ini dapat termasuk dataran
n diterjemahkan rendah alluvial
a sebagai “memulihkan dengan ketinggian 0-6
n Raja Sunda”. Jika meter di atas
tafsiran ini benar itu permukaan laut.
l berarti pada sekitar Kemiringan tanah 0-
a abad ke-10 M. telah 2% yang berarti
i muncul sebuah permukaan tanahnya
n institusi politik baru cukup landai. Di
n pengganti daerah ini sebagian
y Tārumanāgara yang besar lahannya
a sudah tidak diketahui dipakai untuk areal
kabarnya lagi sejak persawahan dengan
y abad ke-7 M. irigasi. Di beberapa
a (Pusponegoro dan tempat masih terdapat
n Notosusanto rawa dan tanah tanah
g 2008:381). darat.
Pada dataran
30
alluvial yang subur Wadah-wadah ini sejarah
Pedes, Puloglatik,
itu mengalir Sungai Puloklapa, dan diletakkan di bagian
Cisaga di sisi utara kepala atau bagian 2.5 Situs Pangkung
Tegalkunir. Di Paruk
dan Sungai Ciparege, daerah-daerah ini kaki dari kerangka.
anak Sungai Citarum Selain temuan Penelitian
pernah dilaporkan
yang bermuara ke tembikar Buni awal sejarah di
adanya temuan emas
timur laut melewati sebagai bekal kubur, Pantai Utara Bali
dan sejumlah wadah
areal persawahan ditemukan juga dimotori oleh I
tembikar yang
dengan irigasi. fragmen tembikar Wayan Ardika yang
diidentifikasi oleh
Beberapa buah dari situs Oc-eo, melakukan penelitian
Sutayasa dan
saluran irigasi Vietnam. di Situs Sembiran
Soejono sebagai
sekunder terdapat di Temuan bekal dan Pacung Bali
bagian
tepi-tepi lahan kubur lainnya utara. Temuannya
dari
persawahan dan adalah sejumlah antara lain tembikar
kompleks
lahan permukiman. alat logam berupa Arikamedu dari
tembikar Buni.
Padi yang ditanam di parang atau pisau. beberapa tipe,
Namun demikian
persawahan itu fragmen gigi
situs-situs yang
dilakukan sebanyak telah dieksplorasi
dua kali dalam lebih jauh (tahun
setahun. 2008-2010) baru
Selain daerah daerah Kobak
Kobak Kendal Kendal, Dongkal,
beberapa daerah dan Cikuntul.
sekitarnya juga yang Berdasarkan hasil
pernah dilaporkan penelitian diketahi
adanya temuan bahwa Situs Kobak Foto 1. Temuan
arkeologi seperti empat manusia, manik-
Kendal, Dongkal,
daerah Batujaya, kerangka manik, dan fragmen
dan Cikuntul manusia
Rawa-Menombo, beserta
tembikar lokal.
merupakan bagian
Pojoklaban, Cilebar, bekal Diantara fragmen
sebuah situs kubur kubur
Cikuntul, Cibutek, tembikar yang
dari periode dari
Dongkal, Babakan periode ditemukan, terdapat
prasejarah akhir atau awal tembikar
awal Masehi (masa
protosejarah). Pada yang mengandung biasa disebut mutisala
masa prasejarah sekam (kulit padi). (Ardika 2003:16).
sampai protosejarah, Dari analisis AMS Penelitian yang
situs ini merupakan radio carbon atas dilakukan di Situs
bagian dari budaya sekam tersebut Pangkung Paruk yang
Kompleks Tembikar diperoleh umur 2660 berada di wilayah
Buni. Hal ini ±100 tahun. Manik- Laba Nangga, Desa
didasarkan pada manik yang dominan Pangkung Paruk,
temuan sejumlah adalah jenis manik- Kecamatan
kerangka manusia manik kaca Indo- Seririt,KabupatenBule
yang disertai dengan Pasifik yang leng, Bali,
bekal kubur berupa berwarna merah menunjukkan bahwa
wadah tembikar. kecoklatan, yang bahwa situs ini
31
merupakan bagian Adanya perbedaan temuan bekal kubur atau pada awal
sebuah situs kubur tatacara penguburan yang cukup banyak eastern Han (25 M.).
