Anda di halaman 1dari 3

Nama : Firmanda Dwi Septiawan

NIM : 121911433046

Prodi : Ilmu Sejarah

Resume Teater “AKTIVZM”

Pada tanggal 30 Agustus 2019 Universitas Airlangga khususnya Fakultas Ilmu


Budaya mengadakan acara nonton bareng seni teater di Graha Pemuda Kota Surabaya
acara ini diselenggarakan untuk menyambut Mahasiswa Baru Fakultas Ilmu Budaya
tahun ajaran 2019. Dengan bertemakan “AKTIVZM” sutradara Totenk M.T.Rusmawan
mengangkat teater ini dengan sangat menarik dan membuat berkesan Mahasiswa Baru
disini saya akan menceritakan apa yang ditampilkan di teater pada hari tersebut.
Pembukaan dibuka dengan menampilkan seorang laki laki yang terlihat kacau
penampilannya dikarenakan bingung ditinggal seorang diri karena istrinya yang
meninggal sehari yang lalu, ia bingung menjelaskan keadaan tersebut ke anak
perempuannya yang masih kecil. Akhirnya pada saat di pemakaman ayah tersebut
menjelaskan bahwa ibu akan pergi untuk sementara kepada anaknya tersebut kemudian
si anak bertanya kapan ia bisa bertemu kembali dengan ibunya? Sang ayah menjawab
tidak akan lama, kita akan bertemu ibu nanti di taman surga. Lalu si anak gembira
mendengar kabar tersebut dan berlompat lompat kesenangan karena akan bertemu
dengan ibunya lagi. Menuju ke dalam isi cerita teater digambarkan waktu Indonesia
pada tahun 1945 yaitu dimana terdapat waktu yang sangat sakral bagi bangsa Indonesia
dimana pada tanggal 17 Agustus 1945 diperingati sebagai hari kemerdekaan Republik
Indonesia dengan pembacaan naskah proklamasi sebagai penanda bangsa yang telah
merdeka dari penjajahan bangsa asing. Setelah itu berlanjut pada tahun 1966 dimana
terdapat peristiwa yang sangat mencekal bagi bangsa indonesia yaitu adanya organisasi
PKI di madiun yang ingin mengubah ideologi bangsa Indonesia dari Pancasila ke
Komunis, di dalam cerita digambarkan seorang pemuda yang menghindari kejaran para
tentara Indonesia yang diarahkan pemerintah untuk membasmi para anggota dan
pimpinan yang menganut ideologi Komunis PKI,setelah ditangkap para pemuda yang
tergabung tersebut ditangkap dan ditembak mati oleh para tentara. Peristiwa selanjutnya
terjadi pada tahun 1974 pada tahun tersebut terjadi peristiwa Malari yaitu peristiwa
demonstrasi mahasiswa dan kerusuhan sosial yang terjadi pada 15 Januari 1974.
Peristiwa itu terjadi saat Perdana Menteri Jepang Tanaka Kakuei sedang berkunjung ke
Jakarta. Mahasiswa merencanakan menyambut kedatangannya dengan berdemonstrasi
di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma.Setelah peristiwa Malari berlangsung
beberapa tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1984 terjadi peristiwa mencekam yaitu
Petrus namanya, Petrus merupakan suatu operasi rahasia dari Pemerintahan Suharto
pada tahun 1980-an untuk menanggulangi tingkat kejahatan yang begitu tinggi pada saat
itu. Setelah beberapa tahun melewati peristiwa petrus, tibalah ditahun 1998 dimana pada
masa itu terjadi kemerosotan ekonomi yang dialami negara negara didunia, tidak
terkecuali Indonesia yang mengalami mengelonjakan harga pada sembako dan BBM.
Lalu muncul lah aktivis yang didalangi oleh Mahasiswa seluruh tanah air yang bersatu
untuk menurunkan rezim otoriter Presiden Soeharto yang sudah menduduki kursi
pemerintahan selama 32 tahun. Pada hari yang sama Presiden Soeharto mengumumkan
untuk mundur dan digantikan oleh wakilnya Bacharuddin Jusuf Habibie.Setelah
berhasil menggulingkan pemerintahan Soeharto yang otoriter para aktivis dan
mahasiswa berjanji untuk memperbaiki negeri ini (Indonesia) ke jalan yang lebih baik.
Setelah peristiwa 1998 sutradara Totenk M.T.Rusmawan menggambarkan pada tahun
2020 dengan sebuah keluarga yang kaya raya dan angkuh dikarenakan memiliki harta
yang berlimpah dan dengan bangganya menyebutkan pekerjaan suaminya yang seorang
Renternir kelas kakap. Hidupnya yang bergelimang harta berbanding terbalik dengan
para akivis yang memperjuangkan hak rakyat dan rela berdemo didepan gedung MPR
dan DPR pada tahun 1998. Para aktivis tersebut terjerat oleh hutang dan bahkan ada
yang miskin tidak mempunyai apa apa. Pada saat di scene seorang keluarga salah satu
aktivis diceritakan bahwa anak dari mantan aktivis tersebut juga ingin menjadi seorang
aktivis apabila sudah menjadi mahasiswa ia ingin memperjuangkan teman teman
ayahnya yang diperlakukan tidak adil oleh pemerintah, akan tetapi ayah dari anak
tersebut memberi wejangan terhadap anaknya bahwa menjadi seorang aktivis itu
tidaklah mudah bahkan harus melawan ego yang ada pada diri sendiri terlebih dahulu
untuk bisa memimpin dan mengorasikan pendapatnya didepan umum. Sang anak pun
tertunduk lesu dan memikirkan perkataan ayahnya tersebut. Tiba saatnya di scene
terakhir yaitu para mahasiswa yang memberikan pendapat mengenai para aktivis yang
telah berjuang memperjuangkan hak rakyat Indonesia, bahwa para aktivis juga perlu
dibantu dan diapresiasi perjuangannya oleh Pemerintah dikarenakan telah menyuarakan
suara dan keinginan rakyat. Sebaiknya apabila para aktivis mengemukakan dan berbuat
salah hendaknya masyarakat dan pemerintah menegur apa yang diperbuat oleh aktivis
tersebut. Di kubu pemerintah juga perlu di evaluasi pekerjaannya apabila ada pejabat
pemerintah yang tidak benar benar melayani keinginan rakyat hendaknya pejabat
tersebut dikoreksi program kerjanya.

Anda mungkin juga menyukai