Anda di halaman 1dari 8

Ave at:

Available online at:https://ejournal.fah.uinib.ac.id/index.php/khazanah


Khazanah: Jurnal Sejarah dan
Kebudayaan Islam
ISSN: 2339-207X (print) ISSN: 2614-3798 (online) Jurnal Sejarah dan Kebudayaan Islam

DOI: https://doi.org/10.15548/khazanah.v0i0.188://doi.org/10.15548/khazanah.v0i0.70

PEMBANGUNAN PADA MASA KEDATUKAN SRIWIJAYA

Wanada Rezeki
Universitas Sriwijaya
email: wanadarezeki25@gmail.com

Abstract
The purpose of this study is to explain the physical development made during the
kingdom of Srivijaya in the 7th century CE. As we all know, Srivijaya was the
largest maritime kingdom in Southeast Asia and the centre of Buddhist activities
and preaching. The author employed a historical research method with its 4
phases: heuristic, sources criticism, interpretation, and historiography. The
result is as follow: Srivijaya was the mightiest maritime kingdom with strong
leaders, seen from the attempts of Dapunta Hyang in restructuring state
administration and regulation, also his attempts in rearranging urban planning
and environment. We can extract this information from several inscriptions in
Prasasti Kedukan Bukit (682 CE), Telaga Batu, and Talang Tuwo (684 CE). In
the aspect of state defense, Prasasti Tanjore told us that the king founded the
royal fleet and built defensive fortifications on all Srivijayan’s territories.
Sriwijaya also built various inscriptions, statues, and temples. Although
Srivijaya adhered to Buddhism as the state religion, it did not neglect producing
Hindic relics. The research of this kind is necessary to further our knowledge
and to help the government to support archeologists in their research on
Srivijaya.
Keywords: Civilization, Development, Kedatukan, Ruler, Sriwijaya.

Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah menerangkan pembangunan yang pernah ada dan
dibuat pada masa kerajaan Sriwijaya yang berjaya pada abad ketujuh ini. Seperti
yang kita ketahui bahwa Sriwijaya adaalah kerajaan maritime terbesar di Asia
Tenggara dan merupakan pusat penyebaran dan kegiatan agama Buddha. Metode
penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode historis dengan
empat tahapannya yaitu heuristik atau pengumpulan sumber, kritik atau verifikasi
sumber, interpretasi atau penafsiran sumber dan historiografi atau penulisan
sejarah. Hasil penelitian menunjukan bahwa Sriwijaya adalah kerajaan maritim
yang besar dengan penguasa yang hebat, hal ini terlihat dari upaya yang
dilakukan Dapunta Hyang dalam membuat strukturketatanegaraan, aturan, serta
upaya penataan lingkungan dan ruang, hal ini ada dalam isi Prasasti Kedukan
Bukit (682 M), Telaga Batu, dan Talang Tuwo (684 M). Kemudian dalam aspek
pertahanan Negara dibangun armada laut serta benteng-benteng di wilayah

61
62 Pembangunan pada Masa...

kekuasaannya yang tercatat dalam prasasti Tanjore. Sriwijaya juga membangun


berbagai prasasti, arca, maupun candi. Walau Sriwijaya menganut Buddha
sebagai agama resmi namun juga terdapat peninggalan yang bercorak Hindu.
Penelitian mengenai seperti apa pembangunan yang ada pada masa Sriwijaya ini
sangat perlu untuk dilakukan penelitian lebih lanjut demi memperoleh sumber
yang lebih relevan dan terpercaya diharapkan pihak pemerintah memberikan
bantuan dan dukungan untuk para arkeolog dalam melakukan penelitian
terhadap Kedatukan Sriwijaya yang pernah berkuasa di Asia Tenggara ini.
Kata Kunci: Kedatukan, Pembangunan, Penguasa, Peradaban, Sriwijaya