dari periode ini diduga kuat terkait di dalam sarkofagus Cermin dari bahan
prasejarah akhir atau dengan status sosial yang ditemukan. perunggu sebagai
awal Masehi (masa dari individu yang Bekal kubur yang bekal kubur di dalam
protosejarah). Pada dikuburkan. Bagi disertakan di dalam salah satu sarkofagus
masa protosejarah, individu yang sarkofagus menurut Hsiao-Chun,
situs ini merupakan memiliki status sosial Pangkung Paruk merupakan benda
bagian dari Situs yang tinggi dalam termasuk barang- tiruan yang diduga
Nekropolis komunitasnya maka barang yang dibuat di Cina
Gilimanuk, yakni dia akan dibuatkan memiliki nilai Selatan atau Vietnam
satu komunitas satu sarkofagus yang ekonomis yang dan berumur sekitar
masyarakat dibuat dari jenis cukup tinggi. 2000 tahun yang lalu
prasejarah yang batuan breksi. Anting- anting emas, atau pada awal
berkembang di Sumber bahan batuan manik-manik kertas Masehi (Kompyang
sepanjang pantai diperoleh di sekitar emas, hiasan kepala 2009:127). Cermin
baratlaut Bali di lingkungan tempat emas berbentuk dari Situs Pangkung
Kawasan Pantai tinggalnya. Untuk kerucut, manik- Paruk berbentuk
Gilimanuk. Hal ini membuat dan manik logam dengan lingkaran dengan
didasarkan pada membawanya dari emas sepuhan, ukuran diameter 10,8
temuan wadah tempat pembuatan manik-manik batu dan 12 cm,
diperlukan tenaga karnelian, hablur, permukaan belakang
(periuk) yang yang cukup besar. manik-manik kaca cermin cembung di
mempunyai pola hias Dengan asumsi ini
terajala. lapis emas, dan bagian tengah dan
diduga kuat orang cermin perunggu. berlubang (bulat,
Ada beberapa
yang dianggap cukup Diantara persegi), hiasan
catatan menarik dari
penting di dalam sekian banyak bermotif geometris,
temuan empat
komunitas tersebut temuan bekal kubur flora, dan burung
kerangka dalam
sajalah yang maka salah satu phoenix. Bentuk
sarkofagus disertai
penguburannya yang patut mendapat seperti ini sudah
rangka yang
menggunakan peti perhatian adalah dua dikenal sejak masa
dikuburkan langsung
kubur batu buah cermin Dinasti Han dan
di tanah dalam posisi
sarkofagus, perunggu. Tang. Penyertaan
tertekuk. Pertama,
sedangkan untuk Berdasarkan gaya cermin sebagai bekal
temuan ini
kelompok masyarakat seni hias pada kubur dan cepuk dari
mencerminkan
umum/ kebanyakan bagian belakang keramik Cina Dinasti
tatacara penguburan
yang meninggal cermin diduga Song, Qinbaiware
pada awal Masehi di
dimakamkan cermin tersebut (abad 10-11 M.)
Bali, Individu yang
langsung. Asumsi berasal dari masa
meninggal
ini diperkuat juga Dinasti Xin (Raja
dikuburkan dengan
dengan Wang Mang) tahun
dua cara, yakni
diletakkan di dalam 8-23 M., yang
sarkofagus dan merupakan dinasti
adapula yang yang sangat singkat
langsung dikuburkan antara western Han
di dalam tanah. dan eastern Han
32
Foto 2. Cermin timur Bali,
perung
masyarakat
gu dari didistribusikan ke Nusantara ini pada
Dinasti Bali lalu ke Jawa atau akhirnya juga
Han
Sumatera. Dari sini mempengaruhi
yang
diguna barang tersebut di peradaban di
kan bawa ke India,
sebagai Nusantara. Pada
bekal Vietnam, dan Cina. periode ini
kubur
masyarakat
3. Pembahasan Nusantara mulai
Dari lima melakukan kontak
juga ditemukan di teknologi pembuatan
kompleks situs yang secara intensif
Situs Semawang, alat alat logam. Di
telah diteliti tampak dengan pedagang
Sanur, Bali Selatan. Situs Tamblingan,
jelas bahwa kelima internasional, sesuatu
Hasil ekskavasi Desa Munduk,
kompleks situs ini yang tidak dapat
menemukan cermin Kecamatan Banjar,
berasal dari sekitar dihindari, dan
perunggu bertangkai Buleleng secara jelas
awal abad pertama memberi efek yang
sebagai bekal kubur menunjukkan pada
masehi dan pada sangat signifikan
individu dengan kita adanya bengkel
masa itu masyarakat terhadap munculnya
penguburan terbuka pembuatan alat alat
Nusantara peradaban “baru”
(tanpa wadah) logam. Hal yang
dihadapkan pada yang dipengaruhi
(Astawa, I Dewa sama juga ditemukan
kondisi terbukanya oleh Hindu-Buddha.
