Disusun oleh :
2019
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Sejarah adalah peristiwa pada masa lampau yang dialami oleh manusia pada suatu
tempat dan kurun waktu tertentu. Seperti halnya kerajaan Majapahit memiliki sejarah yang
panjang dan agung, Majapahit juga kerajaan besar yang di kagumi oleh dunia, dan Majapahit
menjadi cikal bakal yang melahirkan Nusantara.
Dengan kenyataan bahwa Islam telah tumbuh dan berkembang dengan subur pada
masa kejayaan kerajaan Majapahit. Sehingga makam Toloyo merupakan suatu bukti bahwa
dalam kehidupan beragama Hindu, Budha, dan Islam dapat berlangsung secara harmonis.
Semua hal ini dapat diketahui melalui adanya makam Troloyo yang berada di tengah-tengah
sebuah kerajaan besar yang kental dengan agama Hindunya .
Dikatakan sebagai pekuburan Islam, disebabkan ada beberapa nisan yang bertuliskan
kalimat toyyibah, makam Troloyo ini sampai sekarang di datangi banyak peziarah adapun
mereka yang datang berziarah ke Troloyo adalah beraneka ragam, mulai dari anak sekolah,
para guru, para kyai dan santri, pedagang dan pejabat nasional.1
Dengan penelitian ini penulis akan memaparkan awal masuknya islam di Majapahit
hingga proses islamisasi, serta menjelaskan makam-makam yang ada di makam Troloyo.
1
Ilhami, Mengintip Surya Majapahit Di Makam Troloyo (Mojokerto: Dian Press, 2005), 47-48.
II. Metodologi Penelitian
Metode penelitian adalah ilmu yang membahas metode ilmiah dalam mencari,
mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan. Oleh karena itu, metodologi
penelitian sangat penting untuk memudahkan proses penelitian2, maka dalam penelitian ini,
penulis menggunakan beberapa metode yang dapat digunakan untuk mencapai sasaran yang
akan dituju, sehingga penelitian ini bisa benar-benar representatif dan obyektif. Karya ilmiah
pada umumnya merupakan hasil penyelidikan secara ilmiah yang bertujuan untuk
menemukan, menggambarkan dan menyajikan kebenaran .Penelitian terhadap sejarah juga
merupakan upaya merekonstruksi peristiwa masa lalu agar menjadi cerita yang nyata dan
bukan fiktif belaka. 3
Langkah pertama dalam penelitian sejarah ialah mencari sumber sumber yang
diperlukan untuk merekonstruksi peristiwa sejarah atau heuristik. Sumber yang ditemukan
harus sesuai dengan sejarah yang akan ditulis.pencarian sumber penulis terpusat pada tema
makam islam di Troloyo. Pada proses ini penulis mencari sumber pada internet sebagai
sumber awal, melakukan wawancara langsung dengan orang-orangb terkait yang terdapat di
Trowulan, dan buku berisi sumber sumber yang diperlukan, tesis dan skripsi terdahulu.
Dalam proses pengumpulan sumber ini saya mencari lewat internet sebagai
pengumpulan awal, karena bagaimanapun merekonstruksi sejarah tidak akan bisa dilakukan
tanpa adanya sumber awal yang dapat digunakan sebagai panduan. Kemudian kami
memperkuat dengan mencari literatur-literatur yang menyinggung makam islam Troloyo
seperti buku, skripsi, berita dan yang lainnya serta mencari informasi melalui wawancara.
Langkah selanjutnya ialah kritik, dalam langkah ini penulis mulai mengkritisi sumber
sumber yang telah di dapat pada tahap heuristik, atau bisa disebut dengan tahap verifikasi.
Verifikasi itu ada dua macam : autentisitas dan kredibilitas. Autentisitas ialah menguji
keaslian sumber yang ada atau kritik eksteren. Pada tahap ini penulis mengkritik apakah
sumber yang didapat sejaman dengan jaman yang akan dibahas penulis. Sedangkan
kredibilitas ialah menguji kebiasan sumber atau kritik intern. Disini penulis mengkritik
apakah sumber bisa dipercaya atau tidak.