PENDAHULUAN Peninggalan-peninggalan
Berbicara tentang awal pengaruh Sriwijaya berada di berbagai tempat dan
Hindu Buddha di Nusantara sejauh ini negara, misalnya di Jawa Tengah
selalu dimulai pada sekitar abad ke-5 (candi), Jambi (candi), Malaysia
M. yang ditandai oleh kehadiran (Prasasti), dan beberapa negara
kerajaan Kutai dan Tarumanagara di Indocina (Angkor Wat). Yang dimana
Nusantara dan masih sedikit perhatian penemuan-penemuan ini ditemukan di
terhadap periode sebelum itu. 1 Padahal sekitar Selat Malaka.3
sebelum masa itu telah ada kerajaan Bekas-bekas yang ditinggalkan
yang bercorak Buddha di Nusantara peradaban ini berupa prasasti dan candi,
yakni Kerajaan Sriwijaya yang telah ada dalam kedua benda tersebut dapat
pada abad 4 M. menciptakan sebuah gambaran
Kerajaan maritim Sriwjaya mengenai pembangunan yang ada pada
menorehkan sejarah gemilang masa Sriwijaya. Baik itu berupa tempat
Nusantara pada abad ke 7-12 di beribadat, taman, telaga, kanal, dan
Sumatera, Jawa bagian Barat, benteng-benteng. Walau peninggalan
Semenanjung Malaya sampai ke tersebut beberapa tidak lagi ada
Indochina. Schnitger, (1937) wujudnya namun tetap tercatat dalam
menjelaskan tentang penemuan prasasti sejarah karena tertera dalam prasasti.
Kedukan Bukit berangka tahun 683 M Upaya untuk mencari pembuktian
di Palembang, selanjutnya Manguin dan kajian lebih dalam menelusuri
(2002) dan Susetyo (2014) mengatakan peradaban Sriwijaya, khususnya bidang
bahwa Sriwijaya berkembang menjadi pembangunan dan infrastruktur.
pusat pendidikan agama Buddha serta Diharapkan pemerintah dan masyarakat
menguasai perdagangan sungai dan laut untuk dapat mendukung dan memberi
serta dikenal memiliki kekuatan sebagai bantuan untuk kegiatan penelitian
riverine and maritime trade. Sebagai terhadap Kedatukan Sriwijaya sebagai
negara yang sangat berkuasa pada saat kerajaan maritim terbesar di Asia
itu, kekuatan armada dan perdagangan Tenggara.
laut Sriwijaya sangat diperhitungkan
oleh India dan China.2 METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah historis dimana
1
Indradjaja, Agustijanto.( 2014). Awal
Pengaruh Hindu Budha di Nusantara. Sriwijaya. Kalpataru, Majalah Arkeologi Vol.
Kalpataru, Majalah Arkeologi. Vol. 23. No. 1: 22 No. 2: 61-122, hal. 1.
3
17-33, hal. 17. Mahmud, Kiagus Imran. (2004).
2
Taim, Eka Asih Putrina. (2013). Studi Sejarah Palembang. Palembang: Anggrek, hal.
Kewilayahan Dalam Penelitian Peradaba 3.