Gede Kompyang, pada teknologi
jalur perdagangan Tampak jelas
dan Naniek pembuatan tembikar.
internasional di bahwa masyarakat
Harkantiningsih Tembikar dengan
kawasan Selat Nusantara pada
1984:18-23). motif terajala
Malaka yang semakin sekitar awal abad
Melihat diyakini merupakan
ramai. Hal ini Masehitelah
beragam variasi dari buatan lokal. Selain
mendorong merupakan satu
bekal kubur yang artefak yang dibuat
masyarakat masyarakat yang
disertakan oleh penduduk lokal,
Nusantara untuk memiliki tatanan
tampaknya terkait bekal kubur lainnya
terlibat lebih aktif sosial yang cukup
dengan kepemilikan diperoleh melalui
didalamnya. teratur serta terdapat
dari individu yang perdagangan.
Keterlibatan stratigrafi sosial di
dikuburkan. Bekal Mungkin masyarakat
Pantai Utara Bali dalam
kubur berupa batu
telah melakukan masyarakatnya.
pipisan beserta
kontak dengan dunia Kematian dianggap
gandiknya termasuk
luar, dan meskipun sebagai satu
barang yang tidak
Bali tidak secara perjalanan panjang
biasa. Keberadaan
langsung berada di oleh karenanya
bekal kubur ini juga
jalur perdagangan diperlukan bekal
mencerminkan
laut antara India dan kubur bagi si
tingkat kemajuan
Oc-eo (Vietnam) - individu yang mati.
teknologi yang
Cina, namun Kematian tidak
dimiliki oleh
beberapa komoditas merubah status sosial
masyarakat
yang paling dicari seseorang sehingga
protosejarah di Bali.
seperti kayu cendana, terdapat perbedaan
Mereka diketahui
diperoleh di daerah perilaku bagi
telah menguasai
33
individu yang Temuan tersebut budaya yang berupa Sumatera Selatan, dan
memiliki status adalah beberapa tembikar rouletted Situs Batu Pait di
sosial tinggi benda logam (benda wares, diduga para Kalimantan Barat
dibandingkan yang timah seperti mata saudagar India ini pada sekitar abad ke-
lainnya. Perbedaan rantai, anting-anting berangkat dari 6-7 M. Di Situs Batu
perlakuan ini bisa timah dan bandul wilayah Arikamedu Pait ditemukan sebuah
diwujudkan dengan perunggu yang di Pantai Tenggara prasasti yang
menempatkan menggambarkan India sebelah selatan. dipahatkan pada batu
individu di dalam orang menari), Komoditi berukuran 4 x 7 meter.
sarkofagus (Situs manik-manik perdagangan lainnya Isinya tentang mantra-
Pangkung Paruk), kerawang emas, dan adalah manik-manik mantra Buddha yang
ataupun pemberian manik-manik Indo- batu karnelian. ditulis dalam aksara
penutup mata emas Pasifik. Situs Oc-eo Manik- manik jenis Pallawa dan bahasa
(Situs Batujaya). adalah kota ini suatu saat pernah Sanskerta.
Masyarakat pelabuhan Kerajaan menjadi barang Berdasarkan
Nusantara pada Funan abad ke-3-6 komoditi penting dari paleografinya prasasti
awal Masehi juga M. di Delta Sungai India. ini berasal dari abad
telah memiliki Mekong. Bersamaan ke- 6-7 M. (Atmojo
kemampuan Selain dengan aktivitas 1994: 2).