2
Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif(Yogyakarta: Rake Sarasin, 1996)
3
Maeryani, Metode Penelitian Kebudayaan(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2005)
Langkah selanjutnya ialah interpretasi. Dalam tahap ini setelah mendapatkan data dari
kritik, penulis memulai langkah intepretasi atau penafsiran sumber tersebut sesuai pada sudut
pandangan penulis. Dan tahap terakhir adalah historiografi, atau penulisan hasil intrepretasi.
BAB II
PEMBAHASAN
Raden Patah mendapat dukungan dari para ulama besar yang disebabkan beberapa
alasan. pertama, Raden Patah sendiri sudah memeluk agama Islam sejak di Palembang,
kedua,menjadikan Demak bernapaskan Islam, yang diharapkan akan memudahkan
jalannya Syi’ar agama Islam di bumi Jawadwipa, yang mayoritas beragama hindu budha.
Ketiga, Raden Patah dan para ulama mendapat kemudahan dari Prabu Brawijaya V
4
Hammas, Selayang Pandang Makam Troloyo
5
Adrisijanti, Majapahit Batas Kota dan Jejak Kejayaan di Luar Kota
dalam mengembangkan agama Islam, sehingga tidak ada yang berani melawan Raden
Patah.6
Hal-hal ini menunjukkan bahwa dalam abad ke-14 itu Islam di Majapahit bukan
lagi sesuatu yang baru saja masuk, melainkan sesuatu yang sudah biasa. Mungkin sebagai
agama, Islam masih sendiri, tetapi sebagai unsur kebudayaan telah diterima oleh
masyarakat.
1. Perdagangan
Pada saat itu pedagang-pedagang muslim (Arab, Persia, india) turut serta ambil
bagian dalam perdagangan dengan pedagang-pedagang dari negeri-negeri bagian barat,
tenggara, dan timur benua asia. Penggunaan perdagangan sebagai saluran Islamisasi sangat
menguntungkan, karena bagi kaum muslim tidak ada pemisahan antara kegiatan berdagang
dan kewajiban menyampaikan ajaran Islam kepada pihak-pihak lain. Dan pola perdagangan
6
Yusuf, Mundzirin. Sejarah Peradaban Islam Di Indonesia. Yogyakarta: Pustaka, 2006.
7
Sjamsudduha, Jaringan Masuknya Islam Di Nusantara (Surabaya: Tim Peneliti dan Penyusun Buku Sejarah,
1998)
ketika Islam datang sangat menguntungkan, karena golongan raja dan bangsawan umumnya
turut serta dalam kegiatan perdagangan, bahkan mereka menjadi pemilik kapal dan saham.
Menurut berita asing dari Ma huan, yaitu orang tionghoa Islam yang datang ke
Majapahit dalam tahun 1413 Masehi, dengan jelas menyatakan, bahwa penduduk kota
Majapahit terdiri atas tiga golongan:
1. Orang- orang Islam yang datang dari barat, Arab, Persia, India (Gujarat), dan orang-
orang dari Samudra Pasai.
2. Orang-orang Tionghoa yang kebanyakan beragama Islam.
3. Selebihnya adalah penduduk asli yang beragama siwabudha, dan menyembah
berhala.8
Dari ketiga golongan yang disebutkan oleh Ma huan diatas, maka pada abad ke 14
seorang pedagang dari Persia yang bernama Syeikh Sayyid Jumadil Kubro melakukan
kegiatan dakwah, dakwah beliau banyak dilakukan di lingkungan kerajaan, karena barang-
barang dagangan beliau lebih banyak diminati dan dibutuhkan oleh keluarga kerajaan atau
kaum bangsawan, yakni berupa emas, intan, jamrud dan lain sebagainya. Termasuk ketika
beliau di datang di pulau jawa beliau memilih sasaran kegiatan dakwah di lingkungan
kerajaan Majapahit yang dipandangnya sebagai kerajaan hindu terbesar di jawa, bahkan
terbesar di Nusantara. Dalam perjalanan dakwah dan dagannya, Syeik Sayyid 9
8
Soekmono, Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia
9
Wahab, Syeikh Jumadil Kubro Punjer Walisongo
10
Wahab, Syeikh Jumadil Kubro Punjer Walisongo
2. Perkawinan
3. Pendidikan
4. Kesenian
Proses islamisasi di Majapahit juga melalui pendekatan budaya setempat, yang salah
satunya adalah wayang. Maka dalam hal ini wayang di pergunakan sebagai media
menyebarkan dan menanamkan ajaran-ajaran Islam di nusantara. Agar dapat memahami lebih
dalam tentang wayang yang akhirnya dijadikan sarana menarik minat masyarakat Majapahit,
disebabkan karena pertunjukan wayang di dalamnya terkandung tentang bentuk hubungan,
tujuan, ruang lingkup, serta nilai-nilai luhur yang terkandung di dalam ceritanya, selain itu
wayang sering di sebut sebagai puncak seni tradisional klasik jawa.