Khazanah: Jurnal Sejarah dan Kebudayaan Islam


Wanada Rezeki 63

melalui telaah pustaka dalam bentuk Sriwijaya akan membuat


buku dan jurnal, dalam penulisan pemerintahannya jaya dengan
sebuah penelitian dibutuhkan adanya membangun berbagai sarana dan
metode sebagai proses dan prosedur prasarana yang menunjang kehidupan
yang ditempuh untuk memperoleh suatu masyarakat dalam bidang sosial, agama,
keabsahan dalam penelitian. Metode dan ekonomi, walau wujud
penelitian bertujuan untuk menjawab pembangunan yang pernah ada ini
masalah-masalah yang dihadapi dalam berberapa tidak diketahui rupanya
penelitian. Metode penelitian yang namun diyakini sebagai sebuah
digunakan penulis adalah metode kebenaran dengan adanya bukti yang
penelitian sejarah dengan empat tahapan terpahat didalam prasasti-prasasti
proses penelitiannya. Sriwijaya.
Penelitian ini menggunakan Prasasti menandakan berakhirnya
metode penelitian sejarah yakni masa pra sejarah dan bermulanya masa
Heuristik yang merupakan tahap sejarah. Masa dimana sebagian
pengumpulan sumber. Metode yang masyarakat saat itu mulai dapat menulis
kedua adalah Kritik dilakukan terhadap dan membaca, dengan adanya prasasti-
bahan materi (ekstern) sumber maupun prasasti ini dapat kita ketahui kondisi
terhadap subtansi (isi) sumber. Metode dan corak kehidupan pada masa itu. 5
selanjutnya adalah Interpretasi Kedatukan Sriwijaya dipercaya berdiri
digunakan untuk menganalisis pada tahun 682 M di daerah Palembang
keterkaitan antar fakta-fakta sejarah (Bukit Siguntang) dengan rajanya yang
tersebut untuk dapat diceritakan secara bernama Dapunta Hiyang Siddharyatra,
tematis sesuai dengan tema dan hal ini dijelaskan dalam Prasasti
sistematika penulisan. Metode yang Kedukan Bukit yang bertanggal 11
terakhir digunakan adalah Historiografi bulan Waisak tahun 604 (682 M).
yaitu tahap penulisan sejarah. Berikut adalah bunyi dari prasasti
Kedukan Bukit: (1) Svasti, shri. Shaka
HASIL DAN PEMBAHASAN varsatita 604 ekadashi shu-; (2)
Sebuah kerajaan maritim yang klapaksa vulan vaisakha dapunta hyang
berbentuk kadatuan tentu Śriwijaya nayik di; (3) samvan mangalap
merupakan gabungan dari beberapa dātu siddhayatra di saptami shuklapaksa; (4)
atau kerajaan–kerajaan. Berdasarkan vulan iyestha dapunta hyang marlapas
sebaran tinggalan arkeologi yang dari minanga; (4) tamvan mamava yang
semasa dengan periode Kerajaan vala dua laksa danan kosha; (5) dua
Śriwijaya yaitu abad ke-7 s.d 13 M, luas ratus shara di samvan, danan jalan
kerajaan ini menyebar di hampir seluruh sarivu; (6) tlu ratus sapulu dua
bagian pulau Sumatra terutama di vanyaknya, datam di Mukha Upang;(9)
wilayah pantai timur Sumatra hingga sukhacitta. Di panshami suklapaksa
Barus di bagian barat laut. Di wilayah vulan…….. (10) Asadalaghu mudita
Sumatra bagian selatan lokasi sebaran datang marvuat wanua …..(11)
tinggalan arkeologis terdapat tidak saja Sriwijaya jayasiddhayatra subhiksa
di sekitar kota Palembang tetapi juga …….6
hampir di sepanjang aliran Sungai Musi
dari Ogan Ulu hingga di wilayah pantai
timur dan Pulau Bangka.4 5
Siska, Yulia.Situs (2014). Palas
Dapunta Hyang sebagai sang Pasemah Sebagai Sumber Pembelajaran
penguasa dan pemimpin wilayah Sejarah Lokal Di Program Studi Pendidikan
Sejarah. Lentera STKIP-PGRI Bandar
4
Taim, Eka Asih Putrina. (2013). Studi Lampung, Vol. 1: 1-17, hal. 3.
6
Kewilayahan Dalam Penelitian Peradaba Mahmud, Kiagus Imran. (2004).
Sriwijaya. Kalpataru, Majalah Arkeologi Vol. Sejarah Palembang. Palembang: Anggrek, hal.
22 No. 2: 61-122, hal. 103. 23.

