Anda di halaman 1dari 13

Makalah Sejarah Politik

Guna memenuhi Tugas Teori dan Metodelogi Sejarah

Dosen Pengampu Wahyu Setaningsih S.Pd., M. A.,

Disusun oleh

Suci Rohma Ayu Sholihah

(53010170027)

JURUSAN SEJARAH PERADABAN ISLAM

FAKULTAS USHULUDIN ADAB DAN HUMANIORA

IAIN SALATIGA

TAHUN 2020
BAB I

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Sejarah politik adalah analisis peristiwa-peristiwa politik, narasi (oral


history) (Pui, dkk., 2000), ide, gerakan dan para pemimpin yang
biasanya disusun berdasarkan negara bangsa dan walaupun berbeda
dengan ilmu bidang sejarah . Akan tetapi, tetap berhubungan antara
lain dengan bidang sejarah lain seperti sejarah sosial, sejarah ekonomi,
dan sejarah militer.

Secara umum, sejarah politik berfokus pada peristiwa-peristiwa


yang berkaitan dengan negara-negara dan proses politik formal.
Menurut Hegel (dalam Tosh, 1991: 74), Sejarah Politik "adalah gagasan
tentang negara dengan kekuatan moral dan spiritual di luar
kepentingan materi pelajaran: itu diikuti bahwa negara merupakan
agen utama dalam perubahan sejarah". Ini salah satu perbedaan
dengan, sejarah sosial, yang berfokus pada tindakan dan gaya hidup
orang biasa, atau manusia dalam sejarah yang merupakan karya
sejarah dari sudut pandang orang biasa. Pada makalah ini saya akan
berupaya menjelaskan sejarah politik dalam bersumbangsih dalam
penulisan sejarah.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas makalah ini akan membahas


mengenai:

1. Apa yamg dimaksud sejarah politik?


2. Bagaimana pendekatan ilmu sejarah lain guna merkontruksi
Sejarah Politik?
3. Bagaimana ilmu bantu lain dapat turut berperan dalam
sejarah politik ?

C. Tujuan dan Manfaat

Adapun tujuan dan manfaat dari penelitian ini:


1. Mengetahui maksud dari sejarah politik .
2. Mengetahui guna ilmu lain dalam pendekatan merekonstruksi
penulisan sejarah.
3. Mengetahui guna ilmu bantu lain dalam penulisan sejarah
politik.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Politik

Sejarah politik adalah analisis peristiwa-peristiwa politik, narasi (oral


history) (Pui, dkk., 2000), ide, gerakan dan para pemimpin yang
biasanya disusun berdasarkan negara bangsa dan walaupun berbeda
dengan ilmu bidang sejarah . Akan tetapi, tetap berhubungan antara
lain dengan bidang sejarah lain seperti sejarah sosial, sejarah ekonomi,
dan sejarah militer.

Secara umum, sejarah politik berfokus pada peristiwaperistiwa yang


berkaitan dengan negara-negara dan proses politik formal. Menurut
Hegel (dalam Tosh, 1991: 74), Sejarah Politik "adalah gagasan tentang
negara dengan kekuatan moral dan spiritual di luar kepentingan materi
pelajaran: itu diikuti bahwa negara merupakan agen utama dalam
perubahan sejarah". Ini salah satu perbedaan dengan, misalnya,
sejarah sosial, yang berfokus terutama pada tindakan dan gaya hidup
orang biasa, atau manusia dalam sejarah yang merupakan karya
sejarah dari sudut pandang orang biasa.

Politik adalah proses pembentukan dan pembagian kekuasaan


dalam masyarakat yang antara lain berwujud proses pembuatan
keputusan, khususnya dalam negara. Pengertian ini merupakan upaya
penggabungan antara berbagai definisi yang berbeda mengenai
hakikat politik yang dikenal dalam ilmu politik. Secara etimologi kata
“politik” masih berhubungan dengan polisi, kebijakan. Kata “politis”
berarti hal-hal yang berhubungan dengan politik. Kata “politisi” berarti
orang-orang yang menekuni hal politik. Politik adalah seni dan ilmu
untuk meraih kekuasaan secara konstitusional maupun
nonkonstitusional.

