Anda di halaman 1dari 10

KOTA KOTA DI INDONESIA DALAM PERUBAHAN

BERKAITAN DENGAN WARISAN BUDAYA KOTA MOJOKERTO

FIRMANDA DWI SEPTIAWAN

ILMU SEJARAH,FAKULTAS ILMU BUDAYA,UNIVERSITAS AIRLANGGA

ABSTRAK

Warisan budaya bersifat kebendaan berupa benda cagar budaya, bangunan cagar
budaya, struktur cagar budaya, situs cagar budaya, dan kawasan cagar budaya
yang berada didaerah yang tersebar diseluruh penjuru Indonesia bahkan dunia.
Warisan Budaya dapat dinilai dari segi sejarah, usia pembangunan, nilai yang
terkandung seperti agama,history Atau bisa juga disebut Benda yang merupakan
jati diri suatu masyarakat atau kaum yang diwariskan dari generasi-generasi
sebelumnya, yang dilestarikan untuk generasi-generasi yang akan datang.
Diharapkan kepada masyarakat untuk lebih menjaga dan merawat warisan budaya
yang berada di daerah Indonesia. Terlebih mengenalkan dan melestarikannya agar
selalu diingat dan diketahui oleh generasi penerus bangsa.

1.Pendahuluan.

Masyarakat terbentuk melalui sejarah yang panjang, perjalanan berliku, tapak


demi tapak, bahkan dengan trial and error. Pada titik-titik tertentu terdapat
peninggalanpeninggalan yang eksis atau terekam sampai sekarang yang kemudian
menjadi warisan budaya. Warisan budaya, menurut Davidson diartikan sebagai
‘produk atau hasil budaya fisik dari tradisi-tradisi yang berbeda dan prestasi-
prestasi spiritual dalam bentuk nilai dari masa lalu yang menjadi elemen pokok
dalam jatidiri suatu kelompok atau bangsa’. Dari gagasan ini, warisan budaya
merupakan hasil budaya fisik (tangible) dan nilai budaya (intangible) dari masa
lalu. Nilai budaya dari masa lalu (intangible heritage) tersebut yang berasal dari
budaya budaya lokal yang ada di Nusantara, meliputi: tradisi, cerita rakyat dan
legenda, bahasa ibu, sejarah lisan, kreativitas (tari, lagu, drama pertunjukan),

1
kemampuan beradaptasi dan keunikan masyarakat setempat. Kata budaya lokal
mengacu pada budaya milik penduduk asli (inlander) yang telah dipandang
sebagai warisan budaya. Di Indonesia warisan budaya yang ada menjadi milik
bersama, berbeda dengan Australia dan Amerika, dimana warisan budayanya
menjadi milik penduduk asli secara eksklusif sehingga penduduk asli mempunyai
hak untuk melarang setiap kegiatan pemanfaatan yang akan berdampak buruk
pada warisan budaya mereka. Warisan budaya fisik (tangible heritage) sering
diklasifikasikan menjadi warisan budaya tidak bergerak (immovable heritage) dan
warisan budaya bergerak (movable heritage). Warisan budaya tidak bergerak
biasanya berada di tempat terbuka dan terdiri dari atas: situs, tempat-tempat
bersejarah, bentang alam darat maupun air, bangunan kuno dan/atau bersejarah,
patung-patung pahlawan . Warisan budaya bergerak biasanya berada di dalam
ruangan dan terdiri dari: benda warisan budaya, karya seni, arsip, dokumen, dan
foto, karya tulis cetak, audiovisual berupa kaset, video, dan film. Warisan budaya
bersifat kebendaan berupa Benda Cagar Budaya, Bangunan Cagar Budaya,
Struktur Cagar Budaya, Situs Cagar Budaya, dan Kawasan Cagar Budaya di darat
dan/atau di air yang perlu dilestarikan keberadaannya karena memiliki nilai
penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, dan/atau kebudayaan
melalui proses penetapan (Undang-Undang Nomor: 11 Tahun 2010). Yang
dimaksud dengan monumen adalah hasil karya arsitektur, patung dan lukisan yang
monumental, elemen atau struktur tinggalan arkeologis, prasasti, gua tempat
tinggal, dan kombinasi fitur-fitur tersebut yang mempunyai nilai penting bagi
sejarah, budaya dan ilmu pengetahuan. Yang dimaksud dengan kelompok
bangunan adalah kelompok bangunan yang terpisah atau berhubungan yang
dikarenakan arsitekturnya, homogenitasnya atau posisinya dalam bentang lahan
mempunyai nilai penting bagi sejarah, budaya dan ilmu pengetahuan. Yang
dimaksud dengan situs adalah hasil karya manusia atau gabungan karya manusia
dan alam, wilayah yang mencakup lokasi yang mengandung tinggalan arkeologis
yang mempunyai nilai penting bagi sejarah, estetika, etnografi atau antropologi.
Benda cagar budaya dan situs dipelajari secara khusus dalam disiplin ilmu
Arkeologi yang berupaya mengungkapkan kehidupan manusia di masa lalu
melalui bendabenda yang ditinggalkannya. Ini berbeda dengan disiplin ilmu