Volume 10, Nomor 1, Januari-Juni 2020


64 Pembangunan pada Masa...

Apabila diterjemahkan ke dalam kamu kadaci kamu tida bhakti


bahasa Indonesia memiliki arti kurang dyaku niwunuh kamu sumpah tuwi
lebih sebagai berikut: (1) Bahagia, mulam kadasi kamu drohaka
sukses. Tahun Saka berlalu 604 hari wanun luwi yam marwuddhi.
kesebelas; (2) paroterang bulan Waisak, Terjemahan oleh G. Coedes:
Dapunta Hyang naik di; (3) perahu Om! Semoga berhasil…. Kamu
melakukan perjalanan suci. Di hari semua, berapa pun banyaknya,
ketujuh paroterang; (4) bulan Iyestha, putra raja…, bupati, senapati,
Dapunta Hyang berlepas dari Minanga; nayaka, pratiyaya, orang
(5) tambahan membawa bala (tentara) kepercayaan raja, hakim,
dua laksa dengan perbekalandua ratus pemimpin… kepala para buruh,
peti; (6) di perahu, dengan berjalan pengawas kasta rendah,
seribu; (7) tiga ratus dua belas vasikarana, kumaramatya,
banyaknya, datang di Muka Upang; (8) catabhata, adhikarana…, pekerja,
bersukacita. Di hari kelima paroterang pemahat, nakhoda, pedagang,
bulan …. (9) Denganlega gembira pemimpin,…, dan kamu tukang
datang membuat kota / kerajaan …..(10) cuci raj adan budak raja. Kamu
Sriwijaya jaya, perjalanan suci semua akan mati oleh kutukan ini,
7
berlangsung sempurna. jika kamu tidak setia kepadaku,
Setelah ada sebuah kerajaan maka kamu akan mati oleh kutukan.
diperlukan sebuah sistem sebagai aspek Selain itu, jika kamu berlaku
penunjang dan penyokong kekuasaan, sebagai penghianat, berkomplot
baik dalam politik, birokrasi, dan religi. dengan orang-orang…
Dalam prasasti Telaga Batu memuat Penguasa Sriwijaya juga menaruh
data-data bagi penyusunan perhatian dalam lingkungan dan
ketatanegaraan Sriwijaya berisi penataan ruang di wilayahnya, ini
berberapa tingkatan pekerja atau dilakukan dengan dibangunnya taman
kedudukan seseorang yang dimana yang terdapat berbagai tanaman yang
pangkat tertinggi adalah putra raja dan bermanfaat bagi kesejahteraan dan
yang terendah ialah budak raja. kemakmuran masyarakat, seperti pohon
Berikut adalah isi dari prasasti sagu, aren, kelapa, dan pinang. Selain
Telaga Batu: dibuat taman, juga dibangun bendungan
Om siddham titam hamwan wari dan kolam. Pembangunan ini tercatat
awai kandra kayet nipaihumpa, an dalam prasasti Talang Tuo tahun 684
amuha ulu lawan tandrum luah M.8
makamatai tandrun luah an Adapun isi dari parasasti Talang
hakairu muah kayet nihumpa unai Tuo sebagai berikut:
umentem bhakti ni ulun haraki (1). // svasti. Sri sakavarsatita 606
unai tunai kamu wanak mamu dim dvitiya sukalapaksa vulan
rajaputra, prostara, bhupati, caitra. Sana tatkalana parlak
senapati, nayata, pratyaya, sriksetra ini. Niparvuat; (2).
hajipratyaya, dandanayaka.... Parvanda punta hiyam sri
murddhaka tuha an watakwuruh, jayanasa. Ini pranidhananda punta
addhyaksi nijawarna, vasikarana, hiyam. Savanakna yam nitanam di
kumaramatya, cathabhata, sini. Niyur pinam hanau.ru;(3).
adhikarana, karmma, kayastha, Mviya dnan samisrana yam kayu
sthapaka, puhawan, waniyaga, nimakan vuahna. Tathapi haur
pratisara da kamu marsi haji, vuluh pattum ityevamadi. Punarapi
hulun hajo, wanak mamu uram
8
niwunuh sumpah dari mammam Yenrizal. (2018). Makna Lingkungan
Hidup di Masa Sriwijaya: Analisis Isi pada
Prasasti Talang Tuwo. Jurnal Aspikom, Vol. 3
7
Ibid., hal.24. No. 5: 833-845, hal. 834.