Di samping itu politik juga dapat ditilik dari sudut pandang


berbeda, yaitu antara lain: politik adalah usaha yang ditempuh warga
negara untuk mewujudkan kebaikan bersama (teori klasik Aristoteles)
politik adalah hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan
pemerintahan dan negara politik merupakan kegiatan yang diarahkan
untuk mendapatkan dan mempertahankan kekuasaan di masyarakat
politik adalah segala sesuatu tentang proses perumusan dan
pelaksanaan kebijakan publik.

Perilaku politik atau (Inggris:Politic Behaviour)adalah perilaku


yang dilakukan oleh insan/individu atau kelompok guna memenuhi hak
dan kewajibannya sebagai insan politik.Seorang individu/kelompok
diwajibkan oleh negara untuk melakukan hak dan kewajibannya guna
melakukan perilaku politik adapun yang dimaksud dengan perilaku
politik contohnya adalah: Melakukan pemilihan untuk memilih wakil
rakyat / pemimpin Mengikuti dan berhak menjadi insan politik yang
mengikuti suatu partai politik atau parpol , mengikuti ormas atau
organisasi masyarakat atau LSM (lembaga swadaya masyarakat), Ikut
serta dalam pesta politik, Ikut mengkritik atau menurunkan para
pelaku politik yang berotoritas, Berhak untuk menjadi pimpinan politik,
Berkewajiban untuk melakukan hak dan kewajibannya sebagai insan
politik guna melakukan perilaku politik yang telah disusun secara baik
oleh undang-undang dasar dan perundangan hukum yang berlaku
Dalam perspektif sistem, sistem politik adalah subsistem dari sistem
sosial.

B. Pendekatan dalam Sejarah Politik

Penulisan Sejarah Politik menggunakan berbagai pendekatan atau


dalam ilmu sejarah disebut multidisipliner dan interdisipliner. Adapun
pendekatan yang digunakan dalam rekontruksi sejarah politik adalah :

1. Sejarah Intelektual

Sejarah intelektual diasumsikan dengan adanya Zeitgeist


atau jiwa zaman dan pandangan sejarah idealistis yan
berpendapat bahwa pikiran-pikiran mempengaruhi prilaku.
sejarah intelektual ini akhirnya berkembang menjadi sejarah
mentalitas yaitu sejarah intelektual dari masa yang
anonym.jadi sejarah Intelektual membicarakan tentang
pikiran individual, maka sejaarah mentalitas membicarakan
pemikiran kolektif
Adapun tulisan sejarah mengenai sejarah intelektual
misalnya yang dilakukan Herbert Feith dan Laance Castle
(eds.) menuliskan buku ang berjudul Pemikiran Politik
Indonesia, 1945-1965 (Jakarta: LP3ES, 1998)yang berisi
berbagai macam ideology politik yang berkembang tahun
1945-1965. Muhammad Kamal Hasan yang mneuliskan
Moderinisasi Indonesia: Respon Cendekiawan Muslim
(Jakarta: Lingkaran Studi Indonesia, 1987).

Sejarah mentalitas juga berkembang dan banyak


dituliskan oleh para sejarawan. Misalnya, Literature and
History: Soewarsih’s Buiten het Gareel, a piece of I’History
Mentalite dalam Simposium Internasional Ilmu-Ilmu
Humaniora III (Yogyakarta: Fakutlas Sastra UGM, 1996)
halaman 293-301 yang di tuliskan oleh Sarton Kartodirjo
yang berisikan kesadaran kelompok kecil guru-guru dalam
pergerakan nasional.