membuat alat-alat perhiasan, temuan niaga, para saudagar Kedatangan
logam seperti fragmen tembikar India ini membawa para saudagar India ke
senjata, dan ada juga yang pendeta Hindu dan Nusantara tidak saja
perhiasan. diketahui berasal biksu Buddha. Pada membawa perubahan
Kemampuan ini dari Oc-eo, Vietnam. awalnya ajaran Hindu pada sistem
sudah dimiliki jauh Selain itu temuan yang berkembang di kepercayaan, mereka
sebelum pengaruh yang berasal dari beberapa tempat di juga mengenalkan
India masuk ke Cina secara sporadis Nusantara adalah aliran aksara. Menjelang
Nusantara. ditemukan di Waiṣ ṇ awa, yaitu suatu millenium pertama
Sejumlah perhiasan Nusantara seperti ajaran yang memuja Sebelum Masehi, para
yang ditemukan temuan fragmen Dewa Wiṣ ṇ u penutur sub-rumpun
memiliki kemiripan tembikar dari sebagai dewa utama. bahasa Melayu-
dengan temuan Dinasti Han di Ajaran ini dianut oleh Polinesia Barat sudah
serupa di Situs Oc- Situs Batujaya, kelompok- kelompok mencapai pesisir
eo, Vietnam. cermin masyarakat di Situs Indocina (Kamboja),
Kota Kapur, Bangka, Kalimantan,
perunggu dari masyarakat Nusantara
Situs Cibuaya,
Dinasti Han di Situs tidak hanya dengan
Karawang dan Situs
Pangkung Paruk dan pedagang dari
Muarakaman, Kutai
bandul kalung kawasan Asia
(pada sekitar abad ke-
bergambar makhluk Tenggara dan Cina
5-
mitologi Cina yang tetapi juga yang
7 M.). Adapun
dipercaya sebagai sangat besar
Ajaran Buddha dianut
dewa pelindung di pengaruhnya pada
oleh kelompok
dalam perjalanan, masa-masa
masyarakat di Situs
ditemukan di Situs berikutnya adalah
Batujaya, Situs Bukit
Air Sugihan. berasal dari India.
Siguntang di
Kontak Melihat tinggalan
34
Sulawesi, Jawa, dan Jawa Barat. Wolters perdagangan lebih ying yang kemudian
Sumatera (1974:60) pernah ke timur ke ia duga berada di
(Bellwood 1992: menyebutkan bahwa Nusantara. Ko-ying, atau dekat Karawang,
55-136). Di Ko-ying sebagai menjadi Jawa Barat. Ia
Nusantara, para kerajaan yang pemerintahan yang menilai bahwa Ko-
penutur ini sudah terletak di dekat paling berpengaruh ying berarti
menggunakan selatan dari pintu pada periode “Kawang” dan
bahasa Melayu masuk ke Selat tersebut. Tetapi kemungkinan
Kuna. Dengan Malaka dan juga kemudian, Wolters menjadi pusat
datangnya para percaya bahwa pada merevisi perdagangan
saudagar India, awalnya posisi Ko- pendapatnya internasional di
mereka ying berada di Pantai mengenai lokasi Ko-
diperkenalkan Timur Sumatera. Dia Jawa Barat yang Cina menyebutkan
dengan aksara menyatakan bahwa dikenal sebagai Ko-ying berada di
Pallawa. Aksara ini daerah sepanjang Ptolemeus Argrye sebelah selatan Chu-
dikembangkan oleh pesisir Sumatera (1979:29). chih (mungkin di
Dinasti Pallawa antara Jambi dan Belakangan, kedua tanah genting
yang berkuasa di Palembang adalah lokasi yang Semenanjung Tanah
India Selatan. Di lokasi yang paling disebutkan oleh Melayu), di sebelah
Sumatera banyak strategis untuk Wolters (Pantai utara terdapat gunung
prasasti (terutama pelayaran dan kapal- Timur Sumatera dan berapi. Di sebelah
prasasti-prasasti kapal menunggu Pantai Utara Jawa selatan Ko- ying
Buddha) yang angin muson untuk Barat/ Karawang) terdapat Teluk Wen,
ditulis dalam bahasa berlayar ke timur diketahui sebagai di teluk ini terdapat
Melayu Kuna dan (Oc-eo). Pada kawasan situs Chou (pulau) yang
menggunakan waktu-waktu arkeologi yang sangat disebut P’u-lei. Orang
aksara Pallawa tertentu kapal bisa potensial. yang tinggal di P’u-lei
(Damais 1995:7). tiba ke Kanton dari berkulit hitam, giginya
Sumber Cina
Penelitian di Palembang dalam putih, matanya merah,
dari pertengahan
Pantai Timur waktu lima hari mereka semua
pertama abad ke-3 M.