2
Sejarah yang berupaya mengungkapkan kehidupan manusia di masa lalu melalui
bukti-bukti tertulis yang ditinggalkannya.

Beragam wujud warisan budaya memberi kita kesempatan untuk mempelajari


nilai kearifan budaya dalam mengatasi masalah-masalah yang dihadapi di masa
lalu. Hanya saja nilai kearifan budaya tersebut seringkali diabaikan, dianggap
tidak ada relevansinya dengan masa sekarang apalagi masa depan. Akibatnya
adalah banyak warisan budaya yang lapuk dimakan usia, terlantar, terabaikan
bahkan dilecehkan keberadaannya. Padahal banyak bangsa yang kurang kuat
sejarahnya justru mencari-cari jatidirinya dari tinggalan sejarah dan warisan
budayanya yang sedikit jumlahnya. Kita sendiri, bangsa Indonesia, yang kaya
dengan warisan budaya justru mengabaikan aset yang tidak ternilai tersebut.
Sungguh kondisi yang kontradiktif. Kita sebagai bangsa dengan jejak perjalanan
sejarah 3 yang panjang sehingga kaya dengan keanekaragaman budaya lokal
seharusnya mati-matian melestarikan warisan budaya yang sampai kepada kita.
Melestarikan tidak berarti membuat sesuatu menjadi awet dan tidak mungkin
punah. Melestarikan berarti memelihara untuk waktu yang sangat lama. Jadi
upaya pelestarian warisan budaya berarti upaya memelihara warisan budaya
tersebut untuk waktu yang sangat lama.

2.Pembahasan.

Mojokerto pada zaman dahulu merupakan pusat dari pemerintahan kerajaan


Majapahit. Lokasi dari kerajaan Majapahit sendiri diperkirakan sekitar 10 km dari
letak Mojokerto sekarang. Perkiraan ini diambil karena banyaknya peninggalan-
peninggalan kerajaan Majapahit seperti candi, umpak-umpak, gapura, saluran air,
dan sebagainya. Masa kejayaan Majapahit merupakan periode yang sangat
mengesankan dalam sejarah Indonesia. Alasannya adalah karena pada masa ini
Majapahit menjadi kerajaan yang paling besar dan mempunyai pengaruh yang
begitu luar biasa. Tak hanya di nusantara, di luar negeri pun nama kerajaan
Majapahit ini dikenal. Mojokerto yang memiliki banyak peninggalan bersejarah
dari kerajaan Majapahit ini sering dikait-kaitkan dengan kerajaan tersebut. Hari
jadi Mojokerto pun berkaitan dengan Majapahit. Konon, hari jadi Mojokerto yaitu
tanggal 9 Mei merupakan hari saat Raden Wijaya mengatur strategi dalam