Dalam hal ini beberapa nama-nama wayang yang dipergunakan sebagai sarana
dakwah (Islamisasi jawa), khusunya masyarakat Majapahit yang beragama Hindu12:
a. Prabanca menjadi anoman, yang berasal dari kata bahasa arab Annu’mina, yang
artinya orang yang beriman. Hanuman di gambarkan kera yang berbulu putih,
mengandung filsafat bahwa ukuran manusia di hadapan Alloh SWT adalah tidak
11
Yatim, Sejarah Peradaban Islam
12
Musyrifah Sunanto, Sejarah Peradaban Islam Indonesia (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012
memandang status atau fisik seseorang, akan tetapi kesucian iman dan taqwanya.
Dalam pewayangan hanuman mempunyai tugas membrantas angkara murka.
b. Yudhistira menjadi kunta dewa, berasal dari kata Kunta Da’wah (dalam bahasa arab),
yang artinya suka mengajak kebaikan. Kunta Dewa adalah raja Amarta yang
mempunyai jimat kalmia sada (dua kalimat syahadat), oleh sebab itu dalam
pewayangannya lemah lembut dalam bertutur.112
c. Werkudara menjadi Bharata Sena yang berasal dari kata Barokatun Sunnah, yang
artinya untuk mendapatkan berkah dan ridho dari Alloh SWT, dan jadilah orang yang
ahli sunnah waljama’ah. Karena keteguhan imannya, jika werkudara mempunyai
kehendak yang dianggap benar dan bermanfaat, maka tak seorang pun yang bisa
menghentikannya.
d. Trenggana menjadi harjuna, dari bahasa arab yang berasal dari kata Harju Jannah,
yang artinya jalan menuju surga. Harjna adalah penengah pandawa yang perilakunya
suka member pertolongan pada sesama, dan tidak memandang derajat yang di
tolongnya.
e. Pinten dan Tangsen, adalah saudara kembar pandawa. Yang kemudian berubah
menjadi nakula dan sahadewa, yang berasal dari kata Nakkul dan Sahadatein
(Syahadat), yang artinya mengucap syahadat. Maksudnya adalah, untuk masuk agama
Islam maka diwajibkan untuk mengucap kalimat syahadat.
f. Ismaya menjadi semar, yang berasal dari bahasa arab Al-sammiru, artinya
mempunyai ilmu (pengalaman yang tinggi), semar adalah ponmokawan dari satria
yang berbudi luhur, juga setia dan menjadi pengayom keluarga pandawa.
g. Petruk dari kata Fatrukh, yang artinya terbuka. Dengan maksud, bahwa segala
sesuatu harus ada sifat keterbukaan
Dalam Makam Islam Troloyo terdapat beberapa makam atau petilasan yang terdapat
dalam satu areal. Diantaranya, pada halaman depan terdapat Petilasan WaliSanga, Kubur
Telu, Kubur Panjang, sedangkan pada halaman Belakang Kubur Pangung serta kubur pitu.
a) Kubur Tunggal.