Sumatera dan Pantai tanpa melakukan telanjang. Di sebelah
ini juga menyebutkan
Utara Jawa Barat ini transit (Manguin et tenggara Ko-ying
bahwa Ko- ying
merupakan titik al. 2006:59). Hal ini terdapat Ssŭ-t’iao
adalah suatu kerajaan
awal dan diketahui dalam yang sangat subur
di lingkungan kaum
mempunyai peran sumber- sumber (Wolters 1974:52-53).
Barbar di selatan.
penting bagi sejarah sebagai Ko-ying yang
Kerajaan ini sangat
tumbuhnya institusi tempat transit yang letaknya dekat jalan
kuat, penduduknya
kerajaan yang terakhir untuk kapal- masuk ke Selat
banyak, hasilnya
bercorak Hindu- kapal dari India, Malaka di sebelah
adalah mutiara, emas,
Buddha, sebagai serta tempat untuk selatan tampaknya
batu giok dan kristal
embrio bagi mengirimkan merupakan terminal
serta pinang. Emas
munculnya kerajaan komoditas dari India bagi kapal-kapal
dan pinang tentunya
Śrīwijaya di - mungkin ditangani India, dan menjadi
dari Sumatera dan
Sumatera dan oleh pedagang lokal, titik pemberangkatan
lainnya berasal dari
Kerajaan membuat mereka barang- barang
pedagang asing.
Tārumanāgara di melakukan dagangan dari India
Lebih lanjut Berita
35
untuk dikirim lebih Sumatera dan Pantai kelompok Asia telah melakukan
jauh ke pulau-pulau Utara Jawa Barat, masyarakat yang aktivitas niaga,
di sebelah timur juga perlu dilakukan mungkin masyarakat termasuk di
(Wolters 1974:60). penelitian terhadap penutur bahasa antaranya bangsa
Sumber Cina data tekstual perlu Austronesia. Sejak India dan Cina.
yang lebih muda, dilakukan untuk awal kedatangannya, Bangsa India datang
dari abad ke-5-6 M., memastikan lokasi kelompok-kelompok ke Nusantara diduga
menyebut nama Ko-ying yang sudah masyarakat ini telah dalam usahanya
Kan-t’o-li sebagai disebut-sebut dalam mengenal pelayaran “menemukan”
kerajaan di sebelah Berita Cina dari antarpulau, bahkan komoditi rempah-
timur Sumatera kira-kira abad ke-3 mungkin telah rempah yang diduga
Selatan yang M., dan Kan-t’o-li menjelajahi telah lama dikenal
mengirim utusan ke yang menurut samudera. sampai jauh ke
Cina pada tahun 441- sumber-sumber Cina Kepandaian Eropa. Di Nusantara,
563. Kan-t’o-li berasal dari abad ke- menyeberangi jalur pelayaran yang
adalah suatu kerajaan 4-5 M. samudera dengan orang-orang India
yang maju dalam Disamping itu alat angkut yang tempuh adalah
perdagangan perlu diteliti juga diciptakannya ini, melalui Selat Malaka
(Wolters 1974: 211). situs- situs baru mendorong mereka ke arah tenggara
Diperkirakan yang diperkirakan untuk dapat melalui perairan
komoditi utama dari berasal dari periode berhubungan dengan Sumatera, Selat
Kan-t’o-li adalah yang sama, misalnya bangsa-bangsa lain Bangka, dan Laut
damar, kemenyan, di daerah Barus di tempat yang jauh Jawa. Di beberapa
dan kamper, hasil (Sumatera Utara) untuk melakukan tempat mereka
hutan yang berasal daerah Seririt (Bali aktivitas niaga. menjumpai hunian di
dari pedalaman Utara) dan di Pantai Sejak awal beberapa tempat di
Sumatera. Menurut Timur Kalimantan milenium pertama Pesisir Timur
Berita Cina dari Timur. Penelitian di tarikh Masehi, Sumatera dan Pesisir
dinasti Ming, San- Kalimantan Timur bangsa-bangsa di Utara Jawa.