3
perlawanannya melawan pasukan Tar-Tar. Kemenangan dalam perlawanan
tersebut menjadi titik awal dari kemenangan militer juga diplomatic yang
dilakukan Raden Wijaya. Menurut Tarikh Masehi, kejadian ini ada pada tanggal 9
Mei tahun 1293. Dari sinilah kemudian tanggal tersebut dijadikan hari jadi
Mojokerto dan diperingati hingga saat ini. Seiring dengan berjalannya waktu
setelah Majapahit runtuh, kemudian kolonial Belanda membuat bentuk kota ini
berubah. Meski beberapa insfrastruktur dibangun oleh warga kolonial tersebut,
nyatanya Mojokerto tetap berbeda dengan kota lain seperti Surabaya atau Malang
yang berkembang dengan baik. Mojokerto tetap saja menjadi kota kecil.
Mojokerto memiliki perjalanan yang cukup panjang hingga akhirnya menjadi
sebuah kotamadya. Budaya Jawa mempunyai peranan penting dalam budaya
Indonesia, termasuk bahasanya. Bahasa Jawa menjadi salah satu pendukung atau
pemerkaya bahasa Indonesia. Tidak sedikit kosakata bahasa Jawa menjadi warga
bahasa Indonesia. Untuk itu, tidak berlebihan jika bangunan bahasa Indonesia
ditopang oleh bahasa Jawa. Kearifan lokal, terdiri dari dua kata yaitu kearifan
(wisdom) atau kebijaksanaan dan lokal (local) atau setempat. Jadi kearifan lokal
adalah gagasan setempat yang bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik,
yang tertanam dan diikuti oleh anggota masyarakatnya. Menurut Gobyah nilai
terpentingnya adalah kebenaran yang telah mentradisi atau ajeg dalam suatu
daerah. Secara konseptual, kearifan lokal dan keunggulan lokal merupakan
kebijaksanaan manusia yang bersandar pada filosofi nilai-nilai, etika, cara-cara
dan perilaku yang melembaga secara tradisional. kearifan lokal merupakan unsur
bagian dari tradisi-budaya masyarakat suatu bangsa, yang muncul menjadi bagian-
bagian yang ditempatkan pada tatanan fisik bangunan (arsitektur) dan kawasan
(perkotaan) dalam geografi kenusantaraan sebuah bangsa. Dari penjelasan beliau
dapat dilihat bahwa kearifan lokal merupakan langkah penerapan dari tradisi yang
diterjemahkan dalam artefak fisik. Hal terpenting dari kearifan lokal adalah proses
sebelum implementasi tradisi pada artefak fisik, yaitu nilai-nilai dari alam untuk
mengajak dan mengajarkan tentang bagaimana ‘membaca’ potensi alam dan
menuliskannya kembali sebagai tradisi yang diterima secara universal oleh
masyarakat, khususnya dalam berarsitektur. Nilai tradisi untuk menselaraskan
kehidupan manusia dengan cara menghargai, memelihara dan melestarikan alam

4
lingkungan. Hal ini dapat dilihat bahwa semakin adanya penyempurnaan arti dan
saling mendukung, yang intinya adalah memahami bakat dan potensi alam
tempatnya hidup; dan diwujudkannya sebagai tradisi. Situs Trowulan merupakan
situs kota (town site, city site atau urban site) yang pernah ditemukan di
Indonesia. Situs yang diduga bekas pusat kerajaan Majapahit ini memiliki luas 11
x 9 Km. meliputi wilayah kabupaten Mojokerto dan kabupaten Jombang. Di
kawasan itu terdapat tinggalan-tinggalan arkeologi yang ditemukan dalam jumlah
yang cukup besar dan jenis temuan yang beraneka ragam. Dari bangunan yang
bersifat monumental, seperti candi, petirtaan, pintu gerbang, fondasi bangunan
sampai yang berupa artefak, seperti arca, relief, benda alat upacara, alat rumah
tangga, dll. Peninggalan kuno tersebut telah menarik begitu banyak ahli untuk
meneliti. Peneliti pertama tercatat tahun 1815 adalah Wardenaar yang atas
perintah Raffles melakukan penelitian di daerah Trowulan. Hasilnya terdapat
dalam buku “History of Java” karangan Raffles yang terbit tahun 1817. Peneliti
berikutnya adalah WR van Hovell (1849), JFG Brumund (1854) dan Jonathan
Rigg yang hasilnya terbit dalam “Jurnal of The Indian Archipelago and Eastern
Asia”. Pada tahun 1914 R.A.A. Kromojoyo Adinegoro Bupati Mojokerto berhasil
menemukan candi Tikus. Beliau juga merintis pendirian museum Mojokerto
dengan koleksi benda-benda yang berasal dari kerajaan Majapahit yang ditemukan
di Trowulan.

Kota Mojokerto memiliki berbagai macam tempat wisata budaya yang wajib
dikunjungi apabila berkunjung ke Mojokerto. Berikut merupakan beberapa tempat
wisata yang ada di Mojokerto.