Kubur Tunggal ini berada Dalam satu cungkup tersendiri, dibuat dari kayu tanpa
hiasan. Didalamnya terdapat sebuah makam, maka disebut kubur tunggal yaitu makam Syekh
Jumadil Kubro13, jirat pada makam ini berbentuk persegi panjang tanpa hiasan dan diperbarui
dengan keramik sehingga terlihat baru. Nisan kepala bagian dalam terdapat inskripsi arab
tertulis sebagai berikut :
قال هللا سبحانه وتعالى ك ّل نفس ذاءقة الموت ك ّل من عليها فان ك ّل شيء هلك اال وجهه كل شيء سيموت هو حي
ال يموت
Terjemah :
b) . Kubur Telu
Kubur Telu berada pada belakang makam dari Kubur Tunggal atau Syekh Jumadil
Kubro. Posisi demikian dapat dimengerti sebab ketiga orang yang dimakamkan tersebut
adalah murid – murid dari Syekh Jumadil Kubro, mereka adalah :
Makam ini berbentuk persegi panjang tanpa hiasan, pada nisan kepala bagian luar
tidak di dapati hiasan, sedangkan nisan kepala bagian dalam terdapat tulisan pahatan
huruf arab yaitu :
هلل قال هللا سبحانه وتعالى سبحانه من تعزز بالقدرة والبقاء وقهر العبادي بالموت والفناء ال اله اال هللا الملك
الحق المبين ربنا وربّ ابائنا االولين ال اله اال هللا خالق الخالئق اجمعيناربنا ورب اوجد كل نفس ذائقه الموت
Terjemah :
Demi Allah, Allah SWT berfirman maha suci dialah yang menjadikan kemulyaan
dengan kekuataan dan ketetapanya. Dan menundukan ibadah dengan kematian dan
kefanaan, tiada tuhan selain Allah yang memiliki kebenaraan yang nyata dialah tuhan
kami dan tuhan para bapak kami yang awal, tiada tuhan selain Allah yang menguasai
kebenaran mutlak, dialah tuhan kami dan tuhan para bapak kami yang awal. Tiada tuhan
selain Allah sang pencipta dari segala seluruh ciptaan. Dialah tuhan kami dan tuhan para
13
Agus sunyoto, “ Sarasehan Nasional Sehari Mengkaji dan Merfleksikan Dakwah Syekh Jumadl kubro
bapak kami yang awal yang maha hidup, yang maha lurus, yang maha kekal yang
menjadikan setiap jiwa mempunyai daya rasa kematian.
Makam ini sama dengan sebelumnya yakni berbentuk persegi panjang yang
diperbarui dengan kramik. pada nisan kepala bagian dalam terdapat pahatan berbahasa arab
yaitu :
Terjemah:
Pada makam ini sama bentuknya dengan sebelumnya yakni persegi panjang dengan
tambahan bangunan baru. . pada nisan kepala bagian dalam terdapat pahatan berbahasa arab
yaitu :
قال هللا سبحانه و تعالى كل من عليها فان ويبقى وجه ربك ذو الجالل واالكرام
Terjemah :
Allah SWT berfirman “Semua yang ada di bumi akan binasa, tetapi wajah tuhanmu
yang memiliki kebesaraan dan kemuliaan akan tetap kekal”
c) . K ubur Panjang
Dalam kenyataanya kuburan ini terlalu panjang untuk ukuran seorang manusia dan
memang bukan jasad yang dikuburkan disitu, melainkan senjata, sebagai tanda telah
terjadinya peristiwa perang tanding antara dua panglima, yaitu sunan Mudung seorang utusan
wali Sunan Kalijogo untuk memata-matai Majapahit, dengan mengenakan baju “ Ontoksumo
” ( Baju Anti Senjata Tajam ) Pinjaman Sunan Kalijaga, sunan mudung bertarung dengan
adik raden patah yakni raden Husein.
Makam ini berbentuk sangat panjang, Nisan kepala terdapat tulisan pahatan berbentuk
huruf arab, yakni :
قال هللا سبحانه وتعالى كل نفس ذائقه الموت كل من عليها فان وجه ربك ذو الجالل واالكرام
Terjemah:
“Firman Allah yang maha terpuji lagi maha mulia tiap-tiap manusia pasti mengalami
kematian semua yang ada dibumi itu akan binasa dan akan tetap kekal dzat yang mempunyai
kebesaraan dan kemulyaan.”
d) .Kubur Panggung
Pada makam ini terdapat dua makam, keduanya berada pada sebuah bangunan
permanen yang cukup tinggi, Kedua makam itu adalah:
Makam ini berbentuk persegi panjang tanpa ada hiasan pada nisannya, sedangkan
bagian nisan kaki terdapat inskripsi angka tahun 1203 saka (1281 M).