2. Sejarah Konstisusioanal

Konstitusi merupakan suatu hal yang sangat pentning


dalam kehidupan bernegara, dimana filsafat hidup negara,
pemikiran waktu membangun bangsa dan struktur
pemerintahan yang dibangun. Dalam konstitusi ini juga
mmeiliki kepentingan-kepentingan kelompok dalam
membangun bangsa ini. Tulisan sejarah mengunakan
pendekatan konstitusional ini pembicaraan tentang Tap MPR,
Undnag-undang, Keputusan Presiden, Peraruran pemerintah,
AD/ART Partai-partai, dokumen-dokumen manifest
kebudayaan dan lainnya.

Adapun contoh dari tulisan konstitusional misalnya buku


karya Herbert Deith, The Decline of Constitutional
Democrracy in Indonesia (Ithaca: Cornell University Press,
1962). Buku karya H. Endang Saifudin Anshari, Piaga Jakarta
22 Juni 1945 dan Sejarah Konsensus Nasional antara
Nasionalis Islami dan Nasionalis ”Sekular” tentang dasar
Negara Republik Indonesia, 1945-1959 (Bandung: Pustaka-
Perpustakaan Salman ITB, 1981).

3. Sejarah Institusioanl

Dalam sistem politik mempunyai perangkat (Lembaga,


struktur, institusi), baik negara berupa cabinet, birokrasi,
parlemen, milliter dan non negara berupa organisasi
masyarakat, organisasi sosial politik, dan lainnya. Tulisan
mengenai sejarah institusional merupakan tulisan sejarah
kontenporer. Tulisan-tilisan yang dihasilkan biasanya berokus
pada politik, namun tulisan menegnai sejarah tetap tampak.

Adapun tulisan mengenai sejarah instutisional misalnya


yang bercorak partai-partai Islam karya Deliar Noer yang
menulis Pertai-pertai Islam di Pentas NAsioanl, 1945-
1965(Jakarta: Graviti Pers, 1987). Buku Islam dan Partai Politik
Indonesia pada Demikrasi Terpimpin (1959-1965) (Yogyakarta:
IAIN Sunan Klaijaga, 1988) karya Ahmad Syafi’i Ma’arif. Karya
Abdul Aziz Theba menuis Islam dan Negara dalam Politik Orde
Baru (Jakarta: Insani Press, 1996).

Tulisan yang bercorak Milliter dalam Politik, misalnya


karya Harold Crouch yang mneulis Milliter dalam Politik (Jakarta:
Sinar Harapan, 1986) Yahya Muhaimin menulis Perkembangan
Milliter dalam Politik Indonesia, 1945-1966) (Yogyakarta: Gajah
Mada University Press, 1982) dan lainnya.

4. Sejarah Behavioral

Istilah Behavioral belum baku, tidak dikenal dalam ilmu sejarah,


karena dalam sejarah menggunakan metodologi heuristik guna
mmebantu menemukan bahan kajian sendiri. Pelaku (behaviror)
negara dan partai-partai politik dalm sosialisasi gagasan
rekuitmen pemimpin/anggota dan pelaksanaan tindakan politik
termasuk dalam pelaku sejarah.

Adapun tulisan mengenai sejarah Behavioral misalnya yang


dituliskan Clifford Geertz, The Religion of Java (Glacoe: The Free
Press, 1960) sekalipun banak dikritik, tetapi telah membuka
wacana baru dalam kajian politik Indinesia dengan menjelasskan
bahwa politik diIndonesia berdasarkan nilai Budaya.

5. Sejarah Komperatif

Sejarah komperatif merupakan sejarah perbandingan


persprektif ilmu politik. Penulisan sejarah komperatif ini
relative menarik misalnya membandingan Golkar di Jawa dan
di Indonesia bagian Timur. Afiliansi perbandingan politik
antara beberapa faksi dari etnik mnoritas Tionghoa dan
lainnya.