Khazanah: Jurnal Sejarah dan Kebudayaan Islam


Wanada Rezeki 65

yam parlak vukan;(4). Dnan tavad (yang bernama) Sri Ksetra ini
talaga savanakna yam vuatku dibuat; (2). Punta Hyam Sri
sucarita paravis prayojanaka Jayanasa wujud pranidhana Punta
punyana sarvvastva sacaracar. Hiyam, (dan) hendaknya semua
Varopayana tmu; (5). Sukha. Di tanaman yang telah ditanam di
asannakala di antara margga lai. taman Sri Ksetra ini seperti
Tmu muah ya ahara dnan air kelapa, pinang; (3). Aren, dan
niminumna. Savanakna vuatna sagu serta jenis-jenis pohon
huma parlak mancak mu; (6). Ah bambu, seperti bambu haur,
ya mamhidupi pasu prakara. bambu (wuluh), dan bambu betung
Marhulun tuvi vrdddhi muah ya dan sejenisnya. Termasuk pula
janan ya niknai savanakna yam taman-taman, bendungan-
upasargga. Pidanu svapnavigna. bendungan; (4). Telaga-telaga.
Varam vua; (7). Tana kathamapi. Semua amal saya berikan
Anukula yam graha naksatra hendaknya dipelihara, demi
paravis diya. Nirvyadhi ajara kesejahteraan dan kepentingan
kavuatanana. Tathapi savanakna seluruh makhluk hidup seperti
yam nhtyana; (8). Satyarijava manusia, binatang (bergerak) dan
drdhabhakti muah ya dya. Yam tanaman (tidak bergerak). Sebagai
mitrana tuvi janan ya kapatayam tempat yang memberi rasa
vinina mulam anukula bharyya nyaman, (5). Kebahagian. Sebagai
muah ya. Varam stha; (9). Nana tempat beristirahat dan
lagi curiuca vadhana paradara di melepaskan lelah bagi mereka
sana. Punarapi tmu ya yang sedang dalam perjalanan,
kalyanamitra. Marvvanun penawar lapar dan dahaga.
vodhicitta dnan maître; (10). Semoga pula kebun-kebun yang
Dhari di dam hyam ratnatraya ada di taman ini hasilnya
janan marsarak dnan dam hyam berlimpah, sehingga; (6). Ternak-
ratnaraya. Tathapi nityakala tyaga ternak terurus karenanya.
marsila ksanti marvvanun viryya Demikian pula para juru
rajin; (11). Tahu di samisrana peliharanya. Semoga mereka
silpakala paravis. Samahitacina. senantiasa aman, tenang, nyaman
Tmu ya prajna. Snrti medhavi. tidur dan berbahagia apapun yang
Punarapi dhairyyamani mereka perbuat; (7). Semoga
mahasattva; (12). Vajrasarira. semua yang ada di taman ini
Anupamasakti. Jaya. Tathapi dilindungi oleh planet dan rasi
jatismara. Avikalendriya. Mancak serta selalu dalam keberuntungan,
rupa. Subhaga hasin halap. Ade; awet muda, panjang usianya
(13). Yavakya. Vramaswara. Jadi selama menjalankan tugas mereka.
laki. Svayambhu. Punarapi tmu ya Semoga para hamba; (8). Yang
cintamanindhana. Tmu setia dan berbakti memelihara
janmavasita karmavasita. taman ini selalu dicintai,
Klesavasita; (14). Avasana tmu ya keluarganya di karuniai
anuttarabhisamyaksamvodhi.9 kebahagian. Dan para pengunjung
Dalam arti bahasa Indonesia bisa taman ini selalu yang jujur, dari
dikatakan sebagai berikut: manapun mereka datang dan
(1). Selamat sejahtera! Pada hari singgah; (9). Tidak ada pencuri,
kedua paroterang, Bulan Caitra, perampas, pembunuh, atau
Tahun 606 Saka, saat itulah taman penzinah (pelacur). Selalu itu
semoga mereka yang datang
9
Kabib Sholeh. (2017). Prasasti Talang merupakan kawan dan penasehat
Tuo Peninggalan Kerajaan Sriwijaya. Jurnal
yang baik, dan dalam jiwanya
Historia, hal. 184.