Makam ini berbentuk persegi panjang tanpa hiasan, Nisan kepala bagian dalam dan
luar tidak di dapati hiasan ( polos ). dan nisan bagian luar tidak didapati hiasan. Menurut juru
kunci makam bahwa mkam ini adalah petilasan saja.
e) Kubur Pitu
Makam ini dinamakan kubur pitu karena jumlah makam yang ada didalam sebanyak
tujuh makam, ketujuh makam tersebut terbagi dalam dua deret: lima makam bagian utara,
sedangkan dua makam ada dibagian selatannya, menurut beberapa sumber makam-makam
tersebut adalah ajudan dari Kencono Wungu. Makam yang ada pada kubur pitu adalah :
Makam ini berbentuk persegi panjang tanpa hiasan dengan batubata merah yang
mengelilnginya, pada nisan bagian kepala luar terdapat pahatan berbahasa arab,yaitu :
Terjemah:
Sedangkan Nisan kepala bagian dalam terdapat pahatan sinar matahari dan di
bawahnya terdapat pahatan angka tahun saka (1397 saka = 1475 M).
Terjemah:
Dan pada nisan kaki bagian dalam terdapat pahatan angka tahun (1349 saka=1427 M).
3. Gajah Pramodo
Makam ini berbentuk persegi panjang tanpa hiasan dengan dikelilingi batubata merah
yang mengelilinginya, pada bagian luar nisan kepala pahatan huruf arab
Terjemah:
Dan nisan kepala bagian dalam terdapat pahatan semacam bunga teratai, sedangkan di
bawah pahatan motif surya terdapat pahatan angka tahun jawa. ( 1399 saka = 1477 M).
4. Naya genggong.
Makam ini berbentuk persegi panjang tanpa hiasan dengan di kelilingi batubata merah
Nisan, kepala bagian luar terdapat pahatan huruf arab
Terjemah:
Sedangkan pada nisan kaki bagian dalam dan luar tidak di dapati hiasan apapun.
5. Sabda Palon
Makam ini berbentuk persegi panjang tanpa hiasan dengan batubata merah yang
mengelilinginya, Nisan kepala bagian dalam luar tidak terdapati hiasan apapun, Dan pada
nisan kaki bagian dalam dan luar tidak tertulis apapun.
6. Emban Kinasih
Makam ini berbentuk persegi panjang tanpa hiasan dengan dikelilingi batubata merah
Nisan kepala bagian luar dan dalam tidak terdapati hiasan apapun karena memang nisan
tersebut patah kalau di lihat dari nisan yang ada sekarang ada motif yang masih ada pada
nisan tersebut semacam hiasan bunga pada pojok timur nisan patah tersebut.
7. Pulo Putro
Makam ini berbentuk persegi panjang tanpa hiasan dengan batubata merah yang
mengelilnginya, nisan kepala bagian dalam tidak di dapati hiasan, sedangkan nisan kepala
bagian luar terdapat hiasan berupa pahatan Sinar matahari atau motif surya, adapun nisan
kaki bagian dalam dan luar tidak didapati hiasan apapun.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada masa kerajaan Majapahit masih Berjaya, sudah terdapat pejabat, ataupun kerabat
kerajaan yang menganut Islam, dengan bukti di temukannya berpuluh-puluh nisan di makam
Troloyo. Dengan ditemukannya nisan-nisan di Troloyo, maka dapat dikatakan, bahwa Islam
sudah diajarkan kepada masyarakat Majapahit, setidak-tidaknya sudah ada dan berkembang
di sekitar pusat pemerintahanMajapahit ataupun di pusat Majapahit sendiri. Islam di
Majapahit juga diajarkan dan berkembang dengan cara damai.
DAFTAR PUSTAKA
Ilhami. Mengintip Surya Majapahit Di Makam Troloyo. Mojokerto: Dian Press, 2005.
Wahab, Wahib, Syeikh Jumadil Kubro Punjer Walisongo. Mojokerto: Pemerintah Kabupaten
Mojokerto, 2008.