1.Kolam Segaran

5
Indonesia merupakan Negara yang kaya akan peninggalan bersejarah, terutama di
wilayah Mojokerto, yang merupakan pusat dari kerajaan terbesar di Indonesia.
Salah satunya Tempat Wisata Kolam Segaran yang berada di Desa Trowulan,
Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Tidak jauh dari jalan
raya Surabaya-Madiun, sekitar 1 km arah selatan. Kolam Segaran menurut
informasi sejarah merupakan kolam kuno terbesar di Indonesia, yang sudah ada
sejak jaman Kerajaan Majapahit. Kolam ini baru ditemukan pada tahun 1926,
untuk selanjutnya dilakukan beberapa kali pemugaran hingga bentuknya seperti
yang bisa Anda lihat sekarang. Kolam Segaran memiliki panjang 375 M dan lebar
175 m.

2.Museum Trowulan tempat wisata peninggalan Kerajaan Majapahit

Museum Trowulan terletak di Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa


Timur. Museum ini didirikan pada tahun 1987 untuk menyimpan berbagai artefak
dan temuan arkeologi yang ditemukan di sekitar Trowulan. Tempat Wisata ini
adalah salah satu lokasi bersejarah terpenting di Indonesia yang berkaitan dengan
sejarah kerajaan Majapahit. Kebanyakan dari koleksi museum ini berasal dari
masa kerajaan Majapahit, akan tetapi koleksinya juga mencakup berbagai era
sejarah di Jawa Timur, seperti masa kerajaan Kahuripan, Kediri, dan Singhasari.
Museum ini terletak di tepi barat kolam Segaran. Museum Trowulan adalah
museum yang memiliki koleksi relik yang berasal dari masa Majapahit terlengkap
di Indonesia.

3. Candi Brahu

6
Candi Brahu adalah salah satu Tempat Wisata candi peninggalan kerajaan
Majapahit yang memiliki beberapa fungsi penting dan menjadi peninggalan masa
kejayaan kerajaan Majapahit. Candi Brahu tepatnya terletak di Dukuh Jambu
Mente, Desa Bejijong, Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur. Situs Candi Brahu
menjadi salah satu jujukan alternatif liburan bagi keluarga untuk menghabiskan
waktu. Sejarah Candi Brahu di Mojokerto sudah dibangun sejak masa raja
Brawijaya I dan dapat dikatakan bahwa candi tersebut merupakan candi yang
paling tua diantara candi-candi lain yang ada di Trowulan. Candi ini merupakan
pandarmaan dari raja Brawijaya, mulai yang pertama sampai keempat.

4.Mahavihara Sleeping Buddha

Tempat Wisata Patung Buddha Tidur Maha Vihara Majapahit di Desa Bejijong,
Kecamatan Trowulan, masih menjadi salah satu Tempat Wisata andalan
masyarakat untuk menghabiskan akhir pekan di Mojokerto, Jawa Timur. Maha
Vihara Majapahit dibangun oleh Bante Viriyanadi Mahathera pada 1989 di atas
tanah seluas 20.000 m2. Dengan tiket masuk sebesar Rp 3.000 untuk orang

7
dewasa dan Rp 2.000 bagi anak-anak, tempat ini menjadi hiburan edukatif murah
meriah bagi masyarakat. Patung Buddha Tidur Mojokerto memiliki panjang 22
meter dengan lebar 6 meter dan tinggi 4,5 meter, dan tercatat dalam rekor MURI
sebagai Patung Buddha Tidur terbesar di Indonesia. Cat emas yang melapisi
Patung Buddha Tidur menggambarkan wafatnya Siddharta Gautama. Patung
dibangun menghadap ke arah selatan yang dianggap kiblatnya umat Buddha.

5.Candi Bajang Ratu

Mojokerto banyak menyimpan peninggalan bekas kejayaan Kerajaan Majapahit.


Bahkan digadang-gadang sebagai pusat kerajaan tersebut. Satu di antara buktinya
adalah keberadaan Tempat Wisata Candi Bajang Ratu, yang ditemukan di Dukuh
Kraton, Desa Temon, Kecamatan Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur. Lokasi
candi itu berjarak sekitar 600 meter dari Candi Tikus. Candi ini masih menyimpan
misteri. Banyak hal yang belum diketahui secara pasti, baik mengenai tahun
pembuatannya, raja yang memerintahkan pembangunannya, fungsinya, maupun
segi-segi lainnya. Candi ini berukuran 11,5 x 10,5m dengan tinggi mencapai
16,5m dan lebar pintu 1,4m. Kata “Candi” dalam bahasa Jawa yang artinya
gapura.