Volume 10, Nomor 1, Januari-Juni 2020


66 Pembangunan pada Masa...

terlahir pikiran Bodhi serta kegiatan agama Buddha tentu dibangun


persahabatan (--); (10). Selalu arca-arca dan candi-candi seperti yang
sesuai dan tak terpisah dari ajaran terdapat di situs candi Bumiayu di
suci tiga ratna. Dan semoga Sumatera Selatan dan candi Muaro
mereka senantiasa (mereka Jambi di Jambi yang berasal dari sekitar
bersikap) murah hati, taat pada abad ke 9-12 M tersebut menggunakan
peraturan, dan sabar. Semoga batubata sebagai bahan bangunan
dalam diri mereka timbul tenaga, utama.12
kerajinan.; (11). Pengetahuan, dan Pada zaman Sriwijaya menjadi
seluruh citarasa keindahan. sasaran bangsa-bangsa lain untuk
Semoga semangat mereka menguasai kedudukannya yang strategis
terpusatkan, mereka memiliki dalam perniagaan di daerah penghubung
pengetahuan, ingatan kecerdasan. negeri Barat dengan Timur Dekat
Lagi pula semoga mereka teguh (Cina) itu. Selain letaknya yang
pendapatnya, bertubuh intan strategis, daerah ini menghasilkan
seperti mahasattwa; (12). komoditas penting, seperti lada dan
Berkekuatan tiada tara, berjaya hasil hutan nisalnya rotan, kayu, gading
dan juga ingat akan gajah, dan cula ladak. Banyaknya
kehidupankehidupan mereka ekspedesi (serangan melalui laut)
sebelumnya, berindera lengkap, kerajaan lain di Asia Selatan yang
berbentuk penuh, berbahagia, nenyerang Sriwijaya, membawa
bersenyum, tanang; (13 Bersuara pengaruh buruk bagi kekuasaan
merdu seperti suara brahma. Sriwijaya. Operasi para bajak laut yang
Semoga mereka terlahir sebagai pada waktu itu terbatas karena dijaga
pria yang menjadi wadah batu kapal-kapal perang kedatukan juga
ajaib, mempunyai kekuasaan atas berupaya keras untuk melawannya.
kelahiran-kelahiran, kekuasaan Pada 1023, Raja Cola, India
atas karma, dan kekuasaan atas; Muka, bernama Rajendra Coladewa
(14). Noda-noda, semoga akhirnya (Kemenakan Datuk Sriwijaya sendiri)
mereka mendapat penerangan dalam ekspedisi pertamanya menyerang
yang sempurna dan agung.10 Sriwijaya, menceritakan bahwa kota
Sriwijaya bukan hanya terkenal Palembang mempunyai tiga lapis
sebagai kerajaan maritim tapi juga gapura (pintu masuk), indah (permata
sebagai pusat pendidikan dan kegiatan keindahan), permai (harta keemasan),
agama Buddha, keberadaan prasasti dan kuat (pertahanan). Pintu terakhir ini
serta arca membuktikan hal ini. Selain juga dijuluki Widhya Dharma Terama.
itu, didukung oleh kisah perjalanan I- Dalam Prasasti Tanjore (1030 M)
Tsing pada abad 8 M yang singgah di menulis bahwa ibukota berpagar
Sriwijaya dan dalam bukunya ia (walled capital city) Palembang terbuat
menyarankan sebelum bertolak ke India dari batu bata dan panjang pagar
untuk belajar Buddha akan lebih baik puluhan li. (10 li = 3 mil = 51/2
untuk mempelajarinya terlebih dahulu kilometer)."Kedatukan membuat
di Sriwijaya. Hal ini terlihat dari tembok tinggi yang kekar dengan garis
kedatangan pendeta dari Tibet bernama
Atisa di Sriwijaya pada abad XI Masehi
yang bertujuan untuk belajar agama
Buddha. 11 Dengan menjadi pusat
Siddhayatra: Balai Arkeologi Palembang, hal.
32.
12
Siswanto, Ari, dkk. (2017). Pariwisata
10
Ibid., hal. 184 dan Pelestarian: Suatu Pendekatan untuk
11
Purwanti, Retno. (1996). Agama Hindu Mencegah Kerusakan pada Bangunan Candi
Di Sumatera Selatan: Kajian Terhadap Data Masa Sriwijaya. Prosiding Seminar Heritage
Arkeologis Antara Abad VII-XV Masehi. IPLBI