Karya yang pernah menuliskan mengenai sejarah


komperatig misalnya kajian-kajian dari R. William Liddle
“Ethicity and Political Organization: Three East Sumatran
Case dalam Claire Holt (ed.) Culture and Politics in Indonesia
(Ithaca, N.Y,: Cornell University Press, 1972) dan Etnicity,
Party, and National Integration: An Indonesia Case Study
(New Haven: Yale University Press, 1970)

6. Sejarah Sosial

Sejarah Sosial ini menuliskan kehidupan kelomok yang


ada dalam struktur masyaarakat. Misalnya, ulama, santri,
borijuis, buruh, petani, mahasiswa, pemuda dan lainna. Dan
kelompok-kelompok yang mnegapresisasi politik dalam
kepentingannya.

Misalnya karya Heru Cahyono, Peranan Ulama dalam


Golkar, 1971-1980, dari Pemilu sampai Malari(Jakarta: Sinar
Harapan, 1992) buku ini tidak berpresktif sejarah namun
sosiologi dari Abdul Munir Mulkhan, Runtuhnya Mitos Politik
Santri (Yogyakarta:SIPRESS, 1992). Kajian karya Richard
Pobison, Indonesia: The Rise of Capital (North Sydney:
Allen&Unwin, Pte., Ltd., 1986). Buku yang membahas
munculnya negara milliter dalam bisnis dan naiknya
kongkomerat cina selama Orde Baru. Yang menelusuri
tentang hubungan negara dan pemilik modal sebelum tahun
1965 dan diakhiri dengan membeberkan munculnya kelas
kapitalis pada masa Orde Baru yang diterangkan dalam buku
ini “bureacucratic capitalism”.

7. Studi Kasus

Tulisan sejarah politik mengenai studi kasus berakar pada


tulisan-tulisan ilmu politik yang mennaggapi kemunculan
kajian-kajian partai politik, kebijakan dan lainnya. Biasnya
mengunakan sejarah lisan dalam rekontruksinya. Karena
awalnya ini merupakan kajian dari orang orang ilmu politik,
jadi kebanyakan sumber berasal dari skripsi-skripsi yang
pernah ditulisakn. Sehingga mmepermudah pencarian data
dan melalui pendekatan sejarah.

Tulisan yang pernah ditulis mengunakan pendekatan studi


kasus misalnya tlisan Kuntowijoyo, “Angkatan Oemat Islam:
Beberapa Catatan Mengenai Gerakan Islam Lokal, 1945-
1950” (Makalah Seminar Sejarah Nasional II, Yogyakarta, 26-
29 Agustus 1970. Yang diterbitkan kembali dalam Paradigma
Islam (Bandung: Mizan, 1991) halaman 103-122. Yeng
menuliskn tentang reaksi santri atas kekuasaan ulamat
terhadap kaum abagan, atau reaksi ulama atas priyayi pada
passca kemerdekaan di Kebumen, Jawa Tengah.

8. Biografis

Biografi tokoh dengan jelas merupakan biogrfi politik.


Karena tokoh-tokoh ini memberikan pengaruh yang besar
dalam berbagai kebijakan yang ada dalam konstitusi bangsa
ini. Namun selama ini penulisan sejarah biografi kebanyakan
tokoh-tokoh yang sangar berperan penting. Dan belum
banyak tulisan mengenai biografi tokoh-tokoh kontenporer.
Karya dari biografi misalnya Deliar Noer Mohammad Hatta:
Biografi Politik (Jakarta: LP3ES, 1990) .

C. Ilmu Bantu
Ilmu bantu dalam penulisan sejarah digunakan untuk mengetahui
teori-teori atau dasar dalam mengungkap persitiwa sejarah, dalam hal
ini ilmu bantu digunakan untuk memahami bagaimana kondisi yang
ada di masyarakat. Ilmu bantu ini berupa ilmu-ilmu sosial yang
mempelajari kehidupan dalam masyarakat, Yaitu :