Dan masih banyak lagi tempat wisata yang tersebar di Mojokerto. Dengan
banyaknya tempat wisata budaya diharapkan dapat mendongkrak perekonomian
masyarakat sekitar di Mojokerto. Semuanya dapat dilakukan dengan adanya kerja
sama antara pihak pemerintah kota/kabupaten di Mojokerto dengan mengayomi
masyarakat agar dapat mempromosikan tempat wisata dan ikut menjaga situs
purbakala tersebut.

8
3.Penutup

Kesimpulan yang dapat diambil dari kajian karya tulis ilmiah ini adalah Warisan
Budaya yang terdapat di Kota Mojokerto harus lebih dijaga dan dirawat supaya
dapat bertahan lama dan menjadi tempat wisata yang unggul di jawa timur. Untuk
mencapai hal tersebut tidaklah mustahil, harus ada kesinambungan antara
pemerintah daerah dan warga sekitar situs untuk lebih merawat situs di Kota
Mojokerto. Warisan budaya yang beraneka ragam jenis dan bentuknya merupakan
aset bangsa yang wajib untuk dilestarikan sebagai bagian dari proses pewarisan
budaya. Banyak bangsa lain yang hanya sedikit mempunyai warisan budaya,
namun berusaha keras untuk melestarikannya demi sebuah identitas, maka
sungguh naïf jika bangsa Indonesia yang memiliki banyak warisan budaya tetapi
mengabaikan pelestariannya. Pelestarian budaya dapat dilakuakn melalaui
kegiatan preservasi, konservasi dan revitalisasi. Dalam UU No. 11, Tahun 2010,
telah digariskan bahwa pemanfaatan Cagar Budaya (Warisan Budaya) dapat
digunakan oleh pemerintah dan masyarakat. Pemanfaatan sumber daya budaya
tersebut dapat diwujudkan apabila dapat dikelola dengan baik dengan mengacu
pada kaidah-kaidah akademis dan praktis yang sesuai dengan regulasi yang ada.
Hal yang patut selalu diingat, bahwa Cagar Budaya atau Warisan Budaya dalam
pemanfaatannya, haruslah bertujuan untuk kesejahteraan rakyat yang sebesar-
besarnya. Marilah kita membangun dengan pengelolaan 9 dan pemanfatan Cagar
Budaya (Warisan Budaya) sesuai dengan regulasi yang berlaku dan dapat
memberi akses kepada masyarakat yang seluas-luasnya. Pewarisan budaya yaitu
proses mewarsikan budaya (unsur-unsur budaya) dari satu generasi ke generasi
manusia atau masyarakat berikutnya melalui proses pembudayaan (proses belajar
budaya). Proses pewarisan budaya dilakukan melalui proses enkulturasi
(pembudayaan) dan proses sosialisasi (belajar atau mempelajari budaya). Melalui
proses pewarisan budaya maka akan terbentuk manusia-manusia yang memiliki
kepribadian selaras dengan lingkungan alam, sosial dan budayanya disamping
kepribadian yang tidak selaras (menyimpang) dengan lingkungan alam, sosial dan
budayanya.

9
4.Daftar Pustaka

Referensi

https://www.google.com/search?
q=artikel+tentang+warisan+budaya+mojokerto&rlz=1C1GGRV_enID763ID763
&oq=artikel+tentang+warisan+budaya+mojo&aqs=chrome.1.69i57j33.17356j0j7
&sourceid=chrome&ie=UTF-8

http://www.yayasankertagama.org/article/article4.pdf

https://choirnisa89.wordpress.com/2015/10/08/7/

https://sains.kompas.com/read/2012/10/02/20572079/warisan.budaya.majapahit.di
pamerkan.di.bali.

https://ksmtour.com/informasi/tempat-wisata/jawa-timur/5-tempat-wisata-sejarah-
andalan-di-mojokerto.html

http://fahmihimawan99.student.umm.ac.id/2016/06/16/budaya-makanan-ciri-
khas-kota-mojokerto/

10

Anda mungkin juga menyukai