Khazanah: Jurnal Sejarah dan Kebudayaan Islam


Wanada Rezeki 67

lingkaran puluhan li mengelilingi arkeologi di Indonesia perlu segera


ibukotanya"13 dilaksanakan untuk menghindari klaim-
Dari sini dapat dilihat bahwa klaim yang tidak adil mengenai
pertahanan wilayah sangat penting kerajaan besar ini mengingat Śriwijaya
untuk keamanan suatu negara, Sriwijaya tidak hanya meliputi kawasan Indonesia
sebagai kerajaan yang besar tetapi juga Asia Tenggara.
membangun pertahanan wilayahnya
dengan membentuk armada laut yang DAFTAR PUSTAKA
besar untuk melindungi dan menjaga Indradjaja, Agustijanto. (2014). Awal
kekuasaannya di wilayahnya, selain itu Pengaruh Hindu Budha di
dibuat juga tembok dan benteng di pusat Nusantara. Kalpataru, Majalah
kerajaan untuk menghalang serangan Arkeologi. Vol. 23. No. 1: 17-33
musuh dan mengawasi daerah
sekitarnya. Kabib Sholeh. (2017). Prasasti Talang
Tuo Peninggalan Kerajaan
KESIMPULAN Sriwijaya. Jurnal Historia Vol. 5
Kerajaan Sriwijaya merupakan No. 2: 173-192
kekuasaan yang pernah ada di Asia Mahmud, Kiagus Imran. (2004).
Tenggara. Sriwijaya adalah kerajaan Sejarah Palembang. Palembang:
maritim yang besar dengan penguasa Anggrek
yang hebat, hal ini terlihat dari upaya
Purwanti, Retno. (1996). Agama Hindu
yang dilakukan Dapunta Hyang dalam
Di Sumatera Selatan: Kajian
membuat struktur ketatanegaraan,
Terhadap Data Arkeologis Antara
aturan, serta upaya penataan lingkungan
Abad VII-XV Masehi.
dan ruang, hal ini ada dalam isi Prasasti
Siddhayatra: Balai Arkeologi
Kedukan Bukit (682 M), Telaga Batu,
Palembang
dan Talang Tuwo (684 M). Kemudian
dalam aspek pertahanan Negara Siswanto, Ari, dkk. (2017). Pariwisata
dibangun armada laut serta benteng- dan Pelestarian: Suatu
benteng di wilayah kekuasaannya yang Pendekatan untuk Mencegah
tercatat dalam prasasti Tanjore. Kerusakan pada Bangunan Candi
Sriwijaya juga membangun berbagai Masa Sriwijaya. Prosiding
prasasti, arca, maupun candi. Walau Seminar Heritage IPLBI
Sriwijaya menganut Buddha sebagai Taim, Eka Asih Putrina. (2013). Studi
agama resmi namun juga terdapat Kewilayahan Dalam Penelitian
peninggalan yang bercorak Hindu. Peradaban Sriwijaya. Kalpataru,
Sejauh ini penelitian yang Majalah Arkeologi Vol. 22 No. 2:
dilakukan para ahli terhadap gambaran 61-122
akan bangunan dan infrastruktur yang
ada pada masa Sriwijaya masih relatif Yenrizal. (2018). Makna Lingkungan
sedikit, selain dikarenakan sumber Hidup di Masa Sriwijaya: Analisis
sejarah dan data yang tidak memadai, Isi pada Prasasti Talang Tuwo.
juga disebabkan perlunya biaya yang Jurnal Aspikom, Vol. 3 No. 5:
cukup besar. Penelitian yang utuh dan 833-845
terpadu untuk mengungkap seluruh isi
peradabannya sangat diperlukan, oleh
karena itu kerja sama yang solid antar
instansi kebudayaan khususnya

13
Mahmud, Kiagus Imran. (2004).
Sejarah Palembang. Palembang: Anggrek, hal.
17.

Volume 10, Nomor 1, Januari-Juni 2020


68 Pembangunan pada Masa...

Khazanah: Jurnal Sejarah dan Kebudayaan Islam

Anda mungkin juga menyukai