fo- tsi (Śrīwijaya) ini sangat penting Kontak- pengamatan pada
dulu disebut Kan- untuk mendapatkan kontak dengan situs-
t’o-li (Pusponegoro data mengenai masyarakat luar situs yang telah
dan Notosusanto komunitas yang itulah yang kemudian diteliti, diketahui
2008: 101). mengawali atau membawa bahwa beberapa situs
Oleh karena menjadi dasar masyarakat menjadi embrio
itu selain melakukan tumbuhnya Kerajaan Nusantara memasuki kerajaan- kerajaan
eksplorasi yang Kutai. era sejarah yang telah Nusantara. Sebagai
intensif di Pantai literate dengan bekal contoh dapat
Timur 4. Penutup pengenalan aksara dikemukakan Situs
Jauh sebelum dari India, juga Karangagung dan Air
kedatangan budaya agama Hindu- Sugihan di Pantai
India ke Nusantara, Buddha, serta Timur Sumatera
di daerah-daerah institusi kerajaan Selatan, Situs
pesisir pulau di yang diserap dari Batujaya, Cikuntul,
Nusantara telah India juga. dan Dongkal di Pantai
dihuni kelompok- Berdasarkan Utara Jawa Barat dan
36
Situs Sembiran dan Fajar Masa Begley, Vimala. Palembang:
Pangkung Paruk di Sejarah 1996. The Balai
Nusantara, hal. Ancient Port Arkeologi
Pantai Utara Bali 15-21. Jakarta:
yang menjadi dasar of Arikamedu Palembang.
Museum Vol.1. Paris:
tumbuhnya Kerajaan Nasional. Chabbra, B.Ch.
Ecole
1935.
Śrīwijaya di Astawa, A.A. Oka, I Francaise
“Expansion of
Sumatera, Kerajaan Dewa Gede d’Extreme -
Indo- Aryan
Kompyang, Orient.
Tārumanāgara di culture during
dan Naniek Bellwood, Peter. Pallava rule as
Jawa Barat, dan Harkantiningsi 1992. “ evidenced by
Kerajaan h. 1984. Southeast inscription”,
Singhamandawa di “Temuan Asia before JASBL I (1): 1-
Keramik di History”. 64.
Bali. Situs Tarling (1):
Diharapkan Semawang, Cœdès, G. 1968. The
55-136.
penelitian lebih Sanur Bali”, Indianized
Amerta 9:18- ---------. 2000. States of
intensif atas situs-
23. Jakarta: Prasejarah Southeast
situs awal masa Pusat Kepulauan Asia. Kuala
sejarah ini dapat Penelitian Indo- Lumpur:
mengungkapkan Arkeologi Malaysia. University of
Nasional. Jakarta: P.T. Malaya Press.
bagaimana peranan Gramedia.
masyarakat Atmojo, Sukarto K. Damais, L-Ch. 1995.
1994, Bernett, Epigrafi dan
Nusantara dalam “Beberapa Kempers,A.J. Sejarah
keikutsertaan mereka Temuan 1959. Ancient Nusantara:
dalam perdagangan Prasasti Batu Indonesian Pilihan
Indonesia” Art. Karangan
internasional dan Cambridge
dalam Berkala Louis- Charles
juga pergaulan Arkeologi Massachusett: Damais.
internasional pada Tahun XIV. Harvard Jakarta: Pusat
umumnya. Edisi Khusus: University Penelitian
1-5. Press. Arkeologi
Yogyakarta: Nasional.
Budisantosa,TriMar
Balai Arkeologi haeni de Casparis, J.G. 1956.
* Yogyakarta. S.2002.“Pemu Prasasti Indonesia II.
* kiman Pra- Jakarta:
* Sriwijaya di Museum
* Kawasan Nasional.
* Karangagung
Tengah: Glover, I.C. 1989.
Sebuah Early Trade
Kajian Awal” between India
dalam Jurnal and South-
Arkeologi East Asia: a
Siddhayatra Link in the
Daftar Pustaka Development
7(2): 65-
89. of a World
Ardika, I Wayan. Trading
2003. Palembang:
Balai System, hal 1-
“Hubungan 57. Hall:
antara Arkeologi
Palembang. University of
Indonesia dan Hull, Centre of
India pada ---------. 2005. Berita South-East
Awal Masa Penelitian Arkeologi Asian Studies.
Sejarah”, No.
dalam Katalog Groslier, B.P. 2002.
13.
Pameran Indocina
37
Persilangan hal. 1-3. Pesisir”, Pesisir Utara
Kebudayaan Jakarta: Menyelusuri Wilayah
(Indochina Museum Sungai Batujaya dan
Crossing of Nasional. Merunut Cibuaya. Tesis.