1. Sosiologi

Dalam menulis sejarah politik akan melakukan pendekatan


dengan sejarah instatusional, sejarah behavioural dan sejarah
sosial yang memerlukan bantuan sosiologi dalam mengetahui
latar belakang masyarakat. Hal ini karena sosiologi menyediakan
berbagai masalah dan penguraian, misalnya tentang konflik,
peperangan, kepemimpinan, patriotisme dan lainnya.
Pendekatan sosiologi politik juga menjadi ketrampilan dasar
yang mampu memperluas cakupan pembahasan misalnya
dalam kajian karya Nico Schulte Nordholt, Ojo dumeh:
Kepemimpinan Lokal dalam Pembangunan Pedesaan (Jakatra:
Pustaka Sinar Harapan, 1990). Buku Karl D.Jakson, Kewibawaan
Tradisional Islam dan Pembrontakan: Kasus Darul Islam Jawa
Barat (Jakarta: Pustaka Grafiti Utama, 1990) yemng menekankan
soal komunikasi politik tidak mungkin ditulis tanpa pengetahuan
yang cukup tentang sosiologi.

2. Antropologi

Antropologi dalam membantu merekontruksi sejarah politik


didasarkan pada mengembalikan masalah-masalah sosial dan
nilai. Misalnya karya Iik Mansurnoor yang menuliskan Islam in an
Indonesian World: Ulama of Madua (Yogakarta: Gadjah Mada
Universit Press, 1990) dan Elly Touwen-Bouwsma, Staat, Islam
en Lokale Leiders in West Madura, Indonesie: Antrophologische
Studie (Kampen: Uitgeveij Mondiss, 1988)

3. Ekonomi

Ilmu ekonomi membantu penulisan dalam rekontruksi sejarah


politik, karena setiap kebijakan public atas pemerintahan
mampu mempengarui kegiatan eekonomi. Kegiatan ekonomi ini
tidak bisa dilepaskan dari kehidupan masyarakat dan bernegara.
Seseorang tidak perlu menjadi ahli dalam ekonomi dalam
menuliskan sejarah ekonomi, hal ini pernah dituliskan oleh G.R
Hawke, yang berjudul Economics for Historians (Cambridge:
Cambridge University Press, 1980).

4. Psikologi

Psikoogi merupakan kajian mengenai ilmu kejiwaan, dan


sanga berguna dalam proses rekontruksi Sejarah. Karena
Psikologi mampu menjadi alat yang mengukur mengenai
kejiwaan seseorang dengan memmerlukan bakal Ernografi
Psikologi sehingga mampu menjelaskan kejiwaan seseorang.
Misalnya dalam tulisan karya Anhar Gonggong, Abdul Qahhar
Mudzakkar: Pejuang sampai Pemberontak (Jakatra: PT Gramedia
Widiasarana, 1992. Kebudayaan dengan jiwa zaman juga
mampu memberikan corak dalam penulisan sejarah
mengunakan pendekatan Psikologi.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sejarah Politik "adalah gagasan tentang negara dengan


kekuatan moral dan spiritual di luar kepentingan materi pelajaran: itu
diikuti bahwa negara merupakan agen utama dalam perubahan
sejarah".

Pendekatan dalam ilmu politik yaitu Sejarah Intelektual, Sejarah


Konstitusional, Sejarah Institusional, Sejarah Behavioral, Sejarah
Kompratif, Sejarah Sosial, Studi Kasus.

Adapun ilmu bantu dalam penulisan sejarah politik yaitu: Ilmu


sosiologi guna memahami kondisi sosial yang ada dalam suatu
masyarakat. Ilmu antropologi, guna memahami nilai masyarakat. Ilmu
Ekonomi guna memahami reaksi dari kebijakan pemerintahan
terhadap masyarakat. Ilmu psikologi guna menerangkan keadaan jiwa
dalam tokoh-tokoh politik.
DAFTAR PUSTAKA

Kuntowijoyo, Metodologi Sejarah. (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2003)

Yulia Siska , Sejarah Politik (Pengantar Ringkas 1), (Bandar Lampung :


Wacana,2015)

Anda mungkin juga menyukai