Culture). Waktu, Depok:
Ferdinandus, P.
Jakarta: Penelitian Universitas
2002. Recent
Kepustakaan Arkeologi di Indonesia.
Archaeologic
Populer Sumatera
al Excavation ---------. 2002.
Gramedia. Selatan.
in “Pesisir Timur
Jakarta : PT
Hardiati, Endang Blandongan Sumatra
Enrique
Sri. 2003. Site, Selatan Masa
Indonesia.
”Fajar Masa Batujaya, Protosejarah:
Sejarah Karawang, Pusponegoro, Kajian
Nusantara”, West Java. Marwati Permukiman
dalam Jakarta: Djuned dan Skala Makro”,
Katalog Badan Nugroho dalam
Pameran Pengembanga Notosusanto. Pertemuan
Fajar Masa n Kebudayaan 2008. Sejarah Ilmiah
Sejarah dan Nasional Arkeologi IX
Nusantara, Pariwisata. Indonesia II. Kediri. Ikatan
Kompyang, Gde. Archaeology of Jakarta: PN Ahli Arkeologi
2009. Early Maritim Balai Pustaka. Indonesia.
“Ekskavasi Polities of Read, R. D.
Penyelamatan Southeast Penjelajah
Desa Asia”. Dalam Bahari:
Pangkung Bellwood and Pengaruh
Paruk, I. Glover Peradaban
Kecamatan Southeast Nusantara di
Seririt, Asia: Origin Afrika
Kabupaten to Civilisation, (Exploring the
Buleleng”, hal. 282- maritime
Laporan 313. London : influence of
Penelitian Curzon Press. archipelago
Arkeologi. civilization in
Manguin, P.Y. dan
Denpasar: Africa).
Agustijanto I.
Balai Bandung:
2005. “The
Arkeologi Mizan.
Archaeology of
Denpasar.
Batujaya (West Soegondho, Santoso.
Manguin, Pierre- Java,Indonesia) 1993. Wadah
Yves. 1996. ”, An Interim Keramik Tanah
“Trading Ships Report in Liat dari
of The South Uncovering Gilimanuk dan
China Sea: Southeast Plawangan:
Shipbulding Asia’s Past, Sebuah Kajian
Techniques hal. 245-57. Teknologi dan
and their Role Singapore: The Fungsi.
in the History National Disertasi.
of the University of Depok:
Development Singapore. Universitas
of Asian Trade Indonesia.
Manguin, P.Y.
Networks”,
Soeroso Marto Soeroso MP. 1995.
Journal of the
Prasodjo, Pola
Economic and
Muriel Charras. Persebaran
Social History
2006. “Daerah Situs
of the Orient
Dataran Bangunan
Vol. XXXVI.
Rendah dan Masa Hindu -
---------. 2004. “The Daerah Buddha di
38
Sukendar, Haris. Cornell
2004. University
Gilimanuk Press.
dan
---------. 1974. Early
Cakrawala
Indonesian
Masa Depan.
Commerce a
Bali: Balai
Study of The
Arkeologi
Origins of
Denpasar.
Śrīvijaya.
Suleiman, Ithaca, New
Satyawati. York: Cornell
1986. “Local University
Genius pada Press.
Masa
---------. 1979.
Klasik”.
“Studying“,
Dalam,
Journal of the
Ayatrohaedi
Malaysian
(ed.),
Branch of the
Kepribadian
Royal Asiatic
Budaya
Society
Bangsa, hal.
LII.2:1-52.
152-185.
Jakarta: ---------. 2011.
Pustaka Jaya. Kemaharajaa
n Maritim
Sutayasa, I Made.
Sriwijaya dan
1969.
Perniagaan
“Ragam Hias
Dunia Abad
Gerabah
III-VII.
Prasejarah
Jakarta:
dari Komplek
Komunitas
Buni”,
Bambu.
Manusia
Indonesia II.
Wahyono, M. 1993.
“Pottery of
The Buni
Pottery
Complex as
Shown by the
Collection of
the Museum
National”,
Saraswati:
Esay-esay
Arkeologi 2,
hal. 95-107.
Jakarta:
Departemen
Pendidikan
dan
Kebudayaan.
Wolters, O. W.
1967. Early
Indonesian
Commerce.
Ithaca and
London:
39
KALPATARU, Majalah Arkeologi Vol. 23 No. 1, Mei 2014: 1-
80
34